Anda di halaman 1dari 121

1.

Tanaman Bidara
a. Deskripsi Tanaman Bidara
Tanaman bidara adalah semak atau pohon berduri dengan tinggi
hingga 15 m, diameter batang 40 cm atau lebih. Kulit batang abu-abu gelap
atau hitam, pecahpecah tidak beraturan. Daun tunggal dan berselang-seling,
memiliki panjang 4-6 cm dan lebar 2,5-4,5 cm. Tangkai daun berbulu dan
pada pinggiran daun terdapat gigi yang sangat halus. Buah berbiji satu, bulat
sampai bulat telur, ukuran kirakira 6x4 cm, kulit buah halus atau kasar,
mengkilap, berwarna kekuningan sampai 7 kemerahan atau kehitaman, daging
buah putih, renyah, agak asam hingga manis (Goyal et al., 2012). tanaman
bidara tumbuh liar di seluruh Jawa dan Bali pada ketinggian di bawah 400
meter dari permukaan laut. Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan suhu
ekstrim dan tumbuh subur pada daerah dengan kondisi kering (Steenis dkk.,
2005;(Heyne, 1987).
b. Klasifikasi Tanaman Bidara
Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphus
Spesies : Ziziphus mauritiana Lam. (Backer and Brink, 1965)
c. Nama Daerah
Bidara yang memiliki nama latin Ziziphus mauritiana Lam.dikenal
dengan beberapa nama daerah yaitu Widara (Jawa, Sunda), Rangga (Bima),
Kalangga (Sumba) dan Bekul (Bali) (Heyne, 1987).
d. Kandungan
Tanaman Z. mauritiana mengandung berbagai senyawa seperti pektin
A, glikosida, alkaloid, asam triterpenoat dan lipid. Z. mauritiana mengandung
asam triterpenoat seperti asam kolubrinat, asam alpitolat, asam 3-O-cis-
pkumaroilapitolat,asam 3-O-trans-p-kumaroilapitolat, 3-O-cis-p-
kumaroilmaslinat, 3-O-trans-p-kumaroilmaslinat, asam oleanolat, asam
betulonat, asam oleanonat, asam zizyberenalat dan asam betulinat. Saponin
diisolasi dari biji Z. mauritiana termasuk jujubosida A, B, A1, B1, C dan
asetiljujubosida B. Protojujubosida A, B, B1 dan ziziphin terdapat dalam daun
Z. mauritiana. Perikarp dan biji Z. mauritiana mengandung fosfatidikolin,
fosfatidilgliserol dan asam lemak seperti asam linoleat, oleat dan stearat
(Goyal et al., 2012).
Senyawa utama yang terkandung dalam tanaman bidara adalah
flavoid, alkaloid, triterpenoid, saponin, lipid, dan protein. Daunnya juga
memiliki kandungan betulinik, asam seanoti, berbagai senyawa flavoid,
saponin, tanin, dan triterpenoid. Darri penelitian ini juga menguak bahwa
daun bidara memiliki aktivitas antioksidan paling baik dibandingkan dengan
ekstrak buah, dan bijinya.
Senyawa flavonoid memiliki aktivitas sebagai antikanker terhadap
berbagai sel kanker. Hal ini telah terbukti efektif terutama terhadap kanker
kolon. Kanker kolon adalah kanker usus besar yang memiliki keganasan pada
bagian kolon, rektum dan appendix (usus buntu). Kanker kolorektal
menempati urutan kejadian kanker ketiga diseluruh dunia, dengan lebih dari 1
juta angka kejadian kanker tiap tahunnya.
e. Kegunaan Tanaman Bidara
Tanaman bidara banyak memiliki kegunaan. Secara tradisional
tanaman ini digunakan sebagai tonik. Biji dari bidara dilaporkan memiliki
efek sedatif dan direkomendasikan sebagai obat tidur. Selain itu juga
digunakan untuk menghentikan mual, muntah dan untuk meredakan nyeri
dalam kehamilan dan untuk penyembuhan luka. Daun dari bidara digunakan
untuk a b 8 mengobati diare, penurun panas dan sebagai antiobesitas. Dalam
ayurveda, dekoksi dari akar bidara digunakan untuk mengobati demam, dan
serbuknya digunakan untuk mengobati luka dan tukak. Kulit batang
digunakan untuk pengobatan diare dan bisul. Buah bidara memiliki efek
laksatif ringan (Sharma and Gaur, 2013; Goyal et al., 2012).
d. Cara Penggunaan
- Mempercepat Penyembuhan Luka
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya yang pertama
adalah untuk mempercepat penyembuhan luka. Hal ini karena daun bidara
memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri sangat baik dalam membantu
mempercepat proses regenerasi kulit. Berbagai lukas seperti luka sayatan,
lecet hingga luka akibat goresan dapat disembuhkan dengan daun bidara
ini. Selain itu, kandungan senyawa glikosida dalam daun bidara juga bisa
menghilangkan bekas luka di kulit dan menyembuhkan luka bakar. Luka
di kulit seperti lecet, tersayat, atau akibat tergores. Manfaat daun bidara
dan cara menggunakannya ini cukup dengan meminum rebusan air daun
bidara. Selain itu kamu juga bisa mengambil bubuk ekstrak daun bidara,
kemudian campur sedikit air hingga menjadi pasta. Lalu balurkan pada
area yang terluka.
- Menyembuhkan Berbagai Masalah Pencernaan
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya yang tepat juga
baik untuk berbagai masalah pencernaan, terutama maag. Hal ini karena
daun biadara dapat meringankan dampak negatif dari asam lambung.
Selain itu, risiko gangguan pencernaan lainnya juga dapat diatasi oleh
daun bidara, karena mampu membantu mengeluarkan racun dalam
pencernaan. Serta mencegah terjadinya infeksi pada salurannya. Cara
menggunakan daun bidara untuk masalah pencernaan dapat dengan
meminum air rebusannya secara rutin atau dengan cara mengaplikasikan
daun bidara secara langsung pada bagian anus yang membengkak jika
kamu mengalami wasir..
- Mengatasi Sariawan
Manfaat daun bidara dan cara menggunakannya dengan tepat juga
dapat mengatasi sariawan dan beberapa masalah pada mulut lainnya.
Bahkan, daun bidara juga dapat menjaga bibirmu tetap terhindar dari
pecah-pecah. Hal ini berkaitan dengan kandungan antioksidan yang
terdapat di dalamnya. Antioksidan dalam daun bidara tersebut dapat
menghalau bakteri yang menetap di dalam mulut.
2. Tanaman Jarak Pagar
a. Deskripsi Tanaman Jarak Pagar
Perdu tinggi mencapai 1-7 m, memiliki cabang yang tidak beraturan.
Batang kayu silindris, jika dipotong akan mengeluarkan getah yang agak
likat, bening hampir tidak berwarna. Daun tunggal menyebar diseluruh
batang, permukaan atas dan bawah berwarna hijau, namun pada bagian
bawahnya sedikit lebih pucat, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang daun
utama. Bunga majemuk berbentuk malai, hijau kekuningan, berkelamin
tunggal dan berumah satu. Bunga betina 4-5 kali lebih banyak dari bunga
jantan. Bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian
berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya
mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4
mm. Benang sari mengumpul pada pangkal berwarna kuning. Tangkai putik
pendek, hijau, kepala putik melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya
mempunyai 5 mahkota keunguan. setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.
Buah kotak, bulat telur diameter 2-4 cm, Panjang buah 2 cm, ketebalan
sekitar 1 cm, hijau muda dan berubah menjadi abu-abu kecokelatan atau
kehitaman ketika masak. Buah terbagi menjadi 3 ruang, masing-masing ruang
berisi satu biji. Biji bulat lonjong, coke lat kehitaman, panjang 1,8-2,1 cm,
lebar 1,1 cm (Heyne, 1987).
b. Klasifikasi Tanaman Jarak Pagar

Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Jatropha
Spesies: Jatropha curcas (Anonimus, 2012)

b. Nama Daerah
1. Nawaih nawas (Aceh)

2. Jarak kosta (Melayu)

3. Jirak (Minangkabau)

4. Jarak kosta, Jarak kusta, Jarak budeg (Sunda)

5. Jarak gundul, Jarak iri, Jarak pager, Jarak cina (Jawa)

6. Kalekhe, Kalekhe paghar (Madura)


7. Jarak pager (Bali)

8. Lulu nau, Lulu ai fula, Paku kase, Paku luba, Paku lunat, Jarak pageh
(Nusatenggara)

9. Kuman nema (Alor)

10. Lulunan (Roti)

11. Paku kase (Timor)

12. Jarak kosta, Jarak wolanda, Beaw, Bintalo, Blau, Bindalo, Tondo
utomene (Sulawesi)

13. Bintalo (Gorontalo)

14. Bindalo (Buwol, Sulawesi)

15. Tondoutomene (Bare, Sulawesi)

16. Tangang-tangang kali, Tangang-tangang kanjoli (Makasar)

17. Peleng kaliki (Bugis)

18. Balacai (Manado)

19. Muun mav, Ai huwa kamala, Ai kamala, Ai hua kamaalo, Jai hua
kamalo, Balacai, Kadoto (Maluku)

20. Malate, Maka male (Seram) Balacai (Halmahera)

21. Balacai hisa (Ternate, Tidore)

22. Ma feng shu (Cina)

c. Kandungan
Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga
mengandung senyawa yang dapat dijadikan obat diantaranya senyawa
fenol, flavonoid, saponin, dan senyawa alkaloid (Ehsanet et al., 2011).
Sudibyo (1998) melaporkan bahwa daun jarak pagar mengandung
kaemfeserol, sitesterol, stimosterol, amirin, dan torakserol. Kandungan
senyawa kimia yang terkandung dalam jarak menurut (Zasa, 2012), yaitu:
Biji mengandung zat kimia minyak jarak (oleum ricini/kastrolo) yang
mengandung berbagai macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat,
asam oleat, dan asam linileat. Selain itu juga mengandung alkaloida risinin
dan beberapa macam enzim diantaranya enzim lipase dan β- glukosa yang
memiliki aktifitas antifungi, toksalbumin, dan curcin yang memiliki
aktivitas sebagai antifungi dan juga bermanfaat sebagai anti kanker.
Ampas dari bijinya juga diperas, minyaknya mengandung nitrogen, fosfat,
dan kalsium. Minyak jarak dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
biodiesel (Ditjenbun, 2007). Daun mengandung saponin, senyawa
flavonoida antara lain kaempferol, nikotoflorin, kuersitin, astragalin,
risinin, dan vitamin C (Sudibyo, 1998).Akar mengandung meta trans – 2
dekana – 4, 6, 8 – trinoat dan 1 – tridekana 3, 5, 7, 9, 11 – pentin – beta –
sitosterol.Ekstrak kulit batang jarak juga banyak kandungannya,
diantaranya saponin, steroid, tannin, glikosida, alkaloida, dan flavonoid.
Getahnya mengandung tannin, saponin, dan flavonoid.
d. Manfaat
Jarak pagar (J. curcas L.) bermanfaat untuk mencegah dan
mengobati beberapa  penyakit secara tradisional. Bagian-bagian yang
digunakan yaitu daun, buah, biji, dan getah. Jenis penyakit yang dapat
disembuhkan diantaranya adalah keputihan pada bayi, radang telinga, sakit
gigi, sariawan, perut kembung-masuk angin, sembelit, jamur, gatalgatal,
bengkak, luka, pendarahan, reumatik, batuk, dan sebagai peluruh dahak.
Tanaman jarak mengandung senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan
senyawa alkaloid. Manfaat lain jarak pagar salah satunya dapat digunakan
untuk bahan baku kosmetik. Biji jarak pagar mengandung minyak sebagai
bahan pembuat biodesel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum
(Sarimole, 2014)
e. Cara Penggunaan
- Dijadikan tapal
Gunakan daun jarak segar kemudian ditumbuk dengan
menambahkan sedikit air hangat, kemudian dijadikan tapal. Tapal ini bisa
dioleskan di dahi (untuk meredakan sakit kepala), di payudara
(merangsang produksi ASI), di perut (melancarkan buang air besar), dan
pada bisul (agar cepat kempis).Anda juga bisa mendapatkan manfaat daun
jarak dengan mencampurkannya bersama minyak esensial, kemudian
mengoleskannya di bagian perut. Pada anak, cara ini ampuh untuk
meredakan perut kembung.Manfaat daun jarak juga dapat dijadikan tapal
dengan cara menghangatkannya bersama susu terlebih dahulu . Oleskan di
bagian kulit yang mengalami luka untuk mempercepat penyembuhannya.
- Direbus
Daun jarak juga bisa direbus, kemudian diminum airnya. Cara
mengolah daun jarak yang satu ini dipercaya dapat melancarkan ASI,
menstruasi, meredakan panas, mencegah kerusakan hati, hingga
menyembuhkan sakit perut.
- Dibuat jus
Manfaat daun jarak juga bisa Anda rasakan dengan membuatnya
menjadi jus untuk diminum. Jus daun jarak ini dipercaya dapat
menawarkan racun yang disebabkan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang, atau menurunkan kadar bilirubin pada orang dewasa yang
menderita jaundice (sakit kuning).
3. Tanaman Sukun
a. Deskripsi Tanaman Sukun

Artocarpus communis (sukun) adalah tumbuhan dari genus


Artocarpus dalam famili Moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropika
seperti Malaysia dan Indonesia. Ketinggian tanaman ini bias mencapai 20
meter (Mustafa, A.M., 1998). Di pulau Jawa tanaman ini dijadikan tanaman
budidaya oleh masyarakat. Buahnya terbentuk dari keseluruhan kelopak
bunganya, berbentuk bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai bahan
makanan alternatif (Heyne K, 1987). Sukun bukan buah bermusim meskipun
bias anya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya berwarna
hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak berbentuk poligonal.
Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah
sukun (Mustafa, A.M.,1998).

b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus communis (Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R,
1991)
c. Nama Daerah

1. Suune (Ambon)

2. Amo ( Maluku utara)

3. kamandi, urknem atau Beitu (Papua)


4. Karara (Bima, Sumba dan Flores)

5. Susu Aek (Rote), Naunu (Timor)

6. Hatopul (Batak)

7. Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan) (Wardany, 2012).

d. Kandungan
Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat,
kalium, thiamin, natrium, kalsium, dan besi (Mustafa, A.M.,1998). Pada kulit
kayunya ditemukan senyawa turunan flavanoid yang terprenilasi, yaitu
artonol B dan sikloartobilosanton. Kedua senyawa terebut telah diisolasi dan
diuji bioaktivitas antimitotiknya pada cdc2 kinase dan cdc25
kinase (Makmur, L., et al., 1999). Kayu yang dihasilkan dari tanaman sukun
bersih dan berwarna kuning, baik untuk digergaji menjadi papan kotak, dapat
digunakan sebagai bahan bangunan meskipun tidak begitu baik. Kulit
kayunya digunakan sebagai salah satu bagian minuman di Ambon kepada
wanita setelah melahirkan (Heyne K, 1987). Flavanoid adalah senyawa
polifenol yang secara umum mempunyai struktur phenylbenzopyrone (C6-
C3-C6). Flavanoid dan derivatnya terbukti memiliki aktivitas biologi yang
cukup tinggi sebagai cancer prevention. Berbagai data dari studi
laboratorium, investigasi epidemiologi, dan uji klinik pada manusia telah
menunjukkan bahwa Flavanoid memberikan efek signifikan sebagai cancer
chemoprevention dan pada chemotheraphy (Ren, W., et al., 2003)
e. Cara Penggunaan
Pengolahan daun sukun sendiri juga sangat mudah. Caranya adalah
sebagai berikut:

1. Siapkan beberapa lembar daun sukun yang sudah tua dan masih bagus.
Lalu bersihkan dengan air dan keringkan.
2. Setelah itu, rebus daun sukun dalam 5 gelas air putih. Masak sampai tersisa
setengahnya.

3. Angkat dan tuangkan dalam gelas dan diamkan hingga teh hangat. Kamu
juga bisa mengkonsumsi teh daun sukun saat benar-benar dingin.

4. Seledri
a. Deskripsi Tanaman Seledri
Herba seledri adalah herba Apium graveolens Linn. dari suku Apiaceae.
Daun seledri berupa daun tipis, rapuh, bentuk belah ketupat miring, panjang 2-
8 cm, lebar 2-5 cm, pangkal dan ujung anak daun runcing, panjang tangkai
anak daun 1-3 cm. Herba seledri berwarna hijau tua dengan bau dan rasa yang
khas. Tanaman seledri dapat hidup di dataran tinggi maupun rendah. Untuk
dapat memperoleh kualitas tanaman yang baik, seledri membutuhkan suhu
tumbuh berkisar antara 15-24°C. Berdasarkan sentra penanaman seledri di
berbagai wilayah di Indonesia, tanaman ini dapat dikembangkan di daerah
dengan ketinggian tempat 1.000 – 1.200 mdpl.
b. Klasifikasi Tanaman
Seledri

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Magnolisia
Sub-kelas : Rosidace
Ordo : Apiacedes
Keluarga : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens
Nama Binomial : Apium graveolens Linn
c. Kandungan kimia
Kandungan zat aktif dari herba seledri yaitu flavo-glukosida (apiin dan
apigenin), malt, zat pahit, vitamin, kolin, dan lipase. Senyawa fenol yang ada
dalam seledri terdiri dari flavonoid apiin, apigenin, dan isokuersitrin Senyawa
lain yakni tannin, selerin, bergapten, apiumosida, apiumetin, apigravrin,
ostenol, isopimpinellin, isoimperatorin, selereosida, dan 8- hidroksi
metoksipsoralen. Minyak atsiri terdiri dari limonen (60%), beta-selinen (10–
15%), phthalida, apiol, sesquiterpen alkohol (1-3%) seperti eusdemol, butil
ftalida dan sedanelida.
d. Manfaat
Herba seledri merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki
khasiat yang penting bagi manusia. Herba seledri secara turun-temurun telah
digunakan sebagai obat tradisional untuk memperlancar pencernaan,
penyembuhan demam, flu, penambah nafsu makan, dan penurun tekanan darah
tinggi . Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan senyawa kimia
dalam herba seledri memiliki aktivitas sebagai antimikroba , antihipertensi,
antioksidan, antiketombe, antidepresan, dan anti-inflamasi.
e. Cara Pengolahannya
Cuci bersih lalu potong kecil-kecil dan masukkan kedalam panci untuk
di rebus Tuangkan air kurang lebih 1 liter, masak dan didihkan selama 10
menit. Setelah dingin saring dan tuang ke dalam botol, kemudian simpan di
dalam kulkas hinga dingin. Minum satu gelas dalam setiap harinya.
5. Kaca Piring
a. Deskripsi Tumbuhan Kaca Piring
Secara morfologi, Tanaman kacapiring termasuk ke dalam perdu tegak
yang tingginya sekitar 1-2 meter. Ia mempunyai batang bulat berkayu yang
bercabang banyak. Daunnya berwarna hijau tua, tebal, licin seperti kulit serta
permukaan atasnya mengkilap karena terdapat lapisan lilin di permukaannya.
Daun letaknya berhadapan (berkarang tiga), bagian tepinya rata, berbentuk
elips atau oval dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Ukuran daunnya
tidak begitu besar, panjangnya sekitar 4,5 – 13 cm dan lebar 2,5 cm. Tanaman
ini memiliki bunga tunggal yang bertangkai pendek serta beraroma harum.
Warna bunganya putih dan tumbuh dari ujung rantingnya. Setelah terjadi
penyerbukan, bunga akan berubah menjadi buah yang bentuknya bulat telur,
kulitnya tipis,mengandung pigmen berwarna kuning dan berbiji banyak. Buah
hanya bisa tumbuh ketika tanaman ini ditanam di daerah yang ketinggiannya
sekitar 900 – 1.300 meter di atas permukaan laut.
b. Klasifikasi ilmiah

Kingdo : Plantae (tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdiviso : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Class : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Subclass : Asteridae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Gardenia
Spesies : Gardenia sp.
c. Kandungan Kimia
Kandungan kimia dari ekstrak daun kaca piring (Gardenia augusta)
adalah flavonoida, saponin, dan iridoid glikosida. Flavonoida yang terkandung
dalam daun kacapiring adalah flavon, flavonon, flavonol, dan isoflavon
(Noffritasari,2006). Kandungan lain dari daun kaca piring adalah penapisan
fitokimia yang menunjukkan daun mengandung flavonoid, saponin, tanin,
galat, dan steroid atau terpenoid.
d. Manfaat
Daun Kaca Piring oleh masyarakat digunakan untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit seperti penurun panas demam, sariawan, sembelit,
dan gangguan buang air besar. Selain itu daun ini juga dipercaya mempunyai
efek hipoglikemik yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan diabetes melitus
khususnya diabetes melitus tipe-2 .
e. Cara pengolahan
Menggunakan daun yang masih segar sebanyak 30 gram. Daun
kemudian dicuci hingga bersih serta ditambahkan gula aren sebesar ibu jari.
Rebus kedua bahan diatas dengan dua gelas air hingga air rebusannya tersisa
satu gelas saja. Setelah itu, dinginkan air rebusan tadi dan saring hingga tersisa
airnya saja. Meminum hasil saringan rebusan tadi sekaligus, dosis
pengobatannya adalah 2-3 kali sehari hingga demam menurun.
6. Adas
a. Deskripsi Tumbuhan adas

Bentuk buah tanaman adas lonjong dengan biji yang kering dan
memiliki rusuk. Panjang biji adas sekitar 6 sampai 10 mm dan lebarnya 3
sampai 4. Ketika masih mentah biji adas berwarna hijau dan ketika sudah
matang atau tua biji adas akan berubah menjadi cokelat tua, namun warna biji
adas ini relatif tergantung asalnya dari mana. Ketika buahnya matang tanaman
ini akan mengeluarkan aroma khas rempah-rempah yang kuat dan manis. Buah
ini terasa seperti kamper jika dicicipi. Biji adas ini yang akan dimanfaatkan
menjadi rempah-rempah dan obat herbal.

Bentuk bunganya seperti payung yang diameternya sekitar 5 sampai 15


cm. Bunga adas tersusun menjadi rangkaian bunga majemuk tak terbatas di
mana tangkainya membentuk cabang-cabang yang sama panjang. Ukuran
bunganya 2 mm sampai 5 mm. Kelopak bunga berbentuk seperti silinder atau
tabung berwarna hijau dengan mahkota bunga kuning.

Bentuk daun tanaman adas seperti jarum dengan bagian ujung dan
pangkalnya yang runcing. Letak daun adas berselang-seling majemuk. Daun
yang berselang seling majemuk tersebut memiliki kondisi menyirip ganda dua
yang kemudian saling menyirip. Ukuran daun tanaman ini panjangnya sekitar
30 sampai 50 cm dan lebarnya 5 sampai 7 cm. Tanaman adas berdaun hijau
muda terang saat masih muda dan ketika daun sudah tua akan berubah warna
menjadi hijau gelap. Kuncup-kuncup daun akan tumbuh dari setiap ruas batang
atau cabang tanaman adas.

Batang tanaman adas berwarna hijau agak sedikit kebiruan dengan


bentuk batang yang memilii alur dan ruas yang berlubang serta dapat tumbuh
sampai dengan 1 meter. Biasanya tanaman adas akan tumbuh sebanyak 3
sampai 5 batang dalam satu rumpun dan juga mmiliki cabang. Jika
dimemarkan batang adas akan mngeluarkan aroma yang berbau harum.

b. Klasifikasi Ilmiah

Kingdom :  Plantae

Subkingdom : Tumbuhan berpembuluh  (Tracheobiotan)

Superdevisi : Spermatophyta.

Devisi : Tumbuhan berbunga (Magnoliophyta)

Kelas : Tumbuhan biji berkeping dua (Magnoliopsida).


Ordo :Apiales

Family : Apiaceae

Genus : Foeniculum.

Spesies : Foeniculum vulgare P. Mill 

c. Kandungan Kimia

Buah adas bermanfaat sebagai obat batuk, mulas, sariawan, pelega


tenggorokan, dan penghangat badan. Fungsi buah Adas sebagai tanaman obat
berkaitan erat dengan kandungan kimiawinya yang terdiri atas minyak atsiri,
flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV, stigmasterin,
minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pectin, trigonelin, kolin,
dan iodine.. Minyak atsiri memiliki fungsi sebagai penghambat pertumbuhan
mikroba maupun memberikan aroma harum. Flavonoid telah lama diakui
memiliki aktivitas antiinflamasi, antioksidan, antialergi, hepatoprotektif,
antitrombotik, antiviral, dan antikarsinogenik. Saponin memiliki fungsi sebagai
antiinflamasi, antibakteri, dan antikarsinogenik. Komponen saponin menurut
terbukti mampu menstimulasi sintesis fibroblast oleh fibronektin menyebutkan
bahwa fungsi saponin berkaitan erat dengan aktivasi TGF-β.

d. Manfaat

Buah adas bermanfaat untuk masyarakat sebagai obat batuk, mulas,


sariawan, pelega tenggorokan, dan penghangat badan, Meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan masih banyak manfaat lain dari tanaman ini.

e. Cara pengolahan

Dapat meminum air seduhannya secara teratur. Juga dapat


menambahkan rempah-renpah lain dalam ramuan adas, tegantung penyakit
yang anda alami dan dengan dosis yang sesuai dan tidak berlebihan maka
khasiat dari tanaman ini akan terasa dengan baik.

