Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai semuanya…
Perkenalkan namaku Keyla Lovely C.A. Aku dari SMP 5 Kendari Kelas 2 A.
Semoga kalian semua sehat selalu ya, teman-teman…

Baiklah langsung saja ya…


Aku bercerita tentang kisah seorang Kesatria bersama burung Garuda besar atau yang
disebut pula sebagai burung Mekongga.
Tapi sebelumnya izinkan saya mengucapkan terima kasih buat Penyelenggara, Panita
serta yang terhomat Dewan Juri yang telah memberikan kesempatan untuk Saya ikut
serta berpartisipasi di dalam acara ini.

Inilah kisah tentang “Kesatria dan Burung Mekongga”

Konon jaman dahulu,..


Di daerah Kolaka telah terjadi musibah yang sangat mengerikan KALIAN TAHU
TEMAN-TEMAN…
Ternyata di daerah tersebut sering didatangi burung Garuda yang buas dan sering
memangsa ternak milik penduduk.
Lama kelamaan penduduk takut dan khawatir jika ternak mereka akan habis, karena
jika hewan ternak mereka habis penduduk pun juga takut jika nanti burung Garuda
tersebut akan memangsa manusia juga.
Akhirnya wargapun mencari seorang yang cerdik dan pandai yaitu seorang
Kesatria yang bernama LARUMBALANGI, ia terkenal dengan kesaktiannya memiliki
keris sakti dan sarung sakti yang bisa dipakai untuk terbang.
Lalu mereka meminta pendapat LARUMBALANGI untuk mengusir burung
Garuda tersebut.
LARUMBALANGI pun berkata “itu mudah” kalian siapkan saja beberapa bambu
runcing. Tapi kalian harus menemukan seorang Kesatria yang mau dijadikan umpan
burung Garuda tersebut. Lalu bawa orang tersebut ke tengah lapangan dan pagari
dengan bambu runcing itu. Ujung bambu yang runcing harus menghadap ke atas
biarkan ia menjadi daya tarik burung Garuda raksasa yang mendekat dan ketika
burung itu mendekat maka surung orang tersebut menusukkan bambu runcing tepat ke
perut burung itu. Lalu biarkan burung itu jatuh dan menancap pada bambu runcing di
sekelilingnya.
Dan wargapun menemukan seseorang yang bersedia menjadi umpan untuk
burung tersebut namanya adalah TESAHEA dia adalah salah seorang budang dari
Negeri Loeya.
Kemudian TESAHEA dibawa ke tengah padang Bende Ia dikelilingi oleh bambu
runcing yang sudah disiapkan. Dan wargapun bersembunyi.
Menjelang siang tiba-tiba cuaca mendung pertanda burung itu akan datang.
TIBA-TIBA…
…Kak…Kak…Kak…suara burung Garuda yang ganas itu mulai terdengar lalu burung
besar itu melihat mangsa yang ada di padang Bende burung pun semakin mendekat.
Lalu TESAHEA pun segera menghujam kan bambu runcing yang dipegangnya tepat di
perut burung tersebut.
TESAHEA sambil berteriak “mati kau burung” akhirnya burung ganas tersebut
menjerit kesakitan.
…Kak…Kak…Kak… lalu berusaha terbang menjauh tapi karena lukanya teramat parah
dan kehabisan tenaga maka Iapun jatuh dan mati di atas puncak gunung.
Akhirnya wargapun terlepas dari musibah yang selama ini menderanya, lalu
warga pun berpesta 7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam untuk merayakan kebahagiaan
mereka.
Tapi tiba-tiba di hari ke 7 (tujuh) banyak warga yang meninggal dunia
dikarenakan terkena wabah penyakit akibat dari bangkai burung raksasa tersebut yang
membusuk dan menimbulkan banyak penyakit.
Warga pun kembali mendatangi LARUMBALANGI meminta bantuan lalu,
LARUMBALANGI pun berkata “Pulanglah kalian musibah ini akan segera berakhir”.
Kemudian LARUMBALANGI berdoa dan memohon kepada TUHAN supaya
TUHAN menolong warga yaitu dengan menurunkan hujan besar sehingga bisa
menghanyutkan bangkai burung itu dan wabah penyakit lainnya.
Maka turunlah hujan yang sangat deras dan hanyutlah bangkai burung dan
wabah penyakit lainnya itu ke laut. Wilayah Kolaka pun terbebas dari musibah.
Gunung tempat jatuhnya burung raksasa itu dinamakan Gunung Mekongga
yang artinya tempat jatuhnya burung raksasa.
Sementara itu TESAHEA yang tadinya seorang budak maka diangkatlah ia
menjadi Bangsawan dan LARUMBALANGI dipilih sebagai Pemimpin Negeri Kolaka.
Nah begitulah TEMAN-TEMAN ceritanya dan kita bisa mengambil hikmahnya
dari kisah ini ya TEMAN-TEMAN hikmanya adalah…
Bahwa dalam tiap permasalahan apaun kita tidak boleh putus asa karena
TUHAN pasti akan menolong kita hambanya yang adalah dalam kesulitan.
Baiklah TEMAN-TEMAN, Dewan Juri yang terhormat sekian dari Saya. Terima
Kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai