Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN TANAMAN SAWO MANILA (Manilkara zapota)

BAGI KESEHATAN

Disusun Oleh :

NAMA

: SITI FATIMAH NURHARTINA

NIM

: 20140511064029

PROGRAM STUDI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2015

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makhluk hidup dengan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Setiap
makhluk hidup memiliki lingkungan dan tempat tinggal sendiri secara alami di bumi. Dimana
kelestarian suatu makhluk hidup juga tergantung pada lingkungannya. Begitu pula dengan
tanaman sawo kecik.
Manilkara zapota (sawo) ini merupakan tanaman berkelamin dua yang tingginya 15-20
m, Daunnya bulat telur terbalik, dan buahnya berwarna merah, berbentuk bulat telur. Tanaman ini
dapat tumbuh dimana saja. Namun, tanaman ini sekarang menjadi tanaman yang semi langka,
dimana kelestariannya akan terancam punah. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, terutama
faktor manusia yang tidak punya kemauan untuk melestarikannya. Di beberapa tempat, tanaman
ini hanya berfungsi sebagai penghijauan. Sedangkan buahnya yang terproduksi cukup banyak,
sama sekali tidak terfungsikan. Padahal buah sawo juga menyimpan energi yang tidak diduga, bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang merupakan wujud dari pendayagunaan kelestariannya.
Melalui eksperimen, alkohol yang tersimpan dalam buah sawoyang dicampur dengan
bensin dengan perbandingan 3:7, ternyata dapat menyalakan mesin. Dengan penambahan etanol
dari sawodiperkirakan dapat menghemat sekitar 10-15 persen. Nyala alkohol dari sawoyang
dicampur bensin dibandingkan dengan nyala bensin murni dipastikan ada perbedaan. Nyalanya
lebih lama dan mengurangi polusi. Jadi, sawo menyimpan zat khusus yang dapat diubah menjadi
energi kimia dalam bentuk alkohol. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif.
Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
pemanfaatan bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Untuk itu kami menetapkan judul
penelitian Pemanfaatan Buah Sawo (Manilkara zapota) Bagi Kesehatan.
B. TUJUAN
Mengetahui apakah buah sawo manila dapat dimanfaatkan untuk kesehatan.
C. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan adalah Mengetahui mana yang lebih bagus obat herbal apa
obat yang tradisional

BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH
Sawo sebagai buah yang manis rasanya, selain kaya gula, juga mengandung zat gizi lainnya,
seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat pangan. Buah ini baik juga buat kesehatan jantung
dan pembuluh darah.
Sawo berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Di India, Sri Lanka, Filipina, Meksiko,
Venezuela, Guatemala, dan Amerika Tengah, buah sawo sudah dibudidayakan secara komersial.
Di Indonesia, sawo umumnya dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan untuk dinikmati
buahnya, terutama di daerah Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Nusa Tenggara Barat.
Sawo manila (Manilkara zapota) adalah pohon buah yang berumur panjang. Pohon dan
buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo (Ind., Jw.), sauh atau sauh manila, atau ciku
(Mly.).
Nama-namanya dalam berbagai bahasa: chico (Filipina), ciku (Malaysia), chikoo atau sapota
(India), sofeda (Bangladesh), xa p ch atau hng xim (Vietnam), rata-mi (Sri Lanka), lamoot
() di Thailand, Laos dan Kamboja, nspero (Venezuela), sugardilly (Kep. Bahama), naseberry
(Hindia Barat), sapote (Nicaragua), sapoti (Brazil), sapotillier (bahasa Perancis) dan sapodilla
(bahasa Inggris).
Empuk dan Mulus Sawo yang siap dikonsumsi adalah sawo matang. Buah mentah tidak
enak dimakan karena keras. Rasanya pahit dan kelat disebabkan tingginya kandungan tanin dan
kaustik. Sawo yang berkualitas baik adalah sawo yang empuk dan berwarna coklat tua.
Masalah bentuk dan besarnya tidak jadi masalah, yang terpenting kulitnya harus mulus.
Jangan memilih sawo yang ada luka, goresan, atau lubang sekecil apa pun. Selain itu, jangan
memilih sawo yang memiliki bekas getah di bagian kulit. Sawo yang kulitnya cacat punya daging
bagian bawah yang rusak atau keras.
Buah sawo sangat rawan tercemar mikroba karena kandungan air dan zat gizinya yang
tinggi. Geotrichum candidum, Cladosporum oxysporium, dan Penicillium italicum adalah contoh
mikroba yang sering terdapat pada buah sawo. Buah berwarna coklat ini, di daerah Sumatra Barat
lebih dikenal dengan sebutan saos, walaupun dalam Bahasa Indonesia disebut sawo, warga Minang
lebih mengenal buah ini dengan sebutan saos.

B. HABITAT
Tanaman sawo mudah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan baru, dari dataran
rendah hingga dataran tinggi. Namun, daerah yang disenangi adalah dataran rendah hingga
ketinggian 700 m dpl. Tipe tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir yang mengandung
banyak bahan organik dengan pH antara 5,5-7. Curah hujan yang sesuai 1.500-2.500 mm per tahun
(beriklim basah). Tanaman sawo tahan terhadap kekeringan dengan lima bulan musim kemarau.
Perakarannya cukup kuat sehingga tanaman sawo baik untuk daerah yang rawan erosi. Tanaman
ini mampu tumbuh di tempat yang ternaungi maupun terbuka sehingga sering ditanam di lahan
rumah.

C. TAKSONOMI
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari buah sawo adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Ebenales

Famili

: Sapotaceae

Genus

: Achras atau Manilkara

Spesies

: Acrhras zapota. L sinonim dengan Manilkara achras

D. MANFAAT BAGI KESEHATAN SERTA CARA PEMAKAIAN


Dibalik rasanya yang manis, buah Sawo ternyata menyimpan banyak khasiat. Getah buah
dan daunnya, bisa digunakan sebagai obat diare. Selain itu, getahnya dapat digunakan untuk
campuran gula-gula. Untuk keperluan obat diare, gunakan lebih kurang 15 tetes getah buah muda,
kemudian diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas. Hasil seduhan diminum sekaligus.
Selain cara tersebut, juga bisa digunakan cara kedua. Ambillah satu buah sawo muda, cuci
sampai bersih. Kemudian diparut, lalu diperas dan disaring. Bila perlu, tambahkan sedikit air
matang. Selanjutnya diminum, 2 kali sehari. Atau bisa juga dengan menggunakan daun sawo.
Sediakan satu mangkok daun, lalu cincang dalam dua gelas air bersih selama 15 menit. Air
rebusan, kemudian diminum tiga kali sehari.
Bagi penderita radang mulut, segeralah ambil satu mangkok daun sawo. Lalu cincang dalam
2 gelas air bersih, rebus selama 10 menit. Pakai air hasil rebusan untuk berkumur. Sementara untuk
menyembuhkan disentri, ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan
garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari
hingga sembuh.
Berdasarkan penelitian, daun dan batang sawo ternyata mengandung flavonoida. Di samping
itu daun juga mengandung saponin dan batangnya juga mengandung tanin. Zat-zat inilah yang
mengambil peran penting, dalam menyembuhkan penyakit-penyakit di atas.
Mengobati Disentri . Ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan
garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari
hingga sembuh.
Tanaman sawo (Manilkara zapota) termasuk di dalam famili Sapotaceae. Tanaman sawo
hidup menahun, memiliki batang berkayu keras, dan percabangannya cukup rapat.
Bunga sawo muncul dari ketiak-ketiak daun, sedangkan buahnya terbentuk menggantung
pada tangkai buah.
Sawo memiliki daging buah tebal, mengandung banyak air, dan bergetah. Rasanya manis
dan beraroma khas. Bijinya berbentuk bulat memanjang atau bulat pipih, hitam mengkilap, dan
berkeping dua. Dari biji, dapat digunakan untuk perkembangbiakan secara generatif.
Namun demikian, khusus untuk tabulampot sawo, sebaiknya menggunakan bibit cangkok.
Alasannya, umur panen relatif genjah, sekitar setahun bahkan bisa kurang. Sementara untuk bibit
asal biji, akan berbuah sekitar 4-5 tahun.

Buah sawo sekilas mirip kiwi, dan punya banyak khasiat untuk kesehatan. Seperti
diberitakan dari buku 'Health Secret of Kiwi fruit', sawo sebagai buah yang manis rasanya, selain
kaya gula, juga mengandung zat gizi lainnya seperti mineral, vitamin, karbohidrat, dan serat
pangan.
Buah ini ternyata baik juga untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Maka tak heran,
kini buah sawo makin banyak dijual dengan kemasan jus. Tak hanya itu, sawo ternyata juga bisa
menyembuhkan beberapa penyakit. Mau tahu manfaat lain dari buah sawo? Buah ini mujarab
mengatasi sembelit dan diare.
Citarasa manis dan masirnya sawo menjadikan buah ini banyak diminati orang.
Keistimewaan sawo (Manilkara zapota) juga terletak pada kandungan nutrisi dalam daging
buahnya yang berwarna kecokelatan. Di dalam 100 gram buah sawo terkandung energi 102 kkal,
protein 0,5 gram, lemak 1,1 gram, karbohidrat 22,4 gram, mineral 0,5 gram, kalsium 25 mg, fosfor
12 mg, besi 1 mg, retinol 18 mcg dan asam askrobat 21 mg.
Kandungan serat di dalam sawo juga cukup tinggi sehingga sangat baik untuk mengatasi
gangguan pencernaan seperti sembelit dan diare. Gula sederhana di dalam sawo mampu
memulihkan energi secara cepat. Sawo juga bisa minimalkan risiko kanker pencernaan, karena
buah ini punya kemampuan mengikat karsinogen di dalam saluran pencernaan.
Selain itu, buah ini juga menjadi sumber kalium yang baik. Di lain pihak, memiliki kadar
natrium yang rendah. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1,
menjadikan sawo sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah.
Sawo (Manilkara zapota) dibudidayakan untuk diambil buahnya. Namun sebenarnya
tanaman ini memiliki potensi beragam. Daun, batang, hingga akar bermanfaat baik untuk
keperluan lain maupun bagi kesehatan.

E. KANDUNGAN GIZI
Biji sawo berwarna hitam berkilat atau coklat kehitaman. Bentuknya pipih dan besar. Biji
sawo mengandung saponin, kuersetin, dan minyak sebanyak 23 persen. Biji sawo sebaiknya tidak
dikonsumsi karena kandungan asam hidrosianik yang cukup tinggi dapat menjadi racun.

Sementara itu, bunga sawo merupakan bahan utama pembuatan parem, yaitu bubuk obat
tradisional yang digosokkan pada seluruh badan pada ibu yang baru melahirkan.
Rasa buah sawo yang manis membuat buah ini banyak penggemarnya. Rasa manis ini
disebabkan kandungan gula dalam daging buah dengan kadar 16-20 persen.
Bukan hanya gula, dalam daging buah sawo terkandung pula lemak; protein; vitamin A, B,
dan C; mineral besi, kalsium, serta fosfor. Komposisi gizi buah sawo dapat dilihat pada tabel.
Buah sawo memiliki kandungan mineral cukup baik. Buah ini merupakan sumber kalium
yang baik, yaitu 193 mg/100 g. Di lain pihak, sawo juga memiliki kadar natrium yang rendah, 12
mg/100 g. Perbandingan kandungan kalium dan natrium yang mencapai 16:1 menjadikan sawo
sangat baik untuk jantung dan pembuluh darah.
Selain kaya kalium, sawo juga mengandung sejumlah mineral penting lainnya. Kandungan
mineral lainnya per 100 gram buah sawo adalah: kalsium (21 mg), magnesium (12 mg), fosfor (12
mg), selenium (0,6 mg), seng (0,1 mg), dan tembaga (0,09 mg).
Sawo juga kaya akan vitamin C, yaitu 14,7 mg/100 g. Konsumsi 100 gram sawo dapat
memenuhi 24,5 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C setiap hari. Vitamin C dapat bereaksi
dengan berbagai mineral di dalam tubuh. Vitamin C berperan penting dalam metabolisme
tembaga.
Selain itu, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat membantu meningkatkan
penyerapan zat besi. Vitamin C juga dapat berinteraksi dengan berbagai vitamin lain, seperti
vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan.
Buah sawo juga mengandung asam folat, 14 mkg/100 g. Asam folat diperlukan tubuh untuk
pembentukan sel darah merah. Asam folat juga dapat membantu pencegahan terbentuknya
homosistein yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Vitamin lain yang juga terkandung pada buah sawo adalah: riboflavin, niasin, B6, dan
vitamin A. Meskipun dapat digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral, sawo sebaiknya tidak
diberikan kepada bayi karena getahnya dikhawatirkan akan mengganggu saluran pencernaan.
Buah sawo juga mengandung banyak gula sehingga baik untuk digunakan sebagai sumber
energi. Namun, buah ini tidak dianjurkan bagi penderita diabetes melitus karena dapat
meningkatkan kadar gula darah dengan cepat

