LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Labu Siam
a. Uraian Tumbuhan
Gambar 2.1 Buah Labu Siam
5. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik di mana suatu bahan
atau campuran bahan dilapisi atau diperangkap dalam bahan atau sistem
lain. Atau dapat juga didefinisikan sebagai teknik pengemasana atau
pelapisan bahan yang berupa cairan, padatan atau gas dengan pelapis tipis
untuk menghambat valotilisasi dan melindungi dari kerusakan kimia.
Mikroenkapsulasi memberikan perlindungan terhadap reaksi degradasi,
mencegah kehilangan flavor dan mempertahankan stabilitas flavor dan zat
atif terhadap panas serta dapat memperpanjang umur simpan (Rahma,
2008).
Proses enkapsulasi senyawa sensitif terdiri dari dua tahap. Tahap
pertama pembuatan emulsi bahan inti (core) dengan bahan penyalut
seperti polisakarida dan protein, tahap kedua pendinginan atau
pengeringan emulsi. Enkapsulasi dapat mempertahankan aroma produk
makanan selama pengeringan, melindungi flavor dari interaksi yang tidak
diinginkan dengan makanan, meminimalkan interaksi flavor dengan
flavor, menjaga reaksi yang dipicu oleh cahaya dan atau oksidasi,
meningkatkan umur simpan flavor dan dapat berfungsi sebagai pengontrol
pelepasan flavor (Tari dan Singhal 2002; Rahma 2008)
6. Spray-Dryer
Metode pengeringan yang banyak digunakan dalam
pembuatan produk berbentuk bubuk adalah pengeringan semprot.
Proses pengeringan semprot adalah proses yang akan mengubah bahan
fluida menjadi produk kering dalam satu operasi. Alat-alat pengering
semprot yang digunakan pada proses ini mengeringkan larutan, campuran
atau produk cair lain menjadi tepung dengan kadar air yang mendekati
kesetimbangan dengan kondisi udara pada tempat produk keluar
(Wirakartakusumah et al, 1989; Segara, 2010).
Prinsip dari proses pengeringan semprot adalah atomisasi atau
penyemprotan bahan melalui alat penyemprot hingga dihasilkan hasil
semprotan yang halus dimana kontak antara partikel hasil atomisasi
dengan udara pengering, evaporasi air dari bahan, dan pemisahan
partikel kering dengan aliran udara yang membawanya (Cnovas dan
Mercado, 1996; Segara, 2010)
7. Maltodekstrin
Bahan penyalut yang biasa digunakan bervariasi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, gum dan selulosa (Brazel 1999). Bahan
penyalut untuk enkapsulasi flavor harus memiliki sifat tidak bereaksi
dengan inti, berada dalam bentuk yang mudah ditangani, memiliki
viskositas rendah pada konsentrasi tinggi, memberikan perlindungan
maksimum inti dari faktor eksternal dan dapat menstabilkan emulsi
(Madene et al. 2006). Karakteristik bahan penyalut yang biasa digunakan
untuk enkapsulasi flavor dapat dilihat pada Tabel 3.(Rahma 2008)
Sifat penyalut yang optimal untuk proses spray drying yaitu
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, viskositas rendah pada
konsentrasi tinggi, memiliki sifat emulsifier dan pembentuk film yang baik
dan pengeringan yang efisien (Re-MI 1998). Karbohidrat merupakan
bahan yang banyak digunakan sebagai penyalut di industri pangan. Pati
dan produk turunannya seperti maltodekstrin dan -siklodekstrin banyak
digunakan untuk enkapsulasi flavor (Madene et al. 2006)
Penggunaan maltodektrin sebagai penyalut dapat mengurangi
biaya karena harganya murah, memiliki viskositas yang rendah pada rasio
padatan yang tinggi dan tersedia dalam beberapa berat molekul yang
berbeda (Apintanapong dan Noomhorm 2003). Kekurangan
maltodekstrin sebagai penyalut yaitu memiliki sifat emulsifier yang rendah
dan retensi volatil rendah (Buffo dan Reineccius 2000).
8. Granulasi Kempa Langsung
B.
Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Konsentrasi penambahan maltodekstrin yang berbeda pada sari buah labu
siamberpengaruh pada mutu fisik dan aktivitas antioksidan serbuk sari
buah labu siam.
