NAMA KELOMPOK 3:
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah salah satu sayuran daun yang memiliki
banyak manfaat, antara lain dapat digunakan sebagai pelengkap masakan dan memiliki
khasiat obat. Seledri mempunyai aroma yang khas, dipakai untuk penambah aroma masakan
(Soewito, 2004). Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 g) : kalori
sebanyak 20 kalori, protein 1 g, lemak 0,1 g, hidrat arang 4,6 g, kalsium 50 mg, fosfor 40 mg,
besi 1 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 11 mg dan 63% bagian dapat
dimakan (Obatherbalalami, 2010). Sayuran seledri berasal dari Asia, khususnya wilayah di
Mediterania sekitar Laut Tengah. Selanjutnya tanaman ini menyebar ke 8 wilayah yaitu
dataran Cina, India, Asia Tengah, Mediterania, Etiopia, Meksiko Selatan dan Tengah serta
Amerika Serikat. Petani Indonesia belum menanam seledri sebagai komoditi utama, di lain
pihak para peneliti dari Universitas maupun pusat penelitian tanaman sayur belum banyak
meneliti seledri. Karena itu sulit menentukan produksi nasional (Cerianetagriculture, 2008).
Namun untuk luas areal tanam seldri di Indonesia 39.552.488 ha dan khususnya di Sumatera
Utara mencapai 175.857 ha (BPS, 2013).
B.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja cirri-ciri dan struktur tanaman Seledri
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari tumbuhan Seledri
3. Untuk mengetahui apa saja khasiat atau manfaat tanaman Seledri
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Menurut Pamplona (2016) seledri merupakan tumbuhan serbaguna jenis herba Apium
graveolens Linn memiliki batang yang lembek dan garing serta memiliki daun
berwarna hijau segar dengan aroma dan cita rasa yang khas dimana termasuk keluarga
Apiaceae yang tumbuh pada daerah beriklim subtropis dan tropis di benua eropa.
2. Beberapa kandungan senyawa fitokimia utama yang ada pada seledri seperti fenol,
alkaloid, karbohidrat dan steroid serta vitamin C, flavonoid, dan vitamin A yang
menjadikan seledri sebagai pengobatan secara alami berfungsi untuk memelihara
kesehatan tubuh (Rusdiana, 2018).
3. Menurut Arisandi R. dan Sukohar A. (2016) seluruh bagian seledri terdapat senyawa
fenol seperti flavonoid, apiin, apigenin, isokuersitrin serta senyawa lain yakni tanin,
seleri, bergapten, apiumosida, apiumetin, apigravrin, ostenol, isopimpinellin,
isoimperatorin, selereosida, dan 8-hidroksi metoksipsoralen juga minyak atsiri dan
beberapa vitamin. Mengkonsumsi seledri juga memiliki manfaat bagi kesehatan
seperti mengobati encok, keasaman metabolis, hipertensi (tekanan darah tinggi),
kolesterol berlebih, diabetes, psoriasis erupsi kemerahan dan kerak pada kulit),
antipasmodik, anti-asma, anti-rematik, dan anti-bronkitis, menstruasi yang tidak
teratur, dan diuretik.
4. Daun seledri itu sendiri mengandung beberapa senyawa seperti flavonoid, apiin,
saponin, tanin, apigenin, minyak atsiri, kolin, zat pahit asparagin serta vitamin A, B, C
(Sukandar et. al., 2006).
5. Pemanfaatan seledri secara umum sebagai sayuran maupun obat berbagai macam
penyakit serta memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi (Fatma, 2011).
Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa
digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea
mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di 10
Indonesia tumbuhaneini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk
menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa:
daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan. Tanaman seledri merupakan
tanaman dikotil (berkeping dua) dan merupakan tanaman yang berbentuk rumput atau semak.
Tanaman seledri tidak bercabang. Susunannya terdiri dari daun, tangkai daun, batang dan
akar (Haryoto, 2009).
Menurut Mursito (2002) tanaman seledri ini memiliki umur kurang lebih dua tahun
rata-rata daun berpangkal pada batang, bertangkai, buahna bulat dan berbiji hitam.
Tumbuhaneseledri memiliki tinggi kurang lebih 2 kaki dan hidup di daerah yang basah.
Tanaman seledri biasanya hidup di daerah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung
humus dan bahan organik, tata udara dan tabnah yang baik serta ph Antara 5,5-6,5.
Tanamaneseledri menurut habitus pohonya dibagi menjadi 3 yaitu seledri daun yang dipanen
dengan cara dicabut batangnya dan dipotong daunnya, seledri potong dipanen dengan cara
memotong pada pangkal batangnya, dan seledri berumbi yang dipanen daun-daunnya saja
(Haryoto, 2009).
Klasifikasi tanaman seledri menurut Mursito (2002) adalah sebagai berikut (tingkat takson):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Daun seledri yang tumbuh dalam pola roset atau berupa daun majemuk menyirip dengan
lima atau tujuh anak daun. Daun melekat pada batang dengan tangkai daun panjang dan
berdaging. Tangkai daun tegak dan lebar dengan pangkal melingkup atau membentuk talang.
Tangkai daun yang lebih muda lebih lembut(Halfacre dan Barden, 2004).
Tepi daun seledri umumnya bergerigi dengan pangkal maupun ujungnya runcing. Tulang-
tulang daun menyirip dengan ukuran panjang 2-7,5 cm, dan lebar 2-5 cm. Tangkai daun
tumbuh tegak keatas atau kepinggirbatang, panjang sekitar 5 cm, berwarna hijau keputihan.
Batang seledri sangat pendek sehingga tidak kelihatan (Rukmana, 2003).
Bunga berwarna hijau keputihan, hijau. Memiliki tangkai kelopak yang panjangnya 2,5
cm. Mahkota berbagi lima. Bagian pangkal berlekatan berwarna putih. Bunga seledri kecil,
berwarna putih kehijauan. Walaupun dapat membuahi sendiri, penyerbukan bunga seagian
besar dibantu oleh serangga penyerbuk (Rubatzky dan Yamaguchi, 2008).
Seledri memiliki buah yang sangat kecil dengan ukuran 1 mm, berdaun buah ganda
(skizokarp) yang membelah ketika matang menjadi dua merikarp, berbiji tunggal. Biji
berbentuk oval dan sangat kecil, sekitar 2500 biji per gramnya. Tanaman seledri merupakan
tanaman penghasil biji terbanyak (Rubatzky dan Yamaguchi, 2008).
Sistem perakaran seledri menyebar dan berongga dengan banyak akar adventif yang
mendekati permukaan tanah, sehingga akar-akar ini akan kelihatan dari luar (Halfacre dan
Barden, 2004).
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Tanaman Seledri merupakan tanaman dikotil (berkeping dua) dan merupakan tanaman
yang berbentuk rumput atau semak.Tanaman Seledri tidak bercabang.Susunannya terdiri dari
daun,tangkai daun,batang dan akar.
2. Daun Seledri dapat di rebus yang memiliki manfaat untuk menetralkan kadar asam pada
makanan,melindungi lapisan lambung.
B.SARAN
Jangan terlalu banyak mengonsumsi daun seledri karena dapat menimbulkan sejumlah efek
samping contohnya dapat menyebabkan alergi,meningkatkan sensitivitas kulit,dan dapat
mengganggu kinerja obat lain.Oleh karena itu kita perlu menambah wawasan mengenai
tanaman seledri ini.