Anda di halaman 1dari 8

Narrative Text

Pengertian
A narrative text is an imaginative story to entertain people (teks narasi merupakan suatu kisah
imajinatif dengan tujuan menghibur orang – orang).
Narrative Text merupakan sebuah jenis teks yang menceritakan suatu cerita khayal/ fiktif dengan
tujuan menghibur secara kronologis yang saling berkaitan.

Sebagai suatu cerita khayal, maka Narrative Text belum tentu benar, sebab hal tersebut hanya
berdasarkan imajinasi dari seseorang ataupun sekelompok masyarakat yang tidak terbukti
kebenarannya.

Struktur Umum (Generic Structure)


Untuk membuat suatu Narrative Text, maka diusahakan harus mengandung struktur umum dari
Narrative Text itu sendiri, seperti:
 Orientasi: Pada bagian ini berisi paragraf pembuka yang mana karakter cerita mulai
diperkenalkan. (Berisi mengenai tempat, tokoh, serta waktu membaca cerita, siapa dan juga
kapan) (
 Komplikasi: Bagian masalah dalam cerita mulai berkembang. (Permasalahan mulai muncul
atau mulai terjadi serta mulai berkembang)
 Resolusi: Bagian masalah dalam cerita mulai diselesaikan. Masalah selesai, baik secara “happy
ending” bahagia maupun “bad ending” atau buruk.
 Coda/ reorientasi (opsional): Bagian yang menjelaskan pelajaran yang dapat dipetik dari
cerita.

Unsur Kebahasaan (The Characteristics/ Language Feature)


Berikut ini adalah unsur kebahasaan dari Narrative Text/ The Characteristics / Language Feature of
Narrative Text:
 Past tense:  (Killed, drunk, went, won, sent, etc)(terbunuh, mabuk, pergi, menang, mengirim,
dll).
 Keterangan waktu (Adverb of time): (Once upon a time, today, one day, will, yesterday, later,
etc) (Pada suatu waktu, hari ini, suatu hari, akan, kemaren, nanti, dll).
 Konjungsi waktu (Time conjunction): (When, then, suddenly, before, after, until, a soon as, etc)
(kapan, kemudian, tiba-tiba, sebelum, sesudah, sampai, segera, dll).
 Karakter spesifik (Specific character)/ penggunaan karakter cerita yang spesifik, bukan umum.
(Cinderella, Alibaba, Putri Salju, Tangled, Ariel, dll)
 Kata kerja aksi (Action verbs)/ kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan: (Killed, walked,
wrote, stayed, dug, etc) (terbunuh, berjalan, menulis, tinggal, digali, dll)
 Membacakan pidato langsung untuk membuat ceritanya seakan lebih hidup (Direct speech).
(Princess said,”My name is Princess) (Princess berkata, “Namaku Princess). Pidato langsung
memakai present tense.
 Saying and thinking verb: Kata kerja yang menunjukan ujaran atau pelaporan. (Said, told,
thought, etc) (berkata, bercerita, berpikir, dll).

Ciri-Ciri
Berikut ciri – ciri dari Narrative Text, antara lain:
1. Narrative Text menceritakan kisah di masa lalu.
2. Memakai noun (kata benda) untuk menggantikan kata ganti hewan, orang, atau benda dalam
cerita. (The dwarfs, Carriage, etc) (Kurcaci, Gerbong, dll).
3. Lebih merupakan cerita rakyat atau sudah diketahui dan berkembang pada masyarakat sebagai
cerita bersama meski dapat diceritakan secara ulang dalam versi cerita yang berbeda. (Malin
Kundang/ Indonesia: Tanggang/ Malaysia)
4. Unsur cerita terdiri atas setting waktu serta tempat, tema cerita, tokoh cerita, suasana cerita,
konflik serta penyelesaian.
5. Bisa disusun kedalam sebuah sekuen sederhana maupun tersusun dari beberapa sekuen yang
kompleks.
*)Sekuen merupakan rentetan pernyataan yang pelaksanaan eksekusinya secara urut/ runtut.
Yang lebih dahulu ditemukan akan dikerjakan terlebih dulu serta jika urutan pernyataan dibalik
maka akan memiliki arti yang berbeda.

Jenis
Berikut ini adalah beberapa jenis dari Narrative Text, antara lain:

1. Fable (fabel): Cerita yang mengisahkan mengenai binatang.


2. Myth (mite): Cerita atau mitos ini banyak berkembang pada masyarakat serta umumnya
dianggap menjadi cerita yang faktual atau benar – benar terjadi.
3. Legend (legenda): Cerita rakyat yang mengisahkan bagaimana asal usul dari sebuah tempat itu
ada.
4. Folk tale (cerita rakyat): Cerita yang diceritakan secara turun temurun sehingga menjadi suatu
bagian dari tradisi masyarakat.
5. Fairy tales (dongeng): Cerita rakyat atau cerita anak – anak yang di dalamnya mengandung
unsur keajaiban/ ketidakmungkinan terhadap para tokoh ceritanya serta pada bagian akhir
mengandung pesan moral.
6. Love story: Cerita cinta lebih menegaskan tema ceritanya yang isinya perjuangan untuk
memperoleh cinta untuk si tokoh utama.
7. Selain itu juga ada jenis lain seperti: Science fiction, Horror, Mystery, History, Slice of life,
Personal experience, dll.
Contoh Narrative Text dan Artinya

Berikut ini adalah beberapa contoh dari Narrative Text, antara lain:

1. Fable (Fabel)

The Mouse Deer And The Tiger

One day, there was a mouse deer. He was thirsty so he wanted to drink on the river.

When the mouse deer came next to the rive, a tiger approached him and wanted to eat him. Of course
the mouse deer tried to escape, but the tiger run faster and caught him.

In that dangerous situation the mouse deer thought hard how to escape the tiger. Then he got idea and
said to the tiger, “Listen! Your mightiness and toughness are all great! But I have my own king. He has a
greater strength than yours! I am sure that nobody can match his powers!” Because the tiger felt
taunted, he declared that he would challenge the mouse deer’s king.

Next the mouse lead the tiger to the river, and said, “Now Look at the water. You will see my king”
Foolishly the tiger looked in the river and surely saw another tiger in the water. Then he growled, but
the tiger in the river imitated to growl too. Because of his too high self pride, the tiger jumped into the
water, and wanted to fight. He was believing there was another tiger in the water.

The mouse deer took that opportunity to escape. After fighting with himself in the river, the tiger
realized that he was fooled by the mouse deer.

Terjemahan:

Kancil dan Harimau

Pada suatu hari, terdapat seekor kancil. Ia merasa haus serta ingin minum air di dalam sungai.

Pada waktu si kancil sampai di pinggir sungai, ada seekor harimau yang mendekat dan ingin
memakannya. Tentu saja kancil mencoba untuk melarikan diri, tetapi si harimau berlari lebih cepat serta
berhasil menangkapnya.

Dalam kondisi yang berbahaya, kancil kemudian berpikir keras bagaimana caranya untuk bisa
melepaskan diri dari harimau itu. Kemudian ia memperoleh ide bagus dan langsung berkata kepada
harimau, “Dengar! Binatang yang tangguh dan besar! Namun saya memiliki raja sendiri. Dia mempunyai
kekuatan yang lebih besar dari Kamu! Saya yakin tidak ada yang dapat menandingi kekuatannya!” Sebab
si harimau merasa terhina, ia menyatakan jika ia akan segera menantang raja si kancil.

Si kancil lalu mengajak harimau untuk pergi ke sungai, dan berkata, “Sekarang lihat kedalam air tersebut.
Kamu akan segera melihat raja saya” Bodohnya harimau tersebut, melihat bayangan seekor harimau
lain. Kemudian ia menggeram, serta harimau yang terlihat di sungai pun ikut mengeram. Sebab
keangkuhannya, harimau tersebut kemudian melompat ke dalam air untuk melawan. Ia yakin jika ada
harimau lain di dalam air sungai tersebut.

Kancil pun mengambil kesempatan tersebut untuk segera melarikan diri. Selepas bertarung dengan
bayangannya sendiri di dalam sungai, harimau tersebut baru menyadari jika ia tertipu oleh si kancil.

Struktur:

 Orientation: There were a tiger and mouse deer on the river bank.
 Complication: A tiger approached a mouse deer and wanted to eat the mouse
deer.

 Resolution: The tiger finally realized that he was fooled by the mouse deer.

2. Myth (Mite)

Aji Saka and Dewata Cengkar

Many, many years ago, the kingdom of Medang Kamulan was ruled by a king named
Dewata – Chengkar. This king had a strange and frightening habit. He liked to eat
human beings.

One day, a young traveler arrived in the kingdom.He was called Ajisaka. Ajisaka took
shelter in the house of a widow who quickly came to look upon the young man as her
own son. When he heard of the king’s strange appetite, Ajisaka sympathized with the
villagers’ plight and immediately volunteered to become the king’s next meal.
Ajisaka went directly to the king’s palace.“I am willing to be your next meal. Your
Highness. However, I have a request.“ said Aji Saka to the king. “Whatever you please,
young man, I will grant your request,“ the king replied. “Before you eat me, grant me
some land.

Just enough length of my own head cloth.“ continued Aji Saka. “Come, Young Man.
Let’s measure your head cloth so that I can have my meal and you can have your land“
agreed the king.

Ajisaka began to unwrap the cloth tied around his head. The king got down from his
throne and hold one end of the head cloth. He stepped backward. What he didn’t know
was that this head Cloth was much longer.

The king kept going backward, step by step, as the cloth kept unraveling.

He stepped backward through the palace square, backward across the village, holding
the end of Aji Saka’s head cloth. The king kept stepping backward until reached the sea
clifts of the sea.

A great crowd of people had gathered. They held their breath as their king took his final
step backward over the cliff’s edge and plunged into the waves crashing againts the
rocks at the foot of the sea wall.

Terjemahan:

Aji Saka dan Dewata Cengkar

Bertahun – tahun lalu, kerajaan Medang Kamulan diperintah oleh seorang raja yang
bernama Dewata- Chengkar. Raja tersebut mempunyai kebiasaan aneh serta sangat
menakutkan. Dia suka memakan manusia.

Pada suatu hari, ada seorang musafir muda yang singgah di kerajaan tersebut. Musafir
tersebut bernama Ajisaka. Ajisaka kemudian hidup di rumah seorang janda dan dengan
cepat datang ia dianggap menjadi putranya sendiri.

Pada saat dia mendengar mengenai selera raja yang aneh, Ajisaka pun bersimpati
dengan melihat penderitaan penduduk desa serta segera mengajukan diri untuk
menjadi santapan raja selanjutnya.

Ajisaka langsung pergi menuju istana raja, “Saya bersedia untuk menjadi santapan mu
berikutnya. Yang mulia. Tetapi, saya memiliki permintaan, ” kata Aji Saka terhadap
sang raja. “Apa pun yang kamu inginkan, anak muda, saya akan mengabulkan
permintaan kamu,” jawab sang raja. “Sebelum yang mulia memakan saya, berikan saya
tanah.

Cukup panjang saja kain kepalaku sendiri, ” lanjut Aji Saka. “Ayo, Anak Muda. Mari kita
ukur kain kepala kamu sehingga saya dapat makan serta kamu dapat memperoleh
tanah , ” kata sang raja.

Ajisaka mulai membuka kain yang diikatkan pada kepalanya. Raja turun dari tahtanya
serta memegang salah satu ujung kain kepala. Dia kemudian melangkah mundur.

Yang tak ia ketahui jika Cloth kepala ini lebih panjang. Raja terus mundur, selangkah
demi selangkah, dan kain itu terus terurai.

Dia melangkah mundur melalui alun – alun istana, mundur melintasi desa, memegang
ujung kain kepala Aji Saka. Sang raja terus melangkah mundur sampai mencapai celah
– celah laut di laut.
Kerumunan besar orang sudah berkumpul. Mereka menahan napas pada saat raja
mengambil langkah terakhir ke arah belakang melewati tepi tebing serta jatuh ke ombak
dan menghantam bebatuan tebing laut.

Struktur:

 Orientation: The story introduces the participants. Those are main charracters,


Aji Saka and the king Dewata Cengkar. They lived in once time
 Complication: The problem began when the king wanted to eat his people. That
king’s strange habit made Aji Saka face a major complication, how to solve the
problem. Aji Saka tried to stop the king frighting habit.
 Resolution: The story has a happy ending as Aji Saka Successfully beats the
king. The king fell into the sea.

3. Legend (Legenda)

The Legend of Surabaya


A long time ago, there were two animals, Sura and Baya. Sura was the name of a shark
and Baya was a crocodile. They lived in a sea.

Once Sura and Baya were looking for some food. Suddenly, Baya saw a goat “Yummy,
this is my lunch,” said Baya. “No way! This is my lunch. You are greedy” said Sura.
Then they fought for the goat. After several hours, they were very tired.

Feeling tired of fighting, they lived in the different places. Sura lived in the water and
Baya lived in the land. The border was the beach, so they would never fight again.

One day, Sura went to the land and looked for some food in the river. He was very
hungry and there was not much food in the sea. Baya was very angry when he knew
that Sura broke the promise. They fought again.

They both hit each other. Sura bit Baya’s tail. Baya did the same thing to Sura. He bit
very hard until Sura finally gave up and went back to the sea. Baya was happy.

Terjemahan: 

Legenda Surabaya

Dahulu kala, ada dua ekor binatang, Sura dan Baya. Sura merupakan nama untuk hiu
serta Baya merupakan buaya. Mereka hidup di dalam laut.

Suatu ketika Sura dan juga Baya tengah mencari makanan. Tiba – tiba, Baya
menjumpai ada seekor kambing “Enak, ini makan siang saya,” kata Baya. “Tak
mungkin! Ini makan siang saya. Kamu serakah, ”kata Sura. Lalu mereka merebutkan
kambing. Selepas beberapa jam, mereka kemudian capek.

Merasa sudah capek berkelahi, mereka tinggal di tempat yang berbeda. Sura tinggal di
air serta Baya tinggal di tanah. Perbatasannya berupa pantai, sehingga mereka tak
akan pernah berkelahi lagi.

Suatu hari, Sura pergi ke tanah serta mencari makanan di sungai. Dia merasa
kelaparan serta tidak ada banyak makanan di laut. Baya sangat marah pada saat ia
mengetahui jika Sura mengingkari janji. Mereka pun berkelahi lagi.

Mereka berdua kemudian saling pukul. Sura menggigit ekor Baya. Baya pun melakukan
hal yang sama pada Sura. Dia menggigit sangat keras hingga Sura akhirnya menyerah
serta kembali ke laut. Baya senang.

4. Folk tale (Cerita Rakyat)


Golden Eggs

Anda mungkin juga menyukai