Anda di halaman 1dari 103

Khasiat Serta Manfaat Daun Nangka Bagi

Kesehatan dan Kecantikan


David Compel 4:00 PM Manfaat Daun

Pohon nangka ini memiliki kashiat mulai dari buahnya, biji buah nangka dan daunnya juga dapat
dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, manfaat daun nangka ini sangat efektif
untuk dijadikan sebagai pengobatan tradisional dan juga kecantikan, karena bahan alaminya
sangat aman untuk kesehatan tubuh. Kandungan senyawa yang terdapat pada daun nangka ini
dipercaya dapat mengobati penyakit kanker, diabetes dan penyakit lainnya yang dapat diatasi
dengan menggunakan daun nangka. Untuk mengatahui berbagai manfaat buah nangka yang
lainnya, simaklah beberapa ulasan yang akan kami sampaikan sebagai berikut.

Beberapa manfaat daun nangka untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah :

 Menjaga kesehatan tubuh – untuk menjaga dan mengobati berbagai penyakit dalam
tubuh, anda dapat mengkonsumsi air rebusan daun nangka ini. Cara menggunakannya
sangat mudah. Siapkan 10 lembar daun nangka yang sudah tua dan bersihkan dengan
menggunakan air. Kemudian rebus daun nangka dengan menggunakan 1 ½ liter air
tunggu beberapa saat sampai daun nangka setengah matang dan matikan api. Kemudian
tiriskan pada mangkuk lalu tutup agar uap air nangka ini tidak terbuang. Setelah dingin,
minumlah ramuan daun nangka sebanyak 3 kali sehari setengah jam sebelum anda
makan.

 Mengangkat sel-sel kulit mati – untuk merawat kecantikan kulit anda, bisa juga diatasi
dengan menggunakan daun nangka ini. Cara menggunakannya yaitu diolah menjadi
masker daun papaya. Ambillah beberapa lembar daun nangka yang tidak terlalu muda
dan tidak juga terlalu tua. Bersihkan terlebih dahulu daun nangka dengan dibilas
menggunakan air, kemudian haluskan daun papaya dengan cara ditumbuk. Setelah halus,
anda dapat menggunakan daun nangka sebagai masker pada seluruh kulit wajah anda.
Lakukanlah cara ini secara rutin setiap satu minggu sekali agar hasilnya maksimal.

Demikianlah manfaat daun nangka yang dapat kami sampaikan, untuk mengobati penyakit
lainnya, anda hanya perlu merebus daun nangka dengan menggunakan air secukupnya,
konsumsilah ramuan air daun nangka tersebut untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan anda.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
Kandungan & Khasiat Daun Nangka
2/26/2013 Tri Halcyon 3 comments

Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook

buah nangka

Kandungan Daun Nangka untuk pengobatan.Untuk menyembuhkan pasien sakit kanker, resep daun
sirsak saja tidaklah cukup. Perlu juga diikuti resep air daun nangka karena air ini menumbuhkan sel-sel
baru dan meremajakan sel-sel yang telah rusak. Khasiat nangka :

 Daunnya untuk menyembuhkan kanker.

 Daun digunakan sebagai terapi anti-diabetes.

 Daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat
luar).

 Biji nangka digunakan sebagai obat batuk dan tonik.

 Buah nangka yang mengandung kalium cukup besar berguna mengatasi hipertensi dan
mencegah infeksi.
 Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai anti-
inflamasi.

 Kandungan kalsiumnya yang tinggi, fosfor, dan mineral lainnya seperti zat besi sangat baik
sebagai anti-oksidan, anti-kanker, untuk memperkuat tulang dan gigi, dan melancarkan
pencernaan.

Nangka juga dikenal dapat membantu menyembuhkan bisul dan gangguan pencernaan.

 Bioaktivitas nangka terbukti secara empirik sebagai anti-kanker, anti-virus, anti-inflamasi, diuretil,
dan anti-hipertensi.

 Karena nangka berkhasiat untuk mempertahankan ketahanan dan kesehatan tubuh melalui
peremajaan sel, orang yang sehat pun disarankan mengkonsumsi air daun nangka dan buah
nangka.

Ramuan daun nangka :

 Ambil 10 lembar daun nangka yang matang (tidak terlalu muda).

 Rebuslah dengan air satu setengah liter (setara 1 botol aqua besar).

 Didihkan sampai sekitar 70 derajat Celsius, jangan terlalu lama, tak perlu sampai daun itu masak
benar.

 Ambil air yang tersisa, tuang ke sebuah mangkok besar, lalu tutuplah mangkok itu agar uap air
daun nangka itu tidak menguap dan terbuang ke luar. Simpanlah sampai air itu dingin.

 Minumlah 3 x sehari tiap setengah jam sebelum makan. Semoga Bermanfaat!!! manfaat daun
nangka, khasiat daun nangka, pohon nangka, kandungan daun nangka, Kasiat daun nangka,
gambar pohon nangka, fungsi daun nangka, pohon nangka lengkap, daun nangka, manfaat daun
nangka untuk kesehatan.

Kegunaan Nangka

Buah nangka kaya akan kandungan energi yang tinggi, yaitu sebanyak 106 kalori
untuk setiap 100 gram. Begitu juga kandungan karbohidratnya yang mencapai 27,6
gram dan protein sebanyak 1,2 gram, menjadikan buah ini layak sebagai bahan
pangan alternatif. Namun sebaiknya hati-hati dalam mengkonsumsi buah nangka
dalam jumlah yang banyak. Hal ini karena buah kenyal ini dapat menimbulkan gas
dalam perut.

Buah nangka juga kaya dengan mineral dan vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan
maupun mencegah penyakit. Banyaknya kandungan vitamin A (sebanyak 51 RE) dan vitamin C
(sebanyak 20 mg) sangat berguna dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan
mata.

Begitu juga dengan kandungan kalsiumnya yang tinggi (20 mg) dan fosfor (19 mg), maupun
mineral lainnya seperti zat besi (0,9 mg) yang sangat baik sebagai anti oksidan, anti kanker,
untuk memperkuat tulang dan gigi, dan melancarkan pencernaan.

Manfaat buah nangka untuk kesehatan juga terlihat dari kandungan kaliumnya yang cukup besar
yang sangat berguna untuk mengatasi hipertensi dan mencegah infeksi.

Kegunaan dari bagian lainnya, antara lain:

 Kaya akan potassium yang membantu mengatur tekanan darah, serta mengurangi risiko terkena
stroke dan penyakit jantung. Potassium juga berguna untuk mengatur kadar elektrolit dalam
tubuh.

 Mengandung saponin, isoflavon, dan lignan yang membantu menangkal radikal bebas penyebab
kanker. Tiga zat ini juga bisa memperlambat kemunduran sel dalam tubuh.

 Gula alami seperti sukrosa dan fruktosa yang terkandung dalam nangka, merupakan sumber
energi yang baikdan mudah dicerna tubuh.

 Nangka merupakan sumber vitamin C dan anti-oksidan yang bisa meningkatkan sistem daya
tahan tubuh,

 Mengandung vitamin A yang membantu menjaga kesehatan kulit dan mata.

 Biji nangka, banyak mengandung karbohidrat, protein dan energi yang tak kalah besarnya
dibandingkan buahnya. Begitu juga kandungan mineralnya, seperti kalsium, dan fosfor yang
cukup banyak. Hal ini mendorong pengolahan biji nangka dalam berbagai bentuk olahan,
khususnya untuk dibuat tepung makanan. Atau Agar dapat langsung disantap, rebus biji buah
nangka selama 30 menit, kupas kulitnya, dan langsung dapat disantap.

 Mengandung banyak mineral seperti mangan, zat besi, vitamin B6, niacin, folic acid, dan
sebagainya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ
tubuh.

 Membantu melancarkan pencernaan dan mengatasi konstipasi (sembelit) karena mengandung


serat tinggi.

 Daun nangka banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak

 Kayu pohon nangka yang kuat, mudah dibentuk, serta tahan terhadap rayap, dan tidak mudah
lapuk, menjadikannya sebagai kayu pilihan. Kayu pohon nangka, banyak digunakan untuk
membangun rumah maupun pembuatan berbagai peralatan, dan perabot rumah tangga, seperti
kusen, daun pintu, ataupun meja
 Getahnya dapat dimanfaatkan untuk mainan dalam menangkap capung, ataupun serangga oleh
anak-anak

 Buah nangka muda juga banyak dimanfaatkan untuk dijadikan sayuran, seperti sayur lodeh yang
enak

Deskripsi:
Nangka (Artocarpus heterophyllus) tergolong tumbuhan serbaguna.

Kandungan:
* buah
- albuminoid
- karbohidrat

* batang
- morin
- sianomaklurin (zat samak)
- flavon
- tanin.

Kegunaan :
* daun
- antidiabetes

* biji
- obat batuk

sumber: Berbagai Sumber

Catatan :

Buah-buah yang disarankan, hanya buah-buah lokal. Hal ini mengingat kandungan buah lokal
yang tumbuh di tanah Nusantara yang kaya dengan mineral ini sangat berpengaruh pada
kandungan buah itu sendiri.

Morfologi Tanaman Nangka


Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah tanaman jenis buah tahunan yang tergolong ke dalam
famili malvales dan hanya tumbuh di daerah yang beriklim tropis. Tanaman nangka dapat
dikenali dari berbagai penampilan fisiknya yang antara lain dari akar, batang, daun, buah, dan
bunga.
Akar
Tanaman nangka tumbuh kokoh karena ditunjang oleh sistem perakaran yang kuat dari jenis akar
tunggang dengan sistem percabangan akar yang cukup banyak. Sistem perakaran yang kuat ini
menyebabkan tanaman nangka sering ditanam untuk keperluan konservasi lahan miring dan
daerah aliran sungai.

Daun
Daun tanaman nangka tergolong daun tunggal yang tumbuh berselang-seling pada bagian ranting
tanaman. Permukaan daun nangka bagian atas dan bawah memiliki penampilan yang berbeda.
Permukaan daun bagian atas memiliki warna hijau cerah dengan tekstur yang licin, sedangkan
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau tua dengan tekstur yang kasar. Pangkal daun
memiliki penumpu berbentuk segitiga dengan warna kuning kecoklatan.

Bunga
Tanaman nangka adalah tanaman berumah satu, artinya dalam satu tanaman dapat dijumpai
bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dicirikan dengan bentuknya yang menyerupai gada,
bengkok, dan berwarna hijau tua, sedangkan bunga betina dicirikan dengan bentuknya yang
menyerupai gada silindris yang pipih.

Buah
Buah nangka tergolong buah majemuk semu, artinya buah tersebut tersusun oleh rangkaian
bunga majemuk (nyamplung) dan dari luar terlihar seperti hanya satu buah.Di dalam buah
nangka (diantara nyamplung) terdapat dami-dami yang sebetulnya merupakan bunga nangka
yang tidak terserbuki.
Nangka
Pustakers 5.0 Nangka

Nangka sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah akan berbagi artikel mengenai
Klasifikasi dan morfologi nangka.

Klasifikasi tanaman

 Kingdom : Plantae

 Divisio : Magnoliophyta

 Class : Magnoliopsida

 Ordo : Urticales

 Familia : Moraceae

 Genus : Artocarpus

 Spesies : Artocarpus heterophyllus

Morfologi tumbuhan

Pohon A. heterophyllus (nangka) memiliki tinggi 10-15 m. batangnya tegak, berkayu, bulat,
kasar dan berwarna hijau kotor. Daun A. heterophyllus tunggal, berseling, lonjong, memiliki
tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-
5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga
majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan
betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di
antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji
coklat muda (Heyne. K, 1987).

 Akar. Akar buah pohon nangka termassuk ke dalam akar tunggang karena akar lembaganya tumbuh terus
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil lagi.

 Batang. Pohon nangka umumnya sedang, sampai sekitar 20 meter tingginya, walaupun ada yang
mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter 1 meter, tajuknya padat dan
lebat, melebar dan membulat apabila ditempat terbuka, seluruh bagian tubuhnya mengeluarkan
getah putih pekat apabila dilukai, arah tumbuh batang tegak lurus keatas, permukaan batang
memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan warna permukaan batang putih keputihan.

 Daun. Daun tunggal, tersebar, bertngkai 1-4 cm, helai daun agak seperti kulit, kaku, bertepi rata,
bulat telur terbalik sampai jorong memanjang, 3,5-12 x 5-25 cm,dengan pangkal menyempit
sedikit, daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan
meninggalkan berkas serupa cincin, pertulangan daun menyirip, bagian atas daun mengkilap
lilin, dan bagian bawah kasap, warna daun bagian atas hijau tua mengkilap dan warna daun
bagian bawah hijau pucat.

 Bunga. Bunga tumbuhan nangka berrumah satu (monoecious) perbungaan muncul pada ketiak
daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang batang
tua, bunga jantan dalam bongkol berbentuk gadang atau gelondong 1-3 x 5-8 cm, dengan cincin
berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan,dan berbau
harum samar apabila masak, bunga nangka disebut babal, setelah melewati umur masaknya,
babal akan membusuk ( ditumbuhi kapang ) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum
akhirnya terjatuh, bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong,
hijau tua.

 Biji. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2 – 4 cm, berturut-turut
tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat yang seperti kulit, endokarpyang liat keras keputihan, dan
eksokarp yang lunak.keping bijinya tidak setangkup dan keping biji berkeping dua
(Dicothyledone).

 Buah. Buah nangka berbentuk lonjong dan bulat, berukuran besar, dan berduri lunak,buah
terbentuk dari rangkaian bunga majemuk yang dari luar tampak seolah-olah seperti satu
sehingga disebut buah semu. Buah nangka sebenarnya adalah tangkai bunga yang tumbuh
menebal, berdaging, dan bersatu dengan daun-daun bunga membentuk kulit buah. Buah nangka
yang berukuran kecil, sebesar ukuran ibu jari orang dewasa disebut babal, babal tersebut
membesar menjadi buah nangka muda yang disebut gori . buah muda lambat laun mencapai
ukuran maksimal dengan berat antara 20 kg – 25 kg dan akhirnya matang dan disebut buah
nangka. Daging buah nangka umumnya tebal berwarna kuning , kuning pucat,kuning kemrah-
merahan atau jingga.buah nangka beraromah harum yang berasal dari kandungan senyawa etil
butirat, berair, rasanya manis.

Kandungan kimia dan manfaat tanaman

Daun tanaman ini jg di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes
karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon
nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar).
Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung
albuminoid dan karbohidrat. Sementara biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan
tonik (Heyne. K, 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan
baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai anti spasmodic dan
sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Kayu nangka dianggap lebih
unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal,
untuk tiang kuda dan kandang sapi, dayung, perkakas, dan alat musik. Getah kulit kayu juga
telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin,
sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa
flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam T,
2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empiric sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi,
diuretil, dan antihipertensi (Ersam T, 2001).[ps]

Nangka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
?
Nangka
Buah nangka

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Rosales

Famili: Moraceae

Genus: Artocarpus

Spesies: A. heterophyllus

Nama binomial

Artocarpus heterophyllus
Lamk.

Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku
Moraceae; nama ilmiahnya adalah Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris, nangka
dikenal sebagai jackfruit.
Daftar isi

 1 Penjelasan

 2 Hasil dan kegunaan

 3 Ekologi dan ragam jenis

 4 Asal-usul dan penyebaran

 5 Lihat pula

 6 Bahan bacaan

 7 Pranala luar

Penjelasan

Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang
mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat
dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan
mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai.

Daun tunggal, tersebar, bertangkai 1–4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata,
bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5–25 cm, dengan pangkal menyempit
sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak runcing. Daun penumpu bulat telur
lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin.

Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada
pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan
dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3–8 cm, dengan cincin berdaging yang
jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar
apabila masak. Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan
membusuk (ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya
terjatuh. Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.

Buah majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya
hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri pendek lunak. 'Daging buah', yang sesungguhnya
adalah perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau
harum-manis yang keras, berdaging, kadang-kadang berisi cairan (nektar) yang manis. Biji
berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2–4 cm, berturut-turut tertutup oleh
kulit biji yang tipis coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang
lunak. Keping bijinya tidak setangkup.
Hasil dan kegunaan

Babal alias tongtolang nangka.

Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang seringkali dimakan dalam
keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi
aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung,
keripik nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman,
dijadikan madu-nangka, konsentrat atau tepung. Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat
direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.

Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Di Sumatera, terutama di
Minangkabau, dikenal masakan gulai cubadak (gulai nangka). Di Jawa Barat buah nangka muda
antara lain dimasak sebagai salah satu bahan sayur asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai
macam masakan dengan bahan dasar buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh,
sayur megana, oseng-oseng gori, dan jangan gori (sayur nangka muda). Di Jogyakarta nangka
muda terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran Jakarta dan Jawa Barat, bongkol
bunga jantan (disebut babal atau tongtolang) kerap dijadikan bahan rujak.

Ketupat gulai nangka, contoh olahan dari "buah" nangka muda.

Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit
batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga dijadikan
bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung, untuk
memakal (menambal) perahu dan lain-lain.

Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini
cukup kuat, awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola yang
menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Karena itu kayu
nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal
sampai ke alat musik. Dari kayunya juga dihasilkan bahan pewarna kuning untuk mewarnai
jubah para pendeta Buddha.

Ekologi dan ragam jenis

Nangka tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25˚ utara maupun selatan,
walaupun diketahui pula masih dapat berbuah hingga lintang 30˚. Tanaman ini menyukai wilayah
dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun di mana musim keringnya tidak terlalu keras.
Nangka kurang toleran terhadap udara dingin, kekeringan dan penggenangan.

Irisan buah nangka.

Pohon nangka yang berasal dari biji, mulai berbunga pada umur 2-8 tahun. Sedangkan yang
berasal dari klon mulai berbunga di umur 2-4 tahun. Di tempat yang cocok, nangka dapat
berbuah sepanjang tahun. Akan tetapi di Thailand dan India panen raya terjadi antara Januari –
Agustus, sementara di Malaysia antara April – Agustus atau September – Desember.

Varian nangka amat banyak jenisnya, baik dengan melihat perawakan pohon dan bagian-bagian
tanamannya, rasa dan sifat-sifat buahnya, maupun sifat-sifat yang tak mudah dilihat seperti
kemampuan tumbuhnya terhadap variasi-variasi lingkungan. Dari segi sifat-sifat buahnya, umum
mengenal dua kelompok besar yakni:

 nangka bubur (Indonesia dan Malaysia), yang disebut pula sebagai khanun lamoud (Thailand),
vela (Srilangka) atau koozha chakka (India selatan); dengan daging buah tipis, berserat, lunak dan
membubur, rasanya asam manis, dan berbau harum tajam.

 nangka salak (Ind.), nangka belulang (Mal.), khanun nang (Thai), varaka (Srilangka), atau koozha
pusham (India selatan); dengan daging buah tebal, keras, mengeripik, rasa manis agak pahit, dan
tak begitu harum.

Nangka dapat berkawin silang dengan cempedak secara alami. Hasil silangannya dinamai
nangka cempedak.
Asal-usul dan penyebaran

Nangka diyakini berasal dari India, yakni wilayah Ghats bagian barat, di mana jenis-jenis liarnya
masih didapati tumbuh tersebar di hutan hujan di sana. Kini nangka telah menyebar luas di
berbagai daerah tropik, terutama di Asia Tenggara.

Lihat pula

Klasifikasi Tumbuhan Nangka


By what is african mango

Tue Jun 17, 2014 3:17 AM

 klasifikasi-tumbuhan

 klasifikasi-tumbuhan-mangga

Klasifikasi tanaman nangka (Rukmana sebagai berikut rumah budaya nangka Oktober nama
ilmiah selalu berubah dan klasifikasi tanaman mirip dengan tanamankung com untuk menyimpan
cache nangka Blogspot jadi hati hati harus digunakan sebagai sayuran dan nangka muda nangka
tahu apa pertanian gila warasfarm WordPress COM Al buah dan jenis nangka Nangka September
berdasarkan cerita pendek dari buah produksi tanaman pohon mirip cara menanam bibit dari
kualitas nangka dan persyaratan kualitas khasiat klasifikasi tumbuhan paku tanaman obat.

Tanaman buah benih berkualitas nangka khasiattanamanobattradisional cache Blogspot


klasifikasi tanaman nangka Inggris Plantae (tumbuhan) Unranked Angiosperma (tumbuhan
vaskular) Liga Super Spermatophyta kembali Biology Situs web Artocarpus deskripsi morfologi
INTEGRA (Jaqueira) disebutkan dalam.

Backtobiologysite dengan blogspot Deskripsi Form Artocarpus Integra INTEGRA html Juli
berdasarkan bagian dari Artocarpus daun tanaman ini dapat disimpulkan bahwa mereka tidak
memiliki tipe tidak lengkap tanaman nangka manfaat buah tomat manfaatbuahtomats WordPress
COM klasifikasi Tanaman klasifikasi tumbuhan paku Jack Fruit cache Maret sekelompok
organisme diklasifikasikan dalam kelas ini pertanian Misalnya kitab hasil Abdurahman Deden
Gobi adalah spesies tanaman dalam bentuk tanaman bentuk daun morfologitumbuhan klasifikasi
tumbuhan mangga com bentuk daun Blogspot daun jenis dinding dan nama Latin mirip dengan.

Daun Nangka daun ukuran Artocarpus INTEGRA MERRAN Bilah Panjang cm cm lebar buah
buahan eksotis dari bumi dalam bentuk keputusan potensial balittra MOA dana ID asing%
gerakan balittra mirip dengan tanaman saat Nangka Rambutan manggis jeruk cokelat ketapi
ramanien kapul dan ada tujuh jenis kekurangan buah nangka Warintek Pertanian nangka
budidaya nangka mirip pohon buah buahan India dan standar produksi meliputi klasifikasi dan
syarat mutu vansakablog Cara spesies tanaman Artocarpus SP dan vansaka COM berbagai jenis
keanekaragaman tumbuhan Artocarpus SP dan pabrik tembolok daging yang sama nangka muda
(Tewel Blogspot) Manfaat pati sayuran digunakan sebagai klasifikasi kerajaan tumbuhan Plantae
Divisi kandungan gizi dan manfaat nangka Pengembang nangimam untuk Blogspot dengan dan
manfaat nutrisi dari buah Jack Frankfurt dan buah buah nangka disebut kuasi rasa dan Frankfurt
ssangtteokip klasifikasi spesies tanaman nangka mirip dengan.

Manfaat kesehatan dari buah nangka (Artocarpus heterophyllus) "Dessy Blog UB ID aliran
dikotil Kertas yang heterophyllus nangka Artocarpus cache pabrik Mei Frankfurt tanaman
klasifikasi tumbuhan dan hewan Peringkat nangka tumbuh baik iklim tropis mirip dengan
jenis tingkat antrokarpus tumbuhan tropis INTEGRA (Jaqueira) tanaman ssangtteokip aria palsu
nama ilmiah haspopup tabindex benar Data cfgq wddge ved =gt mirip dengan kategori berikut
jenis.

Klasifikasi Tumbuhan Rambutan

Tanaman IPNI adalah urutan Aria Ekspansi komunir (kluwih sukun) cedan (cedak) bentuk
nangka Download book bentuk organisasi bookspdf download html dengan nangka
keanekaragaman tanaman jeruk nangka buah (Artocarpus heterophylus laporan Lamk dari
Institut dalam bentuk daun tanaman Morfologi dan klasifikasi klasifikasi tanaman nangka favorit
saya Rapopo akurapopo organisasi tag btumbuhan% Kategori% dari bnangka Mei pembaca Ilmu
masih peringkat sebagai tanaman tanaman nangka mangga catatan Peringkat Rambutan untuk
kolom ini mengacu pada klasifikasi tanaman download game balap mobil
gamemobilbalapdownload klasifikasi tumbuhan berbiji WordPress COM klasifikasi.

Tanaman Jack Fruit cache Juni dalam bentuk daun tanaman untuk mencegah halaman ini nangka
(Artocarpus penuh) berupih Daun Beras (bebek yang sati) daun hanya Biduri Cempedak
Peringkat sayur brainly bersama ID brainly id tugas cache Cempedak March format dari keluarga
Moraceae buah rasa dan aroma seperti pohon buah buahan seperti nangka sering dilaporkan tapi
bau Praktek Klasifikasi Tumbuhan buah buahan dan biji bijian untuk semua tujuan praktis dua.

Jam dari November dalam bentuk tanaman plantamor dan ide serupa noberanagbio klasifikasi
tumbuhan kelapa com bab pendahuluan— Blogspot Di sisi lain klasifikasi tanaman nangka
yaitu Irfan Bab sekitar balakang tumbuhan cache juga irfanledo posts dan mirip dengan tanaman
tanaman hermaprodit nangka (monoecious) adalah sisi nangka perbungaan June mirip dengan
klasifikasi nangka Raya permathic cache COM kandungan nutrisi Blogspot dan buah efektivitas
pada klasifikasi kandungan gizi dan manfaat kesehatan tanaman muncul Plantae (tumbuhan)
unranked Angiosperma (tumbuhan vaskular) Super League ilmuwan Spermatophyta Dunia daun
klasifikasi untuk ilmuwan untuk menyimpan cache dunia com klasifikasi daun Blogspot dan
yang sejenis Lebih dari karena Anda dapat menanam sebelum daun misalnya nangka (Artocarpus
INTEGRA MERRAN) mangga (Mangifera menunjukkan bahwa berarti L) jenis tanaman nangka
Video Berita Foto Dokumen item lihat Juli html sekolah plant Peringkat nangka klasifikasi
website perpustakaan ENI berita terbaik nangka luka lalu anti Harry tumbuhandikotil Dunia
Sastra Laporan Taksonomi.

Tumbuhan Laboratorium cacienkiedezh Blogspot COM Laporan Laboratorium Sistem


Klasifikasi tumbuhan— Ekonomi Bisnis blog klasifikasi tumbuhan berbiji ekonomimanajerial
com klasifikasi Tanaman Rambutan (tumbuhan vaskular) Angiosperma tanaman Peringkat
Rambutan Peringkat nangka Raya Plantae (tumbuhan) Subkingdom tanaman serupa nama nama
cache lokal Nota April tanaman berumur panjang Rambutan ciku dan durian nangka klasifikasi
ilmiah tanaman bunga batu merah muda Jaya Kusuma budidaya nangka Wikipedia Books Result
Book COM buku waktu rahmat ISBN Rukmana prinsip makalahprinsippengajaranunt mengajar
tesis dengan WordPress Bumi nangka MBA Carolina Selatan.

Pecahan dipotong nangka tanaman untuk klasifikasi lebih dari seleksi kurang lembut) dalam
spesies dan mengkategorikan Jangan jatuh rod klasifikasi Tanaman Jack Fruit cache Juni Rose
Batu klasifikasi ilmiah klasifikasi Dinar botani tanaman dalam klasifikasi umum dari akar
tanaman leilanilutfiah WordPress COM sirsak tergantung pada jenis klasifikasi dapat dilihat
Belanda Klasifikasi herbal akar cache dan yang sejenis Januari dengan sangat akar tanaman
mangga jambu nangka dan durian bunga buah buahan karena otot untuk menyerap peran yang
sangat penting batang dan akar valid Peacock Flower (Caesalpinia pulcherrima) mirip dengan
IPB OCW file ID exchange OCW IPB cache php dendrologi mgg— _morfologi_phn kecelakaan
(kecelakaan Metroxylon) adalah monocarpic cauliflora Stem nangka buruk (heterophyllus)
muncul dalam modus pabrik Slide adalah klasifikasi tumbuhan nangka desain cache
viquendaephekhepheke daun Februari adalah Dale dan lembaran mirip.

Nangka (Artocarpus penuh) daun berupih Beras (bebek yang sati) daun hanya Biduri (Calotropis
gigigantia adalah) hanya nangka (Artocarpus INTEGRA MERRAN) mengejar buku raksasa saya
abuanjeli WordPress com cache adalah serupa dengan Mei Peringkat kategori Spermatophyta
subsektor angiosperma kelas Sumatra panah pandih panas (Aceh) Gerakan nangka) pinasa
(pengembara) Lamasa menaso (orang orang seperti versi) dan mencari catatan yang relevan dari
tanaman obat.

Mengkudu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
?
Mengkudu
Leaves and fruit of Morinda
citrifolia

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Eudicots

(tidak termasuk) Asterids

Ordo: Gentianales

Famili: Rubiaceae

Genus: Morinda

Spesies: M. citrifolia

Nama binomial

Morinda citrifolia
L.
Noni, Morinda citrifolia

Mengkudu, Morinda citrifolia

Mengkudu (Morinda citrifolia) atau keumeudee (Aceh); pace, kemudu, kudu (Jawa); cangkudu
(Sunda); kodhuk (Madura); tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili
Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah noni (Hawaii), nono (Tahiti), nonu (Tonga),
ungcoikan (Myanmar) dan ach (Hindi).

Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu
mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk,
yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.

Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak.
Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai
menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di
Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Daftar isi

 1 Asal-usul

 2 Ciri-ciri umum

o 2.1 Pohon

o 2.2 Daun

o 2.3 Bunga

o 2.4 Buah

 3 Kandungan mengkudu

 4 Rujukan
 5 Lihat Juga

Asal-usul

Asal usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia yang menetap di
Kepulauan Samudra Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya berasal dari (Asia Tenggara). Pada
tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani mengembara.Tanpa sebab yang jelas mereka
menyeberangi lautan meninggalkan tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu di
kecewakan oleh suatu hal dan maksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Setelah lama
mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan. Para
petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan, kondisi pantai, dan
pulaunya.

Uniknya, mereka seakan telah mempersiapkan diri untuk berpindah ke pulau lain. Hal ini bisa
dibuktikan dengan adanya sejumlah tumbuhan dan hewan yang ikut dibawa, karena dianggap
penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa tumbuhan asli, seperti pisang, talas, ubi jalar,
sukun, tebu, dan mengkudu, dibawanya.Di antara yang dibawa itu, masih ada yang berupa stek
dan tunas. Salah satu tumbuhan itu, yakni mengkudu, dianggap barang keramat. Sejak 1500
tahun lalu penduduk kepulauan yang kini disebut hawaii itu mengenal mengkudu dengan sebutan
noni. Mereka menduga tumbuhan bernama latin Morinda citrifolia tersebut memiliki banyak
manfaat. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magic plant, karena buah ini dipercaya bisa
mengobati berbagai macam penyakit.

Ciri-ciri umum
Pohon

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan
kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-
abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya
bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah
setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

Daun

Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar,
tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung
lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak
berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi,
berbentuk segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi
karena banyak mengandung vitamin A. yg katanya bisa menyembuhkan ambein

Bunga

Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1-4 cm, tumbuh di
ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunga banci,
mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari
tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak
berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.

Buah

Buah majemuk, terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan bongkol di bagian dalamnya;
perkembangan buah bertahap mengikuti proses pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung
bongkol menuju ke pangkal; diameter 7,5-10 cm. Permukaan buah majemuk seperti terbagi
dalam sekat-sekat poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari
sisa bakal buah tunggalnya. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi putih
kekuningan, dan akhirnya putih pucat ketika masak. Daging buah lunak, tersusun dari buah-buah
batu berbentuk piramida dengan daging buah berwarna putih, terbentuk dari mesokarp. Daging
buah banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang timbul
karena pencampuran antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom karbon), C10), asam
kaproat (C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir bersifat antibiotik aktif.

Kandungan mengkudu

 Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah
cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada
mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam
mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine,
antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.

 Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.

 Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan
bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus
aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri
pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella
dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

 Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.

 Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel
abnormal.

 Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu
adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung
bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine
adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk
mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Khasiat Mengkudu
Posted by Putri Dewi Senin, 30 September 2013 0 comments

Buah mengkudu atau yang sering di kenal oleh masyarakat umum dengan sebutan buah pace ternyata
adalah buah yang memiliki banyak khasiat yang sudah dipercaya sejak jaman dahulu dan mengkudu juga
di percaya dan terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Di Indonesia sendiri yang memiliki
iklim tropis buah mengkudu ini dapat di tanam dengan mudah. Bukan hanya buah nya saja tapi
daun,batang dan akarnya pun memiliki manfaat untuk digunakan menjadi obat. Maka khasiat
mengkudu sangat banyak dan sangat di perlukan . Buah mengkudu memiliki kandungan oksidan yang
cukup tinggi yang berguna bagi tubuh dan juga di percaya dapat menambah stamina tubuh.

Salah satu khasiat mengkudu yang telah terbukti adalah dapat membantu untuk mengatur mood
(Suasana Hati). Buah mengkudu memiliki zat-zat yang sangat di perlukan didalam tubuh manusia. Salah
satu zat yang di butuhkan bagi tubuh adalah Serotonin, Serotonin sendiri merupakan suatu zat yang ada
di dalam trombosit manusia yang melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak zat ini sangat di
butuhkan / diperlukan karena berfungsi sebagai neurotransmitter yaitu penghantar sinyal saran dan
hormon di dalam otak. Jadi mood (suasana hati) kita yang mengatur adalah otak, jika otak kita
kekurangan zat serotonin maka sinyal saran akan mempengaruhi mood kita. Sehingga khasiat mengkudu
ini sangat penting dalam menciptakaan suatu mood (suasana hati)
Buah ini juga memiliki manfaat yang tidak kalah hebat dari manfaat-manfaat buah mengkudu yang
utama yaitu dapat awet muda, yang di maksud dengan awet muda disini adalah dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi keriput yang terjadi khususnya pada daerah wajah akibat proses penuaan. Khasiat
mengkudu sangat banyak berguna untuk kesehatan. Dan kita tahu ternyata buah mengkudu yang ada
selama ini memiliki banyak khasiat yang sangat besar.

Morfologi Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L)


Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan (perenial) yang berbentuk perdu, dengan ketinggian
antara 3-8 m, batang tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak
percabangan. Cabang-cabang tumbuh mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk
daun tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong, dengan
ukuran panjang antara 10-40 cm dan lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman.
Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan permukaan bagian bawah berwarna
hijau agak pucat. Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling
atau berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar ukuran daunnya.
Berikut penjelasan bagian-bagian tanaman mengkudu (Anonim, 2013) :

1. Pohon

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m, batang bengkok-bengkok, berdahan kaku,
kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat
kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu
hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk
penopang tanaman lada.

2. Daun

Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal,
dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, ujung lancip pendek.
Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun
pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun
mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A.

3. Bunga

Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun
penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota
bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut
mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya
putih dan harum.

4. Buah

Buah dari tanaman mengkudu diketahui ada yang berbiji sedikit dan sebagian lagi berbiji banyak. Buah
mengkudu yang berbiji sedikit tentunya lebih disukai orang karena lebih mudah untuk mengkonsumsinya
jika dibandingkan dengan buah mengkudu yang memiliki biji banyak yang membuat orang lebih enggan
untuk memakannya karena repot dan demi alasan kepraktisan semata. Di kalangan masyarakat, buahnya
yang berbenjol tidak beraturan itu telah digunakan secara luas sebagai bahan rujak terutama buah yang
setengah masak. Banyak sedikitnya biji pada buah mengkudu tentunya dapat ikut menentukan tingkat
kesukaan orang dalam memilih buah mengkudu sebagai bahan rujak tersebut. Bentuk dan ukuran buah
mengkudu ternyata juga beranekaragam, ada yang berukuran besar dengan berbentuk lonjong,
memanjang dan membulat atau juga ada yang berukuran lebih kecil dengan berbentuk lonjong atau
membulat. Buah mengkudu yang berukuran besar diperkirakan akan lebih menguntungkan untuk
dibudidayakan karena dapat menghasilkan volume sari buah yang lebih besar. Seperti diketahui, di dalam
sari buah mengkudu terkandung berbagai senyawa penting yang sangat berguna dalam pengobatan dan
nutrisi seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin A, Niamcin, Thiamin, Riboflavin, Besi, Kalsium, Natrium,
Kalium, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Kalor.

5. Biji

Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas. Biji itu
tetap memiliki daya tumbuh tinggi, walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9
minggu setelah biji disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6
bulan, tinggi tanaman dapat mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan pembuahan dimulai pada tahun ke-3
dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkudu adalah
sekitar 25 tahun.

MAKALAH “DESKRIPSI TANAMAN Morinda citrifolia L.”


Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Morfologi Tumbuhan

Oleh:
FEVI MAWADHAH PUTRI
24020112110048

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Deskripsi Tanaman
Mengkudu”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir untuk mata pelajaran
Morfologi Tumbuhan di Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Bapak Jumari selaku dosen pengampu pada mata kuliah Morfologi Tumbuhan.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Morfologi Tumbuhan.
3. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Deskripsi Tanaman
Mengkudu”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari didalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Semarang, Desember 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah seperti berbagai jenis tanaman dan
berbagai sumber daya alam yang lain, termasuk suku bangsa dengan budaya yang beragam pula.
Setiap kelompok masyarakat mempunyai pengetahuan sendiri didalam menggunakan berbagai
tumbuhan yang ada disekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan yang ada disekitarnya bukan saja untuk
keperluan ekonomi, kesehatan, dan budaya, tetapi juga untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Sebagai sebuah negara yang beriklim tropis, alam Indonesia banyak ditumbuhi beraneka
ragam tumbuhan salah satunya adalah tanaman mengkudu. Beberapa tahun terakhir, tanaman
mengkudu (Morinda citrifolia L.) mendapat perhatian sangat besar karena memiliki manfaat
yang sangat banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengenalan secara mendalam kepada
masyarakat tentang tanaman mengkudu agar dapat di optimalkan pemanfaatannya dalam
kehidupan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana asal usul tanaman mengkudu ?
2. Bagaimana habitus tanaman mengkudu ?
3. Bagaimana klasifikasi tanaman mengkudu ?
4. Dimana habitat tanaman mengkudu ?
5. Apa saja organ-organ yang terdapat pada tanaman mengkudu ?
6. Dimana daerah penyebaran tanaman mengkudu ?
7. Apa saja manfaat dari tanaman mengkudu ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Mengetahui asal usul tanaman mengkudu
2. Mengetahui habitus tanaman mengkudu
3. Mengetahui klasifikasi tanaman mengkudu
4. Mengetahui habitat tanaman mengkudu
5. Mengetahui organ-organ yang terdapat pada tanaman mengkudu
6. Mengetahui daerah penyebaran tanaman mengkudu
7. Mengetahui manfaat tanaman mengkudu

BAB II
ISI

2.1 ASAL USUL TANAMAN MENGKUDU


Mengkudu berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, penduduk Asia Tenggara
bermigrasi dan mendarat di kepulauan Polinesia, mereka hanya membawa tanaman dan hewan
yang dianggap penting untuk hidup di tempat baru. Tanaman-tanaman tersebut memiliki banyak
kegunaan, antara lain untuk bahan pakaian, bangunan, makanan dan obat-obatan, lima jenis
tanaman pangan bangsa Polinesia yaitu talas, sukun, pisang, ubi rambat, dan tebu. Mengkudu
yang dalam bahasa setempat disebut "Noni" adalah salah satu jenis tanaman obat penting yang
turut dibawa.
Bangsa Polinesia memanfaatkan mengkudu untuk mengobati berbagai jenis penyakit,
diantaranya : tumor, luka, penyakit kulit, gangguan pernapasan, demam, dan penyakit usia lanjut.
Pengetahuan tentang pengobatan menggunakan mengkudu diwariskan dari generasi ke generasi
melalui nyanyian dan cerita rakyat. Tabib Polinesia, yang disebut kahuna adalah orang
memegang peranan penting dalam dunia pengobatan tradisional bangsa Polinesia dan selalu
menggunakan mengkudu dalam resep pengobatannya.
Laporan-laporan tentang khasiat tanaman mengkudu juga terdapat pada tulisan-tulisan
kuno yang dibuat kira-kira 2000 tahun yang lalu, yaitu pada masa pemerintahan Dinasti Han di
Cina, dan juga dimuat dalam cerita-cerita pewayangan yang ditulis pada masa pemerintahan raja-
raja di pulau Jawa ratusan tahun yang lalu. Perkembangan industri tekstil di Eropa
mendorong pencarian bahan-bahan pewarna alami sampai ke wilayah-wilayah kolonisasi, karena
pada masa itu pewarna sintetis belum ditemukan. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa
menemukan zat pewarna alami yang berasal dari akar Mengkudu, dan kemudian diberi nama
"Morindone" dan "Morindin". Hasil penemuan inilah yang menjadi latar belakang nama
"Morinda" diturunkan ( Anonim, 2012 )

2.2 HABITUS TANAMAN MENGKUDU


Tanaman mengkudu termasuk tanaman berperawakan pohon, tanaman menahun dengan
tinggi antara 3-8 meter.

2.3 KLASIFIKASI TANAMAN MENGKUDU


Menurut Anonim (2012) klasifikasi tanaman mengkudu adalah sebagai berikut :
kingdom : Plantae
subkingdom : Tracheobionta
super divisi : Spermatophyta
divisi : Magnoliophyta
kelas : Magnoliopsida
subkelas : Asteridae
ordo : Rubiales
famili : Rubiaceae
genus : Morinda
spesies : Morinda citrifolia L.

2.4 HABITAT TANAMAN MENGKUDU


Tanaman mengkudu dapat tumbuh baik pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 1-
1500 meter diatas permukaan laut, suhu udara antara 22-30 C, namun masih dapat tumbuh
hingga suhu 32 C. kelembaban udara antara 50-70 %. Curah hujan antara 2000-3000 mm/tahun,
dan cukup mendapat sinar matahari. Jenis tanah yang cocok bagi pertumbuhan mengkudu adalah
alivial, latosol, dan podsolik merah kuning.

2.5 ORGAN-ORGAN PADA TANAMAN MENGKUDU


Tanaman mengkudu memiliki organ-organ utama antara lain akar, batang, dan daun.
Organ lainnya yaitu bunga, buah dan biji.
1. Akar
Menurut Tjitrosoepomo (1985) akar merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk
memperkokoh berdirinya tanaman, dan menyerap air serta zat makanan dari dalam tanah. Akar
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Biasanya terdapat dalam tanah.
b. Tidak berbuku-buku dan beruas-ruas.
c. Warnanya tidak hijau.
d. Tumbuh terus pada ujungnya.
e. Bentuknya seringkali meruncing.

Terdapat dua sistem perakaran menurut Tjitrosoepomo (1985):


1. Sistem perakaran tunggang : jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
2. Sistem perakaran serabut : jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati, dan
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang sama besar keluar dari pangkal batang.

Tanaman mengkudu memiliki sistem perakaran tunggang.


2. Batang
Menurut Tjitrosoepomo (1985) batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi
sebagai tempat melekatnya organ-organ bagian atas suatu tanaman, tempat penimbunan zat hara,
dan sebagai jalan pengangkutan air dan zat makanan. Batang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah
terdapat daun.
c. Tumbuhnya mengikuti arah datangnya cahaya.
d. Selalu bertambah panjang di ujungnya.
e. Mengadakan percabangan.
f. Umumnya tidak berwarna hijau.

Tanaman mengkudu memiliki tipe batang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batang kasar,
kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal,
tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tipe percabangannya adalah monopodial, yaitu
dapat dibedakan antara batang pokok dan cabang

3. Daun
Menurut Tjitrosoepomo (1985) daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk
resorbsi, asimilasi, transpirasi, dan respirasi.
Tanaman mengkudu memiliki tipe daun tunggal, yaitu pada setiap tangkai daun terdapat
satu helaian daun. Warna daun hijau, daging daun tebal, permukaan atas mengkilap, tepi daun
rata, ujungnya lancip pendek, pangkal daun berbentuk pasak dan pendek, urat daun menyirip,
tidak berbulu, dan berbentuk segi tiga lebar.

4. Bunga
Menurut Tjitrasam (1983) bunga adalah sepotong batang atau cabang
dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorphosis yang berhubungan dengan fungsinya
untuk bereproduksi, dengan demikian bunga merupakan organ reproduksi tumbuhan.
Tanaman mengkudu memiliki buga sempurna, perbungaan bertipe bonggol bulat, termasuk
bunga majemuk. Bentuk bunga aktinomorf, letak bunga axillaris, berkelamin dua. Mahkota
bunga berbentuk corong, benang sari tertancap di mulut mahkota, dan kepala putik terbagi dua.

5. Buah
Menurut Tjitrasam (1983) buah adalah organ pada tumbuhan berbunga
yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium), dan biasanya membungkus
dan melindungi biji.
Tanaman mengkudu memiliki Kelopak bunga yang tumbuh menjadi buah yang berbentuk
bulat lonjong. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang
berbintik-bintik dan berkutil. Buah yang muda berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih
kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari
buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah.
6. Biji
Menurut Tjitrasam (1983) biji adalah bakal biji dari tumbuhan berbunga yang telah masak,
atau bisa disebut dengan embrio.
Tanaman mengkudu memiliki biji berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang
udara yang tampak jelas.

2.6 DAERAH PENYEBARAN


Jenis ini terdapat di seluruh Asia Tenggara, bagian barat Samudera Hindia, dan bagian
barat Samudera Pasifik.

2.7 MANFAAT TANAMAN MENGKUDU


Tanaman mengkudu mengandung berbagai zat bermanfaat. Menurut Widiarti (1999) zat
yang terkandung dalam mengkudu antara lain:
1. Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah
cukup didalam buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada
mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam
mengkudu : xeronine, plant sterois, alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine,
antraquinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
2. Terpenoid : Zat ini membantu dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
3. Zat anti bakteri : Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu dapat mematikan
bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii,
Staphylococcusaureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat
mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S .
typhi, dan Shigelladusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
4. Scolopetin : Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
5. Zat anti kanker : Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-
sel abnormal.
6. Xeronine dan Proxeronine : Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu
adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung
bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah
sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh
untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
7. Zat pewarna : Zat yang terdapat dalam kulit mengkudu digunakan sebagai zat pewarna tekstil.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tanaman mengkudu ( Morinda citrifolia ) merupakan kelompok kopi-kopian (Rubiaceae)
yang mempunyai ciri morfologi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji yang spesifik, semua
organ-organ tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena itu, tanaman mengkudu
banyak sekali memiliki manfaat untuk manusia dalam bidang kesehatan, makanan, industri, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Mengkudu. http://www.plantamor.com diakses tanggal 17 Desember 2012


Tjitrasam. 1983. Botani Umum 1. Bandung : Angkasa.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM.
Widiarti, Tunas. 1999. Mengenal Tanaman dan Khasiatnya. Surabaya: PT. Arkola.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

1. Nama tanaman
Morinda citrifolia L mempunyai nama daerah : Eodu, mengkudu, bengkudu, (Sumatera) ; kudu,
cengkudu, kemudu, pace (Jawa); wangkudu, manakudu, bakulu (Nusa tenggara); dan di
Kalimantan di kenal dengan nama mangkudu, wangkudu, dan labanan (Wijayakusuma, 1995).

2.Klasifikasi tumbuhan

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anak kelas : Sympatalae
Bangsa: Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga / genus : Morinda
Jenis / spesies : Morinda citrifolia L.

3. Morfologi tumbuhan
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar,
percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing. Panjang 10-40
cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak
teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan (Syamsul hidayat dan Hutapea,1991).

4. Kandungan kimia
Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat, β-karoten, 1-
arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak,
kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa (Sjabana dan Bahalwan, 2002;
Wijayakusuma dan Dalimartha, 1995). Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti,
morindon, rubiadin, dan flavonoid (Bangun dan Sarwono, 2002).

5.Kegunaan dan manfaat

Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat
tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang
usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis
(diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit
perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit),
menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan
buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang
amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan ekzema
(Wijayakusuma dkk., 1996).
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun yang
melibatkan makrofag dan atau limfosit (Hirazumi et al., 1994). Ekstrak buah ini juga terbukti
paling efektif menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji
(Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan
sedatif ekstrak tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai
aktivitas analgesik secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diantara 3 fraksi ekstrak metanolik buah mengkudu
yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai
IC50 = 46,7 µg/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7 µg/ml, sedangkan
fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 µg/ml (Abdul dan Sugeng, 2004).

Ciri-ciri Tanaman Mengkudu


Mengkudu atau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan
Pace merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang kaya akan manfaat untuk kesehatan. Bau
dan rasa buah mengkudu yang tidak enak membuat orang mengonsumsi buah mengkudu hanya
sebagai terapi pengobata herbal.

Ciri-ciri Tanaman Mengkudu

Berikut ini adalah ciri-ciri tanaman mengkudu seperti yang dikutip dair WikiPedia:

Ciri-ciri daun mengkudu yaitu berbentuk tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-
hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50
x 5-17 cm. Tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak dengan urat daun
menyirip. Warna daun mengkudu hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek,
berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Daun
mengkudu bisa dimakan sebagai sayuran.

Ciri-ciri bunga mengkudu yaitu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga mengkudu
tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya
berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong dengan panjangnya bisa mencapai 1,5
cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari
kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.

Ciri-ciri buah mengkudu yaitu mempunyai permukaan seperti terbagi dalam sel-sel poligonal
(segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah mengkudu berwarna hijau,
menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan
lunak. Daging buah mengkudu tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna
cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya
seperti keju busuk. Bau busuk pada buah mengkudu tersebut timbul karena pencampuran antara
asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah
menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang
rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.

Ciri-ciri pohon mengkudu yaitu tidak begitu besar, tingginya sekitar 4-6 m. Batangnya
bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam.
Kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuningan, berbelah dangkal,
tidak berbulu, anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu
mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman
lada.

Zat-zat yang Terkandung dalam Mengkudu

Mei 1, 2012

faoezioetama klasifikasi dan zat-zat yang terkandung dalam mengkudu klasifikasi mengkudu,
manfaat mengkudu, memperlancar pengeluaran air seni, mengkudu, mengkudu adalah,
mengkudu mengandung, obat alami, obat melancarkan buang air besar, pengertian mengkudu,
zat-zat yang terkandung dalam mengkudu Tinggalkan komentar

Mengkudu berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk

tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu
(bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi),

Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu
mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk,
yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.

Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak.
Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai
menu wajib buka puasa.

Tanaman ini mengandung banyak zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh, di antaranya adalah:

 Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah
cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada
mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam
mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine,
antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
 Terpenoid adalah zat yang dapat membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel
tubuh. Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam
produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke
ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur
asam mevalonat.

 Zat anti bakteri adalah Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat
mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii,
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat
mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S .
typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

 Scolopoletin adalah Scopoletin, senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah. Saat tekanan
darah tinggi, scopoletin membantu menurunkan. Sebaliknya bila tekanan darah menjadi rendah,
ia akan menaikkannya. Selain berindikasi antibakteri, senyawa ini juga mengatur hormone
serotonin, yang membantu menurunkan kadar kecemasan dan depresi.

 Zat anti kanker: Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel
abnormal.

 Xeronine dan Proxeronine adalah Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Xeronine adalah zat yang dibutuhkan manusia karena berfungsi
menggerakan enzim-enzim yang ada. Jika tubuh kekurangan xeronine, tubuh akan mengalami
berbagai gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan kanker. Buah mengkudu hanya
mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine
alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-
koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak
aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

 Zat asetil ester adalah zat yang dapat mematikan kuman.

 Zat moridon adalah zat yang bisa membantu melancarkan buang air besar.

 Zat soranjidiol adalah zat yang akan memperlancar pengeluaran air seni.

 Zat terpenes adalah zat yang dapat meremajakan sel-sel tubuh.

 Zat hipokelemestik adalah zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

zat yang ada dalam mengkudu


by hasan || || herbal,kandungan pada buah mengkudu,obat,penyakit,ramuan || Leave a komentar
Seteleh kemarin saya posting tentang zat yang ada pada kunyit dan kandungan zat
temulawak,
sekarang saya akan posting zat yang ada pada tanaman mengkudu, jika anda belum tahu
apa itu mengkudu? disini akan saya jelaskan tentang tanaman mengkudu
mengkuda adalah sebuah tanaman yang biasanya tumbuh liar di pekarangan rumah, dan
memiliki batang yang tidak terlalu tinggi, buah mengkudu mempunyai kulit yang kasar dan
aroma yang kurang sedap, dalam bahasa jawa mengkudu disebut juga PACE, walaupun
bentuk dan baunya tida bersahabat tetapi mempunyai khasiat yang sangat berguna untuk
kesehatan manusia, apa saja kandungan dalam buah mengkudu?
Berikut adalah kandungan yang ada di dalam buah mengkudu

 Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam
buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit
xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias
proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat
seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan
protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif

 Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-
sel tubuh

 Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu
dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa,
Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli.
Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti
Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S .
flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

 Scolopetin. Senyawa scolopetin Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang
terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.sangat efektif
sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.

 Zat nutrisi : secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi


lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral
penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium,
salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang
hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine,
plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra
quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll

 Perasan
 Daun
 Mengkudu
 (
 Morinda citrifolia
 )
 Menghambat Pertumbuhan
 Bakteri
 Escherichia c
 oli
 s
 ecara
 In Vitro
 MADE
 SUMITHA KAMESWARI,
 HAPSARI MAHATMI, I NENGAH KERTA BESUNG
 Lab
 .
 Mikrobiologi
 Veteriner
 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
 Jl.
 P.B.Sudirman Denpasar Bali tlp, 0361
 -
 223791
 Email :
 madesumitha@yahoo.co.id
 ABSTRAK
 Daun mengkudu (
 Morinda citrifolia
 )m
 engandung senyawa kimia seperti
 : antrakuinon,
 alkaloid, saponin, flavanoid, dan terpenoid yang berperan sebagai antibakteri. P
 enelitian ini
 bertujuan
 untuk mengetahui k
 emampuan daun mengkudu (
 M.
 citrifolia
 ) dalam
 menghambat
 pertumbuhan
 ba
 kteri
 E
 scherihia
 coli
 (E. coli)
 secara
 in vitro
 .
 Penelitian ini menggunakan
 isolat bakteri
 E.
 coli
 ATCC 25922 yang diperoleh dari Laboratorium M
 ikrobiologi Fakultas
 Kedokteran, Universitas Udayana. Kemampuan perasan daun mengkudu untuk
menghambat
 pertumbuhan bakteri
 E.
 coli
 ATCC 25922 diuji dengan uji hambatan metode Kirby
 -
 Bauer
 yang dimodifikasi. R
 ancangan penelitian
 yang digunakan adalah rancan
 gan
 RAL (
 Rancangan
 Acak Lengkap) dengan lima
 perlakuan
 , satu kontrol positif dan empat kali ulangan. Hasil
 perasan daun mengkudu berasal dari 300 gram daun mengkudu yang
dihaluskan kemudian
 diperas. Konsentrasi perasan daun mengkudu yang digunakan adalah
 0%, 25%, 50%, 75%,
 100% dan kontrol positif oxitetrasiklin. Semua data dianalisis secara statistik
dengan SPSS 13
 (Sampurna, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun
mengkudu secara
 signifikan mampu menghambat pertumbuhan bakteri
 E. coli
 (P<0
 ,01). Rataan zona hambat
 yang terbentuk pada konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, 100% secara berurutan
adalah 0,00 mm
 7,3 mm
 ,
 8,5 mm
 ,
 10,4 mm, 12,5 mm dan secara statistik sangat berbeda nyata. Ada
 kecenderungan semakin tinggi konsentrasi perasan daun mengkudu maka zona
hambat yang
 terbentuk semakin besar dengan uji regresi yang di dapat
 Y
 = 0.
 091
 + 0.4
 11
 K
 -
 0.006K
 2
 +
 0.00003
 320
 K
 3
 dan
 r
 =
 0,995.
 Kata kunci
 :
 E. coli
 , kolibasilosis, daun mengkudu (
 Morinda citrifolia
 )
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 217
 ABSTRACT
 Leaves of mengkudu contain chemical compounds such as antraquinon, alkaloid,
 saponin, flavanoid, and terpenoid, which has an antibacterial effect. The purpose
of this study
 was find out the ability mengkudu extract leaves to inhibit the growth of
 Escherich
 ia coli
 (
 E.
 coli
 )
 in vitro.
 Escherichia coli
 ATCC 25922 was obtained from the Microbiology Laboratory
 of Medical Faculty, Udayana University and further use in this study. The ability of
 mengkudu extract leaves to inhibit
 E. coli
 bacteria ATCC 25922 was te
 sted using modified
 Kirby
 -
 Bauer method. The experimental design used was complete random in the five
 treatments (mengkudu extract 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% respectively), one
positive
 control (oxytetracyclin), and four replications. All data of zona inhi
 bition were analysed using
 statistichial package SPSS 13 (Sampurna, 2008).
 This result showed that, mengkudu extract
 significantly inhibit the growth of
 E. coli
 (P<0,01). There was also a tendency diameter zone
 of inhibition increase as the concentration o
 f mengkudu extract was increase (
 Y
 = 0.
 091
 +
 0.4
 11
 K
 -
 0.006K
 2
 + 0.00003
 320
 K
 3
 ) with correlation rate was 0,995.
 Keywords:
 E. coli
 , Colibacilosis, mengkudu leaves (
 Morinda citrifolia
 )
 PENDAHULUAN
 Dalam
 prakt
 i
 k
 dunia
 kedokteran hewan
 infeksi
 E.
 c
 oli
 disebut dengan
 k
 oliba
 s
 ilosis
 .
 Terdapat
 dua bentuk
 utama
 kolibasilosis yaitu
 ,
 kolibasilosis
 enterik
 dan
 sistemik
 (Sussman,
 1997)
 .
 Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani penyakit kolibasilosis
ialah
 dengan melakukan sanitasi lingkungan, memperbaiki manajemen pakan dan
terapi antibiotik.
 Pemberian vaksinasi sebagai langkah untuk pencegahan juga dapat dilakukan,
akan tetapi
 banyaknya strain
 E. coli
 ,
 mengakibatkan tingkat keberhasilan vaksinasi menjadi rendah
 (Gyles, 1986). Sedangkan terapi antibiotik disamping harganya yang relatif
mahal,
 penggunaan antibiotik secara tidak tepat dapat mengakibatkan resistensi pada
hewan atau
 pun
 menimbulkan efek residu dalam daging.
 Beberapa tahun terakhir, semakin marak penggunaan tanaman obat sebagai
salah satu
 pengobatan alternatif pada manusia karena selain berkhasiat menyembuhkan
berbagai
 penyakit, tanaman obat ini hampir tidak mempunyai
 efek samping sehingga aman dikonsumsi.
 Disamping itu, harganya juga jauh lebih murah dan mudah diperoleh (Abbas,
2004). Salah
 satu terapi herbal yang memiliki nilai terapi dalam pengobatan adalah
menggunakan daun
 mengkudu
 (Morinda
 citrifolia
 ).
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 218
 Tanaman meng
 kudu (
 M
 .
 citrifolia
 ) belakangan ini menjadi sangat populer. Tanaman
 ini banyak terdapat di Indonesia sebagai tanaman liar atau tanaman pekarangan
yang
 dimanfaatkan sebagai sayuran atau tanaman obat. Khasiatnya yang dapat
menyembuhkan
 berbagai penyakit pada
 manusia mendorong banyak peneliti untuk melakukan penelitian
 tentang kandungan tanaman mengkudu serta khasiatnya. Zat yang dikandung
dalam tanaman
 mengkudu yang berperan sebagai antibakteri seperti
 antrakuinon
 . Zat ini terbukti dapat
 menekan pertumbuhan b
 akteri
 Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococus
 aureus, Bacillus subtilis,
 dan
 E.coli
 (Waha, 2000).
 Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
 memberikan
 informasi kepada masyarakat, serta sebagai penelitian pendahuluan untuk dapat
 memanfaa
 tkan daun mengkudu (
 M.
 citrifolia
 ) sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis.
 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui k
 emampuan daun mengkudu (
 M
 .
 citrifolia
 )
 menghambat
 pertumbuhan
 ba
 kteri
 E
 .
 coli
 .
 Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan
 informasi kepada masyarakat,
 serta sebagai penelitian pendahuluan untuk dapat memanfaatkan daun
mengkudu (
 M.
 citrifolia
 ) sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis
 .
 METODE PENELITIAN
 Materi
 Bahan
 -
 bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adala
 h daun
 mengkudu
 sebanyak 300
 gram yang diperoleh di Bukit, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali. Mac Conkey (
 Oxoid
 ),
 Mueller Hinton Agar (
 Oxoid
 ), NaCl fisiologis 0,9 %, aquades, pepton 10%, isolat bakteri
 E
 .
 coli
 ATCC 25922 yang diperoleh di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
 Universitas Udayana
 ,
 kertas cakram (
 Oxoid
 ) kosong dan antibiotika dalam bentuk kertas
 cakram tunggal yang mengandung oksitetrasiklin
 dengan kadar konsentrasi 30 μg
 .
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 219
 Meto
 de
 Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
perlakuan yaitu,
 konsentrasi perasan daun
 mengkudu
 dari 0 % (kontrol negatif berisi NaCl fisiologis 0,9 %),
 25%, 50%, 75%, dan 100%, 1 kontrol positif yaitu kertas cakram yang
mengandung a
 ntibiotik
 Oksitetrasiklin, kemudian masing
 -
 masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali.
 Variabel yang diamati adalah besarnya zona hambat (satuan mm) dari masing
 -
 masing
 perlakuan terhadap bakteri
 E. coli
 ATCC 25922 pada media Mueller Hinton Agar (MHA),
 yang
 diukur dengan jangka sorong.
 Pengumpulan data dilakukan setelah 24 jam masa inkubasi, dengan cara
mengukur zona
 hambat yang terbentuk dari masing
 -
 masing konsentrasi perlakuan.
 Data hasil penelitian yang diperoleh, diuji dengan Analisis Ragam (Uji F) dan
 dilanjutkan
 dengan
 Uji Duncan, kemudian
 dilanjutk
 an dengan
 Analisis Regresi yang bertujuan untuk
 mencari hubungan antara konsentrasi daun
 mengkudu
 dengan zona hambat
 Escherichia coli
 ATCC 25922 yang terbentuk.
 S
 emua data diolah menggunakan program SPSS
 13
 (Sampurna
 ,
 200
 8
 ).
 Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2011 di Laboratorium
Bakteriologi
 B
 alai
 B
 esar
 Vet
 eriner
 Denpasa
 r.
 HASIL DAN PEMBAHASAN
 Data h
 asil pengukuran zona hambat perasan daun mengkudu (
 Morinda
 citrifolia
 )
 konsentrasi (0%,
 25%, 50%, 75%, 100%) dan NaCl Fisiologis 0,9% sebagai kontrol negatif
 (0%)
 dapat di
 lihat pada
 tabel
 berikut.
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 220
 Tabel
 1.
 Rataan
 d
 iameter
 z
 ona
 h
 ambat
 p
 erasan
 d
 aun
 m
 engkudu
 (
 M. citrifolia
 ) pada
 b
 erbagai
 k
 onsentrasi
 Konsentrasi (%)
 Mean
 N
 Std.
 Deviation
 0
 .000
 4
 .0000
 25
 7.350
 4
 .1291
 50
 8.550
 4
 .1291
 75
 10.450
 4
 .1291
 100
 12.500
 4
 .1826
 total
 7.770
 20
 4.3716
 Tabel
 menunjukkan
 besar
 rata
 -
 rata
 zona
 hambat yang terbentuk pada masing
 -
 masing
 konsentrasi perasan daun
 mengkudu
 . Pada konsentrasi 0% tidak terbentuk
 zona
 hambat,
 sedangkan pada konsentrasi 25%
 zona
 hambat yang terbentuk adalah sebesar
 7,350
 mm
 ,
 pada
 konsentrasi 50%
 zona
 hambat yang terbentuk sebesar
 8,550
 mm
 ,
 p
 ada konsentrasi 75%
 zona
 hambat yang terbentuk sebesar
 10,450
 mm
 dan
 pada konsentrasi 100%
 zona
 hambat yang
 terbentuk sebesar
 12,500
 mm.
 Zona
 hambat yang terbentuk merupakan daerah bening yang
 berada di sekitar perlakuan dan tidak terdapat
 pertumbuhan koloni dari bakteri.
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 221
 Gambar
 1.
 Grafik hubungan antara konsentrasi daun
 mengkudu (
 M.
 citrifolia
 )
 (
 K
 ) dengan
 diameter daya hambat
 E
 .
 coli
 ATCC 25922 (
 Y
 ) yang terbentuk.
 Gambar
 menunjukkan bahwa meningkatnya konsentrasi perasan daun
 mengkudu (
 M.
 citrifolia
 ).
 Maka akan meningkatkan pula
 zona
 hambat terhadap pertumbuhan bakteri
 E
 .
 coli
 secara
 in vitro.
 Masing
 -
 masing konsentrasi perasan daun
 mengkudu
 memiliki perbedaan
 pada
 zona
 hambat yang ditimbulkan.
 Ini menyatakan bahwa
 s
 emakin tinggi kadar zat aktif (flavonoid,
 alkaloid dan
 antrakuinon
 ) pada air perasan daun
 mengkudu
 maka semakin besar pula
 aktivitas
 daya antibakterinya. Hal ini dapat dilihat dari zona hambat yang terbentuk pada
kertas cakram
 yang bersisi konsentrasi lebi
 h tinggi yang lebih besar daripada konsentrasi yang lebih rendah.
 I
 ni menunjukkan
 , ada kecenderungan semakin tinggi
 konsentrasi perasan daun mengkudu
 maka zona hambat yang terbentuk semakin besar.
 Dinata (2008) menyatakan bahwa flavanoid merupakan golongan senyawa fenol
 terbesar di alam yang terdapat pada tumbuhan yang mempunyai sifat
antimikroba. Cara kerja
 100
 95
 90
 85
 80
 75
 70
 65
 55
 50
 45
 40
 35
 30
 25
 20
 15
 10
 5
 0
 Konsentrasi (%)
 15.0
 12.0
 9.0
 6.0
 3.0
 0.0
 Mean
 Daya
 Hambat
 (mm)
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 222
 senyawa ini sebagai antibakteri masih belum jelas. Kemungkinan aktifitas
antibakteri
 flavano
 id yang merupakan salah satu golongan fenol, menyebabkan kerusakan struktur
protein
 yang terkandung di dalam dinding sitoplasma bakteri. Flavanoid dapat
mengubah sifat fisik
 dan kimiawi sitoplasma yang mengandung protein dan mendenaturasi dinding
sel bakte
 ri,
 dengan cara berikatan
 dengan protein melalui ikatan hi
 drogen. Aktifitas ini akan menganggu
 fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, dan pengendalian susun
 an protein
 (Pelzar dan Chan, 199
 8).
 Zat
 antrakuinon
 yang terdapat dalam daun men
 gkudu
 merupakan suatu persenyawaan
 fenolik, sehingga mekanisme kerja sebagai antibakteri mirip dengan sifat
 -
 sifat fenol, yaitu
 menghambat bakteri dengan cara mendenaturasi protein
 (Fitri
 , 2005)
 .
 Sedangkan a
 lkaloid
 memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah
dengan cara
 mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
lapisan dinding sel
 tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut
 (Robinson,
 1991)
 .
 Z
 ona hambat yang terbentuk oleh berbagai konsentrasi dari perasan daun
 mengkudu
 memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan zona hambat dari
oksitetrasiklin.
 Ini dapat dipengaruhi oleh penggunaan metode ekstraksi daun
 mengkudu
 yang be
 lum
 maksimal dalam mengolah zat aktif antibakteri yang terdapat pada daun
 mengkudu
 . Pengujian
 zat aktif antibakteri herbal yang diuji bersamaan dengan antibiotik kimia yang
sudah
 dipergunakan secara klinik
 tidak selalu bisa diandalkan untuk perbandingan
 da
 n
 penilaian
 secara
 akurat. Hal ini
 di
 karena
 kan
 tingkat gangguan
 yang
 tinggi yang melekat dalam
 penggunaan metode penelitian yang biasanya
 timbul
 dari masalah
 metode
 difusi (Dickert
 et al
 ,
 1981).
 SIMPULAN
 Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data secar
 a statistik, maka dapat disimpulkan
 bahwa
 :
 p
 erasan daun
 mengkudu (
 Morinda citrifolia
 )
 dapat menghambat pertumbuhan bakteri
 E
 .
 coli
 i
 n vitro
 dan peningkatan
 konsentrasi perasan daun
 mengkudu (
 Morinda citrifolia
 )
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 223
 meningkatkan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri
 E
 .
 coli
 secara
 in vitro
 .
 Y=
 0.
 091
 +
 0.4
 11
 K
 -
 0.006K
 2
 + 0.00003
 320
 K
 3
 dan
 r = 0,995
 .
 SARAN
 Saran yang dapat disampaikan
 adalah perlu dilakukan peningkatan metode ekstraksi
 untuk mendapatkan zat
 -
 zat akti
 f secara lebih murni, perlu ditingkatkan jumlah perlakuan dan
 ulangan serta perlu digunakan hewan coba seperti tikus putih untuk melihat
kemampuan daun
 mengkudu yang maksimal sebagai antibakteri alami.
 UCAPAN TERIMA
 KASIH
 Terima
 kasih kepada
 drh. I
 Gede Kertayadnya, M.Sc.
 Ph
 D, Ibu Dati Purnawati, A.Md,
 drh.
 I Ketut Narcana, B
 apak I Nengah Suparta, serta seluruh staff yang bekerja di Laboratorium
 Bakteriologi Balai Besar Veteriner Denpasar yang telah membantu dalam
pengerjaan penelitian
 ini.
 DAFTAR
 PUSTAKA
 Abbas, F. 2
 004. Berpaling ke Tanaman Obat.
 http//www.suarapembaruan.com.
 News/2004/05/11.htm
 (tanggal akses 22 Maret 2011)
 Dickert, H., Machka, K., dan Braveny, I. 1981. The uses and limitations of disc
diffusion in
 the antibiotic sensitivity test
 ing of bacteria. Infection 9:18
 -
 24.
 Dinata, A. 2008. Basmi Lalat Dengan Jeruk Manis. Litbang pemberantasan
penyakit
 Bersumber Binatang. Balitbang kesehatan depkes RI. Ciamis
 www.litbang.depkes.go.id
 (tanggal
 akses 14 Juni 2011)
 Fitri, D
 .
 N. 2005.
 Studi Tentang Daya Hambat Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dengan
 Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas
hydrophila
 Indonesia Medicus Veterinus
 2013 2(2) : 216
 -
 2
 24
 ISSN : 2301
 -
 7848
 224
 Secara Invitro.
 SKRIPSI.
 Jurusan Perikanan. Fakultas Peternakan Perikanan. UM
 M.
 Malang.
 Gyles, C.L., Thoen C.O., dkk. (1986). Pathogenesis of Bacterial Infections in
Animals. Iowa
 State University Press. United States of America.
 Pelzar, J.M. dan Chan, E.C.S. 1998. Dasar
 -
 Dasar Mikrobiologi 2. Penerbit UI Press. Jakarta.
 Robinson,
 T.1991.
 Kandungan OrganikTumbuhan Tingkat Tinggi, ITB, Bandung : 132
 -
 6.
 Sampurna, I
 .
 P
 . dan Nindhia, T.S. 2008
 . ANALISIS DATA DENGAN SPSS Dalam
 Rancangan Percobaan. Denpasar. Udayana University Press.
 Sussman, M. 1997.
 Escherichia coli
 : Mechanisms of Virule
 nce. United Kingdom. Cambridge
 University Press.
 Waha. 2000.
 Sehat dengan mengkudu (Morinda citrifolia)
 . MSF Group. Jakarta. 43 hlm.

LENGKUAS
Informasi spesies
Foto spesies (4) | Diskusi spesies ini (1)
Lengkuas
Alpinia galanga (L.) Sw.

Sinonim
Languas galanga (L.) Stuntz

Nama umum
Indonesia: Lengkuas, laos (Jawa), laja (Sunda)
Inggris: Greater galangal, Java galangal, languas, laos root Lengkuas
Vietnam: Rieng am, rieng nep
Thailand: Kha
Cina: Hong dou kou

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Alpinia
Spesies: Alpinia galanga (L.) Sw.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?
Lengkuas
Lengkuas (Alpinia galanga)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Upafamili: Alpinioideae

Bangsa: Alpinieae

Genus: Alpinia

Spesies: A. galanga

Nama binomial

Alpinia galanga
(L.) Willd.

Sinonim

Sumber:[1][2]

 A. galanga (L.) Swartz

 A. pyramidata Bl.

 Amomum medium
Lour.

 Languas galanga (L.)


Merr.

 L. galanga (L.) Stuntz.

 Maranta galanga L.

Tumbuhan lengkuas

Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup
di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya
sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk
masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam
campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah
lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.
Deskripsi

Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar
sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun.[2] Batangnya ini
bertipe batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang,
ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm ×
7-15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau. Perbungaannya
majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah
bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida
memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota
bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau.
Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah
tua.[1] Umbinya berbau harum, ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada
yang besar juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan
warna dan ukuran rimpangnya.[2] Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap,
beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang
belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan.[1]

Nama Latin Dan Klasifikasi Lengkuas


Kategori: Lengkuas

Laos atau lengkuas merupakan salah satu tanaman obat yang juga banyak dimanfaatkan dalam dunia
kuliner. Tanaman ini memiliki beragam nama antara lain laja (sunda), java galangal, greater galangal, laos
root, languas, kha, hong do kuo dan lain-lain. Dalam kajian ilmiah sendiri, lengkuas dikenal dengan nama
latin Alpinia galanga (L.) Sw. Dalam kehidupan sehari-hari, lengkuas dimanfaatkan dengan cara
sederhana yakni dengan dibersihkan kemudian dimemarkan dan selanjutnya dimasukkan ke dalam
masakan atau racikan obat. Berdasarkan beberapa sumber, jenis lengkuas yang populer digunakan dalam
dunia pengobatan adalah Alpinia purpurata K Schum atau lengkuas merah. Memang dalam dunia ilmiah
terdapat klasifikasi lengkuas dengan tujuan agar lebih mudah saat diidentifikasi.

Adapun klasifikasi lengkuas dalam ilmu biologi adalah sebagai berikut ini:
 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

 Sub Kelas: Commelinidae

 Ordo: Zingiberales

 Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

 Genus: Alpinia

 Spesies: Alpinia galanga (L.) Sw.

Dari klasifikasi lengkuas di atas bisa kita peroleh informasi bahwa lengkuas merupakan tanaman dengan
bunga. Bagian batangnya tertutupi dengan pelepah daun dengan tunas muda yang keluar di bagian
pangkal batang yang telah tua. Adapun daun dari tanaman lengkus ini memiliki tanglai yang pendek
dengan bentuk yang lanset dan memanjang. Bagian ujungnya runcing dan pangkalnya tumpul dengan
tepi yang rata. Ukuran daun lengkuas ini panjangnya antara 25 sampai 50 cm dan lebarnya antara 7
sampai 15 cm.

Dari klasifikasi lengkuas tersebut di atas, kita juga memperoleh informasi mengenai kemampuannya
untuk berbunga. Perbungaan lengkuas sendiri digolongkan ke dalam jenis majemuk yang terletak di
dalam tandan dengan tangkai yang panjang, cenderung tegak dan tumpul pada ujung tangkai tersebut.
Jumlah bunga lengkuas pada bagian batang bawah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah
bunga di bagian batang atas. Bunga lengkuas memiliki bentuk seperti piramida yang memanjang.
Adapun kelopak bunganya seperti lonceng dengan warna putih sedikit kehijauan.

Lengkuas Serta Manfaatnya


Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah
dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran
bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara
mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk
pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.
Bunga Lengkuas

Ciri-ciri

Akar: Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-
cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik
berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging
rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan,
dan seratnya menjadi keras dan liat.

Rimpang Lengkuas

Batang: Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu,
berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daun: Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan
atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang dan ujungnya runcing,
pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan
lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.

Bunga: merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau
putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah
tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis
miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya
berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau.

Buah: buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna hijau-kuning,
setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna
merah.

Biji: bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong,dan berwarna hitam.

Kandungan
Mengandung minyak atsiri antara lain: galangol, galangin, alpinen kamfer, methyl-cinnamate.

Manfaat

Lengkuas berkasiat sebagai anti jamur, anti bakteri, menghangatkan, membersihkan darah, menambah
nafsumakan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mengencerkan dahak,
mengharumkan dan merangsang otot.

Cara Pengobatan
1. Aneka penyakit kulit, seperti kudis, koreng, dan borok
Rimpang lengkuas ditambah bawang putih sebanyak 4 kali rimpang ditumbuk halus dan dijadikan bubur
(pasta). Tempelkan pasta tersebut di tempat yang sakit. Untuk kurap menahun, tambahkan sedikit cuka
ke pasta tersebut. Selain itu, rimpang segar yang dicacah sampai timbul seratnya dan diberi sedikit cuka
dapat digunakan untuk menggosok panu di kulit.

2. Obat tetes telinga


Rimpang yang muda ditumbuk dan diperas aimya. Air tersebut dapat diteteskan sebagai obat telinga.

3. Obat gosok, pelancar kemih, dan obat penguat empedu


Rimpang lengkuas diiris-iris dan direndam dalam alkohol, kemudian digosokkan pada perut.
4. Rematik
Rimpang lengkuas direbus. Airnya yang masih hangat digunakan untuk mandi.

5. Menambah nafsu makan


Rimpang lempuyang pahit sebanyak 150 g dicuci hingga bersih. Kemudian parut hingga halus. Rebuslah
parutan ini dengan 2500 cc air hingga airnya tinggal separuh. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat
ditambah gula merah 50 g. Saring terlebih dahulu sebelum diminum. Air ini diminum 3 kali sehari cukup
1 sendok makan

6. Batuk rejan atau kinghus


Rimpang lempuyang pahit dicampur kayu manis cina dan bawang merah yang sudah dipanggang.
Campuran tersebut ditumbuk dan diperas, kemudian diminum hasil perasannya.

7. Alergi udang atau ikan laut sehingga timbul gatal-gatal


iris tipis-tipis rimpang lempuyang pahit, seduh seperti teh, dan diminum setiap hari hingga gejala alergi
hilang.

8. Kaki encok
Rimpang lempuyang pahit ditumbuk, dicampur dengan minyak kelapa dan abu dapur hingga berbentuk
tapal. Ramuan ini juga berguna untuk megobati bengkak-bengkak di badan. Caranya oleskan tapal pada
bagian yang bengkak.

9. Rematik di kaki atau obat gosok


Rimpang lempuyang wangi dikupas, lalu dicampur cabe jawa, dilumatkan, dan ditambah nasi kering.
Ramuan itu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit.

10. Penambah darah


Rimpang lempuyang wangi diparut, lalu dicampur dengan gula dan direbus dengan air secukupnya.
Airnya diminum sehari 3 kali sebanyak 1 sendok makan.

11. Gangguan perut/kembung/sebah.


Lengkuas merah 1 jari diiris-iris tipis, rebus dengan tiga gelas air jadi 2 gelas. Minum pagi dan sore
sebelum makan, masing-masing 1 gelas.

12. Bercak-bercak kulit dan tahi lalat (sproeten)


Dua jari rimpang digiling halus, tambahkan cuka sebanyak satu sendok makan hingga menjadi seperti
bubur. Oleskan di bagian tubuh yang terdapat kelainan kulit. Lakukan hingga bercak dan tahi lalat
mengempis atau hilang sama sekali.

13. Demam disertai pembesaran limpa


Dua rimpang lengkuas cuci bersih kemudian diparut. Peras airnya. Ambil sebanyak satu sendok teh.
Setelah ditambahkan sedikit garam dapur, minum hingga demam mereda.
14. Habis bersalin (nifas)
Rimpang lengkuas yang masih muda sebesar tiga jari, dicuci lalu dipotong-potong. Rebus dengan air
secukupnya- minum.

15. Bronkhitis
Rimpang lengkuas satu jari cuci bersih, parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan dua sendok makan
madu, remas sampai rata. Peras dan saring, minum tiga kali sehari setiap hari.

8 Manfaat Lengkuas Yang Wajib Anda Tahu


Kategori: Lengkuas

Lengkuas merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang mudah dijumpai di Indonesia. Dalam kajian
ilmiah, lengkuas dikenal dengan nama latin Alpinna Galanga. Jika didasarkan pada ciri fisiknya, lengkuas
hampir serupa dengan jahe dan juga kunyit. Meski demikian, kita bisa dengan mudah membedakannya
dengan cara menghirup baunya. Lengkuas ini tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia. Karena
itu jangan heran jika ibu-ibu suka menanamnya di pekarangan rumah. Selain dimanfaatkan sebagai
bumbu masakan, ternyata manfaat lengkuas untuk kesehatan manusia juga cukup beragam.

Bagian tanaman lengkuas yang dimanfaatkan adalah rimpangnya. Pada akar rimpang ini, tersembunyi
sejumlah senyawa penting antara lain minyak atsiri yang terdiri atas galangol, methyl-cinnamae, galangin
dan sineol. Senyawa lainnya adalah kamfer, seskuiterpen, kadien, resin, heksabidrokadalen hidrat,
amilum dan masih banyak lagi lainnya. Kompleksnya senyawa yang tersimpan di dalam rimpang lengkuas
ini menjadikan ia sebagai salah satu herba obat yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.

Adapun khasiat dan manfaat lengkuas bagi kesehatan antara lain:

1. Lengkuas mampu mencegah dan mengobati tumor. Senyawa transkoniferil disasetat di dalam
lengkuas diketahui mampu menghambat kerja enzim xanthin yang merupakan salah satu pemicu
tumor.

2. Lengkuas bersifat anti-inflamasi, dengan demikian ia ampuh meredakan radang. Manfaat


lengkuas ini terkait kandungan galangin, dan karioferidanya.

3. Lengkuas ampuh mengobati penyakit rheumatoid arthritis.

4. Lengkuas bisa meredakan gelaja kurang nyaman akibat luka yang terdapat di dalam perut.

5. Jika Anda mabuk laut, kunyahlah lengkuas dan permasalahan Anda tersebut akan teratasi.

6. Dengan menggunakan lengkuas di dalam masakan Anda, secara tidak langsung Anda telah
mengkonsumsi obat alami untuk melancarkan peredaran darah serta menangkal radikal bebas
dari dalam.

7. Manfaat lengkuas lainnya adalah meredakan diare. Cukup dengan beberapa kunyahan lengkuas,
diare akan hilang dalam beberapa waktu.

8. Lengkuas bisa menyembuhkan rematik dan juga sakit limfa.

9. Jika Anda cermat, terkadang dalam produk penambah nafsu makan selalu dicantumkan lengkuas
atau Alpinna Galanga sebagai salah satu bahan baku. Memang, salah satu manfaat lengkuas
adalah untuk membantu merangsang nafsu makan. Jadi jika anak atau anggota keluarga Anda
lainnya mengalami kondisi kurang nafsu makan, tak ada salahnya meracik lengkuas menjadi
minuman hangat untuk mereka.

Kandungan Dalam Rempah herbal Lengkuas


Posted on February 27, 2014 by adminboro
Tanaman laos, kencur, kunir, kunyit, jahe memang secara kasat mata bentuk dari rempah ini
agak sama bahkan hampir mirip, tanaman ini adalah keluarga / merupakan kelompok anggota
dalam familia Zingiberaceae, hal ini merupakan deretan tanaman yang memiliki bentuk hampir
sama, Lengkuas memiliki sebutan laos (Jawa) dan Iaja (Sunda). Seperti halnya rempah tanaman
herbal lainnya yang memiliki sebutan berdasarkan Negara / daerah tanaman ini tumbuh.

Rimpang lengkuas biasanya dimanfaatkan untuk membantu mengatasi rematik, bronkhitis, paru-
paru, dan meningkatkan nafsu makan. Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota
familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas sangat mudah diperoleh di Indonesia, masyarakat
juga menggunakan rempah lengkuas sebagai obat gosok untuk penyakit jamur kulit (panu)
sebelum obat-obatan modern berkembang seperti sekarang. Lengkuas sejak dahulu digunakan
sebagai obat herbal alami yang dapat mengobati panu / jamur, namun dengan berkembangnya
tanaman ini diberbagai daerah, banyak penelitian dan juga pemanfaatan masyarakat yang
menggunakan lengkuas sebagai obat herbal untuk mengobati penyakit tak nya untuk penyakit
panu saja, melainkan penyakt dalam dll.

Tanaman lengkuas mempunyai dua


macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau
bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon
lengkuas putih umumnya lebih tinggi dari pada lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat
mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5 meter.

Kandungan kimia yang terdapat pada lengkuas


Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang
terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % – 30 %, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen,
δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut
galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen,
heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.

Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang
dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-
kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-
hidroksi benzaidehida (Noro dkk., 1988).
Lengkuas Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-
7- fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan
asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor.

Juga mengandung kariofilen oksida, kario filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin,


kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon.
Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal,
yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-
15,16-dial (Morita dan ltokawa, 1988).

Penggunaan lengkuas secara tradisional


Rimpangnya sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, misalnya kolik dan untuk
mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah nafsu makan, menetralkan keracunan
makanan, menghilangkan rasa sakit (analgetikum), melancarkan buang air kecil (diuretikum),
mengatasi gangguan ginjal, dan mengobati penyakit herpes. Juga digunakan untuk mengobati
diare, disentri, demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak,
radang paru-paru, pembesaran limpa, dan untuk menghilangkan bau mulut. Rimpang lengkuas
yang dikunyah kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh diyakini dapat mengobati
kejang-kejang pada bayi dan anak-anak.

Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian adalah sebagai anti
jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas kerap
digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti panu,
kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.

Languatis Rhizoma Extract (Lengkuas) Menghilangkan pegal, linu-linu, rematik dan


meringankan gatal-gatal akibat digigit serangga. Minyak lengkuas (Oleum galanga) sering
ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras dan bir. Buah lengkuas dapat
digunakan untuk menghilangkan rasa dingin, kembung dan sakit pada ulu hati, muntah,
mual, diare, kecegukan (singuitus), dan untuk menambah nafsu makan.

LITERATUR :

1. Bown Deni, 2001, New Encyclopedia of herb & Their Uses, A Dorling Kindersley, hal
249,411

2. Wijayakusuma Hembing, 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Edisi 4, Pustaka


Kartini, hal 99

3. Julia Lawless, 1997, The Illustrated Encyclopedia of Essential Oils, Element Books
Limited, hal 134, 147, 202

4. Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, DEPKES RI, hal 67

5. Hoffmann David, 1996, The Complete Illustrated Holistic Herbal, Element Books
Limited, hal 164
6. Penelope Ody, 2000, The Complete Guide Medicinal Herbal, Element Books Limited, hal
50

7. Soedibyo, B.M. 1992. Pendayagunaan Tanaman Obat. Prociding Forum Komunikasi


Ilmiahv Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Industri, Bogor

8. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica


L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
9. USU Repository©2006
10.
11. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
12. USU Repository©2006
13.
14. RINGKASAN
15.
16.
17.
18. Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L.),
19. Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya Terhadap Mortalitas
20. Larva Nyamuk Aedes aegypti L.
21.
22. Penggunaan insektisida sintetis dalam mengendalikan populasi nyamuk A.
aegypti
23. dilakukan secara berlebihan dan tidak terkendali. Hal ini dapat
menimbulkan pengaruh yang
24. tidak diharapkan, seperti resistensi pada nyamuk A. aegypti. Untuk itu
perlu dicari insektisida
25. alternatif, antara lain dapat berasal dari senyawa kimia yang
terkandung dalam tumbuhan,
26. yaitu daun lengkuas (L. indica) (Grainge & Ahmed, 1988). Untuk
menindak lanjuti informasi
27. tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kandungan
kimia ekstrak etanol
28. daun kemangi, toksisitas dan pengaruh konsentrasi subletalnya terhadap
larva nyamuk
29. A.aegypti
30. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Entomologi FMIPA-USU dari
bulan
31. Mei-November 2005, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial yaitu
32. faktor konsentrasi: Al (0,00%), A2 (0,23%), A3 (0,46%), A4 (0,93%) dan
A5 (1,86%), dan
33. waktu pengawatan B1 (4jam), B2 (8 jam), B3 (12 jam), B4 (16 jam)
dengan tiga ulangan.
34. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat
perbedaan yang yang
35. nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
36. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi
mengandung
37. senyawa kimia alkaloid, terpenoid, dan bersifat toksik terhadap larva
nyamuk A. aegypti.
38. Mortalitas larva semakin besar sejalan dengan meningkatnya konsentrasi
dan waktu
39. perlakuan dengan konsentrasi dan waktu perlakuan yang efektif terjadi
pada konsentrasi
40. 0,93% dan waktu 8 jam dengan jumlah larva yang mati 24 larva.
41.
42.
43.
44. i
45. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
46. USU Repository©2006
47.
48. SUMMARY
49.
50.
51. The Contents of chemical leaf extract of lengkuas (Lactuca indica L.),
52. toxicity and its sublethal effect to mortality of larvae Aedes aegypti
L.
53.
54. Synthetic insecticides application dealing with pest population was
misused and
55. caused negative impact such as, A. aegypti resistancy. Alelochemical
found on plant, for
56. instance, on leaf of L. indica is highly valuable as an alternative
insectiside replacing
57. synthetic insectiside.
58. The reseach was held at the laboratory of Entomologi of Faculty of
Mathematics and
59. Natural Science, North Sumatera University from May until November
2005. Research
60. design used was Complete Randomized Design in factorial with 3
replications. Consist of
61. two factor, are; (A, concentration) A1 (0,00%), A2 (0,23%), A3
(0,46%), A4 (0,93%) dan
62. A5 (1,86%), and (B, time) B1 4, B2 8 , B3 12 , B4 16 hours
63. Overall, ethanol extract toxic on A. aeypti larvae. The mortalyti of
larvae -get higher
64. as the concentration levels kemangi and time observation increased.
The most effective
65. treatment was concentration (0,93%) and time observation 8 hours, with
the mortality rate
66. was 24. The leaf extract of kemangi contained alkaloid and terpenoid,
both compounds have
67. acted as larvaside to A. aegypti larvae.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78. ii
79. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
80. USU Repository©2006
81.
82. DAFTAR ISI
83.
84.
85.
86. halaman
87. RINGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
88.
SUMMARY. ...............................................................
...................................... ii
89.
KATAPENGANTAR ..........................................................
............................. iii
90. DAFTAR
ISI ....................................................................
................................ iv
91. DAFTAR TABEL . . . . . . .
……………………………………………………v
92. DAFTAR
GAMBAR…………………………………………………………
..vi
93. I. PENDAHULUAN. . . . . . . .
…………………………………………………1
94. II. TINJAUAN PUSTAKA
……………………………………………………3
95. III. TUJUAN DAN KONSTRIBUSI
PENELITIAN ....................................... 6
96. IV. METODE PENELITIAN
…………………………………… .................. 7
97. V. HASIL DAN
PEMBAHASAN . ..... ... ... .... ... ... ....... ... ....... ............
....... 10
98.
KESIMPULAN………………………………. ........................
........................ 15
99. DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………â€
¦.16
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112. iv
113. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
114. USU Repository©2006
115.
116. DAFTAR TABEL
117.
118.
119. Tabel Judul halaman
120.
121. 1. Uji fitokimia ekstrak etanol daun lengkuas (L.
indica)………………10
122. 2. Mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan
123. beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun
lengkuas…………………11
124. 3. Mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan
beberapa waktu
125. yang berbeda . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . ….. 12
126. 4. Mortalitas larva nyamuk A. aegypti yang diperlakukan dengan
127. beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas dan
128. waktu yang berbeda .. . .. . ... . . . . . . ... . . . . . . . .. . .
. . . . .. . . . . . . . 13
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146. v
147. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
148. USU Repository©2006
149.
150. DAFTAR GAMBAR
151.
152. Gambar judul halaman
153.
154.
155. 1. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas terhadap
156. mortalitas larva nyamuk A. aegypti. . . . . . . . . . . .
…. . . . . . . . . . . . . .11
157. 2. Hubungan waktu pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk
158. A. aegypti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . ………………….12
159. 3. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun lengkuas dan waktu
160. pengamatan terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti . . . . . . . .
. .14
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180. vi
181. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
182. USU Repository©2006
183.
184. 1. PENDAHULUAN
185.
186.
187. Dalam mengatasi penyakit demam berdarah salah satunya dilakukan dengan
cara
188. kimia yaitu dengan insektisida sintetis. Penggunaan insektisida
sintetis ini pada kurun waktu
189. 40 tahun terakhir semakin meningkat baik dari kualitas maupun
kuantitasnya. Hal ini
190. disebabkan insektisida sintetis tersebut mudah digunakan, lebih
efektif, dan dari segi
191. ekonomi lebih menguntungkan (Yoshida & Toscano, 1994). Akibat
pemakaiannya yang
192. berlebihan dan tidak terkontrol tersebut telah menyebabkan pengaruh
yang tidak diharapkan,
193. seperti resistensi pada nyamuk A. aegypti. Ini terlihat dari semakin
meningkatnya kasus
194. demam berdarah di Indonesia, khususnya di Kota Medan (84 orang tahun
1999, 103 orang
195. tahun 2000, dan 131 orang tahun 2001, 163 orang tahun 2002, dan 189
orang pada tahun
196. 2003) (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2003) Sedangkan di Alam insektisida
sintetis sukar
197. terdegradasi sehingga residunya dapat mencemari tanah, air, dan udara
yang mengakibatkan
198. menurunnya kualitas lingkungan (Metcalf & Luckman, 1982)
199. Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh insektisida
sintetis, maka
200. perlu suatu usaha guna mendapatkan insektisida alternatif yang lebih
efektif dalam daya
201. rusaknya, cepat dan mudah terdegradasi, dan mempunyai dampak yang
kecil terhadap
202. lingkungan. Salah satu insektisida alternatif yang berpotensi dalam
mengendalikan populasi
203. serangga adalah insektisida botani yang berasal dari senyawa kimia
yang terkandung dalam
204. tumbuhan (Schmutterer, 1990).
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214. 1
215. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
216. USU Repository©2006
217.
218. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah
daun Lengkuas
219. (L. indica) (Grainge & Ahmed, 1988). L. indica bersifat toksik, dan
penolak, dan telah diuji
220. terhadap Daucus caudatus, Manduca Sexta, Aphids, selain itu mempunyai
aktivitas
221. nematosida. Disamping itu tanaman lengkuas (L. indica) di Sumatera
Utara banyak
222. dibudidayakan, umbinya digunakan sebagai bumbu penyedap masakan,
sedangkan daunnya
223. hanya sebagai limbah, sehingga keberhasilan tanaman ini sebagai
insektisida botani dapat
224. menjadi nilai tambah bagi pembudidayaannya. Untuk menindak lanjuti
informasi tersebut
225. maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kandungan senyawa
kimia ekstrak etanol
226. daun lengkuas (L. indica), toksisitas, dan pengaruh konsentrasi
subletalnya terhadap
227. mortalitas larva A. aegypti.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248. 2
249. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
250. USU Repository©2006
251.
252. II TINJAUAN PUSTAKA
253.
254.
255.
256. 2.1 A. aegypti
257. A. aegypti merupakan serangga yang banyak terdapat di daerah
perumahan, dan dapat
258. bertindak sebagai vektor penyakit demam berdarah. Daur hidupnya
mengalami metamorfosa
259. sempurna yaitu; telur, larva, pupa, dan dewasa. Nyamuk dewasa terlihat
berwarna coklat
260. kehitaman dengan garis-garis putih yang kontras di bagian abdomen dan
toraks. Disamping
261. itu nyamuk dewasa mempunyai tanda spesifik berupa garis putih
keperakan pada dorsal
262. toraks, dan warna putih pada segmen terakhir dari kaki belakang
(Gandahusada et al., 1998)
263.
264. 2.2 Kimia Pertahanan Tumbuhan
265. Senyawa kimia pertahanan tumbuhan merupakan metabolit sekunder atau
alelokimia
266. yang dihasilkan pada jaringan tumbuhan, dan dapat bersifat toksik,
menurunkan kemampuan
267. serangga dalam mencernakan makanan, dan pada akhirnya mengganggu
pertumbuhan
268. serangga. Senyawa kimia pertahanan tumbuhan antara lain meliputi
tannin, saponin,
269. terpenoid, alkaloid, dan flavonoid (Ishaaya, 1986; Howe & Westley,
1988).
270. Tanin terdapat pada berbagai tumbuhan berkayu dan herba, berperan
sebagai
271. pertahanan tumbuhan dengan cara menghalangi serangga dalam mencernakan
makanan.
272. Serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tannin yang tinggi
akan memperoleh
273. sedikit makanan yang bermanfaat bagi kehidupannya, akibatnya akan
terjadi penurunan
274. pertumbuhan (Howe & Wesley, 1988)
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282. 3
283. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
284. USU Repository©2006
285.
286. Saponin terdapat pada berbagai jenis tumbuhan, dan bersama-sama dengan
substansi
287. sekunder tumbuhan lainnya berperan sebagai pertahanan diri dari
serangan serangga, karena
288. saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga dapat
menurunkan aktivitas
289. enzim pencernaan dan penyerapan makanan (Applebaum, 1978;
Ishaaya,1986). Selanjutnya
290. Smith (1989) menjelaskan bahwa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid
merupakan senyawa
291. pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga, dan
juga bersifat
292. toksik.
293.
294. 2.3. Lengkuas (L. indica)
295. Tanaman L. indica merupakan herba menahun, termasuk ke dalam famili
296. compositae. Daun tersebar, memanjang dengan ujung runcing, bertepi
rata atau bergigi tak
297. teratur. Bongkol bunga kecil, berkumpul dalam karangan bunga bentuk
malai rata yang
298. besar, bercabang banyak, terminal. Bunga kuning cerah. Buah keras
pipih, hitam, pada
299. puncak terdapat berkas rambut putih yang rapat. Kebanyakan ditanam
sebagai bumbu
300. masakan (Van Steenis, 1988). Bagian tanaman yang digunakan sebagai
insektisida adalah
301. daun dengan sifat toksik, dan penolak, dan telah diuji terhadap Daucus
caudatus, Manduca
302. Sexta, Aphids (Grainge & Ahmed, 1988).
303.
304. 2.4 Respon Serangga Terhadap Adanya Senyawa kimia Tumbuhan
305. Simpson & Simpson (1990) menjelaskan bahwa apabila terjadi perubahan
nutrisi
306. pada serangga karena adanya senyawa alelokimia dalam makanannya, maka
serangga akan
307. melakukan suatu respon kompensasi. Respon ini dilakukan serangga
sebagai upaya untuk
308. mempertahankan kehidupannya, yaitu dengan cara mengubah laju konsumsi
dan efisiensi
309. pencernaan serta metabolismenya.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316. 4
317. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
318. USU Repository©2006
319.
320. Pengaruhnya akan terlihat pada pertumbuhan, lama perkembangan dan
mortalitas serangga,
321. menurunkan fekunditas. Pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah populasi
serangga
322. tersebut di alam.
323. Schoonhoven (1978) mengungkapkan bahwa apabila makanan yang dimakan
324. mengandung senyawa alelokimia toksik, larva tidak dapat mencapai berat
kritisnya untuk
325. mencapai pupa. Ini disebabkan serangga menurunkan laju metabolisme dan
sekresi enzim
326. pencernaan. Adanya senyawa alelokimia dalam makanannya menyebabkan
energi yang
327. digunakan untuk pertumbuhan berkurang, karena digunakan untuk
aktivitas enzim
328. detoksifikasi MFO (Mixed Function Oxidase) merubah alelokimia menjadi
mudah larut
329. dalam air, dan dikeluarkan dalam bentuk senyawa tidak aktif
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350. 5
351. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
352. USU Repository©2006
353.
354. III. TUJUAN DAN KONSTRIBUSI PENELITIAN
355.
356. 3.1. Tujuan Penelitian:
357. ƒ Untuk mengamati kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun
358. lengkuas (L. indica)
359. ƒ Untuk mengamati Toksisitas (LC 50) ekstrak etanol daun lengkuas (L.
360. indica) terhadap larva A. aegypti
361. ƒ Untuk mengamati pengaruh subletal ekstrak etanol daun lengkuas L.
362. indica terhadap mortalitas larva A. aegypti
363. 3.2. Konstribusi Penelitian:
364. ƒ Dapat digunakan sebagai insektisida alternatif, untuk mengurangi
365. pemakaian insektisida sintetis dalam mengendalikan populasi nyamuk
366. A. aegypti, sehingga dampak negatif pemakaian insektida sintetis bisa
367. ditekan.
368. ƒ Sebagai nilai tambah bagi masyarakat yang mengelola tanaman
369. lengkuas.
370. ƒ Sebagai bahan masukan bagi penelitini lain, khususnya dalam bidang
371. entomologi dan toksikologi untuk melakukan penelitian sejenis
372. mengingat begitu banyaknya tanaman yang bersifat insektisida.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384. 6
385. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
386. USU Repository©2006
387.
388. IV. METODE PENELITIAN
389.
390.
391.
392. 4.1 Penyediaan Hewan uji
393. Larva A. aegypti yang diperoleh dari lapangan dimasukkan ke dalam
394. wadah-wadah-wadah plastik, diberi vitamin C dan pellet ikan.
Dimasukkan ke dalam
395. kandang-kandang pembiakan yang telah terdapat wadah berisi air gula
sebagai makanan
396. dewasa, wadah berisi air dan kertas saring sebagai media peletakan
telur. Untuk kebutuhan
397. darah bagi nyamuk betina setelah kopulasi diletakkan mencit. Telur
yang dihasilkan
398. dipelihara sampai larva instar 3 dan siap digunakan sebagai larva uji.
399.
400. 4.2 Pengadaan ekstrak etanol daun lengkuas
401. Serbuk daun lengkuas dimaserasi dengan etanol 96% selama 3 x 24 jam,
sampai
402. maserat berwarna bening. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan
rotavapor sehingga
403. diperoleh ekstrak etanol kental daun lengkuas. Untuk mengetahui
kandungan senyawa
404. kimianya dilakukan uji Fitokimia (Harborne, 1987).
405. 4.3 Uji kandungan senyawa kimia ekstrak etanol daun lengkuas
406. A. Uji Senyawa Alkaloid
407. Dua tetes ekstrak daun lengkuas dimasukkan ke dalam plat tetes, dan
ditambahkan
408. pereaksi Dragendroff terbentuk endapan jingga sampai merah coklat.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418. 7
419. Nursal: Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica
L), Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya...,2005
420. USU Repository©2006
421.
422. B. Uji Senyawa Terpenoid
423. Dua tetes ekstrak daun lengkuas ditambahkan asam asetat anhidrida
(AC2O)
424. sebanyak 2-3 tetes pada satu lubang, dan pada lubang lain ditambah
H2SO4 pekat 1-2 tetes
425. sebagai pembanding. Bagian yang ditambah AC2O diaduk perlahan beberapa
saat sampai
426. kering ditambah H2SO4 pekat 1-2 tetes. Pewarnaan hijau atau hijau
kebiruan memberikan
427. indikasi adanya terpenoid.
428.
429. C. Uji Senyawa Saponin
430. Dua tetes ekstrak daun lengkuas dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
dikocok 15
431. menit ditambahkan HCL pekat. Bila terbentuk busa permanen memberikan
indikasi adanya
432. saponin
433.
434. D. Uji Senyawa Ftavonoid
435. Dua tetes ekstrak daun lengkuas di

436. Kegunaan Lengkuas. Bumbu dapur yang satu ini memiliki bahasa latin Alpinia
Galanga atau yang kita sebut dengan lengkuas atau laos. Tanaman ini digunakan pada
bagian umbinya dan juga daunnya. Tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran tinggi
maupun dataran rendah ini merupakan tanaman yang banyak terdapat di daerah Asia.

437. Kegunaan Lengkuas

438. Lengkuas juga digunakan


diberbagai belahan dunia lain seperti di Eropa, Alpinia Galanga ini digunakan sebagai
perangsang nafsu makan. Lengkuas juga memiliki berbagai khasiat dan kegunaan yang
lainnya selain biasa digunankan sebagai bumbu untuk menyedapkan masakan lengkuas
juga memiliki kegunaan sebagai berikut:

439. 1. Lengkuas digunakan sebagai bumbu memasak, seperti keluarga serumpunnya


kunyit dan jahe yang diperlukan untuk menambah cita rasa sebuah masakan. Dalam
masakan Indonesia paling sering dijumpai rasa khas lengkuas, seperti pada tempe bacem
rasa lengkuasnya sangat melekat.
440. 2. Lengkuas menjadi penambah nutrisi bagi tubuh karena merupakan sumber zat
besi, natrium, vitamin A, vitamin C dan tentu saja kaya akan serat. Kesemuanya
dibutuhkan tubuh untuk metabolisme.

441. 3. Lengkuas juga merupakan anti inflamasi terutama mengobati peradangan pada
rongga perut. Selain itu juga lengkuas bisa mengurangi peradangan pada sendi atau
arthritis dan pengobatan pada bisul.

442. 4. Lengkuas juga bisa mengobati saluran cerna yang bermasalah seperti rasa mual
yang diikut dengan rasa ingin muntah.