7. Kencur
a. Deskripsi Kencur
Kencur atau humopoto adalah tanaman yang mempunyai akar batang yang
tertanam di dalam tanah, biasa dipakai untuk bahan rempah-rempah dan
ramuan obat, tanaman ini merupakan salah satu jenis empon-empon/tanaman
obat yang tergolong dalam suku temu-temuan. Kencur merupakan tanaman
dalam famili Zingiberaceae atau tanaman sejenis jahe yang memiliki nama
latin Kaempferia galanga L. Kencur memiliki aroma lembut yang khas yang
membuat tanaman ini berbeda dengan tanaman jenis Zingiberaceae lainnya.
Tanaman kencur memiliki batang semu dengan jumlah daun sekitar 2-3 helai
dengan bunga berwarna putih dan umbi yang kuning kecoklatan. Umbi atau
akarnya inilah yang banyak dimanfaatkan orang sebagai rempah-rempah,
tanaman kencur merupakan tanaman yang berasal dari daerah India.
Penyebaran dari tanaman kencur meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina.
Kencur merupakan salah satu rempah yang cukup terkenal di Indonesia.
Kencur banyak digunakan sebagai obat tradisional atau jamu dan untuk bumbu
masakan.
b. Klasifikasi Kencur

Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia L.
Spesies : Kaempferia Galanga L.

c. Kandungan Kencur

Kencur memiliki banyak kandungan yang baik bagi kesehatan. Karena


itulah kencur banyak dimanfaatkan dalam berbagai pengobatan tradisional
hingga bumbu masakan. Kandungan terbesar yang dapat ditemukan dalam
kencur adalah etil parametoksisinamat. Etil parametoksisinamat merupakan zat
yang memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi, antibakteri dan antijamur.
Kandungan kencur dalam 100 gram adalah sebagai berikut:

Nama Kandungan Jumlah


Lemak 1.66 g
Protein 5.92 g
Serat 7.93 g
Karbohidrat 72.04 g
Kalori 331.49 kJ
Asam Oksalat 30.09 g
Asam Fenolik 12.13 g
Kandungan yang ada pada kencur
kandungan mineral dan kandungan lainnya yang ada dalam kencur adalah:

Kandungan mineral Kandungan lainnya


Kalium Flavonoid
Fosfor Glikosid
Magnesium Alkaloid
Besi Steroid
Mangan Saponin
Seng Tanin
Kolbalt Terpenoid
Nikel Flobatinin
- Mineral merupakan zat yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan
tubuh. Kalium, fosfor dan magnesium dibutuhkan tubuh untuk
memperkuat tulang dan menghasilkan energi untuk metabolisme.
Sedangkan besi, mangan, zink, kobalt dan nikel dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan dan pembuatan sel darah merah.
- Flavonoid adalah kandungan antioksidan dan antimikrobiotik yang
terdapat pada sebagian besar tumbuhan. Kelebihan dari flavonoid ini
adalah kemampuannya dalam menangkal radikal bebas.
- Steroid merupakan zat yang mirip dengan hormon manusia yang
dihasilkan oleh kelenjar adrenal yang digunakan untuk
melawan stress karena penyakit maupun cedera. Streroid mampu
mengurangi inflamasi dan memperkuat sistem imun.
- Saponin merupakan komponen yang dapat memperkuat sistem imun
tubuh terhadap beberapa jenis sel kanker. Saponin juga dapat menurunkan
kadar lemak dan gula dalam darah. Tanin merupakan senyawa yang juga
bekerja sebagai antimikroba seperti jamur, bakteri dan virus. Tanin juga
dapat dijumpai pada tumbuhan lain seperti teh dan kopi.
d. Manfaat Kencur

Manfaat untuk Kesehatan yaitu Antioksidan dimana Bioaktivitas kencur


sebagai antioksidan telah dibuktikan.Kemampuan antioksidan yang dimiliki
kencur ini karena flavonoid yang terkandung di dalamnya. Flavonoid yang
terkandung dalam kencur merupakan antioksidan yang telah banyak dibuktikan
manfaatnya. Antioksidan mampu menangkal berbagai radikal bebas yang
terbentuk di dalam tubuh seperti reaktif oksigen dan nitrogen. Kerusakan
oksidatif dipercaya sebagai satu dari penyebab banyak penyakit dan penuaan
yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas sendiri merupakan molekul
yang sangat aktif dengan elektron tunggal. Radikal bebas cenderung lebih
bereaksi pada substansi penting dalam tubuh seperti asam lemak, protein dan
DNA. Antiinflamasi dimana Radang atau inflamasi merupakan respon
protektif tubuh karena adanya cedera atau kerusakan jaringan. Hasil pengujian
aktivitas antiinflamasi dari kencur menunjukkan hasil yang positif. Etil
parametoksisinamat yang dapat terkandung dalam kencur memiliki potensi
sebagai obat antiinflamasi. Etil parametoksisinamat menunjukkan potensi anti-
inflamasi yang signifikan dengan menghambat sitokin sehingga menghambat
fungsi utama sel endotel, yaitu mengatur proses inflamasi. Selain itu beberapa
penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak etanolik dari kencur mampu
membantu penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh
tingkat pembentukan kolagen dan proses pematangan dengan pengikatan antar
serat kolagen tersebut. Kencur dapat mempercepat dan meningkatkan proses
pematangan dengan meningkatkan kualitas ikatan antar serat kolagen.
Antibakteri dimana Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme dan
beberapa jenisnya dapat menyebabkan berbagai penyakit,
seperti diare, tuberkulosis, kolera, sipilis dan antrak. Kencur memiliki
kandungan etil parametoksisinamat yang terbukti dapat
menghambat Mycrobacterium tuberculosis atau bakteri penyebab dari
tuberkulosis. Analgesik merupakan senyawa yang memiliki fungsi sebagai
pengurang rasa sakit atau nyeri yang timbul diakibatkan oleh luka, infeksi
maupun penyakit lainnya. Fungsi analgesik dari ekstrak kencur memiliki
kemiripan dengan senyawa analgesik aspirin. Diuretik dimana Manfaat kencur
yang lain yaitu untuk memperlancar proses pengeluaran air kencing atau
disebut sebagai diuretik. Pada sebuah penelitian yang menguji aktifitas ekstrak
petroleum eter pada rimpang kencur, menunjukan bahwa terjadi peningkatan
volume urin yang signifikan, serta meningkatkan kadar natrium serta kalium
dalam urin. Pada penelitian tersebut, disimpulkan bahwa kandungan minyak
atsiri, steroid, triterpinoid, dan resin dalam ekstrak petroleum eter berperan
sebagai agen diuretik.
Manfaat Kecantikan yaitu Sun Protection Kandungan etil
parametoksisinamat sering digunakan di dalam kosmetik sebagai sun
protection atau tabir surya yang melindungi kulit dari cahaya matahari.
Kandungan etil parametoksisinamat dari ekstrak kencur dalam aktivitas sun
protection adalah 43.35% dan etil sinamat sebanyak 29,56%. Kemampuan dari
kandungan etil parametoksisinamat dan etil sinamat tersebut setara dengan
dengan kemampuan produk-produk tabir surya yang ada di pasaran kosmetik.
Jerawat dimana Kencur memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi,
antibakteri dan antijamur. Kelebihan dari kencur ini membuatnya menjadi
alternatif obat untuk mengatasi jerawat. Ekstraksi dari akar Kaempferia
galanga telah terbukti mampu melawan Propionibacterium
acnes atau p.acnes, yaitu bakteri yang menyebabkan timbulnya jerawat. Selain
itu ekstrak kencur juga dipercaya dapat mengurangi luka dan pigmetasi bekas
jerawat.
e. Manfaat Kencur
Cara Penggunaan Kencur yaitu dengan Penggunaan Topikal dimana
Ekstrak alkohol yang terkandung dalam kencur dapat membantu proses
penyembuhan luka. Pada sebuah penelitian, ekstrak kencur dapat mempercepat
pembentukan lapisan epitel baru di daerah luka untuk mencegah terjadinya
infeksi.Penggunaan kencur pada luka cukup dengan mencuci kencur segar, lalu
dihaluskan dan dicampur dengan air. Perasan dari kencur tersebut dapat
diteteskan pada luka atau dengan mencuci luka yang bernanah. Jamu dimana
Kencur sering dimanfaatkan sebagai minuman tradisional penuh manfaat atau
jamu. Jenis jamu yang umum yang mengandung kencur adalah beras kencur.
Pada sebuah penelitian dengan menggunakan tikus putih jantan, beras kencur
dapat menurunkan kadar glukosa darah, mengontrol berat badan serta mampu
mengurangi kerusakan pada Pulau Langerhans di pankreas. Untuk membuat
beras kencur, diperlukan kencur, lempuyang, jahe, kunyit, asam, kayu manis,
kedawung dan kapulaga. Bahan-bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi air,
kemudian diperas. Perasan lalu ditambahkan gula aren. Pembuatan beras
kencur dipastikan dengan menggunakan bahan dan alat yang bersih, agar tidak
mengurangi efektivitasnya. Obat Rematik dimana Daun dan rimpang kencur
bermanfaat dalam pengobatan rematik secara tradisional. Gangguan rematik
biasanya disertai dengan rasa nyeri dan peradangan atau inflamasi. Sebuah
penelitian pada tikus, menunjukan bahwa ekstrak kencur memberikan efek
antiinflamasi yang signifikan, sehingga dapat membantu mengatasi rematik.
Untuk mengatasi inflamasi yang terjadi karena rematik, kencur dapat disangrai
atau digoreng tanpa minyak, lalu diaplikasikan pada bagian yang sakit.
8. Bawanga Merah
a. Deskripsi
Digunakan sebagai obat demam, masuk angina, disentri, diabetes,
bahkan untuk meredakan luka akibat dari gigitan serangga. Bawang merah
sendiri memiliki kandungan gizi yang hampir serupa dengan sayuran lainnya, yaitu
merupakan sumber vitamin A, vitamin C, besi, dan merupakan sumber pridoksin yang
cukup potensial dalam memenuhi kebutuhan harian. Asal usul bawang merah
sendiri diperkirakan berasal dari Iran Pakistan dan Syira, lalu menyebar ke
India pada tahun 600 sebelum masehi (SM). Selanjutnya menyebar ke
Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara. Bawang merah merupakan
komoditas holtikultura yang komersil di banyak Negara
Morfologi bawang merah yaitu Akar, Akar sendiri merupakan bagian
dari suatu tanaman yang berfungsi guna menyokong atau memperkokoh
berdirinya suatu tumbuhan. Akar juga memiliki fungsi untuk menyerap zat-zat
hara yang ada di dalam tanah. Bawang merah memiliki akar pokok sebagai
tempat tumbuhnya akar adventif dan bulu akar yang berfungsi untuk
menyokong berdirinya bawang merah. Akar bawang merah memiliki
kedalaman sekitar 15 – 30 cm yang tumbuh disekitar umbi bawang merah.
Batang, Bawang merah memiliki batang sejati atau yang biasa dikenal dengan
diksus, dimana batangnya ini memiliki bentuk menyerupai cakram, yaitu tipis
dan pendek. Batang bagian atas dari bawang merah merupakan umbi semu atau
bulbus yang berasal dari modifikasi pangkal daunnya. Sedangkan batang
semunya yang ada di dalam tanah, bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi
lapis. Pada tanaman tumbuh tunas atau anakan bawang merah, maka akan
berbentuk umbi secara berhimpitan, inilah yang biasa disebut dengan suing
bawang merah. Daun, Daun bawang merah memiliki peran penting dari
tanaman tersebut, hal ini dikarenakan daun bawang merah berfungsi sebagai
alat dalam proses fotosintesis, sehingga kesehatan dari daun bawang merah
akan memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan dari tanaman bawang
merah itu sendiri. Daun bawang merah berwarna hijau muda hingga hijau tua
yang melekat pada tangkainya yang pendek, bentuknya berupa silinder,
memanjang seperti pipa dengan panjang kisaran 45-70 cm serta bagian
ujungnya meruncing. Bunga, Bawang merah memiliki bunga majemuk
berbentuk tandan. Tangkai bunganya keluar dari ujung bagian tanaman dengan
panjang 30-90 cm, dan memiliki panjang 50-200 kuntum bunga yang
susunannya melingkar seperti payung. Bunga bawang merah ini memiliki
sekitar 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih dan 6 benang sari yang
memiliki warna hijau hingga kekuning-kuningan, memiliki 1 putik dan bakal
buah yang bentuknya hampir seperti segi tiga. Bunga bawang merah memiliki
benang sari dan putik dimana hal ini artinya bunga bawang merah merupakan
bunga sempurna atau hemprodit karena memiliki kelamin jantan dan betina,
sehingga bisa melakukan penyerbukan secara sendiri atau penyerbukan silang.
Buah dan Biji, Biji bawang merah memiliki tiga ruang yang masing-masing
merupakan bakal biji. Pada bunga yang berhasil melakukan persarian maka
akan tumbuh buah sedangkan bunga yang lainnya akan mati dan juga
mengering. Buah bawang merah bentuknya bulat dan pangkal ujungnya tumpul
dimana membungkus 2-3 butir biji. Biji bawang merah ini berwarna merah dan
akan berubah menadi warna hitam setelah tua.
b. Klasifikasi Bawang Merah
Kingdom : Plantae.
Divisi : Spermatophyta.
Kelas : Monocotyledonae.
Ordo : Liliales.
Famili : Liliaceae.
Genus : Allium.
Spesies : Allium Ascalonicum L
c. Kandungan Bawang Merah
Kandungan bawang merah diketahui mengandung senyawa turunan
alkaloid yang bersifat antipiretik. Senyawa tersebut bisa menurunkan demam,
sekaligus berperan sebagai antibiotik alami terhadap kuman penyebabnya. Air
rebusan bawang merah diketahui mengandung asam kaprilat yang berfungsi
sebagai bahan antiseptik alami dan antijamur sehingga bisa mengatasi
masalah candidiasis. Uap bawang merah yang ditimbulkan oleh kandungan
senyawa eteris diketahui berfungsi sebagai dekongestan, yaitu mengencerkan
lendir dan ingus. Dengan cara ini, lendir bisa dikeluarkan dari rongga
hidung. Bawang merah diketahui mengandung senyawa alisin dan aliin yang
memiliki efek antelmintik, yakni mampu membunuh cacing. Kedua senyawa
itu memiliki efek farmakologi yang hampir sama dengan obat sintetik pirantel
famoat, yang juga sering dipakai sebagai obat anticacing. Kandungan
flavonoid yang terdapat dalam bawang merah dapat membantu membunuh
bakteri enterik Shigella, yang menjadi penyebab infeksi disentri. Senyawa
tersebut diyakini mampu merusak dinding sel bakteri sehingga bakteri
menjadi inaktif.
d. Manfaat
Kegunaan bawang meraah Menurunkan demam Demam
sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan keadaan peningkatan suhu
tubuh. Keadaan ini sering kali menjadi tanda adanya infeksi virus maupun
bakteri pada tubuh. Setelah infeksi disembuhkan, suhu tubuh biasanya akan
turun dengan sendirinya. Beberapa penyakit dengan gejala demam, di
antaranya batuk, pilek, infeksi tenggorokan, diare, gondongan, campak,
cacar. Menyembuhkan sariawan, Sariawan atau moniliasis adalah infeksi
jamur yang terjadi pada kulit dan lapiran mukosa mulut. Sariawan ini bisa
disebabkan oleh jamur jenis Candida yang biasa ditemukan di daerah
kelamin. Bentuk infeksi yang sering ditemukan yakni peradangan pada
jaringan mulut, yang ditandai oleh tukak kecil berwarna putih dan nyeri di
bagian mulut. Untuk mengatasi sariawan, bawang merah bisa direbus
dengan ditambahkan dengan belimbing wuluh, daun sariwan dan adas
pulasari. Menyembuhkan pilek, Pilek bisa dipahami sebagai kondisi
tersumbatnya rongga hidung akibat infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Kondisi ini disebabkan oleh bermacam-macam jenis virus. Gejalanya
bahkan bisa berupa sakit ternggorokan, demam, mata dan hidung berair,
serta batuk.. Mencegah masuk angin dan perut kembung, Masuk angin
bisa dipahami sebagai istilah awam untuk menggambarkan kondisi badan
yang tidak enak, termasuk pada perut. Orang-orang biasanya menyebut
demam ketika mendapati gejala mual, ingin muntah, hingga perut kembung.
Demam bisa saja disebabkan oleh gangguan pencernaan, kurang tidur, dan
beberapa faktor lainnya yang mengakibatkan gangguan fisiologis pada
lambung Sedangkan, kembung adalah suatu kondisi saat gas terkumpul di
dalam lambung atau usus melebihi keadaan normal. Kondisi itu biasanya
disertai dengan perasaan tidak nyaman dan bisa juga disertai dengan rasa
sakit. . Mengatasi sakit kepala, Mengobati cacingan, Mengobati
disentri, Disentri merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala, seperti,
diare yang mengandung lendir serta darah, muntah-muntah, dan sakit
perut. Kurangnya sanitasi kebersihan lingkungan disinyalir menjadi
penyebab utama penyakit ini bisa diderita oleh seseorang. Di mana, orang-
orang akhirnya bisa mengonsumsi makanan yang tidak higienis. 
e. Cara Penggunaan
Cara penggunaan Untuk menurunkan demam, bawang merah bisa
digunkana dengan cara dikonsumsi maupun menjadi obat balur. Ketika
ingin dikonsumsi, bawang merah bisa ditumbuk dengan air perasan jeruk
nipis. Bawang merah juga bisa dipanggang, kemudian dihaluskan dan
ditambahkan madu sampai terbentuk larutan kental. Larutan itu bisa
diminum 1-2 sendok teh 3 kali sehari. Sedangkan untuk obat balur, bawang
merah mentah bisa ditumbuk lebih dulu kemudian dicampur dengan jahe.
Setelah itu, bahan tersebut tinggal dioleskan di sekeliling tengkuk secara
merata. Untuk mencegah gejala perut kembung tersebut makin parah,
bawang merah bisa dimanfaatkan sebagai obat balur atau baik juga bila
dikonsumsi. Ketika dijadikan obat balur, bawang merah bisa ditumbuk lebih
dulu, kemudian dicampur dengan minyak kayu putih secukupnya,
Tambahkan dua sendok makan madu dan minum sehari sekali selagi masih
hangat. Untuk bisa mengatasi sakit kepala, bawang merah bisa diperlakukan
dengan cara direbus bersama jahe, lokio, dan gula merah secukupnya.
Minum air saringan dari rebusan itu selagi masih hangat.(Irawan Sapto
Adhi). Untuk memperoleh manfaatnya, bawang putih bisa direbus dengan
campuran kulit delima kering, adas, dan satu ruas jari pulasari. Untuk
mengatasi pilek, bawang merah bisa dimanfaatkan dengan cara dihirup
aromanya atau diminum dengan campuran air perasan jeruk nipis
9. Daun Pacar Cina
a. Deskripsi
Pacar cina, culan, pacar culan, kemuning cina, atau bhangear cina
adalah tanaman perdu dari famili Meliaceae dengan nama latin Aglaia odorata
Lour. yang sering disamakan dengan kemuning. Tanaman ini diperkirakan
merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Selain memiliki bunga yang menarik
tanaman ini juga dapat mengeluarkan baru atau aroma yang wangi. Pacar cina
dapat tumbuh di tempat-tempat terbuka seperti di kebun, pekarangan rumah, di
pinggir jalan, namun tidak sedikit orang yang memang sengaja menanam pacar
cina sebagai tanaman hias. Menurut asal usulnya, tanaman ini merupakan
tumbuhan asli Kamboja, Thailand, Myanmar dan Tiongkok. Saat ini
persebaran pacar cina sudah sangat luas, kamu dapat menemukan tanaman
berikut hampir di seluruh daerah nusantara, seperti Jawa, Sumatera, Maluku,
Kalimantan, Papua dan masih banyak lainnya. Karena persebarannya cukup
banyak, sehingga banyak sebutan atau nama lokal dari tanaman pacar cina di
Indonesia. Di Sunda disebut dengan Culan, di Jawa disebut dengan Pacar
Culan, kemudian di Sumatera dipanggil dengan nama Culan. Namun yang
perlu diketahui adalah pacar cina memiliki nama latin Aglaia odorata Lour.
Pacar cina memiliki kerabat dekat dengan tanaman nyampuh semut, langsat
hutan, tanglar, langsatan, bulog, bayanti, belangkas hutan dan medang bebulu.
Tumbuhan dapat berkembang biak melalui cangkok, dan bisa juga
secara alami melalui bijinya. Kemudian pacar cina akan tumbuh subur
ditempat yang cukup mendapatkan sinar matahari, dan tanaman ini biasanya
hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 10 – 1300
meter diatas permukaan air laut. Dari dulu orang sudah memanfaatkan tanaman
ini sebagai tanaman obat hingga pewangi parfum. Sebab selain berkhasia,
tanaman ini mempunyai ciri khas dapat mengeluarkan aroma wangi yang
muncul dari bunganya. Aroma yang dihasilkan dari bunganya sering
dimanfaatkan untuk pengharum pakaian dan mengharumkan teh.
Morfologi Tanaman Pacar Cina. Tanaman ini tumbuh tegak hingga
memiliki ukuran 2 – 5 m, batang berkayu dan memiliki banyak cabang. Mereka
dapat berkembang biak secara alami menggunakan biji, sehingga pacar cina
dapat tumbuh liar dan sering ditemui seperti di kebun, pekarangan rumah,
ladang dan masih banyak tempat terbuka lainnya yang memiliki cahaya
matahari cukup. Daun termasuk kedalam jenis majemuk, menyirip, berselang
seling, dan memiliki ukuran panjang sampai 13 cm. Biasanya dalam satu
tangkai daun terdapat 3 sampai 9 helai daun yang bertangkai pendek. Bagian
atas daun memiliki tekstur licin dan daun berwarna hijau. Banyak yang
menyamakan tumbuhan ini dengan kemuning, perbedaan yang mencolok
adalah bunga milik pacar cina berwarna kuning. Bunga ini dapat menimbulkan
aroma yang wangi, sehingga banyak orang memanfaatkannya untuk pewangi
pakaian, dan mengharumkan teh.
Kandungan tanaman pacar cina yang bersifat penghambat makanan
bagi serangga, sehingga tanaman ini juga sering dipakai sebagai pestisida
nabati. Kemudian daunnya dapat menghasilkan minyak atsiri, saponin,
flavonoid, alkaloid dan tannin.
Tanaman pacar cina dapat berpotensi sebagai pengobatan herbal,
karena hasil riset mengatakan jika tumbuhan ini bisa mengobati pengakit perut
kembung, batuk, pusing, bisul, bau badan, haid terlalu banyak, bisa juga
mempercepat persalinan.
10. Putri Malu
a. Klasifikasi
Kingdom : Piantarum
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotvledoneae
Orda : Mimosales
Famili : Ivlimosaceae
Genus : Mimosa
Species : Mimosa pudica
b. Deskripsi Tanaman
Putri malu merupakan tumbuhan liar yang hidupnya dipinggir
jalan, lapangan terlantar dan tempat-tempat terbuka yang terkena sinar
matahari, putri malu memiliki batang bulat, berambut dan berduri
tempul, daun berupa daun majemuk, helaian anak daun berbentuk
memanjang sampai lanset, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas dan
bawah licin berwarna hijau, jika daun tersentuh akan melipat diri
(mengkerut). Bunga bulat benwarna ungu.
c. Habitus
Tumbuhan putri malu membutuhkan lingkungan yang sesuai untuk
dapat tumbuh dengan baik. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah yang
beriklim tropis seperti di Indonesia dengan ketinggian 1-1.200 m di atas
permukaan laut.
d. Morfologi Tanaman
1. Akar
Tumbuhan putri malu memiliki akar tunggang berwarna putih
kekuningan. Diameter akar tidak lebih dari 1-5 mm. Akar putri malu
memiliki bau yang khas yakni menyerupai buah jengkol.
2. Batang
Putri malu memiliki batang berbentuk bulat, berbulu, dan berduri
tajam. Bagian batang putri malu terdapat bulu halus dan tipis
berwarna putih dengan panjang sekitar 1 – 2 mm. Batang muda
berwarna hijau mencolok dan batang tua berwarna merah.
3. Daun
Bentuk daun menyirip dan bertepi rata. Daun berbentuk kecil
tersusun secara majemuk, berbentuk lonjong serta letak daun
berhadapan. Warna daun hijau namun ada juga yang berwarna
kemerah-merahan. Warna daun bagian bawah dari putri malu
(Mimosa pudica Linn) berwarna lebih pucat. Bila tersentuh, daun
putri malu akan segera menguncup atau menutup. Pada tangkai daun
terdapat duri-duri kecil.
4. Bunga
Bunga berbentuk bulat seperti bola, warnanya merah muda dan
bertangkai serta bentuk bunga berambut. Putik berwarna kuning dan
tangkai bunga berbulu halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga
akan menutup seakan layu dan mati, tapi jika terkena sinar matahari
lagi maka bunga itu akan kembali mekar.
5. Buah
Buah dari putri malu menyerupai bauah kedelai dalam ukuran
kecil. Pada buah putri malu, terdapat balu-bulu halus berwarna
merah, namun hanya terdapat pda bagian tertentu saja. Tangkai buah
memiliki panjang tangkai sekitar 3-4 cm dengan diameter 1-2 mm.
Pada satu tangkai buah, terdapat 10-20 buah dengan pangkal buah
melekat pada ujung tangkai. Ketika buah telah masak, buah tersebut
akan pecah sehingga bijinya akan jatuh dan menyebar ke segala arah.
Biji ini nantinya akan tumbuh menjadi tunas baru. Buah yang
mentah maupun telah masak berarna hijau.
e. Kandugan Utama
Tumbuhan putri malu mengandung senyawa alkaloid, saponin,
flavonoid, tanin, dan fenolik.
f. Khasiat dan Cara Penggunaan
1. Obat untuk yang sulit tidur
Cara penggunaan : cuci akar putri malu yang segar, lalu rebus
dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi 1 gelas, setelah dingin,
kemudian di saring dan air saringannya diminum, ampasnya
dibuang.
2. Obat batuk berdahak
Cara penggunaan: cuci akar putri malu yang segar kemudian
dipotong-potong, ditambahkan 3 gelas air, lalu direbus sampai
tersisa 1 gelas, setelah dingin kemudian disaring dan air
saringannya diminum 3 kali sehari masing-masing ½ gelas.
11. Daun Tebal
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Sotanates
Famili : Labiatae
Genus : Coleus
Species : Coleus amboinicus
b. Deskripsi Tanaman
Daun tebal merupaka terna tumbuhan dan memiliki batang berkayu
dan beruas, memiliki tinggi kurang lebih mencapai 1 meter. Warna
daun hijau muda dan memiliki daun tunggal, berdaging, berbentuk
bulat telur, ujung dan pangkalnya runcing dengan tepian bergerigi,
kecuali pada bagian pangkal. Daun mengeluarkan aroma wangi
c. Kandungan Utama
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ekstrak daun jintan
mengandung flavonoid, saponin, polifenol, minyak atsiri, terpene,
antarkuinon dan alkaloid.
d. Khasiat dan Cara Penggunaan
1. Obat Asma dan Batuk
Cara penggunaan : cuci daun tebal kemudian direbus dengan 2 gelas
air sampai tersisa 1 gelas, kemudian disaring, diminum 2 kali sehari,
pagi dan sore hari.
2. Obat Sakit Kepala dan Sariawan
Cara penggunaan : cuci daun tebal hingga bersih, kemudian dikunya,
airnya di telan dan sisa ampasnya di buang.
3. Obat Demam
Cara penggunaan : tumbuk daun tebal hingga halus untuk kompres.
Cara penggunaan : cuci daun tebal kemudian direbus dengan 1 gelas
air hingga tersisa 1/2 gelas, kemudian disaring, diminum biasa.
12. Tembelekan
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantara
Species : Lantana camara
b. Deskripsi Tanaman
Tembelekan merupakan tumbuhan liar yang hidup di tempat-
tempat terbuka yang terkena matahari, memiliki batang berkayu, ranting
berbentuk segi empat, berduri, berambut, daun tunggal, ujung runcing,
tepi bergerigi, berbunga majemuk, buah duri, tangai berambut, buah
masih muda hijau, bila masak hitam gelap.
c. Habitus
Tumbuhan ini memiliki habitus perdu tegak atau setengah
merambat dengan bau khas yang merupakan tanaman asli daerah tropis
(Jumiati dkk, 2020).
d. Morfologi
Tembelekan (Lantana camara L) merupakan tanaman perdu tegak
atau setengah merambat dengan ciri-ciri, yaitu :
1. Batang berkayu, bercabang banyak, ranting berbentuk segi empat,
tinggi lebih dari 0,5-4 m, memiliki bau yang khas, terdapat dua
varietas (berduri dan tidak berduri).
2. Daun tunggal, duduk berhadapan, bentuk bulat telur dengan ujung
meruncing dan bagian pinggirnya bergerigi, panjang 5-8 cm, lebar
3,5-5 cm, warna hijau tua, tulang daun menyirip, permukaan atas
berbulu banyak, kasar dan permukaan bawah berbulu jarang.
3. Bunga majemuk bentuk bulir, mahkota bagian dalam berbulu,
berwarna putih, merah muda, jingga kuning, dan masih banyak warna
lainnya.
4. Buah seperti buah buni dan berwarna hitam mengkilat bila sudah
matang
e. Kandungan Utama
Tembelekan (Lantana camara L.) mengandung senyawa seperti
alkaloid, flavonoid, fenol, steroid, saponin, tanin, catachin dan terpenoid
(Astriani, 2010).
f. Khasiat dan Cara Penggunaan
1. Obat Rematik
Cara penggunaan : Akar tembelekan kering sebanyak 1 genggaman
direbus dalam 5 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Hangat-
hangat digunakan untuk mandi. Daun tembelekan segar secukupnya
(7 lembar daun) direbus airnya digunak-an untuk mandi.
2. Obat Batuk
Cara Penggunaan: 5 daun tembelekan kering direbus dalam 3 gelas air
sampai tersisa separohnya 1 gelas, setelah dingin disaring, dibagi
sama banyak untuk 3 kali minum yaitu pagi, siang dan sore hari.
13. cengkeh
a. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh
Sebenarnya apa sih yang menjadi klasifikasi dari tanaman cengkeh ini? Jika
anda ingin mencari tahu tentang bagaimana klasifikasi yang dimiliki oleh VPN,
maka disini akan dijelaskan oleh kami. Tanpa basa-basi anda bisa menyimak pada
ulasan yang berikut ini.
Kingdom – Plantae
Sub Kingdom – Viridiplantae
Divisi – Tracheophyta
Sub Divisi – Spermatophytina
Kelas – Magnoliopsida
Ordo – Myrtales
Famili – Myrtaceae
Genus – Syzygium
Spesies – Syzygium Aromaticum (L.)
1. Akar
Sistem akar dari tanaman cengkeh menjadi salah satu akar yang
tunggang. Hal ini dikarenakan akar tanaman cengkeh ini termasuk sebuah akar
pokok yang berasal dari lembaga dan kemudian mempunyai banyak
cabang.Akar tanaman cengkeh bisa masuk kedalam tanah yang cukup dalam.
Meskipun begitu, pada hal yang sebenarnya akar pohon cengkeh ini masih
kurang berkembang. Namun akar ini memiliki bulu yang bisa menyerap sari
makanan.
2. Daun
Secara umum daun dari tanaman cengkeh ini tidak termasuk pada
daun yang lengkap. Karena daun yang dimiliki oleh tanaman cengkeh ini
hanya berupa seperti petiolus atau tangkai daun dan lamina atau helaian daun.
Namun tanaman cengkeh ini tidak memiliki pelepah atau upih
3. Batang
Pada umumnya batang dari pohon cengkeh ini memiliki panjang yang
bisa mencapai sekitar 10 sampai 15 meter. Batang tanaman cengkeh ini
berbentuk bulat dan di bagian permukaan batang terlihat kasar.Secara umum
ranting-rantingnya terlihat lebat, hal ini biasanya karena mempunyai cabang-
cabang yang dipenuhi dengan berbagai ranting. Jadi tak heran jika banyak
orang yang mengatakan kalau rantai tersebut cukup lebat.Pohon tanaman
cengkeh ini memiliki batang yang dapat bertumbuh secara erectus atau tegak
lurus. Perlu diketahui kalau cara dari percabangan bagian rantingnya termasuk
sebagai monopodial. Hal ini dikarenakan sangat sulit untuk membedakan
antara cabang dengan batang pokoknya.Tak hanya itu saja, ternyata cabang
dari tanaman cengkeh ini bertumbuh dengan arah seperti condong yang keatas.
Bahkan pohon yang dapat bertahan lama hingga mencapai puluhan tahun ini
memiliki tangkai yang berkisar 1 hingga 2,5 cm.
4. Bunga
Bunga yang berasal dari tanaman cengkeh ini terletak di bagian ujung
daun atau biasanya dikenal sebagai flos terminalis. Tangkai dari bunga
tanaman cengkeh ini relatif yang cukup pendek dengan bertandan.Bunga dari
tanaman cengkeh termasuk pada bunga yang majemuk dan bagian ujung induk
tangkainya akan selalu ditutupi oleh bunga. Bunga tanaman cengkeh ini
memiliki dasar bunga dan juga disertai dengan induk tangkai. Bunga cengkeh
termasuk salah satu bunga yang tunggal. Dengan begitu anda masih bisa
membedakan antar bunga yang betina dan juga bunga yang jantan. Tahukah
anda kalau dasar bunga tanaman cengkeh ini cukup berguna untuk sebagai
pendukung putik dan juga benang sari.
5. Buah
Perlu diingatkan kalau tanaman cengkeh memiliki tangkai buah dari
awal dengan dukungan warna yang hijau. Namun apabila sudah mekar, maka
buahnya akan berubah menjadi merah. Buah tanaman cengkeh menjadi salah
satu buah yang semu, hal ini dikarenakan adanya bagian bunga yang
mengikuti mengambil bagian pada pembentukan buah. Buah tanaman cengkeh
ini terdiri atas berbagai bagian di kulit buah, misalnya endokarpium,
mesokarpium dan juga epikarpium.
6. Biji
Mungkin tanaman cengkeh ini cukup unik karena tanaman cengkeh
bisa memiliki biji apabila usianya sudah mencapai selama kurang lebih 5
tahun. Pada umumnya biji dari tanaman cengkeh ini terdiri atas spedodermis
atau kulit, nukleus seminis atau inti biji dan funiculus atau biasanya disebut
sebagai tali pusar.Memang pada umumnya tanaman cengkeh bisa
menghasilkan biji dengan usianya 20 tahun, namun bahwasannya bijinya tidak
bisa menjadi menguntungkan lagi. Karena adanya kualitas yang telah terjadi
penurunan, tentunya tidak bisa untuk digunakan oleh suatu industri, misalnya
rokok.
b. Kandungan nutrisi cengkeh
Kandungan Nutrisi Penting Dalam Cengkeh – Cengkeh merupakan rempah
serbaguna dengan rasa manis dan aroma harum yang khas. Cengkeh biasanya
digunakan sebagai bumbu rendaman untuk panggangan, menambah rasa pada
minuman hangat, hingga untuk memperkuat aroma kue. Namun ternyata,
kandungan nutrisi yang ada di dalam cengkeh juga bermanfaat bagi kesehatan
tubuh.
Meskipun bertubuh kecil, namun jangan sepelekan kandungan nutrisinya.
Dalam satu sendok teh cengkeh (2 gram) berisi 1 gram karbohidrat, dan 1 gram
serat dan energi sebesar 21 kalori. Satu sendok teh cengkeh pun dapat mengisi
30% keperluan pangan, 4% vitamin K, dan 3% vitamin C dari kebutuhan harian
tubuh. Cengkeh juga mengandung kalsium, magnesium, dan vitamin E, meskipun
jumlahnya sedikit. Berbagai vitamin serta mineral penting inilah yang mendukung
manfaat cengkeh untuk kesehatan tubuh Anda
c. Manfaat tanman cengkeh sebagai obat
1. Melindungi Dari Kanker
Cengkeh diperkaya oleh antioksidan eugenol untuk melawan radikal bebas
dalam tubuh yang dapat memicu perkembangan kanker. Selain eugenol, cengkeh
juga mengandung vitamin C sebagai antioksidan yaitu untuk membantu
menetralisir radikal bebas. Kekuatan antioksidan di dalam cengkeh bahkan
diberitakan lima kali lebih efektif daripada vitamin E dan jenis antioksidan
lainnya. Penumpukan radikal bebas didalam tubuh dapat merusak kode DNA serta
menyebabkan stres oksidatif yang memicu berbagai penyakit kronis. Mulai dari
radang sendi, penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung,
penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, kanker, hingga menyebabkan penuaan
2. Membunuh Bakteri Penyebab Penyakit
Cengkeh mempunyai sifat antibakteri yang dapat menghentikan infeksi.
Sebuah penelitian menunjukkan, jika minyak esensial cengkeh sangat efektif
dalam membunuh bakteri E. coli yang dapat menyebabkan kram perut, diare, dan
kelelahan.Cengkeh pun dapat menolong menjaga kesehatan mulut, yakni dengan
teknik menghentikan perkembangan dua jenis bakteri penyebab plak gigi dan
penyakit gusi (gingivitis). Apabila Anda tidak ingin mengunyah cengkeh,
gunakanlah obat kumur yang mengandung ekstrak cengkeh untuk mendapatkan
manfaat yang satu ini.
3. Meningkatkan Kesehatan Hati
Tidak hanya mampu melindungi tubuh dari kanker, eugenol yang ada dalam
cengkeh dapat membantu meningkatkan kesehatan hati. Sebuah penelitian hewan
yang dilakukan pada tikus melaporkan bahwa minyak cengkeh dapat
meningkatkan fungsi hati serta mengurangi peradangan. Penelitian lain
menunjukkan, jika eugenol dapat membantu meredakan gejala sirosis hati.
Penelitian lain yang dilakukan pada manusia menemukan jika mengkonsumsi
suplemen eugenol selama satu minggu dapat menurunkan kadar GST, enzim yang
sering menjadi tanda penyakit hati. Namun demikian, perlu diingat jika eugenol
dapat berbalik menjadi racun bagi hati apabila dikonsumsi dalam dosis yang
tinggi. Satu studi kasus menunjukkan jika 5 hingga 10 ml minyak cengkeh pada
anak-anak dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius.
4. Menjaga Kesehatan Tulang
Pengeroposan pada tulang dapat meningkatkan risiko mengalami
osteoporosis. Sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan melaporkan, apabila
senyawa aktif didalam cengkeh telah terbukti dapat membantu menjaga dan
meningkatkan kepadatan massa tulang. Kandungan mangan di dalam cengkeh
juga dapat membantu proses pembentukan tulang, dan sangat penting bagi
kesehatan tulang.
5. Mengobati Sakit Maag
Sakit maag paling sering disebabkan karena penipisan lendir lambung yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti stres dan infeksi. Sebuah penelitian
terhadap hewan menunjukkan, jika minyak esensial cengkeh dapat meningkatkan
produksi lendir lambung yang berfungsi sebagai penghalang dari efek asam
lambung, sekaligus mencegah erosi pada dinding lambung akibat cairan asam
lambung.
6. Mengendalikan Kadar Gula Darah
Sebuah penelitian menunjukkan, jika senyawa yang ditemukan dalam
cengkeh dapat membantu mengendalikan gula darah. Penelitian lainnya
mengamati efek ekstrak cengkeh dan nigericin, senyawa yang ditemukan pada
cengkeh, baik pada sel otot manusia maupun pada tikus dengan diabetes.Cengkeh
dan nigericin ditemukan untuk meningkatkan penyerapan gula dari darah menuju
sel, meningkatkan sekresi insulin dan meningkatkan fungsi sel-sel yang dapat
menghasilkan insulin. Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk
memindahkan gula dari darah menuju ke sel. Dalam kombinasi dengan diet
seimbang, manfaat cengkeh dapat membantu menjaga kadar gula darah Anda.
14. Kayu manis
a. Klasifikasi dan morfologi kayu manis
Selain menyebar di wilayah Asia Tenggara, negara yang paling banyak
membudidayakan tanaman kayu manis adalah Indonesia dan Filiphina.Kayu
manis sendiri merupakan tanaman penghasil rempah-rempah yang memiliki rasa
manis dan pedas dengan aroma yang sangat khas.Tanaman kayu manis ini dapat
tumbuh pada ketinggian antara 500-1500 meter diatas permukaan laut. Tanaman
kayu manis banyak mengandung zat kimia yang memiliki khasiat tersendiri
seperti minyak atsiri, alcohol dan karbohidrat.Kayu manis biasa dimanfaatkan
untuk mengontrol gula dalam darah dan membantu menurunkan kadar kolesterol
serta obesitas selain yang biasanya dimanfaatkan sebagai rempah-rempah bahan
masakan.
Kingdom (Kerajaan) : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Division (Divisi) : Magnoliophyta
Class (Kelas) : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum Burmannii
Berikut beberapa ciri-ciri morfologi dari tanaman kayu manis, diantaranya:
1. Batang
Tanaman kayu manis tumbuh secara menjulang ke atas dengan
tinggi berkisar 5-15 meter yang mana kulit pohonnya berwarna abu-abu tua
dan memiliki bau yang khas, sedangkan anak kayunya memiliki warna
merah cokelat muda. Batang kayu manis memiliki bentuk yang tegak dan
berkayu, bercabang-cabang, agak berat, padat, memiliki struktur dan serat
yang halus.Bagian yang paling sering digunakan dan dimanfaatkan adalah
bagian dalam kulit kayu manis.Pada bagian cabang dan ranting tanaman
kayu manis banyak sekali mengandung minyak atsiri yang biasanya dapat
dijadikan sebagai komoditas ekspor ke negara lain.
2. Buah
Pada tanaman kayu manis, buah yang dimilikinya mengandung biji
berjumlah satu dan memiliki daging.Buahnya memiliki bentuk bulat
memanjang dan memiliki warna hijau tua untuk buah yang masih muda,
sedangkan buah yang sudah cukup tua akan memiliki warna ungu
tua.Panjang dari buah tanaman kayu manis berkisar antara 1,3-1,6 cm
dengan diameternyasekitar 0,35-0,75 cm. Biji si buah kayu manis memiliki
panjang sekitar 0,84-1,32 cm dan memiliki diameter sekitar 0,59-0,68 cm.
3. Daun
Dalam tanaman kayu manis, daunnya merupakan daun tunggal yang
memiliki sifat yang kaku sepertihalnya ada kulitnya.Letaknya berseling
dengan panjang tangkainya dapat mencapai sekitar 0,5 – 1,5 cm dan
memiliki 3 buah tulang daun yang mana tumbuhnya melengkung.Daun kayu
manis memiliki bentuk elips memanjang yang panjang daunnya sekitar 4 cm
dan lebarnya dapat mencapai sekitar 1,5-6 cm.Ujung daun tanaman kayu
manis adalah runcing dengan tepi daunnya rata, permukaan atas daun adala
bagian yang licin berwarna hijau, sedangkan bagian bawahnya memiliki
warna keabu-abuan. Sedangkan untuk warna daun yang masih muda
berwarna merah pucat.
4. Bunga
Pada tanaman kayu manis, terdapat bunga berukuran kecil yang
memiliki warna kuning yang tumbuh pada malai.Bunga tanaman kayu
manis ini merupaka bunga sempurna karena memiliki dua buah kelamin
yaitu putik dan benang sari.Kelopak bunganya memiliki 6 helai yang berada
pada dua rangkaian. Bunga tanaman kayu manis ini memiliki benang sari
berjumlah 12 helai yang terangkai dalam 4 kelompk dan memiliki ruang
berjumlah 4 kotak sari.Proses penyerbukan atau persarian pada tanaman
kayu manis menggunakan bantuan pihak ketiga yaitu serangga dalam
prosesnya.
5. Biji
Biji dalam tanaman kayu manis berbentuk bulat telur dan kecil-kecil,
biji yang berusia muda memiliki warna hijau, sedangkan ketika biji menjadi
tua akan memiliki warna yang hitam.
b. Nutrisi kayu manis
Berdasarkan data dari U.S. Department of Agriculture, satu sendok teh
bubuk kayu manis, atau sekitar 2,6 gram, mengandung:
6,42 kalori
2,1 gram (g) karbohidrat
26,1 miligram (mg) kalsium
0,21 mg zat besi
1,56 mg magnesium
1,66 mg fosfor
11,2 mg kalium
0,39 vitamin A
kayu manis tidak memiliki lemak, gula, ataupun kolesterol. Cinnamon juga
diperkaya oleh vitamin B, K, serta antioksidan dari kolin, beta karoten, alfa
karoten, beta cryptoxanthin, lycopene, lutein, dan zeaxanthin. Senyawa
antioksidan tersebut mampu melawan efek radikal bebas dan melindungi sel tubuh
dari kerusakannya. Radikal bebas akan merusak sel tubuh dan diduga dapat
menyebabkan berbagai penyakit kronis. Jadi, secara tidak langsung, antioksidan
berfungsi mengurangi stres oksidatif dan membantu menurunkan risiko diabetes
tipe 2 dan kanker
c. Manfaat kayu manis sebagai tanaman obat
kayu manis Mengandung senyawa aktif di atas membuat kayu manis
menjadi obat herbal yang bisa menyembuhkan sejumlah penyakit.Berikut manfaat
kayu manis sebagai obat herbal yang harus Anda ketahui.
1. Obat asam urat
Asam urat sering kumat? Kayu manis bisa menjadi obatnya. Asal tahu saja,
kandungan flavonoid dalam kayu manis berperan untuk menghambat produksi
asam urat dalam tubuh.
2. Obat diabates melitus
Mengutip buku berjudul The Miracle of Herb karya dr Prapto Utami, Desty
Ervira Puspaningtyas S.Gz, kayu manis mengandung senyawa kafeat dan sinamat
yang berperan untuk menghambat aktivitas enzim glukosidase.Bila aktivitas
enzim glukosidase terhambat, efeknya kadar gula darah menurun. Kayu manis
bisa jadi pengobatan alternatif untuk para penderita penyakit kencing manis alias
diabetes melitus yang tidak ingin mengonsumsi obat resep dokter.
3. Obat diare
Kayu manis bisa jadi obat herbal diare. Hal ini disebabkan kayu manis
mengandung minyak asiri yang bersifat antimikroba. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Damayanti tahun 2004, minyak asiri dalam kayu manis bias
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus, Escherichia coli, dan
Samonelia Typhimurium.
4. Obat darah tinggi
Apakah Anda penderita tekanan darah tinggi? Anda bisa menurunkan
tekanan darah Anda dengan mengonsumsi kayu manis.Kandungan flavonoid di
dalam kayu manis mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.
5. Menambah nafsu makan
Kayu manis bersifat istomachica yang artinya meningkatkan nafsu makan.
Artinya, kayu manis bisa jadi solusi untuk anak atau Anda yang sering kehilangan
nafsu makan.
15. Tumbuhan gedi
a. Klasifikasi dan morfologi gedi
Kingdom : Plantae
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae
Genus: Abelmoschus
Spesies: Abelmoschus manihot
Morfologi Abelmoschus manihot yaitu Semak, tinggi mencapai 3m, akar
serabut, berwarna kecoklatan, batang muda berwarna hijau, batang tua berwarna
hijau hingga coklat pada bagian ujung hingga tengah atas, tekstur batang kasar,
terdapat bintil-bintil berwarna kecoklatan pada seluruh batang, ruas ditumbuhi
oleh satu percabangan yang dapat melakukan percabangan lagi. Setiap
percabangan atau tangkai ditumbuhi daun penumpu (stipula) bertipe bebas
(liberae). Duduk daun tersebar (sparsa), tangkai daun berwarna hijau hingga hijau
keputihan, panjang tangkai mencapai ± 42cm, keliling tangkai ± 1,5cm, helaian
daun bulat (orbeicularis), panjang helaian ± 45cm, lebar helaian ± 30cm, pangkal
daun berbentuk tombak, tepi daun berbagi menjari (palmatipartitus), ujung daun
berbentuk runcing (acute), pertulangan daun menonjol, bentuk pertulangan daun
menjari (palminerve), tulang daun berwarna hijau. Bentuk tepi daun mengalami
perubahan, pada daun muda tepi daun lebar dan pada daun tua menjadi
memanjang. Warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun
hijau muda, tekstur permukaan daun halus.
b. nutrisi gedi
Daun gedi atau abelmoschus manihot merupakan salah satu tanaman yang
kerap diolah sebagai bahan makanan. Selain sebagai bahan makanan, tanaman ini
juga digunakan sebagai obat herbal di beberapa wilayah.Daun gedi mengandung
beragam senyawa penting, seperti antioksidan, fenolik, flavonoid, steroid,
alkaloid, efek antiinflamasi, efek antidiabetes, dan efek analgesik. Daun gedi juga
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
c. Manfaat Daun Gedi sebagai obat
1. Bermanfaat Untuk Mencegah Pengeroposan Tulang (Osteoporosis)
Gangguan pada tulang seperti osteoporosis umumnya dialami oleh wanita
yang menginjak masa menopause. Karena saat masa menopause kadar hormon
estrogen akan menurun. Biasanya dokter menyarankan untuk terapi suli hormon
yang bertujuan untuk mengganti hormon alamiah yang berkurang. Akan tetapi
menggunakan bahan alami adalah solusi yang cukup tepat. Penelitian
menunjukkan bahwa daun gedi bisa membantu mencegah osteoporosis. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan tikus betina yang telah di angkat indung telurnya.
Kemudian tikus tersebut diberi makan daun gedi dengan berbagai macam dosis
dalam waktu tertentu. Hasilnya, ternyata tulang tikus menjadi lebih padat. Ini bisa
disimpulkan bahwa pengeroposan pada tulang masih bisa dicegah atau
dikendalikan. Kemudian, peningkatan kepadatan tulang sebanding dengan
peningkatan pemberian dosis daun gedi,
2. Bermanfaat Untuk Mengobati Penyakit Maag
Buah gedi memiliki kandungan yang bisa melindungi lapisan pada dinding
lambung. Hal itu akan membantu mengurangi resiko terjadinya iritasi akibat
bakteri maupun makanan yang mempunyai efek buruk pada lambung. Jika Anda
termasuk penderita maag, Anda bisa mengkonsumsi daun gedi ini sebagai menu
sayuran sekaligus obat alami.
3. Bermanfaat Untuk Mengatasi Kejang, Diabetes, Depresi dan Penyakit
Ginjal
Daun gedi mengandung senyawa flavonoid. Penelitian pun dilakukan,
ternyata ekstrak bahan ini mampu mencegah kematian tikus percobaan yang
mengalami kejang. Dengan adanya hasil penelitian tersebut, membuat ekstrak
bunga gedi juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi masalah kejang
karena epilepsi, obat anti depresi serta membantu menjaga fungsi saraf otak.
4. Bermanfaat Untuk Menurunkan Resiko Penyakit Jantung
Di dalam daun gedi mengandung senyawa flavonoid. Salah satu khasiat dari
senyawa flavonoid adalah bisa membantu menurunkan resiko penyakit
kardiovaskular seperti halnya penyakit jantung. Bagi orang yang mengalami
masalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi bisa
mengonsumsi daun ini sebagai menu sayuran hariannya. Itu karena daun gedi juga
memiliki kandungan serat yang bisa mengikat kolesterol dan lemak agar
dikeluarkan dari tubuh. Beberapa orang juga berpendapat bahwa dengan
mengonsumsi daun ini, akan bisa menurunkan resiko tekanan darah tinggi
(hipertensi) dan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
16. Gadung

a. Nama
Ilmiah : Dioscarea hispida
Daerah Gorontalo : Tembe
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnolophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Family : Dioscareaceae
Genus : Dioscarea
Spesies : Dioscarea hispida Dennst
c. Deskripsi
Gadung merupakan tumbuhan liar yang hidupnya merambat dihutan.
Gadung memilki batang elan tangkai yang bercabang-cabang kecil
berambut halus, bentuk daun jorong, ujung daun meruncing, tepi daun
bergerigi permukaan licin dan sedikit berambut.
d. Kandungan Kimia
Tanaman gadung mengandung banyak zat di antaranya alkaloid
dioskorina, diosgennia, saponin, furanoid norditerpena, zat pati dan tanin.
e. Kegunaan dimasyarakat
Digunakan untuk pengobatan Rematik, anti inflamasi, spasmolitik,
diaforretik dan kholagog.
f. Cara pengolahannya
- Untuk pengobatan rematik
 Bahan : 15 daun gadung segaar dan 15 cabe merah
 Cara penggunaan : cuci bersih daun gadung dan 15 cabe
merah, lalu rebus bahan dengan 3 gelas air sam pai tersisa 1 ½
gelas. Minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing ½ gelas
(Hariana, 2005).
- Untuk mengobati penyakit kusta yang masih dini
 Menyiapkan rimpang gadung beberapa keping, buah cabe
jawa beberapa butir, lada putih seukupnya, kelapa parutan
secukupnya, gula aren secukupnya, air 150 ml. Semua bahan
tadi buatlah infus, minumlah 1 kali sehari sebanyak 100 ml,
ulangilah selama 14 hari.
17. Ketepeng cina
a. Nama
Ilmiah : Cassia alata L.
Daerah Gorontalo : Yindutuluhe
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantarurum
Divisio : angiospermaae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata
c. Deskripsi
Ketepeng cina merupakan tumbuhan liar yang hidupnya di tempat-tempat
lembab. Daun daun yang berbentuk bulat telur yang letaknya berhadapan
satu sama lain dan terurai dan terurai lewat ranting daun dan bersirip
genap, yang memilki ujung daun tumpul dan tepi daun bergerigi, bunga
mempunyai mahkota yang bagian bawahnya berwarna kuning, dan ujung
kuncup berwarna coklat muda, buahnya berupa polang yang bersayap dan
pipih berwarna hitam.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terkandung dalam daun ketepeng cina adalah
flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan senyawa antrakuinon (rein aloe-
emodina, rein aloe-emodina-diantron, aloe emodina dan asam krisofanat
(dihidroksimetilantrakuinon).
e. Kegunaan dimasyarakat : Digunakan untuk pengobatan sariawan,
mengobati gata-gatal pada kulit, sembelit, dan cacing kremi pada anak-
anak.
f. Cara pengolahannya
- Sariawan : memetik 4 lembar daun ketepeng cina, memcuci bersih,
kemudian kunyah dengan garam secukupnya selama beberapa menit;
air daun ketepeng cina diminum sedangkan ampasnya di buang.
- Sembelit : rebus 7 lembar daun muda dengan 2 gelas air sampai tersisa
1 gelas, kemudian disaring dan diminum
- Mengobati gatal-gatal pada kulit badan : Ambil daun yang masih hijau
kemudian digosokkan ke bagian badan yang gatal.
- Cacing kremi pada anak-anak : rebus daun segar ditambah asam
secukupnya (untuk menghilangkan bau) dan 2 sendok teh bubuk akar
kelembak (Rheum officinale) dengan 2 gelas air sampai menjadi 1
gelas, saring aairnya dan diminum.
18. Daun sendok

a. Nama
Ilmiah : Plantago mayor
Daerah Gorontalo : Bulango laotili
b. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnolophyta
Class : Manoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Plantaginales
Family : Plantaginaceae
Genus : Plantago
Spesies : Plantago mayor
c. Deskripsi
Daun sendok merupakan gulma yang hidup diperkebunan dan tumbuh liar
di hutan, ladang atau halaman berumput yang agak lembab. Tumbuh
tegak, tinggi 15-20 cm, daun tunggal, bertangkai panjang yang tersusun
dalam roset akar. Saun bulat telur sampai lanset melebar, tepi rata atau
bergerigi kasar, permukaaan licin, pertulangan melengkung, panjang 5-10
cm, lebar 4-9 cm dan warnahnya hijau (Dalimartha, 1999).
d. Kandungan Kimia
Daun sendok mengandung plantagin, aukubin, asam urosolat,
epignin, beta sitosterol, n-hentriacontane, plantagucide, vitamin B1,
vitamin C, vitamin A, dan kalium (Dalimartha, 1999). Kadungan
utamanya adalah saponin, flavonoid dan polifenol.

Daun sendok berfungsi sebagai anti radang, peluruh kemih,


peluruh dahak dan memperbaiki penglihatan. Kandungan aukubin dapat
meningkatkan ekresi asam urat dari ginjal.
e. Kegunaan dimasyarakat
Digunakan untuk pengobatan mimisan, Diare, Bisul dan kencing berdarah
f. Cara pengolahannya
- Mimisan : mengambil daun sendok sebanyak 15, lalu ditipiskan,
seduh dengan secangkir air panas, setelah dingin diperas kemudian
disaring, lalu air saringannya diminum.
- Diare : Memngambil daun sendok segar sebanyak 30 dicuci bersih,
lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas,
setelah dingin disaring, kemudian airnya diminum sehari 2 kali
masing-masing ½ gelas.
- Bisul : tanaman daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus.
Tambahkan air kapur sirih secukupnya sampil diaduk rata hingga
menjadi sepertti bubur (letakkan pada bisul, lalu dibalut sehari diganti
2 kali)
Kencing berdarah : herbal tanaman ditumbuh sampai layu, peras dan saring
sampai airnya.
19. Alpukat
a. Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari tumbuhan mangkokan (Tjirosoepomo,
1991).
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill.
b. Deskripsi tanaman
Alpukat merupakan buah yang sangat bergizi, mengandung 3 –
30% minyak dengan komposisi yang sama dengan minyak zaitun dan
banyak mengandung vitamin B. Buah alpukat makanan buah segar, bahan
pangan olahan dalam berbagai masakan serta untuk bahan dasar kosmetik.
Dalam daging buah alpukat terkandung protein, mineral Ca, Fe, vitamin A,
B, dan C.
c. Morfologi tanaman
1) Akar
Tanaman alpukat memiliki dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan
memiliki akar rambut. Rambut pada akar tanaman alpukat hanya sedikit
sehingga pemupukan harus dilakukan dengan cara yang benar.
2) Batang
Tinggi tanaman alpukat dapat mencapai 20 m, terdiri dari batang
berwarna coklat kotor memiliki banyak cabang dan ranting yang
berambut halus. Batang tanaman alpukat biasanya digunakan sebagai
pengembangan bibit, penyambungan dan okulasi.
3) Daun
Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, letaknya
berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur
memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata
kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang menyirip,
panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan
dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul.
4) Bunga
Bunga alpukat berupa malai dan terletak di dekat ujung ranting,
bunganya sangat banyak berdiameter 1-1,5 cm, berwarna kekuningan,
berbulu halus dan benang sari dalam 4 karangan. Bunga alpukat
bersifat sempurna (hermaprodit), tetapi sifat pembungaannya
dichogamy, artinya tiap bunga mekar 2 kali berselang, menutup antara
2 mekar dalam waktu berbeda.
d. Habitat
Tanaman alpukat dapat tumbuh optimal dalam tanah yang gembur,
tidak mudah tergenang air, subur dan banyak mengandung bahan organik.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah
lempung berpasir, lempung liat dan lempung endapan. Keasaman tanah
berkisar antara pH sedikit asam sampai netral (5,6 – 6,4). Bila pH di
bawah 5,5 tanaman akan menderita keracunan unsur Al, Mg dan Fe larut
dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH diatas 6,5 unsur
Fe, Mg dan Zn akan berkurang.
e. Kandungan utama tanaman
Tumbuhan alpukat mengandung flavonoid, alkaloid,tannin, dan
saponin.
f. Mamfaat dan cara pengunaan
Adapun penyakit yang dapat diobati adalah obat sakit gigi,
sariawan, dan sebagai penghalus wajah. Bagian yang dimanfaatkan adalah
daun, buah dan biji. Cara pemanfaatan adalah menghaluskan buah avokad
dan membalurkan secara merata selama 30 menit pada wajah dan tangan
yang sudah dibersihkan dengan air hangat. Berguna untuk menghaluskan
kulit. Buah avokad yang sudah matang di aduk dengan dua sendok madu
dan makan tiga kali sehari untuk mengatasi sariawan. biji pada buah
alpukat dipotong kecil-kecil, lalu di masukkan ke dalam gigi berlubang
yang sakit.
Berdasarkan studi literature alpukat mengandung banyak vitamin
D dan E yang penting bagi tubuh. Buah alpukat mengandung guacamole
yang berguna untuk penyakit jantung
20. Jintan hitam
a. Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari tumbuhan mangkokan (Tjirosoepomo,
1991).
Kingdom (Kerajaan) : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Division (Divisi) : Magnoliophyta
Class (Kelas) : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Ranunculales
Famili : Ranunculaceae
Genus : Nigella L.
Spesies : Nigella Sativa L.
b. Deskripsi tanaman
Jintan hitam merupakan salah satu tanaman herbal yang berbunga
setiap tahunnya. Jintan hitam mengandung banyak khasiat seperti
antivirus, antifungi, anti bakteri, anti hipertensi dan lainnya. Bagian dari
tanaman jintan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah
bagian bijinya yang memiliki warna hitam.
c. Morfologi tanaman
1) Batang
Tanaman jintan sendiri memiliki tinggi yang dapat mencapai
sekitar 20 – 50 cm. Batang dari tanaman ini tegak, berkayu dan
memiliki bentuk yang bulat menusuk.
2) Bunga
Jintan hitam ini merupakan salah satu tanaman yang memiliki
bunga. Bunga yang terdapat dalam tanaman jintan hitam memiliki
bentuk yang beraturan dengan warna bunganya antara lain biru pucat
bahkan hampir terlihat putih, merah muda, ungu muda, dan kuning.
Setiap bunganya memiliki 5 – 10 mahkota/ kelopak bunga. Bunga
jintan hitam memiliki panjang sekiatr 2,0 – 2,5 cm.

3) Daun
Jintan hitam memiliki daun yang terbagi dua dengan segmen daun
yang linear. Bentuknya runcing, bercabang dan bergaris. Panjang daun
bisa mencapai 2,5 – 5,0 cm. Daun jintan ini bisa terkadang merupakan
daun tunggal ataupun daun majemuk dengan posisinya bisa tersebar
maupun saling berhadapan. Di permukaan daun jintan juga terdapat
bulu yang halus.
4) Buah
Tanaman jintan hitam memilikibuah yang berbentuk bumbung atau
buah kurung dan memiliki bentuk bulat panjang. Buah jintan ini
memiliki tekstur yang keras seperti buah buni, bentuknya agak besar,
menggembung dan berisi sekitar 3 – 7 unit folikel yang mana masing-
masingnya berisi banyak sekali biji dan benih. Buahnya juga memiliki
rasa pahit yang sangat tajam.
5) Biji
Biji jintan hitam berada didalam buah. Bila telah matang, maka
buah akan terbuka dan bijinya akan terkena udara sehingga akan
berubah warna menjadi hitam. Biji ini berukuran kecil, bentuknya
lonjong dan bersudut dengan panjang 2 – 3,5 mm, dan mempunya
lebar berkisar 1 – 2 mm.
d. Habitat
Jintan hitam merupakan tanaman aromatik semusim yang
menghendaki lingkungan tumbuh dengan rata-rata suhu di bawah 20oC
dan curah hujan rendah. Pengembangannya di wilayah tropika Indonesia
masih sangat terbatas karena terkendala oleh faktor iklim khususnya suhu.
Suhu adalah salah satu faktor iklim yang mempengaruhi laju pertumbuhan
dan proses metabolisme tanaman.
e. Kandungan utama
Kandungan biji jinten hitam antara lain adalah minyak atsiri,
minyak lemak, tokofenol, triglikosida, nigelin, nigelon, dan saponin.
g. Mamfaat dan cara pengunaan
Mamfaat jintam hitam untuk masyarakat adalah untuk mengobati
penyakit alergi dan pencernaan. Bagian yang dimanfaatkan yaitu biji. Cara
pemanfaatan adalah diambil secangkir air hangat, satu sendok madu dan
setengah sendok teh atau ekstrak jinten hitam. Campur dan minum pada
saat di pagi hari sebelum makan pagi dan setelah makan malam. Selama
pengobatan hindari makan dingin dan alergen. Diambil setengah sendok
ekstrak jinten hitam dan dicampur dengan secangkir susu. Minumlah dua
kali sehari untuk memgatasi pencernaan.
21. Mangkokan
a. Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari tumbuhan mangkokan (Tjirosoepomo,
1991).
Kingdom : Plantae;
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Family : Araliaceae
Genus : Nothopanax
Spesies : Nothopanax scutellarium Merr.
b. Deskripsi
Tumbuhan mangkokan merupakan tanaman perdu yang memiliki
bentuk daun bulat dan cekung. Tumbuhan mangkokan sering
dimanfaatkan sebagai tumbuhan pagar atau hiasan. Tumbuhan mangkokan
dapat ditemukan di daerah ladang dan di tepi sungai sebagai tumbuhan
yang liar, jarang ditemukan berbunga bahkan sama sekali tidak berbunga.
Tumbuhan ini menyukai tempat terbuka yang terkena matahari, sedikit
terlindung, dapat tumbuh pada ketinggian 1-200 meter di atas permukaan
laut.
c. Morfologi
Tanaman mangkokan merupakan perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1
- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus.
Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti
mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm,
pertulangan menyirip, warnanya hijau tua.
Bunga mangkokan merupakan bunga majemuk, bentuk payung,
warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan
berwarna cokelat.
d. Habitat
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman
pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai.
Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat
terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat
tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dpl.
e. Kandungan utama
Kandungan yang terdapat pada magkokan antara yaitu :Alkaloid,
saponin, flavonoid, folifenol, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan
vitamin A, B dan C.
f. Mamfaat dan cara pengunaan
 Mengatasi rambut rontok
Daun mangkokan tua secukupnya, minyak kelapa atau minyak goreng
secukupnya. Daun dicuci bersih, setelah dicuci bersih lalu digiling halus
menambahkan minyak kelapa sambil diaduk sampai menjadi bubur.
Saring dan peras. Hasil perasan tersebut dioleskan pada kulit kepala
sambil dipijat ringan hingga mengering Kemudian cuci rambut hingga
bersih. Lakukan hal ini 2-3x sehari setiap minggu. Dalam 1 bulan hasilnya
akan nampak.
 Mengatasi radang payudara
Daun mangkokan secukupnya, Kunyit secukupnya (dikupas dan
dibakar) Tumbuk kedua bahan, dalam kondisi hangat, lalu tempelkan pada
payudara yang bengkak akibat kelebihan ASI. Cara ini juga bisa untuk
menyembuhkan luka luar pada tubuh. Hanya cukup diikatkan bagian luka
dengan ramuan daun mangkokan kemudian dibalut dengan kain kasa.
22. Daun Patah Tulang
Patah tulang merupakan salah satu dari 8000 tumbuhan yang
berasal dari suku Euphorbiaceae. Patah tulang merupakan tanaman yang
hidup di daerah tropis seperti Afrika, menyukai tempat terbuka dan banyak
sinar matahari langsung. Indonesia merupakan negara tropis, sehingga
tanaman patah tulang dapat tumbuh dengan subur di Indonesia. Tanaman
patah tulang di Indonesia biasanya ditanam di halaman rumah, di pot, atau
sebagai tanaman pagar (Absor, 2006).
Patah tulang yang memiliki nama lain atau nama daerah kayu urip
dalam bahasa Jawa, kayu tabar dalam bahasa Madura, dan susuru pada bahasa
Sunda dan di luar negeri seperti Tiongkok disebut sebagai Lu San Hu
(Dalimartha, 2007).
Pengelompokan tanaman patah tulang dalam sistem binomial,
adalah sebagai berikut menurut Mwine dan Damme (2011) :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia tirucalli

Tanaman patah tulang berbentuk perdu yang tumbuh tegak,


mempunyai tinggi 2-6 meter dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan
bergetah seperti susu tetapi bersifat toksik terhadap kulit, mata, dan beberapa
hama/serangga.
Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk
pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau. Ranting patah tulang
setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya
melintang demikian seterusnya, sehingga tampak seperti percabangan yang
terpatah-patah (Dalimartha, 2007).
Penggunaan tanaman patah tulang sebagai obat tradisional dapat
digunakan secara langsung atau tidak langsung (melalui pengolahan).
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, batang
kayu, ranting, dan getahnya. Akar dan ranting dapat digunakan untuk
mengobati nyeri lambung, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa sakit,
nyeri syaraf, wasir, dan sifilis (Dalimartha, 2003).
Batang kayu digunakan untuk mengobati sakit kulit, kusta, dan
kaki dan tangan mati rasa (Dalimartha, 2007).
Akar dari tanaman ini juga dapat digunakan sebagai antimikrobia
(Parekh, dan kawan-kawan., 2005), nephroprotective, antiarthritic, purgative,
carminative dan anti-leprosy (Bani, dan kawankawan., 2007).
Tanaman patah tulang memiliki aktivitas farmakologi, antara lain
aktivitas oxytoxic, aktivitas anti-arthritic, aktivitas molluscicide, aktivitas
antimikrobia, aktivitas antiherpetik, aktivitas antioksidan, aktivitas
hepatoprotektif, aktivitas imunomodulator, aktivitas sitotoksik, dan antivirus
(Wal dan kawan-kawan, 2013).
Tanaman patah tulang juga memiliki kegunaan lain, yaitu sebagai
obat tradisional, ornament ruangan, penghasil energi, sumber karet,
konservasi dan agroforestry, serta pestisida (Wal dan kawan-kawan, 2013).
Tanaman patah tulang tidak memiliki hama atau penyakit
dikarenakan tanaman ini memiliki getah yang bersifat karsinogenik (Mwine
dan Damme, 2011). Banyak orang yang menggunakan tanaman patah tulang
sebagai pestisida botani yang aman, tapi juga mematikan bagi hama (Toana
dan Nasir, 2010). Tanaman ini juga memiliki kemampuan hepatoprotektif
(pelindung hati) (Jyothi, dan kawan-kawan. 2008).
Menurut Sanjesh, dan kawan-kawan., (2012), Absor (2006), Prasad
dan kawan-kawan (2011), Upadhyay, dan kawan-kawan. (2010) tanaman
patah tulang memiliki kemampuan antibakteri dan antifungi. Senyawa kimia
yang berperan penting dalam aktivitas antimikrobia tanaman patah tulang
adalah flavonoida dan tanin (Upadhyay, dan kawan-kawan., 2010).
23. Daun Saga
Tanaman Saga berupa tanaman perdu memanjat dan membelit
pada akar atau tanaman lain. Pokok batangnya kecil, berkayu, tinggi
mencapai 2-5 m. Daunnya merupakan daun majemuk menyirip yang tumbuh
berseling, panjang 4-11 cm. Anak daun 17-18 pasang, bertangkai pendek,
bentuknya jorong melebar atau bundar telur, panjang 5-20 mm, lebar 3-8 mm,
ujung dan pangkalnya tumpul agak membundar, warnanya hijau sampai hijau
pucat, permukaan atas licin, permukaan bawah berambut tipis, tulang daun
menonjol di permukaan bawah.
Bunga kecil-kecil dengan mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya
ungu muda, tumbuh berkumpul dalam tdanan yang keluar dari ketiak daun.
Buahnya polong berwarna hijau kuning, berbentuk pipih persegi empat
memanjang, panjang 2- 5 cm, lebar 1,2-1,4 cm, bila masak menjadi kering
berwarna hitam dan pecah sendiri.
Polong berisi 3-6 butir biji dengan bentuk bulat lonjong, panjang 5-
6 mm keras, warnanya merah mengkilap, bercak hitam di sekitar hilum yang
berwarna putih. Bijinya sering disebut kacang patern oster biasanya dibuat
manik-manik, kalung dan hiasan lain karena bentuknya yang menarik
(Wijayakusuma dan Dalimarta, 1998).
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Mimosoideae
Genus : Adenanthera
Spesies : A. Pavonina L
Di Indonesia saga dapat tumbuh dengan baik di tempat pada
ketinggian 0 sampai 1000m di atas permukaan laut, pada berbagai macam
tanan dengan curah hujan mm sampai 4500 mm setahun. Diperlukan sedikit
atau sebagian penaungan (Depkes RI 1977).
Daun saga memiliki bau lemah, rasa agak manis, dan khas (Depkes
RI 1977). Kandungan kimia tanaman saga diantaranya adalah glisirhizin,
prekatorina, abrin, trigonelina, zat beracun toksalbumin glikosida dan
hemoglutinin. Daun, batang dan biji Abrus precatorius L. Mengandung
saponin dan flavonoid, disamping itu batang saga juga mengandung polifenol
dan bijinya juga mengandung tanin, sedangkan akar saga mengandung
alkaloid, saponin dan polifenol.
Rebus 10 gram daun saga dengan 1/2 liter air sampai mendidih.
Saring dan gunakan air rebusan 2-3 kali sehari untuk berkumur. Daun
saga juga memiliki sifat anti bakteri yang dapat mencegah infeksi penyakit.
Dalam sebuah penelitian, daun saga diketahui mengandung senyawa saponin
Daun saga mempunyai khasiat untuk mengobati sariawan obat
batuk dan anti radang tenggorokan (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Sedangkan menurut Wijayakusuma dan Dalimarta (1998), akar, batang dan
daun dari daun saga ini bersifat manis dan netral berguna untuk menurunkan
panas, anti radang, serta melancarkan pengeluran nanah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2006)
menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun saga mempunyai kandungan kimia,
yaitu flavonoid dan saponin yang aktivitas antibakterinya lebih baik pada
bakteri gram positif (S.aureus) daripada gram negatif (E. coli).
Berdasarkan Anonim (1993) yang menyebutkan bahwa setiap
jaringan atau alat tubuh dapat diinfeksi oleh bakteri S.aureus dan
menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan
dan pem bentukan abses. Sedangkan sariawan merupakan salah satu bentuk
peradangan yang terjadi di dalam mulut, sehingga saga dapat menjadi
alternatif pada pengobatan sariawan.
Ekstrak etanol tumbuhan saga terbukti memiliki khasiat antibakteri
dan anti fungi (Shourie dkk.2013). Penggunaan daun saga yaitu sebagai anti
sariawan (Depkes RI 1977).
24. Daun Encok
Tumbuhan encok merupakan tumbuhan perdu tumbuh liar di
ladang, di tepi saluran air atau pekarangan rumah tinggi ± 2 m. Batang
berkayu, bulat, licin, beralur, bercabang hijau kotor. Daun tunggal, bulat telur,
tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berombak, permukaan licin
berseling 2-3 cm, pertulangan menyirip, hijau muda. Bunga majemuk di
ujung batang, kelopak hijau, berbulu, mahkota kecil, benang sari lima,
tangkai sari ± 2 cm putih, kepala sari biru, putik satu, panjang ± 2 cm putih
keunguan. Bua kecil bulat panjang, masih muda hijau, sudah tua warnanya
hitam. Biji kecil coklat, akar tunggang, bercabang putih kotor
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Plumbaginales
Suku : Plumbaginaleae
Marga : Plumbago
Jenis : Plumbago zeylanica L
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)
Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman encok yaitu Herba
akar encok mengandung plumbagin, 3-3’–bi plumbagin, 3- chloroplumbagin,
chitranone (3 – 6’– bi plumbagin) dan droserone (2 – hidoxyplumbagin).
Selain itu herba akar encok juga mengandung saponin, flavonoid, tanin dan
alkaloid (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Cara pengolahannya yaitu: Ambillah segenggam daun encok segar,
Cucilah dan tumbuklah sampai halus, Tambahkanlah air hangat seperlunya
sampai adonan seperti bubur, Gunakanlah untuk melumas dan menggosok
bagian tubuh yang sakit, Ulangilah 2 kali sehari.

