Anda di halaman 1dari 116

Kelompok 5

Fiqri Taufiq Rizaldi 260110180105


Rizkia Andicha Putra 260110180112
Muhammad Raihan Riyaldi 260110180132
Muhammad Ariq Al Faruq 260110180137
Ishmat Jati Prayugo 260110180142
Keanekaragaman Hayati

 Larix decidua miller


 Juniperus virginiana
 Alga: Glaciraria
 Lichen:Cetraria islandica
 Beta vulgaris var rapa dan Hordeum satuvum
 Acorus calamus dan Smilax officinalis
 Gyathula prostrata dan Mirabilis jalapa
 Drymaria cordata dan Nigella sativa
Larix decidua Miiller
Sistematika Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision: Spermatophyta
Division : Coniferophyta
Class : Pinopsida
Subclass : Pinidae
Order : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Larix Mill.
Species : Larix decidua Mill.
(USDA, 2019)
Gambar Tumbuhan dan Bagiannya
Deskripsi Tumbuhan

 Berasal dari Eropa tengah


 Daun berbentuk jarum berukuran 3/4 hingga 2 inci (2-5 cm)
 Jarum berwarna hijau lembut, berubah kuning-oranye di musim gugur
sebelum jatuh
 Kulitnya berwarna abu-abu hingga kecokelatan dengan celah-celah yang
memperlihatkan kulit bagian dalam coklat kemerahan
(Mountroyalseedss, 2019).
Pencirian Suku Tanaman

 Memiliki batang monopodial yang tingginya bisa mencapai 50 m


 Memiliki daun yang kaku serta berbentuk jarum
 Berumah satu hanya memiliki dua strobilus (strobilus jantan dan betina)
 Spora yang satu membentuk gamet sedangkan spora yang kedua berupa
mikrospora yang menghasilkan serbuk sari
 Bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah
(Brill, Leiden, 2010).
Organ Vegetatif dan Generatif

Vegetatif : - Batang
- Daun
- Akar
Generatif : - Bunga
- Buah
Kegunaan dalam Bidang Farmasi beserta
kandungan kimia
 Dapat mereduksi atau mengurangi penyakit kanker (Matras, 2008).

Kandungan kimia yang terdapat pada Larix decidua Miller. yaitu flavonoid, glukosida
fenolat, dan gula ester yang diisolasi pada daunnya (Niemann dan Baas, 1978).
DAFTAR PUSTAKA

Brill, Leiden, 2010. A Handbook of The World.s Conifers.


Matras, Jan. 2008. EUFORGEN Technical Guidelines for Genetic Conservation and
Use. Bioversity International, Rome, Italy. 6 pages.
Mountroyalseedss. 2019. Larix decidua. Tersedia secara online di
https://www.mountroyalseeds.com/product/larix-decidua-european-larch/
[Diakses pada tanggal 12 Juni 2019].
Otto Wilhelm Thomé Flora von Deutschland, Österreich und der Schweiz, 1885,
Gera, Germany.
USDA. 2019. Larix decidua. Tersedia secara online di Sumber :
https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=LADE2 [Diakses pada tanggal 12
Juni 2019].
Juniperus virginiana
Sistematika Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Coniferophyta
Class : Pinopsida
Order : Pinales
Family : Cupressaceae
Genus : Juniperus L.
Spesies : Juniperus virginiana L.
(USDA, 2019)
Gambar Tumbuhan dan Bagiannya
Deskripsi Tmbuhan

 Juniperus virginiana, biasa disebut cedar merah Timur


 Percabangan horizontal yang biasanya tumbuh setinggi 30-65 cm
 Batang berwarna coklat
 Buahnya mirip seperti anggur
Pencirian Suku Tumbuhan

 Memiliki alat seksual yang terpisah antara jantan dan betina


 Memiliki daun yang runcing menyerupai jarum
 Batangnya memiliki kandungan kambium yang menyebabkan tumbuhnya tinggi
Organ Vegetatif dan Generatif

Vegetatif : - Batang
- Daun
- Akar
Generatif : - Bunga
- Buah
Kegunaan dalam Bidang Farmasi

 Juniper digunakan untuk masalah pencernaan termasuk sakit perut, gas usus
(perut kembung), mulas, kembung, dan kehilangan nafsu makan, serta infeksi
gastrointestinal (GI) dan cacing usus.
 Mengobati gigitan ular, diabetes, dan kanker
 Beberapa orang menggunakan juniper langsung ke kulit untuk luka dan rasa
sakit pada persendian dan otot. Minyak atsiri juniper dihirup untuk mengobati
bronkitis dan mati rasa.
(WebMD, 2019).
Kandungan Kimia

 Juniperus virginiana L. mengandung podofilotoxin, sebuah komponen yang


menghambat metastatis untuk pembuatan obat kanker (Centelles, 2019). Teh dari
buah dan daunnya digunakan sebagai obat batuk dan pilek. Buahnya yang menyerupai
berri berkhasiat sebagai obat sariawan di mulut. Asap dari daunnya dapat digunakan
sebagai inhaler untuk mengobati pilek, bronkitis, dan encok (TWC Staff, 2015).
Daftar Pustaka

Baygardens. 2019. Juniperus virginiana. Tersedia secara online di


https://baygardens.com/products/eastern-red-cedar-juniperus-virginiana
[Diakses pada tanggal 12 Juni 2019].
Budburst. 2019. Juniperus virginiana. Tersedia secara online di
https://budburst.org/plants/eastern-redcedar [Diakses pada tanggal 12 Juni
2019].
NCSU. 2019. Juniperus virginiana. Tersedia secara online di
https://plants.ces.ncsu.edu/plants/all/juniperus-virginiana/ [Diakses pada
tanggal 12 Juni 2019].
WebMD. 2019. Juniperus virginiana. Tersedia secara online di
https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-724/juniper [Diakses
pada tanggal 12 Juni 2019].
Smilax Officinalis
Sistematika tumbuhan

 Kingdom : Plantae
 Clade : Angiospermae (monokotil)
 Orde : Liliales
 Famili : Smilacaceae
 Genus : Smilax
 Spesies : S. ornata
(Cook, 1869).
Gambar Tumbuhan dan Bagiannya (Pereira, 1854).
Deskripsi tumbuhan

 Tanaman asli Meksiko, Karibia, dan Amerika Tengah.


 Dapat tumbuh hingga setinggi 50 meter.
 Buahnya berwarna hitam, ungu-biru, atau merah.
 Buahnya mirip seperti anggur.
(Hallnet, 2019).
Pencirian tumbuhan

 Akar mikorizal tanpa rambut akar.


 Daun tersebar atau berhadapan, umumnya berpetiolus dan mempunyai
sepasang sulur, lamina melebar, urat daun melengkung.
 Batang umumnya bercabang, setring berduri yang membengkok, kadang-
kadang melilit terutama pada marga yang tidak bersulur.
(Silalahi, 2015).
Organ vegetatif dan generatif

 Vegetatif : Akar, Batang, Daun


 Generatif : Bunga, Buah, Biji
Kegunaan dalam Bidang Farmasi dan
Kandungan Kimia
 Mengobati masalah pencernaan, demam, radang sendi, masalah kulit serta
kanker.
 Mengatasi psoriasis, mengurangi nyeri sendi, membantu mengobati sifilis dan
lepra, sebagai anti-kanker, melindungi hati, meningkatkan kerja dari
suplemen lain, dan untuk meningkatkan daya ingat.
(Cook, 1869).
Acorus Calamus
Sistematika tumbuhan

 Kingdom : Plantae
 Subkingdom : Tracheobionta
 Super divisi : Spermatophyta
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Liliopsida (Monocotyledon)
 Sub kelas : Arecidae
 Ordo : Arales
 Famili : Acoraceae
 Genus : Acorus L.
 Spesies : Acorus Calamus L.
(Abdullah, 2013).
Gambar Tumbuhan dan Bagiannya (The Epicentre, 2019).
Deskripsi tumbuhan

 Tinggi dapat mencapai 2 meter.


 Menyukai tanah basah.
 Daun dan rimpang beraroma kuat.
 Daunnya tunggal, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 60 cm,
lebar sekitar 5 cm, dan warna hijau.
 Bunga majemuk bentuk bonggol, ujung meruncing, panjang 20-25 cm terletak
di ketiak daun dan berwarna putih.
(Kardinan, 2004).
Pencirian tumbuhan

 Adanya trakea dalam xilem


 Adanya elemen tapis (misalnya sieve elemen) dan sel penghantar dalam floem
 Kantong embrio dengan delapan inti (satu telur, dua sinergid, tiga antipoda dan dua
antipolar)
 Pembuahan ganda
 Karpel tertutup
 Terdapat beberapa kekecualian pada sifat tersebut.
 Pembuahan ganda dimana satu inti spema membuahi inti telur dan inti sperma yang lain
mebuahi dua inti polar, tidak ditemukan pada tumbuhan lain.
 Serbuk sari hinggap dan berkecambah pada permukaan stigma, membentuk tabung sari
yang membawa inti sperma ke inti telur yang terdapat pada kantung embrio pada ovul.
(Silalahi, 2015).
Organ vegetatif dan generatif

Vegetatif : Akar, Batang, Daun


Generatif : Bunga
Kegunaan dalam Bidang Farmasi dan
Kandungan Kimia
 Sebagai pengusir serangga.
 Sebagai obat penenang.
 Berpotensi sebagai antimikroba yaitu sebagai
antibakteri dan antijamur.
 Sebagai obat lambung dan obat limpa.
 Sebagai bahan baku kosmetik.
 Sebagai obat batuk dan pilek.
(Abdullah, 2013).
Daftar Pustaka

 Abdullah, S. 2013. Uji Aktivitas Repellent Nyamuk dari Ekstrak Daun


Jeringau (A. calamus L.). Tersedia onlide di
http://eprints.ung.ac.id/5567/. [diakses pada 12 Juni 2019].
 Cook, WM.H. 1869. Physio-Medical Dispensatory. Cincinnati:
Physio-Medical Institute.
 Drugs times. 2018. Acorus Calamus L. Tersedia online di
https://www.drugtimes.org/future/acorus-calamus- l.html.
[diakses pada 12 Juni 2019].
 Hallnet. 2019. Sarsaparilla. Tersedia online di
https://www.herbwisdom.com/herb-sasparilla.html. [diakses
pada 12 Juni 2019].
Daftar Pustaka

 Kardinan A. 2004. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Jakarta:


Penebar Swadaya.
 Pereira, J. 1854: The Elements of Materia Medica and Therapeutics.
Philadelphia: Lea and Blanchard
 Rismunandar. 2009. Biologi. IKAPI: Grafindo Media Pratama.
 Silalahi, M. 2015. Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Tersedia
secara online di http://repository.uki.ac.id/197/. [diakses pada 12
Juni 2019].
 The Epicentre. 2019. Calamus. Tersedia online di
http://theepicentre.com/spice/calamus-sweet-flag/. [diakses pada
12 Juni 2019].
Cyathula prostrata L.
TAKSONOMI
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : HamamelidaeOrdo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
Genus : Cyathula
Spesies : Cyathula prostrata (L.) Bl
(USDA, 2019)
(USDA, 2019)

(Zakaria A. 2015)
BAGIAN BAGIAN DARI CYASTHULA
PROSTRATA L.

A. Habit
B. Flowers with tepal
removed
C. Fruit
D. Bracteate triads of
flowers
E. Unisexual glochidiate
flowers

(Pardoen, 2019)
DESKRIPSI
 Herba annual sampai perennial, tinggi 30-50 m, tegak atau
tumbuh ke atas, berakar pada buku daun, batang bersegi empat
tumpul, menebal di atas buku daun, seringkali ditutupi dengan
rambut halus berwarna merah.
 Daun tersusun berhadapan, tunggal, berbentuk belah ketupat-
obovate sampai belah ketupat-oblong, ukuran 1.3-15 cm × 0.7-6.5
cm, bagian dasar mengecil atau menyempit, membulat, ujung
atas berbentuk segitiga, runcing atau tumpul, tepi rata, berambut
silia, tepian atau helaian daun seringkali dengan rambut berwarna
merah; tangkai daun pendek.
 Buah berupa utricle berbentuk ellips, panjang 1.5-2 mm,
berdinding tipis, halus/tak berambut, berbiji satu, dikelilingi oleh
perhiasan bunga (perianth) yang kaku. Biji berbentuk ovoid atau
ellips, panjang 1-1.5 mm, coklat mengkilat. Semai dengan
perkecambahan epigeal
(Zakaria A. 2015)
 Perbungaan berupa raceme (tandan) tegak, panjang,
terletak di ujung atau ketiak daun paling atas, lurus atau
berbelok-belok, panjang 18-33 cm, tangkai (rachis)
berambut rapat; tangkai (peduncle) panjangnya 1-12 cm;
Bunga pada kluster kecil; di bagian terbawah raceme
berjarak dan di bagian atasnya berjejalan; tangkai
(pedicle) pendek, tegak sebelum anthesis, melipat saat
berbuah; daun pelindung (bract) berbentuk ovate,
acuminate; bagian terbawah kluster dengan 2-3 bunga
biseksual dan beberapa bunga mandul, dengan 20 bulu
(awn) berkait berwarna merah, menuju puncak terdapat
lebih sedikit bunga fertil, pada puncak atau ujung atas
hanya terdapat bunga biseksual soliter, kluster yang
masak berguguran keseluruhan.
 Bunga kecil; tepal 5, pada bunga biseksual berbentuk
ovate-oblong, panjang 2.5-3 mm, meruncing
(mucronate), berwarna hijau pucat, bagian dalam
halus/tak berambut, bagian luar diselimuti oleh rambut
putih panjang, tepal pada bunga mandul panjangnya
1.7-2.5 mm, tak bertangkai (sessile); benang sari 5,
filamen menyatu di bagian dasar, bagian yang bebas
panjangnya 1 mm, kepala sari beruang 2, pseudo-
staminode berbentuk persegi empat-runcing, bagian
ujung atas tumpul (truncate); ovarium superior, bentuk
obovoid, satu ruang, tangkai penghubung ovula ke
plasenta (funicle) pendek, tangkai putik (style)
berbentuk benang, stigma berbentuk kepala
(capitellate).
(Zakaria A. 2015)
PENCIRIAN SUKU TUMBUHAN

