Sangkuriang
Pada zaman dahulu,ada kisah seseorang putri raja dari jawa barat yang bernama dayang sumbi. ia
mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama sangkuriang. Suatu hari sangkuriang berburu dengan
si tumang (anjing kesayangan istana). Sangkuriang juga tidak tahu bahwa anjing itu titisan dewan
sekaligus ayahnya sendiri.
seketika itu dayang sumbi marah besar dan spontan memukul kepala sangkuriang dengan centong
nasi yang di pegangnya.
Sangkuriang pun terluka dan kecewa atas perlakuan ibunya dan memutuskan pergi mengembara.
Setelah kejadian tersebut ibunya menyesali dirinya. Lalu ia selalu berdoa dan bertapa dengan tekun.
Akhirnya suatu ketika,para dewa memberikan hadiah,bahwasanya ia akan selamanya muda dan
memiliki kecantikan yang abadi.
Karena sudah bertahun-tahun mengembara sangkuriang berniat untuk kembali ke istana/tanah airnya.
Namun keadaan kerajaan sudah berubah total,dan menjumpai seseorang gadis yang cantik dan
mempesona yang tak lain adalah dayang sumbi (ibunya).
sangkuriang terpesona dan segera melamarnya begitu pula dengan dayang sumbi. suatu hari
sangkuriang pamit untuk berburu dan meminta untuk merapikan rambut calon suaminya tersebut.
Namun dayang sumbi terkejut dengan bekas luka yang di kepalanya persis dengan anaknya dan
setelah di perhatikan memang mirip.
Setelah itu dayang sumbi mencari akal agar gagal pernikahan tersebut. dengan mengajukan syarat jika
ingin meminangnya. Membendung sungai citarum,dan dampan besar untuk meyebrang sungai semua
itu harus selesai sebelum fajar terbit.
1. Tema, yaitu gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
terkandung di dalam teks.
2. Tokoh, yaitu pelaku dalam karya sastra. Karya sastra dari segi peranan dibagi
menjadi 2, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
3. Alur/Plot, yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peri- stiwa yang satu disebabkan atau me-
nyebabkan peristiwa yang lain.
4. Konflik, yaitu kejadian yang tergolong penting, merupakan sebuah unsur yang
sangat.diperlukan dalam mengembangkan plot.
5. Klimaks, yaitu saat sebuah konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi, dan saat
itu merupakan sebuah yang tidak dapat dihindari.
6. Latar, yaitu tempat, waktu, dan ling- kungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan.
7. Amanat, yaitu pemecahan yang diberi- kan pengarang terhadap persoalan di dalam
sebuah karya sastra.
8. Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah
karya fiksi kepada pembaca.
9. Penokohan, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.