Daun encok digunakan untuk menghilangkan bengkak, nyeri,


reumatik sendi, memar, keseleo, nyeri lambung, mencegah kanker darah,
menghilangkan kurap, obat encok, dan obat pening (Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1991).
Nama lain atau sinonim Plumbago zeylanica L adalah Plumbago
auriculata BI, Tela alba lour, selain sinonim nama latinnya juga terdapat
sinonim nama daerahnya yaitu: Ceraka (Sumatera), daun encok (Jawa), Ki
encok (Sunda), godong encok, poksor (Jawa Tengah), Kaneka (Madura),
Bama (Bali), Oporie (Timor) Nama asing dari daun encok adalah Agni,
Cnitra, Cinitraka (IP), Ceylon leadworf, White Flowered leadworf (I)
(Dalimartha, 1999).
Daun encok juga dikenal dengan nama Chitrak. Di India, daun
encok sudah lama digunakan untuk mengobati penyakit radang sendi. Para
tabib menggunakan akar daun encok yang ditumbuk dan dioleskan ke bagian
yang sakit.
Selain di India, daun encok juga tersebar di berbagai wilayah di
Asia, termasuk salah satunya Indonesia. Daun encok banyak ditemukan di
padang rumput dan merupakan jenis tanaman perdu.
Daun encok memiliki bentuk yang cukup khas, yaitu bentuk
daunnya bulat telur. Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah tropis. Daun
encok juga merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan dengan cara
setek.
25. Daun Sirih
Daun sirih merupakan suatu tanaman yang digunakan sebagai
pengobatan tradisional, daun sirih biasanya dipakai untuk mengatasi bau
badan dan mulut, mimisan, gatal-gatal serta sebagai antibakteri.Khasiat
daun sirih sudah banyak dikenal dan diuji secara klinis.Penelitian tentang
tanaman ini masih terus dikembangkan.Daun sirih telah berabad₋abad
dikenal oleh nenek moyang kita sebagai obat berkhasiat. Tidak hanya
dikenal sebagai tanaman obat, tanaman dengan nama latin (Piper betle L.)
juga punya tempat istimewa untuk acara adat di sejumlah daerah di
Indonesia (Triarsary, 2007).
Tanaman sirih dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai
macam nama yakni Suruh, Seda (Jawa); Seureh (Sunda); Base (Bali);
Donile, Parigi (Sulawesi); dan Bido, Gies (Maluku) (Utami,2008)
a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle Linn
b. Deskripsi ( morpologi )
Sirih termasuk dalam family piperaceae,merupakan jenis tumbuhan
merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15
meter. Sirih memiliki daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk
bervariasi mulai dari bundar telur atau bundar telur lonjong, pangkal
berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit, ujung daun runcing,
pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5-18 cm, lebar 3-
12 cm. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat, berkerut,
dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. Morfologi daun sirih
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai,
teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis
jika diremas.Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki
bunga majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih
dilindungi oleh daun pelindung yang berbentuk bulat panjang dengan
diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat,
berdaging dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabu-abuan.
Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan
berwarna cokelat kekuningan (Koensoemardiyah,2010).
c. Kandungan utama
Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih
adalah minyak atsiri. Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan
mutu daun sirih adalah vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin,
lemak, pati,dan karbohidrat. Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa
fenol, turunan fenolpropenil (sampai 60%). Komponen utamanya eugenol
(sampai 42,5 %),karvakrol, chavikol, kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol
asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, metileter, p-simen,
karyofilen, kadinen, dan senyawa seskuiterpen (Darwis, 1992) Komponen
utama minyak astsiri terdiri dari betlephenoldan beberapa derivatnya
diantaranya euganol allypyrocatechine 26,8-42,5%, cineol 2,4-4,8%,
methyl euganol 4,2-15,8%, caryophyllen3-9,8%, hidroksikavikol , kavikol
7,2-16,7%,Kabivetol2,7-6,2%, estragol, ilypryrokatekol 9,6%, karvakol
2,2-5,6%, alkaloid, flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin, terpen,
fenilpropan, terpinen, diastase 0,8-1,8%, dan tannin 1-1,3%. Pada
konsentrasi 0,1-1% fenol bersifat bakteriostatik, sedangkan pada
konsentrasi 1-2% phenolbersifat bakteriosida (Inayatullah, 2012).
d. Manfaat bagi masyarakat
Daun sirih merupakan obat tradisional yang di manfaatkan
masyarakat sebagai obat batuk atau obat mata yang. daun sirih mempunyai
khasiat sebagai obat batuk, obat bisul, obat sakit mata, obat sariawan, dan
obat hidung berdarah (Syamsuhidayat danHutapea,1991).Khasiat dari
daun sirih ini selain sebagai styptic(penahan darah) dan vulnerary (obat
luka pada kulit) juga berdaya antioksida, antiseptik, fungisida dan bahkan
sebagai bakterisidal. Hal ini juga dikatakan oleh Widarto (1990) bahwa
daun sirih mengandung minyak atsiri yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroba. Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai
aktivitas terhadap beberapa bakteri Gram positif dan Gram negatif
(Darwis, 1992).
e. Cara pengelolaan
Pertama tama di ambil daun sirh yang masih mudah 2 atau 3 helai
kemudian di cuci bersih lalu di rebus sampai daun sirihnya layu lalu di
angkat dan di tuangkan ke dalam gelas , untuk pengobatan batuk di
tambahkan sedikit madu sedangkan utuk obat mata di tunggu sampai air
sisa rebusan dingin atau dalam keadaan hangat kemudian di basuh di muka
tiga kali
f. Cara penggunaan
Air rebusan daun sirih untuk pengobatan tradisonal biasanya di gunakan
saat seseorang mengalami batuk atau saat seseorang mengalami
kurangnnya penglihatan , air rebusan daun sirih untuk pengobatan mata
digunakan sehari 2 kali pada saat pagi hari dan sore hari sedangkan untuk
pengobatan batuk sehari sekali sampai batuknya redah
26. Keji Beling
Strobilanthes merupakan genus dari tumbuhan bunga perennial dan
sekitar 350 spesies, setidaknya 46 spesies asli dari India. Strobilanthesa
dalah genus terbesar kedua di family Acanthaceae dengan 350 spesies
yang terbatas pada daratan Asia dengan 150 spesies terdapat dibenua
India. Nama Strobilanthes berasal dari bahasa latin „strobilos‟ yang
artinya kerucut dan „anthos‟ artinya bunga atau tunas. Genus Strobilanthes
pertama kali dideskripsikan oleh Christian Gottfried Daniel Nees von
Esenbeck pada abad ke-19. Genus Strobilanthes memiliki waktu yang
lama untuk berbunga, sementara beberapa species Strobilanthes berbunga
setiap tahun (Preethi, 2014).
Keji beling (Strobilanthes crispus L.) merupakan famili dari
Acanthaceae berasal dari Madagaskar menuju Indonesia
Nurraihana(2013). Nama tanaman loakal dari Jakarta adalah “picah
beling” atau “enyoh kelo” atau “keci beling” di Jawa yaitu “ngokilo”
a. Klasifikasi

Klasifikasi keji beling (Strobilanthes crispus L) menurut Preethi (2004) :


Kingdom : Plantae
Division : Angiospermae
Class : Eudicots
Ordo : Lamiales
Family : Acanthaceae
Genus : Strobillanthes
Spesies : Strobilanthes crispus L
b. Deksripsi Morfologi
Keji beling mempunyai tinggi 0,5m sampai 1 m merupakan terna
semusim. Tangkai pendek, daun berhadapan, helai daun berbentuk lanset
melonjong atau hampir lonjong, tepi daun bergerigi, panjang helai daun 9
cm sampai 18 cm, lebar helai daun 3 cm sampai 8 cm, kedua permukannya
kasar. Perbungaan tersusun dalam bulir padat, kelopak tertutup dengan
rambut pendek, mahkota berbentuk corong, terbagi 5, bewarna kuning,
benangsari 4. Buah berbentuk gelondong mengandung 2 sampai 4 biji
(gambar 2.1.B)(Gunawan, 2011).
c. Kandungan utama
Kandungan kimia dari keji beling yang lain yaitu Na, K, dan Ca.
Kandungan kalium (K) di dalam daun keji beling berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah. Kalium yang terdapat di daun keji beling
dapat menurunkan kontraksi otot polos vaskuler sehingga dapat
menurunkan aldosteron dan menurunkan kontraksi miokardium.
Penurunan kontraksi miokardium berakibat menurunkan tekanan
darah. Penurunan aldosteron dapat menigkatkan ekskresi garam dan air
oleh ginjal sehingga volume cairan intravaskuler menurun
menyebabkan cardiac output dan dapat menurunkan tekanan darah
(Hall dan Guyton, 2007).
Satu diantara kandungan yang terdapat di dalam daun keji beling
yaitu kalsium karbonat. Nurraihana (2013) menyebutkan bahwa
tingginya kalsium karbonat membuat seduhan bersifat basa sehingga
memudahkan buang air kecil.
Agoes (2010)mengemukakan bahwa keji beling memiliki
kandungan flavonoid yang bersifat antibakteri. Mekanisme kerjanya
denganmendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran
sitoplasma. Senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma
yang dapat menyebabkan bocornya metabolit penting dan
menginaktifkan sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan
nukleotida dan asam amino merembes keluar dan mencegah masuknya
bahan aktif ke dalam sel, sehingga keadaan ini dapat menyebabkan
kematian bakteri.
d. Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat keji beling sebagai obat tradisional bagi masyarakat di mana
daun dari tanaman keji beling mampung meyembukan sakit pinggang
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaanya
berdasarkan berbagai Hteratur yang mencatat pengalaman secara turun-
temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat
menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut: (Sudiro, 2009:1).
1. Kencing kurang lancar.
Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih
selama 15 menit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan
pada pagi atau siang hari.
2. Batu kandung kencing.
Segenggam daun keji beling dan 4 tongkol jagung muda dicuci, lalu
direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin
disaring, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing-masing Vz
gelas
3. Batu kandung empedu.
Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar, dicuci bersih
lalau direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum seperti teh.
4. Batu ginjal.
Daun keji beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar,
dicuci lalu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan,
saring, minum 3 kali gelas per hari.
5. Sembelit
Ambil genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
6. Wasir
Daun segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas,
dinginkan, saring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.
7. Kencing manis
Daun segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3
gelas, dinginkan, stiring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.
e. Cara pengelolaan dan penggunaan
Di ambil 2 atau 4 helai daun keji beling yang masih segar
kemudian di cuci bersih setelah itu direbus 3 gelas air sampai air
rebusan sisa segelas kemudian didiinginkan lalu disaring ampasnya,
kemudian di minum. Di minum setiap sehari tiga kali setiap satu gelas
sampai sakit pinggangnya sembuh
27. Daun Nanas
Prihatman (2000) mengatakan bahwa penyebaran buah nanas di Indonesia
dibawa oleh bangsa Spanyol pada abad ke-15. Kondisi lahan dan iklim
Indonesia yang memungkinkan dalam pertumbuhan nanas, menyebabkan nanas
banyak dibudidayakan baik sebagai tanaman pekarangan maupun budidaya
perkebunan dalam skala yang besar. Menurut Sunarjono (2008), daerah
penghasil nenas yang terkenal di Indonesia yaitu Subang, Bogor, Riau,
Palembang, dan Blitar. Nenas mempunyai nama lain seperti henas, kenas,
honas (Batak), manas (Bali), Danas (Sunda), dan Pandang (Makassar)
(Sunarjono, 2008).
Nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai
musim. Tanaman ini digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan
yang mempunyai rangkaian bunga yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya
meluas dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi
cabang-cabang vegetatif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah (Sari,
2002)
a. Klasifikasi

Tanaman nenas dalam sistematika diklasifikasikan sebagai berikut :


Regnum : Plantae (tumbuh-tumbuhan),
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji),
Classis : Angiosperma (berbiji tertutup),
Ordo : Farinosae (Bromeliales),
Familia : Bromiliaceae,
Genus : Ananas,
Species : Ananas comosus (L.) Merr. (Collins,1968 citSurtiningsih
2008)
b. Deskripsi Morpologi
Tananam buah nanas merupakan tanaman yang termasuk golongan
tanaman tahunan. Struktur morfologi tanaman nenas terdiri dari akar,
batang, daun, bunga dan buah. Akar melekat pada pangkal batang dan
termasuk akar serabut, kedalaman perakaran pada media tanah yang baik
antara 30-50 cm. Batang merupakan tempat melekatnya akar, daun, bunga,
tunas dan buah. Daun nanas berbentuk pedang dengan panjang sekitar ±
100 cm dan lebar 2-8 cm, ujung daun berbentuk lancip dan tepi daun
memiliki duri dan berwarna hijau atau hijau kemerahan. Daun nanas
berkumpul dalam roset akar, dimana bagian pangkalnya melebar menjadi
pelepah. Pada mulanya daun nanas akan tumbuh melambat setelah
beberapa lama dan menjadi cepat seiring dengan pertambahan umur
tanaman (Dalimartha, 2001)
c. Kandungan utama
Nanas mempunyai kandungan nitrogen, enzim bromelin dan asam
amino yang tinggi yang berfungsi dalam menurunkan pertumbuhan
bakteridalam mulut dan pembentukan plak (Muhammad, 2005). Selain itu
nanas juga mempunyai kandungan klor, iodium dan fenol yang berfungsi
sebagai antiseptik. Klor akan bereaksi dengan air membentuk hipoklorit
yang bersifat bactericidal, iodin merupakan zatbactericidal terkuat dalam
membunuh hampir semua bakteri patogen dengan cara menggumpalkan
protein, dan fenol yang akan mendenaturasi protein sel bakteri sehingga
bakteri akan mati (Muhammad, 2005). Daun nanas bersifat sebagai anti
radang, pencahar, menormalkan siklus haid, sedangkan pucuk nanas
digunakan sebagai obat kencing batu dan fungsi lain nanas seperti
menggangu pertumbuhan sel kanker, menghambat penggumpalan
trombosit dan mempunyai aktivitas fibrinolitik (Muljohardjo, 1984).
d. Manfaatnya bagi Masyarakat
Daun dari tanaman nanas digunakan sebagai obat tradisonal peredah
panas atau demam oleh masyarakat
e. Cara pengolahan dan penggunaan
Pertama - tama di ambil daun nanas yang paling ujung yang berwarna
putih kemudian di cuci bersih lalu di kikis menggunakan alat kikis dan di
tambahkan sedikit tanaman jarak pagar kemudian di kikis sekalian dan
diberikan sedikit air setelah halus atau habis semuanya di kikis airnya di
saring menggunakan penyaring dan di tambahkan sedikit madu agar tidak
terasa begitu pahit dan di konsumsi atau langsung di minum . penggunaan
setiap hari sekali sampai panas atau deman seseorang sembuh.

28. Tanaman Salam


a. Tinjauan
Tanaman salam merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mudah tumbuh
pada daerah tropis. Salam banyak tumbuh di hutan dan dapat ditanam di
pekarangan rumah. Daun salam sering digunakan terutama untuk bahan
rempah-rempah pengharum masakan. Selain sebagai rempah-rempah, daun
salam juga dapat digunakan sebagai obat tradisional.
tradisional
b. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.
c. Deskripsi Morfologi
Daun salam tumbuh subur diatas tanah dataran rendah, daun salam
mempunyai pohon yang besar dan tingginya bisa mencapai 20-25 meter.
Simplisia daun salam berwarna kecoklatan, bau aromatik lemah, dan
rasa kelat. Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm.
Helai daun berbentuk lonjong memanjang yang panjangnya 7-15 cm dengan
lebar 5-10 cm, ujung pangkal daun meruncing. Bunga majemuk tersusun
dalam malai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih, dan berbau
harum, buahnya buni, bulat, berdiameter 8-9 mm, buah muda berwarna
hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat,
diameter kurang lebih 1 cm, berwarna coklat.
d. Kandungan Daun Salam
Daun salam diketahui mengandung alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, steroid, terpenoid, minyak atsiri (0,05%), sitral, dan eugenol.
e. Manfaat bagi masyarakat
Daun salam mempunyai banyak manfaat di masyarakat dalam
pengobatan alami. Masyarakat turun temurun secara tradisional
menggunakan bahan alam dalam mengatasi berbagai penyakit. Secara
empiris, air rebusan daun salam digunakan oleh masyarakat untuk
pengobatan penyakit kolesterol tinggi, kencing manis, hipertensi, gastritis,
dan diare. Sebagai bahan obat tradisional, Syzygium polyanthum digunakan
sebagai obat diabetes mellitus, gangguan lambung, mengatasi penyakit
haemorrhoids, penyakit kulit seperti kudis, penyegar, hipertensi dan
kolesterol.
29. Tanaman Binahong
a. Tinjauan
Tumbuhan Binahong (Anredera cordifolia L.) Steenis) merupakan
tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi.
b. Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Ten). Steenis
c. Deskripsi morfologi
Binahong (Anredera cordifolia) tumbuh menjalar dan panjangnya
dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk silindris dan pada sela-
sela daun dan tangkai terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar. Daunnya
tunggal dan mempunyai tangkai pendek, bersusun berselang-seling dan
berbentuk jantung. Panjang daun antara 5-10 cm dan mempunyai lebar
antara 3-7 cm. Seluruh bagian tanaman binahong dapat dimanfatkan, mulai
dari akar, batang, daun, umbi dan bunganya.
Tumbuhan ini berakar berbentuk rimpang dan berdaging lunak.
Batangnya lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam
solid, berdaun tunggal bertangkai sangat pendek.
d. Kandungan daun binahong
Tanaman Binahong mengandung beberapa senyawa kimia seperti
flavonoid, polifenol, saponin, alkaloid, terpenoid, dan minyak atsiri (Umar,
dkk. 2012). Binahong mengandung beberapa kandungan kimia yaitu
flavonoid, asam oleanolik, saponin, dan asam askorbat.
e. Manfaat bagi masyarakat
Masyarakat memanfaatkan daun binahong untuk menyembuhkan
berbagai penyakit diantaranya : mengobati luka bakar, mencegah penyakit
jantung, mengobati asam urat, mengobati maag, mencegah diabetes, mencegah
kanker, memulihkan stamina.
1) Cara penggunaan/pengolahan
1) Mengobati luka bakar
Ekstrak daun binahong mampu mengobati luka bakar dengan
cepat. Kunci dari proses penyembuhan luka bakar adalah pembentukan
kolagen. Kolagen merupakan protein dalam jaringan tubuh manusia,
termasuk pada kulit. Ketika ekstrak daun binahong digunakan, terlihat
bahwa luka bakar mengalami penyembuhan lebih baik jika dibandingkan
dengan tidak menggunakan daun binahong. Cara yang sederhana yaitu
menumbuk daun Binahong dan menempelkan pada kulit yang terbakar.
2) Mencegah penyakit jantung
Kandungan saponin dalam daun binahong dapat menurunkan
kolesterol jahat dalam tubuh. Caranya cukup dengan menyeduh daun
binahong seperti membuat teh. Tambahkan gula atau madu sehingga
rasanya jadi lebih manis. Diminum dua kali sehari.
3) Mengobati asam urat
Mengonsumsi air rebusan daun binahong secara rutin dapat
menurunkan kadar purin dalam tubuh. Purin adalah senyawa organik
dalam DNA tubuh yang timbul setelah mengonsumsi makanan pemicu
asam urat. Setelah memakan hidangan seperti jeroan, daging merah,
hingga kacang-kacangan dengan porsi berlebihan, sebaiknya mengimbangi
dengan minum air rebusan daun binahong.
4) Mengobati maag
Konsumsi Daun Binahong bisa membantu melancarkan
pencernaan, sehingga mencegah sembelit, selain itu dapat mengobati
penyakit maag akut . Caranya yaitu dengan mengonsumsi daun binahong
sebagai lalapan atau menumis, sehingga asam lambung tetap terkendali
dan penyakit maag tidak kambuh.
5) Mencegah diabetes
Diabetes dapat dikendalikan dengan mengatur pola makan yang
baik,selain itu dapat pula memanfaatkan daun binahong untuk menjaga
keseimbangan gula darah.. Caranya yaitu dengan mengonsumsi air
rebusan daun binahong secara rutin.
6) Mencegah kanker
Manfaat daun binahong selanjutnya dapat mencegah terjadinya
kanker. Kandungan antioksidan dalam daun binahong terbukti efektif
mencegah kanker. Caranya yaitu merebus daun binahong dan meminum
airnya 3 kali sehari.
7) Memulihkan stamina
Air rebusan daun binahong dapat mengembalikan stamina tubuh
yang kelelahan. Caranya yaitu merebus 3 daun binahong dengan 6 gelas
air hingga mendidih dan mengonsumsinya secara berkala. Air rebusan
daun binahong juga dapat meningkatkan vitalitas pria jika dikonsumsi
dalam dosis yang tepat.
30. Tanaman kelor
a. Tinjauan
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis
tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis dan juga tanaman yang
memiliki berbagai manfaat baik secara ekonomis maupun kesehatan.
b. Klasifikasi ilmiah
Klasifikasi tanaman kelor menurut adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera Lam.
c. Deskripsi morfologi
Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh
subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat
tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan
terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam
bulan.
d. Kandungan daun kelor
Daun kelor sangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium, zat besi,
fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D,
vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin. Daun kelor juga mengandung
berbagai macam asam amino, antara lain asam amino yang berbentuk asam
aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin,
arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan metionin.
e. Manfaat bagi masyarakat
Manfaat dari daun kelor antara lain : menurunkan berat badan,
menghilangkan flek hitam,baik untuk ibu menyusui, meningkatkan
kesehatan mata, mencegah kanker, menurunkan risiko penyakit ginjal,
memperlambat penuaan dini, mengobati rematik, memelihara kesehatan
jantung, mengatasi diabetes, melancarkan kesehatan pencernaan,
mengurangi peradangan, melindungi tubuh dari bakteri, menyehatkan kulit,
menurunkan tekanan darah tinggi, mengatasi stress, meningkatkan kinerja
otak, menurunkan kolesterol, mencegah anemia, menjaga kesehatan otot,
mencegah kerusakan hati, menjaga kepadatan dan kekuatan tulang
f. Cara penggunaan/pengolahan
Cara lain mengolah daun tanaman ini adalah mengeringkannya dan
mencampurkannya dengan teh. Cari tanaman kelor segar dan pisahkan daun
dari batangnya. Lalu, cuci atau rendam daun kelor tanpa batang dalam air
bersih dan keringkan. Selanjutnya, letakkan daun di nampan bersih dan
simpan di udara terbuka, bukan di bawah sinar matahari sampai benar-benar
kering. Setelah itu, tumbuh atau blender sampai halus dan masukkan ke
dalam wadah khusus. Tinggal mencampurkan bubuk daun kelor ini dengan
teh, dan menambahkan madu supaya rasanya lebih manis. Namun,
sebaiknya tidak membuat bubuk daun kelor terlalu banyak.
Tanaman Brotowali
1.1.Deskripsi Tanaman Brotowali
Brotowali merupakan tanaman perdu dan memanjat yang tumbuh liar di
hutan, ladang atau sengaja ditanam sebagai tanaman hias. Akar tanaman brotowali
merupakan akar tunggang dan berwarna putih pudar. Tanaman brotowali memiliki
tinggi batang hingga 2,5 meter dengan besar batang sebesar jari kelingking,
berbintil-bintil rapat dan memiliki rasa yang pahit. Tanaman ini merupakan
tumbuhan berdaun tunggal, dengan bentuk daun seperti jantung atau mirip seperti
bundar telur berujung lancip, dengan panjang daun 7-12 cm dan lebar 5-10 cm,
tangkai daun menebal pada pangkal dan ujung, pertulangan daun menjari dan
berwarna hijau. Bunga brotowali bersifat majemuk berbentuk tandan, terletak
pada batang kelopak ketiga. Memiliki enam mahkota, berbentuk benang berwarna
hijau. Benang sari pada bungga brotowali berjumlah enam, tangkai bunga
berwarna hijau muda dengan kepala sari kuning. Buah brotowali keras seperti
batu, berwarna hijau. Tanaman brotowali dapat tumbuh di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut (Utami, 2008).
1.2.Klasifikasi Tanaman Brotowali

Gambar 1.2. Tanaman Brotowali (UPT. Material Medika, Batu).


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Menispermaceae
Marga : Tinospora
Jenis : Tinospora crispa (L) Miers.

1.3.Nama Daerah
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti
andawali (Sunda), antawali (Bali), dan bratawali, putrowali, atau daun gedel
(Jawa), kayu ular (Makasar), patarwali, akar sertin, panamar gantung (Kalimantan
Tengah) Dalam bahasa Inggris brotowali disebut bitter grape, dalam Bahasa Cina
dikenal dengan shen jin teng (Kresnady, 2003). Nama latin tanaman brotowali
Tinospora crispa (L) Miers.
1.4.Kandungan
Brotowali mengandung banyak senyawa kimia yang berkhasiat dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Uji praklinik yang dilakukan secara in vitro
menggunakan hewan uji kelinci terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Kandungan senyawa kimia berkhasiat obat tersebut terdapat di seluruh bagian
tanaman, dari akar, batang, hingga daun (Kresnady et al., 2003). Bagian akarnya
mengandung alkaloid. Daun dan batang mengandung alkaloid, saponin, tanin dan
flavanoid. Secara umum, di dalam tanaman brotowali terkandung berbagai
senyawa kimia antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid,
harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, berberin, palmatin, kolumbin, dan
kaokulin (Malik, 2015).
Beberapa penelitian telah menemukan setidaknya lebih dari 65 senyawa
yang dapat diisolasi dari tanaman brotowali, diantaranya adalah alkaloid,
flavonoid, dan terpenoid (Ahmad et al., 2016). Komponen utama yang telah
diidentifikasi aktif adalah senyawa terpenoid. Senyawa terpenoid yang berperan
menurunkan kadar gula darah pada diabetes tipe kedua adalah borapetoside C dan
borapentol B. Senyawa ini menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang
berperan dalam konversi karbohidrat menjadi glukosa (Rosidah et al., 2015).
a. b.

Gambar 1.4 Struktur kimia terpenoid: (a) Borapetoside C, (b) Borapentol B


(Ahmad et al., 2016).

1.5.Manfaat
Masyarakat sudah biasa menggunakan tanaman brotowali untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Semua bagian tanaman brotowali dapat
digunakan secara tradisional untuk tujuan pengobatan yang berbeda-beda. Batang
brotowali dapat digunakan untuk pengobatan rematik, memar, demam
merangsang nafsu makan, sakit kuning, cacingan dan batuk. Akar brotowali dapat
berfungsi sebagai obat analgesik. Biasanya air rebusan daun brotowali
dimanfaatkan untuk mencuci luka atau penyakit kulit seperti kudis dan gatal-gatal,
sedangkan rebusan batang brotowali paling banyak digunakan untuk penyakit
kencing manis (Lestari, 2016).
1.6.Cara Penggunaan
1. Membantu penyembuhan luka
Brotowali mengandung alkaloid barberin dan columbina yang
berfungsi sebagai pembunuh bakteri pada luka. Penggunaan brotowali
dalam hal penyembuhan luka adalah dengan menumbuk beberapa lembar
daun brotowali lalu ditempelkan pada luka. Selain itu, mencuci luka
dengan rebusan batang brotowali juga dapat menyembuhkan luka.
2. Menyembuhkan penyakit kulit
Penyakit kulit seperti kudis (scabies) merupakan gangguan kulit
yang tentu saja sangat mengganggu penampilan kita. Selain itu, scabies
merupakan jenis penyakit yang menular, baik secara langsung maupun
melalui perantara lain.  Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa
memanfaatkan brotowali sebagai alternative pengobatannya. Caranya
adalah : tumbuk beberapa lembar daun brotowali, campurkan belerang dan
minyak kelapa ke dalam tumbukan lalu oleskan pada daerah yang terkena
scabies dan lakukan hal ini secara teratur.
3. Mengobati diabetes
Cara pengobatannya adalah dengan rutin mengkonsumsi ramuan
rebusan batang brotowali, daun sambiloto, serta daun kumis kucing
sebanyak 2 kali dalam sehari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Menurunkan demam
Kandungan antipiretik dan analgesik yang terdapat dalam manfaat
brotowali, mampu membantu untuk menurunkan demam. Caranya adalah
dengan mengkonsumsi hasil rebusan batang brotowali yang telah
dicampur dengan madu. Madu berfungsi untuk mengurangi rasa pahit dari
air rebusan tersebut. 
5. Menyembuhkan malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
parasit plasmodium. Penularan penyakit ini adalah dengan perantara
nyamuk. Kasus terjadinya penyakit ini sering kali terjadi, dan tak
jarang bisa berujung pada kematian. Pengobatan alami penyakit ini
salah satunya adalah dengan menggunakan ramuan herbal yang
berasal dari tanaman brotowali. Caranya adalah dengan
mengkonsumsi ramuan hasil rebusan daun brotowali yang dicampur
dengan madu sebanyak 3 kali sehari.
6. Mengobati gatal-gatal
Gangguan gatal kulit ini biasa menyerang kita. Sensasi yang
ditimbulkan membuat kita ingin selalu menggaruknya. Namun jika hal
tersebut kita lakukan, maka bisa mengakibatkan iritasi, luka, maupun lecet
pada kulit. Cara mengatasi hal tersebut secara tradisional adalah dengan
berendam dalam air hangat, hasil rebusan dari daun brotowali yang
dicampur dengan belerang. Lakukan selama kurang lebih 20 menit.

Tanaman Baluntas
1.1.Deskripsi Tanaman
Beluntas merupakan tanaman perdu, tinggi 1-2 meter. Batang berkayu,
bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih
kotor. Tanaman beluntas termasuk jenis semak atau setengah semak dan banyak
orang yang memanfaatkanya sebagai pagar pekarangan (Agoes 2010). Beluntas
sering tumbuh liar dan dipakai sebagai tanaman pagar. Pohon beluntas memiliki
tinggi 1- 2 meter. Daun bertangakai pendek, letak berseling, pinggir bergerigi, dan
berwarna hijau terang (Latief 2012).
1.2.Klasifikasi Tanaman
Tanaman beluntas menurut Syamsuhidayat (1991) memiliki sistematika
sebagi berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica less.
1.3.Nama Daerah
Orang Jawa menyebutnya dengan nama (luntas), beluntas (Sumatra),
baluntas, baruntas (Sunda), baluntas, baruntas (Madura), lamuntas (Makassar),
lenabou (Timor), laun yi (China), dan marsh fleabane (Inggris) (Agoes 2010).
1.4.Kandungan
Menurut Agoes (2010) mengatakan bahwa daun beluntas mengandung
alkaloid, flavonoid, tannin, minyak atsiri, asam klorogenik, natrium, kalium,
magnesium, dan fosfor, akarnya mengandung flavonoid dan tanin.
Tanin. Tanaman bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan mempunyai
kemampuan menyamak kulit. Tanin terhidrolisis biasanya berupa senyawa amorf,
higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut dalam air (terutama air panas) 6
membentuk larutan sebenarnya. Tanin semakin murni maka makin kurang
kelarutanya dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal (Robinson
1995).
Alkaloid. Alkaloid secara kimia biasanya mengandung nitrogen di cincin
heterosiklik yang bentuknya bermacam-macam. Tanaman yang banyak
mengandung senyawa nitrogen aromatik dinamakan alkaloid. Alkaloid merupakan
senyawa kristal putih yang agak larut dalam air. Alkaloid menarik karena
aktivitasnya fisiologis dan psikologisnya yang dramatis pada manusia dan hewan
lain serta mempunyai banyak peranan penting dalam tanaman (Salisbury et al.
1995).
Flavonoid. Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai
15 atom karbon. Kerangka karbonya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzene
tersubsitusi) yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Flavonoid di
alam sering terdapat sebagai glikosida. Fungsi flavonoid untuk tanaman yang
mengandungnya adalah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja
antimikroba, antivirus, dan kerja terhadap serangga (Robinson 1995).
Minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung
dalam tanaman dan disebut sebagai minyak menguap, minyak eteris, atau minyak
esensial karena pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka. Minyak atsiri
memiliki sifat yaitu bau yang khas, mempunyai rasa getir kadang berasa tajam,
mengigit, memberi kesan hangat sampai panas atau justru dingin ketika terasa
dikulit. Minyak atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik dan tidak dapat
bercampur dengan air tetapi cukup dapat larut (Gunawan dan Mulyani 2004).
Saponin. Saponin merupakan glikosida yang memiliki sifat fisik seperti
surfaktan sehingga mampu membentuk busa walaupun dalam konsentrasi sangat
rendah. Senyawa saponin dapat menyebabkan hemolisis (lisis sel darah merah)
dengan meningkatkan permeabilitas membran plasma (Rahardjo 2013).
1.5.Manfaat
Daun beluntas berbau khas aromatik dan rasanya getir berkhasiat sebagai
penurun panas, obat batuk, penghilang bau keringat, mengatasi keputihan
mengobati nyeri haid dan sakit perut dan menambah nafsu makan (Agoes 2010).
1.6.Cara Penggunaan
1. Menurunkan panas
Siapkan daun beluntas sebanyak 10 lembar saja. Cuci daun hingga
bersih. Seduh lah daun beluntas tersebut menggunakan segelas air panas.
diamkan sejenak lalu pisahkan antara ampas daun dengan airnya. Minum
airnya selagi masih panas sekali dalam sehari sampai panas mereda.
2. Mengatasi keputihan
Rebus gula aren dan asam jawa secukupnya dengan di beri 3
lembar daun sirih. Ambil daun beluntas yang masih muda sebanyak 1
genggam lalu ditumbuk,terus diperas, dan diambil airnya sebanyak 2
sendok teh manis. siapkan air dari perasan kunir yang telah diparut
sebelumnya sebanyak 1 sendok teh manis. Campur semua bahan aduk
sampai rata lalu minum di pagi hari satu kali sehari.
3. Mengobati nyeri haid dan sakit perut
8 lembar daun beluntas bersihkan lalu remas hingga hancur.
Memarkan 2 ruas jari kunyit yang masih segar. Seduh kedua bahan
tersebut menggunakan air panas kurang lebih 1 gelas. Tambahkan sedikit
asam dan garam kemudian disaring. Minum lah 2 kali dalam satu hari
sampai rasa nyeri atau sakit perut hilang.

Tanaman Belimbing wulu


1.1.Deskripsi Tanaman
Tanaman berbentuk pohon dengan tinggi 5-10 m. Batang tegak,
bercabang, permukaan kasar, banyak tonjolan, warna hijau kotor. Bunga
majemuk, bentuk malai, tumbuh ditonjolan batang atau cabang,panjang kelopak 6
mm, warna merah. Daun berbentuk lanset dan berwarna ungu. Biji berbentuk
lanset atau segitiga, warna hijau saat muda dan berubah kuning kehijauan setelah
tua. Akar tunggang, warna coklat kehitaman (Lukas, 2008).
Belimbing wuluh sering disebut dengan belimbing asam, atau belimbing
wuluh karena rasa buahnya yang asam. Bentuk tanaman memanjang ke atas bisa
mancapai 10 meter, berdaun tersusun berpasangan, bentuk lonjong (bulat telur)
terletak di ujung cabang atau ranting. Bentuk buah bulat lonjong berwarna hijau
pekat pada waktu muda, dan berbuah kekuningan setelah matang. Buah-buahan
seukuran telur puyuh ini muncul dan bergelantungan pada batang dan dahannya.
Dagingnya banyak mengandung air dengan rasa sangat asam (Raden, 2008).
1.2.Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Roidae
Ordo : Geraiales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L (Qurrotu,2008)
1.3.Nama Daerah
Nama Daerah : blingbing buloh (Bali), blimbing wuluh (Jawa Tengah),
bhalimbhing bulu (Madura), belimbing asem (Melayu), limbi (Bima), limeng
(Aceh), bainang (Makassar), dan uteke (Papua). Nama Asing : bilimbi, cucumber
tree, dan small sour starfruit (Inggris).
1.4.Kandungan
Buah belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L) mengandung senyawa kimia
yaitu asam format, asam sitrat, asam askorbat (Vitamin C), saponin,tanin,
glukosid, flavonoid, dan beberapa mineral terutama kalsium dan kalium dalam
bentuk kalium 6 sitrat dan kalium oksalat. Rasa asam belimbing wuluh terutama
ditentukan oleh asam sitrat Kandungan belimbing wuluh memang kompleks.
Salah satu senyawa pentingnya adalah flavon. Senyawa ini sangat baik mengatasi
radang di kulit Anda. Sementara itu, kadnungan kaliumnya juga sangat baik
melancarkan air seni sebab bersifat diuretik.  (Marlianis, 2013).
1.5.Manfaat
Selain digunakan sebagai bahan makanan serta diolah menjadi manisan
belimbing wuluh, buah belimbing wuluh juga sering digunakan sebagai bahan
obat. Ada beragam penyakit yang bisa diatasi dengan menggunakan bagian
tanaman belimbing antara lain hipertensi, diabetes, gondongan, jerawat, rematik,
lumpuh, deman, sakit gigi, gusi berdarah, sariawan dan masih banyak lagi lainnya.
Resep yang digunakan untuk menanggulangi penyakit ini juga cukup sederhana.
1.6.Cara Penggunaan
1. Hipertensi
Cukup ambil buah belimbing sayur sebanyak 3 biji. Kemudia peras
dan ambil airnya. Minum air tersebut sekali sehari hingga tekanan darah
Anda normal kembali.
2. Sariawan
Cukup ambil kuntum bunga tanaman belimbing sebanyak 10
kuntum. Campurkan dengan asam jawa dan juga gula aren, kemudian
rebus di bersama air bersih sebanyak 3 gelas. Panaskan hingga air susut
menjadi ¾. Pisahkan dari ampas dan minum rutin sebanyak 2 kali dalam
sehari.
3. Batuk
Ambil 1 genggam bunga belimbing wuluh, 5 butir buah adas, cuci,
lalu campurkan menjadi satu. Tambahkan 1 sendok makan gula pasir dan
1 cangkir air matang lalu tim. Setelah dingin, saring dengan sepotong kain
untuk diminum 2 kali sehari pada pagi dan malam ketika perut kosong.
4. Darah tinggi
Cuci bersih 3 butir buah belimbing wuluh lalu potong menjadi
beberapa bagian. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, saring hasil rebusan, lalu minum sekaligus setelah sarapan. Untuk
pencegahan, minum 3 hari sekali dengan jumlah yang sama.
5. Pegal linu
Ambil daun belimbing wuluh muda sebanyak 1 genggam atau
sekitar 25 helai, 10 butir biji cengkih, dan 15 biji lada. Campurkan semua
bahan tersebut menjadi satu lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan cuka
secukupnya sehingga menjadi bubur lalu oleskan ke tempat yang sakit.
6. Jerawat
Cuci bersih 6—8 butir buah belimbing wuluh lalu tumbuk sampai
halus. Campurkan ½ sendok teh garam, dan ¼ gelas air ke dalam hasil
tumbukan belimbing wuluh lalu aduk sampai rata. Oleskan pada wajah
yang berjerawat 3 kali sehari.
7. Sakit gigi berlubang
Cuci 5 buah belimbing wuluh sampai bersih lalu makan dengan
sedikit garam. Kunyah buahnya pada bagian gigi yang berlubang.

A. KETAPENG CINA
1. Ketapeng Cina

Deskripsi. Tanaman ketepeng cina berbentuk perdu,dengan tinggi


mencapai 5 meter. Batang tanaman ketepeng cina berkayu, berbentuk
bulat, simpodial, berwarna cokelat kotor. Daun ketepeng cina merupakan
daun majemuk, menyirip genap, anak daun berjumlah antara 8 hingga 24
pasang. Bentuk daun bulat panjang dengan ujung tumpul. Tepi daun rata,
dan pangkal daun membulat. Panjang daun antara 3,5-15 cm, dan lebar
2,5-9 cm. Pertulangan daun menyirip, tangkai pendek dan warna daun
hijau.
Tanaman ini tumbuh liar di ekosistem hutan hujan tropis dan
habitat yang lembab, di pinggiran rawa-rawa dan di tepi- tepi jalan,
kadang-kadang ditanam di pinggiran kebun. Secara morfologi ketepeng
cina merupakan tanaman semak kecil dengan ketinggian sekitar 2-5 m,
dengan percabangan horisontal. Daunnya termasuk daun majemuk
menyirip, anak daunnya berseling, berpasangan 8-12 pasang, anak daun
memanjang oval. Bagian ranting dan tangkai daunnya berwarna merah
kecoklatan.
2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Family : Fabaceae
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata

3. Morfologi

Bunga tersusun tandan di ujung batang. Daun mahkota bunga


berwarna kuning terang sampai kuning keemasan, bagian dalamnya
condong setengah bulat, dan berbunga mulai dari Mei-Agustus. Buahnya
berupa polongan sepereti buncis, panjangnya 15-18 cm. Berbiji banyak
berwarna hitam.
Bunga. Bunga ketepeng cina merupakan bunga majemuk,
berbentuk tandan. Kelopak bunga berbagi lima, benangsari berjumlah tiga
dan berwarna kuning. Daun pelindung pendek, berwarna jingga. Mahkota
bunga berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning.
Buah. Buah Ketepeng cina merupakan buah polong, panjang dapat
mencapai 18 cm dan lebar ± 2,5 cm. Buah ketepeng cina ini pada saat
masih muda berwarna hijau, namun pada saat sudah tua warnanya menjadi
hitam kecoklatan.
Biji. Biji Ketepeng cina merupakan segi tiga lancip, dan pipih.
Pada saat masih muda, biji ketapang cina ini berwrna hijau , dan setelah
tua mejadi hitam.
Akar. Akar tanaman ketepeng cina merupakan akar tunggang,
bercabang , berbentuk bulat dan berwarna kehitaman.
4. Kandungan Utama

Dalam tumbuhan ketapeng cina ini terdapat berbagai kandungan


yang bermanfaat untuk keperluan obat-obatan. Diantara zat kimia yang
terkandung yaitu : Rein aloe-emodina, rein aloe-emodina-diantron, rein,
aloe emodina, asam krisofanat, (dihidroksi metal anthraquinone), dan
tannin .

5. Manfaat Bagi Masyarakat

Daun kaskado atau ketapeng cina dimanfaatkan secara tradisional


untuk mengatasi penyakit kulit. Tanaman ini mengandung aktivitas
farmakologi yang baik untuk menyembuhkan penyakit kulit dan penyakit
lainnya seperti kurap, kudis, panu, eksem, malaria, sembelit, radang kulit
bertukak, sifilis, herpes, influenza dan bronkitis.
6. Cara Pengolahan
Cara pengolahan tumbuhan ini terbilang cukup mudah. Daun
kaskado atau ketapeng cina diambil 2 tangkai kemudian ditumbuk halus
sampai mengeluarkan cairan, ditambah sedikit daun sirih lalu digosokkan
pada daerah penyakit kulit.
B. JAHE MERAH

1. Jahe Marah

Jahe adalah bumbu rempah satu ini memang terkenal dengan


rasanya yang pedas dan berbagai khasiat yang tidak diragukan lagi untuk
kesehatan. Jahe tidak hanya digunakan untuk menyedapkan rasa masakan,
tetapi juga sebagai minuman untuk menghangatkan badan dan mengusir
masuk angin.
Umumnya, jahe merah maupun jahe biasa punya kandungan nutrisi
yang sama. Mineral dan vitamin yang ada di dalam jahe termasuk vitamin
A, B1, B3, dan vitamin C, besi, fosfor, dan kalsium. Meski memiliki
kandungan nutrisi yang terbilang sama, ternyata jahe merah dan jahe putih
punya perbedaan dalam sisi khasiatnya.

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae
Subkelass: Zingiberidae
Ordo: Zingiberales
Suku/Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber P. Mill.
Species: Zingiber officinale

3. Morfologi
 Akar, Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada
bagian ini tumbuh tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi
tanaman. Akar tunggal (rimpang) itu tertanam kuat didalam tanah
dan makin membesar dengan pertambahan usia serta membentuk
rhizoma – rhizoma baru (Rukmana, 2000).
 Batang, Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman terna tahunan
berbatang semu. Tanaman tumbuh tegak setinggi 30 – 75 cm.
Seluruh batang semunya terbentuk dari seludang daun yang
memanjang, tertutup, dan melingkar. Bagian luar batang agak licin,
agak mengkilap, dan berwarna hijau tua. Batangnya basah karena
banyak mengandung air sehingga digolongkan kedalam herba
(Lukito, 2007).
 Daun, Helaian daunnya bertangkai pendek sepanjang 0.75-1 cm.
Bentuk helaian daun lanset dengan ujung lancip. Panjang daun 15-
23 cm dan lebar 0.8-2.5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul.
Ketika daun mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang)
tetap hidup dalam tanah. Rimpang tersebut kelak akan bertunas dan
tumbuh menjadi tanaman baru setelah terkena hujan (Santoso,
1994).
 Rimpang, Rimpang jahe membentuk umbi, besar kecilnya umbi
bergantung pada varietas tanamannya. Rimpang agak pipih ke
pinggir membentuk cabang (ranting) ke segala arah yang saling
tumpang tindih. Cabang rimpang yang berada di atas dapat tumbuh
membentuk batang baru, sedangkan yang berada di bagian bawah
merupakan perakaran baru (Wiroatmodjo, Suroso dan Januwati,
1988).

4. Kandungan Utama

Jahe merah mengandung minyak atsiri yang lebih banyak, begitu


pula kandungan zat oleoresin, gingerol, dan zingeron. Kandungan minyak
atsiri pada jahe merah efektif untuk meredakan batuk yang aman untuk
dikonsumsi siapa saja, termasuk anak-anak. Lalu, zat zingeron pada
rempah ini efektif untuk mencegah peradangan pada usus dengan bekerja
secara aktif dalam menghambat enzim pemicu inflamasi.
Kandungan jahe merah, khususnya gingerol dan shogaol,
merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas efek immunomodulator
untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jahe merah juga diketahui
memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan, sehingga bisa membantu
meredakan gejala penyakit yang berkaitan dengan aktivitas peradangan
atau inflamasi.
5. Manfaat Bagi Masyarakat

Manfaat jahe satu ini membantu meredakan mual dan muntah yang
biasa dialami ibu hamil di trimester pertama. Namun, supaya tidak terlalu
panas di perut, jahe bisa dicampurkan dengan teh dan tambahan madu.
Jahe merah juga baik untuk menjaga kesehatan jantung dengan
menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol di dalam darah.

6. Cara Pengolahan

Cara pengolahan jahe merah sangat mudah. Untuk mendapatkan


khasiatnya, jahe merah dapat dikonsumsi baik sebagai bumbu makanan
maupun dikonsumsi sebagai minuman atau jamu.

1. Tanaman Sambiloto
a. Deskripsi Tanaman
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees.)
merupakan salah satu dari berbagai jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
tanaman obat, dari suku Acanthaceae. Berasal dari daerah Asia Selatan dan
Tiongkok, dikenal dengan nama Chuan Xin Lian. Tanaman ini dikenal sebagai
tanaman obat tradisional Tiongkok sejak beberapa ratus tahun yang lalu dan juga
telah tercantum dalam Chinese Pharmacopoeia. Sambiloto juga dikenal di India
dengan nama Kalmegh, bagi masyarakat Indonesia sambiloto dikenal juga dengan
nama bidara, sandilata, takila, ampadu tanah dan pepaitan (Dalimartha, 1999).

Gambar 1. Tanaman Sambiloto (Sumber: Dalimartha, 2008).


(Keterangan Gambar : 1. Daun tunggal, 2. Batang berkayu, 3. Buah 4. Bunga
bentuk malai)
Tumbuhan semusim, tinggi 50-90 cm, batang disertai banyak cabang
berbentuk segi empat dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai
pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung
meruncing, tepi merata, permukaan atas hijau daun, panjang 2- 8 cm, lebar 1-3
cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung
batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung; kecil-kecil, warnanya
putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar
0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah membujur menjadi 4
keping, dan biji gepeng, kecil-kecil, warnanya coklat muda (Wondinu dkk., 2007).
b. Klasifikasi Ilmiah
Berikut ini adalah klasifikasi dari tanaman sambiloto :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Solanaceae
Familia : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Species : Andrographis paniculata Ness. (Dalimartha, 1999).
c. Nama Daerah
Sambiloto memiliki nama lain seperti papaitan (Sumatera), takilo, bidara,
sadilata, sambiloto (Jawa), sambilata, sadilata, ki oray, ki peurat, ki ular (Sunda)
(Hariana, 2006).
d. Kandungan Kimia
Daun tumbuhan sambiloto yang memiliki sifat kimiawi berasa pahit,
dingin, memiliki kandungan kimia sebagai berikut: daun dan percabangannya
mengandung lakton yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat
pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid dan
homoandrografolid (Yuniarti, 2008). Terdapat juga flavonoid, tanin, alkana,
keton, aldehid, mineral kalium (Yuniarti, 2008). Akarnya mengandung flavotioid,
yang hasil isolasinya terbanyak adalah polimetoksiflavon, andrografin, panikulin,
mono-0-metilwithin dan apigenin-7,4-dimetileter (Yuniarti, 2008).

Gambar 2. Struktur Kimia Andrographolid (Sumber : Ratnani dkk., 2012).


Daun dan batang tumbuhan ini rasanya sangat pahit karena mengandung
senyawa yang disebut andrographolid yang merupakan senyawa keton diterpena
dan tanin.
Gambar 3. Struktur Kimia Tanin (Sumber : Robinson, 1995).
e. Kegunaan tanaman
Di Indonesia sambiloto digunakan untuk antiradang, antipiretik atau
meredakan demam, dan untuk penawar racun atau detoksikasi. Di India akar dan
daun digunakan untuk menyembuhkan sakit karena gigitan ular dan serangga. Di
Cina digunakan sebagai obat antiinflamasi, antipiretik, obat influensa, disentri,
infeksi saluran kencing, dan radang paru-paru (Achmad et al., 2007). Pada uji pra
klinis untuk efek antiradang menggunakan mencit bahwa infus daun sambiloto
51,4 mg/100 g BB, secara oral dapat meningkatkan efek antiradang (Anonim,
2010).
f. Cara penggunaan
1
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk, tambahkan
2
cangkir air matang, saring lalu minum. 3 g bahan kering atau 25 g bahan segar
direbus dan diminum 2x/hari sebelum makan. 25 helai daun sambiloto direbus
dengan gelas 1 gelas air hingga tersisa 1 gelas kemudian disaring dan diminum.
Diminum 2 kali sehari.
2. Tapak Dara
a. Deskripsi Tanaman
Tumbuhan tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan tumbuhan yang
berasal dari Amerika tengah, umumnya ditanam sebagai tanaman hias
(Dalimartha, 2008). Tumbuhan ini memiliki nama yang beraneka ragam dari
berbagai daerah seperti : Tapak dara (Indonesia), Perwinkle (Inggris), Chang
Chun Hua (Cina), Keminting Cina dan Rumput Jalang (Malaysia) (Pandiangan,
2006). Tapak dara dapat tumbuh di tempat terbuka dengan berbagai macam iklim,
serta ditemukan mulai dataran rendah hingga ketinggian 800 m dpl (Dalimartha,
2008).

Gambar 4. Daun Tapak Dara bunga ungu (Catharanthus roseus) (Sumber:


Dokumentasi Pribadi, 2016)
Keterangan : Daun berbentuk bulat telur berwarna hijau, memiliki tangkai daun
yang pendek (sekitar 1-2 cm), panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar daun sekitar 1-3
cm, dan diklasifikasikan sebagai daun tunggal (Dalimartha, 2008).
Habitus tapak dara berupa tumbuhan semak, termasuk tumbuhan
tahunan, tingginya sekitar 1-2 m, memiliki batang berkayu, bulat, bercabang,
beruas-ruas dan berwarna hijau. Daun tapak dara tergolong daun tunggal dengan
letaknya silang berhadapan, mempunyai morfologi bulat telur dengan ujungnya
terdapat getah dan pangkal tumpul, tepi rata, mengkilat, memiliki tangkai dengan
panjang 2-6 cm, lebar daun 1-3 cm, pertulangan menyirip, serta berwarna hijau.
Bunga tapak dara ialah jenis bunga tunggal, terletak di ketiak daun, memiliki
mahkota berbentuk terompet, panjang tangkai 2,5-3 cm, memiliki kelopak
bertajuk lima, berbentuk runcing, benang sari berjumlah lima, kepala sari
berwarna kuning,dan tangkai putik putih. Buahnya kotak dengan bentuk pipih,
ketika masih muda berwarna hijau setelah tua maka akan berwarna coklat. Biji
kecil, keras dan berwarna coklat. Akar berupa akar tunggang dan berwarna putih
(Badan POM Republik Indonesia, 2008).

b. Klasifikasi Ilmiah Tapak Dara


Menurut Badan POM RI (2008), berikut merupakan klasifikasi tanaman
tapak dara (Catharanthus roseus) adalah sebagai berikut:
Divisi : Plantae
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Gentianales
Suku : Apocynaceae
Marga : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don.
c. Nama daerah
Tumbuhan tapak dara dikenal dengan berbagai nama. Berbagai nama
tapak dara menurut, yaitu: Indonesia: Tapak dara, rutu-rutu, kembang serdadu,
Inggris: Madagascar periwinkle, rose periwinkle, Melayu: Kemunting cina,
Vietnam: Hoa hai dang, Filipina: Tsitsirika, Cina : Chang chun hua (Dalimartha,
1999; Plantamor, 2008).
d. Kandungan Senyawa Kimia
Tapak dara mengandung berbagai zat kimia aktif. Hasil analisa fitokimia
ekstrak daun tapak dara (Catharantus roseus) menunjukkan adanya kandungan
tanin, triterpenoid, alkaloid, dan flavonoid. Alkaloid dan flavonoid merupakan
senyawa aktif yang telah diteliti memiliki aktivasi hipoglikemik (Ivorra et al.,
1989). Flavonoid dapat menghambat kerja enzim α-glukosidase dalam luteolin
(Kim dan Sura, 2000). Sementara tanin dapat berfungsi sebagai antimikroba untuk
bakteri dan virus (Hara et al.,1993).
Alkaloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir
semua jenis tumbuhan. Alkaloid memiliki berbagai efek farmakologi seperti
antikanker, antiinflamasi dan antimikroba. Flavonoid adalah kelompok senyawa
fenol yang terbesar ditemukan di alam.
Tanin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan
berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut
batasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein yang tidak larut dalam air
(Harborne, 1987).
Tapak dara mengandung berbagai senyawa bioaktif, diantaranya 4
senyawa bioaktif yang telah banyak dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit.
Berikut merupakan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tapak dara
(Dalimartha, 2007) :
1) Vinblasine, ternyata bisa dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit
leukemia.

2) Vincristine, disamping dipakai dalam pengobatan leukemia, juga kanker


payudara, dan tumor ganas.

3) Vindesine, dipakai dalam pengobatan leukemia pada anak-anak, dan


penderita tumor pigmen.

4) Vinorelbine, seringkali digunakan sebagai bahan pengobatan untuk


mencegah pembelahan kelenjar.

e. Manfaat Tapak Dara


Sebelumnya, pemanfaatan tapak dara digunakan untuk meredakan nyeri
otot, obat depresi, obat sistem pusat, menghilangkan bengkak akibat sengatan
tawon, obat mimisan, gusi berdarah, bisul, dan sakit tenggorokan. Berbagai
macam pemanfaatan tersebut disebabkan oleh metabolit sekunder yang dihasilkan
tapak dara yaitu alkaloid (Dessisa, 2001), selain itu tapak dara digunakan untuk
menghilangkan panas, bahan racun, menghentikan pendarahan, penenang dan
menurunkan tekanan darah manusia. Daun tapak dara mengandung lebih dari 70
jenis alkaloid, diantaranya ialah vinkristin dan vinblastin. Alkaloid memiliki rasa
yang pahit dan dingin (Wijayakusuma, 2005). Saat ini penggunaan tapak dara
mengalami kemajuan, salah satunya ialah penemuan obat antikanker (Friis dan
Gilbert, 2000). Komponen aktif antikanker yang dihasilkan ialah vinkristin dan
vinblastin.
Tumbuhan tapak dara memiliki berbagai khasiat obat, diantaranya
sebagai penenang (sedatif), menghentikan perdarahan (hemostatis), menetralkan
panas dan racun. Jus tapak dara dilaporkan dapat menurunkan kadar glukosa
darah normal alloxan kelinci diabetes (Nammi et al., 2003).
f. Khasiat dan Cara Penggunaan
1. Diabetes Mellitus
Daun tapak dara direbus dengan air 3 gelas sampai mendidih dan
menyisakan 2 gelas. Setelah dingin, air diminum. Ulangi 3 kali sehari sampai
sembuh.
2. Tekanan Darah Tinggi
Daun atau bunga diseduh dengan air panas dan dibiarkan beberapa saat,
lalu disaring. Ramuan diminum tiap sore.
3. Asma dan Bronkitis
Bonggol akar direbus dalam 5 gelas air. Ramuan diminum 2 kali sehari
setiap pagi dan sore hari sebanyak satu gelas.
4. Demam
Cara penggunaan daun, batang, dan akar tapak dara direbus dengan 4
gelas air sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas air. Ramuan diminum pada pagi
dan sore hari.
5. Radang Perut dan Disentri
Daun direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Ramuan diminum
dengan gula kelapa dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
3. Tanaman Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del)
a. Deskripsi tanaman
Vernonia amygdalina Del atau yang biasa disebut Daun Afrika, adalah
tumbuhan semak yang tumbuh hingga 7 meter dan berasal dari daerah tropis
Afrika dan bagian lain dari Afrika, khususnya Nigeria, Kamerun dan Zimbabwe
dan di benua Asia seperti di Malaysia, Singapore dan khususnya Indonesia
(Nurdiastuti, 2016).
Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile), umumnya dikenal sebagai
daun yang pahit, merupakan semak yang tinggi puncaknya sekitar 3 meter
(Gresham, et al., 2008). Batang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna coklat kotor.
Daun majemuk , anak daun berhadapan, panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm, tebal 7-
10 mm, berbentuk seperti ujung tombak, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal
membulat, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau tua (Ibrahim, et al., 2004;
Ijeh dan Chukwunonso, 2010).
Gambar 6. Tanaman Afrika (Materia Medika Batu)
Tanaman Daun Afrika tumbuh secara alami di sepanjang sungai, danau,
pinggiran hutan serta pegunungan hingga 2800 meter diatas permukaan laut. Daun
Afrika juga tumbuh di wilayah yang memiliki curah hujan tahunan 750-2000 mm.
Daun Afrika dapat tumbuh pada tempat yang mempunyai sinar matahari yang
penuh dan memiliki lingkungan yang lembab. Tanaman Daun afrika tumbuh pada
semua jenis tanah, tetapi Daun Afrika lebih tumbuh subur dan berkembang pada
tanah yang kaya humus (Ofori dkk, 2013).
b. Klasifikasi Daun Afrika
Klasifikasi daun afrika adalah sebagai berikut (Ibrahim dkk., 2004).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledone
Ordo : Asterales
Family :Asteraceae
Genus :Vernonia
Species :Vernonia amygdalina Del.
c. Nama Asing
South Africa leaf (Malaysia), bitter leaf (English), akpa gbo (Afrika),
Suwaaka (Cameroon), Ikaruga Chrysanthemum tonsils (China), Etidod (Nigeria),
Olulusia dan South Africa Leaf (Kenya), Awonoo (Ghana), dan Musikavakadzi
(Zimbabwe) (Yeap, et al., 2010).
d. Kandungan Senyawa Kimia
Daun Afrika mengandung beberapa senyawa kimia diantaranya adalah
asam oleat (Alabi dkk, 2005), vitamin (thiamine, nicotinamide, thiamine,
riboflavin, pyrodoxine, dan ascorbic acid) (Fafunso dan Bassir, 1976),berbagai
glukosa steroid seperti: vernoniosides (Huffman, 2001), berbagai senyawa
seisquiterpenlacton seperti: Vernodalin, Vernolide, Vernolepin, Vernomenin,
Vernomygdin, Vernolic, Vernodalol, Hidroxyvernolide, 11,13-dihydrovernodalin,
11,13-dihydrovernodeline, 4,15-dyhidrovernodalin, 7,24(28)-stigmastadien-3β-ol
komponen fenol yang terdiri dari flavonoid (yang terdiri dari: luteolin, luteolin 7-
0-beta-glucuronoside dan luteolin 7-0-beta-glukosida) tanin, dan asam cafeonil
quinic (Yeap dkk, 2010). Flavonoid memberikan efek antioksidan yang sangat
memberikan manfaat untuk mencegah kanker dan memberikan beberapa
perlindungan untuk diabetes dan atherosclerosis (Sani dkk, 2012). Senyawa
flavonoid inilah yang diduga sebagai agen anti diabetes.
Flavonoid alami banyak memainkan peran penting dalam pencegahan
diabetes (Jack, 2012). Sejumlah studi telah dilakukan untuk menunjukan efek
hipoglikemik dari flavonoid dengan menggunakan model eksperimen yang
berbeda, hasilnya tanaman yang mengandung flavonoid telah terbukti
memberikan efek menguntungkan dalam melawan penyakit diabetes melitus, baik
melalui kemampuan mengurangi penyerapan glukosa maupun dengan cara
meningkatkan toleransi glukosa (Brachmachri, 2011). Pada daun afrika flavanoid
yang terkandung adalah flavonoid luteolin. Flavonoid luteolin menunjukan
aktivitas sebagai antioksidan. Luteolin berfungsi untuk meningkatkan ekpresi dan
translokasi GLUT4, sehingga dapat meningkatkan penyerapan glukosa oleh otot
rangka (Unnikrishnan dkk., 2014).

Gambar 2.2 Struktur Kimia Flavonoid (Cook dan S. Samman, 1996).


e. Khasiat Daun Afrika
Daun afrika memiliki banyak manfaat dalam pengobatan tradisional.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan tanaman daun afrika ini memiliki efek
maupun aktivitas seperti: efek anti parasit, anti malaria, anti helmentik, anti viral,
anti kanker, antikoagulan dan antithrombik, analgesik dan anti piretik, anti
inflamasi, anti oksidan, liver protektan, antidiabetik, anti oksidan (Yeap dkk,
2010).
Penggunaan daun afrika sebagai obat tradisional dimulai ketika seorang
farmakologi hewan mengobservasi simpanse sakit yang mengunyah daun afrika
dan kondisi tubuh kembali normal (Huffman dan Seifu 1989). Dalziel pertama
kali melaporkan daun dan ranting dari daun afrika digunakan untuk pengobatan
gastrointestinal di Hausas Utara Nigeria, sedangkan dekokta dari daun afrika
digunakan untuk malaria di Guinea dan batuk di Ghana.
f. Cara Penggunaan Daun Afrika : dikonsumsi mentah, meminum air rebusannya,
dijadikan bubuk, dan dijadikan lalapan
1. Sarang Semut (Myrmecodia pendans)
a. Tinjauan
Myrmecodia berasal dari kata myrmikodes yang berasal dari bahasa yunani
yang berarti mirip semut atau dikerumungi semut. Sarang semut merupakan salah
satu tumbuhan epifit dari Hydnophytinae (Rubiaceae), yang dapat bersimbiosis
dengan semut dan dikatakan bersifat epifit karena menempel pada tumbuhan lain,
tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya. Di Indonesia tanaman ini pada
bagian umbi yang dimanfaatkan untuk pengobatan herbal yang dipercaya dapat
mengobati kanker.
b. Klasifikasi
Menurut Wulan dkk (2017), klasifikasi dari sarang semut (Myrmecodia
pendans) yaitu:
Kingdom: Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Msgnoliopsida
Subkelas : Lamiidae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Myrmecodia
Spesies : Myrmecodia
pendans
c. Deskripsi (Morfologi)
Tanaman sarang semut
merupakan tanaman yang memiliki
spesialisasi, yakni ujung batangnya menggelembung (hypocotyl), berbentuk bulat
saat muda, menjadi lonjong memendek atau memanjang setelah tua. Dari
bentuknya, masyarakat mengira batang menggelembung itu sebagai umbi. Bagian
luar tanaman ini diselubungi duri yang melindunginya dari pemangsa herbivora,
yang menarik di dalamnya terdapat rongga-rongga yang saling terhubung.
Rongga-rongga ini dijadikan rumah oleh kawanan semut sehingga tanaman ini
lazim disebut sarang semut.
d. Kandungan Utama
Kandungan yang terdapat dalam tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans)
antara lain: adalah tanin terhidroksida, flavonoid, dan tanin terkondensasi.
Flavonoid dapat menghambat aktivasi metabolisme karsinogen, menghambat
angiogenesis, sebagai antiproliferasi, menginduksi apoptosis, dan aktivitas
antioksidan.
e. Manfaat Bagi Masyarakat
Sarang semut memiliki manfaat sebagai obat tradisional yang digunakan oleh
masyarakat, salah satunya adalah tepatnya di daerah Kabupaten Gorontalo Utara
kecamatan, Tolinggula dimana sarang semut ini dipercaya berkhasiat dapat
mengobati penyakit dalam, tumor, kanker. Hal ini di dukung oleh teori Wulan dkk
(2017), bahwa Sarang semut (Myrmecodia pendans) adalah tanaman yang
diketahui memiliki kandungan yang dapat menjadi antikanker. Kandungan yang
terdapat dalam tanaman sarang semut antara lain adalah tanin terhidroksida,
flavonoid, dan tanin terkondensasi. Kandungan flavonoid dalam sarang semut
menjadi antioksidan yang dapat mengahambat sel Hela yang merupakan sel yang
terdapat pada kanker serviks. Flavonoid bersifat anti-carcinogenic dari apigenin
terkait dengan kemampuannya untuk memodulasi target utama dan jalur yang
terlibat dalam kontrol siklus sel, memicu apoptosis, menghambat angiogenesis,
menghambat invasi sel tumor dan metastasis, serta transduksi sinyal.
f. Cara Penggunaan/ Pengelolaan
Penggunaan atau pengolahan sarang semut di daerah Kabupaten Gorontalo
Utara, kecamatan Tolinggula pertama dicuci terlebih dahulu, lalu dipotong-potong
terlebih, kemudian dijemur dikeringkan beberapa hari, kemudian saat ingin
meminumnya di cuci dulu sarang semut yang telah dikeringkan, selanjutnya
direbus dengan takaran air 3 gelas dengan 5 potong sarang semut sampai
mendidih, setelah itu diletakan di gelas kemudian setelah hangat dimunum.
Sarang semut dikonsumsi setiap hari untuk mendapatkan efek penyembuhan.
2. Daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.)
a. Tinjauan
Tanaman bidara yaitu pohon yang banyak tumbuh di India. Tanaman bidara ini
di indonesia Banyak dibudidayakan di pulau Madura, Maluku, Bali hingga Jawa.
Bidara dipulau jawa dapat tumbuh pada ketinggian kurang lebih 500m diatas
permukaan laut (Mansyur, 2001 dalam Ria Cahyaningsih, 2017).
Di Indonesia bidara banyak ditemukan tumbuh didaerah Sumbawa. Tanaman
bidara bisa hidup diberbagai kondisi. Akan tetapi tanaman bidara bisa cepat
tumbuh diudara yang panas dengan curah hujan berkisar 125 mm dengan suhu
minimum 7-130C dan maksimum 37-480C, (Dahiru, 2010 dalam Nugrahawati,
2016).
b. Klasifikasi
Menurut Tjitrosoepomo (2010), klasifikasi dari tanaman bidara yaitu:
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphusa
Spesies : Ziziphusa spina-christi L.
c. Deskripsi
Tanaman bidara memiliki batang yang bulat dan berkayu, memiliki warna
hijau keabu-abuan, dan pada setiap ruas pada batang tersebut terdapat duri yang
tajam berwarna kemerahan. Daun pada tanaman bidara berbentuk bundar atau
bulat telur oval, memiliki tulang daun 3, berwarna hijau muda dan hijau tua, tepi
daun tumpul atau membulat dari bawah daun berwarna putih. Buah pada bidara
berbentuk bulat meyerupai buah tomat, daging buah berwarna putih serta
memiliki rasa yang manis, memiliki biji yang kecil berwarna coklat, kulit buah
halus berwarna hijau mengkilat jika masih muda akan berwarna hijau dan
berwarna merah ketika sudah matang. Pada tanaman bidara bunga tumbuh
disekitar ketiak daun, berwarna putih kekuningan, bentuk bunga seperti bintang,
jenis bunga pada tanaman bidara termasuk bunga tunggal.
d. Kandungan Utama
Menurut Safrudin & dan Putri (2018), Komponen yang terdapat pada daun
bidara diidentifikasi golongan senyawa yang terkandung dengan uji kualitatif
dengan pereaksi khusus untuk golongan alkaloid, terpenoid, steroid, saponin, dan
tanin.
e. Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat daun bidara bagi masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara Tepatnya
di Kecamatan Tolinggula yaitu sebagai obat maag, mengatasi kemandulan,
menambah stamina tubuh, penurun panas . Hal ini didukung oleh Nahafi (2013),
bahwa Daun bidara digunakan untuk mengobati diare, penurun panas dan sebagai
antiobesitas. Selain itu ekstrak metanol dan etanol daun bidara memiliki aktivitas
antioksidan. Ekstrak metanol daun bidara memiliki aktivitas antibakteri antitumor,
dan antikanker.
f. Cara Penggunaan/ Pengolahan
Dalam proses penggunaan atau pengolahan daun bidara di Kabupaten
Gorontalo Utara Tepatnya di Kecamatan Tolinggula yang pertama dilakukan
adalah mengambil daun bidara, lalu di cuci dengan bersih kemudian di jemur.
Setelah kering daun bidara selanjutnya saat meminumnya daun bidara diambil
daunnya dengan jumlah ganjil, kemudian di rebus dengan air sesuai takaran yang
akan diminum misalnya 1 jelas air, selanjutnya di tunggu hingga mendidih,
setelah mendidih selanjutnya di sajikan di gelas lalu di tunggu hingga hangat
untuk dikonsumsi. Aturan untuk mengonsumsi daun bidara yaitu 1 minggu 3 kali.
1. Nanas Kerang
a. Nama Ilmiah :
Rhoeo discolor
b. Nama Daerah :
Adam dan Hawa
c. Deskripsi Morfologi :
Adam Hawa adalah nama tanaman yang popular di Indonesia dengan
nama nanas kerang, bangka-bangkaan atau sasongkokan. Tanaman ini
memiliki daun seperti daun nenas hanya saj tidak berduri dan banyak
mengandung air. Daun memeluk batang dengan lebar daun 3 – 6 cm dan
panjang daun 30 cm. permukaan daun bagian atas berwarna hijau pekat,
sedang bagian bawah berwarna merah keunguan. Batang tanaman ini kasar
namun tidak berbulu berwarna kecoklatan tidak bercabang. Dapat
berkembangbiak dengan biji dan setek batang. Perkembangbiakannya
sangat mudah pada kondisi media yang minim unsurhara sekalipun.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dengan perawatan yang minim.
d. Penyebaran
Adam Hawa (Rhoeo discolor) merupakan tanaman yang memiliki
tingkat adaptasi yang baik pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman
adam hawa juga merupakan tanaman hias yang sering kita jumpai di
berbagai taman maupun pekarangan (2007). Di daerah Gorontalo terdapat
banyak tanaman adam hawa baik di taman atau di pekarangan rumah
namun hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
e. Klasifikasi
Kedudukan Tanaman Daun Nanas Kerang dalam takson tumbuhan
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Rhizophorales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhoeo
Species : Rhoeo discolor (Dalimarha, 2003)

Gambar Tumbuhan Adam dan Hawa (Kadowangko


dan Jusna, 2014).
f. Kandungan
Tanaman adam hawa memiliki daun berwarna hijau pada permukaan
atas dan ungu pada permukaan bawah. Warna ungu pada daun adam hawa
tersebut merupakan senyawa flavanoid. Penelitian yang telah dilakukan
Sundhani (2016) menunjukkan bahwa daun adam hawa mengandung
senyawa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Jenis flavonoid yang terdapat
pada daun adam hawa yaitu antosianidin (Sitorus, 2011).
Kandungan senyawa antosianin dalam daun adam hawa dapat
diperoleh dengan proses ekstraksi. Salah satu proses ekstraksi yang sering
digunakan yaitu metode maserasi. Ekstraksi antosianin dapat dilakukan
dengan beberapa jenis pelarut, seperti air, alkohol, etanol dan metanol.
g. Manfaat dan cara pengobatan
1. Luka luar yaitu tumbuklah daun Adam Hawa hingga halus, kemudian
oleskan pada bagian tubuh yang terdapat luka memar. Sifat
antiinflamasi yang terdapat di dalamnya mampu mempercepat
penyembuhan luka memar.
2. Pengobatan rematik yaitu cukup gunakan beberapa lembar daun Adam
Hawa yang masih segar, kemudian bakar daunnya hingga layu, lemas,
dan lembut, setelah itu tempelkan daun adam hawa pada bagian yang
sakit selagi masih hangat, kita bias menggunakan kain sebagai penahan
daun Adam Hawa agar tidak lepas
3. Pengobatan luka dalam yaitu Rebus daun Adam Hawa yang telah
dibersihkan dalam air bersih, bisa juga ditambahkan dengan daun
melati, agar aroma dari teh yang dihasilkan memiliki bau yang sangat
harum. Lalu minum air hasil rabusan tadi secara rutin hingga sembuh
total. Pada saat kita mengolah daun Adam Hawa, usahakan hindari
getahnya, karena biasanya getah dari tumbuhan bias membuat kulit
kita menjadi merah dan gatal. Bahkan ada juga yang mengatakan
bahwa getah dari daun Adam Hawa ini beracun. Jadi pandai-pandailah
dalam mengolah daun Adam Hawa ini menjadi obat/teh herbal yang
mudah untuk dikonsumsi

2. Pacar Air
a. Nama Ilmiah :
Impatiens baisamina
b. Nama Daerah :
Kuti-kuti untuk daerah Gorontalo, lahine untuk daerah Sumatera,
pacar cai untuk daerah Jawa, pacar aik untuk daerah Nusa Tenggara,
bunga jabelu untuk daerah Maluku.
c. Deskripsi Morfologi :
Pacar air merupakan tanaman terna berakar serabut, berbatang basah,
lunak, bulat, bercabang, warna hijau kekuningan. Tanaman pacar air
biasanya dijadikan tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah tumbuhnya
tegak dengan percabangan monopodial. Daun pacar air berwarna hijau
muda, dengan panjang 6-15 cm dan lebar 2-3 cm, daun tunggal, tersebar,
berhadapan atau dalam karangan, berbentuk lanset memanjang dengan
pinggir bergerigi dan ujung daun meruncing (Wijayakusuma, 2000).
Buah tanaman pacar air terdiri dari bakal buah menumpang,
memiliki 4-5 ruang. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih
bakal biji. Buah berbentuk elliptis, dapat pecah dengan mudah. Buah
kendaga dan jika matang, akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin.
Bunga terkumpul 1-3, daun kelopak samping berbentuk corong miring dan
terdapat noda kuning di dalamnya. Daun mahkota memanjang berjumlah
5, lepas atau sebagian melekat, dengan panjang 2- 2,5 cm yang bersatu
dengan kuku. Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas,
agak bersatu. Kepala sari bersatu membentuk tudung putih. Bunga
berwarna cerah dan memiliki beberapa warna seperti merah, oranye, ungu,
putih, dan lain-lain. (Wijayakusuma, 2000; Utami, 2008).
d. Penyebaran
Tanaman pacar air berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, ada
juga yang menyebutnya dari India. Tanaman ini diperkirakan di Amerika
pada abad ke19. Pacar air dapat hidup pada daerah beriklim semi tropikal,
namun tidak dapat hidup pada daerah yang kering dan gersang
(Dalimartha, 2014). Pacar air sangat peka terhadap hama, begitu terkena
hama, tanaman akan langsung busuk. Pacar air tumbuh di pekarangan
rumah pada ketinggian 1-900 meter diatas permukaan air laut, dengan
hanya menebar biji dari buah tanaman tersebut (Nuzul, 2012).
e. Klasifikasi
Kedudukan Tanaman Pacar Air dalam takson tumbuhan adalah
sebagai berikut:
Kingdom: Plantarum
Divisio: Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Balsaminales
Famili : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Species: Impaties balsamirra (Dalimartha, 2003)
f. Kandungan
Tanaman pacar air mengandung beberapa senyawa metabolit
sekunder yaitu kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid (Adfa,
2008). Daun pacar air mengandung senyawa naftaquinon, turunan
kumarin, flavonoid dan steroid (Panichayupakaranant, 2001). Bunga pacar
air mengandung antosianin, kaemferol, flavonoid dan kuersetin (Yang et
al, 2001). Biji pacar air mengandung fixed oil, saponin, balsaminasterol,
naftaquinon, minyak atsiri dan kuersetin. Akar pacar air mengandung
sianidin monoglikosida (Yuniarti, 2001; Dalimartha, 2014).
g. Manfaat Dan Cara Pengobatan
Biji pacar air rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, sedikit toksik.
Biji berkhasiat untuk mengatasi terlambat haid, kesulitan melahirkan, rasa
tersumbat di tenggorokan, bengkak akibat terbentur (memar), tumor perut,
dan kanker saluran cerna bagian atas. Bunganya digunakan untuk
mengatasi terlambat haid, dan bengkak akibat terpukul (hematoma).
Daunnya digunakan untuk mengatasi keputihan (leukorea), dan nyeri haid.
Akar digunakan untuk mengatasi rematik, leher kaku, sakit pinggang,
terlambat haid, serta tertusuk tulang dan benda asing di kerongkongan.
Untuk cara oengobatan yaitu dengan cara minum gunakan biji pacar
air (3-10 g). Untuk kanker, gunakan biji (60 g) sekali rebus. Bisa juga
rebus bunga (5 tangkai) atau daun dan akar (masing-masing 1/2 genggam).
Untuk pemakaian luar, giling halus bunga segar, lalu tempelkan ke tempat
yang sakit, seperti bisul, rematik sendi, radang kulit bernanah, bengkak
akibat terpukul (hematoma), dan gigitan ular. Gunakan juga daun segar
yang digiling halus untuk menurap bengkak akibat tulang patah (fraktur)
dan radang pinggir kuku (cantengan). Selain itu, air rebusan daun bisa
digunakan untuk mencuci luka dan merangsang pertumbuhan rambut.
3. Patikan Kebo
a. Nama Ilmiah :
Euphorbia hirta L.
b. Nama Daerah :
Tabulotutu untuk daerah Gorontalo
c. Deskripsi Morfologi :
Terna, tegak atau memanjat, tinggi lebih kurang 20 cm, batang
berambut, percabangan selalu keluar dan pangkal batang dan tumbuh ke
atas, warna merah atau keunguan. Daun berbentuk jonong meruncing
sampai tumpul, tepi daun bergerigi. Perbungaan bentuk bola keluar dan
ketiak daun bergagang pendek, berwarna dadu atau merah kecokelatan.
Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga
yang masing-masing terdini atas empat bunga jantan.
d. Penyebaran :
Patikan kebo (Euphorbia hirta L) merupakan tanaman herba
merambat yang hidup di permukaan tanah, terutama pada daerah yang
beriklim tropis. Patikan kebo (Euphorbia hirta L) termasuk tanaman liar
yang biasa tumbuh di permukaan tanah yang tidak terlalu lembab dan
ditemukan secara terpencar satu sama lain (Heyne, 1987 dalam Hamdiyati,
dkk. 2008). Tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L) merupakan
tanaman liar yang banyak ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia,
tanaman obat tradisional ini dapat ditemukan diantara rerumputan tepi
jalan, kebun atau pekarangan rumah yang tidak terurus dan disungai.
e. Klasifikasi :
Menurut Tjitrosoepomo (2002) klasifikasi tanaman patikan kebo
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia hirta L.

f. Kandungan :
Gambar Patikan Kebo (Kadowangko dan Jusna,
2014).
Tanaman patikan kebo mengandung senyawa kimia, diantaranya
adalah flavonoid, tanin, diterpenoid dan triterpenoid (Tarmudji & Soleh,
2008), selain itu terdapat pula kandungan senyawa aktif lainnya, seperti
alkaloid dan polifenol (Anonim, 2005). Menurut Bala (2006) sebagian
besar aktivitas dari tanaman patikan kebo ini dipicu oleh adanya kolin,
asam sikimat dan flavonoid kuersetin.
g. Manfaat dan Cara Pengobatan
Patikan kebo telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk
mengurangi bengkak, peluruh air seni, dan menghilangkan gatal. Beberapa
kalangan masyarakat juga meyakini bahwa tanaman ini dapat
dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit antara lain abses paru,
bronkitis kronis, asma, disentri, melancarkan kencing, radang kelenjar
susu atau payudara dan tipus abdominalis (Hariana, 2006).
Untuk pemakaian sehari-hari, herba patikan kebo dapat digunakan
dengan cara direbus. Kurang lebih 50 gram herba segar atau 10 gram herba
kering dipotong-potong atau dihancurkan hingga ukuran menjadi lebih
kecil, lalu direbus menggunakan api sedang dengan air sebanyak kurang
lebih 150 ml. Setelah air mendidih, kecilkan api dan tutup panci selama
kurang lebih 15-30 menit. Matikan api, tunggu hingga rebusan agak
dingin, setelah itu disaring.. Larutan siap dikonsumsi. Apabila dirasa
terlalu pahit dapat ditambahkan gula pasir atau madu sesuai selera.
1. Tanaman Kersen
a. Deskripsi Tanaman
Kersen adalah tanaman tahunan yang dapat mencapai ketinggian 10 meter.
Kersen memiliki beberapa bagian seperti daun, batang, bunga, dan buah. Batang
tambuhan kersen berkayu, tegak, bulat, dan memiliki percabangan simpodial.
mengandung flavonoid, tanin, glikosida, saponin, steroid, dan minyak esensial
(Prasetyo dan Sasongko, 2014). Disebutkan oleh Sari (2012).
Tanaman kersen mempunyai ketinggian 3-12 meter. percabangannya
mendatar, menggantung ke arah ujung, berbulu halus, daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur sampai berbentuk lanset, pangkal lembaran daun yang
nyata tidak simetris, dengan ukuran (4-14) cm x (1-4) cm, tepi daun bergerigi,
lembaran daun bagian bawah berbulu kelabu. Bunga tumbuhan keren terletak
pada satu berkas yang letaknya supra-aksilar dari daun bersifat hemaprodit.
Buahnya mempunyai tipe buah buni, berwarna merah kusam bila masak, dengan
diameter 15 mm, berisi beberapa ribu biji yang kecil, terkubur dalam daging
buah yang lembut (Haki, 2009).
b. Klasifikasi Tanaman Bidara
Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Dilleniidae
Order : Malvales
Family : Elaeocarpaceace
Genus : Muntingia L.
Species : Muntingia calabura L.
c. Nama Daerah
Nama tanaman ini beragam di beberapa daerah, antara lain kerukup
siam (Malaysia), jamaican cherry (Inggris), talok (Jawa), ceri (Kalimantan)
dan lainlain. Kersen biasanya ditemui dengan ukuran kecil, pohonnya selalu
hijau terus menerus, berbunga dan berbuah sepanjang tahun (Binawati dan
Amilah, 2013).
d. Kandungan
Tanaman kersen telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Peru
sebagai tanaman obat tradisional. Daun kersen digunakan sebagai obat sakit
kepala dan anti radang di Peru. Daun kersen memiliki kandungan senyawa
flavonoid, tanin, triterpenoid, saponin, dan polifenol yang menunjukkan
aktivitas antioksidatif dan antimikrobia (Haki, 2009).
Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula
sebagai glikosida dan aglikon. Flavonoid dapat berfungsi sebagai
antimikrobia, antivirus, antioksidan, antihipertensi, merangsang pembentukan
estrogen, dan mengobati gangguan fungsi hati (Binawati dan Amilah, 2013).
Golongan flavonoid mempunyai ciri adanya cincin piran yang
menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzena
(Robinson, 1995). Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dapat berubah
bila ditambahkan senyawa yang bersifat basa atau amonia. Flavonoid di alam
merupakan senyawa yang larut dalam air. Ikatan flavonoid dengan gula
menyebabkan banyaknya bentuk kombinasi yang dapat terjadi di dalam
tumbuhan, sehingga flavonoid pada tumbuhan jarang ditemukan dalam
keadaan tunggal (Harbone, 1987).
Flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri karena flavonoid
mempunyai kemampuan berinteraksi dengan DNA bakteri dan menghambat
fungsi membran sitoplasma bakteri dengan mengurangi fluiditas dari
membran dalam dan membran luar sel bakteri. Akhirnya terjadi kerusakan
permeabilitas dinding sel bakteri dan membran sel tidak berfungsi lagi
sebagaimana mestinya, termasuk untuk melakukan perlekatan dengan substrat.
Hasil interaksi tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas
dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom. Ion hidroksil secara kimia
menyebabkan perubahan komponen organik dan transport nutrisi, sehingga
menimbulkan efek toksis terhadap sel bakteri (Sudirman, 2014).

Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat dijumpai


pada tanaman tingkat tinggi yang tidak mengandung gugus nitrogen dan
merupakan senyawa organik kompleks (Atal dan Kapur, 1982). Tanin
merupakan senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari
gugus hidroksil dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil
untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa
makromolekul (Hayati dkk., 2010). Bale-Smith dan Swain yang dikutip
Haslam (1989) menjelaskan tanin sebagai senyawa fenolik larut air dengan
massa molar sekitar 300-3000, menunjukkan reaksi alami fenol,
mempresipitasi alkaloid, gelatin, dan protein lain.
Triterpenoid tersusun dari rantai panjang hidrokarbon C30 yang
menyebabkan sifatnya non-polar, sehingga mudah terekstrak dalam pelarut
yang bersifat non-polar. Ada beberapa senyawa triterpenoid yang memiliki
struktur siklik berupa alkohol. Senyawa triterpenoid juga dapat terikat dengan
gugus gula, sehingga akan dapat tertarik oleh pelarut yang bersifat semi polar
bahkan pelarut polar (Kristanti dkk., 2008).
e. Kegunaan Tanaman Kersen
Buah kersen (Muntingia calabura Linn) memiliki aktivitas
antioksidan yang kuat karena kandungan asam askorbat (vitamin C) yang
tinggi, vitamin A dan juga mineral seperti kalsium dan fosfor. Kandungan
vitamin C buah kersen (379,75mg) 3x lipat dari buah mengkudu (175) mg.
Dosis lethal ekstrak buah kersen adalah 1000 mg/kg.20 Hasil ekstrak polifenol
buah kersen menunjukkan bahwa buah kersen mengandung antioksidan antara
lain Vitamin C (33,6 mg AAE/g ekstrak), Vitamin E (14,7 mg TE/g ekstrak) ,
total fenol (121,1 mg GAE/g ekstrak), flavonoid (173,2 mg RE/g ekstrak) dan
antosianin (82,4 mg CGE/g ekstrak).
Buah kersen merupakan salah satu sumber antioksidan alami yang
mudah dibudidayakan di Indonesia. Adanya kandungan antioksidan pada buah
kersen, maka diharapkan dengan pemberian ekstrak buah kersen dapat
menurunkan jumlah oksidan yang disebabkan paparan asap rokok yang
terhirup oleh paru-paru, sehingga dapat menurunkan jumlah sel goblet.
f. Cara Penggunaan
Cara merebus daun kersen untuk kolesterol dan diabetes adalah sebagai
berikut:
Manfaat daun kersen untuk pengobatan diabetes mellitus :
a. ambil 10 lembar daun kersen yang masih segar. Rebus ke dalam air 200
ml selama 15 menit hingga berwarna kuning. Untuk daun kersen yang
sudah kering, dapat langsung anda seduh hingga air berwarna kemerahan.
b. Saring dan dinginkan, lalu minum ramuan ini sehari sekali secara rutin
selama anda merasa kurang enak badan hingga terjadi penurunan kadar
gula.
2.Tanaman Apel Manalagi
a. Deskripsi Tanaman
Apel manalagi adalah jenis apel lokal yang nikmat dimakan segar. Apel
manalagi memiliki ciri morfologi bentuk buah yang seperti trapesium terbalik
dengan pangkal lebih besar daripada ujung dan lekukan pada pangkal maupun
ujung tidak begitu dalam. Buahnya berdiameter 4-7 cm dan berat tiap
buahnya sekitar 75-160 gram (Nurcahyati, 2014).
Apel merupakan salah satu buah yang paling banyak dikonsumsi di
berbagai negara. Mereka banyak dikonsumsi segar atau dalam bentuk olahan,
seperti jus dan apel kering. Apel mengandung beberapa zat serta komponen-
komponen non-gizi, termasuk serat makanan, mineral, dan vitamin. Selain
itu, apel merupakan salah satu sumber alami utama fisikokimia yang sebagian
besar mengungkapkan kapasitas antioksidan yang relevan (Jensen, 2007).
Apel manalagi (Malus sylvestris) merupakan salah satu jenis dari apel
Malang yang telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena
memiliki rasa yang manis, enak, mudah didapat dan harganya yang cukup
terjangkau (Anggraini, 2017). Apel varietas manalagi memiliki warna kulit
hijau kekuningan dengan daging berwarna putih kekuningan. Apel manalagi
memiliki rasa yang lebih manis dibanding dengan apel lainnya meskipun apel
ini belum matang (Sa’adah dan Estiasih, 2015).
Ciri utama dari buah apel manalagi (Gambar 1) yaitu bentuknya yang
bulat dengan warna kulitnya kuning kehijauan. Apel ini beraroma wangi
dengan diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-160 g per buah. Buah
yang dihasilkan setiap musimnya mencapai 7,5 kg per pohon (Nazzarudin dan
Muchlisah, 1994). Rata - rata konsumsi apel di Indonesia hingga 1,1 kg
perkapita pertahun menurut Badan Pusat Statistik tahun 2006 (Praptiningsih,
2015).
b. Klasifikasi Tanaman Apel Manalagi
Menurut Anggita (2017), Natural Resource and Conservation Service,
United State Department of Agricultural (USDA) mendefiniskan kedudukan
taksonomi apel manalagi adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida ( Tumbuhan dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Bangsa : Rosales Suku : Rosaceae
Marga : Malus
Jenis : Malus sylvestris
Sumber : (United State Department of Agricultural, 2012)
c. Kandungan
Kandungan apel antara lain flavonoid, fruktosa dan serat. Buah
apel memiliki serat sebanyak 2,1 g dalam 100 g buah apel. Jika kulit apel
dikupas, serat yang terkandung didalamnya masih tetap tinggi yaitu 1,9 g.
Resiko penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol darah dicegah oleh serat
yang ada dalam buah apel. Buah apel memiliki serat tak larut yang berguna
dalam saluran pencernaan untuk mengikat kolesterol LDL dan membuangnya
dari dalam tubuh. Pektin atau serat larut tersebut akan meminimalisir
kolesterol LDL yang diproduksi di hati, serta mempunyai manfaat dalam
sistem pencernaan sehingga mencegah terjadinya diare karena pektin mampu
membentuk agar feses tetap lunak (Khomsan, 2006).
Tabel 1. Kandungan gizi apel manalagi per 100 g

d. Kegunaan Tanaman Kersen


Apel Manalagi (Malus sylvestris) adalah salah satu apel yang
dibudidayakan di Indonesia dan cukup familiar bagi masyarakat. Kandungan
apel manalagi yang diduga dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah
ialah pectin, flavonoid, Niasin dan vitamin C (Dalmartha dan Adrian, 2013).
Kandungan Flavonoid pada buah apel seperti proasianidin, katekin,
epikatekin dan kuersetin, mampu menghambat oksidasi LDL kolesterol serta
mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi (Damayanti, 2016). Proasianidin
memiliki peran untuk mengurangi lipid dalam darah yaitu menghambat proses
sekresi protein dan sintesis ester. Katekin dan epikatekin akan membentuk
endapan terlarut kolesterol serta ekskresi dari fekal kolesterol akan
ditingkatkan sehingga sistem misel empedu pada lumen usus akan rusak.
Adanya peningkatan ekspresi dan aktivitas reseptor LDL disebabkan oleh
ekskresi kolesterol fekal yang menurunkan penyerapan kolesterol dan
konsentrasi kolesterol hati. Kuersetin menghambat lipoprotein yang akan
dihasilkan dan peroksidasi lemak akan berkurang (Herlina dan Sitanggang,
2010).
Buah apel yang memiliki kuersetin yang dapat membentuk antioksidan
setara dengan 1.500 mg vitamin C. Memakan apel setiap hari sanggup
menurunkan kadar kolesterol hingga 8-11% dan penurunan kolesterol bisa
mencapai 16% apabila mengkonsumsi 2 apel sehari (Boyer dan Liu, 2004).
Apel banyak mengandung senyawa fenolik sehingga mudah mengalami
browning. Browning akan menimbulkan warna cokelat pada produk apel yang
menyebabkan warna gelap pada seduhan sehingga browning perlu
dikendalikan. Dalam mengurangi terjadinya pencokelatan akibat proses
browning dapat dilakukan dengan cara blanching (Muchlisun dkk., 2015).
3. Tanaman Kumis Kucing
a. Deskripsi Tanaman Kumis Kucing
Tanaman kumis kucing termasuk tumbuhan berbatang basah (herba) yang
tumbuh tegak. Diskripsi atau susunan tubuh tanaman kumis kucing terdiri atas
akar, batang, daun, bunga, dan buah (Rukmana, 1995).
Tanaman kumis kucing merupakan tumbuhan terna, tumbuh tegak, pada
bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi sampai 2 m, batang
bersegi empat agak beralur, berambut pendek atau gundul. Helai daun
berbentuk bundar telur lonjong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang
dimulai dari pangkalnya, lancip atau tumpul, panjang 1 cm sampai 10 cm,
lebar 7,5 mm sampai 5 cm; urat daun sepanjang tepi berambut tipis atau
gundul, kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang
jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai 3 cm. Perbungaan berupa tandan
yang keluar di ujung cabang, panjang 7 cm sampai 29 cm, ditutupi oleh
rambut pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih; gagang berambut
pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm. Kelopak bunga berkelenjar,
urat dan pangkal berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian yang
paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih,
panjang 13 mm sampai 27 mm, di bagian atas di tutupi oleh rambut pendek
yang berwarna ungu atau putih panjang tabung 10 mm sampai 18 mm,
panjang bibir 4,5 mm sampai 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari
lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Bunga
geluk berwarna cokelat gelap, panjang 1,75 mm sampai 2 mm (Anonim,
1980).
b. Klasifikasi Tanaman Bidara
Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Sub Classis : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae / Solanales
Famili : Labiatae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spicatus B.B.S. (Van Steenis, 2003).
c. Nama Daerah
Nama lain dari kumis kucing Sumatera: kumis kucing (Melayu), Jawa: kumis
kucing (Sunda), remujung (Jawa), sesalaseyan, soengoet koceng (Madura).
Mao xu cao (Cina), kattesnor (Belanda), bablas-pusa, kabling gubat (Tagalog)
(Dalimartha, 2001).
d. Kandungan
Tanaman kumis kucing mengandung orthosiphonin glikosida, zat samak,
minyak atsiri, minyak lemak, saponin, garam kalium, mioinositol, dan
sinensetin (Dalimartha, 2001).
e. Kegunaan Tanaman Kersen
Herbal kumis kucing rasanya manis sedikit pahit, sifatnya sejuk.
Berkhasiat sebagai antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan
panas dan lembap, serta menghancurkan batu saluran kencing (Dalimartha,
2001). Di India kumis kucing digunakan untuk mengobati reumatik. Para
pengguna obat tradisional memanfaatkan daun kumis kucing untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya adalah masuk angin, batuk,
encok, dan susah buang air. Bahkan ektrak daun kumis kucing yang dicampur
dengan daun sambiloto (Andrographis paniculata) dipakai sebagai obat sakit
diabetes, tetapi sifatnya tidak konsisten (Rukmana, 1995). Bagian yang
digunakan biasanya adalah herba, baik yang segar maupun yang telah
dikeringkan (Dalimartha, 2001).
f. Cara Penggunaan
Berikut bahan dan cara membuat obat herbal daun kumis kucing untuk
penyakit kencing batu. 
Bahan 
Daun kumis kucing 4-7 lembar 
Meniran 7 helai  
Air 2 gelas
Cuci daun kumis kucing dan meniran sampai bersih. Kemudian, Anda rebus
kedua daun tersebut sampai mendidih dan menyisahkan air 1 gelas. 
Minum air rebusan daun kumis kucing tiga kali sehari. 

Anda mungkin juga menyukai