2. Variasi rasio penambahan ekstrak kering kayu secang memberikan
pengaruh pada kualitis fisik granul, kadar air granul, aktivitas antioksidan
granul, sifat fisik tablet dan juga penerimaan sensoris dari tablet
effervescent sari buah labu siam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.4 Diagram Alir Pembuatan Granul Effervescent Sari Labu Siam dan
Ekstrak Kering Kayu Secang
Formulasi granul effervescent labu siam dengan penambahan
ekstrak kering kayu secang mengacu pada penelitian Barus (2013) dengan
modifikasi. Formulasi granul effervescent sari buah labu siam dan ekstrak
kering kayu secang ditunjukkan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Formulasi Granul Effervescent Sari Labu Siam-Kayu Secang.
Formulasi %
Konten
Jenis Bahan F1 F2 F3
%
90:10 80:20 70:30
Serbuk sari labu siam 35,1 31,2 27,3
39
Ekstrak kering kayu secang 3,9 7,8 11,7
PVP 5 5 5 5
Manitol 4 4 4 4
Na2CO3 : Asam Sitrat 50 50 50 50
Sukralosa 1,97 1,97 1,97 1,97
PEG 6000 0,03 0,03 0,03 0,03
Total 100 100 100 100
Perbandingan effervescent mix didasarkan pada persenyawaan
antara asam sitrat dan natrium bikarbonat. Dimana 1 molekul asam sitrat
akan dinetralkan oleh 3 molekul natrium bikarbonat.
4.Pengujian Kualitas Granul
Granul effervescent yang dihasilkan diuji kadar air, diuji sifat
fisiknya yaitu sudut diam, kecepatan alir, kerapatan curah dan kerapatan
mampat, indeks kompresibilitas, kerapatan sejati dan porositas, dan waktu
larut, serta diuji aktivitas antioksidannya.
5.Pembuatan Tablet Effervescent
Granul yang telah dihasilkan selanjutnya dibentuk menjadi tablet.
Tablet yang akan dibuat berbentuk bulat dengan berat 2500 mg per tablet.
Mesin pencetak tablet disiapkan selanjutnya massa granul yang telah diuji
dimasukkan ke dalam mesin pencetak tablet. Setelah itu tablet dicetak dan
selanjutnya diuji fisik dan sensorisnya. Skematis pembuatan tablet
ditunjukkan pada Gambar 3.4.
6.Pengujian Mutu Fisik dan Sensoris Tablet Effervescent
Tablet effervescent yang dihasilkan diuji keseragaman bobot dan
ukurannya, uji kekerasan, uji friabilitas, dan uji waktu hancur. Setelah itu
disiapkan uji sensoris minuman effervescent sari labu siam dan kayu
sechang dengan uji kesukaan (hedonik)
D. Metode Analisa
Tabel 3.2 Metode Uji Yang Digunakan
No Analisa Metode
.
1 Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Taie et al., 1978)
2 Uji Kadar air Metode Oven (Yohana, 2016)
3 Uji Waktu Larut (Yohana, 2016)
4 Uji Sifat Fisik Granul Effervescent (Dewi dkk, 2014)
Uji Kecepatan Alir dan Sudut Diam (Dewi dkk, 2014)
Uji Indeks Kompresibilitas (Dewi dkk, 2014)
Uji kerapatan sejati dan porositas (Dewi dkk, 2014)
5 Uji pH Granul (Dewi dkk, 2014)
6 Uji Sifat Fisik tablet (Kartika dkk, 2015)
Keseragaman bobot (Kartika dkk, 2015)
Kekerasan (Kartika dkk, 2015)
Uji friabilitas (Kartika dkk, 2015)
Uji waktu hancur (Kartika dkk, 2015)
Uji Sensoris Hedonik (Setyaningsih dkk, 2010).
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor
yaitu tingkat konsentrasi maltodekstrin dan rasio penambahan ekstrak kering
kayu secang. Faktor pertama adalah konsentrasi penambahanbahan pengisi
(maltodekstrin) dengan 3 taraf (7%; 10%; 12%) dengan 2 kali pengulangan (6
satuan percobaan) dan dilanjutkan rasio ekstrak kering sari labu siam dengan
ekstrak kering kayu secang sebanyak 3 taraf (70:30; 80:20; 90:10) dengan 2
pengulangan (6 satuan percobaan). Data dianalisis dengan one way ANOVA
dengan taraf kepercayaan 95% yang apabila terdapat perbedaan akan
dilanjutkan dengan uji Duncan menggunakan SPSS 16.
F. Estimasi Waktu Penelitian
Tabel 3.3 Estimasi Waktu Pelaksanaan Penelitian
Bulan ke-
No. Tahapan
1 2 3 4 5
1 Penyusunan Proposal
2 Persiapan penelitian
3 Seminar Proposal
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Analisis dan Pengolahan Data
6 Penyusunan Laporan
7 Seminar Hasil
8 Ujian
DAFTAR PUSTAKA