Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

TEKS FABEL/LEGENDA
SEMESTER GENAP
PETA KONSEP
BAHASA INDONESIA
KELAS VII
KURIKULUM 2013
PENGERTIAN
FABEL

KEBAHASAAN
FABEL

TEKS
FABEL
STRUKTUR
FABEL

JENIS-JENIS
FABEL

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian fabel/legenda daerah setempat
2. Mengidentifikasi ciri-ciri fabel/legenda daerah setempat
3. Menjelaskan unsur-unsur fabel/legenda daerah setempat
4. Menyebutkan dan mengidentifikasi jenis-jenis fabel/legenda daerah setempat
5. Mengidentifikasi dan menelaah struktur fabel/legenda daerah setempat
6. Menjelaskan dan mengidentifikasi unsur kebahasaan teks fabel/legenda daerah setempat

A. PENGERTIAN
1. FABEL
Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita
tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk
jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita
moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Teks
cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan
kehidupan manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia.
Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat
jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka
ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang
sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang
dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat belajar pada
karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang
potensial dalam menanamkan nilai-nilai moral. Kita dapat belajar dan mencontoh
karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar kamu memiliki sifat terpuji.

Contoh fabel
BELALANG SEMBAH
Suatu hari di sebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga Semut dengan
anggota jumlahnya yang sangat banyak. Semut ini membuat sarangnya dari daun-daun
lalu mereka tempel menggunakan cairan seperti lem yang mereka keluarkan dari
mulutnya. Para Semut melihat bahwa musim gugur akan segera berlalu dan akan segera
datang musim dingin yang cukup panjang. Ketika musim dingin makanan akan sangat
sulit untuk didapatkan, maka para Semut itu segera mencari berbagai macam makanan
untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan ketika musim dingin telah tiba.
Berbeda halnya dengan seekor Belalang sembah, Belalang sembah memiliki
mata yang besar dan tangan yang panjang. Mereka sering hidup di pohon-pohon seperti
halnya para Semut. ketika musim dingin akan tiba Belalang sembah hanya berlatih
menari. Setiap hari Belalang sembah itu hanya berlatih menari. Namun sang Belalang
lupa bahwa dia harus mengumpulkan makanan untuk persiapannya menghadapi musim
dingin.
Suatu hari Sang Belalang sembah menari di dekat sarang Semut. Dia menari
dengan sangat anggun. Gerakan tangan dan badannya yang pelan dan lembut membuat
tariannya terlihat sangat mengagumkan. Para Semut melihat Sang Belalang sembah
menari, namun mereka tidak menghiraukan tarian indahnya itu karena mereka memiliki
tugas yang sangat penting.
Sang Belalang yang sedang menari melihat para Semut berjalan dengan
membawa makanan untuk dibawa kesarangnya. Sang Belalang sembah heran dengan
apa yang dilakukan Semut lalu dia bertanya kepada salah satu Semut tentara yang
sedang berjaga di dekat para Semut pekerja
,“Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak itu masuk ke sarang
kalian?” sang Semut menjawab “Kami melakukannya agar kami tidak kelaparan saat
musim dingin tiba.” Lalu sang Belalang kaget “Musim dingin?” kata sang Belalang
sembah dengan kagetnya, “Kan masih lama, lebih baik kita bersenang-senang saja
dulu”, kata sang Belalang. Semut tak menghiraukan Belalang. Semut tetap tekun
mengumpulkan makanan.
Musim dingin tiba. Belalang belum sempat mengumpulkan makanan karena
sibuk menari. Belalang kelaparan dan lari ke rumah Semut. Ia meminta makanan
kepada Semut. Semut awalnya tidak mau memberikan makanannya karena takut
kehabisan. Akan tetapi, melihat belalang lemas kelaparan, Semut tidak tega dan
memberikan makanannya kepada Belalang. Belalang pun kembali bugar dan dia
berjanji untuk dapat mengelola waktu dengan baik sehingga tidak berakibat buruk.
Masa depan adalah milik setiap orang. Maka setiap orang perlu menyiapkan
masa depannya dengan berusaha. Bukan hanya menikmati kesenangan di masa
sekarang tanpa memikirkan masa depan.

2. LEGENDA
Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh
yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu,
legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun
demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga
sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Menurut Buku Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat zaman
dahulu yang berkaitan dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat.
Contohnya: Sangkuriang, Batu Menangis, dan Legenda Pulau Giliraja.
Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa
penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga
membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005,[1] legenda adalah cerita rakyat pada
zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis,
legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi
berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang
mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mitos, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi
tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang
berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang
menandakan kesaktian.

Contoh legenda
ASAL USUL BANYUWANGI

Pada zaman dahulu kala. Terdapat sebuah Kerajaan yang di pimpin oleh Raja
yang sangat bijaksana dan adil. Raja tersebut mempunyai seorang Putra yang sangat
tampan dan gagah, yang bernama Raden Banterang. Raden Banterang sangat gemar
berburu.
Suatu hari, Raden Banterang pergi berburu kedalam hutan. Ia di temani dengan
Pengawal kerajaan. Di tengah perjalanan. Ia melihat seekor Kijang melintas di
depannya. Ia pun segera mengejar Kijang tersebut hingga masuk ke dalam hutan
belantara. Ia pun terpisah dari rombongan Pengawalnya tersebut.
Raden Banterang terus mengejar KIjang tersebut. Ia semakin jauh masuk kedalam
hutan. Ia pun tiba di sebuah sungai yang sangat jernih. Karena kelelahan mengejar
Kijang, ia pun mendekati sungai tersebut dan meminum air jernih itu. Di saat ia asik
meminum air. Tiba-tiba, ia sangat terkejut karena kedatang seorang gadis yang sangat
cantik.
Raden Banterang kebingungan, karena ia takut gadis cantik tersebut adalah
penunggu hutan ini. Namun, ia memberanikan diri untuk mendekati gadis cantik
tersebut.

“Siapa kamu? dari mana asalmu?” Tanya Raden Banterang.

“Nama ku Surti, aku berasal dari Kerajaan Klungkung”. Jawab gadis itu.

“Apa yang sedang kau lakukan di dalam hutan seorang diri?” Tanya Raden Banterang.

“Saya berada di hutan ini karena menyelamatkan diri dari kejaran musuh. Ayah saya
mati dalam pertempuran.” Kata Surti menjelaskan.

Mendengar cerita Surti, Raden Banterang sangat terkejut. Karena merasa kasihan,
Raden Banterang membawanya ke Istana. Surti pun ikut ke Istana bersama Raden
Banterang. Karena kecantikan Surti, Raden Banterang pun jatuh cinta dan ingin
meminangnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menikah. Mereka pun hidup
bahagia.
Namun, suatu hari. Putri Surti berjalan-jalan sendirian keluar Istana. Tiba-tiba, ia
mendengar seseorang memanggil namanya. Ia pun mencari sumber suara tersebut. Ia
pun melihat seorang Laki-laki yang berpakaian kumuh dan compang-camping. Putri
Surti sangat terkejut, ternyata, Laki-laki di depannya adalah Kakak kandungnya sendiri
yang bernama Rupaksa. Maksud dari kedatangan Kakaknya tersebut adalah untuk
mengajak Putri Surti balas dendam. Karena Raden Banterang sudah membunuh
ayahnya.

Putri Surti sangat terkejut mendengar cerita dari Kakaknya. Ia pun menceritakan
bahwa dirinya sudah menjadi istri dari Raden Banterang. Ia pun menolak untuk
membalas dendam dan memohon agar tidak mencelakai suaminya Raden Banterang.
Mendengar cerita adiknya tersebut Rupaksa sangat marah. Namun, ia tidak memaksa
dan memberikan sebuah ikat kepala kepada Surti. Rupaksa pun menyuruhnya untuk di
simpan di bawah tempat tidurnya.

Pertemuan Surti dengan kakaknya tidak diketahui oleh suaminya. Karena Raden
Banterang sedang berburu ke hutan. Namun, suatu hari. Saat Raden Banterang berada
dalam hutan, ia di kejutkan dengan kedatangan seorang Laki-laki yang berpakaian
compang-camping menghampirinya.

“Wahai Tuanku. Keselamatan mu berada balam bahaya. Istri mu Putri Surti


merencanakan untuk membunuhmu suaminya sendiri. Tuan bisa membuktikannya
sendiri, istrimu menyimpan sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat tidur.
Ikat kepala itu adalah milik seorang Laki-laki yang di mintai tolong untuk membunuh
Tuan.” Laki-laki itu menjelaskan.Mendengar penjelasan tersebut, Raden Banterang
segera kembali ke Istana. Ia pun segera mencari ikat kepala yang sudah di ceritakan
Laki-laki yang ia temui di dalam hutan. Ia pun sangat terkejut, karena ia menemukan
ikat kepala tersebut.Raden Banterang takut keselamatannya terancam dan ia pun
mencurigai istrinya. Maka, ia pun berniat untuk mencelakai istrinya sendiri. Putri Surti
pun menjelaskan asal ikat kepala tersebut.Raden Banterang berniat untuk
menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setibanya di sungai Raden Banterang
menceritakan pertemuanya dengan seorang Laki-laki yang tidak di kenal ketika sedang
berburu di hutan. Surati pun menceritakan pertemuannya dengan Kakaknya Rupaksa
yang ingin membalaskan dendam kepada Raden Banterang.Setelah menjelaskan hal
tersebut. Tidak membuat hati Raden Banterang cair. Ia menganggap istrinya berbohong.
Akhirnya, dengan rasa kecewa Putri Surti berkata.

“Suamiku, Jika nanti setelah kematianku dan air sungai ini menjadi jernih dan
berbau harum. Berarti aku tidak bersalah dan tidak mempunyai niat untuk mencelakai
mu. Namun, jika air ini tetap keruh dan berbau busuk. Berarti aku bersalah.” Kata
Surati menangis.Raden Banterang, menganggap apa yang di ucapkan istrinya adalah
sebuah kebohongan. Maka, ia segera mengeluarkan Keris dan menusuk pinggang
istrinya. Bersamaan dengan itu, Surati terjatuh ke tengah sungai dan hanyut terawa
arus.
Tidak lama setelah hanyutnya Surati, terjadilah sebuah keajaiban. Tiba-tiba,
terciumlah bau yang sangat harum di sekitar sungai, airnya pun berubah menjadi sangat
jernih. Raden Banterang gemetar dengan keajaiban tersebut. Melihat itu, Raden
Banterang sanat menyesal dan meratapi kematian istrinya.Sejak itu, sungai menjadi
harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi
artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

B. CIRI-CIRI
1. FABEL
1. Fabel mengambil tokoh para binatang.
2. Watak tokoh para binatang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk (seperti
watak manusia).
3. Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
4. Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat.
Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
5. Fabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).
2. LEGENDA
1. Bersifat duniawi, artinya bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang dan
terjadi pada masa yang belum terlampau lama.
2. Ditokohi oleh manusia, yang ada kalanya memiliki sifat dan kekuatan yang luar
biasa, serta seringkali dibantu oleh mahluk-mahluk gaib.
3. Milik bersama suatu komunitas tempat legenda tersebut lahir.
4. Sering mengalami penyimpangan dari versi sebelumnya (terutama karena tidak
ditulis).
5. Diwariskan secara turun temurun.
6. Banyak mengandung ajaran tentang kebaikan dan kejahatan sehingga dapat
dijadikan pedoman hidup.
7. Terdapat unsur sejarah dan ceritanya dianggap benar

C. UNSUR-UNSUR FABEL/LEGENDA DAERAH SETEMPAT


1. Tokoh
Orang/hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau antagonis,
tokoh utama atau tokoh pembantu).
a. Tokoh Protagonis
Tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis
utama dan dibantu tokoh lain yang terlibat dalam cerita. Tokoh Protagonis biasanya
berwatak baik, dan menjadi idola pembaca/pendengar.
Ciri tokoh utama:
 Sering dibicarakan;
 Sering muncul; dan
 Menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita).
b. Tokoh antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi penentang cerita. Biasanya ada
satu,dua atau lebih figur tokoh yang menentang cerita. Tokoh jenis ini sudah pasti
berwatak jahat dan dibenci oleh pembaca dan pendengar.

2. Penokohan
Pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis/yang disukai atau
tokoh antagonis/yang tidak disukai. Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran
fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/narasi
penulis terhadap tokoh.
3. Setting atau latar
Tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Ada tiga jenis latar, yaitu latar
tempat, latar waktu, dan latar sosial.
4. Tema
Gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang
diungkapkan tokoh, atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita
5. Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung. Amanat
disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.

D. JENIS-JENIS
1. FABEL
1. Ditinjau dari pemberian watak dan latar fabel:
a. Fabel alami
Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam
nyata. Misalnya, kura-kura diberi watak lamban, singa buas dan ganas. Selain
itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb).
b. Fabel adaptasi
Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah
watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai
latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya, landak yang pemalu berulang tahun di
rumah makan.
2. Ditinjau dari kemunculan pesan:
a. Fabel dengan koda
Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan
pengarang di akhir cerita.
Alur fabel dimulai pengenalan, mulai munculnya masalah, masalah memuncak,
dan ditutup dengan pemecahan masalah dengan pesan-pesan eksplisit.

Mulai terjadi masalah Klimaks Resolusi Koda

b. Fabel tanpa koda


Sebaliknya, fabel tanpa koda tidak memberikan secara eksplisit pesan
pengarang di akhir cerita.
Alur fabel dimulai pengenalan, mulai munculnya masalah, masalah memuncak,
dan ditutup dengan pemecahan masalah dengan pesan-pesan eksplisit.

Mulai terjadi masalah Klimaks Resolusi

3. Menurut asal serta ruang lingkupnya:


a. Fabel Lokal atau Kedaerahan.
Fabel yang asalnya dari daerah serta penyebarannya juga terbatas hanya di
ruang lingkup daerahnya sendiri.
b. Fabel Nusantara
Fabel yang asalnya dari daerah serta sudah menyebar sampai ke semua plosok
nusantara.
c. Fabel Internasional
Fabel yang asalnya dari sebuah negara serta sudah menyebar di seluruh dunia.
4. Menurut isi serta kandungan ceritanya:
a. Fabel jenaka
Fabel yang didalamnya mengandung cerita lucu atau mengundang tawa bagi
pembacanya.
b. Fabel tragedi
Jenis fabel ini didalamnya mengandung cerita sedih sehingga mengundang
keprihatinan bagi para pembacanya.
c. Fabel romantika.
Jenis fabel ini mengandung kisah romantis atau kisah percintaan tokoh fabelnya.
d. Fabel heroic.
Fabel yang didalamnya mengandung cerita tentang kepahlawanan serta
perjuangan dari tokohnya.
1. LEGENDA
1. Legenda keagamaan
Legenda keagamaan, yaitu legenda yang berkisah tentang para pemuka agama.
Contoh, legenda Wali Songo. Para Wali Songo adalah tokoh-tokoh yang penting
dalam penyebaran agama islam, terutama di Jawa. Mereka dikisahkan memiliki
kemampuan melebihi manusia biasa (sakti), seperti menyembuhkan orang sakit dan
menaklukan penjahat dengan mudah tanpa perlawanan.
2. Legenda alam gaib
Sesuai namanya, legenda ini berbentuk kisah yang benar-benar terjadi atau pernah
dialami manusia sehubungan dengan mahluk gaib, hantu, siluman, genderuwo,
gejala-gejala alam gaib, sundel bolong, nyi blorong, dan sebagainya.
Fungsinya adalah meneguhkan kebenaran dan kepercayaan terhadap alam gaib yang
sering disebut takhayul. Contoh, legenda mandor Kebun Raya Bogor yang lenyap
begitu saja saat bertugas di kebun itu, yang menurut penduduk setempat di
sebabkan karena melangkahi setumpuk batu-batu bekas pintu gerbang Kerajaan
Pajajaran.
3. Legenda perorangan
Legenda perorangan adalah kisah tentang orang-orang tertentu dan dianggap benar-
benar terjadi. Contoh, legenda tentang cerita Panji (jawa timur). Panji adalah
seorang Pangeran dari Kerajaan Kahuripan yang senang sekali menyamar menjadi
orang biasa untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Contoh lain, Sabai nan Aluih dan
Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima, dari Jakarta, Lutung
Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah,
Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Loyansari dari Bali.
4. Legenda tempat (lokasi)
Legenda tempat adalah kisah yang berhubungan dengan nama suatu tempat atau
bentuk topografi suatu daerah, legenda ini berkembang hampir di semua tempat di
indonesia. Contoh leganda terjadinya Danau Toba di Sumatra, leganda Gunung
Tangkuban Perahu di Jawa Barat, legenda asal usul nama kota Banyuwangi.
E. STRUKTUR FABEL/LEGENDA DAERAH SETEMPAT
1. Orientasi
Bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
Pengungkapan orientasi dilakukan dengan cara:
a. Diawali dengan deskripsi latar
Contoh:
Pagi itu sang mentari menampakkan diri dengan senyum terindahnya. Nuri bersama
sahabat-sahabatnya bernyanyi riang. Sementara Katak Putih bertepuk tangan
dengan ceria. Sudah terkenal di seluruh hutan bahwa si Nuri dan si Katak Putih
bersahabat karib. Saling menopang dan saling menolong dalam suka dan duka.
Suatu saat terjadilah keadaan yang sangat mengejutkan. Tiba-tiba .....
b. Diawali dengan latar dan kegiatan tokoh
Contoh:
Di keheningan malam Kura-kura nampak tidur pulas bersama Katak sahabat
baiknya. Sudah dua bulan ini Kura-kura sakit dan sahabatnya dengan setia
mendampinginya
c. Diawali dengan latar di masa lalu
Contoh:
Pada zaman dahulu, hiduplah sekelompok gajah raksasa. Pada siang terik itu Gajah
bersama teman-temannya berjalan tegap ke arah perkampungan Semut. Panas terik
tak dihiraukan. Mereka tetap berjalan sambil bercanda ria.
2. Komplikasi
Konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh yang lain. Komplikasi menuju
klimaks.
Pengungkapan komplikasi dilakukan dengan cara:
a. Diawali dengan konflik batin
Contoh:
Semakin lama Kura-kura merasa hidupnya tidak berguna lagi. Dia merasa hanya
bisa merepotkan teman-temannya.
b. Diawali dengan konflik fisik
Contoh:
Ketika Gajah memasuki areal perkampungan Semut Merah, tanpa diduga pasukan
Semut Merah tiba-tiba menyerangnya. Semut menuduh Gajah melakukan
penghancuran perkampungannya. Gajah mengelak dan mencoba menjelaskan. Akan
tetapi Semut terus menyerang telinga Gajah.
c. Diawali dengan perubahan latar dan peristiwa tidak mengenakkan tokoh
Contoh:
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Ternyata semua keadaan tak ada yang
abadi. Persahabatan Gajah dan Semut dilanda perpecahan. Semut mulai
mengkhianati persahabatan itu.

Tiba-tiba datanglah badai yang teramat kencang dan menghancurkan semua


makanan yang telah dikumpulkannya berbulan-bulan. Semut menangis
membayangkan masalah yang akan dihadapi di musim dingin.

Kegembiraan yang membuncah di hutan itu tiba-tiba sirna karena kedatangan Katak
yang sangat sombong. Semua binatang dihinanya karena kekurangannya.
3. Resolusi
Bagian yang berisi pemecahan masalah.
Pengungkapan resolusi dilakukan dengan cara:
a. Diawali dengan meredanya konflik
Contoh:
Akhirnya, masalah menjadi jelas. Tak ada salah paham lagi di antara kelompok
Gajah dan Semut.
b. Diawali dengan dialog yang menandakan amannya keadaan
Contoh:
“Ayo cepat Ci…” dengan rasa kebersamaan mereka pun akhirnya selamat.
Ternyata sahabatnya yang telah menarik kaki Cici untuk
menyelamatkannya dari kejaran Singa.
Penjelasan telah dilakukan secara gamblang sehingga tidak
ada kesalahpahaman.
..............................................................

Dengan kebersamaam akhirnya mereka selamat.


..............................................................

Dengan tegas dia memilih untuk tidak mendendam orang yang menyakitinya.
..............................................................

….. Akhirnya, Semut minta maaf dan teman-temannya menerimanya kembali.


............................................................

Ternyata Kura-kura yang menyebabkan kesalahpahaman ini .......................


.......................................

Setelah mengalami berbagai goncangan akhirnya semua cobaan lewat dan hilanglah
semua sakit hati.

4. Koda (boleh ada boleh tidak)


Bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang
dapat dipetik dari cerita tersebut.
Pengungkapan koda berupa pernyataan penulis tentang pelajaran atau nilai moral dalam
cerita fabel.
Contoh:
Kuda berkulit harimau yang menjadi tokoh pada cerita itu melambangkan bahwa
sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatusaatakanterbongkar juga kepura-
puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.

Siapa yang menanam akan menuai. Siapa yang berbuat baik akan dibalas dengan
perbuatan baik. Begitu juga sebaliknya. Orang yang menanam keburukan akan menuai
hasil keburukannya sendiri.
Kejahatan akan selalu dikalahkan oleh kebaikan. Apa pun yang berbuat jahat akan
dikalahkan oleh perbuatan baik.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita itu adalah mulut kita dilarang berbicara yang
menyinggung kekurangan orang lain. Tuhan menciptakan makhluknya dengan
keistimewaan sendiri-sendiri.

F. KEBAHASAAN TEKS FABEL/LEGENDA DAERAH SETEMPAT


1. Penggunakan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
a. Kalimat Langsung
Kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju. Kalimat
langsung ditandai dengan pemakaian tanda petik (“ ... “).
Ciri-ciri kalimat langsung:
1). Menggunakan tanda petik,
2). Intonasi tinggi untuk tanda tanya, datar untuk kalimat berita, dan tanda seru
dilagukan dengan intonasi perintah,
3). Kata ganti orang pertama dan orang kedua.
b. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan
perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita.
Ciri-ciri kalimat tidak langsung:
1). Tidak menggunakan tanda petik,
2). Intonasi membacanya datar,
3). Terdapat perubahan kata ganti orang.
Perubahan kata ganti
Kata ganti orang ke-1 berubah menjadi orang ke-3.
“Saya”, “aku” menjadi “dia” atau “ia”
Kata ganti orang ke-2 berubah menjadi orang ke-1.
“kamu” “Dia” menjadi “saya”atau nama orang
Kata ganti orang ke-2 dan ke-1 jamak berubah menjadi ”kami”, “kita” dan
“mereka” “kalian” “kami” menjadi “ “mereka” “kami”
Cara Penulisan Kalimat Langsung
1. Bagian kalimat langsung diapit oleh tanda petik dua (“) bukan petik satu (‘).
2. Tanda petik penutup ditaruh setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat petikan.
Contoh:
Andi mengatakan, “Aku akan pergi ke sekolah besok.” (Benar)
Andi mengatakan, “Aku akan pergi ke sekolah besok”. (Salah)
3. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila
bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan.
Contoh:
Ulu berkata, “ Biarlah saya bernyayi sendiri.”
4. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila
bagian kalimat pengiring terletak setelah kalimat petikan.
“Ulu, aku tidak suka dengan hujan,” kata Semut lirih.
5. Jika ada 2 kalimat petikan, huruf awal pada kalimat petikan pertama menggunakan
huruf kapital. Sedangkan pada kalimat petikan kedua menggunakan huruf kecil
kecuali nama orang dan kata sapaan.
Contoh:
“Coba saja minta sama ayah,” kata ibu, “dia pasti akan memberikannya.”
6. Tanda koma TIDAK dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.

2. Penggunaan kata sandang si dan sang


Kata sandang merupakan sejenis kata penentu atau pembatas yang letaknya di depan
kata benda atau kata sifat. Kata sandang tidak mempunyai makna tersendiri. Makna
atau arti kata sandang bergabung dengan kata yang berada di belakangnya. Kata
sandang yang masih dipakai dalam Bahasa Indonesia, misalnya: si dan sang. Walaupun
kata sandang tidak mempunyai arti dan tidak dapat berdiri sendiri, kata sandang
memiliki fungsi penting menentukan makna dalam kalimat.
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang
ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam
kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan contoh berikut ini.
1. “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.
Kata kecil ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama.
2. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.
Kecil ditulis dengan huruf /K/ kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau
nama julukan.
3. Penggunaan kata depan
Dalam teks cerita fabel biasanya juga digunakan kata keterangan tempat dan kata
keterangan waktu dirangkai dengan kata depan. Penulisan kata depan dipisah dengan
kata yang mengikutinya.
4. Penggunaan sinonim dan antonim
Fabel menggunakan variasi kata untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sifat.
Baik sifat tokoh maupun sifat benda dan keadaan. Meskipun memiliki arti yang sama,
akantetapi diksi ataupilihankata yang tepatuntuk mendeskripsikan sifat tokoh dapat
memengaruhi nilai rasa pada pembaca.
a. Sinonim
Sinonim ini biasa disebut dengan padanan kata atau persamaan kata. Sinonim
merupakan kata-kata yang mempunyai bentuk berbeda, misalnya pelafalan dan
tulisan, namun kata-kata tersebut sebenarnya mempunyai makna yang sama atau
mirip.
Contoh:
Hewan = Binatang
Ikan Paus merupakan salah satu hewan terbesar di dunia
Ikan Paus merupakan salah satu binatang terbesar di dunia

Bahagia = senang
Hal yang membuatku merasa bahagia adalah ketika bertemu denganmu
Hal yang membuatku merasa senang adalah ketika bertemu denganmu
b. Antonim
Antonim biasa disebut dengan lawan kata. Antonim merupakan kata-kata yang
mempunyai makna saling berlawanan satu sama lain.
Contoh:
Jauh >< dekat
Jarak antara lapangan sepak bola dengan rumahku sangat jauh.
Jarak antara lapangan sepak bola dengan rumahku sangat dekat

Gelap >< terang


Saat malam, ruangan itu sangat gelap
Saat malam, ruangan itu sangat terang

Anda mungkin juga menyukai