Dari taksonomi yang sudah dijelaskan diawal dapat kita ketahui bahwa tumbuhan
Cyathula prostrata termasuk kedalam suku amaranthaceae ( suku bayam –
bayaman ). Pencirian ini dapat kita ketahui dari : sebagian besar tanaman
tumbuh-tumbuhan, beberapa semak, daun exstipulate dan sederhana;
berlawanan atau alternatif, berbulu; bunga kecil, tidak mencolok dan biasanya
dengan bracts dan bracteoles, actinomorphic, diatur dalam paku atau ras;
perianth 2 hingga 5, tidak berseri, berwarna hijau atau berwarna, bebas atau
bersatu; benang sari 3 sampai 5 gratis, dithecous, antiphyllous (berlawanan
dengan segmen perianth); gynoecium bi atau tri-carpellary, unilocular dengan
ovula basal tunggal; buah satu biji unggulan
(Yashasvi, 2019).
ORGAN VEGETATIF

 Habit : Sebagian besar tumbuhan, jarang semak atau undershrubs


(Deeringia), tahunan atau abadi (Bosia, Ptilotus).
 Akar : Root tap yang bercabang
 Batang : Aerial, herba atau kayu, tegak atau melintang, silindris, atau
bersudut, bercabang, padat, berbulu, hijau atau hijau bergaris.
 Daun-daun : Sederhana, bergantian atau berlawanan, petiolate,
exstipulate, berwarna kemerahan, venic reticulate unicostate.
(Yashasvi, 2019)
ORGAN GENERATIF
Bunga : Brakteate, sessile atau sub-sessile, bracteolate,
bracteoles dua, aktinomorfik, hermafrodit atau hipogin uniseksual,
sedikit tidak mencolok, berwarna hijau atau beragam warna.
Perianth : Biasanya lima tepal, bebas atau bersatu, kadang-kadang
dua atau tiga (Amaranthus), membran kering, valvat atau
bengkok, kadang-kadang, berbulu, hijau atau berwarna, persisten,
lebih rendah.
Androecium : Benang sari 5 atau 3 (Amaranthus), bebas atau
bersatu, staminode kadang-kadang hadir, mengganggu, dithecous
atau monothecous (Alternanthera). Dalam Achyranthes 5
timbangan fimbriasi bergantian dengan 5 benang sari subur.
Gynoecium : Bicarpellary, atau tricarpellary; sinkarposa, superior
ovarium, unilokular, biasanya satu ovula campylotropous;
plasentasi basal; gaya pendek atau filiform; stigma 2 atau 3.
(Yashasvi, 2019)
KEGUNAAN
 Di Semenanjung Malaya, C. prostrata digunakan sebagai obat dalam dan
luar. Bagian atas (tangkai dan daun) direbus dan diminum untuk mengatasi
batuk dan akarnya direbus sebagai obat disentri. Sebagai plester,
digunakan untuk mengobati gatal dari ulat bulu, disekitar leher untuk
mengobati batuk dan perut untuk mengobati cacingan dan penyakit ruam
saraf.
 Di Indonesia, daun ditumbuk dengan air untuk pengobatan kolera, dan
infusi dari keseluruhan tanaman ini digunakan sebagai obat demam dan
disentri.
 Di Papua New Guinea, jus dari batangnya digunakan sebagai abortifacient
(agen penggugur).
 Di Filipina dan Papua New Guinea, abu dari tanaman yang dibakar
dicampur dengan air digosokkan pada tubuh sebagai obat kudis dan
penyakit kulit lainnya.
(De Padua et. al. 1999)
 Di Thailand, rebusan batangnya digunakan sebagai diuretic
dan meningkatkan pemberhentian haid; daunnya
digunakan untuk mengobati iritasi tenggorokan, bunga
sebagai expectorant (obat batuk) dan akar digunakan
untuk mengobati kencing yang sering dan abnormal.
 Di seluruh Afrika, tanaman ini digunakan untuk mengobati
disentri.
 Di Ivory Coast, getah atau cairan dari tanaman ini
digunakan sebagai obat tetes telinga untuk otitis dan untuk
sakit kepala, dan tumbukan tanaman digunakan untuk obat
luka, terbakar, patah tulang lengan, sebagai haemostatic
(menghentikan darah) dan cicatrizant (menutup luka).
(De Padua et. al. 1999)
Kandungan Kimia

Cyathula prostrata mengandung saponin, polifenol,


dan flavonoid. Saponin dapat mempertahankan
kondisi tubuh. Polifenol sebaga antioksidan, dapat
melindugi sel-sel, serta memperkuat kekebalan
tubuh manusia. Flavonoid dapat membantu
mencegah dan mengobati alergi, infeksi virus,
arhinitis, kondisi peradangan tertentu dan
dapatmemperbaiki sel yang rusak akibat radikal
bebas.

(Chirsty, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

De Padua LS. Bunyapraphastsara N, dan Lemmens RHMJ (editors). 1999. Plant


Resources of South-East Asia 12: (1) Medicinal and Poisonous Plants.
Leiden: Backhuys Publishers.
Pardoen, P. 2019. Flora Of Guianas. Tersedia online di
http://portal.cybertaxonomy.org/flora-
guianas/cdm_dataportal/media/018b2a07-d3ef-456c-9311-a7ffa44bc4b2.
[Diakses pada tanggal 12 Juni 2019]
USDA, 2019. Classification of Cyathula prostrata. Tersedia online di
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classi
d=CYPR10. [Diakses pada tanggal 12 Juni 2019]
Yashasvi, B. 2019. Amaranthaceae : Characteristic, Distribution, and Types.
Tersedia online di
http://www.biologydiscussion.com/angiosperm/dicotyledons/amarantha
ceae-characters-distribution-and-types/48498. [Diakses pada tanggal 12
Juni 2019]
Zakaria A. 2015. Flickr. Amaranthaceae – Cyasthula prostrata L. Blume.
Tersedia online di
https://www.flickr.com/photos/jackforest/20353899921. [Diakses pada
Mirabilis jalapa L.
TAKSONOMI
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Division : Angiosperms
Class : Dicotyledons
Subclass : Caryophylidae
Order : Caryophyllales
Family : Nyctaginaceae
Genus : Mirabilis
Species : Mirabilis jalapa L.
(Rozina, 2016)
(NBC, 2019)

(Rozina, 2016)
BAGIAN BAGIAN DARI MIRABILIS JALAPA
L.
DESKRIPSI

Mirabilis jalapa biasanya tumbuh tinggi 0,6-0,9m dan sama


lebarnya. Daunnya runcing; bunga biasanya terbuka dari larut
malam, sore dan seterusnya, maka yang pertama dari nama-nama
umum. Bunga dalam kelompok tiga, bunga dengan lima gelang hijau;
mengelilingi perianth; biasanya kuning; merah tua, putih atau
beraneka ragam dan terbuka di malam hari. Lobus Perianth lima,
gamophyllus, benang sari lima dengan filamen yang tidak sama.
Carpel satu, unilocular, ovarium superior dengan ovula tunggal, a
cakram nektariferosa mengelilingi ovarium. Buah keabuan dikelilingi
oleh perianth kasar, bergaris, persisten. Kompatibel sendiri, bunga
sempurna, masing-masing memiliki 5-6 benang sari dan ovarium
satu-ovula. Buah-buahan adalah obovoid dan akar coriaceous adalah
tuberous yang menonjol. Buah single-seeded berbentuk bulat,
berkerut dan berwarna hitam pada saat dewasa, setelah mulai
kuning kehijauan.
(Rozina, 2016).
PENCIRIAN SUKU TUMBUHAN

Dari taksonomi yang sudah dijelaskan diawal dapat kita ketahui bahwa
tumbuhan Mirabilis jalapa termasuk kedalam suku nyctaginaceae. Pencirian ini
dapat kita ketahui dari : Bunga buka di sore hari; bunga sebagian besar
hermafrodit jarang bersifat diklinik, aktinomorfik, biasanya disubstitusi oleh
involusi bracts berwarna cerah atau sepaloid yang terpisah atau disatukan yang
sering disalahartikan sebagai sepal; perial petaloid, tepal 5; benang sari 1- ∝;
satu karpet
(Yashasvi, 2019).
ORGAN VEGETATIF

 Habit : Ramuan, semak atau scandent atau pohon.


 Akar : Ketuk root, bercabang
 Batang : Herba atau kayu, tegak atau bahkan memanjat.
 Daun : Bergantian atau berlawanan, sederhana, mereka yang masing-masing
pasangan sering sangat tidak setara, exstipulate.
(Yashasvi, 2019).
ORGAN GENERATIF

 Bunga : Kecil, braktat, subsessile, aktinomorfik, hermafrodit, hipogin.


 Perianth : Tepals 5, gamofil, merah muda.
 Androecium : Benang sari 1-3 sedikit diberikan, filamen dengan panjang yang
tidak sama.
 Gynoecium : Monocarpellary, superior unilocular, ovula basal sederhana, gaya
sederhana.
(Yashasvi, 2019).
KEGUNAAN

 Mirabilisjalapa L. Adalah tanaman obat yang berguna dan memiliki kepentingan


besar di bidang etnobotani. Daun dari Mirabilis jalapa memiliki sifat pencahar
dan emetik. Rebusan daun digunakan terhadap sistem genitourinari gangguan
sementara tapal bagian bawah tanah digunakan untuk mengobati cedera.
 Penduduk asli Meksiko menggunakan Mirabilis jalapa untuk pengobatan banyak
gangguan pencernaan, termasuk disentri, diare, nyeri otot dan sakit perut.
Ekstrak Mirabilis jalapa menunjukkan efek penghambatan pada usus pencernaan
dan kontraktilitas otot polos merangsang kontraksi otot aorta kelinci dengan
cara yang tergantung konsentrasi. Decoction digunakan untuk Konstipasi.
 Daunnya dihancurkan dan dicampur dengan garam dan digunakan dalam keseleo
dan memar. Itu juga digunakan untuk mengobati amenore dan dismenore pada
wanita.
(Rozina, 2016).
Kandungan Kimia
 Bunga pukul empat memiliki beberapa
kandungan kimia, akar mengandung
betaxanthins, trigonelline. Daun
mengandung saponin, flavonoid, dan tannin
(Dalimartha, 2006). Biji mengandung zat
tepung-lemak (4,3%), zat asam lemak
(24,4%), dan zat asam minyak (46,9%).
(Sathish dan Eram, 2017).
 
 Daun Mirabilis jalapa diterapkan pada luka luar sampai sembuh.
Jus daun dicampur dengan air dan digunakan untuk pengobatan
penyakit kuning.
 Pasta daun memiliki sifat emolien dan bermanfaat dalam erupsi
kulit, sementara jus daun dikonsumsi secara oral di Hepatitis.
 Ekstrak akar memiliki hipolipidemik dan aktivitas hipoglikemik.
Akar digunakan untuk membangkitkan afrodisiak aktivitas.
 Batang dengan daun digunakan untuk depigmentasi.
 Daun digoreng dengan mentega dan dikencangkan di abses. Jus
daun digunakan sebagai tetes mata untuk menenangkan radang
mata.
 Daun rebus dimakan untuk mengurangi rasa sakit tubuh. Umbi
diberikan dalam jumlah kecil untuk menyembuhkan tumpukan
(Rozina, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

 NBC. 2019. Mirabilis jalapa L. Tersedia online di https://www.asia-


medicinalplants.info/mirabilis-jalapa-l/. [Diakses pada tanggal 12 Juni
2019]
 Rozina. 2016. Pharmacological and biological activities of Mirabilis jalapa L.
International Journal of Pharmacological Research. Vol. 6(5) : 160 –
168
 Yashasvi, B. 2019. Amaranthaceae : Characteristic, Distribution, and Types.
Tersedia online di
http://www.biologydiscussion.com/angiosperm/dicotyledons/nyctaginaceae
-characters-distribution-and-types/48472. [Diakses pada tanggal 12 Juni
2019]
 Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. Jakarta: Trubus
Jelai (Hordeum vulgare)
Sistematika tumbuhan

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Hordeum
Spesies : H. Vulgare
(Nurmala, 2003).
Gambar tumbuhan dan bagian-bagiannya
Deskripsi tumbuhan
Jelai (Hordeum vulgare, Ingg. Barley) adalah sejenis serealia untuk pakan
ternak, penghasil malt, dan sebagai makanan kesehatan. Jelai adalah
anggota suku padi-padian (Poaceae Tanaman jali bisa tumbuh pada segala
jenis tanah, mulai dari ketinggian 0 m dpl. sampai 1.500 m dpl. Pertumbuhan
optimal akan diperoleh melalui budidaya pada lahan bertanah liat, pasir atau
vulkanis dengan kandungan unsur hara tinggi. Ketinggian lahan untuk
mencapai pertumbuhan optimal antara 500 sd. 700 m dpl. Lahan untuk
budidaya jali memerlukan pengolahan ringan. Penanaman dilakukan dengan
membuat larikan untuk menaruh biji, baru kemudian ditimbun tanah. Bisa
pula dengan melakukan penugalan. Jarak tanam, 25 X 75 cm. Hingga
populasi tanaman per hektar mencapai 50.000 rumpun. Ada dua varietas
yang ditanam orang. Coix lacryma-jobi var. lacryma-jobi memiliki cangkang
(pseudokarpium) keras berwarna putih, bentuk oval, dan dipakai sebagai
manik-manik. Coix lacryma-jobi var. ma-yuen dimakan orang dan juga
menjadi bagian dari tradisi pengobatan Tiongkok. Di perdagangan
internasional ia dikenal sebagai Chinese pearl wheat (gandum mutiara Cina),
walaupun ia lebih dekat kekerabatannya dengan jagung daripada gandum.
(Nurmala, 2003).
Pencirian suku tumbuhan
Anak kelas ini mempunyai ginaesium yang
sinkarp denga sepal dan petal yang petaloid.
Bunga terdaptasi dengan baik untuk
penyerbukan dengan serangga. Kabanyakan
adalah herba yang tersterial atau epifit. Daun
linearis dengan urat daun yang sejajar sampai
daun lebar dengan urat daun seperti
jala.ovarium sering inferus. Sel tetangga
pada stomata biasanya tidak ada, tetapi
kadang-kadang terdapat dua atau lebih sel
tetangga (Silalahi, 2015).
Organ vegetatif dan generatif
Organ generatifnya yaitu bunga. Pembuahan
ganda dimana satu inti spema membuahi inti telur
dan inti sperma yang lain mebuahi dua inti polar,
tidak ditemukan pada tumbuhan lain. Juga adanya
karpel (megasporofil) yang membungkus ovula
adalah sifat-sifat yang khas. Karpel membungkus
ovula dan menunjang adaptasi penyebaran biji.
Serbuk sari hinggap dan berkecambah pada
permukaan stigma, membentuk tabung sari yang
membawa inti sperma ke inti telur yang terdapat
pada kantung embrio pada ovul, adalah sifat yang
penting pada Magnoliophyta, termasuk siklus hidup
yang pendek dan efisien, telah memberikan
sumbangan pada keberhasilan (Silalahi, M. 2015).
Kegunaan dalam Bidang Farmasi dan
Kandungan Kimia

Sebagai obat cacingan yaitu


yang diambil pada bagian
akarnya (Nurmala, 2003).
Daftar Pustaka

Nurmala, Tati. 2003. Serealia. Jakarta: Rineka Cipta.


Silalahi, M. 2015. Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Tersedia secara
online di http://repository.uki.ac.id/197/ . Diakses pada tanggal 12 Juni
2019
Soetikno, S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Beta vulgaris var
rapa
Sistematika tumbuhan
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas :Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Chenopodiaceae
Genus : Beta
Spesies : Beta vulgaris L.
(Steenis, 2005).
Gambar Tumbuhan dan bagian-
bagiannya
Deskripsi tumbuhan
Bit merupakan tanaman semusim yang
berbentuk rumput. Batang bit sangat pendek
hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya tumbuh
menjadi umbi dan daunnya tumbuh mengumpul
pada leher akar tunggal (pangkal umbi), serta
berwarna kemerahan. Umbi bit berbentuk bulat
atau menyerupai gasing, ada pula yang
berbentuk lonjong. Pada ujung umbi bit
terdapat akar. Bunganya tersusun dalam
rangkaian bunga yang bertangkai banyak, dan
sulit berbunga di Indonesia (Sunarjono, 2004).
Pencirian suku tumbuhan

Berupa terna atau kadang-kadang tumbuhan


berbatang berkayu dengan daun-daun tunggal
yang duduknya tersebar, jarang sekali
berhadapan, kadang-kadang bersifat sukulen,
tanpa daun penumpu. Bunga kecil kehijau-
hijauan, tersusun dalam bunga majemuk yang
rasemos, kebanyakan akktinomorf dengan tenda
bunga yang tunggal, banci, atau berkelamin
tunggak.
(Williams, 1993).
Organ vegetatif dan generatif
Bunga sebagai organ generatifnya. Benang
sari dalam satu lingkaran, berhadapan
dengan tenda bunga atau dalam dua
lingkaran. Bakal buah tenggelam atau
menumpang, kebanyakan beruang satu
dengan banyak 1 bakal biji yang kampilotrop,
yang hampir selalu mempunyai 2 selaput biji,
terletak pada tembuni yang sentral. Biji
dengan lembaga yang bengkok mengelilingi
perispermnya (Tjitrosoepomo, 1985).
Kegunaan dalam Bidang Farmasi dan
Kandungan Kimia
Umbi bit memiliki kandungan nutrisi dan antioksidan yang
tinggi sehingga dapat digunakan sebagai obat untuk kanker,
stroke, dan gangguan jantung, serta dapat menurunkan
kolesterol.
Umbi bit yang berwarna merah keunguan sering
digunakan sebagai pewarna alami pada makanan maupun
minuman. Antioksidan yang terdapat pada bit merah adalah
Betalain. Betalain merupakan pigmen yang mempengaruhi
warna merah pada umbi bit. Selain itu, umbi bit juga
memiliki senyawa polifenol, vitamin, flavonoid, serta asam
folat (Steenis, 2005).
Daftar Pustala

Steenis, 2005, Buah bit (Beta vulgaris L). Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Umum.
Sunarjono H.Hendro. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University:
Yogyakarta.
Williams, C.N., 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Drymaria cordata
Sistematika Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision: Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsidas
Subclass : Caryophyllidae
Order : Caryophyllales
Family : Caryophyllaceae
Genus : Drymaria Will. Ex Schult.
Spesies : Drymaria cordata (L.) Willd. Ex Schult.
(USDA, 2019)
Gambar Tumbuhan dan Bagian-
Bagiannya
Deskripsi Tumbuhan
Jenis tumbuhan herbal, tumbuh liar disekitar pekarangan
rumah dan tanah terbuka. Kedudukan daun berhadapan. Bentuk
daun seperti jantung membulat. Permukaan daun licin dengan
tepi daun rata. Ujung daun tumpul. Lebar daun 1.5 cm, panjang
daun 1.4 cm. Memiliki akar serabut. Tumbuhan tema berumur
panjang, batang sering bercabang lemah, marayap atau tumbuh
ke atas diantara tumbuh-tumbuhan lain, panjang 1.4 – 1 m. Pada
waktu pagi sangat menarik perhatian karena terdapat tetesan air
yang besar menyerupai embun. Tumbuhan ini berasal dari
Amerika tropis dan sekarang tersebar di daerah tropika di dunia.
Tumbuhan ini terdapat di daerah lembab atau daerah yang tidak
begitu kering (Kinho, et al., 2011).
Pencirian Suku Tumbuhan

Drymaria cordata tidak memiliki kayu pada


batangnya, terdapat 5 kelopak pada
bunganya, daun tumbuh pada tangkai dan
bebentuk ginjal, terdapat bunga sepanjang
tahun, hal tersebut dapat menjadikan
tanaman Drymaria cordata kedalam
Angiospermae
Organ Vegetatif dan Generatif

Vegetatif : - Batang
- Daun
- Akar
Generatif : - Bunga
- Buah
Kegunaan dalam Bidang Farmasi dan
Kandungan Kimia
Dapat digunakan sebagai obat penurun panas, penyembuh urus-urus, herpes,
bisul, asma, diare, muntah, anti-leukimia, obat kerusakan hati dan ginjal, sakit
kepala, konstipasi, batuk (Hariana, 2009).
Daftar Pustaka

Brisbane. 2019. Drymaria cordata. Tersedia secara online di


https://weeds.brisbane.qld.gov.au/weeds/tropical-chickweed [Diakses pada
tanggal 12 Juni 2019].
Hariana, A. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Cet 5. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Kinho, J., Diah, I. D. A., Jafred, H., Lis, N., Halidah, Yermias, K., Moody, C. K.
2011. Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara Jilid 2. Manado: Balai
Penelitian Kehutanan Manado.
USDA. 2019. Drymaria cordata. Tersedia secara online di
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=D
RCO2 [Diakses pada tanggal 12 Juni 2019].
Alga gracillia
 
Sistematika Tumbuhan
Kingdom :Plantae
Filum :Rhodophyta
Subfilum :Eurhodophyta
Kelas :Florideophyceae
Subkelas :Rhodymeniophycidae
Ordo :Gracialariales
Famili :Gracialariaceae
Marga :Gracilaria
Spesies :Gracilaria corticata hauc

(Kasanah, 2018)
Bagian Tumbuhan dan bagiannya

Bentuk Thallus
bercabang
Kandungan Kimia Glacilaria sp.

Glacilaria sp. Merupakan penghasil


fitokimia aktif secara biologis yaitu
terpenoid, karotenoid, phycobilins, xantofil,
polisakarida, asam lemak tak jenuh,
sterol, vitamin, tecopherol dan
phycocyanins (Supriyantini, et al, 2018).
Deskripsi Tumbuhan

 Gracilaria hidup dengan cara melekatkan diri pada substrat padat, seperti kayu, batu,
karang mati dan sebagainya. Untuk melekatkan dirinya, Gracilaria memiliki suatu alat
cengkeram berbentuk cakram yang dikenal dengan sebutan 'hold fast'. Jika dilihat secara
sepintas, tumbuhan ini berbentuk rumpun, dengan tipe percabangan tidak teratur,
'dichotomous', 'alternate', 'pinnate', ataupun bentuk-bentuk percabangan yang lain.
 Thallus pada umumnya berbentuk silindris atau agak memipih, namun pada G.
euchewnoides dan G. textoni yang dideskripsikan oleh CORDERO (1977) di Filipina,
bentuk thallus kedua tumbuhan tersebut benar-benar gepeng. Ujung-ujung thallus
umumnya meruncing, permukaan thallus halus atau berbintil-bintil. Keadaan permukaan
thalUus yang berbintil, umumnya ditemukan pada tumbuhan dalam bentuk karposporofit
(mengandung). Panjang thallus sangat bervariasi, mulai dari 3,4 — 8 cm pada G.
eucheumoides sampai mencapai lebih dari 60 cm pada G. verrucosa (TRONO dan
CORRALES, 1983).
  
Pencirian suku tumbuhan
• Alga Glacilaria sp. Termasuk ke dalam
famili Gracilariaceae.
• Glacilariaceae merupakan famili dari
rumputlaut merah yang memiliki thallus
yang berbentuk silindris, berbentuk tali,
atau melebar
• Glacilariaceae kebanyakan merupakan
pantropikal alga merah dan meliputi ~230
spesies di tujuh genera (NCBI, 2015).
Pertumbuhan Secara Vegetatif dan Generatif

 Secara vegetatif reproduksi dapat berlangsung dengan pembentukan spora haploid


yang dihasilkan oleh sporangium yang diploid (2n). Selanjutnya akan tumbuh menjadi
ganggang jantan dan juga betina yang sel-selnya haploid. Sedangkan pada
perkembangannya secara generatif dengan cara oogami, atau pembuahan antara
jantan dan betina.

 Sel jantan menghasilkan spermatium tak berflagel,sedangkan organ betina disebut


karpogonium, sehingga dapat terbentuk zigot haploid lalu tumbuh menjadi ganggang
baru yang dapat menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meeosis.Spora yang
haploid tumbuh jadi ganggang penghasil gamet, jadi ganggang ini menghasilkan
keturunan antara saprofit dan gametofit. (Sjafrie dan Mirah, 2010)
Daftar Pustaka

Kasanah Noer. 2018. Rumput Laut Indonesia Keanekaragaman Rumput Laut di


Gunung Kidul, Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press.
Murdinah, Sinurat E. 2011. Perbaikan sifat fungsional agar-agar dengan
penambahan berbagai jenis gum. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan
dan Perikanan. Vol 6: 91– 100.
Sjafrie,Mirah Nurul Dhewani. 2010. Organ Reproduksi dan Siklus Hidup Gracilaria.
OSEANA : MAJALAH ILMIAH SEMI POPULER. Vol. 35 (2) :47-56
Trono, G.C, JR., and Corrales, R.A. 1983. The genus Gracilaria (Gigartinales,
Rhodophyta) in the Philippines. Kalikasan Phillipp. J. Biol. 12 (1 - 2): 15 - 41.
Supriyantini, E., Gunawan, W. S., Ladies, N. A. 2018. Pertumbuhan Rumput
Laut Glacilaria sp. pada Media yang Mengandung Tembaga (Cu) dengan
Konsentrasi yang Berbeda. Bulletin Oseanografi Marina. Vol. 7(1): 15-21.
Lichen:
Cetraria
islandica
 
Sistematika Tumbuhan

Kingdom :Jamur
Divisi :Ascomycota
Kelas :Lecanoromycete
Memesan :Lecanorales
Keluarga :Parmeliaceae
Marga :Cetraria
Jenis :C. islandica
Gambar dan bagian
Deskripsi Tumbuhan

 Banyak ditemukan dengan warna cokelat muda , tetapi sangat bervariasi,


kadang-kadang hampir seluruhnya putih keabu-abuan; dan tumbuh setinggi 3
hingga 4 in., cabang-cabang yang disalurkan atau digulung menjadi tabung,
yang berakhir di lobus pipih dengan tepi berjumbai. (Angier,1974)
 Tumbuhan ini tumbuh subur di daerah pegunungan di negara-negara utara,
dan merupakan ciri khas lereng dan dataran lava di barat dan utara Islandia .
Ini ditemukan di pegunungan Wales utara, Inggris utara, Skotlandia dan
Irlandia barat daya. Di Amerika Utara jangkauannya meluas melalui wilayah
Kutub Utara , dari Alaska ke Newfoundland , dan selatan di Pegunungan Rocky
ke Colorado, dan ke Pegunungan Appalachian di New England. (Angier,1974)
Pertumbuhan Secara Vegetatif dan
Generatif
Pada pertumbuhannya secara vegetatif dilakukan dengan cara
fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa
angin atau air dan tumbuh di tempat lain.Fragmentasi atau dengan
soredium, yaitu beberapa sel alga/ganggang yang terbungkus oleh
hifa terdapat pada permukaan liken, bentuknya seperti payung.
Perkembangbiakan melalui soredia.. Soredia ini sering terbentuk
dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang
jelas yaitu sorala. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang
sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi
Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan
Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga
yang cocok.
Reproduksi generatif spora yang dihasilkan oleh
askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis
jamurnya. Sel-sel alga tidak dapat melakukan
perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya,
melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah
diri dalam tubuh lumut kerak. Spora dapat tumbuh
menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan
jenis alga yang sesuai. (EMA/HMPC, 2014)
Pencirian Suku Tumbuhan

 Suku pameliaceae ialah lumut kerak dengan talus


foliose yang terlihat mirip akar, namun tidak
berfungsi dalam penyalur bahan mineral. Talus
foliose ini terdapat rizoid pada permukaan bawah
yang merupakan kumpulan hifa fungi dengan
fungsi memperkuat kedudukan sehingga dapat
melekat di substrat. Serta cyphella yang mana
merupakan jalinan hifa padat dengan warna gelap
dan spora tanpa septa. Selain itu inang alganya
termasuk golongan chlorophyceae (Fink, 1961).
Kandungan Kimia

Cetraria islandica mengandung


polisakarida,mineral, karotenoid,
hidrokarbon, asam lemak (Seperti
linoleic,oleic, dan linoleic),
fosfolipid, sterol, dan asam usnat
(EMA/HMPC, 2014).
Manfaat dalam industri farmasi
 Cetraria islandica dapat digunakan sebagai obat yang bersifat
antibiotik dan ekspektoran. Dapat dilihat ketika bekerja didalam
tubuh dapat menenangkan jaringan yang teriritasi, terutama
selaput lendir dan sering digunakan dalam obat batuk. Ini
meredakan batuk kering dan membantu jika sakit tenggorokan. Ini
memiliki hasil yang bermanfaat dalam kasus TBC dan bronkitis. Ini
juga mengontrol muntah, memiliki efek yang sangat baik dalam
pengobatan gastroenteritis, kehilangan nafsu makan dan
keracunan makanan. Digunakan secara eksternal, lumut adalah
obat yang sangat baik untuk keputihan, bisul dan luka vagina
(NCBI, 2014)
Daftar Pustaka

Angier,Bradford. 1974. Field Guide to Edible Wild Plants. Pennsyivania :


Stackpole Books.
EMA/HMPC, 2014. Assessment report on Cetraria islandica (L.) Acharius
s.l., thallus. Diakses Secara Online di
https://www.ema.europa.eu/en/documents/herbal-report/draft-assessme
nt-report-cetraria-islandica-l-acharius-sl-thallus_en.pdf
[Diakses pada tanggal 12 Juni 2019].
NCBI. 2014. Evaluasi aktivitas antioksidan, antimikroba, genotoksik, dan
antikanker in vitro dari lichen Cetraria islandica. Jurnal Sitoteknologi.
Vol.66 (5) :803-8013.
Nigella sativa
Sistematika
 a. Klasifikasi
 Kingdom : Plantae
 Subkingdom : Tracheobionta
 Superdivisi : Spermatophyta
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Subkelas : Magnoliidae
 Ordo : Ranunculales
 Famili : Ranunculaceae
 Genus : Nigella L.
 Spesies : Nigella sativa L.
( USDA, 2019 )
Gambar Bagian Tumbuhan

 nigella sativa (kiri) dan Nigella damascena(kanan)


Deskripsi Tumbuhan….
Nama lainnya adalah Black Seed (Inggris) atau Habattusauda
(Arab). Nigella sativa L. merupakan tumbuhan berbunga
yang berasal dari Asia Barat Daya. Meskipun Nigella sativa L.
merupakan tumbuhan asli daerah mediterania, namun juga
telah banyak tumbuh di belahan dunia lain, yang meliputi
Arab Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia (Hosseinzadeh et
al., 2007).
Morfologi tanaman Nigella sativa atau Jintan hitam ini
merupakan jenis tanaman perdu, tumbuh setinggi 35-50 cm,
berbatang tegak, berkayu dan berbentuk bulat menusuk.
Berbunga pada bulan Juli, kemudian bijinya matang pada
bulan September (Mc Gee, 2003; Hendrik, 2007)
….Deskripsi Tumbuhan….
 1) Daun Bentuk daunnya bulat telur berujung
lancip. Di bagian permukaan daunnya terdapat
bulu halus. Daunnya kadang-kadang tunggal atau
bisa juga majemuk dengan posisi tersebar atau
berhadapan (Setyaningrum,2007).
 2)Bunga Bunganya menarik dengan warna biru
pucat atau putih, dengan 5-10 mahkota bunga.
 3) Buah Buahnya keras seperti buah buni.
Berbentuk besar, menggembung, berisi 3-7 unit
folikel, masing-masing berisi banyak biji atau
benih.
 4) Biji Bijinya berwarna hitam pekat, biji agak keras,
berbentuk limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing,
limas yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3
sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang
1 mm ; permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam
kelabu sampai hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut,
kadang-kadang dengan beberapa rusuk membujur atau
melintang. (Setyaningrum,2007)
 5) Habitat dan penyebaran Nigella Sativa tumbuh di berbagai
belahan dunia, termasuk Saudi, Afrika Utara dan sebagian
Asia, termasuk pula Indonesia. Tanaman ini dapat
tumbuh di berbagai macam tempat namun paling baik
ditanam di daerah yang beriklim panas dan kering karena
akan berpengaruh pada kandungan nutrisinya.Salah satu hal
yang membuat tanaman ini berbeda dengan tanaman lain
adalah ia mampu menghambat sendiri pertumbuhan
tanaman lain yang ada di sekitarnya terutama legumes
(Hatfield,1977).
…Deskripsi Tumbuhan
Nigella sativa atau Jintan hitam ini merupakan jenis tanaman
perdu, tumbuh setinggi 35-50 cm, berbatang tegak, berkayu dan
berbentuk bulat menusuk. Berbunga pada bulan Juli, kemudian
bijinya matang pada bulan September (Mc Gee, 2003;
Hendrik,]2007).
Salah satu tanaman dengan tangkai menjulang dan biji-bijian
yang banyak yaitu tanaman jintan hitam (Nigella sativa L.).
Jintan hitam pada fase generative setelah fase vegetatifnya
optimal, tanaman ini akan menghasilkan bunga di ujung
apikalnya dengan bakal biji dengan jumlah karpel (rongga biji) 4-
5 buah, pada saat biji masak setiap karpel yang menjuntai akan
membuka dan menhasilkan banyak biji jintan hitam yang siap
dipanen, bagian bijinya yang digunakanterutaman sebagai
rempah dan obat.(Pramono, 2017)
Pencirian Suku Tumbuhan

Nigella sativa adalah jenis tumbuhan yang berasal dari suku


Ranunculaceae yang merupakan salah satu suku anggota
tumbuhan berbunga. Suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Ranunculaceae
Ranunculaceae sebagian besar merupakan tanaman herba
 tahunan. Sebagian besar anggota keluarga memiliki 
bunga biseksual yang dapat mencolok atau tidak
mencolok. Bunga-bunga biasanya simetris radial .Sebagian besar
spesies memiliki daun basal dan cauline (batang), yang biasanya
majemuk atau berlobus tetapi bisa sederhana. Mereka biasanya
bergantian, atau kadang-kadang berlawanan (Clapham et al,
1981).
Kegunaan pada Bidang Farmasi
Jintan hitam atau Nigella sativa L. yang merupakan
salah satu tanaman yang banyak digunakan dalam
pengobatan Islam. Jintan hitam merupakan ramuan
tanaman dengan biji yang kecil diyakini masyarakat di
wilayah Mediterania dan telah dibudidayakan di bagian
lain dunia termasuk India dan Pakistan (Chaudhryt al.,
2014). Jintan hitam menempati tempat utama dalam
budaya Asia Timur Selatan dan Asia selatan, karena
dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan dan semakin
banyak digunakan dalam dunia medis (Bourgou et al.,
2008).
Kandungan Kimia
Biji jintan hitam (Nigella sativa L.) mengandung :
 substansi minyak padat (asam lemak tak jenuh, termasuk
arachidic dan eicosadienoic)
 protein
 alkaloid
 saponin
 minyak esensial yang terdiri dari beberapa komponen yaitu
thymoquinone (27,8%-57%), p-cymene (7,1%-15,5%), carvacrol
(5,8%-11,6%), t-anethole (0,25%-2,3%), 4-terpineol (2,0%-6,6%)
dan longifoline (1,0%-8,0%)
(Ilhan dan Seclin, 2005)
Daftar Pustaka
Chaudhry, H., Fatima, N. and Ahmad, I. Zareen. 2014a. Establishment of Callus and Cell Suspension
Cultures of Nigella sativa L. for Thymol Production. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. 6(1): 788-794.
Hatfield. A. W. 1977. How to Enjoy your Weeds. Dilihat Secara Online di
http://www.pfaf.org/database/search_name.php?ALLNAMES=Nigella [Dilihat pada tanggal 12
Juni 2019].
Hendrik. 2007. Habbatus sauda’. Thibbun Nabawiy Dalam Menangani Berbagai Penyakit dan
Memelihara Kesehatan tubuh. Surakarta: Pustaka Al-Ummat.
Hosseinzadeh H, Mahmoud RJ, Khoeib AR, Rahmani M. 2006. Anti Ischemic Effect Of Nigella sativa L.
Seed In Male Rats. Iranian Journal of Pharmaceutical Research. 1: 53-58.
Ilhan, N. dan Seclin, D. 2005. Protective Effect of Nigella sativa Seeds on CCL4
Induced Hepatotoxity. F.U Saglik Bil. Dergisi, vol 9 (3): 175-179.
Lewinsohn, E., Botnick, I., Xue, W., Bar, E., Ibdah, M., Schwartz, A., Joe, l D.M, Lev, E, Fait, A. 2012.
Distribution of primary and specialized metabolites in Nigella sativa seeds, a spice with vast traditional
and historical uses. J Molecules.17: 10159-10177.
McGee. 2007. Nigella. Dilihat Secara Online di http://www.theepicentre.com/Spices/nigella.html [Dilihat
pada tanggal 12 Juni 2019].
Pramono, Putro Aji. 2017. INDUKSI KALUS JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN MENGGUNAKAN
KOMBINASI ZAT PENGATUR TUMBUH 2,4-D DAN KINETIN MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN. Dilihat
Secara Online di
https://fdokumen.com/document/induksi-kalus-jintan-hitam-nigella-sativa-l-dengan-yang-telah-membatu.
html
[Dilihat Pada Tangggal 12 Juni 2019]
Setyaningrum, Fitriana Annisa. 2007. Nigella sativa (Jinten Hitam Pahit). Dilihat Secara Online di
http://toiusd.multiply.com/journal/item/95/Nigella_sativa_Jintan_Hitam [Dilihat pada tanggal 12 Juni
2019]
USDA. 2019. Nigella sativa. Tersedia secara online di https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=NISA2
[13 Juni 2019]

Anda mungkin juga menyukai