Anda di halaman 1dari 8

JAMU HERBALAX

1. Jati Belanda
a. Definisi
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan tanaman asli Amerika Lain. Jati
Belanda merupakan tanaman pohon yang mempunyai tinggi 8-16 m. Di Indonesia tanaman
Jati Belanda banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat-obatan. Tanaman ini tumbuh subur
pada ketinggian 1-800 m di atas permukaan laut (Dewi et al, 2000)
Menurut ITIS (2012), taksonomi tanaman jati belanda adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Guazuma
Nama binomial : Guazuma ulmifolia Lam.
Sinonim : Guazuma tomentosa Kunth.
Tumbuhan jati belanda berupa semak atau pohon dengan tinggi 10 m sampai 20 m,
percabangannya ramping. Bentuk daun bundar telur dampai lanset, panjang helai daun 4 cm
sampai 22,5 cm, lebar 2 cm sampai 10 cm, pangkal menyerong berbentuk jantung yang
kadang-kadang tidak setangkup, bagian ujung tajam, pinggir daun bergigi, permukaan daun
bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah berambut rapat, warna hijau
kecoklatan sampai coklat muda; panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm, mempunyai
daun penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3 mm sampai 6 mm.
perbungaan berupa mayang, panjang 2 cm sampai 4 cm berbunga banyak, bentuk bunga agak
ramping dan berbau wangi; panjang gagang bunga lebih kurang 5 mm; kelopak bunga lebih
kurang 3 mm; mahkota bunga berwarna kuning, panjang 3 mm sampai 4 mm; tajuk terbagi
dalam 2 bagian, berwarna ungu tua kadang-kadang kuning tua, panjang 3 mm sampai 4 mm,
bagian bawah berbentuk garis, panjang 2 mm sampai 2,5 mm; tabung benang sari berbentuk
mangkuk; bakal buah berambut, panjang buah 2 cm sampai 3,5 cm. Buah telah masak
berwarna hitam (Depkes RI, 1989).
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan pada Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) adalah
daun yang sudah dikeringkan.
c. Penyiapan Simplisia
Daun jati belanda dicuci bersih, dipotong dengan ukuran lebih kecil, lalu
dikeringkan dengan metode pengeringan sinar matahari dengan penutup kain hitam dan
pengeringan oven. Selanjutnya dihaluskan menggunakan blender kemudian diayak
menggunakan mesh 40.
d. Kandungan Kimia
Daun jati belanda telah dilaporkan mengandung senyawa flavonoid, steroid, triterpenoid,
saponin, dan tanin. Kandungan senyawa dominan adalah flavonoid dan tanin (Umar 2008).
Sulistiyani dkk. (2010) menginformasikan bahwa daun jati belanda mengandung senyawa
metabolit sekunder paling dominan tanin, flavonoid dan fenolik hidrokuinon.
e. Khasiat
Mengendalikan nafsu makan
f. Bentuk Sel dari Bahan Simplisia
2. Lidah Buaya (Aloe vera L.)
a. Definisi
Lidah buaya merupakan tanaman asli yang berasal dari Ethiophia, Afrika. Lidah buaya
termasuk dalam golongan Liliaceae. Tanaman ini mempunyai nama yang bervariasi
tergantung dari wilayah tempat tumbuh. Lidah buaya mempunyai lebih dari 350 jenis
tanaman (Furnawanthi, 2007).
Tanaman ini umumnya ditanam di tempat terbuka, tetapi tanaman ini tetap dapat tumbuh
dengan baik meskipun di dalam ruangan yang sinar mataharinya kurang. Tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik pada daerah yang bersuhu 28 – 32°C. Suhu optimum untuk
pertumbuhannya berkisar 16 – 33°C, dan curah hujan 1.000 – 3.000 m3 per tahun dan musim
kering agak panjang (Noordia dan Nurita, 2018).
Salah satu tanaman obat yang memiliki khasiat obat adalah lidah buaya (Aloe vera).
Lidah buaya digunakan sebagai bahan obat sejak beberapa ribu tahun yang lalu untuk
mengobati luka bakar, rambut rontok, infeksi kulit, peradangan sinus, dan rasa nyeri pada
saluran cerna. Beberapa peneliti terdahulu telah membuktikan bahwa lidah buaya (aloe vera)
berkhasiat sebagai antiinflamasi, antipiretik, antijamur, antioksidan, antiseptik, antimikroba,
serta antivirus (Anief, 2014)
Taksonomi lidah buaya sebagai berikut (Furnawanthi, 2007);
Dunia : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae
Suku : Liliaceae
Marga : Aloe
Spesies : Aloe vera
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan pada Lidah buaya (Aloe vera L.) adalah daun yang
sudah dikeringkan.
c. Penyiapan Simplisia
Daun lidah buaya dicuci bersih, dipotong dengan ukuran lebih kecil, lalu dikeringkan
dengan metode pengeringan sinar matahari dengan penutup kain hitam dan pengeringan
oven. Selanjutnya dihaluskan menggunakan blender kemudian diayak menggunakan mesh
40.

d. Kandungan Kimia
Kandungan yang terdapat pada Lidah Buaya terdiri dari flavonoid, tanin, saponin,
polifenol dan steroid (Wijaya, Rizky Aris, 2013).
e. Khasiat
Membantu mengobati wasir dan melancarkan pencernaan.
f. Bentuk Sel dari Bahan Simplisia
3. Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. Et Anders)
a. Definisi
Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dianggap memiliki efek samping lebih
rendah dibanding obat sintesis atau kimia,Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit adalah buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. Et Anders.)
karena mengandung hydrocitic acid HCA yang berefek menghambat pembentukan lemak
dari gula yang akan ditumpukdalam tubuh, sebaliknya mempercepat perubahan lemak
menjadi energi (Tongboon, Suwanno& Saowapark, 2012).
Ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. Et Anders.) telah diteliti dan
terbukti memiliki berbagai khasiat, diantaranya ialah untuk menekan nafsu makan dan
meningkatkan pembakaran lemak, sehigga dapat digunakan sebagai suplemen penurunan
berat badan (Heymsfield et al., 2014).
Ekstrak buah asam gelugur bisa diformulasi dalam beberapa bentuk sediaan salahsatunya
yang akan diaplikasikan adalah granul effervescent.
Tanaman asam gelugur diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Anak kelas : Rosidae
Bangsa : Guttiferales
Suku : Glusiaceae
Marga : Garcinia
Jenis : Garcinia atroviridis Griff. et Anders (Backer dan van den Brink,
1965)
b. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan
Bagian tumbuhan yang digunakan pada asam gelugur yaitu buah yang sudah dikeringkan.
c. Penyiapan Simplisia
Buah asam gelugur yang telah dikumpulkan dilakukan sortasi basah kemudian dicuci di
bawah air mengalir yang bersih, ditiriskan. Dilakukan proses pengupasan buah kemudian
dirajang dan dikeringkan dengan cara dijemur pada sinar matahari langsung lalu dilakukan
sortasi kering. Simplisia yang telah kering diserbukkan kemudian diayak dengan ayak mesh
no. 60.
d. Kandungan Kimia
Garcinia atroviridis terbukti mengandung senyawa γ-lactone, atroviridin, atrovirisidone,
atrovirinone, vitamin C, pentadekanoat, oktadekanoat, nonadecanoic, asam dodekanoat,
beberapa asam organik (Mackeen et al., 2002), dan fenolik (Jantan et al., 2011).
Kandungan dari buah asam gelugur yang telah diidentifikasi adalah beberapa asam seperti
asam sitrat, asam tartarat, asam malat dan asam askorbat yang memiliki aktivitas antioksidan
dan asam hidroksisitrat yang ditemukan pada buah dan di kulit buah asam gelugur.
e. Khasiat
Membantu mengurangi lemak tubuh
f. Bentuk Sel dari Bahan Simplisia
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2014, Formula Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit, 80-83, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Backer, A and Van Den Brink, B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only), Volume I,
N.V.P. The Nederlands, Noordhoff-Groningen.

Depkes RI, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, 434, 436, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.

Furnawanthi, I. 2007. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya: Si Tanaman Ajaib. Jakarta:
Agromedia Pustaka.

Heymsfield, S. B., Allison, D. B., Vasselli, J. R., Pietrobelli, A., Greenfield, D., & Nunez, C.
(2014). Garcinia cambogia ( Hydroxycitric Acid ) as a Potential Antiobesity Agent, 280(18).
Husein Umar. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.

Interagency Taxonomic Information System. 2012. ITIS Standart Report Page: Ocimum
basilicum.http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_
topic=TSN&search_value=32627, diakses 1 Desember 2012.

Jantan, I., Jumuddin, FA., Saputri, FC., Rahman, K., 2011, Inhibitory effects of The extracts
of Garcinia species on human low-density lipoprotein peroxidation and platelet aggregation
in relation to their total phenolic contents, J. Med. Plant Res., 5, (2699-2709).

Mackeen, M.M., Ali, A.M., Lajis, N.H., Kawazu, K., Kikuzaki, H., & Nakatani, N., 2002,
Antifungal Garcinia Acid Esters from the Fruits of Garcinia atroviridis, Z. Naturforsch, (57),
291-295.
Noordia, A dan Nurita, T. 2018. Pelatihan Lidah Buaya Masyarakat Tebo Selatan Kelurahan
Mulyorejo. Jurnal ABDI. 3(2); 84-87. Rahardjo, P. 2009. Peranti Ortodonsia Lepasan.
Surabaya: Airlangga University Press.
Wijaya, Aris, Rizky, Formulasi Krim Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Alternatif
Penyembuhan Luka Bakar, Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negri Semarang, 2013.

Anda mungkin juga menyukai