Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pohon nangka ini memiliki kashiat mulai dari buahnya, biji buah nangka dan daunnya juga dapat
dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, manfaat daun nangka ini sangat efektif
untuk dijadikan sebagai pengobatan tradisional dan juga kecantikan, karena bahan alaminya
sangat aman untuk kesehatan tubuh. Kandungan senyawa yang terdapat pada daun nangka ini
dipercaya dapat mengobati penyakit kanker, diabetes dan penyakit lainnya yang dapat diatasi
dengan menggunakan daun nangka. Untuk mengatahui berbagai manfaat buah nangka yang
lainnya, simaklah beberapa ulasan yang akan kami sampaikan sebagai berikut.
Menjaga kesehatan tubuh – untuk menjaga dan mengobati berbagai penyakit dalam
tubuh, anda dapat mengkonsumsi air rebusan daun nangka ini. Cara menggunakannya
sangat mudah. Siapkan 10 lembar daun nangka yang sudah tua dan bersihkan dengan
menggunakan air. Kemudian rebus daun nangka dengan menggunakan 1 ½ liter air
tunggu beberapa saat sampai daun nangka setengah matang dan matikan api. Kemudian
tiriskan pada mangkuk lalu tutup agar uap air nangka ini tidak terbuang. Setelah dingin,
minumlah ramuan daun nangka sebanyak 3 kali sehari setengah jam sebelum anda
makan.
Mengangkat sel-sel kulit mati – untuk merawat kecantikan kulit anda, bisa juga diatasi
dengan menggunakan daun nangka ini. Cara menggunakannya yaitu diolah menjadi
masker daun papaya. Ambillah beberapa lembar daun nangka yang tidak terlalu muda
dan tidak juga terlalu tua. Bersihkan terlebih dahulu daun nangka dengan dibilas
menggunakan air, kemudian haluskan daun papaya dengan cara ditumbuk. Setelah halus,
anda dapat menggunakan daun nangka sebagai masker pada seluruh kulit wajah anda.
Lakukanlah cara ini secara rutin setiap satu minggu sekali agar hasilnya maksimal.
Demikianlah manfaat daun nangka yang dapat kami sampaikan, untuk mengobati penyakit
lainnya, anda hanya perlu merebus daun nangka dengan menggunakan air secukupnya,
konsumsilah ramuan air daun nangka tersebut untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan anda.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
Kandungan & Khasiat Daun Nangka
2/26/2013 Tri Halcyon 3 comments
buah nangka
Kandungan Daun Nangka untuk pengobatan.Untuk menyembuhkan pasien sakit kanker, resep daun
sirsak saja tidaklah cukup. Perlu juga diikuti resep air daun nangka karena air ini menumbuhkan sel-sel
baru dan meremajakan sel-sel yang telah rusak. Khasiat nangka :
Daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat
luar).
Buah nangka yang mengandung kalium cukup besar berguna mengatasi hipertensi dan
mencegah infeksi.
Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai anti-
inflamasi.
Kandungan kalsiumnya yang tinggi, fosfor, dan mineral lainnya seperti zat besi sangat baik
sebagai anti-oksidan, anti-kanker, untuk memperkuat tulang dan gigi, dan melancarkan
pencernaan.
Nangka juga dikenal dapat membantu menyembuhkan bisul dan gangguan pencernaan.
Bioaktivitas nangka terbukti secara empirik sebagai anti-kanker, anti-virus, anti-inflamasi, diuretil,
dan anti-hipertensi.
Karena nangka berkhasiat untuk mempertahankan ketahanan dan kesehatan tubuh melalui
peremajaan sel, orang yang sehat pun disarankan mengkonsumsi air daun nangka dan buah
nangka.
Rebuslah dengan air satu setengah liter (setara 1 botol aqua besar).
Didihkan sampai sekitar 70 derajat Celsius, jangan terlalu lama, tak perlu sampai daun itu masak
benar.
Ambil air yang tersisa, tuang ke sebuah mangkok besar, lalu tutuplah mangkok itu agar uap air
daun nangka itu tidak menguap dan terbuang ke luar. Simpanlah sampai air itu dingin.
Minumlah 3 x sehari tiap setengah jam sebelum makan. Semoga Bermanfaat!!! manfaat daun
nangka, khasiat daun nangka, pohon nangka, kandungan daun nangka, Kasiat daun nangka,
gambar pohon nangka, fungsi daun nangka, pohon nangka lengkap, daun nangka, manfaat daun
nangka untuk kesehatan.
Kegunaan Nangka
Buah nangka kaya akan kandungan energi yang tinggi, yaitu sebanyak 106 kalori
untuk setiap 100 gram. Begitu juga kandungan karbohidratnya yang mencapai 27,6
gram dan protein sebanyak 1,2 gram, menjadikan buah ini layak sebagai bahan
pangan alternatif. Namun sebaiknya hati-hati dalam mengkonsumsi buah nangka
dalam jumlah yang banyak. Hal ini karena buah kenyal ini dapat menimbulkan gas
dalam perut.
Buah nangka juga kaya dengan mineral dan vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan
maupun mencegah penyakit. Banyaknya kandungan vitamin A (sebanyak 51 RE) dan vitamin C
(sebanyak 20 mg) sangat berguna dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan
mata.
Begitu juga dengan kandungan kalsiumnya yang tinggi (20 mg) dan fosfor (19 mg), maupun
mineral lainnya seperti zat besi (0,9 mg) yang sangat baik sebagai anti oksidan, anti kanker,
untuk memperkuat tulang dan gigi, dan melancarkan pencernaan.
Manfaat buah nangka untuk kesehatan juga terlihat dari kandungan kaliumnya yang cukup besar
yang sangat berguna untuk mengatasi hipertensi dan mencegah infeksi.
Kaya akan potassium yang membantu mengatur tekanan darah, serta mengurangi risiko terkena
stroke dan penyakit jantung. Potassium juga berguna untuk mengatur kadar elektrolit dalam
tubuh.
Mengandung saponin, isoflavon, dan lignan yang membantu menangkal radikal bebas penyebab
kanker. Tiga zat ini juga bisa memperlambat kemunduran sel dalam tubuh.
Gula alami seperti sukrosa dan fruktosa yang terkandung dalam nangka, merupakan sumber
energi yang baikdan mudah dicerna tubuh.
Nangka merupakan sumber vitamin C dan anti-oksidan yang bisa meningkatkan sistem daya
tahan tubuh,
Biji nangka, banyak mengandung karbohidrat, protein dan energi yang tak kalah besarnya
dibandingkan buahnya. Begitu juga kandungan mineralnya, seperti kalsium, dan fosfor yang
cukup banyak. Hal ini mendorong pengolahan biji nangka dalam berbagai bentuk olahan,
khususnya untuk dibuat tepung makanan. Atau Agar dapat langsung disantap, rebus biji buah
nangka selama 30 menit, kupas kulitnya, dan langsung dapat disantap.
Mengandung banyak mineral seperti mangan, zat besi, vitamin B6, niacin, folic acid, dan
sebagainya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ
tubuh.
Kayu pohon nangka yang kuat, mudah dibentuk, serta tahan terhadap rayap, dan tidak mudah
lapuk, menjadikannya sebagai kayu pilihan. Kayu pohon nangka, banyak digunakan untuk
membangun rumah maupun pembuatan berbagai peralatan, dan perabot rumah tangga, seperti
kusen, daun pintu, ataupun meja
Getahnya dapat dimanfaatkan untuk mainan dalam menangkap capung, ataupun serangga oleh
anak-anak
Buah nangka muda juga banyak dimanfaatkan untuk dijadikan sayuran, seperti sayur lodeh yang
enak
Deskripsi:
Nangka (Artocarpus heterophyllus) tergolong tumbuhan serbaguna.
Kandungan:
* buah
- albuminoid
- karbohidrat
* batang
- morin
- sianomaklurin (zat samak)
- flavon
- tanin.
Kegunaan :
* daun
- antidiabetes
* biji
- obat batuk
Catatan :
Buah-buah yang disarankan, hanya buah-buah lokal. Hal ini mengingat kandungan buah lokal
yang tumbuh di tanah Nusantara yang kaya dengan mineral ini sangat berpengaruh pada
kandungan buah itu sendiri.
Daun
Daun tanaman nangka tergolong daun tunggal yang tumbuh berselang-seling pada bagian ranting
tanaman. Permukaan daun nangka bagian atas dan bawah memiliki penampilan yang berbeda.
Permukaan daun bagian atas memiliki warna hijau cerah dengan tekstur yang licin, sedangkan
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau tua dengan tekstur yang kasar. Pangkal daun
memiliki penumpu berbentuk segitiga dengan warna kuning kecoklatan.
Bunga
Tanaman nangka adalah tanaman berumah satu, artinya dalam satu tanaman dapat dijumpai
bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dicirikan dengan bentuknya yang menyerupai gada,
bengkok, dan berwarna hijau tua, sedangkan bunga betina dicirikan dengan bentuknya yang
menyerupai gada silindris yang pipih.
Buah
Buah nangka tergolong buah majemuk semu, artinya buah tersebut tersusun oleh rangkaian
bunga majemuk (nyamplung) dan dari luar terlihar seperti hanya satu buah.Di dalam buah
nangka (diantara nyamplung) terdapat dami-dami yang sebetulnya merupakan bunga nangka
yang tidak terserbuki.
Nangka
Pustakers 5.0 Nangka
Nangka sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah akan berbagi artikel mengenai
Klasifikasi dan morfologi nangka.
Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Morfologi tumbuhan
Pohon A. heterophyllus (nangka) memiliki tinggi 10-15 m. batangnya tegak, berkayu, bulat,
kasar dan berwarna hijau kotor. Daun A. heterophyllus tunggal, berseling, lonjong, memiliki
tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-
5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga
majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan
betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di
antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji
coklat muda (Heyne. K, 1987).
Akar. Akar buah pohon nangka termassuk ke dalam akar tunggang karena akar lembaganya tumbuh terus
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil lagi.
Batang. Pohon nangka umumnya sedang, sampai sekitar 20 meter tingginya, walaupun ada yang
mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter 1 meter, tajuknya padat dan
lebat, melebar dan membulat apabila ditempat terbuka, seluruh bagian tubuhnya mengeluarkan
getah putih pekat apabila dilukai, arah tumbuh batang tegak lurus keatas, permukaan batang
memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan warna permukaan batang putih keputihan.
Daun. Daun tunggal, tersebar, bertngkai 1-4 cm, helai daun agak seperti kulit, kaku, bertepi rata,
bulat telur terbalik sampai jorong memanjang, 3,5-12 x 5-25 cm,dengan pangkal menyempit
sedikit, daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan
meninggalkan berkas serupa cincin, pertulangan daun menyirip, bagian atas daun mengkilap
lilin, dan bagian bawah kasap, warna daun bagian atas hijau tua mengkilap dan warna daun
bagian bawah hijau pucat.
Bunga. Bunga tumbuhan nangka berrumah satu (monoecious) perbungaan muncul pada ketiak
daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang batang
tua, bunga jantan dalam bongkol berbentuk gadang atau gelondong 1-3 x 5-8 cm, dengan cincin
berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan,dan berbau
harum samar apabila masak, bunga nangka disebut babal, setelah melewati umur masaknya,
babal akan membusuk ( ditumbuhi kapang ) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum
akhirnya terjatuh, bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong,
hijau tua.
Biji. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2 – 4 cm, berturut-turut
tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat yang seperti kulit, endokarpyang liat keras keputihan, dan
eksokarp yang lunak.keping bijinya tidak setangkup dan keping biji berkeping dua
(Dicothyledone).
Buah. Buah nangka berbentuk lonjong dan bulat, berukuran besar, dan berduri lunak,buah
terbentuk dari rangkaian bunga majemuk yang dari luar tampak seolah-olah seperti satu
sehingga disebut buah semu. Buah nangka sebenarnya adalah tangkai bunga yang tumbuh
menebal, berdaging, dan bersatu dengan daun-daun bunga membentuk kulit buah. Buah nangka
yang berukuran kecil, sebesar ukuran ibu jari orang dewasa disebut babal, babal tersebut
membesar menjadi buah nangka muda yang disebut gori . buah muda lambat laun mencapai
ukuran maksimal dengan berat antara 20 kg – 25 kg dan akhirnya matang dan disebut buah
nangka. Daging buah nangka umumnya tebal berwarna kuning , kuning pucat,kuning kemrah-
merahan atau jingga.buah nangka beraromah harum yang berasal dari kandungan senyawa etil
butirat, berair, rasanya manis.
Daun tanaman ini jg di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes
karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon
nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar).
Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung
albuminoid dan karbohidrat. Sementara biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan
tonik (Heyne. K, 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan
baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai anti spasmodic dan
sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Kayu nangka dianggap lebih
unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal,
untuk tiang kuda dan kandang sapi, dayung, perkakas, dan alat musik. Getah kulit kayu juga
telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin,
sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa
flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam T,
2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empiric sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi,
diuretil, dan antihipertensi (Ersam T, 2001).[ps]
Nangka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?
Nangka
Buah nangka
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Moraceae
Genus: Artocarpus
Spesies: A. heterophyllus
Nama binomial
Artocarpus heterophyllus
Lamk.
Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku
Moraceae; nama ilmiahnya adalah Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris, nangka
dikenal sebagai jackfruit.
Daftar isi
1 Penjelasan
5 Lihat pula
6 Bahan bacaan
7 Pranala luar
Penjelasan
Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang
mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat
dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan
mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai.
Daun tunggal, tersebar, bertangkai 1–4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata,
bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5–25 cm, dengan pangkal menyempit
sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak runcing. Daun penumpu bulat telur
lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin.
Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada
pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan
dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3–8 cm, dengan cincin berdaging yang
jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar
apabila masak. Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan
membusuk (ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya
terjatuh. Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.
Buah majemuk (syncarp) berbentuk gelendong memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya
hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri pendek lunak. 'Daging buah', yang sesungguhnya
adalah perkembangan dari tenda bunga, berwarna kuning keemasan apabila masak, berbau
harum-manis yang keras, berdaging, kadang-kadang berisi cairan (nektar) yang manis. Biji
berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2–4 cm, berturut-turut tertutup oleh
kulit biji yang tipis coklat seperti kulit, endokarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang
lunak. Keping bijinya tidak setangkup.
Hasil dan kegunaan
Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang seringkali dimakan dalam
keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi
aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung,
keripik nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman,
dijadikan madu-nangka, konsentrat atau tepung. Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat
direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.
Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Di Sumatera, terutama di
Minangkabau, dikenal masakan gulai cubadak (gulai nangka). Di Jawa Barat buah nangka muda
antara lain dimasak sebagai salah satu bahan sayur asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai
macam masakan dengan bahan dasar buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh,
sayur megana, oseng-oseng gori, dan jangan gori (sayur nangka muda). Di Jogyakarta nangka
muda terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran Jakarta dan Jawa Barat, bongkol
bunga jantan (disebut babal atau tongtolang) kerap dijadikan bahan rujak.
Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit
batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga dijadikan
bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung, untuk
memakal (menambal) perahu dan lain-lain.
Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini
cukup kuat, awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola yang
menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Karena itu kayu
nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal
sampai ke alat musik. Dari kayunya juga dihasilkan bahan pewarna kuning untuk mewarnai
jubah para pendeta Buddha.
Nangka tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25˚ utara maupun selatan,
walaupun diketahui pula masih dapat berbuah hingga lintang 30˚. Tanaman ini menyukai wilayah
dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun di mana musim keringnya tidak terlalu keras.
Nangka kurang toleran terhadap udara dingin, kekeringan dan penggenangan.
Pohon nangka yang berasal dari biji, mulai berbunga pada umur 2-8 tahun. Sedangkan yang
berasal dari klon mulai berbunga di umur 2-4 tahun. Di tempat yang cocok, nangka dapat
berbuah sepanjang tahun. Akan tetapi di Thailand dan India panen raya terjadi antara Januari –
Agustus, sementara di Malaysia antara April – Agustus atau September – Desember.
Varian nangka amat banyak jenisnya, baik dengan melihat perawakan pohon dan bagian-bagian
tanamannya, rasa dan sifat-sifat buahnya, maupun sifat-sifat yang tak mudah dilihat seperti
kemampuan tumbuhnya terhadap variasi-variasi lingkungan. Dari segi sifat-sifat buahnya, umum
mengenal dua kelompok besar yakni:
nangka bubur (Indonesia dan Malaysia), yang disebut pula sebagai khanun lamoud (Thailand),
vela (Srilangka) atau koozha chakka (India selatan); dengan daging buah tipis, berserat, lunak dan
membubur, rasanya asam manis, dan berbau harum tajam.
nangka salak (Ind.), nangka belulang (Mal.), khanun nang (Thai), varaka (Srilangka), atau koozha
pusham (India selatan); dengan daging buah tebal, keras, mengeripik, rasa manis agak pahit, dan
tak begitu harum.
Nangka dapat berkawin silang dengan cempedak secara alami. Hasil silangannya dinamai
nangka cempedak.
Asal-usul dan penyebaran
Nangka diyakini berasal dari India, yakni wilayah Ghats bagian barat, di mana jenis-jenis liarnya
masih didapati tumbuh tersebar di hutan hujan di sana. Kini nangka telah menyebar luas di
berbagai daerah tropik, terutama di Asia Tenggara.
Lihat pula
klasifikasi-tumbuhan
klasifikasi-tumbuhan-mangga
Klasifikasi tanaman nangka (Rukmana sebagai berikut rumah budaya nangka Oktober nama
ilmiah selalu berubah dan klasifikasi tanaman mirip dengan tanamankung com untuk menyimpan
cache nangka Blogspot jadi hati hati harus digunakan sebagai sayuran dan nangka muda nangka
tahu apa pertanian gila warasfarm WordPress COM Al buah dan jenis nangka Nangka September
berdasarkan cerita pendek dari buah produksi tanaman pohon mirip cara menanam bibit dari
kualitas nangka dan persyaratan kualitas khasiat klasifikasi tumbuhan paku tanaman obat.
Backtobiologysite dengan blogspot Deskripsi Form Artocarpus Integra INTEGRA html Juli
berdasarkan bagian dari Artocarpus daun tanaman ini dapat disimpulkan bahwa mereka tidak
memiliki tipe tidak lengkap tanaman nangka manfaat buah tomat manfaatbuahtomats WordPress
COM klasifikasi Tanaman klasifikasi tumbuhan paku Jack Fruit cache Maret sekelompok
organisme diklasifikasikan dalam kelas ini pertanian Misalnya kitab hasil Abdurahman Deden
Gobi adalah spesies tanaman dalam bentuk tanaman bentuk daun morfologitumbuhan klasifikasi
tumbuhan mangga com bentuk daun Blogspot daun jenis dinding dan nama Latin mirip dengan.
Daun Nangka daun ukuran Artocarpus INTEGRA MERRAN Bilah Panjang cm cm lebar buah
buahan eksotis dari bumi dalam bentuk keputusan potensial balittra MOA dana ID asing%
gerakan balittra mirip dengan tanaman saat Nangka Rambutan manggis jeruk cokelat ketapi
ramanien kapul dan ada tujuh jenis kekurangan buah nangka Warintek Pertanian nangka
budidaya nangka mirip pohon buah buahan India dan standar produksi meliputi klasifikasi dan
syarat mutu vansakablog Cara spesies tanaman Artocarpus SP dan vansaka COM berbagai jenis
keanekaragaman tumbuhan Artocarpus SP dan pabrik tembolok daging yang sama nangka muda
(Tewel Blogspot) Manfaat pati sayuran digunakan sebagai klasifikasi kerajaan tumbuhan Plantae
Divisi kandungan gizi dan manfaat nangka Pengembang nangimam untuk Blogspot dengan dan
manfaat nutrisi dari buah Jack Frankfurt dan buah buah nangka disebut kuasi rasa dan Frankfurt
ssangtteokip klasifikasi spesies tanaman nangka mirip dengan.
Manfaat kesehatan dari buah nangka (Artocarpus heterophyllus) "Dessy Blog UB ID aliran
dikotil Kertas yang heterophyllus nangka Artocarpus cache pabrik Mei Frankfurt tanaman
klasifikasi tumbuhan dan hewan Peringkat nangka tumbuh baik iklim tropis mirip dengan
jenis tingkat antrokarpus tumbuhan tropis INTEGRA (Jaqueira) tanaman ssangtteokip aria palsu
nama ilmiah haspopup tabindex benar Data cfgq wddge ved =gt mirip dengan kategori berikut
jenis.
Tanaman IPNI adalah urutan Aria Ekspansi komunir (kluwih sukun) cedan (cedak) bentuk
nangka Download book bentuk organisasi bookspdf download html dengan nangka
keanekaragaman tanaman jeruk nangka buah (Artocarpus heterophylus laporan Lamk dari
Institut dalam bentuk daun tanaman Morfologi dan klasifikasi klasifikasi tanaman nangka favorit
saya Rapopo akurapopo organisasi tag btumbuhan% Kategori% dari bnangka Mei pembaca Ilmu
masih peringkat sebagai tanaman tanaman nangka mangga catatan Peringkat Rambutan untuk
kolom ini mengacu pada klasifikasi tanaman download game balap mobil
gamemobilbalapdownload klasifikasi tumbuhan berbiji WordPress COM klasifikasi.
Tanaman Jack Fruit cache Juni dalam bentuk daun tanaman untuk mencegah halaman ini nangka
(Artocarpus penuh) berupih Daun Beras (bebek yang sati) daun hanya Biduri Cempedak
Peringkat sayur brainly bersama ID brainly id tugas cache Cempedak March format dari keluarga
Moraceae buah rasa dan aroma seperti pohon buah buahan seperti nangka sering dilaporkan tapi
bau Praktek Klasifikasi Tumbuhan buah buahan dan biji bijian untuk semua tujuan praktis dua.
Jam dari November dalam bentuk tanaman plantamor dan ide serupa noberanagbio klasifikasi
tumbuhan kelapa com bab pendahuluan— Blogspot Di sisi lain klasifikasi tanaman nangka
yaitu Irfan Bab sekitar balakang tumbuhan cache juga irfanledo posts dan mirip dengan tanaman
tanaman hermaprodit nangka (monoecious) adalah sisi nangka perbungaan June mirip dengan
klasifikasi nangka Raya permathic cache COM kandungan nutrisi Blogspot dan buah efektivitas
pada klasifikasi kandungan gizi dan manfaat kesehatan tanaman muncul Plantae (tumbuhan)
unranked Angiosperma (tumbuhan vaskular) Super League ilmuwan Spermatophyta Dunia daun
klasifikasi untuk ilmuwan untuk menyimpan cache dunia com klasifikasi daun Blogspot dan
yang sejenis Lebih dari karena Anda dapat menanam sebelum daun misalnya nangka (Artocarpus
INTEGRA MERRAN) mangga (Mangifera menunjukkan bahwa berarti L) jenis tanaman nangka
Video Berita Foto Dokumen item lihat Juli html sekolah plant Peringkat nangka klasifikasi
website perpustakaan ENI berita terbaik nangka luka lalu anti Harry tumbuhandikotil Dunia
Sastra Laporan Taksonomi.
Pecahan dipotong nangka tanaman untuk klasifikasi lebih dari seleksi kurang lembut) dalam
spesies dan mengkategorikan Jangan jatuh rod klasifikasi Tanaman Jack Fruit cache Juni Rose
Batu klasifikasi ilmiah klasifikasi Dinar botani tanaman dalam klasifikasi umum dari akar
tanaman leilanilutfiah WordPress COM sirsak tergantung pada jenis klasifikasi dapat dilihat
Belanda Klasifikasi herbal akar cache dan yang sejenis Januari dengan sangat akar tanaman
mangga jambu nangka dan durian bunga buah buahan karena otot untuk menyerap peran yang
sangat penting batang dan akar valid Peacock Flower (Caesalpinia pulcherrima) mirip dengan
IPB OCW file ID exchange OCW IPB cache php dendrologi mgg— _morfologi_phn kecelakaan
(kecelakaan Metroxylon) adalah monocarpic cauliflora Stem nangka buruk (heterophyllus)
muncul dalam modus pabrik Slide adalah klasifikasi tumbuhan nangka desain cache
viquendaephekhepheke daun Februari adalah Dale dan lembaran mirip.
Nangka (Artocarpus penuh) daun berupih Beras (bebek yang sati) daun hanya Biduri (Calotropis
gigigantia adalah) hanya nangka (Artocarpus INTEGRA MERRAN) mengejar buku raksasa saya
abuanjeli WordPress com cache adalah serupa dengan Mei Peringkat kategori Spermatophyta
subsektor angiosperma kelas Sumatra panah pandih panas (Aceh) Gerakan nangka) pinasa
(pengembara) Lamasa menaso (orang orang seperti versi) dan mencari catatan yang relevan dari
tanaman obat.
Mengkudu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?
Mengkudu
Leaves and fruit of Morinda
citrifolia
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Ordo: Gentianales
Famili: Rubiaceae
Genus: Morinda
Spesies: M. citrifolia
Nama binomial
Morinda citrifolia
L.
Noni, Morinda citrifolia
Mengkudu (Morinda citrifolia) atau keumeudee (Aceh); pace, kemudu, kudu (Jawa); cangkudu
(Sunda); kodhuk (Madura); tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili
Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah noni (Hawaii), nono (Tahiti), nonu (Tonga),
ungcoikan (Myanmar) dan ach (Hindi).
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu
mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk,
yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak.
Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai
menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di
Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Daftar isi
1 Asal-usul
2 Ciri-ciri umum
o 2.1 Pohon
o 2.2 Daun
o 2.3 Bunga
o 2.4 Buah
3 Kandungan mengkudu
4 Rujukan
5 Lihat Juga
Asal-usul
Asal usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia yang menetap di
Kepulauan Samudra Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya berasal dari (Asia Tenggara). Pada
tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani mengembara.Tanpa sebab yang jelas mereka
menyeberangi lautan meninggalkan tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu di
kecewakan oleh suatu hal dan maksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Setelah lama
mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan. Para
petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan, kondisi pantai, dan
pulaunya.
Uniknya, mereka seakan telah mempersiapkan diri untuk berpindah ke pulau lain. Hal ini bisa
dibuktikan dengan adanya sejumlah tumbuhan dan hewan yang ikut dibawa, karena dianggap
penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa tumbuhan asli, seperti pisang, talas, ubi jalar,
sukun, tebu, dan mengkudu, dibawanya.Di antara yang dibawa itu, masih ada yang berupa stek
dan tunas. Salah satu tumbuhan itu, yakni mengkudu, dianggap barang keramat. Sejak 1500
tahun lalu penduduk kepulauan yang kini disebut hawaii itu mengenal mengkudu dengan sebutan
noni. Mereka menduga tumbuhan bernama latin Morinda citrifolia tersebut memiliki banyak
manfaat. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magic plant, karena buah ini dipercaya bisa
mengobati berbagai macam penyakit.
Ciri-ciri umum
Pohon
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan
kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-
abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya
bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah
setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.
Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar,
tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung
lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak
berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi,
berbentuk segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi
karena banyak mengandung vitamin A. yg katanya bisa menyembuhkan ambein
Bunga
Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1-4 cm, tumbuh di
ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunga banci,
mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari
tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak
berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.
Buah
Buah majemuk, terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan bongkol di bagian dalamnya;
perkembangan buah bertahap mengikuti proses pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung
bongkol menuju ke pangkal; diameter 7,5-10 cm. Permukaan buah majemuk seperti terbagi
dalam sekat-sekat poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari
sisa bakal buah tunggalnya. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi putih
kekuningan, dan akhirnya putih pucat ketika masak. Daging buah lunak, tersusun dari buah-buah
batu berbentuk piramida dengan daging buah berwarna putih, terbentuk dari mesokarp. Daging
buah banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang timbul
karena pencampuran antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom karbon), C10), asam
kaproat (C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir bersifat antibiotik aktif.
Kandungan mengkudu
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah
cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada
mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam
mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine,
antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.
Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan
bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus
aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri
pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella
dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel
abnormal.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu
adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung
bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine
adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk
mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Khasiat Mengkudu
Posted by Putri Dewi Senin, 30 September 2013 0 comments
Buah mengkudu atau yang sering di kenal oleh masyarakat umum dengan sebutan buah pace ternyata
adalah buah yang memiliki banyak khasiat yang sudah dipercaya sejak jaman dahulu dan mengkudu juga
di percaya dan terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Di Indonesia sendiri yang memiliki
iklim tropis buah mengkudu ini dapat di tanam dengan mudah. Bukan hanya buah nya saja tapi
daun,batang dan akarnya pun memiliki manfaat untuk digunakan menjadi obat. Maka khasiat
mengkudu sangat banyak dan sangat di perlukan . Buah mengkudu memiliki kandungan oksidan yang
cukup tinggi yang berguna bagi tubuh dan juga di percaya dapat menambah stamina tubuh.
Salah satu khasiat mengkudu yang telah terbukti adalah dapat membantu untuk mengatur mood
(Suasana Hati). Buah mengkudu memiliki zat-zat yang sangat di perlukan didalam tubuh manusia. Salah
satu zat yang di butuhkan bagi tubuh adalah Serotonin, Serotonin sendiri merupakan suatu zat yang ada
di dalam trombosit manusia yang melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak zat ini sangat di
butuhkan / diperlukan karena berfungsi sebagai neurotransmitter yaitu penghantar sinyal saran dan
hormon di dalam otak. Jadi mood (suasana hati) kita yang mengatur adalah otak, jika otak kita
kekurangan zat serotonin maka sinyal saran akan mempengaruhi mood kita. Sehingga khasiat mengkudu
ini sangat penting dalam menciptakaan suatu mood (suasana hati)
Buah ini juga memiliki manfaat yang tidak kalah hebat dari manfaat-manfaat buah mengkudu yang
utama yaitu dapat awet muda, yang di maksud dengan awet muda disini adalah dapat dimanfaatkan
untuk mengatasi keriput yang terjadi khususnya pada daerah wajah akibat proses penuaan. Khasiat
mengkudu sangat banyak berguna untuk kesehatan. Dan kita tahu ternyata buah mengkudu yang ada
selama ini memiliki banyak khasiat yang sangat besar.
1. Pohon
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m, batang bengkok-bengkok, berdahan kaku,
kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat
kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu
hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk
penopang tanaman lada.
2. Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal,
dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, ujung lancip pendek.
Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun
pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun
mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A.
3. Bunga
Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun
penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota
bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut
mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya
putih dan harum.
4. Buah
Buah dari tanaman mengkudu diketahui ada yang berbiji sedikit dan sebagian lagi berbiji banyak. Buah
mengkudu yang berbiji sedikit tentunya lebih disukai orang karena lebih mudah untuk mengkonsumsinya
jika dibandingkan dengan buah mengkudu yang memiliki biji banyak yang membuat orang lebih enggan
untuk memakannya karena repot dan demi alasan kepraktisan semata. Di kalangan masyarakat, buahnya
yang berbenjol tidak beraturan itu telah digunakan secara luas sebagai bahan rujak terutama buah yang
setengah masak. Banyak sedikitnya biji pada buah mengkudu tentunya dapat ikut menentukan tingkat
kesukaan orang dalam memilih buah mengkudu sebagai bahan rujak tersebut. Bentuk dan ukuran buah
mengkudu ternyata juga beranekaragam, ada yang berukuran besar dengan berbentuk lonjong,
memanjang dan membulat atau juga ada yang berukuran lebih kecil dengan berbentuk lonjong atau
membulat. Buah mengkudu yang berukuran besar diperkirakan akan lebih menguntungkan untuk
dibudidayakan karena dapat menghasilkan volume sari buah yang lebih besar. Seperti diketahui, di dalam
sari buah mengkudu terkandung berbagai senyawa penting yang sangat berguna dalam pengobatan dan
nutrisi seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin A, Niamcin, Thiamin, Riboflavin, Besi, Kalsium, Natrium,
Kalium, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Kalor.
5. Biji
Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas. Biji itu
tetap memiliki daya tumbuh tinggi, walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9
minggu setelah biji disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6
bulan, tinggi tanaman dapat mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan pembuahan dimulai pada tahun ke-3
dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkudu adalah
sekitar 25 tahun.
Oleh:
FEVI MAWADHAH PUTRI
24020112110048
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Deskripsi Tanaman
Mengkudu”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir untuk mata pelajaran
Morfologi Tumbuhan di Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Bapak Jumari selaku dosen pengampu pada mata kuliah Morfologi Tumbuhan.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Morfologi Tumbuhan.
3. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Deskripsi Tanaman
Mengkudu”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari didalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Semarang, Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah seperti berbagai jenis tanaman dan
berbagai sumber daya alam yang lain, termasuk suku bangsa dengan budaya yang beragam pula.
Setiap kelompok masyarakat mempunyai pengetahuan sendiri didalam menggunakan berbagai
tumbuhan yang ada disekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan yang ada disekitarnya bukan saja untuk
keperluan ekonomi, kesehatan, dan budaya, tetapi juga untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Sebagai sebuah negara yang beriklim tropis, alam Indonesia banyak ditumbuhi beraneka
ragam tumbuhan salah satunya adalah tanaman mengkudu. Beberapa tahun terakhir, tanaman
mengkudu (Morinda citrifolia L.) mendapat perhatian sangat besar karena memiliki manfaat
yang sangat banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengenalan secara mendalam kepada
masyarakat tentang tanaman mengkudu agar dapat di optimalkan pemanfaatannya dalam
kehidupan.
BAB II
ISI
Tanaman mengkudu memiliki tipe batang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batang kasar,
kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal,
tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tipe percabangannya adalah monopodial, yaitu
dapat dibedakan antara batang pokok dan cabang
3. Daun
Menurut Tjitrosoepomo (1985) daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk
resorbsi, asimilasi, transpirasi, dan respirasi.
Tanaman mengkudu memiliki tipe daun tunggal, yaitu pada setiap tangkai daun terdapat
satu helaian daun. Warna daun hijau, daging daun tebal, permukaan atas mengkilap, tepi daun
rata, ujungnya lancip pendek, pangkal daun berbentuk pasak dan pendek, urat daun menyirip,
tidak berbulu, dan berbentuk segi tiga lebar.
4. Bunga
Menurut Tjitrasam (1983) bunga adalah sepotong batang atau cabang
dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorphosis yang berhubungan dengan fungsinya
untuk bereproduksi, dengan demikian bunga merupakan organ reproduksi tumbuhan.
Tanaman mengkudu memiliki buga sempurna, perbungaan bertipe bonggol bulat, termasuk
bunga majemuk. Bentuk bunga aktinomorf, letak bunga axillaris, berkelamin dua. Mahkota
bunga berbentuk corong, benang sari tertancap di mulut mahkota, dan kepala putik terbagi dua.
5. Buah
Menurut Tjitrasam (1983) buah adalah organ pada tumbuhan berbunga
yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium), dan biasanya membungkus
dan melindungi biji.
Tanaman mengkudu memiliki Kelopak bunga yang tumbuh menjadi buah yang berbentuk
bulat lonjong. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang
berbintik-bintik dan berkutil. Buah yang muda berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih
kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari
buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah.
6. Biji
Menurut Tjitrasam (1983) biji adalah bakal biji dari tumbuhan berbunga yang telah masak,
atau bisa disebut dengan embrio.
Tanaman mengkudu memiliki biji berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang
udara yang tampak jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tanaman mengkudu ( Morinda citrifolia ) merupakan kelompok kopi-kopian (Rubiaceae)
yang mempunyai ciri morfologi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji yang spesifik, semua
organ-organ tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena itu, tanaman mengkudu
banyak sekali memiliki manfaat untuk manusia dalam bidang kesehatan, makanan, industri, dll.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nama tanaman
Morinda citrifolia L mempunyai nama daerah : Eodu, mengkudu, bengkudu, (Sumatera) ; kudu,
cengkudu, kemudu, pace (Jawa); wangkudu, manakudu, bakulu (Nusa tenggara); dan di
Kalimantan di kenal dengan nama mangkudu, wangkudu, dan labanan (Wijayakusuma, 1995).
2.Klasifikasi tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anak kelas : Sympatalae
Bangsa: Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga / genus : Morinda
Jenis / spesies : Morinda citrifolia L.
3. Morfologi tumbuhan
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar,
percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing. Panjang 10-40
cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak
teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan (Syamsul hidayat dan Hutapea,1991).
4. Kandungan kimia
Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat, β-karoten, 1-
arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak,
kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa (Sjabana dan Bahalwan, 2002;
Wijayakusuma dan Dalimartha, 1995). Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti,
morindon, rubiadin, dan flavonoid (Bangun dan Sarwono, 2002).
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat
tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang
usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis
(diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit
perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit),
menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan
buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang
amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan ekzema
(Wijayakusuma dkk., 1996).
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun yang
melibatkan makrofag dan atau limfosit (Hirazumi et al., 1994). Ekstrak buah ini juga terbukti
paling efektif menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji
(Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan
sedatif ekstrak tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai
aktivitas analgesik secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diantara 3 fraksi ekstrak metanolik buah mengkudu
yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai
IC50 = 46,7 µg/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7 µg/ml, sedangkan
fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 µg/ml (Abdul dan Sugeng, 2004).
Berikut ini adalah ciri-ciri tanaman mengkudu seperti yang dikutip dair WikiPedia:
Ciri-ciri daun mengkudu yaitu berbentuk tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-
hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50
x 5-17 cm. Tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak dengan urat daun
menyirip. Warna daun mengkudu hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek,
berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Daun
mengkudu bisa dimakan sebagai sayuran.
Ciri-ciri bunga mengkudu yaitu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga mengkudu
tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya
berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong dengan panjangnya bisa mencapai 1,5
cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari
kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.
Ciri-ciri buah mengkudu yaitu mempunyai permukaan seperti terbagi dalam sel-sel poligonal
(segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah mengkudu berwarna hijau,
menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan
lunak. Daging buah mengkudu tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna
cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya
seperti keju busuk. Bau busuk pada buah mengkudu tersebut timbul karena pencampuran antara
asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah
menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang
rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.
Ciri-ciri pohon mengkudu yaitu tidak begitu besar, tingginya sekitar 4-6 m. Batangnya
bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam.
Kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuningan, berbelah dangkal,
tidak berbulu, anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu
mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman
lada.
Mei 1, 2012
faoezioetama klasifikasi dan zat-zat yang terkandung dalam mengkudu klasifikasi mengkudu,
manfaat mengkudu, memperlancar pengeluaran air seni, mengkudu, mengkudu adalah,
mengkudu mengandung, obat alami, obat melancarkan buang air besar, pengertian mengkudu,
zat-zat yang terkandung dalam mengkudu Tinggalkan komentar
Mengkudu berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk
tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu
(bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi),
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu
mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk,
yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak.
Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai
menu wajib buka puasa.
Tanaman ini mengandung banyak zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh, di antaranya adalah:
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah
cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada
mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam
mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine,
antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid adalah zat yang dapat membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel
tubuh. Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam
produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke
ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur
asam mevalonat.
Zat anti bakteri adalah Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat
mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii,
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat
mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S .
typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopoletin adalah Scopoletin, senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah. Saat tekanan
darah tinggi, scopoletin membantu menurunkan. Sebaliknya bila tekanan darah menjadi rendah,
ia akan menaikkannya. Selain berindikasi antibakteri, senyawa ini juga mengatur hormone
serotonin, yang membantu menurunkan kadar kecemasan dan depresi.
Zat anti kanker: Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel
abnormal.
Xeronine dan Proxeronine adalah Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Xeronine adalah zat yang dibutuhkan manusia karena berfungsi
menggerakan enzim-enzim yang ada. Jika tubuh kekurangan xeronine, tubuh akan mengalami
berbagai gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan kanker. Buah mengkudu hanya
mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine
alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-
koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak
aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Zat moridon adalah zat yang bisa membantu melancarkan buang air besar.
Zat soranjidiol adalah zat yang akan memperlancar pengeluaran air seni.
Zat hipokelemestik adalah zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam
buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit
xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias
proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat
seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan
protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-
sel tubuh
Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu
dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa,
Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli.
Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti
Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S .
flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang
terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.sangat efektif
sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
Perasan
Daun
Mengkudu
(
Morinda citrifolia
)
Menghambat Pertumbuhan
Bakteri
Escherichia c
oli
s
ecara
In Vitro
MADE
SUMITHA KAMESWARI,
HAPSARI MAHATMI, I NENGAH KERTA BESUNG
Lab
.
Mikrobiologi
Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
Jl.
P.B.Sudirman Denpasar Bali tlp, 0361
-
223791
Email :
madesumitha@yahoo.co.id
ABSTRAK
Daun mengkudu (
Morinda citrifolia
)m
engandung senyawa kimia seperti
: antrakuinon,
alkaloid, saponin, flavanoid, dan terpenoid yang berperan sebagai antibakteri. P
enelitian ini
bertujuan
untuk mengetahui k
emampuan daun mengkudu (
M.
citrifolia
) dalam
menghambat
pertumbuhan
ba
kteri
E
scherihia
coli
(E. coli)
secara
in vitro
.
Penelitian ini menggunakan
isolat bakteri
E.
coli
ATCC 25922 yang diperoleh dari Laboratorium M
ikrobiologi Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana. Kemampuan perasan daun mengkudu untuk
menghambat
pertumbuhan bakteri
E.
coli
ATCC 25922 diuji dengan uji hambatan metode Kirby
-
Bauer
yang dimodifikasi. R
ancangan penelitian
yang digunakan adalah rancan
gan
RAL (
Rancangan
Acak Lengkap) dengan lima
perlakuan
, satu kontrol positif dan empat kali ulangan. Hasil
perasan daun mengkudu berasal dari 300 gram daun mengkudu yang
dihaluskan kemudian
diperas. Konsentrasi perasan daun mengkudu yang digunakan adalah
0%, 25%, 50%, 75%,
100% dan kontrol positif oxitetrasiklin. Semua data dianalisis secara statistik
dengan SPSS 13
(Sampurna, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun
mengkudu secara
signifikan mampu menghambat pertumbuhan bakteri
E. coli
(P<0
,01). Rataan zona hambat
yang terbentuk pada konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, 100% secara berurutan
adalah 0,00 mm
7,3 mm
,
8,5 mm
,
10,4 mm, 12,5 mm dan secara statistik sangat berbeda nyata. Ada
kecenderungan semakin tinggi konsentrasi perasan daun mengkudu maka zona
hambat yang
terbentuk semakin besar dengan uji regresi yang di dapat
Y
= 0.
091
+ 0.4
11
K
-
0.006K
2
+
0.00003
320
K
3
dan
r
=
0,995.
Kata kunci
:
E. coli
, kolibasilosis, daun mengkudu (
Morinda citrifolia
)
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
217
ABSTRACT
Leaves of mengkudu contain chemical compounds such as antraquinon, alkaloid,
saponin, flavanoid, and terpenoid, which has an antibacterial effect. The purpose
of this study
was find out the ability mengkudu extract leaves to inhibit the growth of
Escherich
ia coli
(
E.
coli
)
in vitro.
Escherichia coli
ATCC 25922 was obtained from the Microbiology Laboratory
of Medical Faculty, Udayana University and further use in this study. The ability of
mengkudu extract leaves to inhibit
E. coli
bacteria ATCC 25922 was te
sted using modified
Kirby
-
Bauer method. The experimental design used was complete random in the five
treatments (mengkudu extract 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% respectively), one
positive
control (oxytetracyclin), and four replications. All data of zona inhi
bition were analysed using
statistichial package SPSS 13 (Sampurna, 2008).
This result showed that, mengkudu extract
significantly inhibit the growth of
E. coli
(P<0,01). There was also a tendency diameter zone
of inhibition increase as the concentration o
f mengkudu extract was increase (
Y
= 0.
091
+
0.4
11
K
-
0.006K
2
+ 0.00003
320
K
3
) with correlation rate was 0,995.
Keywords:
E. coli
, Colibacilosis, mengkudu leaves (
Morinda citrifolia
)
PENDAHULUAN
Dalam
prakt
i
k
dunia
kedokteran hewan
infeksi
E.
c
oli
disebut dengan
k
oliba
s
ilosis
.
Terdapat
dua bentuk
utama
kolibasilosis yaitu
,
kolibasilosis
enterik
dan
sistemik
(Sussman,
1997)
.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani penyakit kolibasilosis
ialah
dengan melakukan sanitasi lingkungan, memperbaiki manajemen pakan dan
terapi antibiotik.
Pemberian vaksinasi sebagai langkah untuk pencegahan juga dapat dilakukan,
akan tetapi
banyaknya strain
E. coli
,
mengakibatkan tingkat keberhasilan vaksinasi menjadi rendah
(Gyles, 1986). Sedangkan terapi antibiotik disamping harganya yang relatif
mahal,
penggunaan antibiotik secara tidak tepat dapat mengakibatkan resistensi pada
hewan atau
pun
menimbulkan efek residu dalam daging.
Beberapa tahun terakhir, semakin marak penggunaan tanaman obat sebagai
salah satu
pengobatan alternatif pada manusia karena selain berkhasiat menyembuhkan
berbagai
penyakit, tanaman obat ini hampir tidak mempunyai
efek samping sehingga aman dikonsumsi.
Disamping itu, harganya juga jauh lebih murah dan mudah diperoleh (Abbas,
2004). Salah
satu terapi herbal yang memiliki nilai terapi dalam pengobatan adalah
menggunakan daun
mengkudu
(Morinda
citrifolia
).
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
218
Tanaman meng
kudu (
M
.
citrifolia
) belakangan ini menjadi sangat populer. Tanaman
ini banyak terdapat di Indonesia sebagai tanaman liar atau tanaman pekarangan
yang
dimanfaatkan sebagai sayuran atau tanaman obat. Khasiatnya yang dapat
menyembuhkan
berbagai penyakit pada
manusia mendorong banyak peneliti untuk melakukan penelitian
tentang kandungan tanaman mengkudu serta khasiatnya. Zat yang dikandung
dalam tanaman
mengkudu yang berperan sebagai antibakteri seperti
antrakuinon
. Zat ini terbukti dapat
menekan pertumbuhan b
akteri
Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococus
aureus, Bacillus subtilis,
dan
E.coli
(Waha, 2000).
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
memberikan
informasi kepada masyarakat, serta sebagai penelitian pendahuluan untuk dapat
memanfaa
tkan daun mengkudu (
M.
citrifolia
) sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui k
emampuan daun mengkudu (
M
.
citrifolia
)
menghambat
pertumbuhan
ba
kteri
E
.
coli
.
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada masyarakat,
serta sebagai penelitian pendahuluan untuk dapat memanfaatkan daun
mengkudu (
M.
citrifolia
) sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis
.
METODE PENELITIAN
Materi
Bahan
-
bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adala
h daun
mengkudu
sebanyak 300
gram yang diperoleh di Bukit, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali. Mac Conkey (
Oxoid
),
Mueller Hinton Agar (
Oxoid
), NaCl fisiologis 0,9 %, aquades, pepton 10%, isolat bakteri
E
.
coli
ATCC 25922 yang diperoleh di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
,
kertas cakram (
Oxoid
) kosong dan antibiotika dalam bentuk kertas
cakram tunggal yang mengandung oksitetrasiklin
dengan kadar konsentrasi 30 μg
.
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
219
Meto
de
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
perlakuan yaitu,
konsentrasi perasan daun
mengkudu
dari 0 % (kontrol negatif berisi NaCl fisiologis 0,9 %),
25%, 50%, 75%, dan 100%, 1 kontrol positif yaitu kertas cakram yang
mengandung a
ntibiotik
Oksitetrasiklin, kemudian masing
-
masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali.
Variabel yang diamati adalah besarnya zona hambat (satuan mm) dari masing
-
masing
perlakuan terhadap bakteri
E. coli
ATCC 25922 pada media Mueller Hinton Agar (MHA),
yang
diukur dengan jangka sorong.
Pengumpulan data dilakukan setelah 24 jam masa inkubasi, dengan cara
mengukur zona
hambat yang terbentuk dari masing
-
masing konsentrasi perlakuan.
Data hasil penelitian yang diperoleh, diuji dengan Analisis Ragam (Uji F) dan
dilanjutkan
dengan
Uji Duncan, kemudian
dilanjutk
an dengan
Analisis Regresi yang bertujuan untuk
mencari hubungan antara konsentrasi daun
mengkudu
dengan zona hambat
Escherichia coli
ATCC 25922 yang terbentuk.
S
emua data diolah menggunakan program SPSS
13
(Sampurna
,
200
8
).
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2011 di Laboratorium
Bakteriologi
B
alai
B
esar
Vet
eriner
Denpasa
r.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data h
asil pengukuran zona hambat perasan daun mengkudu (
Morinda
citrifolia
)
konsentrasi (0%,
25%, 50%, 75%, 100%) dan NaCl Fisiologis 0,9% sebagai kontrol negatif
(0%)
dapat di
lihat pada
tabel
berikut.
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
220
Tabel
1.
Rataan
d
iameter
z
ona
h
ambat
p
erasan
d
aun
m
engkudu
(
M. citrifolia
) pada
b
erbagai
k
onsentrasi
Konsentrasi (%)
Mean
N
Std.
Deviation
0
.000
4
.0000
25
7.350
4
.1291
50
8.550
4
.1291
75
10.450
4
.1291
100
12.500
4
.1826
total
7.770
20
4.3716
Tabel
menunjukkan
besar
rata
-
rata
zona
hambat yang terbentuk pada masing
-
masing
konsentrasi perasan daun
mengkudu
. Pada konsentrasi 0% tidak terbentuk
zona
hambat,
sedangkan pada konsentrasi 25%
zona
hambat yang terbentuk adalah sebesar
7,350
mm
,
pada
konsentrasi 50%
zona
hambat yang terbentuk sebesar
8,550
mm
,
p
ada konsentrasi 75%
zona
hambat yang terbentuk sebesar
10,450
mm
dan
pada konsentrasi 100%
zona
hambat yang
terbentuk sebesar
12,500
mm.
Zona
hambat yang terbentuk merupakan daerah bening yang
berada di sekitar perlakuan dan tidak terdapat
pertumbuhan koloni dari bakteri.
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
221
Gambar
1.
Grafik hubungan antara konsentrasi daun
mengkudu (
M.
citrifolia
)
(
K
) dengan
diameter daya hambat
E
.
coli
ATCC 25922 (
Y
) yang terbentuk.
Gambar
menunjukkan bahwa meningkatnya konsentrasi perasan daun
mengkudu (
M.
citrifolia
).
Maka akan meningkatkan pula
zona
hambat terhadap pertumbuhan bakteri
E
.
coli
secara
in vitro.
Masing
-
masing konsentrasi perasan daun
mengkudu
memiliki perbedaan
pada
zona
hambat yang ditimbulkan.
Ini menyatakan bahwa
s
emakin tinggi kadar zat aktif (flavonoid,
alkaloid dan
antrakuinon
) pada air perasan daun
mengkudu
maka semakin besar pula
aktivitas
daya antibakterinya. Hal ini dapat dilihat dari zona hambat yang terbentuk pada
kertas cakram
yang bersisi konsentrasi lebi
h tinggi yang lebih besar daripada konsentrasi yang lebih rendah.
I
ni menunjukkan
, ada kecenderungan semakin tinggi
konsentrasi perasan daun mengkudu
maka zona hambat yang terbentuk semakin besar.
Dinata (2008) menyatakan bahwa flavanoid merupakan golongan senyawa fenol
terbesar di alam yang terdapat pada tumbuhan yang mempunyai sifat
antimikroba. Cara kerja
100
95
90
85
80
75
70
65
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Konsentrasi (%)
15.0
12.0
9.0
6.0
3.0
0.0
Mean
Daya
Hambat
(mm)
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
222
senyawa ini sebagai antibakteri masih belum jelas. Kemungkinan aktifitas
antibakteri
flavano
id yang merupakan salah satu golongan fenol, menyebabkan kerusakan struktur
protein
yang terkandung di dalam dinding sitoplasma bakteri. Flavanoid dapat
mengubah sifat fisik
dan kimiawi sitoplasma yang mengandung protein dan mendenaturasi dinding
sel bakte
ri,
dengan cara berikatan
dengan protein melalui ikatan hi
drogen. Aktifitas ini akan menganggu
fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, dan pengendalian susun
an protein
(Pelzar dan Chan, 199
8).
Zat
antrakuinon
yang terdapat dalam daun men
gkudu
merupakan suatu persenyawaan
fenolik, sehingga mekanisme kerja sebagai antibakteri mirip dengan sifat
-
sifat fenol, yaitu
menghambat bakteri dengan cara mendenaturasi protein
(Fitri
, 2005)
.
Sedangkan a
lkaloid
memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah
dengan cara
mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
lapisan dinding sel
tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut
(Robinson,
1991)
.
Z
ona hambat yang terbentuk oleh berbagai konsentrasi dari perasan daun
mengkudu
memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan zona hambat dari
oksitetrasiklin.
Ini dapat dipengaruhi oleh penggunaan metode ekstraksi daun
mengkudu
yang be
lum
maksimal dalam mengolah zat aktif antibakteri yang terdapat pada daun
mengkudu
. Pengujian
zat aktif antibakteri herbal yang diuji bersamaan dengan antibiotik kimia yang
sudah
dipergunakan secara klinik
tidak selalu bisa diandalkan untuk perbandingan
da
n
penilaian
secara
akurat. Hal ini
di
karena
kan
tingkat gangguan
yang
tinggi yang melekat dalam
penggunaan metode penelitian yang biasanya
timbul
dari masalah
metode
difusi (Dickert
et al
,
1981).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data secar
a statistik, maka dapat disimpulkan
bahwa
:
p
erasan daun
mengkudu (
Morinda citrifolia
)
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
E
.
coli
i
n vitro
dan peningkatan
konsentrasi perasan daun
mengkudu (
Morinda citrifolia
)
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
223
meningkatkan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri
E
.
coli
secara
in vitro
.
Y=
0.
091
+
0.4
11
K
-
0.006K
2
+ 0.00003
320
K
3
dan
r = 0,995
.
SARAN
Saran yang dapat disampaikan
adalah perlu dilakukan peningkatan metode ekstraksi
untuk mendapatkan zat
-
zat akti
f secara lebih murni, perlu ditingkatkan jumlah perlakuan dan
ulangan serta perlu digunakan hewan coba seperti tikus putih untuk melihat
kemampuan daun
mengkudu yang maksimal sebagai antibakteri alami.
UCAPAN TERIMA
KASIH
Terima
kasih kepada
drh. I
Gede Kertayadnya, M.Sc.
Ph
D, Ibu Dati Purnawati, A.Md,
drh.
I Ketut Narcana, B
apak I Nengah Suparta, serta seluruh staff yang bekerja di Laboratorium
Bakteriologi Balai Besar Veteriner Denpasar yang telah membantu dalam
pengerjaan penelitian
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Abbas, F. 2
004. Berpaling ke Tanaman Obat.
http//www.suarapembaruan.com.
News/2004/05/11.htm
(tanggal akses 22 Maret 2011)
Dickert, H., Machka, K., dan Braveny, I. 1981. The uses and limitations of disc
diffusion in
the antibiotic sensitivity test
ing of bacteria. Infection 9:18
-
24.
Dinata, A. 2008. Basmi Lalat Dengan Jeruk Manis. Litbang pemberantasan
penyakit
Bersumber Binatang. Balitbang kesehatan depkes RI. Ciamis
www.litbang.depkes.go.id
(tanggal
akses 14 Juni 2011)
Fitri, D
.
N. 2005.
Studi Tentang Daya Hambat Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dengan
Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aeromonas
hydrophila
Indonesia Medicus Veterinus
2013 2(2) : 216
-
2
24
ISSN : 2301
-
7848
224
Secara Invitro.
SKRIPSI.
Jurusan Perikanan. Fakultas Peternakan Perikanan. UM
M.
Malang.
Gyles, C.L., Thoen C.O., dkk. (1986). Pathogenesis of Bacterial Infections in
Animals. Iowa
State University Press. United States of America.
Pelzar, J.M. dan Chan, E.C.S. 1998. Dasar
-
Dasar Mikrobiologi 2. Penerbit UI Press. Jakarta.
Robinson,
T.1991.
Kandungan OrganikTumbuhan Tingkat Tinggi, ITB, Bandung : 132
-
6.
Sampurna, I
.
P
. dan Nindhia, T.S. 2008
. ANALISIS DATA DENGAN SPSS Dalam
Rancangan Percobaan. Denpasar. Udayana University Press.
Sussman, M. 1997.
Escherichia coli
: Mechanisms of Virule
nce. United Kingdom. Cambridge
University Press.
Waha. 2000.
Sehat dengan mengkudu (Morinda citrifolia)
. MSF Group. Jakarta. 43 hlm.
LENGKUAS
Informasi spesies
Foto spesies (4) | Diskusi spesies ini (1)
Lengkuas
Alpinia galanga (L.) Sw.
Sinonim
Languas galanga (L.) Stuntz
Nama umum
Indonesia: Lengkuas, laos (Jawa), laja (Sunda)
Inggris: Greater galangal, Java galangal, languas, laos root Lengkuas
Vietnam: Rieng am, rieng nep
Thailand: Kha
Cina: Hong dou kou
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Alpinia
Spesies: Alpinia galanga (L.) Sw.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?
Lengkuas
Lengkuas (Alpinia galanga)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Upafamili: Alpinioideae
Bangsa: Alpinieae
Genus: Alpinia
Spesies: A. galanga
Nama binomial
Alpinia galanga
(L.) Willd.
Sinonim
Sumber:[1][2]
A. pyramidata Bl.
Amomum medium
Lour.
Maranta galanga L.
Tumbuhan lengkuas
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup
di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya
sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk
masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam
campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah
lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.
Deskripsi
Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar
sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun.[2] Batangnya ini
bertipe batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang,
ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm ×
7-15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau. Perbungaannya
majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah
bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida
memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota
bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau.
Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah
tua.[1] Umbinya berbau harum, ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada
yang besar juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan
warna dan ukuran rimpangnya.[2] Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap,
beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang
belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan.[1]
Laos atau lengkuas merupakan salah satu tanaman obat yang juga banyak dimanfaatkan dalam dunia
kuliner. Tanaman ini memiliki beragam nama antara lain laja (sunda), java galangal, greater galangal, laos
root, languas, kha, hong do kuo dan lain-lain. Dalam kajian ilmiah sendiri, lengkuas dikenal dengan nama
latin Alpinia galanga (L.) Sw. Dalam kehidupan sehari-hari, lengkuas dimanfaatkan dengan cara
sederhana yakni dengan dibersihkan kemudian dimemarkan dan selanjutnya dimasukkan ke dalam
masakan atau racikan obat. Berdasarkan beberapa sumber, jenis lengkuas yang populer digunakan dalam
dunia pengobatan adalah Alpinia purpurata K Schum atau lengkuas merah. Memang dalam dunia ilmiah
terdapat klasifikasi lengkuas dengan tujuan agar lebih mudah saat diidentifikasi.
Adapun klasifikasi lengkuas dalam ilmu biologi adalah sebagai berikut ini:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Ordo: Zingiberales
Genus: Alpinia
Dari klasifikasi lengkuas di atas bisa kita peroleh informasi bahwa lengkuas merupakan tanaman dengan
bunga. Bagian batangnya tertutupi dengan pelepah daun dengan tunas muda yang keluar di bagian
pangkal batang yang telah tua. Adapun daun dari tanaman lengkus ini memiliki tanglai yang pendek
dengan bentuk yang lanset dan memanjang. Bagian ujungnya runcing dan pangkalnya tumpul dengan
tepi yang rata. Ukuran daun lengkuas ini panjangnya antara 25 sampai 50 cm dan lebarnya antara 7
sampai 15 cm.
Dari klasifikasi lengkuas tersebut di atas, kita juga memperoleh informasi mengenai kemampuannya
untuk berbunga. Perbungaan lengkuas sendiri digolongkan ke dalam jenis majemuk yang terletak di
dalam tandan dengan tangkai yang panjang, cenderung tegak dan tumpul pada ujung tangkai tersebut.
Jumlah bunga lengkuas pada bagian batang bawah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah
bunga di bagian batang atas. Bunga lengkuas memiliki bentuk seperti piramida yang memanjang.
Adapun kelopak bunganya seperti lonceng dengan warna putih sedikit kehijauan.
Ciri-ciri
Akar: Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-
cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisik
berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging
rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan,
dan seratnya menjadi keras dan liat.
Rimpang Lengkuas
Batang: Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu,
berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daun: Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan
atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang dan ujungnya runcing,
pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan
lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
Bunga: merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau
putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah
tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis
miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya
berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau.
Buah: buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna hijau-kuning,
setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna
merah.
Kandungan
Mengandung minyak atsiri antara lain: galangol, galangin, alpinen kamfer, methyl-cinnamate.
Manfaat
Lengkuas berkasiat sebagai anti jamur, anti bakteri, menghangatkan, membersihkan darah, menambah
nafsumakan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mengencerkan dahak,
mengharumkan dan merangsang otot.
Cara Pengobatan
1. Aneka penyakit kulit, seperti kudis, koreng, dan borok
Rimpang lengkuas ditambah bawang putih sebanyak 4 kali rimpang ditumbuk halus dan dijadikan bubur
(pasta). Tempelkan pasta tersebut di tempat yang sakit. Untuk kurap menahun, tambahkan sedikit cuka
ke pasta tersebut. Selain itu, rimpang segar yang dicacah sampai timbul seratnya dan diberi sedikit cuka
dapat digunakan untuk menggosok panu di kulit.
8. Kaki encok
Rimpang lempuyang pahit ditumbuk, dicampur dengan minyak kelapa dan abu dapur hingga berbentuk
tapal. Ramuan ini juga berguna untuk megobati bengkak-bengkak di badan. Caranya oleskan tapal pada
bagian yang bengkak.
15. Bronkhitis
Rimpang lengkuas satu jari cuci bersih, parut. Tambahkan 1/2 cangkir air masak dan dua sendok makan
madu, remas sampai rata. Peras dan saring, minum tiga kali sehari setiap hari.
Lengkuas merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang mudah dijumpai di Indonesia. Dalam kajian
ilmiah, lengkuas dikenal dengan nama latin Alpinna Galanga. Jika didasarkan pada ciri fisiknya, lengkuas
hampir serupa dengan jahe dan juga kunyit. Meski demikian, kita bisa dengan mudah membedakannya
dengan cara menghirup baunya. Lengkuas ini tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia. Karena
itu jangan heran jika ibu-ibu suka menanamnya di pekarangan rumah. Selain dimanfaatkan sebagai
bumbu masakan, ternyata manfaat lengkuas untuk kesehatan manusia juga cukup beragam.
Bagian tanaman lengkuas yang dimanfaatkan adalah rimpangnya. Pada akar rimpang ini, tersembunyi
sejumlah senyawa penting antara lain minyak atsiri yang terdiri atas galangol, methyl-cinnamae, galangin
dan sineol. Senyawa lainnya adalah kamfer, seskuiterpen, kadien, resin, heksabidrokadalen hidrat,
amilum dan masih banyak lagi lainnya. Kompleksnya senyawa yang tersimpan di dalam rimpang lengkuas
ini menjadikan ia sebagai salah satu herba obat yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
1. Lengkuas mampu mencegah dan mengobati tumor. Senyawa transkoniferil disasetat di dalam
lengkuas diketahui mampu menghambat kerja enzim xanthin yang merupakan salah satu pemicu
tumor.
4. Lengkuas bisa meredakan gelaja kurang nyaman akibat luka yang terdapat di dalam perut.
5. Jika Anda mabuk laut, kunyahlah lengkuas dan permasalahan Anda tersebut akan teratasi.
6. Dengan menggunakan lengkuas di dalam masakan Anda, secara tidak langsung Anda telah
mengkonsumsi obat alami untuk melancarkan peredaran darah serta menangkal radikal bebas
dari dalam.
7. Manfaat lengkuas lainnya adalah meredakan diare. Cukup dengan beberapa kunyahan lengkuas,
diare akan hilang dalam beberapa waktu.
9. Jika Anda cermat, terkadang dalam produk penambah nafsu makan selalu dicantumkan lengkuas
atau Alpinna Galanga sebagai salah satu bahan baku. Memang, salah satu manfaat lengkuas
adalah untuk membantu merangsang nafsu makan. Jadi jika anak atau anggota keluarga Anda
lainnya mengalami kondisi kurang nafsu makan, tak ada salahnya meracik lengkuas menjadi
minuman hangat untuk mereka.
Rimpang lengkuas biasanya dimanfaatkan untuk membantu mengatasi rematik, bronkhitis, paru-
paru, dan meningkatkan nafsu makan. Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota
familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas sangat mudah diperoleh di Indonesia, masyarakat
juga menggunakan rempah lengkuas sebagai obat gosok untuk penyakit jamur kulit (panu)
sebelum obat-obatan modern berkembang seperti sekarang. Lengkuas sejak dahulu digunakan
sebagai obat herbal alami yang dapat mengobati panu / jamur, namun dengan berkembangnya
tanaman ini diberbagai daerah, banyak penelitian dan juga pemanfaatan masyarakat yang
menggunakan lengkuas sebagai obat herbal untuk mengobati penyakit tak nya untuk penyakit
panu saja, melainkan penyakt dalam dll.
Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang
dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-
kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-
hidroksi benzaidehida (Noro dkk., 1988).
Lengkuas Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-
7- fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan
asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor.
Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian adalah sebagai anti
jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas kerap
digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti panu,
kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.
LITERATUR :
1. Bown Deni, 2001, New Encyclopedia of herb & Their Uses, A Dorling Kindersley, hal
249,411
3. Julia Lawless, 1997, The Illustrated Encyclopedia of Essential Oils, Element Books
Limited, hal 134, 147, 202
5. Hoffmann David, 1996, The Complete Illustrated Holistic Herbal, Element Books
Limited, hal 164
6. Penelope Ody, 2000, The Complete Guide Medicinal Herbal, Element Books Limited, hal
50
436. Kegunaan Lengkuas. Bumbu dapur yang satu ini memiliki bahasa latin Alpinia
Galanga atau yang kita sebut dengan lengkuas atau laos. Tanaman ini digunakan pada
bagian umbinya dan juga daunnya. Tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran tinggi
maupun dataran rendah ini merupakan tanaman yang banyak terdapat di daerah Asia.
441. 3. Lengkuas juga merupakan anti inflamasi terutama mengobati peradangan pada
rongga perut. Selain itu juga lengkuas bisa mengurangi peradangan pada sendi atau
arthritis dan pengobatan pada bisul.
442. 4. Lengkuas juga bisa mengobati saluran cerna yang bermasalah seperti rasa mual
yang diikut dengan rasa ingin muntah.
443. 5. Membantu menenangkan dan menjadikan rasa nyaman karena radang lambung
atau penyakit maag yang akut.
444. 6. Pada lengkuas juga terdapat senyawa antioksidan tertentu yang bisa
meminimalkan racun yang disebabkan oleh radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh
dan juga racun lainnya yang mengganggu metabolisme tubuh.
445. 7. Lengkuas juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah. Anda cukup
memasukkan lengkuas dalam menu harian anda, sehingga anda akan menjadikan sistem
peredaran darah anda menjadi lancar dan tentunya juga bisa menjaga kesehatan jantung
anda.
446. 8. Penyakit diare yang bisa diderita oleh siapa saja dan kapan saja ini ternyata
juga bisa di sembuhkan dengan dikonsumsi beberapa iris lengkuas bersama dengan jahe.
Bamboo
Bambu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?
Bambu
Hutan bambu di Kyoto, Jepang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Upafamili: Bambusoideae
Superbangsa: Bambusodae
Bangsa: Bambuseae
Kunth ex Dumort.
Diversitas
Upasuku
Arthrostylidiinae
Arundinariinae
Bambusinae
Chusqueinae
Guaduinae
Melocanninae
Nastinae
Racemobambodinae
Shibataeinae
Baca selengkapnya
Taksonomi Bambuseae.
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu
memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem
rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan
lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. [1]
Daftar isi
2 Ekologi
4 Pembungaan massal
5 Pembudidayaan
o 5.3 Pencucian
6 Manfaat
o 6.1 Kuliner
o 6.2 Konstruksi
o 6.5 Transportasi
8 Galeri
9 Referensi
10 Pranala luar
Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies.[2] Spesies bambu ditemukan di
berbagai lokasi iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis panas. Mereka terdapat
di sepanjang Asia Timur dari 50o Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia,
dan di bagian barat India hingga ke Himalaya.[3] Mereka juga terdapati di sub-Sahara Afrika,[4]
dan di Amerika dari pertengahan Atlantik Amerika Utara[5] hingga ke selatan ke Argentina dan
Cili, mencapai titik paling selatan Bambu pada 47o Lintang Selatan. Benua Eropa tidak memiliki
spesies bambu asli.[6]
Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara komersial di Danau Besar
Afrika di Afrika Tengah bagian timur, terutama di Rwanda. Selain itu, berbagai perusahaan di
Amerika Serikat juga menumbuhkan, memanen, dan mendistribusikan spesies bambu seperti
Phyllostachys edulis.[7]
Terdapat dua bentuk bambu secara umum, yaitu bambu berkayu dari suku Arundinarieae dan
Bambuseae, dan bambu rerumputan dari suku Olyreae. Analisis molekuler dari pastida
menunjukkan bahwa terdapat tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu.[8]
Ekologi
Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh
100 cm (39 in) dalam 24 jam.[1] Namun laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah
lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3–10 cm
(1,2–3,9 in) per hari. Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di
wilayah yang kini disebut dengan Asia. Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh
hingga melebihi 30 m (98 kaki) tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 15–20 cm (5,9–
7,9 in). Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian beberapa inci saja.
Bambu termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, yang dapat menjadi penjelasan mengapa
bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa ketika bambu dipanen,
bambu akan tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem. Tidak seperti pohon,
batang bambu muncul dari permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai
tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan). Selama beberapa bulan
tersebut, setiap tunas yang muncul akan tumbuh vertikal tanpa menumbuhkan cabang hingga
usia kematangan dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari node dan daun muncul. Pada tahun
berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan mengeras. Pada tahun ketiga, batang
semakin mengeras. Hingga tahun ke lima, jamur dapat tumbuh di bagian luar batang dan
menembus hingga ke dalam dan membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan (tergantung
pada spesies), pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk dna runtuh. Hal
ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia antara tiga hingga tujuh
tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya setelah tahun pertama, dan
bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh tunas bambu baru di tempat ia
pernah tumbuh.
Banyak spesies bambu tropis akan mati pada temperatur mendekati titik beku, sementara
beberapa bambu di iklim sedang mampu bertahan hingga temperatur −29 °C (−20 °F). Beberapa
bambu yang tahan dingin tersebut mampu bertahan hingga zona 5-6 dalam kategori USDA Plant
Hardiness Zones, meski pada akhirnya mereka akan meruntuhkan daun-daunnya dan
menghentikan pertumbuhan, namun rizomanya akan selamat dan menumbuhkan tunas bambu
baru di musim semi berikutnya.
Bambu dari genus Phyllostachys dikategorikan sebagai spesies invasif di Amerika Serikat dan
jual-beli maupun perbanyakan adalah ilegal.[9]
Bambu adalah makanan utama panda, mencapai 99% dari diet mereka
Tunas bambu empuk, ranting, dan dedaunan adalah sumber makanan utama dari panda di Cina,
panda merah di Nepal, dan lemur bambu di Madagascar. Tikus memakan buah bambu. Gorilla
gunung Afrika juga memakan bambu, dan telah didokumentasikan mengkonsumsi nira bambu
yang telah berfermentasi dan mengandung alkohol.[4] Simpanse dan gajah juga memakan bagian
dari batang bambu.
Larva dari pelubang bambu (ngengat Omphisa fuscidentalis) di Laos, Myanmar, Thailand, dan
Cina memakan pulp dari bambu yang masih hidup. Larva ngengat ini menjadi bahan makanan
setempat.
Pembungaan massal
Kebanyakan bambu berbunga sangat jarang. Faktanya, bambu hanya berbunga dengan interval 5
sampai 120 tahun. Pembungaan massal pada spesies tertentu berbeda-beda waktunya.
Pembungaan massal yang paling lama periodenya adalah bambu dari spesies Phyllostachys
bambusoides. Spesies ini berbunga secara massal dalam waktu bersamaan meski terpisah secara
geografis dan iklim, dan setelah itu bambu akan mati menyisakan rizomanya. Pembungaan ini
memiliki dampak yang kecil, sehingga mengindikasikan keberadaan alarm biologis di dalam sel
yang memicu penjatahan energi untuk memproduksi bunga dan menghentikan pertumbuhan
vegetatif.[10] Mekanisme ini, termasuk penyebabnya secara volusi, masih menjadi pertanyaan.
Satu hipotesis yang menjelaskan evolusi dari pembungaan massal ini adalah untuk
"mengenyangkan" predator, di mana pembungaan dan pembuahan dalam waktu yang bersamaan
akan meningkatkan ketahanan populasi benih mereka dengan membanjiri area dengan buah
sehingga predator akan memakan yang mereka butuhkan dan lalu meninggalkan biji-bijian yang
tersisa untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Bambu memiliki siklus pembungaan yang jauh
melebihi usia hidup rodent sehingga mampu mengatur populasi rodent agar tidak terbiasa
memakan buah bambu. Dan bambu dewasa yang mati sebelum berbunga akan lebih efektif jika
tidak dipertahankan sebagai mekanisme penyimpanan energi untuk melakukan pembungaan.[11]
Hipotesis lainnya adalah berdasarkan pada teori kebakaran hutan bambu, di mana kematian
massal pasca pembungaan memicu gangguan habitat. Bambu yang mengering di atas biji-bijian
yang telah jatuh di atas tanah dapat memicu kebakaran hutan akibat sambaran petir.[12] Karena
bambu dapat menjadi tanaman suksesi yang agresif, dan tunas bambu yang baru dapat mencegah
pertumbuhan tanaman yang lain sehingga mereka mampu menguasai lahan.
Namun kedua hipotesis diragukan dengan berbagai alasan. Hipotesis "pengenyangan" predator
tidak menjelaskan secara detail mengapa pembungaan massal memakan waktu hingga 10 kali
usia hidup rodent. Dan hipotesis kebakaran bambu diragukan karena tidak ditemukan bukti
terjadinya kebakaran hutan bambu akibat sambaran petir; hampir semuanya disebabkan oleh
manusia.[13] Dan teori pemanfaatan sambaran petir sebagai satu-satunya alasan dalam kemajuan
evolusi bambu diragukan karena sambaran petir merupakan kejadian alam yang sangat tidak
terduga.[14] Meski kebakaran hutan akibat sambaran petir sebenarnya terjadi dalam jangka waktu
evolusi kehidupan di bumi di beberapa tempat. Dan spesies tanaman Pinus contorta
membutuhkan pemicu ekologis seperti kebakaran hutan untuk menyebarkan biji lebih cepat, dan
Sequoiadendron giganteum membutuhkan kebakaran hutan agar tunas mereka mampu
mendominasi hutan.
Pembungaan massal juga memiliki dampak ekonomi dan ekologis. Kemunculan buah bambu
yang secara drastis dapat memicu pertumbuhan populasi rodent, sehingga dapat memicu
kerusakan tanaman pertanian setempat. Seperti pembungaan massal oleh tanaman bambu
Melocanna bambusoides di Teluk Bengal yang terjadi setiap 30-35 tahun sekali.[15] Rodent juga
memicu penyebaran penyakit seperti typhus, typhoid, dan wabah pes.[10][11]
Dalam beberapa kasus, pembungaan massal memicu munculnya kultivar baru di tempat tersebut
dengan karakteristik yang berbeda dengan populasi bambu sebelumnya. Sehingga periode
pembungaan berikutnya mungkin tidak akan sama dengan periode pembungaan sebelumnya.
Pembudidayaan
Bambu tumbuh dengan cara menyebarkan perakaran dan rizomanya di bawah tanah. Persebaran
ini bisa sangat luas, dan jika tidak dikendalikan bisa menyebabkan tunas tumbuh di tempat yang
tidak diinginkan, bahkan berpotensi invasif. Seberapa luas perakaran bambu menyebar
ditentukan oleh jenis tanah dan iklim setempat. Rizoma yang berada di dalam tanah bisa
dipotong jika diinginkan, dan jika rizoma terpisah dari badan utamanya, biasanya akan mati.
Kayu komersial
Kayu bambu dihasilkan dari bambu budidaya dan bambu liar, biasanya dari genus Phyllostachys.
Pemanenan kayu
Bambu yang digunakan untuk kegiatan konstruksi harus dipanen ketika batang mencapai
kekuatan tertingginya dan ketika kadar gula di dalam batang berada dalam kondisi terendah,
karena keberadaan gula mempermudah bambu untuk diserang hama.
Pencucian
Pencucian adalah penguraian getah bambu setelah pemanenan. Di banyak tempat di dunia, kadar
getah dikurangi dengan berbagai cara:
1. Bambu yang telah dipotong ditegakkan dengan bantuan bambu yang masih tertanam hingga
daun yang masih menempel pada bambu berwarna kekuningan. Hal ini bertujuan agar kadar
gula dalam getah dimanfaatkan oleh daun dan ranting bambu terlebih dahulu. Biasanya
dilakukan selama dua minggu.
2. Cara yang sama dengan di atas namun bagian dasar bambu direndam dalam sngai atau drum air.
Cara ini lebih cepat karena getah gula keluar hanyut atau larut oleh air.
Dalam proses pencucian, bambu dikeringkan perlahan di tempat teduh untuk mencegah retaknya
lapisan luar bambu.
Manfaat
Kuliner
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rebung
Khao lam (bahasa Thai: ข ข้าวหลาม) adalah beras ketan dengan gula dan santan kental dimasak di dalam
ruas bambu khusus dengan diameter tertentu
Meski tunas bambu mengandung toksin taxiphyllin, senyawa glikosida sianogenik, yang mampu
menghasilkan sianida di dalam lambung, pemrosesan yang sesuai akan menjadikan tunas bambu
bisa dimakan. Berbagai masakan Asia menggunakan tunas bambu, dan tunas bambu dijual dalam
bentuk segar maupun kalengan. Lemur bambu emas memakan tunas bambu mentah dan mereka
tidak terpengaruh toksin taxiphyllin.
Tunas bambu dalam kondisi terfermentasi adalah bahan utama dalam berbagai kuliner di
Himalaya. Di India disebut khorisa. Di Nepal, tunas bambu difermentasikan dengan kunyit dan
minyak sayur, lalu dimasak dengan kentang menjadi masakan yang dimakan bersama nasi (alu
tama (आलल ततामता) in Bahasa Nepali).
Di Indonesia, tunas bambu dipotong tipis-tipis dan direbus bersama santan dan rempah-rempah
untuk membuat gulai rebung. Resep lain yang memanfaatkan tunas bambu yaitu sayur lodeh dan
lumpia. Tunas bambu yang telah diiris dicuci bersih dan/atau direbus sebelum dimakan untuk
menghilangkan toksin.
Acar tunas bambu digunakan sebagai pelengkap makanan, bisa juga dibuat dari inti batang
bambu muda (pith)
Getah dari batang bambu muda disadap ketika musim hujan untuk menghasilkan minuman
beralkohol. Daun bambu bisa dipakai sebagai pembungkus makanan ringan.
Bagian dalam batang bambu tua biasanya digunakan sebagai alat memasak di banyak budaya
Asia. Sup dan beras yang dimasak di dalam batang bambu dipaparkan ke api hingga matang.
Memasak di dalam batang bambu dipercaya menghasilkan rasa yang berbeda.
Bambu juga digunakan untuk membuat sumpit dan alat memasak lainnya seperti spatula. Bambu
merupakan bahan baku dari berbagai peralatan rumah tangga yang utama sebelum datangnya era
peralatan rumah tangga dari plastik. Bakul nasi, tampah, bubu/perangkap ikan, tempat kue
(besek), topi bambu (caping) adalah contoh dari beberapa peralatan yang terbuat dari bambu.
Konstruksi
Rumah-rumah di pedesaan Jawa dan Sunda masih banyak yang memakai dinding bambu. Pohon
bambu yang tebal terutama di bagian pangkal dipakai sebagai kaso. Batang bambu juga banyak
dipakai sebagai jembatan darurat.
Bambu berkualitas tinggi lebih kuat dibandingkan baja,[16][17] sehingga dapat digunakan sebagai
bahan bangunan maupun senjata
Konstruksi bambu pada pagar, dinding, tiang. Lokasi: Bojongmangu, Kabupaten Bekasi
Instrumen musik
Di Indonesia, bambu sering digunakan sebagai alat musik tradisional yang menjadi ciri khas
masing-masing daerah Indonesia. Salah satu contohnya adalah Angklung dan Seruling yang
berasal dari Sunda.
Pengolahan air
Transportasi
Panjangnya umur bambu menjadikannya ia sebagai simbol keteguhan, ketulusan di Cina, dan
sebagai tanda persahabatan di India. Jarangnya bambu berbunga, membuat bunganya dianggap
sebagai simbol kelaparan yang akan datang. Hal ini bisa jadi berhubungan dengan tikus-tikus
yang memakani bunga-bungaan bambu yang menyebabkan tikus-tikus bertambah banyak dan
menyebabkan hancurnya produksi pertanian lokal.[butuh rujukan]
Di dalam kebudayaan Cina, bambu, prem, anggrek, dan krisan (diketahui juga sebagai méi lán
zhú jú 梅兰竹菊) sering disebut sebagai Empat Lelaki. Keempat tanaman ini merepresentasikan
keempat musim dan juga keempat aspek dari Junzi ("guru", "orang bijak", 君子) dalam
Konfusianisme. Cemara (sōng 松), bambu (zhú 竹), dan prem (méi 梅) juga dikagumi
ketahanannya terhadap kondisi yang keras. Mereka bertiga ini dikenal sebagai Tiga Teman di
Musim Dingin (suìhán sānyǒu 岁寒三友) dalam kebudayaan Cina. Ketiganya juga dipakai untuk
sistem pemeringkatan di Jepang. Misalnya dalam tempat penginapan tradisional di Jepang
(ryokan 旅館), cemara (matsu 松) melambangkan tingkatan utama, bambu (take 竹) sebagai
tingkat kedua, dan prem (ume 梅) sebagai tingkatan ketiga.[butuh rujukan]
Deskripsi
1. Daun Bambu (Bambusa sp) termasuk daun lengkap karena memiliki ketiga syarat sebagai daun lengkap
yaitu memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
2. Bangun daun (Circum scription) pada daun Bambu (Bambusa sp) yaitu termasuk bangun lanset
(laceolatus) karena bagian terlebar berada di tengah-tengah helaian daun.
3. Ujung daun (apex folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah runcing (acutus).
4. Tepi daun (margo folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah rata (integer) karena tepi daun pada
pangkal hingga ke ujung bertepi rata.
5. Pangkal daun (basis folii) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah runcing (acutus).
6. Tulang daun (venation) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah bertulang sejajar karena mempunyai
satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan
nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar.
7. Permukaan daun pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah berbulu kasar (hispidus) karena jika diraba
terasa kasar.
8. Daging daun (intervenium) pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah seperti kertas (papyraceus atau
chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar.
9. Warna daun pada daun Bambu (Bambusa sp) adalah hijau tua.
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa sp
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bambu
Bambu
merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini
sudah menyebar diseluruh kawasan nusantara. Dalam pertumbuhannya tanaman ini tidak
terlalu banyak menuntut persyaratan. Bambu dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai
kering,
dari dataran rendah hingga ke daerah pegununggan. Tak heran jika keberadaannya
banyak dijumpai diberbagai tempat, baik sengaja ditumbuhkan maupun tumbuh secara
alami. Tanaman ini termasuk dalam orde
Graminales
, famili
gramineae
, dan subfamili
Bambusoideae
(Berlian, 1995).
Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropis dibenua Asia, Afrika, dan
Amerika. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Tanaman bambu
yang kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Arah pertumbuhan biasanya tegak, kadang
-
kad
ang memanjat, dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya
agak menjuntai dan daun
-
daunnya seakan melambai. Tinggi tanaman bambu pada
umumnya sekitar 0,3 m sampai 30 m, diameter batangnya 0,25
–
25 cm dan ketebalan
dindingnya sampai 25 m
m. Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati
tanpa berbunga (McClure, 1966)
Secara
biofisik, pohon bambu menghasilkan selulosa per ha 2
–
6 kali lebih besar
dari pohon kayu pinus. Peningkatan biomassa bambu per hari 10
–
30% dibanding 2,5
%
untuk pohon kayu pinus. Bambu dapat dipanen dalam 4 tahun, lebih singkat dibanding 8
-
20 tahun untuk jenis pohon kayu pinus.
Universitas
Sumatera
Utara
Tabel 2.1. Persentase komponen
-
komponen yang terkandung dalam batang bambu
Komponen
Kandungan %
Selulosa
Lignin
Pentosan
Zat
ekstraktif
Air
Abu
SiO
2
42.4
–
53.6
19.8 – 26.6
1.24 – 3.77
4.5 –
9.9
15 – 20
1.24 – 3.77
0.10 – 1.78
(Widya, 2006)
Bambu diduga memiliki kesesuaian sebagai bahan baku pembuatan papan partikel
ditinjau dari segi anatomis dan komposisi
kimianya karena mempunyai serat panjang (3
–
4 mm). kualitas bambu berada diantara kayu dan rumput
-
rumputan, tetapi rasio antara
panjang dan lebar serat, bambu adalah yang tertinggi di antara ketiganya, sehingga bambu
merupakan bahan baku yang baik untuk pembuatan papan partikel (Suranta, 2009).
Kandungan terbesar dalam batang bambu adalah selulosa. Selulosa adalah
polisakarida yang tersusun dari monomer D
-
glukosa yang mempunyai tiga gugus hidroksil
yang dapat disubstitusi. Ditinjau dari strukturnya, dapa
t saja diharapkan selulosa
mempunyai kelarutan yang besar dalam air, karena banyaknya kandungan gugus hidroksil
yang dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air (interaksi yang tinggi antara pelarut
-
terlarut). Akan tetapi kenyataannya tidak demikian dan selulosa bukan hanya tak larut
dalam air tetapi juga dalam pelarut lain. Penyebabnya ialah kekuatan rantai dan tingginya
gaya antar garis rantai akibat ikatan hidrogen antar gugus hidroksil pada rantai yang
berikatan. Faktor ini dipandang menjadi penyebab kek
ristalan yang tinggi dari serat
selulosa. Jika ikatan hydrogen berkurang, gaya antaraksi pun berkurang dan oleh
karenanya gugus hidroksil selulosa harus diganti sebagian atau seluruhnya oleh
pengesteran. Hal ini dapat dilakukan, dan ester yang dihasilkan l
arut dalam sejumlah
pelarut (Widya, 2006).
Tanaman bambu sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sebutan untuk
tanaman ini berbeda
-
beda disetiap daerah. Di daerah Sunda bambu disebut
awi
dan di
Universitas
Sumatera
Utara
daerah Jawa disebut
pring
. Adapun secara internasional bambu dikenal dengan sebutan
bamboo
.
Di
Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar
dan belum jelas kegunaannya. Salah satu jenis bambu yang banyak tersebar di wilayah
Indonesia adalah bambu betung (Orina, 2010).
2.2.
Bambu Betung
Bambu betung (
dendrocalammus
) memiliki sifat yang keras dan baik untuk bahan
bangunan karena seratnya besar
-
besar dan ruasnya panjang. Jenis bambu ini mempunyai
rumpun yang agak sedikit rapat. Warna batang hijau kekuning
-
kuningan. Ukurannya lebih
besar dan lebih tinggi dari pada jenis bambu lain. Perbanyakan bambu betung dilakukan
dengan potongan batang atau cabangnya. Jenis bambu ini mempunyai pertumbuhan yang
cepat, mudah diperbanyak, dan dapat tumbuh baik ditempat yang cukup kering. Tanaman
ini dapat ditemui di dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl (Berlian, 1995).
Bambu betung adalah bambu yang kuat, tingginya bisa mencapai 20
–
30 m dan
diameter batang 8
–
20 cm. Ruas bambu betung cukup panjang dan tebal,
panjangnya
antara 40
–
60 cm dan ketebalan dindingnya 1
–
1,5 cm. Bambu betung bisa dipanen pada
umur 3
–
4 tahun dengan produksi sekitar 8 ton/ha. Kerapatan serat bambu betung adalah
0,8 g/cm
3
. Pada bambu betung, kecepatan munculnya tunas baru dan pertum
buhan akar
serta tajuk relative lebih cepat pada penanaman horizontal. Namun demikian pertumbuhan
akar dan tajuk dari penanaman vertikal jauh lebih baik dari penanaman horizontal (Orina,
2010).
Bambu betung memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan je
nis bambu lain.
Hal ini dapat dilihat dari kandungan holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) yang
terdapat didalamnya.
Universitas
Sumatera
Utara
Tabel 2.2. kandungan holoselulosa yang terdapat pada beberapa jenis bambu
Jenis Bambu
Holoselulosa (%)
Tali
Hitam
Kuning
Andong
Betung
Ampel
73.3
76.2
83.8
76.00
83.9
73.7
(Widya, 2006)
Kadar holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) pada keenam jenis bambu pada
table di atas relatif tinggi (> 65%), sehingga diduga akan menghasilkan papan partikel
dengan kualitas baik.
Dari keenam jenis bambu, bambu betung memiliki kadar
holoselulosa tertinggi atau terbaik. Dengan demikian bambu betung diperkirakan dapat
menghasilkan papan partikel dengan kualitas yang relatif lebih baik dan rendemen yang
relatif lebih tinggi dibandingkan lima jenis bambu lainnya (Widya, 2006) .
2.3.
Polipropilena
Polipropilena adalah sebuah polimer termoplastik yang transparan berwarna putih.
Polipropilena merupakan polimer Kristal yang dihasilkan dari proses polimerisasi,
mempunyai titik leleh 165
– 170
o
C
, berat jenis 0,90
–
0,91 g/cm
3
, memiliki ketahanan
terhadap bahan kimia yang tinggi tetapi ketahanan pukul yang rendah. Pada temperatur
tinggi polipropilena larut dalam senyawa aromatik dan hidrokarbon yang diklorinasi,
tetralin, dan tidak larut dalam alkohol, ester dan sikloheksanon (Bark, 1982).
Polipropilena (PP) adalah polimer sintesis yang penggunaannya sangat luas,
merupakan polimer termoplastik yang diproduksi secara polimerisasi addisi dengan katalis
Zeigler
-
Natta, menghasilkan polipropilena yang
isotaktis. Selain mempunyai massa yang
Universitas
Sumatera
Utara
adhesi permukaan antara komponen pada campuran polimer.
Modifikasi dari polipropilena
juga digunakan secara luas untuk meningkatkan penggunaan dari bahan
-
bahan mekanik
dari komposit yang berbahan dasar polipropilena dan juga meningkatkan kekuatan dari
komposit tersebut (Collar, 1996).
Proses grafting PP
dengan MA dilakukan pada sistem tertutup dalam internal mixer
menggunakan berbagai komposisi kimia dan pada suhu leleh. Pengolahan reaktif
polipropilena isotaktis di
grafting
dengan maleat anhidrida menggunakan inisiator benzoil
peroksida (BPO). Pada proses
reaksi, terjadi pemutusan rantai polimer atau polipropilena
karena adanya BPO yang menyebabkan rantai polipropilena menjadi lebih pendek dan
membentuk radikal, sehingga dengan adanya senyawa maleat anhidrida yang memiliki
ikatan rangkap akan terbentuk reaksi kimia atau ter
grafting
(Sukatik, 2011).
Mekanisme penempelan gugus fungsi pada polipropilena diawali dengan hilangnya
satu atom H dari atom C tersier dengan adanya inisiator benzoil peroksida menghasilkan
radikal polipropilena, selanjutnya akan berin
teraksi dengan gugus maleat anhidrat.
Tahapan reaksinya adalah sebagai berikut :
Dekomposisi Peroksida
Inisiasi
Propagasi
Universitas
Sumatera
Utara
PP radikal
disproporsionasi
Transfer Rantai
Terminasi
Universitas
Sumatera
Utara
(Nasution, 2009)
Gambar 2.2. Tahapan Reaksi PP
-g-
MA
2.5.
Interaksi PP
-g-
MA dengan Serbuk Kayu
Agen pengikat maleat anhidrat banyak digunakan untuk meningkatkan kekuatan komposit
yang mengandung pengisi dimana seratnya diperkuat. Penguatan kimia maleat anhidrat
tidak hanya dipakai untuk modifikasi serat tetapi juga membuat permukaan komposit
matriks
PP dengan serat dapat lebih baik sehingga meningkatkan kekuatan tarik komposit.
Rantai PP dan maleat anhidrat menjadi terikat dan menghasilkan
grafting
maleat anhidrat
polipropilena. Kemudian penguatan serat selulosa dengan
grafting
maleat anhidrat
polipr
opilena menghasilkan permukaan dengan ikatan kovalen (Bledzki, 1996).
O
O C CH
2
+H
2
O
OCCC
OH
O
OH C
CH
2
+
O
OH C C C
OH
O
F
I
B
E
R
F
I
B
E
R
Universitas
Sumatera
Utara
O C CH
2
Selulosa PP
-g-
MA
OOCCC
H
H
OH
(Caulfield, 2005)
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi serbuk kayu dengan PP
-g-
MA
CH
3
C CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
C CH
3
O CH
2
CH
2
O
O C CH
2
CH
2
H
2
CH
2
CCO
O C C C CH
3
CH
3
CCCO
O
H CH
2
CH
2
HO
CH
3
C CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
C CH
3
Gambar 2.4. Reaksi DVB dengan Selulosa
–
PP
-g-
MA
2.6.
Maleat Anhidridra (MA)
F
I
B
E
R
F
I
B
E
F
I
B
E
Universitas
Sumatera
Utara
Maleat anhidrida adalah senyawa vinil tidak
jenuh yang merupakan bahan mentah dalam
sintesa resin poliester, bahan aditif dan minyak pelumas. Maleat anhidrida masih
digunakan dalam penelitian polimer. Maleat anhidrida dengan berat molekul 98,06, larut
dalam air, meleleh pada temperatur 57
-60
o
C, mend
idih pada 202
o
C (Al
-
Malaika, 1997).
2CH
2
CH
2
CH
2
CH
3
+ 7O
2
2C
2
H
2
(CO)
2
O + 8H
2
O
Gambar 2.5. Reaksi Pembuatan Maleat Anhidrida
CH CH
OCCO
O
(Al
-
Malaika, 1997)
Gambar 2.6. Struktur Maleat Anhidrida (C
4
H
2
O
3
)
2.7.
Benzoil Perosida (BPO)
Benzoil peroksida merupakan senyawa
peroksida yang berfungsi sebagai inisiator dalam
proses polimerasi dan bahan pembentukan ikatan silang dari berbagai polimer dan material
polimer. Senyawa peroksida ini dapat digunakan sebagai pembentuk radikal bebas.
Senyawa peroksida ini dapat digunakan
sebagai pembentuk radikal bebas. Benzoil
peroksida mempunyai waktu paruh yang dipengaruhi tekanan dan temperatur, waktu paruh
relatif kecil 0,37 jam pada temperatur 100
o
C. Inisiator diperlukan dalam pembuatan papan
partikel berbahan baku limbah serbuk kayu
dan limbah plastis polipropilena, karana tanpa
adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleat anhidrat hanya bisa
terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan
dengan polipropilena tidak terj
adi.
Universitas
Sumatera
Utara
Benzoil Peroksida
Radikal Bebas Benzoil
Karbon Dioksida Radikal bebas
(Al
-
Malaika, 1997)
Gambar 2.7. Penguraian Benzoil Peroksida
2.8.
Divinilbenzena (DVB)
Rum
us molekul divinilbenzena C
10
H
10
, titik didihnya 195
o
C, tidak larut dalam air dan larut
dalam etanol dan eter dan memiliki titik nyala 76
o
C. Divinilbenzena merupakan zat
pengikat silang yang juga meningkatkan sifat polimer. Divinilbenzena telah digunaka
n
dalam pabrik perekat, plastik, elastomer, keramik, pelapis, katalis, membran, farmasi,
polimer khusus dan resin penukar ion. Pada pabrik plastik, divinilbenzena digunakan
dalam industri plastik untuk mengikat silang dan memodifikasi material
-
material da n
untuk
membantu proses kopolimerisasi. Dapat juga meningkatkan resistansi terhadap tekanan
retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan. Divinilbenzena membantu
meningkatkan stabilitas termal dari komposisi resin epoksi. Pada pabrik karet sin
tesis,
dimana karet sintesis merupakan golongan elastomer buatan yang mendekati satu atau
lebih sifat dari karet alam. Divinilbenzena telah digunakan dalam kopolimer stirena
-
butadiena sebagai adesif dan membantu da
lam proses ekstrusi karet.
Adapun strukt
ur dari divinilbenzena adalah :
CH CH
2
CH CH
2
(Blackley, 1983)
Universitas
Sumatera
Utara
Gambar 2.8
Struktur divinilbenzena (p
-1,4-
divinilbenzena)
2.9.
Papan Partikel
Papan partikel ialah produk panil yang dihasilkan dengan
memanpatkan partikel
-partikel
kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat. Tipe
-
tipe papan partikel yang
banyak itu sangat berbeda dalam hal ukuran dan bentuk partikel, jumlah resin (perekat)
yang digunakan, dan kerapatan panil yang dihasilkan (Haygreen, 1996).
Papan partikel
adalah salah satu jenis
kayu pabrikan
. Papan partikel terbuat dari
campuran
keping kayu
(wood chips)
yang dicampur dengan lem resin sintetis dan dipres
atau ditekan menjadi lembaran
-
lembaran keras dalam ketebalan tertentu. Papan partikel
cenderung stabil dan tidak mudah berubah bentuknya (menyusut, membelok, dan lain lain).
Papan partikel juga dapat dipotong, dibentuk, dan dibor dengan mudah menggunakan
peralatan standar.
Papan partikel tidak dapat digunakan untuk bagian eksterior karena
ujung
-
ujngnya mudah menyerap
embun
dan mudah lembab. Meskipun demikian, beberapa
produsen kini menyertakan emulsi lilin di lemnya untuk melindungi papan dari
kelembaban pada tingkat tertentu. Papan partikel lebih banyak digunakan un
tuk
peti mati
,
laci, panel, partisi, dan lain
-
lain
(Haygreen, 1996).
2.9.1.
Macam dan Mutu Papan Partikel
Papan partikel dapat
dibedakan berdasarkan beberapa hal seperti cara
pengempaan, kerapatan, kekuatan, macam perekat, susunan partikel dan
pengolahan. Dan mutu papan partikel meliputi beberapa hal seperti cacat,
ukuran, sifat fisis, sifat mekanis, sifat kimia. Ketentuan mengen
ai mutu papan
partikel tidak selalu sama pada setiap standar dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan teknologi dan penggunaan papan partikel (Arbintarso, 2008)
2.9.2.
Faktor yang Mempengaruhi Mutu Papan P
artikel
1.
Berat Jenis Kayu
Universitas
Sumatera
Utara
ini menggunakan jauh lebih banyak
energi
dan
radiasi
elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop
cahaya
(Qiu, 2005).
Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan.
Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan. Dari gambar permukaan
yang diperoleh merupakan tofografi dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang pada
permukaan. Gambar tofografi diperoleh dari penangkapan electron sekunder yang
dipancarkan oleh specimen. Sinyal elektron skunder yang dihasilkan ditangkap oleh
detektor yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas
menggambarkan suatu struktur
permukaan specimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat
dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu
disket (Negulescu, 2004).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
Bahan
-
bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
Batang bambu betung, diperoleh dari daerah Sunggal di belakang PDAM
TIRTANADI, bambu berumur 2 tahun dengan ketinggian 10
-
15 meter dari
permukaan tanah.
2.
Poli propilena, Yuhwa Polypro, diperoleh dari Korea Petrochemical Ltd
3.
Male
at Anhidrida
3.
Benzoil Peroksida 97%, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
4.
Methanol 99,9%, p.a Merck diperoleh dari CV. Karya Graha Agung
5.
Xilena
99,8%, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
6.
Aseton
99,8%, p.a Merck diperoleh dari CV. Piso
n Lintas Artha
7.
Divinilbenzen
80%, Aldrich diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
Universitas
Sumatera
Utara