443. 5. Membantu menenangkan dan menjadikan rasa nyaman karena radang lambung
atau penyakit maag yang akut.

444. 6. Pada lengkuas juga terdapat senyawa antioksidan tertentu yang bisa
meminimalkan racun yang disebabkan oleh radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh
dan juga racun lainnya yang mengganggu metabolisme tubuh.

445. 7. Lengkuas juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Anda cukup
memasukkan lengkuas dalam menu harian anda, sehingga anda akan menjadikan sistem
peredaran darah anda menjadi lancar dan tentunya juga bisa menjaga kesehatan jantung
anda.

446. 8. Penyakit diare yang bisa diderita oleh siapa saja dan kapan saja ini ternyata
juga bisa di sembuhkan dengan dikonsumsi beberapa iris lengkuas bersama dengan jahe.

Bamboo
Bambu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?
Bambu
Hutan bambu di Kyoto, Jepang

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Upafamili: Bambusoideae

Superbangsa: Bambusodae

Bangsa: Bambuseae
Kunth ex Dumort.

Diversitas

Sekitar 92 genera dan 5.000


spesies

Upasuku
 Arthrostylidiinae

 Arundinariinae

 Bambusinae

 Chusqueinae

 Guaduinae

 Melocanninae

 Nastinae

 Racemobambodinae

 Shibataeinae

Baca selengkapnya
Taksonomi Bambuseae.

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu
memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem
rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan
lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. [1]

Daftar isi

 1 Genus dan geografi

 2 Ekologi

 3 Sebagai makanan hewan

 4 Pembungaan massal

 5 Pembudidayaan

o 5.1 Kayu komersial

o 5.2 Pemanenan kayu

o 5.3 Pencucian
 6 Manfaat

o 6.1 Kuliner

o 6.2 Konstruksi

o 6.3 Instrumen musik

o 6.4 Pengolahan air

o 6.5 Transportasi

 7 Bambu pada kebudayaan Asia

o 7.1 Mitos dan legenda

o 7.2 Bambu sebagai media tulis

o 7.3 Bambu sebagai senjata

 8 Galeri

 9 Referensi

 10 Pranala luar

Genus dan geografi

Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies.[2] Spesies bambu ditemukan di
berbagai lokasi iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis panas. Mereka terdapat
di sepanjang Asia Timur dari 50o Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia,
dan di bagian barat India hingga ke Himalaya.[3] Mereka juga terdapati di sub-Sahara Afrika,[4]
dan di Amerika dari pertengahan Atlantik Amerika Utara[5] hingga ke selatan ke Argentina dan
Cili, mencapai titik paling selatan Bambu pada 47o Lintang Selatan. Benua Eropa tidak memiliki
spesies bambu asli.[6]

Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara komersial di Danau Besar
Afrika di Afrika Tengah bagian timur, terutama di Rwanda. Selain itu, berbagai perusahaan di
Amerika Serikat juga menumbuhkan, memanen, dan mendistribusikan spesies bambu seperti
Phyllostachys edulis.[7]

Terdapat dua bentuk bambu secara umum, yaitu bambu berkayu dari suku Arundinarieae dan
Bambuseae, dan bambu rerumputan dari suku Olyreae. Analisis molekuler dari pastida
menunjukkan bahwa terdapat tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu.[8]
Ekologi

Hutan bambu di Taiwan

Tampak dekat batang bambu

Hutan bambu di New Jersey.

Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh
100 cm (39 in) dalam 24 jam.[1] Namun laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah
lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3–10 cm
(1,2–3,9 in) per hari. Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di
wilayah yang kini disebut dengan Asia. Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh
hingga melebihi 30 m (98 kaki) tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 15–20 cm (5,9–
7,9 in). Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian beberapa inci saja.

Bambu termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, yang dapat menjadi penjelasan mengapa
bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa ketika bambu dipanen,
bambu akan tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem. Tidak seperti pohon,
batang bambu muncul dari permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai
tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan). Selama beberapa bulan
tersebut, setiap tunas yang muncul akan tumbuh vertikal tanpa menumbuhkan cabang hingga
usia kematangan dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari node dan daun muncul. Pada tahun
berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan mengeras. Pada tahun ketiga, batang
semakin mengeras. Hingga tahun ke lima, jamur dapat tumbuh di bagian luar batang dan
menembus hingga ke dalam dan membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan (tergantung
pada spesies), pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk dna runtuh. Hal
ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia antara tiga hingga tujuh
tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya setelah tahun pertama, dan
bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh tunas bambu baru di tempat ia
pernah tumbuh.

Banyak spesies bambu tropis akan mati pada temperatur mendekati titik beku, sementara
beberapa bambu di iklim sedang mampu bertahan hingga temperatur −29 °C (−20 °F). Beberapa
bambu yang tahan dingin tersebut mampu bertahan hingga zona 5-6 dalam kategori USDA Plant
Hardiness Zones, meski pada akhirnya mereka akan meruntuhkan daun-daunnya dan
menghentikan pertumbuhan, namun rizomanya akan selamat dan menumbuhkan tunas bambu
baru di musim semi berikutnya.

Bambu dari genus Phyllostachys dikategorikan sebagai spesies invasif di Amerika Serikat dan
jual-beli maupun perbanyakan adalah ilegal.[9]

Sebagai makanan hewan

Bambu adalah makanan utama panda, mencapai 99% dari diet mereka

Tunas bambu empuk, ranting, dan dedaunan adalah sumber makanan utama dari panda di Cina,
panda merah di Nepal, dan lemur bambu di Madagascar. Tikus memakan buah bambu. Gorilla
gunung Afrika juga memakan bambu, dan telah didokumentasikan mengkonsumsi nira bambu
yang telah berfermentasi dan mengandung alkohol.[4] Simpanse dan gajah juga memakan bagian
dari batang bambu.
Larva dari pelubang bambu (ngengat Omphisa fuscidentalis) di Laos, Myanmar, Thailand, dan
Cina memakan pulp dari bambu yang masih hidup. Larva ngengat ini menjadi bahan makanan
setempat.

Pembungaan massal

Bambu yang sedang berbunga

Kebanyakan bambu berbunga sangat jarang. Faktanya, bambu hanya berbunga dengan interval 5
sampai 120 tahun. Pembungaan massal pada spesies tertentu berbeda-beda waktunya.
Pembungaan massal yang paling lama periodenya adalah bambu dari spesies Phyllostachys
bambusoides. Spesies ini berbunga secara massal dalam waktu bersamaan meski terpisah secara
geografis dan iklim, dan setelah itu bambu akan mati menyisakan rizomanya. Pembungaan ini
memiliki dampak yang kecil, sehingga mengindikasikan keberadaan alarm biologis di dalam sel
yang memicu penjatahan energi untuk memproduksi bunga dan menghentikan pertumbuhan
vegetatif.[10] Mekanisme ini, termasuk penyebabnya secara volusi, masih menjadi pertanyaan.

Satu hipotesis yang menjelaskan evolusi dari pembungaan massal ini adalah untuk
"mengenyangkan" predator, di mana pembungaan dan pembuahan dalam waktu yang bersamaan
akan meningkatkan ketahanan populasi benih mereka dengan membanjiri area dengan buah
sehingga predator akan memakan yang mereka butuhkan dan lalu meninggalkan biji-bijian yang
tersisa untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Bambu memiliki siklus pembungaan yang jauh
melebihi usia hidup rodent sehingga mampu mengatur populasi rodent agar tidak terbiasa
memakan buah bambu. Dan bambu dewasa yang mati sebelum berbunga akan lebih efektif jika
tidak dipertahankan sebagai mekanisme penyimpanan energi untuk melakukan pembungaan.[11]

Hipotesis lainnya adalah berdasarkan pada teori kebakaran hutan bambu, di mana kematian
massal pasca pembungaan memicu gangguan habitat. Bambu yang mengering di atas biji-bijian
yang telah jatuh di atas tanah dapat memicu kebakaran hutan akibat sambaran petir.[12] Karena
bambu dapat menjadi tanaman suksesi yang agresif, dan tunas bambu yang baru dapat mencegah
pertumbuhan tanaman yang lain sehingga mereka mampu menguasai lahan.

Namun kedua hipotesis diragukan dengan berbagai alasan. Hipotesis "pengenyangan" predator
tidak menjelaskan secara detail mengapa pembungaan massal memakan waktu hingga 10 kali
usia hidup rodent. Dan hipotesis kebakaran bambu diragukan karena tidak ditemukan bukti
terjadinya kebakaran hutan bambu akibat sambaran petir; hampir semuanya disebabkan oleh
manusia.[13] Dan teori pemanfaatan sambaran petir sebagai satu-satunya alasan dalam kemajuan
evolusi bambu diragukan karena sambaran petir merupakan kejadian alam yang sangat tidak
terduga.[14] Meski kebakaran hutan akibat sambaran petir sebenarnya terjadi dalam jangka waktu
evolusi kehidupan di bumi di beberapa tempat. Dan spesies tanaman Pinus contorta
membutuhkan pemicu ekologis seperti kebakaran hutan untuk menyebarkan biji lebih cepat, dan
Sequoiadendron giganteum membutuhkan kebakaran hutan agar tunas mereka mampu
mendominasi hutan.

Pembungaan massal juga memiliki dampak ekonomi dan ekologis. Kemunculan buah bambu
yang secara drastis dapat memicu pertumbuhan populasi rodent, sehingga dapat memicu
kerusakan tanaman pertanian setempat. Seperti pembungaan massal oleh tanaman bambu
Melocanna bambusoides di Teluk Bengal yang terjadi setiap 30-35 tahun sekali.[15] Rodent juga
memicu penyebaran penyakit seperti typhus, typhoid, dan wabah pes.[10][11]

Dalam beberapa kasus, pembungaan massal memicu munculnya kultivar baru di tempat tersebut
dengan karakteristik yang berbeda dengan populasi bambu sebelumnya. Sehingga periode
pembungaan berikutnya mungkin tidak akan sama dengan periode pembungaan sebelumnya.

Pembudidayaan

Bambu tumbuh dengan cara menyebarkan perakaran dan rizomanya di bawah tanah. Persebaran
ini bisa sangat luas, dan jika tidak dikendalikan bisa menyebabkan tunas tumbuh di tempat yang
tidak diinginkan, bahkan berpotensi invasif. Seberapa luas perakaran bambu menyebar
ditentukan oleh jenis tanah dan iklim setempat. Rizoma yang berada di dalam tanah bisa
dipotong jika diinginkan, dan jika rizoma terpisah dari badan utamanya, biasanya akan mati.

Kayu komersial

Kayu bambu dihasilkan dari bambu budidaya dan bambu liar, biasanya dari genus Phyllostachys.

Pemanenan kayu

Bambu yang digunakan untuk kegiatan konstruksi harus dipanen ketika batang mencapai
kekuatan tertingginya dan ketika kadar gula di dalam batang berada dalam kondisi terendah,
karena keberadaan gula mempermudah bambu untuk diserang hama.

Pencucian

Pencucian adalah penguraian getah bambu setelah pemanenan. Di banyak tempat di dunia, kadar
getah dikurangi dengan berbagai cara:

1. Bambu yang telah dipotong ditegakkan dengan bantuan bambu yang masih tertanam hingga
daun yang masih menempel pada bambu berwarna kekuningan. Hal ini bertujuan agar kadar
gula dalam getah dimanfaatkan oleh daun dan ranting bambu terlebih dahulu. Biasanya
dilakukan selama dua minggu.
2. Cara yang sama dengan di atas namun bagian dasar bambu direndam dalam sngai atau drum air.
Cara ini lebih cepat karena getah gula keluar hanyut atau larut oleh air.

3. Dibaringkan dan direndam di badan air yang mengalir.

4. Air dipompakan ke dalam batang bambu setelah bagian dalamnya dilubangi.

Dalam proses pencucian, bambu dikeringkan perlahan di tempat teduh untuk mencegah retaknya
lapisan luar bambu.

Manfaat
Kuliner
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rebung

Tunas bambu mentah di pasar di Jepang

Khao lam (bahasa Thai: ข ข้าวหลาม) adalah beras ketan dengan gula dan santan kental dimasak di dalam
ruas bambu khusus dengan diameter tertentu

Meski tunas bambu mengandung toksin taxiphyllin, senyawa glikosida sianogenik, yang mampu
menghasilkan sianida di dalam lambung, pemrosesan yang sesuai akan menjadikan tunas bambu
bisa dimakan. Berbagai masakan Asia menggunakan tunas bambu, dan tunas bambu dijual dalam
bentuk segar maupun kalengan. Lemur bambu emas memakan tunas bambu mentah dan mereka
tidak terpengaruh toksin taxiphyllin.

Tunas bambu dalam kondisi terfermentasi adalah bahan utama dalam berbagai kuliner di
Himalaya. Di India disebut khorisa. Di Nepal, tunas bambu difermentasikan dengan kunyit dan
minyak sayur, lalu dimasak dengan kentang menjadi masakan yang dimakan bersama nasi (alu
tama (आलल ततामता) in Bahasa Nepali).

Di Indonesia, tunas bambu dipotong tipis-tipis dan direbus bersama santan dan rempah-rempah
untuk membuat gulai rebung. Resep lain yang memanfaatkan tunas bambu yaitu sayur lodeh dan
lumpia. Tunas bambu yang telah diiris dicuci bersih dan/atau direbus sebelum dimakan untuk
menghilangkan toksin.

Acar tunas bambu digunakan sebagai pelengkap makanan, bisa juga dibuat dari inti batang
bambu muda (pith)

Getah dari batang bambu muda disadap ketika musim hujan untuk menghasilkan minuman
beralkohol. Daun bambu bisa dipakai sebagai pembungkus makanan ringan.

Bagian dalam batang bambu tua biasanya digunakan sebagai alat memasak di banyak budaya
Asia. Sup dan beras yang dimasak di dalam batang bambu dipaparkan ke api hingga matang.
Memasak di dalam batang bambu dipercaya menghasilkan rasa yang berbeda.

Barang-barang dari anyaman bambu


Sebuah toko di pasar tradisional menjual barang-barang dari anyaman bambu dan rotan

Bambu juga digunakan untuk membuat sumpit dan alat memasak lainnya seperti spatula. Bambu
merupakan bahan baku dari berbagai peralatan rumah tangga yang utama sebelum datangnya era
peralatan rumah tangga dari plastik. Bakul nasi, tampah, bubu/perangkap ikan, tempat kue
(besek), topi bambu (caping) adalah contoh dari beberapa peralatan yang terbuat dari bambu.

Konstruksi

Rumah-rumah di pedesaan Jawa dan Sunda masih banyak yang memakai dinding bambu. Pohon
bambu yang tebal terutama di bagian pangkal dipakai sebagai kaso. Batang bambu juga banyak
dipakai sebagai jembatan darurat.

Bambu berkualitas tinggi lebih kuat dibandingkan baja,[16][17] sehingga dapat digunakan sebagai
bahan bangunan maupun senjata

Konstruksi bambu pada pagar, dinding, tiang. Lokasi: Bojongmangu, Kabupaten Bekasi
Instrumen musik

Di Indonesia, bambu sering digunakan sebagai alat musik tradisional yang menjadi ciri khas
masing-masing daerah Indonesia. Salah satu contohnya adalah Angklung dan Seruling yang
berasal dari Sunda.

Pengolahan air

Transportasi

Bambu pada kebudayaan Asia


Saran pengangkutan bambu (foto diambil di masa Hindia Belanda)

Panjangnya umur bambu menjadikannya ia sebagai simbol keteguhan, ketulusan di Cina, dan
sebagai tanda persahabatan di India. Jarangnya bambu berbunga, membuat bunganya dianggap
sebagai simbol kelaparan yang akan datang. Hal ini bisa jadi berhubungan dengan tikus-tikus
yang memakani bunga-bungaan bambu yang menyebabkan tikus-tikus bertambah banyak dan
menyebabkan hancurnya produksi pertanian lokal.[butuh rujukan]

Di dalam kebudayaan Cina, bambu, prem, anggrek, dan krisan (diketahui juga sebagai méi lán
zhú jú 梅兰竹菊) sering disebut sebagai Empat Lelaki. Keempat tanaman ini merepresentasikan
keempat musim dan juga keempat aspek dari Junzi ("guru", "orang bijak", 君子) dalam
Konfusianisme. Cemara (sōng 松), bambu (zhú 竹), dan prem (méi 梅) juga dikagumi
ketahanannya terhadap kondisi yang keras. Mereka bertiga ini dikenal sebagai Tiga Teman di
Musim Dingin (suìhán sānyǒu 岁寒三友) dalam kebudayaan Cina. Ketiganya juga dipakai untuk
sistem pemeringkatan di Jepang. Misalnya dalam tempat penginapan tradisional di Jepang
(ryokan 旅館), cemara (matsu 松) melambangkan tingkatan utama, bambu (take 竹) sebagai
tingkat kedua, dan prem (ume 梅) sebagai tingkatan ketiga.[butuh rujukan]

Morfologi Daun Bambu (Bambusa sp)

Judul Praktikum : Daun (Folium)

Nama Bahan : Bambu (Bambusa sp)

Deskripsi

1. Daun Bambu (Bambusa sp) termasuk daun lengkap karena memiliki ketiga syarat sebagai daun lengkap
yaitu memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).

2. Bangun daun (Circum scription) pada daun Bambu (Bambusa sp) yaitu termasuk bangun lanset
(laceolatus) karena bagian terlebar berada di tengah-tengah helaian daun.
3. Ujung daun (apex folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah runcing (acutus).

4. Tepi daun (margo folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah rata (integer) karena tepi daun pada
pangkal hingga ke ujung bertepi rata.

5. Pangkal daun (basis folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah runcing (acutus).

6. Tulang daun (venation) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah bertulang sejajar karena mempunyai
satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan
nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar.

7. Permukaan daun pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah berbulu kasar (hispidus) karena jika diraba
terasa kasar.

8. Daging daun (intervenium) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah seperti kertas (papyraceus atau
chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar.

9. Warna daun pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah hijau tua.

Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Bambusa

Spesies : Bambusa sp

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bambu
Bambu
merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini
sudah menyebar diseluruh kawasan nusantara. Dalam pertumbuhannya tanaman ini tidak
terlalu banyak menuntut persyaratan. Bambu dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai
kering,
dari dataran rendah hingga ke daerah pegununggan. Tak heran jika keberadaannya
banyak dijumpai diberbagai tempat, baik sengaja ditumbuhkan maupun tumbuh secara
alami. Tanaman ini termasuk dalam orde
Graminales
, famili
gramineae
, dan subfamili
Bambusoideae
(Berlian, 1995).
Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropis dibenua Asia, Afrika, dan
Amerika. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Tanaman bambu
yang kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Arah pertumbuhan biasanya tegak, kadang
-
kad
ang memanjat, dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya
agak menjuntai dan daun
-
daunnya seakan melambai. Tinggi tanaman bambu pada
umumnya sekitar 0,3 m sampai 30 m, diameter batangnya 0,25

25 cm dan ketebalan
dindingnya sampai 25 m
m. Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati
tanpa berbunga (McClure, 1966)
Secara
biofisik, pohon bambu menghasilkan selulosa per ha 2

6 kali lebih besar
dari pohon kayu pinus. Peningkatan biomassa bambu per hari 10

30% dibanding 2,5
%
untuk pohon kayu pinus. Bambu dapat dipanen dalam 4 tahun, lebih singkat dibanding 8
-
20 tahun untuk jenis pohon kayu pinus.
Universitas
Sumatera
Utara
Tabel 2.1. Persentase komponen
-
komponen yang terkandung dalam batang bambu
Komponen
Kandungan %
Selulosa
Lignin
Pentosan
Zat
ekstraktif
Air
Abu
SiO
2
42.4

53.6
19.8 – 26.6
1.24 – 3.77
4.5 –
9.9
15 – 20
1.24 – 3.77
0.10 – 1.78
(Widya, 2006)
Bambu diduga memiliki kesesuaian sebagai bahan baku pembuatan papan partikel
ditinjau dari segi anatomis dan komposisi
kimianya karena mempunyai serat panjang (3

4 mm). kualitas bambu berada diantara kayu dan rumput
-
rumputan, tetapi rasio antara
panjang dan lebar serat, bambu adalah yang tertinggi di antara ketiganya, sehingga bambu
merupakan bahan baku yang baik untuk pembuatan papan partikel (Suranta, 2009).
Kandungan terbesar dalam batang bambu adalah selulosa. Selulosa adalah
polisakarida yang tersusun dari monomer D
-
glukosa yang mempunyai tiga gugus hidroksil
yang dapat disubstitusi. Ditinjau dari strukturnya, dapa
t saja diharapkan selulosa
mempunyai kelarutan yang besar dalam air, karena banyaknya kandungan gugus hidroksil
yang dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air (interaksi yang tinggi antara pelarut
-
terlarut). Akan tetapi kenyataannya tidak demikian dan selulosa bukan hanya tak larut
dalam air tetapi juga dalam pelarut lain. Penyebabnya ialah kekuatan rantai dan tingginya
gaya antar garis rantai akibat ikatan hidrogen antar gugus hidroksil pada rantai yang
berikatan. Faktor ini dipandang menjadi penyebab kek
ristalan yang tinggi dari serat
selulosa. Jika ikatan hydrogen berkurang, gaya antaraksi pun berkurang dan oleh
karenanya gugus hidroksil selulosa harus diganti sebagian atau seluruhnya oleh
pengesteran. Hal ini dapat dilakukan, dan ester yang dihasilkan l
arut dalam sejumlah
pelarut (Widya, 2006).
Tanaman bambu sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sebutan untuk
tanaman ini berbeda
-
beda disetiap daerah. Di daerah Sunda bambu disebut
awi
dan di
Universitas
Sumatera
Utara
daerah Jawa disebut
pring
. Adapun secara internasional bambu dikenal dengan sebutan
bamboo
.
Di
Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar
dan belum jelas kegunaannya. Salah satu jenis bambu yang banyak tersebar di wilayah
Indonesia adalah bambu betung (Orina, 2010).
2.2.
Bambu Betung
Bambu betung (
dendrocalammus
) memiliki sifat yang keras dan baik untuk bahan
bangunan karena seratnya besar
-
besar dan ruasnya panjang. Jenis bambu ini mempunyai
rumpun yang agak sedikit rapat. Warna batang hijau kekuning
-
kuningan. Ukurannya lebih
besar dan lebih tinggi dari pada jenis bambu lain. Perbanyakan bambu betung dilakukan
dengan potongan batang atau cabangnya. Jenis bambu ini mempunyai pertumbuhan yang
cepat, mudah diperbanyak, dan dapat tumbuh baik ditempat yang cukup kering. Tanaman
ini dapat ditemui di dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl (Berlian, 1995).
Bambu betung adalah bambu yang kuat, tingginya bisa mencapai 20

30 m dan
diameter batang 8

20 cm. Ruas bambu betung cukup panjang dan tebal,
panjangnya
antara 40

60 cm dan ketebalan dindingnya 1

1,5 cm. Bambu betung bisa dipanen pada
umur 3

4 tahun dengan produksi sekitar 8 ton/ha. Kerapatan serat bambu betung adalah
0,8 g/cm
3
. Pada bambu betung, kecepatan munculnya tunas baru dan pertum
buhan akar
serta tajuk relative lebih cepat pada penanaman horizontal. Namun demikian pertumbuhan
akar dan tajuk dari penanaman vertikal jauh lebih baik dari penanaman horizontal (Orina,
2010).
Bambu betung memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan je
nis bambu lain.
Hal ini dapat dilihat dari kandungan holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) yang
terdapat didalamnya.
Universitas
Sumatera
Utara
Tabel 2.2. kandungan holoselulosa yang terdapat pada beberapa jenis bambu
Jenis Bambu
Holoselulosa (%)
Tali
Hitam
Kuning
Andong
Betung
Ampel
73.3
76.2
83.8
76.00
83.9
73.7
(Widya, 2006)
Kadar holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) pada keenam jenis bambu pada
table di atas relatif tinggi (> 65%), sehingga diduga akan menghasilkan papan partikel
dengan kualitas baik.
Dari keenam jenis bambu, bambu betung memiliki kadar
holoselulosa tertinggi atau terbaik. Dengan demikian bambu betung diperkirakan dapat
menghasilkan papan partikel dengan kualitas yang relatif lebih baik dan rendemen yang
relatif lebih tinggi dibandingkan lima jenis bambu lainnya (Widya, 2006) .
2.3.
Polipropilena
Polipropilena adalah sebuah polimer termoplastik yang transparan berwarna putih.
Polipropilena merupakan polimer Kristal yang dihasilkan dari proses polimerisasi,
mempunyai titik leleh 165
– 170
o
C
, berat jenis 0,90

0,91 g/cm
3
, memiliki ketahanan
terhadap bahan kimia yang tinggi tetapi ketahanan pukul yang rendah. Pada temperatur
tinggi polipropilena larut dalam senyawa aromatik dan hidrokarbon yang diklorinasi,
tetralin, dan tidak larut dalam alkohol, ester dan sikloheksanon (Bark, 1982).
Polipropilena (PP) adalah polimer sintesis yang penggunaannya sangat luas,
merupakan polimer termoplastik yang diproduksi secara polimerisasi addisi dengan katalis
Zeigler
-
Natta, menghasilkan polipropilena yang
isotaktis. Selain mempunyai massa yang
Universitas
Sumatera
Utara
adhesi permukaan antara komponen pada campuran polimer.
Modifikasi dari polipropilena
juga digunakan secara luas untuk meningkatkan penggunaan dari bahan
-
bahan mekanik
dari komposit yang berbahan dasar polipropilena dan juga meningkatkan kekuatan dari
komposit tersebut (Collar, 1996).
Proses grafting PP
dengan MA dilakukan pada sistem tertutup dalam internal mixer
menggunakan berbagai komposisi kimia dan pada suhu leleh. Pengolahan reaktif
polipropilena isotaktis di
grafting
dengan maleat anhidrida menggunakan inisiator benzoil
peroksida (BPO). Pada proses
reaksi, terjadi pemutusan rantai polimer atau polipropilena
karena adanya BPO yang menyebabkan rantai polipropilena menjadi lebih pendek dan
membentuk radikal, sehingga dengan adanya senyawa maleat anhidrida yang memiliki
ikatan rangkap akan terbentuk reaksi kimia atau ter
grafting
(Sukatik, 2011).
Mekanisme penempelan gugus fungsi pada polipropilena diawali dengan hilangnya
satu atom H dari atom C tersier dengan adanya inisiator benzoil peroksida menghasilkan
radikal polipropilena, selanjutnya akan berin
teraksi dengan gugus maleat anhidrat.
Tahapan reaksinya adalah sebagai berikut :
Dekomposisi Peroksida
Inisiasi
Propagasi
Universitas
Sumatera
Utara
PP radikal
disproporsionasi
Transfer Rantai
Terminasi
Universitas
Sumatera
Utara
(Nasution, 2009)
Gambar 2.2. Tahapan Reaksi PP
-g-
MA
2.5.
Interaksi PP
-g-
MA dengan Serbuk Kayu
Agen pengikat maleat anhidrat banyak digunakan untuk meningkatkan kekuatan komposit
yang mengandung pengisi dimana seratnya diperkuat. Penguatan kimia maleat anhidrat
tidak hanya dipakai untuk modifikasi serat tetapi juga membuat permukaan komposit
matriks
PP dengan serat dapat lebih baik sehingga meningkatkan kekuatan tarik komposit.
Rantai PP dan maleat anhidrat menjadi terikat dan menghasilkan
grafting
maleat anhidrat
polipropilena. Kemudian penguatan serat selulosa dengan
grafting
maleat anhidrat
polipr
opilena menghasilkan permukaan dengan ikatan kovalen (Bledzki, 1996).
O
O C CH
2
+H
2
O
OCCC
OH
O
OH C
CH
2
+
O
OH C C C
OH
O
F
I
B
E
R
F
I
B
E
R
Universitas
Sumatera
Utara
O C CH
2
Selulosa PP
-g-
MA
OOCCC
H
H
OH
(Caulfield, 2005)
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi serbuk kayu dengan PP
-g-
MA
CH
3
C CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
C CH
3
O CH
2
CH
2
O
O C CH
2
CH
2
H
2
CH
2
CCO
O C C C CH
3
CH
3
CCCO
O
H CH
2
CH
2
HO
CH
3
C CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
C CH
3
Gambar 2.4. Reaksi DVB dengan Selulosa

PP
-g-
MA
2.6.
Maleat Anhidridra (MA)
F
I
B
E
R
F
I
B
E
F
I
B
E
Universitas
Sumatera
Utara
Maleat anhidrida adalah senyawa vinil tidak
jenuh yang merupakan bahan mentah dalam
sintesa resin poliester, bahan aditif dan minyak pelumas. Maleat anhidrida masih
digunakan dalam penelitian polimer. Maleat anhidrida dengan berat molekul 98,06, larut
dalam air, meleleh pada temperatur 57
-60
o
C, mend
idih pada 202
o
C (Al
-
Malaika, 1997).
2CH
2
CH
2
CH
2
CH
3
+ 7O
2
2C
2
H
2
(CO)
2
O + 8H
2
O
Gambar 2.5. Reaksi Pembuatan Maleat Anhidrida
CH CH
OCCO
O
(Al
-
Malaika, 1997)
Gambar 2.6. Struktur Maleat Anhidrida (C
4
H
2
O
3
)
2.7.
Benzoil Perosida (BPO)
Benzoil peroksida merupakan senyawa
peroksida yang berfungsi sebagai inisiator dalam
proses polimerasi dan bahan pembentukan ikatan silang dari berbagai polimer dan material
polimer. Senyawa peroksida ini dapat digunakan sebagai pembentuk radikal bebas.
Senyawa peroksida ini dapat digunakan
sebagai pembentuk radikal bebas. Benzoil
peroksida mempunyai waktu paruh yang dipengaruhi tekanan dan temperatur, waktu paruh
relatif kecil 0,37 jam pada temperatur 100
o
C. Inisiator diperlukan dalam pembuatan papan
partikel berbahan baku limbah serbuk kayu
dan limbah plastis polipropilena, karana tanpa
adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleat anhidrat hanya bisa
terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan
dengan polipropilena tidak terj
adi.
Universitas
Sumatera
Utara
Benzoil Peroksida
Radikal Bebas Benzoil
Karbon Dioksida Radikal bebas
(Al
-
Malaika, 1997)
Gambar 2.7. Penguraian Benzoil Peroksida
2.8.
Divinilbenzena (DVB)
Rum
us molekul divinilbenzena C
10
H
10
, titik didihnya 195
o
C, tidak larut dalam air dan larut
dalam etanol dan eter dan memiliki titik nyala 76
o
C. Divinilbenzena merupakan zat
pengikat silang yang juga meningkatkan sifat polimer. Divinilbenzena telah digunaka
n
dalam pabrik perekat, plastik, elastomer, keramik, pelapis, katalis, membran, farmasi,
polimer khusus dan resin penukar ion. Pada pabrik plastik, divinilbenzena digunakan
dalam industri plastik untuk mengikat silang dan memodifikasi material
-
material da n
untuk
membantu proses kopolimerisasi. Dapat juga meningkatkan resistansi terhadap tekanan
retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan. Divinilbenzena membantu
meningkatkan stabilitas termal dari komposisi resin epoksi. Pada pabrik karet sin
tesis,
dimana karet sintesis merupakan golongan elastomer buatan yang mendekati satu atau
lebih sifat dari karet alam. Divinilbenzena telah digunakan dalam kopolimer stirena
-
butadiena sebagai adesif dan membantu da
lam proses ekstrusi karet.
Adapun strukt
ur dari divinilbenzena adalah :
CH CH
2
CH CH
2
(Blackley, 1983)
Universitas
Sumatera
Utara
Gambar 2.8
Struktur divinilbenzena (p
-1,4-
divinilbenzena)
2.9.
Papan Partikel
Papan partikel ialah produk panil yang dihasilkan dengan
memanpatkan partikel
-partikel
kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat. Tipe
-
tipe papan partikel yang
banyak itu sangat berbeda dalam hal ukuran dan bentuk partikel, jumlah resin (perekat)
yang digunakan, dan kerapatan panil yang dihasilkan (Haygreen, 1996).
Papan partikel
adalah salah satu jenis
kayu pabrikan
. Papan partikel terbuat dari
campuran
keping kayu
(wood chips)
yang dicampur dengan lem resin sintetis dan dipres
atau ditekan menjadi lembaran
-
lembaran keras dalam ketebalan tertentu. Papan partikel
cenderung stabil dan tidak mudah berubah bentuknya (menyusut, membelok, dan lain lain).
Papan partikel juga dapat dipotong, dibentuk, dan dibor dengan mudah menggunakan
peralatan standar.
Papan partikel tidak dapat digunakan untuk bagian eksterior karena
ujung
-
ujngnya mudah menyerap
embun
dan mudah lembab. Meskipun demikian, beberapa
produsen kini menyertakan emulsi lilin di lemnya untuk melindungi papan dari
kelembaban pada tingkat tertentu. Papan partikel lebih banyak digunakan un
tuk
peti mati
,
laci, panel, partisi, dan lain
-
lain
(Haygreen, 1996).
2.9.1.
Macam dan Mutu Papan Partikel
Papan partikel dapat
dibedakan berdasarkan beberapa hal seperti cara
pengempaan, kerapatan, kekuatan, macam perekat, susunan partikel dan
pengolahan. Dan mutu papan partikel meliputi beberapa hal seperti cacat,
ukuran, sifat fisis, sifat mekanis, sifat kimia. Ketentuan mengen
ai mutu papan
partikel tidak selalu sama pada setiap standar dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan teknologi dan penggunaan papan partikel (Arbintarso, 2008)
2.9.2.
Faktor yang Mempengaruhi Mutu Papan P
artikel
1.
Berat Jenis Kayu
Universitas
Sumatera
Utara
ini menggunakan jauh lebih banyak
energi
dan
radiasi
elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop
cahaya
(Qiu, 2005).
Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan.
Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan. Dari gambar permukaan
yang diperoleh merupakan tofografi dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang pada
permukaan. Gambar tofografi diperoleh dari penangkapan electron sekunder yang
dipancarkan oleh specimen. Sinyal elektron skunder yang dihasilkan ditangkap oleh
detektor yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas
menggambarkan suatu struktur
permukaan specimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat
dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu
disket (Negulescu, 2004).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
Bahan
-
bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
Batang bambu betung, diperoleh dari daerah Sunggal di belakang PDAM
TIRTANADI, bambu berumur 2 tahun dengan ketinggian 10
-
15 meter dari
permukaan tanah.
2.
Poli propilena, Yuhwa Polypro, diperoleh dari Korea Petrochemical Ltd
3.
Male
at Anhidrida
3.
Benzoil Peroksida 97%, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
4.
Methanol 99,9%, p.a Merck diperoleh dari CV. Karya Graha Agung
5.
Xilena
99,8%, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
6.
Aseton
99,8%, p.a Merck diperoleh dari CV. Piso
n Lintas Artha
7.
Divinilbenzen
80%, Aldrich diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
Universitas
Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai