NIM: 2005113103
1. Prosa sastra adalah karya sastra yang bersifat imajinatif dan kreatif (to create
something), artinya sastra merupakan bagian dari sebuah keindahan dalam suatu seni.
Sastra pertama kali hadir hanya untuk menghibur (to entertain), selain itu juga sebagai
sarana memperoleh informasi. Menurut Horace, dalam sastra dikenal dulce et utile,
maksudnya sastra bersifat nikmat dan bermanfaat. Sastra bisa dinikmati oleh siapa
saja, di mana saja, dan kapan saja. Mulai dari isinya, penyampaiannya, sampai pada
aspek-aspek keindahan yang lain, serta dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
mendengarkan, memahami, atau membaca karya sastra yang dewasa ini mudah kita
temukan di mana pun. Dalam sastra juga memiliki sifat subjektif, karena sastra adalah
cerminan realitas kehidupan, maka sastra sangatlah dipengaruhi oleh sikap pengarang.
Prosa non sastra adalah karya sastra yang bersifat non imajinatif, biasanya karya ini
bersifat ilmiah dan berdasarkan fakta dan bersifat objektif. Karya ilmiah itu
merupakan hal yang berdasarkan fakta-fakta yang diambil dari ilmu pengetahuan serta
fenomena-fenomena yang ada di sekeliling. Sebuah pengetahuan selalu dikaitkan
dengan kebenaran semesta berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan,
baik itu ilmu eksak maupun humaniora. Ilmu pada hakikatnya sesuatu yang belum
pasti, namun memilki keobjetifannya dalam menjelaskan (to explain)ke public dan
mengajarkan ke dalam situasi formal (to teach), seringkali ilmu pengetahuan akan
berkembang dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara prosa
sastra dengan prosa nonsastra (ilmiah) terletak pada sifatnya. Prosa sastra sangatlah
bersifat subjektif karena sastra diciptakan oleh pengarang, dan pengarang tersebut
memliki hak penuh dalam menciptakan suatu karya sastra. Berbeda dengan prosa
nonsastra (ilmiah) yang lebih bersifat objektif, karena hasil karya ilmiah dapat
diperoleh berdasarkan fakta-fakta yang sudah ada dan disepakati kebenarannya secara
umum (konsensus). Perbedaan yang lain terletak pada periode suatu karya.
Prosa sastra yang berkualitas akan bersifat imortal (abadi), The Truth of
Life (kebenaran hidup), dan Test of Time (berjalan antargenerasi). Artinya, karya
sastra dapat dinikmati sampai kapanpun meskipun berbeda zaman, karena dalam
karya tersebut terkandung nilai-nilai yang masih relevan untuk dipelajari dan
dipraktikkan.
Prosa nonsastra (ilmiah) akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Teori-teori
yang baru akan mengejawantahkan teori-teori lama dan kita harus siap menerima
risiko itu. Karena sejatinya manusia harus berkembang, dan perkembangan itu
ditentukan oleh waktu.
Contoh legenda:
Legenda Danau Toba
Ada seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di bagian Utara
Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan. Suatu
hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat
indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi
saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia
adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah
disuratkan, jika ia tersentuhtangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa
yang menyentuhnya.Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia.
Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda
bersedia.
"Namun aku punya satu permintaan, kakanda." katanya.
"Aku bersedia menjadi istri kakanda, asalkan kakanda mau menjaga rahasiaku bahwa aku
berasal dari seekor ikan."
"Baiklah, Adinda. Aku akan menjaga rahasia itu." kata pemuda itu.Akhirnya mereka
menikah dan dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu.
Namun ketika beranjak besar, si Anak ini selalu merasa lapar. Walapun sudah banyak
makan-makanan yang masuk kemulutnya, ia tak pernah merasa kenyang.
Suatu hari, karena begitu laparnya, ia makan semua makanan yang ada di meja, termasuk
jatah makan kedua orang tuanya. Sepulang dari ladang, bapaknya yang
lapar mendapati meja yang kosong tak ada makanan, marahlah hatinya. Karena lapar dan
tak bisa menguasai diri, keluarlah kata-katanya yang kasar.
Ia tak menyadari, dengan ucapannya itu, berarti ia sudah membuka rahasia istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang
lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya,
tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa
sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk
sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu
akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal
dengan nama Pulau Samosir.
Contoh Mite
Mite “Jaka Tarub”
Jaka tarub merupakan seorang lelaki yang hebat dan gagah. Suatu hari ia ke hutan untuk
berburu. Ia mendengar suatu suara. Ia pergi ke tempat suara itu, ia melihat ada 7 gadis yang
sedang mandi. Ia mengambil alah satu selendang gadis tsb. Akibatnya sang gadis tidak dapat
pulang, ia pergi bersama jaka tarub. Akhirnya mereka menikah. Dia mempunyai
kelebihan,salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi,asalkan
tidak ada yang mengetahui hal itu,itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya
untuk membuka tanakan nasinya,namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa
penasarannya,dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji
padi di dalamnya. Akhirnya Dewi nawang kehilangan kesaktiannya. Ia pun pulang ke
khayangan kembali.
Contoh sage
Sage Ciung Wanara
Prabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2
orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi
Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung.
Akhirnya Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang
putra diberi nama Hariang Banga.
Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci Naganingrum belum juga
melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti dapat merebut
kasih sayang raja terhadap Hariang Banga, Dewi Pangrenyep bermaksud hendak
mencelakakan putra Pohaci.
Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak seorang
dayang-dayang pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri.
Dengan kelihaian Pangrenyep, putra Pohaci diganti dengan seekor hewan. Bayi Pohaci
dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai
Citandui.
Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor hewan, raja
sangat murka dan menyuruh (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci. Pegawai istana tidak
sampai hati melaksanakan perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci
diantarkannya ke desa tempat kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh.
Adalah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten
tanpa bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam
Nini bermimpi kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang
suami mengetahui takbir mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki. Malam itu juga
Aki pergi ke sungai membawa jala untuk menangkap ikan.
Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta telur
ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun
mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan
perkasa. Anak angkat ini mereka beri nama Ciung Wanara.
Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu angkatnya. Terus terang Aki
dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar cerita ayah dan
ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya.
Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena
didengarnya raja gemar menyabung ayam. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah
ia rela mengorbankan nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia
mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja menerima dengan gembira tawaran tersebut.
Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa
benahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga emas yang
berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya Si Lengser
sangat terkesan akan hal itu.Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di
hadapannya adalah putra raja sendiri.
Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati
janji dan Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta pengangkatan putra
mahkota, raja membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta
pengangkatan putra mahkota Si Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya
mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum dan Ciung Wanara.
Mendengar cerita ini raja memerintahkan pengawal agar Dewi Pehgrenyep ditangkap.
Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara. Tubuh Hariang
Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir besar. Sejak itulah
kerajaan Galuh dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai Cipamali. Di bagian barat
diperintah oleh Hariang Banga. Orang-orangnya menyenangi kecapi dan menyenangi pantun.
Sedangkan bagian timur diperintah oleh Ciung Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang
kulit dan tembang. Kegemaran penduduk akan kesenian tersebut masih jelas dirasakan
sampai sekarang.
Contoh Fabel
Fabel si “Kancil dan Buaya”
pada suatu hari kancil sedang berjalan jalan mencari sebuah pulau yg penuh dg makanan di
tengah perjalanan ia harus menyebrang sebuah sungai tetapi ia tidak kehabisan akal ia
merakit sebuah sampan kecil yang terbuat dai batang pisang yang lentur setelah ia merakit
sampan itu ia menariknya ke tepi sungai saat kancil mendekati tepi sungai ada sesuatu yg
menggigit kakinya sehingga ia terkejut ternyata yg menggigit kakinya adalah buaya ia tak
kehabisan akal dia mengatakan ia akan menyebrang sungai ini ia akan mencari makanan di
pulau sebrang buaya mengancam jika kancil kabur ia akan memakan kancil hidup hidup
buaya dan teman temannya berbaris membentuk jembatan utk kancil kancilpun menyebrang
setelah makan kenyang kancil pun kembali ke tempat buaya tadi kancil meminta utk di
sebrangkan kembali buaya pun menurutinya setelah disebrangkan buaya akan menangkap
kancil tetapi kancil berlari sekuat tenaga buaya sangat marah kepada kancil.
4. Di indonesia dikenal istilah roman karena roman karena ilmuan Indonesia pernah
mendapat pendidikan di Belanda dan roman emang sengaja di ciptakan atau di buat
untuk dapat menampilakan secara keseluruhan dari perjalanan hidup sang tokoh,
semua lengkap bahkan dengan segala permasalahan yang ada termasuk dengan segala
permasalannya dengan kehidupan sosialnya yang di ceritakan oleh si pengarang.
Roman dan novel berbeda. Roman berasal dari kata "roman" yaitu cerita pada
mulanya ditulis dalam bahasa Romawi. Suatu Roman melingkupi seluruh kehidupan,
pelaku-pelakunya dilukiskan dari kecilnya hingga matinya, dari ayunan hingga ke
kubur; sedangkan novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita,
di mana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah
perjalanan nasib tokohnya..
Sedangkan istilah novel berasal dari kata latin "novellus" yang diturunkan dari kata
novies" yang berarti baru: cerita yang baru muncul kemudian sesudah drama, puisi,
dll. roman lebih banyak melukis seluruh hidup pelaku-pelaku, mengalami sifat-sifat
watak mereka, dan melukiskan sekitar tempat mereka hidup. Pelaku-pelaku
dilukiskan dari mulai kecil hingga akhir hidupnya. Sedangkan novel dianggapnya
tidak mendalam, lebih banyak melukiskan suatu saat suatu episode dari kehidupan
seseorang. Isinya lebih terbatas dari roman. Kemudian Jassin (1959: 36-41)
membedakan pengertian roman dan novel sebagai berikut: Suatu roman melingkupi
seluruh kehidupan, pelaku-pelakunya dilukiskan dari kecilnya hingga matinya, dari
ayunan hingga ke kubur; sedangkan novel menceritakan suatu kejadian yang luar
biasa dari tokoh cerita, di mana kejadian-kejadian itu menimbul¬kan pergolakan batin
yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.
Adanya novel populer dan novel literer dikarenakan perbedaan isi dan mutunya.
Novel populer adalah novel yang menyuguhkan problema kehidupan yang berkisar
pada cinta asmara yang simpel dan bertujuan menghibur. Sedangkan novel literer
disebut juga novel serius karena keseriusan atau kedalaman masalah-masalah
kehidupan kemanusiaan yang diungkapkan pengarangnya. Dengan demikian, novel
ini menyajikan persoalan-persoalan kehidupan manusia secara serius, filsafat, dan
langgeng (abadi) yang bermanfaat bagi penyempurnaan dan aripnya kehidupan
manusia, disamping pesona hiburan dan nikmatnya cerita.
5.
Ziarah: novel absurd
Inti permasalahan:
Terjadinya pertentangan manusia dengan dirinya sendiri (konflik batin). Pelukis
yang suka mabuk-mabukan, berteriak-teriak seperti orang gila karena ditinggal
mati oleh sang isteri tercinta.
Kemelut hidup: novel literer
Inti permasalahan:
Pertentangan manusia dengan dirinya sendiri (konflik batin). Pelukis yang suka
mabuk-mabukan, berteriak-teriak seperti orang gila karena ditinggal mati oleh
sang isteri tercinta.
Paberik: novel sejarah
Inti permasalahan:
Permaslahan yang mendasar bagi setiap industri, yaitu tentang kesejahteraan kaum
buruh dan karyawan.
Raumanen: novel populer
Inti permasalahan:
Pernikahan Manen dan Monang yang tidak direstui karena perbedaan suku,
padahal sudah melakukan perbuatan yang tidak baik hingga si gadis hamil.
Karmila: novel populer
Inti permasalahan:
Seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran, Karmila yang diperkosa dalam suatu
pesta. Akibatnya seluruh rencana hidup Karmila menjadi kacau balau. Sementara
itu, ia juga sudah memiliki tunangan yang masih tetap mencintainya. Pada akhir
cerita ditampilkan Ketegaran Karmila dalam menyelesaikan problem hidup
dengan bimbingan jiwa dan naluri kewanitaannya.
Sri sumarah: novel literer
Inti permasalahan:
Sri Sumarah menghadapi banyak cobaan, namun tetap tabah dan tegar dalam
menghadapi masalah hidupnya, serta berjuang demi membahagiakan orang yang
dicintainya.
6. Ada. Cerpen adalah bentuk dari prosa fiksi dalam dalam sebuah karya sastra dan
berbentuk narasi imajinatif atau sugestif.
Contohnya cerpen “Mimpi sang Dara”
Sedangkan kisah adalah istilah yang menunjuk pada kejadian atau riwayat yang
diceritakan di dalam suatu prosa, unsur yang ada di dalam cerpen yang menjadi
bagian tak terpisahkan.
Contohnya kisah yang diangkat dalam cerpen “Mimpi sang Dara” diatas yakni “Dara
merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa dibilang
sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa
menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di
istana mewah tersebut.”