Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Teks Naratif

Teks naratif adalah karangan cerita yang mengisahkan cerita nonfiksi atau fiksi berdasarkan urutan waktu atau bersifat
kronologis. Sementara itu, menurut dalam Mengenal Teks Naratif dalam Bahasa Inggris karya Suningsih, teks naratif
adalah sebuah sebuah teks yang menceritakan runtutan peristiwa yang bersifat menghibur pembaca dan pendengar.
Teks naratif juga bisa berbentuk cerita dengan potongan beberapa dialog sehingga menjadikan cerita lebih mudah dipahami.

Tujuan teks naratif biasanya digunakan sebagai media hiburan untuk pembaca. Teks naratif disebut mampu
memberikan pengetahuan tentang cerita fiksi atau non fiksi yang baik kepada para pembacanya. Selain digunakan sebagai
media penghibur, teks naratif juga bisa memberikan pengalaman keindahan, pengetahuan baru, hingga informasi
penting kepada pembaca.

Teks naratif sendiri menyimpan banyak pesan moral dan amanat yang dimasukkan oleh penulisnya. Beberapa
contoh teks naratif adalah cerita pendek, cerita panjang, novel hingga roman.

Teks naratif harus sesuai dengan definisinya, sebuah teks yang harus menyajikan cerita tentang suatu kejadian, dengan
beberapa kejadian secara urut atau kronologis (order of events).

Jenis-Jenis Teks Naratif


1. Fables,
cerita narasi yang menjadikan binatang tokohnya, namun dengan perilaku yang menunjukkan seperti layaknya
manusia, misalnya berbicara, berhitung, berpikir, dan lain sebagainya.
2. Fairy-stories.
cerita narasi yang biasanya memiliki sifat fantasi atau penuh dengan keajaiban.
3. Legends.
cerita yang ditulis atau diciptakan berdasarkan pada fakta-fakta, akan tetapi cerita ini tidak betul-betul memiliki tokoh-
tokoh.
4. Myth,
ceritanya narasi yang bertujuan untuk menjelaskan tentang dunia dan bagaimana cara untuk menyikapinya.

Ciri-Ciri Teks Naratif


1. Teks naratif menggunakan bentuk kalimat (tenses) yang menunjukkan peristiwa atau kejadian di masa lampau > Past
Tense.
2. Kata keterangan (adverbs of time) yang umumnya muncul di awal kalimat pada teks naratif di antaranya yaitu, seperti
long time ago, once, one, once upon a time.
3. Adanya cuplikan dialog atau percakapan antar tokoh (specific character)
4. Action verb adanya unsur perbuatan (tindakan)
5. Time conjunction unsur rangkaian waktu dan informasi when then and

Struktur Teks Naratif


1. Orientation
Orientasi adalah bagian awal atau struktur pertama dari teks naratif. Pada struktur ini, pembuat cerita atau penulis akan
memperkenalkan tokoh, waktu, dan tempat berlangsungnya peristiwa dalam cerita. Selain itu, orientasi juga biasanya
dimulai dengan kalimat pembuka seperti, Long time a go …, Once upon a time …, atau One day …, selanjutnya disertai
deskripsi para tokoh dan tempat dalam cerita tersebut.
Secara garis besar, orientasi menjawab pertanyaan berikut:

 Di manakah cerita itu terjadi?


 Kapan cerita itu terjadi?
 Bagaimana cerita itu dimulai?
 Siapa saja tokoh dalam cerita itu?
2. Complication
Struktur kedua dari teks naratif ini akan menjelaskan atau mendeskripsikan masalah atau konflik dalam sebuah cerita.
Masalah atau konflik ini biasanya memuat tokoh utama dan bisa juga merepresentasikan berbagai masalah yang terjadi
dalam kehidupan nyata. Selain itu, para tokoh juga mengalami berbagai peristiwa yang mengarah ke puncak cerita atau
klimaks. Alhasil, para tokoh utama bakal mengalami permasalahan yang rumit.
Beberapa tanda dari teks naratif yang menunjukan struktur complication, yaitu:

 Physical, bisa ditandai dengan adanya konflik antar tokoh secara fisik.
 Natural, bisa ditandai dari munculnya konflik antara tokoh dengan beberapa hal yang berhubungan dengan kekuatan
alam.
 Social, dapat ditandai dengan pertemuan antar tokoh, hanya saja mempunyai memiliki kepentingannya masing-
masing.
 Psychological, dapat ditandai dengan kondisi pertentangan yang terjadi di dalam diri tokoh, baik hal baik atau buruk,
sifat yang sombong atau rendah hati, juga bisa pertentangan sifat yang rakus atau tidak.
3. Resolution
Resolution atau resolusi merupakan struktur ketiga atau bagian terakhir dari teks naratif. Resolusi sendiri bisa dipahami
sebagai penyelesaian konflik atau masalah. Pada resolusi, para tokoh dalam cerita mulai menemukan solusi untuk
menyelesaikan berbagai masalah dari komplikasi.

Beberapa teks naratif yang ada menunjukkan bahwa tokoh dalam cerita tersebut bisa menyelesaikan masalah dengan baik
sehingga berakhir dengan bahagia. Namun, ada juga menampilkan akhir cerita yang menyedihkan atau tidak bahagia.

4. Re-orientation
Bagian terakhir dari teks naratif ini bersifat opsional, bisa ada atau tidak ada. Reorientasi atau sering juga disebut koda
adalah bagian cerita teks naratif yang menyampaikan nilai moral, saran, atau pembelajaran di bagian penutup bagi pembaca
yang berasal dari cerita.

Teks naratif menampilkan tokoh utama yang dapat menghadapi berbagai masalah rumit. Hal ini menjadikan teks naratif bisa
memiliki komplikasi lebih dari satu atau komplikasi dan resolusi lebih dari satu.

Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris Lengkap dengan Terjemahannya

Cerita Sangkuriang merupakan salah satu cerita rakyat yang populer di Indonesia. Cerita ini merupakan kisah
legenda dari asal mula terciptanya Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Jawa Barat.
Gunung Takuban Perahu merupakan gunung yang menyerupai perahu raksasa yang diciptakan oleh
Sangkuriang sebagai syarat untuk menikahi dayang Sumbi yang ternyata merupakan ibu kandungnya sendiri.
Cerita ini mengandung pesan moral yang penting mengenai norma di masyarakat.

Cerita Sangkuriang merupakan salah satu cerita rakyat yang populer di Indonesia. Cerita ini merupakan kisah
legenda dari asal mula terciptanya Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Jawa Barat.
Gunung Takuban Perahu merupakan gunung yang menyerupai perahu raksasa yang diciptakan oleh
Sangkuriang sebagai syarat untuk menikahi dayang Sumbi yang ternyata merupakan ibu kandungnya sendiri.
Cerita ini mengandung pesan moral yang penting mengenai norma di masyarakat.

A long time ago in West Java, lived a beautiful girl named Dayang Sumbi. Her beauty and intelligence made a
prince from the heavenly kingdom of Kahyangan desire her as his wife. The prince asked permission from his
father to marry Dayang Sumbi. However, people from Kahyangan could never live side by side with humans, but
his father approved on one condition, when they had a child, the prince would transform into a dog.

They got married and Dayang Sumbi gave birth to a baby boy named Sangkuriang. The prince then changed into
a dog named Tumang. He was very smart and handsome like his father. Sangkuriang liked to hunt animals and
looked for fruits to eat. One day, when he was hunting, Sangkuriang accidently killed Tumang. He went home
and told her mother about the dog.

Driven by sadness and anger, she grabbed a big spoon and hit Sangkuriang's head with it. Dayang Sumbi was
so sad and started to cry because she just lost her husband. Sangkuriang feels confused. How can his mother
love a dog more than him? Sangkuriang then decided to run away from their home.

Many years later, Sangkuriang found a house of a beautiful woman. He didn't know that the woman was his
mother and fell in love with her. Sangkuriang forced her to marry him but Dayang Sumbi could not accept it
because she knew that the boy was her son.

She realizes that she needs to do something to prevent Sangkuriang from marrying her. Dayang sumbi decided
to ask him an impossible requirement to marry her in order for him to give up. She asked Sangkuriang to build
her a big boat within one night.

Without doubt, Sangkuriang accepted this condition and worked hard to fulfil the condition. Then he commands
the genies to cut down trees and build a boat. A few moments before dawn, Sangkuriang and his genie servants
almost finished the boat.

Dayang Sumbi immediately woke all the women in the village and asked them to wave a long red scarf. All the
women in the village were waving their red scarf, making it look as if dawn was breaking. Deceived by false
dawn, the cock crowned and farmers rose to the new day.

Sangkuriang immediately dropped their work. With all his anger, he kicked the unfinished boat. The boat flew and
landed on a vallet, The boat then became a mountain, called Tangkuban Perahu.

Terjemahan Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Indonesia


Untuk memudahkan kamu dalam memahami cerita Sangkuriang, berikut ini terjemahan cerita Sangkuriang
dalam bahasa Indonesia.

Dahulu kala di Jawa Barat, hiduplah seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Kecantikan dan
kecerdasannya membuat seorang pangeran dari kerajaan surga Kahyangan menginginkannya sebagai istrinya.

Sang pangeran meminta izin kepada ayahnya untuk menikahi Dayang Sumbi. Namun, orang dari Kahyangan
tidak pernah bisa hidup berdampingan dengan manusia. Akhirnya, ayahnya menyetujui dengan satu syarat,
ketika mereka memiliki anak, sang pangeran akan berubah menjadi anjing.

Mereka menikah dan Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Sangkuriang. Sang pangeran
kemudian berubah menjadi seekor anjing bernama Tumang. Sangkuriang sangat cerdas dan tampan seperti
ayahnya. Sangkuriang suka berburu binatang dan mencari buah untuk dimakan. Suatu hari, saat berburu,
Sangkuriang tidak sengaja membunuh Tumang. Dia pulang ke rumah dan memberi tahu ibunya tentang anjing
itu.

Didorong oleh kesedihan dan kemarahan, dia mengambil sendok besar dan memukul kepala Sangkuriang
dengan sendok itu. Dayang Sumbi sangat sedih dan menangis tersedu-sedu. Sangkuriang merasa bingung.
Bagaimana bisa ibunya lebih mencintai anjing dibandingkan dirinya? Sangkuriang memutuskan untuk kabur dari
rumah mereka.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang menemukan rumah seorang wanita cantik. Dia tidak menyadari bahwa
wanita itu adalah ibunya dan jatuh cinta padanya. Sangkuriang memaksa Dayang Sumbi untuk menikah
dengannya tetapi Dayang Sumbi tidak dapat menerimanya karena dia tahu bahwa laki-laki itu adalah anaknya.

Dayang Sumbi menyadari bahwa dia perlu melakukan sesuatu untuk mencegah Sangkuriang menikahinya.
Dayang sumbi memutuskan untuk meminta syarat yang mustahil untuk menikahinya agar Sangkuriang
menyerah. Dia meminta Sangkuriang untuk membuatkannya sebuah perahu besar dalam waktu satu malam.

Sangkuriang menerima syarat tersebut dan bekerja keras untuk memenuhi syarat tersebut. Kemudian, dia
memerintahkan jin untuk menebang pohon dan membuat perahu. Beberapa saat menjelang subuh, Sangkuriang
dan para jin hampir menyelesaikan perahunya.

Dayang Sumbi segera membangunkan semua wanita di desa tersebut dan meminta mereka untuk melambaikan
selendang merah. Semua wanita di desa itu melambai-lambaikan selendang merah, seolah-olah fajar telah
menyingsing. Tertipu oleh fajar palsu, ayam jantan dan petani bangkit untuk memulai hari yang baru.

Sangkuriang segera menjatuhkan hasil pekerjaannya. Dengan penuh amarah, dia menendang perahu yang
belum selesai itu. Perahu itu terbang dan mendarat di sebuah lembah, perahu besar itu kini disebut dengan
Tangkuban Perahu.
Pesan Moral Cerita Sangkuriang
Seperti halnya cerita legenda lainnya, cerita sangkuriang juga memiliki pesan moral yang dapat dipelajari.
Berikut ini pesan moral yang didapat dari cerita Sangkuriang.

1. Pentingnya Bersikap Jujur


Dayang Sumbi tidak pernah memberitahukan kepada anaknya mengenai identitas Tumang sebenarnya. Hal ini
membuat Sangkuriang tidak tahu bahwa Tumang merupakan ayahnya.

Jika sejak awal Dayang Sumbi jujur kepada Sangkuriang mengenai identitas asli dari Tumang, maka
Sangkuriang mungkin tidak akan membunuh Tumang dan kabur dari rumahnya. Dalam cerita tersebut kita
belajar mengenai pentingnya bersikap jujur kepada siapapun agar hal buruk tidak terjadi.

2. Mencintai dengan Sewajarnya


Rasa cinta yang dimiliki Sangkuriang kepada ibunya sudah sangat tidak wajar. Bahkan, saat Dayang sumbi
menawarkan syarat yang sulit untuk menikahinya, Sangkuriang tidak menyerah dan tetap berniat untuk menikahi
Dayang Sumbi.

Dalam hal ini, kita belajar mengenai arti mencintai sewajarnya. Jika terlalu obsesi atau dibutakan oleh cinta,
seseorang justru akan merasa tidak nyaman dan semakin menjauh.

3. Hindari Berbuat Curang


Sangkuriang ingin cintanya terbalas dan melakukan perbuatan curang dengan meminta pertolongan jin untuk
membantunya membangun perahu. Namun, pada akhirnya perahu tidak berhasil diselesaikan dan usaha
Sangkuriang justru gagal.

Dari cerita tersebut, kita belajar bahwa perbuatan curang tidak akan menguntungkan diri sendiri, melainkan
justru akan merugikan diri sendiri.

4. Pentingnya Menahan Emosi


Sangkuriang memiliki emosi yang tidak bisa dikontrol. Akibatnya, ia tidak sengaja membunuh ayahnya.
Berdasarkan cerita Sangkuriang tersebut, penting untuk belajar bagaimana cara menahan emosi. Sebab, emosi
yang berlebihan justru akan berakibat buruk bagi diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai