Tanaman Bidara
a. Deskripsi Tanaman Bidara
Tanaman bidara adalah semak atau pohon berduri dengan tinggi
hingga 15 m, diameter batang 40 cm atau lebih. Kulit batang abu-abu gelap
atau hitam, pecahpecah tidak beraturan. Daun tunggal dan berselang-seling,
memiliki panjang 4-6 cm dan lebar 2,5-4,5 cm. Tangkai daun berbulu dan
pada pinggiran daun terdapat gigi yang sangat halus. Buah berbiji satu, bulat
sampai bulat telur, ukuran kirakira 6x4 cm, kulit buah halus atau kasar,
mengkilap, berwarna kekuningan sampai 7 kemerahan atau kehitaman, daging
buah putih, renyah, agak asam hingga manis (Goyal et al., 2012). tanaman
bidara tumbuh liar di seluruh Jawa dan Bali pada ketinggian di bawah 400
meter dari permukaan laut. Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan suhu
ekstrim dan tumbuh subur pada daerah dengan kondisi kering (Steenis dkk.,
2005;(Heyne, 1987).
b. Klasifikasi Tanaman Bidara
Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphus
Spesies : Ziziphus mauritiana Lam. (Backer and Brink, 1965)
c. Nama Daerah
Bidara yang memiliki nama latin Ziziphus mauritiana Lam.dikenal
dengan beberapa nama daerah yaitu Widara (Jawa, Sunda), Rangga (Bima),
Kalangga (Sumba) dan Bekul (Bali) (Heyne, 1987).
d. Kandungan
Tanaman Z. mauritiana mengandung berbagai senyawa seperti pektin
A, glikosida, alkaloid, asam triterpenoat dan lipid. Z. mauritiana mengandung
asam triterpenoat seperti asam kolubrinat, asam alpitolat, asam 3-O-cis-
pkumaroilapitolat,asam 3-O-trans-p-kumaroilapitolat, 3-O-cis-p-
kumaroilmaslinat, 3-O-trans-p-kumaroilmaslinat, asam oleanolat, asam
betulonat, asam oleanonat, asam zizyberenalat dan asam betulinat. Saponin
diisolasi dari biji Z. mauritiana termasuk jujubosida A, B, A1, B1, C dan
asetiljujubosida B. Protojujubosida A, B, B1 dan ziziphin terdapat dalam daun
Z. mauritiana. Perikarp dan biji Z. mauritiana mengandung fosfatidikolin,
fosfatidilgliserol dan asam lemak seperti asam linoleat, oleat dan stearat
(Goyal et al., 2012).
Senyawa utama yang terkandung dalam tanaman bidara adalah
flavoid, alkaloid, triterpenoid, saponin, lipid, dan protein. Daunnya juga
memiliki kandungan betulinik, asam seanoti, berbagai senyawa flavoid,
saponin, tanin, dan triterpenoid. Darri penelitian ini juga menguak bahwa
daun bidara memiliki aktivitas antioksidan paling baik dibandingkan dengan
ekstrak buah, dan bijinya.
Senyawa flavonoid memiliki aktivitas sebagai antikanker terhadap
berbagai sel kanker. Hal ini telah terbukti efektif terutama terhadap kanker
kolon. Kanker kolon adalah kanker usus besar yang memiliki keganasan pada
bagian kolon, rektum dan appendix (usus buntu). Kanker kolorektal
menempati urutan kejadian kanker ketiga diseluruh dunia, dengan lebih dari 1
juta angka kejadian kanker tiap tahunnya.
e. Kegunaan Tanaman Bidara
Tanaman bidara banyak memiliki kegunaan. Secara tradisional
tanaman ini digunakan sebagai tonik. Biji dari bidara dilaporkan memiliki
efek sedatif dan direkomendasikan sebagai obat tidur. Selain itu juga
digunakan untuk menghentikan mual, muntah dan untuk meredakan nyeri
dalam kehamilan dan untuk penyembuhan luka. Daun dari bidara digunakan
untuk a b 8 mengobati diare, penurun panas dan sebagai antiobesitas. Dalam
ayurveda, dekoksi dari akar bidara digunakan untuk mengobati demam, dan
serbuknya digunakan untuk mengobati luka dan tukak. Kulit batang
digunakan untuk pengobatan diare dan bisul. Buah bidara memiliki efek
laksatif ringan (Sharma and Gaur, 2013; Goyal et al., 2012).
d. Cara Penggunaan
- Mempercepat Penyembuhan Luka
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya yang pertama
adalah untuk mempercepat penyembuhan luka. Hal ini karena daun bidara
memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri sangat baik dalam membantu
mempercepat proses regenerasi kulit. Berbagai lukas seperti luka sayatan,
lecet hingga luka akibat goresan dapat disembuhkan dengan daun bidara
ini. Selain itu, kandungan senyawa glikosida dalam daun bidara juga bisa
menghilangkan bekas luka di kulit dan menyembuhkan luka bakar. Luka
di kulit seperti lecet, tersayat, atau akibat tergores. Manfaat daun bidara
dan cara menggunakannya ini cukup dengan meminum rebusan air daun
bidara. Selain itu kamu juga bisa mengambil bubuk ekstrak daun bidara,
kemudian campur sedikit air hingga menjadi pasta. Lalu balurkan pada
area yang terluka.
- Menyembuhkan Berbagai Masalah Pencernaan
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya yang tepat juga
baik untuk berbagai masalah pencernaan, terutama maag. Hal ini karena
daun biadara dapat meringankan dampak negatif dari asam lambung.
Selain itu, risiko gangguan pencernaan lainnya juga dapat diatasi oleh
daun bidara, karena mampu membantu mengeluarkan racun dalam
pencernaan. Serta mencegah terjadinya infeksi pada salurannya. Cara
menggunakan daun bidara untuk masalah pencernaan dapat dengan
meminum air rebusannya secara rutin atau dengan cara mengaplikasikan
daun bidara secara langsung pada bagian anus yang membengkak jika
kamu mengalami wasir..
- Mengatasi Sariawan
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya dengan tepat juga
dapat mengatasi sariawan dan beberapa masalah pada mulut lainnya.
Bahkan, daun bidara juga dapat menjaga bibirmu tetap terhindar dari
pecah-pecah. Hal ini berkaitan dengan kandungan antioksidan yang
terdapat di dalamnya. Antioksidan dalam daun bidara tersebut dapat
menghalau bakteri yang menetap di dalam mulut.
2. Tanaman Jarak Pagar
a. Deskripsi Tanaman Jarak Pagar
Perdu tinggi mencapai 1-7 m, memiliki cabang yang tidak beraturan.
Batang kayu silindris, jika dipotong akan mengeluarkan getah yang agak
likat, bening hampir tidak berwarna. Daun tunggal menyebar diseluruh
batang, permukaan atas dan bawah berwarna hijau, namun pada bagian
bawahnya sedikit lebih pucat, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang daun
utama. Bunga majemuk berbentuk malai, hijau kekuningan, berkelamin
tunggal dan berumah satu. Bunga betina 4-5 kali lebih banyak dari bunga
jantan. Bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian
berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya
mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4
mm. Benang sari mengumpul pada pangkal berwarna kuning. Tangkai putik
pendek, hijau, kepala putik melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya
mempunyai 5 mahkota keunguan. setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.
Buah kotak, bulat telur diameter 2-4 cm, Panjang buah 2 cm, ketebalan
sekitar 1 cm, hijau muda dan berubah menjadi abu-abu kecokelatan atau
kehitaman ketika masak. Buah terbagi menjadi 3 ruang, masing-masing ruang
berisi satu biji. Biji bulat lonjong, coke lat kehitaman, panjang 1,8-2,1 cm,
lebar 1,1 cm (Heyne, 1987).
b. Klasifikasi Tanaman Jarak Pagar
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Jatropha
Spesies: Jatropha curcas (Anonimus, 2012)
b. Nama Daerah
1. Nawaih nawas (Aceh)
3. Jirak (Minangkabau)
8. Lulu nau, Lulu ai fula, Paku kase, Paku luba, Paku lunat, Jarak pageh
(Nusatenggara)
12. Jarak kosta, Jarak wolanda, Beaw, Bintalo, Blau, Bindalo, Tondo
utomene (Sulawesi)
19. Muun mav, Ai huwa kamala, Ai kamala, Ai hua kamaalo, Jai hua
kamalo, Balacai, Kadoto (Maluku)
c. Kandungan
Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga
mengandung senyawa yang dapat dijadikan obat diantaranya senyawa
fenol, flavonoid, saponin, dan senyawa alkaloid (Ehsanet et al., 2011).
Sudibyo (1998) melaporkan bahwa daun jarak pagar mengandung
kaemfeserol, sitesterol, stimosterol, amirin, dan torakserol. Kandungan
senyawa kimia yang terkandung dalam jarak menurut (Zasa, 2012), yaitu:
Biji mengandung zat kimia minyak jarak (oleum ricini/kastrolo) yang
mengandung berbagai macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat,
asam oleat, dan asam linileat. Selain itu juga mengandung alkaloida risinin
dan beberapa macam enzim diantaranya enzim lipase dan β- glukosa yang
memiliki aktifitas antifungi, toksalbumin, dan curcin yang memiliki
aktivitas sebagai antifungi dan juga bermanfaat sebagai anti kanker.
Ampas dari bijinya juga diperas, minyaknya mengandung nitrogen, fosfat,
dan kalsium. Minyak jarak dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
biodiesel (Ditjenbun, 2007). Daun mengandung saponin, senyawa
flavonoida antara lain kaempferol, nikotoflorin, kuersitin, astragalin,
risinin, dan vitamin C (Sudibyo, 1998).Akar mengandung meta trans – 2
dekana – 4, 6, 8 – trinoat dan 1 – tridekana 3, 5, 7, 9, 11 – pentin – beta –
sitosterol.Ekstrak kulit batang jarak juga banyak kandungannya,
diantaranya saponin, steroid, tannin, glikosida, alkaloida, dan flavonoid.
Getahnya mengandung tannin, saponin, dan flavonoid.
d. Manfaat
Jarak pagar (J. curcas L.) bermanfaat untuk mencegah dan
mengobati beberapa penyakit secara tradisional. Bagian-bagian yang
digunakan yaitu daun, buah, biji, dan getah. Jenis penyakit yang dapat
disembuhkan diantaranya adalah keputihan pada bayi, radang telinga, sakit
gigi, sariawan, perut kembung-masuk angin, sembelit, jamur, gatalgatal,
bengkak, luka, pendarahan, reumatik, batuk, dan sebagai peluruh dahak.
Tanaman jarak mengandung senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan
senyawa alkaloid. Manfaat lain jarak pagar salah satunya dapat digunakan
untuk bahan baku kosmetik. Biji jarak pagar mengandung minyak sebagai
bahan pembuat biodesel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum
(Sarimole, 2014)
e. Cara Penggunaan
- Dijadikan tapal
Gunakan daun jarak segar kemudian ditumbuk dengan
menambahkan sedikit air hangat, kemudian dijadikan tapal. Tapal ini bisa
dioleskan di dahi (untuk meredakan sakit kepala), di payudara
(merangsang produksi ASI), di perut (melancarkan buang air besar), dan
pada bisul (agar cepat kempis).Anda juga bisa mendapatkan manfaat daun
jarak dengan mencampurkannya bersama minyak esensial, kemudian
mengoleskannya di bagian perut. Pada anak, cara ini ampuh untuk
meredakan perut kembung.Manfaat daun jarak juga dapat dijadikan tapal
dengan cara menghangatkannya bersama susu terlebih dahulu . Oleskan di
bagian kulit yang mengalami luka untuk mempercepat penyembuhannya.
- Direbus
Daun jarak juga bisa direbus, kemudian diminum airnya. Cara
mengolah daun jarak yang satu ini dipercaya dapat melancarkan ASI,
menstruasi, meredakan panas, mencegah kerusakan hati, hingga
menyembuhkan sakit perut.
- Dibuat jus
Manfaat daun jarak juga bisa Anda rasakan dengan membuatnya
menjadi jus untuk diminum. Jus daun jarak ini dipercaya dapat
menawarkan racun yang disebabkan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang, atau menurunkan kadar bilirubin pada orang dewasa yang
menderita jaundice (sakit kuning).
3. Tanaman Sukun
a. Deskripsi Tanaman Sukun
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus communis (Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R,
1991)
c. Nama Daerah
1. Suune (Ambon)
6. Hatopul (Batak)
d. Kandungan
Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat,
kalium, thiamin, natrium, kalsium, dan besi (Mustafa, A.M.,1998). Pada kulit
kayunya ditemukan senyawa turunan flavanoid yang terprenilasi, yaitu
artonol B dan sikloartobilosanton. Kedua senyawa terebut telah diisolasi dan
diuji bioaktivitas antimitotiknya pada cdc2 kinase dan cdc25
kinase (Makmur, L., et al., 1999). Kayu yang dihasilkan dari tanaman sukun
bersih dan berwarna kuning, baik untuk digergaji menjadi papan kotak, dapat
digunakan sebagai bahan bangunan meskipun tidak begitu baik. Kulit
kayunya digunakan sebagai salah satu bagian minuman di Ambon kepada
wanita setelah melahirkan (Heyne K, 1987). Flavanoid adalah senyawa
polifenol yang secara umum mempunyai struktur phenylbenzopyrone (C6-
C3-C6). Flavanoid dan derivatnya terbukti memiliki aktivitas biologi yang
cukup tinggi sebagai cancer prevention. Berbagai data dari studi
laboratorium, investigasi epidemiologi, dan uji klinik pada manusia telah
menunjukkan bahwa Flavanoid memberikan efek signifikan sebagai cancer
chemoprevention dan pada chemotheraphy (Ren, W., et al., 2003)
e. Cara Penggunaan
Pengolahan daun sukun sendiri juga sangat mudah. Caranya adalah
sebagai berikut:
1. Siapkan beberapa lembar daun sukun yang sudah tua dan masih bagus.
Lalu bersihkan dengan air dan keringkan.
2. Setelah itu, rebus daun sukun dalam 5 gelas air putih. Masak sampai tersisa
setengahnya.
3. Angkat dan tuangkan dalam gelas dan diamkan hingga teh hangat. Kamu
juga bisa mengkonsumsi teh daun sukun saat benar-benar dingin.
4. Seledri
a. Deskripsi Tanaman Seledri
Herba seledri adalah herba Apium graveolens Linn. dari suku Apiaceae.
Daun seledri berupa daun tipis, rapuh, bentuk belah ketupat miring, panjang 2-
8 cm, lebar 2-5 cm, pangkal dan ujung anak daun runcing, panjang tangkai
anak daun 1-3 cm. Herba seledri berwarna hijau tua dengan bau dan rasa yang
khas. Tanaman seledri dapat hidup di dataran tinggi maupun rendah. Untuk
dapat memperoleh kualitas tanaman yang baik, seledri membutuhkan suhu
tumbuh berkisar antara 15-24°C. Berdasarkan sentra penanaman seledri di
berbagai wilayah di Indonesia, tanaman ini dapat dikembangkan di daerah
dengan ketinggian tempat 1.000 – 1.200 mdpl.
b. Klasifikasi Tanaman
Seledri
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Magnolisia
Sub-kelas : Rosidace
Ordo : Apiacedes
Keluarga : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens
Nama Binomial : Apium graveolens Linn
c. Kandungan kimia
Kandungan zat aktif dari herba seledri yaitu flavo-glukosida (apiin dan
apigenin), malt, zat pahit, vitamin, kolin, dan lipase. Senyawa fenol yang ada
dalam seledri terdiri dari flavonoid apiin, apigenin, dan isokuersitrin Senyawa
lain yakni tannin, selerin, bergapten, apiumosida, apiumetin, apigravrin,
ostenol, isopimpinellin, isoimperatorin, selereosida, dan 8- hidroksi
metoksipsoralen. Minyak atsiri terdiri dari limonen (60%), beta-selinen (10–
15%), phthalida, apiol, sesquiterpen alkohol (1-3%) seperti eusdemol, butil
ftalida dan sedanelida.
d. Manfaat
Herba seledri merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki
khasiat yang penting bagi manusia. Herba seledri secara turun-temurun telah
digunakan sebagai obat tradisional untuk memperlancar pencernaan,
penyembuhan demam, flu, penambah nafsu makan, dan penurun tekanan darah
tinggi . Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan senyawa kimia
dalam herba seledri memiliki aktivitas sebagai antimikroba , antihipertensi,
antioksidan, antiketombe, antidepresan, dan anti-inflamasi.
e. Cara Pengolahannya
Cuci bersih lalu potong kecil-kecil dan masukkan kedalam panci untuk
di rebus Tuangkan air kurang lebih 1 liter, masak dan didihkan selama 10
menit. Setelah dingin saring dan tuang ke dalam botol, kemudian simpan di
dalam kulkas hinga dingin. Minum satu gelas dalam setiap harinya.
5. Kaca Piring
a. Deskripsi Tumbuhan Kaca Piring
Secara morfologi, Tanaman kacapiring termasuk ke dalam perdu tegak
yang tingginya sekitar 1-2 meter. Ia mempunyai batang bulat berkayu yang
bercabang banyak. Daunnya berwarna hijau tua, tebal, licin seperti kulit serta
permukaan atasnya mengkilap karena terdapat lapisan lilin di permukaannya.
Daun letaknya berhadapan (berkarang tiga), bagian tepinya rata, berbentuk
elips atau oval dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Ukuran daunnya
tidak begitu besar, panjangnya sekitar 4,5 – 13 cm dan lebar 2,5 cm. Tanaman
ini memiliki bunga tunggal yang bertangkai pendek serta beraroma harum.
Warna bunganya putih dan tumbuh dari ujung rantingnya. Setelah terjadi
penyerbukan, bunga akan berubah menjadi buah yang bentuknya bulat telur,
kulitnya tipis,mengandung pigmen berwarna kuning dan berbiji banyak. Buah
hanya bisa tumbuh ketika tanaman ini ditanam di daerah yang ketinggiannya
sekitar 900 – 1.300 meter di atas permukaan laut.
b. Klasifikasi ilmiah
Bentuk buah tanaman adas lonjong dengan biji yang kering dan
memiliki rusuk. Panjang biji adas sekitar 6 sampai 10 mm dan lebarnya 3
sampai 4. Ketika masih mentah biji adas berwarna hijau dan ketika sudah
matang atau tua biji adas akan berubah menjadi cokelat tua, namun warna biji
adas ini relatif tergantung asalnya dari mana. Ketika buahnya matang tanaman
ini akan mengeluarkan aroma khas rempah-rempah yang kuat dan manis. Buah
ini terasa seperti kamper jika dicicipi. Biji adas ini yang akan dimanfaatkan
menjadi rempah-rempah dan obat herbal.
Bentuk daun tanaman adas seperti jarum dengan bagian ujung dan
pangkalnya yang runcing. Letak daun adas berselang-seling majemuk. Daun
yang berselang seling majemuk tersebut memiliki kondisi menyirip ganda dua
yang kemudian saling menyirip. Ukuran daun tanaman ini panjangnya sekitar
30 sampai 50 cm dan lebarnya 5 sampai 7 cm. Tanaman adas berdaun hijau
muda terang saat masih muda dan ketika daun sudah tua akan berubah warna
menjadi hijau gelap. Kuncup-kuncup daun akan tumbuh dari setiap ruas batang
atau cabang tanaman adas.
b. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Superdevisi : Spermatophyta.
Family : Apiaceae
Genus : Foeniculum.
c. Kandungan Kimia
d. Manfaat
e. Cara pengolahan
7. Kencur
a. Deskripsi Kencur
Kencur atau humopoto adalah tanaman yang mempunyai akar batang yang
tertanam di dalam tanah, biasa dipakai untuk bahan rempah-rempah dan
ramuan obat, tanaman ini merupakan salah satu jenis empon-empon/tanaman
obat yang tergolong dalam suku temu-temuan. Kencur merupakan tanaman
dalam famili Zingiberaceae atau tanaman sejenis jahe yang memiliki nama
latin Kaempferia galanga L. Kencur memiliki aroma lembut yang khas yang
membuat tanaman ini berbeda dengan tanaman jenis Zingiberaceae lainnya.
Tanaman kencur memiliki batang semu dengan jumlah daun sekitar 2-3 helai
dengan bunga berwarna putih dan umbi yang kuning kecoklatan. Umbi atau
akarnya inilah yang banyak dimanfaatkan orang sebagai rempah-rempah,
tanaman kencur merupakan tanaman yang berasal dari daerah India.
Penyebaran dari tanaman kencur meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina.
Kencur merupakan salah satu rempah yang cukup terkenal di Indonesia.
Kencur banyak digunakan sebagai obat tradisional atau jamu dan untuk bumbu
masakan.
b. Klasifikasi Kencur
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia L.
Spesies : Kaempferia Galanga L.
c. Kandungan Kencur
a. Nama
Ilmiah : Dioscarea hispida
Daerah Gorontalo : Tembe
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnolophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Family : Dioscareaceae
Genus : Dioscarea
Spesies : Dioscarea hispida Dennst
c. Deskripsi
Gadung merupakan tumbuhan liar yang hidupnya merambat dihutan.
Gadung memilki batang elan tangkai yang bercabang-cabang kecil
berambut halus, bentuk daun jorong, ujung daun meruncing, tepi daun
bergerigi permukaan licin dan sedikit berambut.
d. Kandungan Kimia
Tanaman gadung mengandung banyak zat di antaranya alkaloid
dioskorina, diosgennia, saponin, furanoid norditerpena, zat pati dan tanin.
e. Kegunaan dimasyarakat
Digunakan untuk pengobatan Rematik, anti inflamasi, spasmolitik,
diaforretik dan kholagog.
f. Cara pengolahannya
- Untuk pengobatan rematik
Bahan : 15 daun gadung segaar dan 15 cabe merah
Cara penggunaan : cuci bersih daun gadung dan 15 cabe
merah, lalu rebus bahan dengan 3 gelas air sam pai tersisa 1 ½
gelas. Minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing ½ gelas
(Hariana, 2005).
- Untuk mengobati penyakit kusta yang masih dini
Menyiapkan rimpang gadung beberapa keping, buah cabe
jawa beberapa butir, lada putih seukupnya, kelapa parutan
secukupnya, gula aren secukupnya, air 150 ml. Semua bahan
tadi buatlah infus, minumlah 1 kali sehari sebanyak 100 ml,
ulangilah selama 14 hari.
17. Ketepeng cina
a. Nama
Ilmiah : Cassia alata L.
Daerah Gorontalo : Yindutuluhe
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantarurum
Divisio : angiospermaae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata
c. Deskripsi
Ketepeng cina merupakan tumbuhan liar yang hidupnya di tempat-tempat
lembab. Daun daun yang berbentuk bulat telur yang letaknya berhadapan
satu sama lain dan terurai dan terurai lewat ranting daun dan bersirip
genap, yang memilki ujung daun tumpul dan tepi daun bergerigi, bunga
mempunyai mahkota yang bagian bawahnya berwarna kuning, dan ujung
kuncup berwarna coklat muda, buahnya berupa polang yang bersayap dan
pipih berwarna hitam.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terkandung dalam daun ketepeng cina adalah
flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan senyawa antrakuinon (rein aloe-
emodina, rein aloe-emodina-diantron, aloe emodina dan asam krisofanat
(dihidroksimetilantrakuinon).
e. Kegunaan dimasyarakat : Digunakan untuk pengobatan sariawan,
mengobati gata-gatal pada kulit, sembelit, dan cacing kremi pada anak-
anak.
f. Cara pengolahannya
- Sariawan : memetik 4 lembar daun ketepeng cina, memcuci bersih,
kemudian kunyah dengan garam secukupnya selama beberapa menit;
air daun ketepeng cina diminum sedangkan ampasnya di buang.
- Sembelit : rebus 7 lembar daun muda dengan 2 gelas air sampai tersisa
1 gelas, kemudian disaring dan diminum
- Mengobati gatal-gatal pada kulit badan : Ambil daun yang masih hijau
kemudian digosokkan ke bagian badan yang gatal.
- Cacing kremi pada anak-anak : rebus daun segar ditambah asam
secukupnya (untuk menghilangkan bau) dan 2 sendok teh bubuk akar
kelembak (Rheum officinale) dengan 2 gelas air sampai menjadi 1
gelas, saring aairnya dan diminum.
18. Daun sendok
a. Nama
Ilmiah : Plantago mayor
Daerah Gorontalo : Bulango laotili
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnolophyta
Class : Manoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Plantaginales
Family : Plantaginaceae
Genus : Plantago
Spesies : Plantago mayor
c. Deskripsi
Daun sendok merupakan gulma yang hidup diperkebunan dan tumbuh liar
di hutan, ladang atau halaman berumput yang agak lembab. Tumbuh
tegak, tinggi 15-20 cm, daun tunggal, bertangkai panjang yang tersusun
dalam roset akar. Saun bulat telur sampai lanset melebar, tepi rata atau
bergerigi kasar, permukaaan licin, pertulangan melengkung, panjang 5-10
cm, lebar 4-9 cm dan warnahnya hijau (Dalimartha, 1999).
d. Kandungan Kimia
Daun sendok mengandung plantagin, aukubin, asam urosolat,
epignin, beta sitosterol, n-hentriacontane, plantagucide, vitamin B1,
vitamin C, vitamin A, dan kalium (Dalimartha, 1999). Kadungan
utamanya adalah saponin, flavonoid dan polifenol.
3) Daun
Jintan hitam memiliki daun yang terbagi dua dengan segmen daun
yang linear. Bentuknya runcing, bercabang dan bergaris. Panjang daun
bisa mencapai 2,5 – 5,0 cm. Daun jintan ini bisa terkadang merupakan
daun tunggal ataupun daun majemuk dengan posisinya bisa tersebar
maupun saling berhadapan. Di permukaan daun jintan juga terdapat
bulu yang halus.
4) Buah
Tanaman jintan hitam memilikibuah yang berbentuk bumbung atau
buah kurung dan memiliki bentuk bulat panjang. Buah jintan ini
memiliki tekstur yang keras seperti buah buni, bentuknya agak besar,
menggembung dan berisi sekitar 3 – 7 unit folikel yang mana masing-
masingnya berisi banyak sekali biji dan benih. Buahnya juga memiliki
rasa pahit yang sangat tajam.
5) Biji
Biji jintan hitam berada didalam buah. Bila telah matang, maka
buah akan terbuka dan bijinya akan terkena udara sehingga akan
berubah warna menjadi hitam. Biji ini berukuran kecil, bentuknya
lonjong dan bersudut dengan panjang 2 – 3,5 mm, dan mempunya
lebar berkisar 1 – 2 mm.
d. Habitat
Jintan hitam merupakan tanaman aromatik semusim yang
menghendaki lingkungan tumbuh dengan rata-rata suhu di bawah 20oC
dan curah hujan rendah. Pengembangannya di wilayah tropika Indonesia
masih sangat terbatas karena terkendala oleh faktor iklim khususnya suhu.
Suhu adalah salah satu faktor iklim yang mempengaruhi laju pertumbuhan
dan proses metabolisme tanaman.
e. Kandungan utama
Kandungan biji jinten hitam antara lain adalah minyak atsiri,
minyak lemak, tokofenol, triglikosida, nigelin, nigelon, dan saponin.
g. Mamfaat dan cara pengunaan
Mamfaat jintam hitam untuk masyarakat adalah untuk mengobati
penyakit alergi dan pencernaan. Bagian yang dimanfaatkan yaitu biji. Cara
pemanfaatan adalah diambil secangkir air hangat, satu sendok madu dan
setengah sendok teh atau ekstrak jinten hitam. Campur dan minum pada
saat di pagi hari sebelum makan pagi dan setelah makan malam. Selama
pengobatan hindari makan dingin dan alergen. Diambil setengah sendok
ekstrak jinten hitam dan dicampur dengan secangkir susu. Minumlah dua
kali sehari untuk memgatasi pencernaan.
21. Mangkokan
a. Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari tumbuhan mangkokan (Tjirosoepomo,
1991).
Kingdom : Plantae;
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Family : Araliaceae
Genus : Nothopanax
Spesies : Nothopanax scutellarium Merr.
b. Deskripsi
Tumbuhan mangkokan merupakan tanaman perdu yang memiliki
bentuk daun bulat dan cekung. Tumbuhan mangkokan sering
dimanfaatkan sebagai tumbuhan pagar atau hiasan. Tumbuhan mangkokan
dapat ditemukan di daerah ladang dan di tepi sungai sebagai tumbuhan
yang liar, jarang ditemukan berbunga bahkan sama sekali tidak berbunga.
Tumbuhan ini menyukai tempat terbuka yang terkena matahari, sedikit
terlindung, dapat tumbuh pada ketinggian 1-200 meter di atas permukaan
laut.
c. Morfologi
Tanaman mangkokan merupakan perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1
- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus.
Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti
mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm,
pertulangan menyirip, warnanya hijau tua.
Bunga mangkokan merupakan bunga majemuk, bentuk payung,
warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan
berwarna cokelat.
d. Habitat
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman
pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai.
Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat
terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat
tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dpl.
e. Kandungan utama
Kandungan yang terdapat pada magkokan antara yaitu :Alkaloid,
saponin, flavonoid, folifenol, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan
vitamin A, B dan C.
f. Mamfaat dan cara pengunaan
Mengatasi rambut rontok
Daun mangkokan tua secukupnya, minyak kelapa atau minyak goreng
secukupnya. Daun dicuci bersih, setelah dicuci bersih lalu digiling halus
menambahkan minyak kelapa sambil diaduk sampai menjadi bubur.
Saring dan peras. Hasil perasan tersebut dioleskan pada kulit kepala
sambil dipijat ringan hingga mengering Kemudian cuci rambut hingga
bersih. Lakukan hal ini 2-3x sehari setiap minggu. Dalam 1 bulan hasilnya
akan nampak.
Mengatasi radang payudara
Daun mangkokan secukupnya, Kunyit secukupnya (dikupas dan
dibakar) Tumbuk kedua bahan, dalam kondisi hangat, lalu tempelkan pada
payudara yang bengkak akibat kelebihan ASI. Cara ini juga bisa untuk
menyembuhkan luka luar pada tubuh. Hanya cukup diikatkan bagian luka
dengan ramuan daun mangkokan kemudian dibalut dengan kain kasa.
22. Daun Patah Tulang
Patah tulang merupakan salah satu dari 8000 tumbuhan yang
berasal dari suku Euphorbiaceae. Patah tulang merupakan tanaman yang
hidup di daerah tropis seperti Afrika, menyukai tempat terbuka dan banyak
sinar matahari langsung. Indonesia merupakan negara tropis, sehingga
tanaman patah tulang dapat tumbuh dengan subur di Indonesia. Tanaman
patah tulang di Indonesia biasanya ditanam di halaman rumah, di pot, atau
sebagai tanaman pagar (Absor, 2006).
Patah tulang yang memiliki nama lain atau nama daerah kayu urip
dalam bahasa Jawa, kayu tabar dalam bahasa Madura, dan susuru pada bahasa
Sunda dan di luar negeri seperti Tiongkok disebut sebagai Lu San Hu
(Dalimartha, 2007).
Pengelompokan tanaman patah tulang dalam sistem binomial,
adalah sebagai berikut menurut Mwine dan Damme (2011) :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia tirucalli
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle Linn
b. Deskripsi ( morpologi )
Sirih termasuk dalam family piperaceae,merupakan jenis tumbuhan
merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15
meter. Sirih memiliki daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk
bervariasi mulai dari bundar telur atau bundar telur lonjong, pangkal
berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit, ujung daun runcing,
pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5-18 cm, lebar 3-
12 cm. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat, berkerut,
dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. Morfologi daun sirih
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai,
teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis
jika diremas.Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki
bunga majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih
dilindungi oleh daun pelindung yang berbentuk bulat panjang dengan
diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat,
berdaging dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan.
Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan
berwarna cokelat kekuningan (Koensoemardiyah,2010).
c. Kandungan utama
Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih
adalah minyak atsiri. Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan
mutu daun sirih adalah vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin,
lemak, pati,dan karbohidrat. Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa
fenol, turunan fenolpropenil (sampai 60%). Komponen utamanya eugenol
(sampai 42,5 %),karvakrol, chavikol, kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol
asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, metileter, p-simen,
karyofilen, kadinen, dan senyawa seskuiterpen (Darwis, 1992) Komponen
utama minyak astsiri terdiri dari betlephenoldan beberapa derivatnya
diantaranya euganol allypyrocatechine 26,8-42,5%, cineol 2,4-4,8%,
methyl euganol 4,2-15,8%, caryophyllen3-9,8%, hidroksikavikol , kavikol
7,2-16,7%,Kabivetol2,7-6,2%, estragol, ilypryrokatekol 9,6%, karvakol
2,2-5,6%, alkaloid, flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin, terpen,
fenilpropan, terpinen, diastase 0,8-1,8%, dan tannin 1-1,3%. Pada
konsentrasi 0,1-1% fenol bersifat bakteriostatik, sedangkan pada
konsentrasi 1-2% phenolbersifat bakteriosida (Inayatullah, 2012).
d. Manfaat bagi masyarakat
Daun sirih merupakan obat tradisional yang di manfaatkan
masyarakat sebagai obat batuk atau obat mata yang. daun sirih mempunyai
khasiat sebagai obat batuk, obat bisul, obat sakit mata, obat sariawan, dan
obat hidung berdarah (Syamsuhidayat danHutapea,1991).Khasiat dari
daun sirih ini selain sebagai styptic(penahan darah) dan vulnerary (obat
luka pada kulit) juga berdaya antioksida, antiseptik, fungisida dan bahkan
sebagai bakterisidal. Hal ini juga dikatakan oleh Widarto (1990) bahwa
daun sirih mengandung minyak atsiri yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroba. Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai
aktivitas terhadap beberapa bakteri Gram positif dan Gram negatif
(Darwis, 1992).
e. Cara pengelolaan
Pertama tama di ambil daun sirh yang masih mudah 2 atau 3 helai
kemudian di cuci bersih lalu di rebus sampai daun sirihnya layu lalu di
angkat dan di tuangkan ke dalam gelas , untuk pengobatan batuk di
tambahkan sedikit madu sedangkan utuk obat mata di tunggu sampai air
sisa rebusan dingin atau dalam keadaan hangat kemudian di basuh di muka
tiga kali
f. Cara penggunaan
Air rebusan daun sirih untuk pengobatan tradisonal biasanya di gunakan
saat seseorang mengalami batuk atau saat seseorang mengalami
kurangnnya penglihatan , air rebusan daun sirih untuk pengobatan mata
digunakan sehari 2 kali pada saat pagi hari dan sore hari sedangkan untuk
pengobatan batuk sehari sekali sampai batuknya redah
26. Keji Beling
Strobilanthes merupakan genus dari tumbuhan bunga perennial dan
sekitar 350 spesies, setidaknya 46 spesies asli dari India. Strobilanthesa
dalah genus terbesar kedua di family Acanthaceae dengan 350 spesies
yang terbatas pada daratan Asia dengan 150 spesies terdapat dibenua
India. Nama Strobilanthes berasal dari bahasa latin „strobilos‟ yang
artinya kerucut dan „anthos‟ artinya bunga atau tunas. Genus Strobilanthes
pertama kali dideskripsikan oleh Christian Gottfried Daniel Nees von
Esenbeck pada abad ke-19. Genus Strobilanthes memiliki waktu yang
lama untuk berbunga, sementara beberapa species Strobilanthes berbunga
setiap tahun (Preethi, 2014).
Keji beling (Strobilanthes crispus L.) merupakan famili dari
Acanthaceae berasal dari Madagaskar menuju Indonesia
Nurraihana(2013). Nama tanaman loakal dari Jakarta adalah “picah
beling” atau “enyoh kelo” atau “keci beling” di Jawa yaitu “ngokilo”
a. Klasifikasi
1.3.Nama Daerah
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti
andawali (Sunda), antawali (Bali), dan bratawali, putrowali, atau daun gedel
(Jawa), kayu ular (Makasar), patarwali, akar sertin, panamar gantung (Kalimantan
Tengah) Dalam bahasa Inggris brotowali disebut bitter grape, dalam Bahasa Cina
dikenal dengan shen jin teng (Kresnady, 2003). Nama latin tanaman brotowali
Tinospora crispa (L) Miers.
1.4.Kandungan
Brotowali mengandung banyak senyawa kimia yang berkhasiat dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Uji praklinik yang dilakukan secara in vitro
menggunakan hewan uji kelinci terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Kandungan senyawa kimia berkhasiat obat tersebut terdapat di seluruh bagian
tanaman, dari akar, batang, hingga daun (Kresnady et al., 2003). Bagian akarnya
mengandung alkaloid. Daun dan batang mengandung alkaloid, saponin, tanin dan
flavanoid. Secara umum, di dalam tanaman brotowali terkandung berbagai
senyawa kimia antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid,
harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, berberin, palmatin, kolumbin, dan
kaokulin (Malik, 2015).
Beberapa penelitian telah menemukan setidaknya lebih dari 65 senyawa
yang dapat diisolasi dari tanaman brotowali, diantaranya adalah alkaloid,
flavonoid, dan terpenoid (Ahmad et al., 2016). Komponen utama yang telah
diidentifikasi aktif adalah senyawa terpenoid. Senyawa terpenoid yang berperan
menurunkan kadar gula darah pada diabetes tipe kedua adalah borapetoside C dan
borapentol B. Senyawa ini menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang
berperan dalam konversi karbohidrat menjadi glukosa (Rosidah et al., 2015).
a. b.
1.5.Manfaat
Masyarakat sudah biasa menggunakan tanaman brotowali untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Semua bagian tanaman brotowali dapat
digunakan secara tradisional untuk tujuan pengobatan yang berbeda-beda. Batang
brotowali dapat digunakan untuk pengobatan rematik, memar, demam
merangsang nafsu makan, sakit kuning, cacingan dan batuk. Akar brotowali dapat
berfungsi sebagai obat analgesik. Biasanya air rebusan daun brotowali
dimanfaatkan untuk mencuci luka atau penyakit kulit seperti kudis dan gatal-gatal,
sedangkan rebusan batang brotowali paling banyak digunakan untuk penyakit
kencing manis (Lestari, 2016).
1.6.Cara Penggunaan
1. Membantu penyembuhan luka
Brotowali mengandung alkaloid barberin dan columbina yang
berfungsi sebagai pembunuh bakteri pada luka. Penggunaan brotowali
dalam hal penyembuhan luka adalah dengan menumbuk beberapa lembar
daun brotowali lalu ditempelkan pada luka. Selain itu, mencuci luka
dengan rebusan batang brotowali juga dapat menyembuhkan luka.
2. Menyembuhkan penyakit kulit
Penyakit kulit seperti kudis (scabies) merupakan gangguan kulit
yang tentu saja sangat mengganggu penampilan kita. Selain itu, scabies
merupakan jenis penyakit yang menular, baik secara langsung maupun
melalui perantara lain. Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa
memanfaatkan brotowali sebagai alternative pengobatannya. Caranya
adalah : tumbuk beberapa lembar daun brotowali, campurkan belerang dan
minyak kelapa ke dalam tumbukan lalu oleskan pada daerah yang terkena
scabies dan lakukan hal ini secara teratur.
3. Mengobati diabetes
Cara pengobatannya adalah dengan rutin mengkonsumsi ramuan
rebusan batang brotowali, daun sambiloto, serta daun kumis kucing
sebanyak 2 kali dalam sehari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Menurunkan demam
Kandungan antipiretik dan analgesik yang terdapat dalam manfaat
brotowali, mampu membantu untuk menurunkan demam. Caranya adalah
dengan mengkonsumsi hasil rebusan batang brotowali yang telah
dicampur dengan madu. Madu berfungsi untuk mengurangi rasa pahit dari
air rebusan tersebut.
5. Menyembuhkan malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
parasit plasmodium. Penularan penyakit ini adalah dengan perantara
nyamuk. Kasus terjadinya penyakit ini sering kali terjadi, dan tak
jarang bisa berujung pada kematian. Pengobatan alami penyakit ini
salah satunya adalah dengan menggunakan ramuan herbal yang
berasal dari tanaman brotowali. Caranya adalah dengan
mengkonsumsi ramuan hasil rebusan daun brotowali yang dicampur
dengan madu sebanyak 3 kali sehari.
6. Mengobati gatal-gatal
Gangguan gatal kulit ini biasa menyerang kita. Sensasi yang
ditimbulkan membuat kita ingin selalu menggaruknya. Namun jika hal
tersebut kita lakukan, maka bisa mengakibatkan iritasi, luka, maupun lecet
pada kulit. Cara mengatasi hal tersebut secara tradisional adalah dengan
berendam dalam air hangat, hasil rebusan dari daun brotowali yang
dicampur dengan belerang. Lakukan selama kurang lebih 20 menit.
Tanaman Baluntas
1.1.Deskripsi Tanaman
Beluntas merupakan tanaman perdu, tinggi 1-2 meter. Batang berkayu,
bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih
kotor. Tanaman beluntas termasuk jenis semak atau setengah semak dan banyak
orang yang memanfaatkanya sebagai pagar pekarangan (Agoes 2010). Beluntas
sering tumbuh liar dan dipakai sebagai tanaman pagar. Pohon beluntas memiliki
tinggi 1- 2 meter. Daun bertangakai pendek, letak berseling, pinggir bergerigi, dan
berwarna hijau terang (Latief 2012).
1.2.Klasifikasi Tanaman
Tanaman beluntas menurut Syamsuhidayat (1991) memiliki sistematika
sebagi berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica less.
1.3.Nama Daerah
Orang Jawa menyebutnya dengan nama (luntas), beluntas (Sumatra),
baluntas, baruntas (Sunda), baluntas, baruntas (Madura), lamuntas (Makassar),
lenabou (Timor), laun yi (China), dan marsh fleabane (Inggris) (Agoes 2010).
1.4.Kandungan
Menurut Agoes (2010) mengatakan bahwa daun beluntas mengandung
alkaloid, flavonoid, tannin, minyak atsiri, asam klorogenik, natrium, kalium,
magnesium, dan fosfor, akarnya mengandung flavonoid dan tanin.
Tanin. Tanaman bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan mempunyai
kemampuan menyamak kulit. Tanin terhidrolisis biasanya berupa senyawa amorf,
higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut dalam air (terutama air panas) 6
membentuk larutan sebenarnya. Tanin semakin murni maka makin kurang
kelarutanya dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal (Robinson
1995).
Alkaloid. Alkaloid secara kimia biasanya mengandung nitrogen di cincin
heterosiklik yang bentuknya bermacam-macam. Tanaman yang banyak
mengandung senyawa nitrogen aromatik dinamakan alkaloid. Alkaloid merupakan
senyawa kristal putih yang agak larut dalam air. Alkaloid menarik karena
aktivitasnya fisiologis dan psikologisnya yang dramatis pada manusia dan hewan
lain serta mempunyai banyak peranan penting dalam tanaman (Salisbury et al.
1995).
Flavonoid. Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai
15 atom karbon. Kerangka karbonya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzene
tersubsitusi) yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Flavonoid di
alam sering terdapat sebagai glikosida. Fungsi flavonoid untuk tanaman yang
mengandungnya adalah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja
antimikroba, antivirus, dan kerja terhadap serangga (Robinson 1995).
Minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung
dalam tanaman dan disebut sebagai minyak menguap, minyak eteris, atau minyak
esensial karena pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka. Minyak atsiri
memiliki sifat yaitu bau yang khas, mempunyai rasa getir kadang berasa tajam,
mengigit, memberi kesan hangat sampai panas atau justru dingin ketika terasa
dikulit. Minyak atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik dan tidak dapat
bercampur dengan air tetapi cukup dapat larut (Gunawan dan Mulyani 2004).
Saponin. Saponin merupakan glikosida yang memiliki sifat fisik seperti
surfaktan sehingga mampu membentuk busa walaupun dalam konsentrasi sangat
rendah. Senyawa saponin dapat menyebabkan hemolisis (lisis sel darah merah)
dengan meningkatkan permeabilitas membran plasma (Rahardjo 2013).
1.5.Manfaat
Daun beluntas berbau khas aromatik dan rasanya getir berkhasiat sebagai
penurun panas, obat batuk, penghilang bau keringat, mengatasi keputihan
mengobati nyeri haid dan sakit perut dan menambah nafsu makan (Agoes 2010).
1.6.Cara Penggunaan
1. Menurunkan panas
Siapkan daun beluntas sebanyak 10 lembar saja. Cuci daun hingga
bersih. Seduh lah daun beluntas tersebut menggunakan segelas air panas.
diamkan sejenak lalu pisahkan antara ampas daun dengan airnya. Minum
airnya selagi masih panas sekali dalam sehari sampai panas mereda.
2. Mengatasi keputihan
Rebus gula aren dan asam jawa secukupnya dengan di beri 3
lembar daun sirih. Ambil daun beluntas yang masih muda sebanyak 1
genggam lalu ditumbuk,terus diperas, dan diambil airnya sebanyak 2
sendok teh manis. siapkan air dari perasan kunir yang telah diparut
sebelumnya sebanyak 1 sendok teh manis. Campur semua bahan aduk
sampai rata lalu minum di pagi hari satu kali sehari.
3. Mengobati nyeri haid dan sakit perut
8 lembar daun beluntas bersihkan lalu remas hingga hancur.
Memarkan 2 ruas jari kunyit yang masih segar. Seduh kedua bahan
tersebut menggunakan air panas kurang lebih 1 gelas. Tambahkan sedikit
asam dan garam kemudian disaring. Minum lah 2 kali dalam satu hari
sampai rasa nyeri atau sakit perut hilang.
A. KETAPENG CINA
1. Ketapeng Cina
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Family : Fabaceae
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata
3. Morfologi
1. Jahe Marah
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae
Subkelass: Zingiberidae
Ordo: Zingiberales
Suku/Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber P. Mill.
Species: Zingiber officinale
3. Morfologi
Akar, Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada
bagian ini tumbuh tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi
tanaman. Akar tunggal (rimpang) itu tertanam kuat didalam tanah
dan makin membesar dengan pertambahan usia serta membentuk
rhizoma – rhizoma baru (Rukmana, 2000).
Batang, Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman terna tahunan
berbatang semu. Tanaman tumbuh tegak setinggi 30 – 75 cm.
Seluruh batang semunya terbentuk dari seludang daun yang
memanjang, tertutup, dan melingkar. Bagian luar batang agak licin,
agak mengkilap, dan berwarna hijau tua. Batangnya basah karena
banyak mengandung air sehingga digolongkan kedalam herba
(Lukito, 2007).
Daun, Helaian daunnya bertangkai pendek sepanjang 0.75-1 cm.
Bentuk helaian daun lanset dengan ujung lancip. Panjang daun 15-
23 cm dan lebar 0.8-2.5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul.
Ketika daun mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang)
tetap hidup dalam tanah. Rimpang tersebut kelak akan bertunas dan
tumbuh menjadi tanaman baru setelah terkena hujan (Santoso,
1994).
Rimpang, Rimpang jahe membentuk umbi, besar kecilnya umbi
bergantung pada varietas tanamannya. Rimpang agak pipih ke
pinggir membentuk cabang (ranting) ke segala arah yang saling
tumpang tindih. Cabang rimpang yang berada di atas dapat tumbuh
membentuk batang baru, sedangkan yang berada di bagian bawah
merupakan perakaran baru (Wiroatmodjo, Suroso dan Januwati,
1988).
4. Kandungan Utama
Manfaat jahe satu ini membantu meredakan mual dan muntah yang
biasa dialami ibu hamil di trimester pertama. Namun, supaya tidak terlalu
panas di perut, jahe bisa dicampurkan dengan teh dan tambahan madu.
Jahe merah juga baik untuk menjaga kesehatan jantung dengan
menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol di dalam darah.
6. Cara Pengolahan
1. Tanaman Sambiloto
a. Deskripsi Tanaman
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.)
merupakan salah satu dari berbagai jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
tanaman obat, dari suku Acanthaceae. Berasal dari daerah Asia Selatan dan
Tiongkok, dikenal dengan nama Chuan Xin Lian. Tanaman ini dikenal sebagai
tanaman obat tradisional Tiongkok sejak beberapa ratus tahun yang lalu dan juga
telah tercantum dalam Chinese Pharmacopoeia. Sambiloto juga dikenal di India
dengan nama Kalmegh, bagi masyarakat Indonesia sambiloto dikenal juga dengan
nama bidara, sandilata, takila, ampadu tanah dan pepaitan (Dalimartha, 1999).
2. Pacar Air
a. Nama Ilmiah :
Impatiens baisamina
b. Nama Daerah :
Kuti-kuti untuk daerah Gorontalo, lahine untuk daerah Sumatera,
pacar cai untuk daerah Jawa, pacar aik untuk daerah Nusa Tenggara,
bunga jabelu untuk daerah Maluku.
c. Deskripsi Morfologi :
Pacar air merupakan tanaman terna berakar serabut, berbatang basah,
lunak, bulat, bercabang, warna hijau kekuningan. Tanaman pacar air
biasanya dijadikan tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah tumbuhnya
tegak dengan percabangan monopodial. Daun pacar air berwarna hijau
muda, dengan panjang 6-15 cm dan lebar 2-3 cm, daun tunggal, tersebar,
berhadapan atau dalam karangan, berbentuk lanset memanjang dengan
pinggir bergerigi dan ujung daun meruncing (Wijayakusuma, 2000).
Buah tanaman pacar air terdiri dari bakal buah menumpang,
memiliki 4-5 ruang. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih
bakal biji. Buah berbentuk elliptis, dapat pecah dengan mudah. Buah
kendaga dan jika matang, akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin.
Bunga terkumpul 1-3, daun kelopak samping berbentuk corong miring dan
terdapat noda kuning di dalamnya. Daun mahkota memanjang berjumlah
5, lepas atau sebagian melekat, dengan panjang 2- 2,5 cm yang bersatu
dengan kuku. Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas,
agak bersatu. Kepala sari bersatu membentuk tudung putih. Bunga
berwarna cerah dan memiliki beberapa warna seperti merah, oranye, ungu,
putih, dan lain-lain. (Wijayakusuma, 2000; Utami, 2008).
d. Penyebaran
Tanaman pacar air berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, ada
juga yang menyebutnya dari India. Tanaman ini diperkirakan di Amerika
pada abad ke19. Pacar air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal,
namun tidak dapat hidup pada daerah yang kering dan gersang
(Dalimartha, 2014). Pacar air sangat peka terhadap hama, begitu terkena
hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di pekarangan
rumah pada ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan
hanya menebar biji dari buah tanaman tersebut (Nuzul, 2012).
e. Klasifikasi
Kedudukan Tanaman Pacar Air dalam takson tumbuhan adalah
sebagai berikut:
Kingdom: Plantarum
Divisio: Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Balsaminales
Famili : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Species: Impaties balsamirra (Dalimartha, 2003)
f. Kandungan
Tanaman pacar air mengandung beberapa senyawa metabolit
sekunder yaitu kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid (Adfa,
2008). Daun pacar air mengandung senyawa naftaquinon, turunan
kumarin, flavonoid dan steroid (Panichayupakaranant, 2001). Bunga pacar
air mengandung antosianin, kaemferol, flavonoid dan kuersetin (Yang et
al, 2001). Biji pacar air mengandung fixed oil, saponin, balsaminasterol,
naftaquinon, minyak atsiri dan kuersetin. Akar pacar air mengandung
sianidin monoglikosida (Yuniarti, 2001; Dalimartha, 2014).
g. Manfaat Dan Cara Pengobatan
Biji pacar air rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, sedikit toksik.
Biji berkhasiat untuk mengatasi terlambat haid, kesulitan melahirkan, rasa
tersumbat di tenggorokan, bengkak akibat terbentur (memar), tumor perut,
dan kanker saluran cerna bagian atas. Bunganya digunakan untuk
mengatasi terlambat haid, dan bengkak akibat terpukul (hematoma).
Daunnya digunakan untuk mengatasi keputihan (leukorea), dan nyeri haid.
Akar digunakan untuk mengatasi rematik, leher kaku, sakit pinggang,
terlambat haid, serta tertusuk tulang dan benda asing di kerongkongan.
Untuk cara oengobatan yaitu dengan cara minum gunakan biji pacar
air (3-10 g). Untuk kanker, gunakan biji (60 g) sekali rebus. Bisa juga
rebus bunga (5 tangkai) atau daun dan akar (masing-masing 1/2 genggam).
Untuk pemakaian luar, giling halus bunga segar, lalu tempelkan ke tempat
yang sakit, seperti bisul, rematik sendi, radang kulit bernanah, bengkak
akibat terpukul (hematoma), dan gigitan ular. Gunakan juga daun segar
yang digiling halus untuk menurap bengkak akibat tulang patah (fraktur)
dan radang pinggir kuku (cantengan). Selain itu, air rebusan daun bisa
digunakan untuk mencuci luka dan merangsang pertumbuhan rambut.
3. Patikan Kebo
a. Nama Ilmiah :
Euphorbia hirta L.
b. Nama Daerah :
Tabulotutu untuk daerah Gorontalo
c. Deskripsi Morfologi :
Terna, tegak atau memanjat, tinggi lebih kurang 20 cm, batang
berambut, percabangan selalu keluar dan pangkal batang dan tumbuh ke
atas, warna merah atau keunguan. Daun berbentuk jonong meruncing
sampai tumpul, tepi daun bergerigi. Perbungaan bentuk bola keluar dan
ketiak daun bergagang pendek, berwarna dadu atau merah kecokelatan.
Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga
yang masing-masing terdini atas empat bunga jantan.
d. Penyebaran :
Patikan kebo (Euphorbia hirta L) merupakan tanaman herba
merambat yang hidup di permukaan tanah, terutama pada daerah yang
beriklim tropis. Patikan kebo (Euphorbia hirta L) termasuk tanaman liar
yang biasa tumbuh di permukaan tanah yang tidak terlalu lembab dan
ditemukan secara terpencar satu sama lain (Heyne, 1987 dalam Hamdiyati,
dkk. 2008). Tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L) merupakan
tanaman liar yang banyak ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia,
tanaman obat tradisional ini dapat ditemukan diantara rerumputan tepi
jalan, kebun atau pekarangan rumah yang tidak terurus dan disungai.
e. Klasifikasi :
Menurut Tjitrosoepomo (2002) klasifikasi tanaman patikan kebo
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia hirta L.
f. Kandungan :
Gambar Patikan Kebo (Kadowangko dan Jusna,
2014).
Tanaman patikan kebo mengandung senyawa kimia, diantaranya
adalah flavonoid, tanin, diterpenoid dan triterpenoid (Tarmudji & Soleh,
2008), selain itu terdapat pula kandungan senyawa aktif lainnya, seperti
alkaloid dan polifenol (Anonim, 2005). Menurut Bala (2006) sebagian
besar aktivitas dari tanaman patikan kebo ini dipicu oleh adanya kolin,
asam sikimat dan flavonoid kuersetin.
g. Manfaat dan Cara Pengobatan
Patikan kebo telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk
mengurangi bengkak, peluruh air seni, dan menghilangkan gatal. Beberapa
kalangan masyarakat juga meyakini bahwa tanaman ini dapat
dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit antara lain abses paru,
bronkitis kronis, asma, disentri, melancarkan kencing, radang kelenjar
susu atau payudara dan tipus abdominalis (Hariana, 2006).
Untuk pemakaian sehari-hari, herba patikan kebo dapat digunakan
dengan cara direbus. Kurang lebih 50 gram herba segar atau 10 gram herba
kering dipotong-potong atau dihancurkan hingga ukuran menjadi lebih
kecil, lalu direbus menggunakan api sedang dengan air sebanyak kurang
lebih 150 ml. Setelah air mendidih, kecilkan api dan tutup panci selama
kurang lebih 15-30 menit. Matikan api, tunggu hingga rebusan agak
dingin, setelah itu disaring.. Larutan siap dikonsumsi. Apabila dirasa
terlalu pahit dapat ditambahkan gula pasir atau madu sesuai selera.
1. Tanaman Kersen
a. Deskripsi Tanaman
Kersen adalah tanaman tahunan yang dapat mencapai ketinggian 10 meter.
Kersen memiliki beberapa bagian seperti daun, batang, bunga, dan buah. Batang
tambuhan kersen berkayu, tegak, bulat, dan memiliki percabangan simpodial.
mengandung flavonoid, tanin, glikosida, saponin, steroid, dan minyak esensial
(Prasetyo dan Sasongko, 2014). Disebutkan oleh Sari (2012).
Tanaman kersen mempunyai ketinggian 3-12 meter. percabangannya
mendatar, menggantung ke arah ujung, berbulu halus, daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur sampai berbentuk lanset, pangkal lembaran daun yang
nyata tidak simetris, dengan ukuran (4-14) cm x (1-4) cm, tepi daun bergerigi,
lembaran daun bagian bawah berbulu kelabu. Bunga tumbuhan keren terletak
pada satu berkas yang letaknya supra-aksilar dari daun bersifat hemaprodit.
Buahnya mempunyai tipe buah buni, berwarna merah kusam bila masak, dengan
diameter 15 mm, berisi beberapa ribu biji yang kecil, terkubur dalam daging
buah yang lembut (Haki, 2009).
b. Klasifikasi Tanaman Bidara
Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Dilleniidae
Order : Malvales
Family : Elaeocarpaceace
Genus : Muntingia L.
Species : Muntingia calabura L.
c. Nama Daerah
Nama tanaman ini beragam di beberapa daerah, antara lain kerukup
siam (Malaysia), jamaican cherry (Inggris), talok (Jawa), ceri (Kalimantan)
dan lainlain. Kersen biasanya ditemui dengan ukuran kecil, pohonnya selalu
hijau terus menerus, berbunga dan berbuah sepanjang tahun (Binawati dan
Amilah, 2013).
d. Kandungan
Tanaman kersen telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Peru
sebagai tanaman obat tradisional. Daun kersen digunakan sebagai obat sakit
kepala dan anti radang di Peru. Daun kersen memiliki kandungan senyawa
flavonoid, tanin, triterpenoid, saponin, dan polifenol yang menunjukkan
aktivitas antioksidatif dan antimikrobia (Haki, 2009).
Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula
sebagai glikosida dan aglikon. Flavonoid dapat berfungsi sebagai
antimikrobia, antivirus, antioksidan, antihipertensi, merangsang pembentukan
estrogen, dan mengobati gangguan fungsi hati (Binawati dan Amilah, 2013).
Golongan flavonoid mempunyai ciri adanya cincin piran yang
menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzena
(Robinson, 1995). Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dapat berubah
bila ditambahkan senyawa yang bersifat basa atau amonia. Flavonoid di alam
merupakan senyawa yang larut dalam air. Ikatan flavonoid dengan gula
menyebabkan banyaknya bentuk kombinasi yang dapat terjadi di dalam
tumbuhan, sehingga flavonoid pada tumbuhan jarang ditemukan dalam
keadaan tunggal (Harbone, 1987).
Flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri karena flavonoid
mempunyai kemampuan berinteraksi dengan DNA bakteri dan menghambat
fungsi membran sitoplasma bakteri dengan mengurangi fluiditas dari
membran dalam dan membran luar sel bakteri. Akhirnya terjadi kerusakan
permeabilitas dinding sel bakteri dan membran sel tidak berfungsi lagi
sebagaimana mestinya, termasuk untuk melakukan perlekatan dengan substrat.
Hasil interaksi tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas
dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom. Ion hidroksil secara kimia
menyebabkan perubahan komponen organik dan transport nutrisi, sehingga
menimbulkan efek toksis terhadap sel bakteri (Sudirman, 2014).
Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida ( Tumbuhan dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Bangsa : Rosales Suku : Rosaceae
Marga : Malus
Jenis : Malus sylvestris
Sumber : (United State Department of Agricultural, 2012)
c. Kandungan
Kandungan apel antara lain flavonoid, fruktosa dan serat. Buah
apel memiliki serat sebanyak 2,1 g dalam 100 g buah apel. Jika kulit apel
dikupas, serat yang terkandung didalamnya masih tetap tinggi yaitu 1,9 g.
Resiko penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol darah dicegah oleh serat
yang ada dalam buah apel. Buah apel memiliki serat tak larut yang berguna
dalam saluran pencernaan untuk mengikat kolesterol LDL dan membuangnya
dari dalam tubuh. Pektin atau serat larut tersebut akan meminimalisir
kolesterol LDL yang diproduksi di hati, serta mempunyai manfaat dalam
sistem pencernaan sehingga mencegah terjadinya diare karena pektin mampu
membentuk agar feses tetap lunak (Khomsan, 2006).
Tabel 1. Kandungan gizi apel manalagi per 100 g
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Sub Classis : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae / Solanales
Famili : Labiatae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spicatus B.B.S. (Van Steenis, 2003).
c. Nama Daerah
Nama lain dari kumis kucing Sumatera: kumis kucing (Melayu), Jawa: kumis
kucing (Sunda), remujung (Jawa), sesalaseyan, soengoet koceng (Madura).
Mao xu cao (Cina), kattesnor (Belanda), bablas-pusa, kabling gubat (Tagalog)
(Dalimartha, 2001).
d. Kandungan
Tanaman kumis kucing mengandung orthosiphonin glikosida, zat samak,
minyak atsiri, minyak lemak, saponin, garam kalium, mioinositol, dan
sinensetin (Dalimartha, 2001).
e. Kegunaan Tanaman Kersen
Herbal kumis kucing rasanya manis sedikit pahit, sifatnya sejuk.
Berkhasiat sebagai antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan
panas dan lembap, serta menghancurkan batu saluran kencing (Dalimartha,
2001). Di India kumis kucing digunakan untuk mengobati reumatik. Para
pengguna obat tradisional memanfaatkan daun kumis kucing untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya adalah masuk angin, batuk,
encok, dan susah buang air. Bahkan ektrak daun kumis kucing yang dicampur
dengan daun sambiloto (Andrographis paniculata) dipakai sebagai obat sakit
diabetes, tetapi sifatnya tidak konsisten (Rukmana, 1995). Bagian yang
digunakan biasanya adalah herba, baik yang segar maupun yang telah
dikeringkan (Dalimartha, 2001).
f. Cara Penggunaan
Berikut bahan dan cara membuat obat herbal daun kumis kucing untuk
penyakit kencing batu.
Bahan
Daun kumis kucing 4-7 lembar
Meniran 7 helai
Air 2 gelas
Cuci daun kumis kucing dan meniran sampai bersih. Kemudian, Anda rebus
kedua daun tersebut sampai mendidih dan menyisahkan air 1 gelas.
Minum air rebusan daun kumis kucing tiga kali sehari.