F. KANDUNGAN SENYAWA
1. Kulit

: Tannin

2. Biji

: Saponin

3. Buah

: Kalium, energi, karbohidrat, vitamin (A, C, B6) magnesium, fosfor

G. BENTUK MORFOLOGI
Batang (Caulis) : Keras, berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor, pada pohon yang sudah tua
terdapat banyak lentisel
Daun (Folium) : Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 3-14 cm,
lebar 3-5 cm. tangkai panjang 1,5 cm, hijau mengkilat.
Bunga (Flos) : Majemuk, di ketiak daun, menggantung, berkelamin dua, karangan bunga
tiga sampai delapan, daun kelopak bulat, benang sari enam, putik menjulang ke luar, mahkota
bentuk tabung, bertajuk, kuning muda.
Akar (Radix) : Tunggang, coklat, perakarannya cukup kuat
Buah (Fructus) : Buahnya berbentuk lonjong atau bulat telur dengan diameter sekitar 6-7 cm
dan panjang 10 cm. Kulit buah yang masih muda berwarna cokelat tua, kasar dan tipis, sedangkan
yang tua berubah menjadi cokelat muda dan halus. Daging buah tebal, berair, berwarna cokelat
muda atau cokelat kemerahan. Buah yang masih muda bergetah dan rasanya sepat, sedangkan buah
yang matang rasanya manis tidak sepat dan tidak bergetah. Buah berasal dari bakal buah. Bunga
hanya memiliki satu bakal buah saja. Dalam satu buah terdapat 3-5 biji. Biasanya biji-biji ini
berwarna hitam. Dinding buah (pericarpium) tebal berdaging dan dapat dibedakan lapisanlapisannya, yaitu kulit luar (epicarpium), lapisan paling luar berwarna coklat, tipis, kasar, kaku
seperti kulit; dan kulit tengah (mesocarpium), tebal berdaging, bisa dimakan, berair, berwarna
coklat muda sampai coklat kemerahan;. Jika sudah masak buah tidak pecah. Biji-biji terletak bebas
dalam mesocarpium. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buah Achras zapota merupakan
buah sejati, tunggal, berdaging dan buni
Biji (Semen) : Biji berbentuk bulat telur, pipih, keras, berwarna hitam atau coklat dan ada
sebagian yang berwarna putih. Kulit biji (spermodermis) memiliki dua lapisan, yaitu kulit luar

(testa), berwarna hitam atau coklat, mengkilat, kaku; dan kulit dalam (tegmen), selaput berwarna
putih, tipis. Terdapat pusar biji (hilus) yang berwarna putih. Inti biji terdiri atas lembaga (embrio)
dan putih lembaga (albumen). Daun lembaga (cotyledo) sebagai tempat menimbun makanan
berwarna putih, berjumlah dua, berbentuk cembung pada salah satu sisi dan rata pada sisi lainnya,
kedua cotyledo tersebut duduk pada sisi yang berhadapan. Karena memiliki cotyledo dua buah
maka sawo dimasukkan ke dalam kelas Dicotyledonae (biji berkeping dua/berbelah). Sedangkan
akar lembaga atau calon akar (radicula) yang kemudian akan tumbuh terus merupakan akar
tunggang. Akar lembaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji, dan pada perkecambahan biji,
akar itu akan tumbuh menembus kulit biji dan akan keluar melalui liang tadi. Akar lembaga ini
terletak di antara ke dua daun lembaga juga berwarna putih, berbentuk bulat di ujungnya dan pipih
di pangkalnya.

H. Uraian Tumbuhan
Di Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran
rendah sampai tempat dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan Madura. Kerabat dekat
sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

I. Sawo liar atau sawo hutan


Kerabat dekat sawo liar antara lain: sawodan sawo tanjung.
Sawo kecik atau sawo jawa (Manilkara kauki L.) dimanfaatkan
sebagai

tanaman hias atau tanaman peneduh halaman. Kayu

pohonnya sangat bagus untuk dibuat ukiran dan harganya mahal.


Sawo tanjung (Minusops elingi) memiliki buah kecil-kecil berwarna
kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan sebagai
tanaman hias, atau tanaman pelindung di pinggir-pinggir jalan.
https://www.pinterest.com/ariendra/indonesian-exquisite-rare-fruits/

1. Sawo budidaya
Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Sawo Manila
Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging buahnya tebal, banyak
mengandung air dan rasanya manis. Termasuk dalam kelompok sawo
manila antara lain adalah: sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo
malaysia,

sawo

maja

dan

sawo

alkesa.

https://buahbuahku.wordpress.com/2011/03/05/sawoacrhras-zapota-l/

b. Sawo Apel
Sawo apel dicirikan oleh buahnya yang berbentuk bulat atau bulat
telur mirip buah apel, berukuran kecil sampai agak besar, dan bergetah
banyak. Termasuk dalam kelompok sawo apel adalah: sawo apel
kelapa, sawo apel lilin dan sawo
http://www.mekarsitrun.com/produk/sawo-duren/

duren (Anonim, 2000).

Foto-foto morfologi sawo manila (Manilkara zapota)

Bentuk Daun

Bentuk Benang Sari

Bentuk Buah Tua di Belah

Bentuk Kuncup Bunga

Bentuk Buah Tua

Bentuk Biji

http://bp.ub.ac.id/breeding/wp-content/uploads/2015/05/LAPORAN-AKHIR-PM-SAWO.revisi.agt2014.pdf

J. PENUTUP
1.

Kesimpulan
a.

Sawo dari keluarga Sapotaceae. Berakar tunggang. Batang berkayu, keras. Daun

(folium) Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. Merupakan bunga
majemuk, di ketiak daun (flos axillaris), berkelamin dua,buah sejati, tunggal, berdaging
dan buni.
b.

Tanaman Sawo berupa pohon ,tingginya lebih dari 2 meter.

c. Akar (radix) tanaman termasuk akar tunggang. Batang (caulis) berkayu, keras, tipe
percabangannya adalah monopodial. Daun (folium) Tunggal, bulat telur, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata. Bunga (flos) pada tanaman Sawo merupakan bunga majemuk,
di ketiak daun (flos axillaris), menggantung, berkelamin dua. merupakan buah sejati,
tunggal, berdaging dan buni.
d.

Tanaman Sawo manila (Manilkara zapota) merupakan tanaman yang sangat

memiliki banyak manfaat terlebih bagi kesehatan, tanaman yang biasa ditanam oleh
masyarakat yang hanya bertujuan memperindah atau memperindang halaman ini, ternyata
sangat berguna bagi masyarakat yang telah tahu manfaatnya, seperti mengobati sembelit,
disentri, diare, dll.

2. Saran
Bahwa apa yang terkandung dalam makalah ini bukan semata pemikiran penulis,
tetapi penulis ambil dari berbagai macam referensi, penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih sangat banyak terdapat kesalahan baik dari segi bahasa maupun
penulisan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
untuk membuat makalah penulis kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
1) Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 19/ 19
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2) Rahardi, F. 1990. Trend Baru Pohon Sawo dalam Pot, Trubus (Agustus) No. 249
Th. XXI
3) Tim Penulis PS. 1993. Menanam Sawo di Pot dan di Kebun. Jakarta : PT.
Penebar Swadaya
4) Wudianto, Rini. 1987. Membuat Cangkok, Stek, dan Okulasi . Jakarta : PT.
Penebar Swadaya
Anonim. 2005. SAWO (Achras zapota L.).
<http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/sawo.pdf>.
Ashari, S., 1995. Hortikultura. Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai