Anda di halaman 1dari 31

BAB II PEMBAHASAN

1. FABEL 1.1. Pengertian Fabel Fabel adalah dongeng tentang binatang. Fabel diambil dari bahasa Belanda yang berarti cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia. Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel. Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam. 1.2. Contoh Fabel Anak Karang Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Si ibu terdiam, sejenak, Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata ibunya dengan sendu dan lembut. Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin

besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan. 2. LEGENDA 2.1. Pengertian legenda Maraknya siaran televisi hari ini menampilkan berbagai macam cerita salah satunya legenda. Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Pendapat lain menyatakan bahwa legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian. Wilhelm Heiske berkomentar ada kemiripan motif dalam legenda dan cerita rakyat dan menyimpulkan bahwa, meskipun modus realistis, legenda tidak lebih sejarah dari cerita rakyat. Legenda sering dianggap sehubungan dengan rumor , juga dipercaya dan berkonsentrasi pada satu episode. Dapat disimpulkan bahwa legenda merupakan prosa rakyat zaman dahulu yang dianggap benar-benar terjadi oleh masyarakat di daerah tertentu tetapi tidak dianggap suci seperti halnya mitos. Biasanya legenda menceritakan tentang tejadinya suatu tempat, asal-usul makanan khas, asal-usul tumbuhan. Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka

legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor . 2.1. Contoh Legenda Contoh Legenda: Legenda Danau Toba Tersebutlah seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di bagian Utara Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan. Suatu hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah disuratkan, jika ia tersentuh tangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa yang menyentuhnya. Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia. Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda bersedia. Namun aku punya satu permintaan, kakanda. katanya. Aku bersedia menjadi istri kakanda, asalkan kakanda mau menjaga rahasiaku bahwa aku berasal dari seekor ikan. Baiklah, Adinda. Aku akan menjaga rahasia itu. kata pemuda itu. Akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu. Namun ketika beranjak besar, si Anak ini selalu merasa lapar. Walapun sudah banyak makan-makanan yang masuk kemulutnya, ia tak pernah merasa kenyang. Suatu hari, karena begitu laparnya, ia makan semua makanan yang ada di meja, termasuk jatah makan kedua orang tuanya. Sepulang dari ladang, bapaknya yang lapar mendapati meja yang kosong tak ada makanan, marahlah hatinya. Karena lapar dan tak bisa menguasai diri, keluarlah kata-katanya yang kasar. Dasar anak keturunan ikan! Ia tak menyadari, dengan ucapannya itu, berarti ia sudah membuka rahasia istrinya.Seketika itu juga sang anak sambil menangis pergi menemui ibunya dan menanyakan apakah benar dirinya adalah anak keturunan ikan. Mendengar hal

tersebut, sang ibu pun terkejut karena suaminya telah melanggar sumpah mereka terdahulu. Setelah itu si ibu memutuskan untuk kembali ke alamnya. Lalu tiba tiba langit berubah gelap dan petir menyambar kemudian turunlah hujan dengan derasnya. Sang ayah menjadi sedih dan sangat menyesal atas perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia tak pernah bisa bertemu kembali dengan istri dan maupun anaknya yang disayanginya itu. Di tanah bekas pijakan istri dan anaknya itu, tiba-tiba ada mata air menyembur. Airnya makin lama makin besar. Lama-lama menjadi danau. Danau inilah yang kemudian kita kenal sampai sekarang sebagai Danau Toba. 3. MITE 3.1. Pengertian mite Mitos atau mite(myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi dan dianggao suci oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Definisi lain menyebutkan bahwa mite adalah dongeng lentang dewan-dewa atau makhluk lain yang dianggap mempunyai sijat kedewaan, dan sakral). Contoh: Cerita Gerhana Nyi Loro Kidul Hikayat Sang Boma Odysee. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. 3.2. Contoh Mite Contoh mitos: Mitos Dewi Padi Dahulu kala di Kahyangan, Batara Guru yang menjadi penguasa tertinggi kerajaan langit, memerintahkan segenap dewa dan dewi untuk bergotong-royong, menyumbangkan tenaga untuk membangun istana baru di kahyangan. Siapapun yang tak menaati perintah ini akan dipotong tangan dan kakinya. Mendengar titah Batara Guru, Antaboga (Anta) sang dewa ular sangat cemas. Betapa tidak, ia samasekali tidak memiliki tangan dan kaki untuk bekerja. Jika

harus dihukum pun, tinggal lehernyalah yang dapat dipotong, dan itu berarti kematian. Putus asa, Dewa Anta pun menangis terdesu-sedu meratapi betapa buruk nasibnya.Akan tetapi ketika tetes air mata Anta jatuh ke tanah, dengan ajaib tiga tetes air mata berubah menjadi mustika yang berkilau-kilau bagai permata. Butiran itu sesungguhnya adalah telur yang memiliki cangkang yang indah. Barata Narada menyarankan agar butiran mustika itu dipersembahkan kepada Batara Guru sebagai bentuk permohonan agar beliau memahami dan mengampuni kekurangan Anta yang tidak dapat ikut bekerja membangun istana. Dengan mengulum tiga butir telur mustika dalam mulutnya, Anta pun berangkat menuju istana Batara Guru. Di tengah perjalanan Anta bertemu dengan seekor burung gagak yang kemudian menyapa Anta dan menanyakan kemana ia hendak pergi. Karena mulutnya penuh berisi telur Anta hanya diam tak dapat menjawab pertanyaan si burung gagak. Sang gagak mengira Anta sombong sehingga ia amat tersinggung dan marah. Burung hitam itu pun menyerang Anta yang panik, ketakutan, dan kebingungan. Akibatnya dua butir telur mustika itu pecah.Akhirnya Anta tiba di istana Batara Guru dan segera mempersembahkan telur mustika itu kepada sang penguasa kahyangan. Batara Guru dengan senang hati menerima persembahan mustika itu. Akan tetapi setelah mengetahui mustika itu adalah telur ajaib, Batara Guru memerintahkan Anta untuk mengerami telur itu hingga menetas. Setelah sekian lama Anta mengerami telur itu, maka telur itu pun menetas. Akan tetapi secara ajaib yang keluar dari telur itu adalah seorang bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, dan menggemaskan. Bayi perempuan itu segera diangkat anak oleh Batara Guru dan permaisurinya. Nyi Pohaci Sanghyang Sri adalah nama yang diberikan kepada putri itu. Seiring waktu berlalu, Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar biasa. Seorang putri yang baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi bahasa, memikat semua insan. Diam-diam Batara guru menyimpan hasrat untuk mempersunting Nyi Pohaci. Melihat gelagat Batara Guru itu, para dewa menjadi khawatir jika dibiarkan maka skandal ini akan merusak keselarasan di kahyangan. Maka para dewa pun berunding mengatur siasat untuk memisahkan Batara Guru dan Nyi Pohaci Sanghyang Sri.

Untuk melindungi kesucian Nyi Pohaci, sekaligus menjaga keselarasan rumah tangga sang penguasa kahyangan, para dewata sepakat bahwa tak ada jalan lain selain harus membunuh Nyi Pohaci.Segera jenazah sang dewi dibawa turun ke bumi dan dikuburkan ditempat yang jauh dan tersembunyi.Akan tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan kebaikan budi sang dewi, maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat berguna bagi umat manusia.

4. SAGE 4.1. Pengertian sage Sage merupakan cerita kepahlawanan atau dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah. Contoh : Darmawulan, Terjadinya Kota Majapahit. 4.2. Contoh sage Contoh I : Rabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2 orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung. Pada bulan ke-9 Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang putra diberi nama Hariang Banga. Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga, Dewi Pangrenyep bermaksud hendak mencelakakan putra Pohaci. Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak seorang dayang-dayangpun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri. Dengan kelihaian Pangrenyep, putra Pohaci diganti dengan seekor anjing. Dikatakannya bahwa Pohaci telah melahirkan seekor anjing. Bayi Pohaci dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai Citandui. Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor anjing, raja sangat murka dan menyuruh Si Lengser (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci. Si Lengser tidak sampai hati melaksanakan perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya.

Pohaci diantarkannya ke desa tempat kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh. Hiduplah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang suami mengetahui takbir mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki. Malam itu juga Aki pergi ke sungai membawa jala untuk menangkap ikan. Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta telur ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan perkasa. Anak angkat ini mereka beri nama Ciung Wanara. Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu angkatnya. Terus terang Aki dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar cerita ayah dan ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya. Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja gemar menyabung ayam. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja menerima dengan gembira tawaran tersebu. Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa bertahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga emas yang berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya Si Lengser sangat terkesan akan hal itu. Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di hadapannya adalah putra raja sendiri. Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati janji dan Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta pengangkatan putra mahkota, raja membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra mahkota Si Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum dan Ciung Wanara. Mendengar cerita itu, raja memerintahkan pengawal agar Dewi Pehgrenyep ditangkap. Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara. Tubuh Hariang Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir besar. Sejak itulah kerajaan Galuh

dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai Cipamali. Di bagian barat diperintah oleh Hariang Banga. Orang-orangnya menyenangi kecapi dan menyenangi pantun. Sedangkan bagian timur diperintah oleh Ciung Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang kulit dan tembang. Kegemaran penduduk akan kesenian tersebut masih jelas dirasakan sampai sekarang. 5. CERITA PENDEK (CERPEN) 5.1. Pengertian Cerita Pendek (Cerpen) Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang dan ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov. Cerita pendek berasal mula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan. 5.2. Macam-macam Cerita Pendek (Cerpen) Ada dua tipe cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna disebut well made short-story dan cerpen yang ditulis tidak utuh disebut slice of life short-story.

Tipe pertama adalah cerpen yang ditulis secara fokus yaitu: satu tema dengan plot yang sangat jelas dan ending yang mudah dipahami. Cerpen tersebut pada umunya bersifat kovensional dan berdasar pada realitas /fakta. Maka cerpen tipe ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami. Pembaca awam dapat membaca cerpen jenis ini kurang dari satu jam. Sebaliknya, cerpen tipe kedua, yaitu slice of life short-story, tidak terfokus temanya, memencar, sehingga plot tidak terstruktur. Plot(alur) ceritanya kadang dibuat mengambang oleh pengarangnya. Pada umumnya,cerpen jenis ini ditulis dengan gaya kontemporer dan bersumber dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga dengan cerpen gagasan. Dengan demikian, cerpen tipe ini seringkali sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulang-ulang.Pembaca karya seperti itu adalah kalangan tertentu yang memang paham akan karya-karya sastra. Cerpen tipe mana pun, yang ditulis sebagai cerpen standar, cermin(flash) maupun cerpan mempunyai beberapa persamaan:

Bercerita tentang manusia atau sesuatu yang dimanusiakan Menyajikan satu (tunggal) peristiwa(lampau, sekarang atau yang akan Jumlah tokoh yang ditampilkan satu atau paling banyak tiga orang. Kurun waktu peristiwa sangat terbatas. Pada umumnya, karya dipublikasi di media-massa sebelum diterbitkan Mengandung elemen plot, sudut pandang, tokoh/pelaku, dialog, konflik,

datang)

dalam bentukkumpulan cerpen.

setting dan suasana hati (mood/atmosphere) Sesuai perkembangan jaman, konsep dari cerita pendek pun berbeda. Hal itu dapat dilihat dari unsur ekstrinsik dan entrinsiknya. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan mengenai cerita pendek bentuk kuno dan cerita pendek modern. 1. Cerita pendek bentuk kuno Bentuk kuno dari cerita pendek salah satunya adalah anekdot yang populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga

abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan. Berikutnya ada fabel aesop yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi 2. Cerita pendek modern Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongengdongeng Grimm Bersaudara (18241826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar No. 6" karya Anton Chekhov. Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The Atlantic Monthly, Scribner's, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya. Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.

Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog. 5.3. Unsur Cerita Pendek (Cerpen) Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat. Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis, yaitu : eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya) komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama) komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik) aksi yang meningkat krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah) klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting) penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan) moral Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk

seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen juga memiliki unsur intrinsik. 5.4. Ciri Khas Cerita Pendek (Cerpen) Setiap karya pasti mempunyai cirri khas sedangkan yang menjadi ciri khas dalam cerita pendek (cerpen) selain unsur-unsurnya adalah Ukuran cerita pendek (cerpen) Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematik. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata. Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel. patokan atau pedoman umum, cerpen terdiri dari 2000 kata sampai dengan 10.000 kata. Penggolongannya adalah sebagai berikut:

Cerita Pendek (short story) Cerita pendek yang pendek (short, short story) Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story)

Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1000 kata. Cerpen jenis ini biasanya disebut cerita mini yang lazam disingkat cermin. Di Barat cermin disebut flash yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya. Jenis ini tergolong dalam very short-short story. Sedangkan cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut dengan cerpan(cerita pendek yang panjang).Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novelette atau novel pendek. Karya-karya cerpen para sastrawan Eropa, Amerika Latin dan AS tahun 1940 1960-an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak disebut cerpan. Cerpen yang ideal adalah sebagai berikut:

Ditulis terdiri dari 3.000 atau 4.000 kata. Bahasa dan isinya mudah dipahami. Dengan demikian, cerpen

tersebut dapat di baca kurang dari satu jam dan isinya tidak terlupakan oleh pembacanya sepanjang waktu. Genre cerita pendek (cerpen) Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa liris dan varian-varian pasca modern serta nonfiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru. 5.5. Contoh Cerita Pendek (Cerpen) Kaos Kaki Kelabu Wow, sepatu baru lo keren? Tanya Rere takjub melihat sepatu baru milik Angel. Ini kan keluaran terbaru, harganya juga masih mahal deh pasti! Ujar Gissela ikutan nimbrung. Iya dong gue baru aja beli waktu tabungan gue udah terkumpul Kata Angel dengan bangganya kemudian melempar tas ranselnya diatas bangkunya. Penuh perjuangan banget harus puasa es krim sama coklat Jadi lo beli sendiri? Kata Rere. Angel mengangguk antusias. Asoy Gissela mengerucutkan bibirnya dan mendesah kecil lebih kepada dirinya. Pokoknya gue harus beli keluaran sepatu model yang sama Gissela menyeringai iri dalam hatinya. Kring! Bel pulang sekolah telah berbunyi menggema diseluruh penjuru sudut sekolah, murid-murid SMP ini berlarian keseluruh celah-celah kecil pintu gerbang yang menjulang menutupi perantara sekolah. Angel berlari-lari kecil menuju sepadanya yang terparkir dihalaman sekolahnya.

Sesampainya dirumah, Glory terlihat sedang terlihat senang sambil memegangi selembar kertas ditangannya. Kakak liat deh, aku punya tiket nonton Festival Glory menunjukan tiket itu pada Angel. Festival apa? Festival Bunkansai, yang ada di Jakarta Fair nanti, disana ada makanan jepang pokoknya yang berbau-bau jepang deh Ih seru banget Aku nggak sabar deh mau ajak Egi kesana Kata Glory sambil menyimpul senyumnya. Angel tertawa kecil sambil menggoda Glory, adiknya hanya hanya terpaut setahun dengannya ini ternyata sudah punya teman dekat. Eh kakak aku mau kerumah Egi dulu ya! Mau pinjam buku catatat sambil kasitau kalau sabtu besok pergi ke Festival.. Ucap Glory dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya sambil menaruh tiket konsernya diatas meja makan. Cieeeee, bilang aja kangen tuh Ih apaan si kakak! Wajah Glory langsung bersemu merah dan buru-buru ke luar rumahnya. GLEK! Angel meneguk air dingin kemudian ia duduk dimeja makan dan menaruh segelas air dingin diatas meja. Dia tidak menyadari kalau gelasnya telah meniban tiket festival milik Glory. Yah basah? Mampus gue! Angel tercekat membayangkan kalau nanti Glory datang Glory akan Kakaaaaaaak. Jerit Glory dari balik pintu dan kemudian segera menghambur masuk menghampiri Angel. Angel menyembunyikan tiket itu dibalik tangannya. Eh? Glory jadi heran melihat ekspresi kakaknya terlihat hambar, tapi kemudian dia tidak begitu menghiraukan. Tiket aku mana? Tanya Glory celingukan. Angel menggidikan bahunya dan kemudian berlalu pergi. Dia akan mengembalikan tiketnya setelah tiket ini kering. Kakak nyembunyiin apaan? Tanya Glory begitu menyadari Angel menyembunyikan sesuatu. Glory langsung merenggut tangan Angel.

HAH? KENAPA TIKET AKU BISA BASAH!!! Jerit Glory sambil merampas tiketnya. Tapi tiketnya malah robek. ARGGGGHHH, GARA-GARA KAKAK! Glory berlinang air mata dan segera berlari ke kamarnya. Coba aku ini anak tunggal! desisnya sebelum ia menghilang dibalik pintu kamar. BLAM! Glory melampiaskan amarahnya dari debam pintu yang dibantingnya. Malamnya, Glory membawa bantal dan selimutnya keruang tengah. Mama dan papa merasa heran dengan kelakuan anak bungsunya itu. Loh kok tidur di sofa, sayang? Tanya mama lembut. Aku nggak mau tidur sama orang yang udah ngerusak tiket festivalku! Mendadak Angel jadi malahan tidak bisa tidur, hatinya resah karena sedah menghancurkan apa yang diinginkan adiknya. Ia bergegas menengok adiknya yang telah tertidur disofa kemudian merapatkan selimut lembut ditubuhnya. Angel berlalu pergi dan tanpa disadari Glory ternyata belum juga bisa tidur. Eh aku punya ini dong! Kata Gissela dengan bangganya menunjukan dua tiket festival Bunkansai miliknya. Kamu juga mau datang? Tanya Angel Mending buat aku aja ya! Kata Angel merenggut tiket festival dari tangan Gissela. Enggak mau ah! Emang kamu mau datang sama siapa? Bukan buat aku, tapi buat adikku Mohon Angel. Gissela tidak juga menggubris. Dengan berat hati Angel melepaskan sepatunya. aku tukar sama ini deh! Gissela kemudian menerimanya dan memberikan dua tiketnya kepada Angel. Wajah Angel berubah menjadi sangat senang dan tidak sabar menunjukannya pada Glory. GLORY! Teriak Angel dengan antusias. Dia segera menghampiri adiknya yang sedang asik di ruang tengah dan kemudian memamerkan tiket festival yang baru didapatnya. Liat deh aku punya ini! HAH?! Kok kakak bisa dapet?? Iya dong bisa, pake perjuangan keras nih ngedapetinnya..

Aaaaaa makasi ya kak, akhirnya aku jadi juga pergi bareng sama Egi Kata Glory sambil memeluk Angel. Oiya, aku juga punya ini buat kakak Kata Glory sambil menunjukan sebuah kaus kaki kelabu kepada kakaknya. Aku pikir ini cocok buat dipakai sama sepatu baru kakak. Angel terkesiap dan segera memeluk adiknya. Walau dia harus kehilangan sepatu barunya, yang terpenting Glory bisa bahagia 6. NOVEL 6.1. Pengertian Novel Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi definisi itu antara lain adalah sebagai berikut : 1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs). 2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd). 3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd). 4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsurunsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd) Dari beberapa definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa novel adalah karya sastra yang paling popular di dunia dan mempunyai dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan

Lebih dari itu, sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1) karya serius Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel serius punya fungsi social yaitu ikut membina orang tua (masyarakat) menjadi manusia. 2) karya hiburan Novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka dan yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola - pola. Novel hiburan hanya berfungsi personal yaitu tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel tersebut memikat dan orang mau cepat cepat membacanya. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sehingga syarat utama sebuah novel adalah bahwa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya. Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. 6.2. Unsur-unsur Novel Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, tersebut adalah : 1. Unsur Intrinsik Tema Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd) Setting Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd) Sudut Pandang unsur-unsur

Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri. 2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga. 3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh. Alur / Plot Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu : 1) 2) 3) alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya alur maju-mundur berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd). Penokohan Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahui karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd) Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd) 2. Unsur ekstrinsik Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain lain, di luar unsur intrinsik. Perhatian terhadap unsur unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).

6.3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Novel Nilai Sosial Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain. Nilai Ethik Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia. Nilai Hedonik Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan Nilai Spirit Nilai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri. Nilai Koleksi Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan. Nilai Kultural Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah. 7. ROMAN 7.1. Pengertian Roman Kata roman sendiri berasal dari bahasa Perancis romanz abad ke-12, serta dari ungkapan bahasa Latin yaitu lingua romana, yang dimaksudkan untuk semua karya sastra dari golongan rakyat biasa.(Matzkowski,1998:81). Roman adalah suatu karya sastra yang disebut fiksi. Kata fiksi di sini berarti sebuah karya khayalan atau rekaan. Roman mengambarkan peristiwa yang mungkin terjadi dengan kondisi yang tidak memungkinkan atau hampir tidak memungkinkan

sebagai sebuah kenyataan. Roman adalah sebuah cerita subjektif, di dalamnya pengarang berusaha menggambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri. Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa roman adalah sebuah karya gambaran dunia yang diciptakan oleh pengarangnya, yang di dalamnya menampilkan keseluruhan hidup suatu tokoh beserta permasalahannya, terutama dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya. Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam 7.2. Macam-macam Roman Agar dapat memahami sebuah roman, kita harus bisa membedakannya dari roman-roman jenis lain. Ruttkowski dan Reichman (1974 :23) mengklasifikasikan roman ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pengutamaannya, yaitu sebagai berikut: Figurenroman Sebuah roman yang lebih mengutamakan penggambaran seseorang atau beberapa orang tokoh. Raumroman Sebuah roman yang lebih mengutamakan penggambaran sebuah dunia. Handlungsroman Sebuah roman yang lebih mengutamakan pembentukan suatu tindakan yang menarik. Selain pada pengutamaannya roman juga dibedakan berdasarkan penitikberatan cerita, yaitu : 1) Roman Kriminal dan Detektif Sebuah roman kriminal menitikberatkan ceritanya kepada psikologi seorang penjahat, sedangkan dalam roman detektif lebih kepada teka-teki yang harus dipecahkan oleh detektif dengan kemampuan melacaknya. Contoh: a. Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman s.

b. Cincin Stempel oleh Ardi Soma c. Roman Psikologi 2) roman psikologi Dalam Schler Duden-Die Literatur (1989:66) dijelaskan bahwa roman psikologi adalah jenis roman yang sedikit sekali menceritakan tentang perbuatan tokohnya, tetapi lebih kepada bagaimana keadaan batin tokoh. Pengarang lebih tertarik pada penggambaran kejiwaan dan karakter seorang manusia. Contoh: a. b. Atheis oleh Achdiat kartamihardjab. Katak hendak jadi lembu oleh Nur Sutan I Dalam buku Sachwrterbuch der Literatur (Wilpert, 1989:513), dijelaskan sebagai berikut : 1. Bahwa dari segi bahan cerita, tema utama roman ini adalah percintaan zaman Romantik 2. Dalam artian yang lebih sempit, roman percintaan adalah jenis roman picisan (Trivialroman) untuk pembaca wanita, yang kebanyakan menyangkut sisi kepahlawanan wanita yang klise dan idealis dengan gaya bahasa picisan sampai kepada akhir bahagia yang tidak dapat dihindarkan dan tidak realistis (Wilpert, 1989:513). 4) Roman Hiburan Roman ini dibuat untuk memuaskan keinginan para pembaca terhadap hiburan. Dibandingkan dengan yang lebih berkelas (gehobene Literatur), jenis roman ini tidak bercerita tentang perselisihan yang mendalam dengan permasalahan yang mengharukan seperti juga melalui bentuk-bentuk baru pada gaya dan penggambaran, agar tidak menyulitkan pembaca untuk mengerti jalan ceritanya. Kebanyakan roman ini berakhir dengan bahagia. Contoh: a. Hulubalang Raja oleh Nur Sutan I. b. Pahlawan Minahasa oleh Marius Ramis Dayoh c. Roman Anak dan Remaja Tema, bahan cerita, dan bentuk roman ditulis untuk anak dan remaja, dan biasanya terdapat aspek untuk menghibur, mengajar dan mendidik. Dalam roman ini biasanya disertai dengan gambar ilustrasi yang bertujuan agar pembaca mudah

3) Roman Pencintaan

memahami

isi

cerita

yang

disajikan.

Prinsip

dasar

roman

ini

adalah

adaptasi/asimilasi yaitu kalimat kalimat yang terdapat dalam roman harus disesuaikan dengan psikologi anak dan remaja.(Groschenek, 1979 :7) Contoh: a. Si Jamin dan Si Johan oleh Merari Siregarb. b. Asmara Jaya oleh Adinegoro 5) Roman pendidikan Tema dan isi cerita dalam roman ini menitik beratkan pada perkembangan pendidikan tokoh utama dalam cerita. Oleh W. Dilthey roman ini disebut roman zaman klasik dan romantik. Pendidikan mempunyai arti kemanusiaan yang sempurna (vollendeter Humanitt). Roman pendidikan dimaksudkan untuk roman yang bercerita tentang perkembangan kejiwaan dan karakter seorang manusia (1989 : 66). 7.3. Unsur-unsur Roman Dalam mengkaji suatu karya sastra, kita tidak akan bisa lepas dari apa yang membangun suatu karya sastra itu sendiri, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur intrinsik dalam suatu karya sastra, dalam hal ini adalah roman, yaitu unsur unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri yang akan ditemukan oleh para pembaca seperti tema, alur, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, sudut pandang, dan latar, sedangkan unsur ekstrinsik sendiri adalah unsur yang mempengaruhi karya sastra namun tidak menjadi bagian di dalamnya biografie pengarang, keadaan politik, dan ekonomi. 7.4. Contoh Roman dan Analisisnya Analisis Roman Tiga Puntung Rokok Karya Nasjah Djamin, Sastrawan Angkatan 50an .a Ringkasan cerita Diawali dengan cerita dimana Masri yang sedang memuaskan hobynya, yaitu memancing. Suatu ketika pada saat memancing, Masri bertemu dengan Siti masnun atau biasa dipanggil Nun, seorang gadis yang hiperaktif, manis, trendy, jadi mengingatkan Masri kepada Marsina, cinta pertamanya yang harus dijodohkan

dengan lelaki pilihan orang tua Marsina, tapi cinta Marsina tetap pada Masri, aku adalah miliku, lahir dan bathin. Tubuhku dan hatiku. Bilapun besok lusa aku sudah jadi milik oramg lain disahkan dengan surat nikah, tapi aku tetap milikmu. Aku istrimu, sahabatmu, segalamu. Keadaan yang kaku teganglah yang tidak meresmikan kita. Aku akan kembali padamu, mas, biarpun aku menjadi istri orang lain. Kukorbankan segalanya, untukmu dan untuk anak-anakku. Kujal tubuhkau sebagai yang dikehendaki mereka! Tapi hatiku tidak kujual, sudah kuberikan padamu ! , kata Marsina waktu itu pada Masri. Sehingga mereka memutuskan hilang dari Jogja dan berbulan madu secara sembunyi-sembunyi di Bali meskipun sebulan kemudian ia harus menikah dengan jodohnya. Pada saat memancing pula, Masri bertemu dengan Pak Kus, mantan atasannya sewaktu menjadi pegawai negeri yang benar-benar jujur meskipun korupsi sudah ada di depannya. bapak gombal, ialah perkataan Retno, anak Masri yang menjadi pelecut semangat Masri untuk segera merubah kehidupan. Jakarta, adalah tujuan Masri waktu itu. Kebetulan, waktu itu ada surat berisi segepok uang dari Pak Darso sebagai biaya perjalanan Masri menuju Jakarta, dia diminta menjadi asisten sutradara untuk sebuah penggarapan film, Masri sendiri mempunyai idealisme yang tidak mahu korupsi dan tidak mahu membuat film rongsokan, aku tidak ingin bikin film rongsokan. Bila aku menggarapnya, aku mahu itu hasil ukuran yang baik senagai nilai film. Kasarnya, aku tidak mau melacur , kata Masri waktu itu. Ketika sudah ada di Jogja, Masri bingung, kemudian bertemu dengan Tumi, seorang WTS yang benar-benar cinta kepada Masri. Sehingga pernah suatu saat Tumi mengajak Masri untuk berpura-pura menjadi suaminya selama satu hari hanya untuk membahagiakan orang tuanya di Trenggalek. Dalam perjalanan Jogjakarta-Jakarta, Masri bertemu dengan Nun, gadis yang pernah bertemu dengannya waktu mancing tempo dulu. Dalam perjalanan ke Jakarta, gadis itu manja sekali kepada Masri. Kembali Masri teringat Marsina ketika akan menyeberang selat bali dalam perjalanan nekad sebelum mereka berpisah, aku kepingin nyeni seperti kau, mas. Aku ingin mengiringi kemanapun engkau pergi. . Begitulah, bayang Marsina yang selalu hadir dalam setiap detik kehidupan Masri. Sesampai di Pekalongan, Nun membelikan rokok kretek kepada Masri dan juga mentraktirnya makan di restoran Padang, bus terlambat tujuh jam sampai di Terminal Pulogadung. Karena tidak mempunyai tujuan pasti, Masri menginap di rumah Nun, disana Masri tahu kebejatan Nun, ternyata Nun yang begitu manis

adalah seorang sosok penganut freesex, suka memakai narkoba. Akhirnya Masri bosan dengan rutinitas seperti itu, ketika Nun masih pulas dalam tidirnya, Masripun keluar dari rumah itu dengan meninggalkan tulisan dengan memakai lipstik di kaca rias Nun yang bertuliskan, Trims atas keramahanmu, Nun.. Sepeninggal dari rumah Nun, Masri bertemu dengan Pak Nurdin, pegawai yang agak lumayan di bagian administrasi penerbitan buku. Pak Nurdin mengatakan bahwa buku anak-anak pesanan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang pernah ditulis Masri dipesan dan dicetak sebanyak seratus lima puluh ribu eksemplar, buku itu terbit pada tahun 1952 yang lalu, puluhan tahun. Mengalami cetak ulang sekali, setelah berlalu masa sepuluh tahun. Dan Masripun mendapat honorarium sebesar dua setengah juta rupiah. Dan oleh Masri wang itu langsuns saja dikirimkannya ke Jogjakarta untuk memenuhi keinginan anaknya, Etno yang menginginkan sepeda motor, Masri hanya menyisakan wang dua puluh lima ribu rupiah untuk berahan hidup di Jakarta. Uang itu digunakan untuk pergi k tempat Darso, seorang teman yang membutuhkannya untuk produksi film, sesampainya di rumah Darso mereka langsung mengadakan pesta bir. Setelah itu Masri menerima gaji sebesar satu juta rupiah untuk pekerjaan sebagai art director, tapi pekerjaan Masri terpaksa ditunda dulu karena masih menunggu adanya cukong yang mau membiayai sepenuhnya film ini. Dalam fase menunggu ini, Masri bertemu seorang kawan yang pernah membaca buku anak karya Masri, ia pun ingin Masri menulis untuk cerita anak lagi, Masripun setuju dengan tawaran itu dengan kompensasi honor 20% dan rabat 35%. Sepeninggal dari penebit, Masri mengalami betisan di jalan seberang kantor penerbit, tak diduga ada sebuah mobil yang waktu itu berhenti epat di depan Masri. Marsina..!!, ya, Marsina. Pertemuan yang tak pernah diimpikan dan tak pernah diharapkannya. Satu kebetulan. Masripun memutuskan untuk ke rumah Marsina, Masri mendapat order melukis sebanyak 50 buah lukisan, dengan harga perlukisan adalah dua ratus ribu rupiah, yang menjadi model dari lukisan Masri adalah Marsina sendiri. Jika Marsina harus berangkat bekerja pada pagi harinya, maka Masripn meneruskan naskah buku inpres pesanan dari temannya. Ketika sudah mencapai titik jenuh, Masri pernah meminta Marsina untuk bersedia untuk dilukis denga gaya nude atau telanjang. Pagi hari keempat Masri ada di rumah Marsina, dering telepon memecah kesunyian pagi itu, ternyata telepon dari atasan Marsina yang meminta Marsina untuk ikut atasannya berangkat ke Hongkong, tapi sebelum berangkat, Marsina masih sempat berbicara kepada Masri,

aku adalah milikmu, aku istrimu, sahabat, dan segalamu, lahor bathin. Aku akan kembali padamu, mas, biarpun aku jadi istri orang lain, hatiku sudah kuberikan padamu !!, sepeninggal Marsina ke Hongkong, akhirnya Nun memberitahukan kepada Masri tentang siapa sebenarnya dirinya dan juga Marsina, ternyata Nun dan Marsina adalah Ibu dan anak yang sama-sama telah menjadi pelacur !! Masripun meninggalkan rumah itu, dia kemudian pergi ke rumah Satiyo, tak disangka di sana ia bertemu dengan Inem, perempuan yang juga asli Jogjakarta yang sekarang jadi pembantunya keluarga Satiyo, di rumah Satiyo pula Masri tahu bahwa Mira, calon artis yang rela keperawanannya direnggut hanya demi sebuah peran di film sebenarnya adalah keponakan Satiyo. Mira, ya, Mira, calon artis yang pernah hampir diperkosa oleh Masri di Taman Mini, alasan Masri waktu iu adalah ingin mengetahui seberapa bagus kemampuan berakting Mira, meskipun pada waktu itu Mira sempat shock juga, Masripun mengagumi kemampuan berakting Mira. Setelah dari rumah Satiyo, pergilah Masri ke terminal, di sana ia bertemu dengan Tumi, akhirnya Masri memutuskan untuk bermalam di rumah Tumi. Ketika sedang ada di rumah Tumi, Masri digerebek oleh petugas RT dan RW, karena Tumi maupun Masri belum melapor kepada ketua RT maupun RW jika akan bermalam di rumah Tumi, dan Masripun mengaku sebagai suami Tumi, karena mereka berdua memang pernah melakukan pernikahan di Trenggalek dan mendapatkan surat nikah, untung saja surat nikahnya masih disimpan oleh Tumi, sehingga mereka urung terkena sanksi oleh petugas RT dan RW. Pada dinihari sebelum Masri memutuskan untuk meninggalkan Tumi, Tumi melakukan semacam upacara untuk perceraian mereka. Tumi bersimpuh di lantai, Masri bersila di hadapannya. Diantara mereka terdapat dua buah kotak, kotak pertama, berisi surat nikah, dan kotak kedua lebih besar dari kotak pertama, lalu sebuah talan lebar dari perak; sebatang lilin memancang di situ dan sebuah korek api. Aku Tumi, pernah dinikahi oleh Mas, saat ini memohon cerai, dengan hati tulus dan rela Bersediakah mas mengabulkan permintaan cerai ini? Ya, kata Masri, Saya bersedia Dengan hati bersih, tulus, dan rela? Dengan hati bersih tulus dan rela Tidak ada sesal di kemudian hari? Tidak ada sesal di kemudian hari

Setelah melaksanakan upacara perceraian itu, Tumipun membakar surat nikah Selesai mas, sekarang yang ada antara kita, persahabatan dan persaudaraan Setelah itu, Tumi memberikan tanda persahabatan kepada Masri berupa emas, Masripun baru mahu menerima jika tidak dari tangan Tumi, Masri harus mengambil sendiri. Setelah dari rumah Tumi, Masripun pergi ke restoran Satiyo dan Masri diangkat menjadi asisten bagi Mira untuk pembuatan film nanti. Kembali ke Jogja, dapat tiga minggu, Masri mendapat uang empat juta rupiah dari Rambi sebagai uang komisi karena berhasil menjerat si cukong, Satiyo. Satiyopun juga tidak ketinggalan, dia memberi Masri setengah juta rupiah karena Masri bersedia membantunya dalam persoalan rumit dengan Mira. Telegram dari Marsinapun sampai di Jogja, sesampainya di rumah, terjadi pertengkaran hebat antara Marsina dengan Nun Masri mendapat gaji sembilan juta enam ratus ribu rupiah dari hasil jual lukisan kepada bossnya Marsina, dengan perhitungan satu lukisan seharga dua ratus ribu rupiah dikali empat puluh delapan lukisan yang berhasil diselesaikan Masri, tapi kemudian setengah dari itu diberikan kepada Marsina, sebagai upah menjadi modelnya Masri mendapat telegram dari Mira, Oom! Kami segera start. Datanglah ke Jakarta, Dampingi Mira, Bantulah hari depan Mira. Masripun kembali ke Jakarta, meninggalkan budaya tiga puntung rokok. Ya, tiga puntung rokok, jangan terulang. .b Unsur Intrinsik )1 Tema Roman ini bertemakan kehidupan, sosial kemasyarakatan, dimana diceritakan kisah hidup seseorang yang tidak mau dicap gombal, berisi perjalanan hidupnya dari PNS rendahan menjadi orang sukses )2 setting tempat setting waktu )3 Setting : Jogjakarta, sumedang, bali. Pekalongan, dan Jakarta : antara tahun 1960-1985 penokohan (tokoh dan sifat) contoh analisis penokohan

.1 .2 .3 .4 .5 )4 )5 )6

Masri Marsina ramah. Siti masnun Mira Tumi Trenggalek.

: Tokoh utama dalam novel ini, umur 49 tahun, : Wanita Makassar, pacar pertama Masri, anggun dan : Umur 20 tahunan, anak Marsina, urakan. : Pendatang baru yang rela menyerahkan

perokok, idealis, suka memancing.

keperawanan demi mendapat peran utama di film. : Gadis ayu, wanita tuna susila, bapaknya kiyai, asal gaya bahasa Roman ini menggunakan gaya bahasa alur Alur yang digunakan dalam roman ini adalah alur Maju amanat Amanat yang ingin disampaiakan oleh penulis roman ini adalah dalam hidup kita seharusnya lebih arif dalam menyikapi semua hal, tidak hanya melihat sebuah kenistaan dari satu sudut pamdang saja, juga kita diharuskan untuk bejuang untuk meraih apa yang kita citakan, tentunya dengan jalan yang benar, tanpa harus KKN. .c Unsur Ekstrinsik Latar belakang pengarang NASJAH DJAMIN, lahir 24 september 1924 di Perbaungan, sumatera utara. Dia dapat dikatakan seorang yang serba bisa. Dia berkecimpung dalam dunia seni lukis, sastra, drama dan film. Pada umurnya yang hampir enam puluh tahun (1985) dia masih aktif terus menulis. Suatu prestasi yang sukar dicapai oleh pengarang Indonesia terutama yang telah mencapai umur di atas setengah abad Buku-bukunya yang sudah terbit antara lain : Hilanglah Si Anak Hilang (novel), Gairah Untuk Hidup Dan Untuk Mati (novel), Malam Kuala Lumpur (novel), dan Senja Pun Turun (novel), Bukit Harapan (novel), Sekelimut Nyanyian Sunda (drama), Titik-Titik Hitam (drama), Perkawinan (kumpulan cerpen), dan beberapa cerita bergambar dan cerita anak-anak

Nasjah djamin pernah memperdalam pengetahuannya di bidang teater (kabuki), film dan TV di tokyo, jepang pada tahun 1961-1964. di bidang perfilman dia pernah menjadi art director, asisten sutradara, make up-man dalam berbagai produksi film Drama Sekelimut Nyanyian Sunda mendapat hadiah BKMN tahun 1958, tahun 1970 Nasjah mendapat anugerah seni dari pemerintah RI untuk novelnya Gairah Untuk Hidup Dan Untuk Mati. Tahun 1980 novel Harapan Undian Harapan yang kemudian berjudul Bukit Harapan mendapat hadiah utama penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta. Novelnya Hilanglah Si Anak Hilang telah diterjemahkan ke dalam bahasa prancis Di bidang seni lukis Nasjah djamin telah mengadakan pameran lukisan baik secara nasional maupun internasional. Likisan-lukisannya menjadi koleksi beberapa pejabat penting Indonesia dan Malaysia.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Fabel adalah dongeng tentang binatang. Legenda merupakan prosa rakyat zaman dahulu yang dianggap benar-benar terjadi oleh masyarakat di daerah tertentu tetapi tidak dianggap suci seperti halnya mitos. Mitos atau mite(myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi dan dianggao suci oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Sage merupakan cerita kepahlawanan atau dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang dan ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Ada dua tipe cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna disebut well made short-story dan cerpen yang ditulis tidak utuh disebut slice of life short-story. novel adalah karya sastra yang paling popular di dunia dan mempunyai dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang di dalamnya terdapat nilainilai budaya sosial, moral, dan pendidikan. novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : karya serius karya hiburan

Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, unsur-unsur tersebut adalah : Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Selain memiliki unsur, novel juga memiliki nilai-nilai. roman adalah sebuah karya gambaran dunia yang diciptakan oleh pengarangnya, yang di dalamnya menampilkan keseluruhan hidup suatu tokoh beserta permasalahannya, terutama dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya. Agar dapat memahami sebuah roman, kita harus bisa membedakannya dari roman-

roman jenis lain. Ruttkowski dan Reichman (1974 :23) mengklasifikasikan roman ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pengutamaannya, yaitu sebagai berikut: Selain Figurenroman Raumroman Handlungsroman pada pengutamaannya roman juga dibedakan berdasarkan

penitikberatan cerita, yaitu : Roman Kriminal dan Detektif roman psikologi Roman Pencintaan Roman Hiburan Roman pendidikan B. Saran a. Bagi pendidik atau calon pendidik hendaknya dapat memilih contoh prosa anak yang isinya sesuai dengan umur mereka. b. Bagi semua civitas akademika hendaknya bias dan ikut serta dalam usaha melestarikan prosa anak.

DAFTAR PUSTAKA
http://endonesa.wordpress.com/lentera-sastra/karya-sastra-dan-periodenya/ http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&hs=Uzs&channel=s&q=pengertian+cerpen&aq=f&aqi=g7&aql=&oq=&gs_rfai= http://anakkambing91.blogspot.com/2010/02/cerpen_25.html http://id.wikipedia.org/wiki/sastra http://id.wikipedia.org/wiki/novel http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=AwULVA5XAlAK http://74.125.153.132/search?q=cache%3AUnAIQJNA50AJ%3Aetd.eprints.ums.ac.id %2F3546%2F1%2FG000050110.pdf+pendahuluan+novel&hl=id&gl=id http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-novel.html http://www.arumitasakurajuni.com/artikel/10-tips-menulis-novel.html http://www.arumitasakurajuni.com/artikel/17-tips-menulis-novel-2.html http://sekolahsite-online.blogspot.com/2009/05/perbedaan-sastra-lama-dengan-sastra.html

Anda mungkin juga menyukai