Anda di halaman 1dari 23

SULAWESI UTARA

A. Adat Istiadat
1. Upacara Pernikahan Adat Minahasa

Proses pernikahan adat yang selama ini dilakukan di tanah Minahasa telah
mengalami penyesuaian seiring dengan perkembangan zaman. Prosesi perawatan
calon mempelai serta acara Pingitan (Posanan) sekarang dilakukan sehari sebelum
perkawinan dan tidak lagi dilakukan sebulan sebelum perkawinan, acara ini dilakukan
pada saat "Malam Gagaren" (malam muda-mudi). Acara selanjutnya adalah mandi
adat "Lumelek" (menginjak batu) dan "Bacoho", sedangkan acara mandi di pancuran
tidak dapat dilaksanakan lagi karena dilakukan di kamar mandi rumah calon
pengantin. Seluruh prosesi upacara adat perkawinan ini pelaksanaannya dipadatkan
dalam satu hari saja. Mandi pengantin dilakukan pada pagi hari, selanjunya merias
wajah dan memakai busana pengantin, mahkota, dan topi pengantin untuk kegiatan
upacara "maso minta" (toki pintu). Selanjutnya kedua pengantin pergi ke catatan sipil
atau departemen agama dan melaksanakan acara pengesahan (pemberkatan gereja),
selanjutnya dilanjutkan dengan resepsi pernikahan. Pada saat inilah biasanya
dilakukan upacara perkawinan adat, diikuti dengan acara melempar bunga tangan dan
acara bebas tari-tarian seperti tarian Maengket, Katrili, Polineis, diiringi Musik
Bambu dan Musik Kolintang.
2. Ritual Bacoho (Mencuci Rambut)

Ritual ”bacoho” (mencuci rambut) dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara
tradisional ataupun hanya sekadar simbol.

a. Tradisional. Bahan-bahan ramun tradisional yang digunakan untuk ritual bacoho


antara lain seperti parutan kulit lemon/ jeruk nipis atau lemon bacoho (citrus
limonellus) sebagai pewangi, air lemon popontolen (citrus lemetta) sebagai
pembersih lemah kulit kepala, bunga menduru (melati hutan), atau bunga melati,
bisa juga digunakan bunga mawar yang diremas dengan tangan sebagai pewangi,
pondang (pandan) yang ditumbuk halus juga sebagai pewangi, dan minyak buah
kemiri untuk melemaskan rambut dicampur sedikit perasan air buah kelapa yang
diparut halus. Untuk membasuh rambut ini bahan ramuan harus berjumlah
sembilan (jenis tanaman). Sesudah itu dicuci lagi dengan air bersih lalu rambut
dikeringkan.
b. Simbolisasi. Semua bahan-bahan ramuan di atas dimasukkan ke dalam sehelai
kain berbentuk kantong, lalu dicelup ke dalam air hangat. Kantong tersebut
diremas dan airnya ditampung dengan tangan, kemudian digosokkan ke rambut
calon pengantin.
3. Ritual Lumele’ (Mandi Adat)

Pengantin diguyur dengan air yang telah diberi bunga-bungaan warna putih
sebanyak sembilan kali. Air itu diguyurkan dari batas leher ke bawah. Secara
simbolis dapat dilakukan sekadar membasuh muka oleh pengantin itu sendiri,
kemudian mengeringkannya dengan handuk bersih yang belum pernah digunakan
sebelumnya.

4. Upacara Tulude (Manulude)

Berasal dari kata Suhude yang memiliki arti tolak dan Tulude yang memiliki arti
hentar atau lepaskan. Menulude mengandung arti menghentar atau melepaskan.
Upacara adat Menulude memiliki maksud memuja Duata (Ruata), mengucapkan rasa
syukur atas perlindungan Genggonalangi, serta memohon doa agar kehidupan
mendatang mendapat perlindungan Genggonalangi. Menulude merupakan salah satu
upacara adat Sangihe. Upacara adat ini dilaksanakan pada tiap akhir bulan Januari (31
Januari yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Sangihe)
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME. pada masa lampau serta memohon
berkat dan pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun baru.
5. Manabba

yaitu berburu babi hutan dan sapi hutan yang biasanya dilakukan beramai-ramai
oleh orang dewasa maupun anak-anak dan dilakukan seharian.

6. Monondeaga

upacara adat dari daerah Bolaang Mongondow yang dilaksanakan pada waktu
anak gadis memasuki masa akil baliq yang ditandai dengan datangnya haid pertama.
Daun telinga dilubangi dan dipasangi anting kemudian gigi diratakan sebagai
pelengkap kecantikan dan tanda telah dewasa.
7. Mupuk Im Bene

upacara adat dari daerah Minahasa berupa pengucapan syukur. Masyarakat


mempersembahkan segantang (atau sekarung) padi bersama hasil ladang lainnya di
suatu tempat (lapangan atau di gereja) untuk didoakan. Setiap keluarga menyiapkan
beragam makanan dan makan bersama dengan para tamu dengan sukaria.

8. Metipu

merupakan upacara adat dari daerah Sangihe Talaud berupa penyembahan


kepada Sang Pencipta alam semesta yang disebut BENGGONA LANGI DUATAN
SALURAN, dengan cara membakar daun-daun dan akar-akar yang wangi dan
menimbulkan asap membumbung ke hadirat-Nya.
9. Watu Pinabetengan

Watu Pinabetengan adalah situs warisan leluhur Suku Minahasa. Terletak di Desa
Pinabetengan, Kabupaten Minahasa, sekitar 50 km di selatan Manado. Banyak
kelompok masyarakat menggunakan batu sakral ini untuk melaksanakan ritual
masing-masing. Salah satunya ritual tahunan setiap tanggal 3 Januari, yang diikuti
segenap warga Minahasa dan dihadiri oleh berbagai ormas, sejarawan, budayawan,
dan pemuka agama.

10. Waruga

Orang Minahasa memercayai kehidupan roh setelah kematian. Karenanya,


mereka menguburkan jenazah dalam peti batu berbentuk kubus menyerupai rumah
mini yang disebut dengan waruga. Situs waruga terdekat dari Manado ada di kawasan
Sawangan, 30 km di sebelah timur pusat kota.
B. Kuliner/Makanan Khas
1. Tinutuan (Bubur Manado).

Tinutuan atau dikenal juga dengan sebutan Bubur Manado merupakan makanan
khas Sulawesi Utara yang paling terkenal. Di hampir semua tempat anda bisa
menemukan kuliner yang satu ini. Bahkan di pusat-pusat keramaian terdapat lokasi
yang dikhususkan untuk menjual tinutuan. Pasalnya, tinutuan telah menjadi bagian
dari tradisi masak-memasak di daerah nyiur melambai. Apa bila anda sedang
mengunjungi berbagai tempat wisata di Manado dan ingin menikmati lezatnya bubur
Manado, maka anda dapat berkunjung ke jalan Wakeke yang merupakan pusat
penjualan tinutuan.

2. Klapatart.

Kue yang juga sering ditulis Klappertaart ini merupakan makanan khas Sulawesi
Utara. Klapatart yang dipengaruhi bahasa Belanda ini merupakan modifikasi dan
perpaduan cita rasa barat dan bahan tradisional di Bumi Nyiur Melambai yakni
kelapa. Kuel klapatart ini menjadi suguhan wajib di setiap perayaan-perayaan besar
di Sulut. Saat ini Klapatart juga menjadi ole-ole khas dari Manado bahkan tidak
jarang wisatawan domestik dan mancanegara menjadikan kue ini sebagai hadiah.
3. Saut.

Saut merupakan sayuran yang berasal dari batang pisang muda (batang paling
dalam setelah pelepahnya dikeluarkan) dan diiris kecil-kecil kemudian dibumbui.
Saut sering menjadi makanan khas setiap kali pesta pernikanan di gelar di Minahasa.

4. Nasi jaha.

Nasi jaha adalah merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang
berbahan dasar beras ketan dan santan, yang dibakar setelah sebelumnya diisi
kedalam batang bambu berlapis daun pisang kemudian dibakar. Nasi jaha merupakan
ole-ole wajib selain dodol setiap perayaan pengucapan syukur.
5. Tinoransak.

Tinoransak merupakan makanan tradisional dengan bahan utama berupa


daging babi. Cara pembuatannya yaitu daging babi, darah babi dan sayuran
pendukung kemudian dimasukkan kedalam bambu kemudian dibakar seperti proses
pembuatan nasi jaha.

6. Kawok (tikus).

Kawok atau tikus merupakan makanan yang cukup di gemari masyarakat


Sulawesi Utara. Namun tidak semua tikus dapat diolah menjadi masakan yang
memanjakan lidah. Tikus yang diolah menjadi masakah adalah tikus yang ditangkap
dari hutan apa terlebih yang mempunyai ekor berwarna putih. Sebelum dimasak, tikus
terlebih dahulu dibersihkan dengan cara dibakar dan dikeluarkan sebagian isi
perutnya kemudian barulah diolah. Oleh wisatawan lokal maupun mancanegara,
makanan khas Sulawesi Utara ini dikategorikan sebagai salah satu kuliner ekstrim
7. Paniki (kelelawar).

Paniki merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara. Sebelum diolah
menjadi masakan, biasanya kelelawar terlebih dahulu dibakar untuk menghilangkan
bulu-bulu halusnya, kemudian dimasak dengan bumbu santan. Menyantap paniki
merupakan sebuah kenikmatan yang berbeda apa terlebih saat menyantap sayapnya.

8. RW (daging ajing).

RW seolah-olah telah menjadi makanan wajib setiap kali pesta pernikahan


dibuat di Sulawesi Utara terlebih di tanah Minahasa. Jenis makanan ini bahan
dasarnya adalah anjing yang dimasak dengan cara khas Manado yakni dimasak
bersama – sama dengan rica. Hal ini dilakuakan agar supaya ciri khasnya yang pedas
akan terasa dan lebih nikmat dan enak untuk disantap.

9. Mujair Bakar dan Woku

telah menjadi salah satu ikon kuliner di Manado dan Sulawesi Utara
umumnya. Tak lengkap rasanya, jika para wisatawan belum mencicipi olahan ikan
mujair dengan resep bumbu khusus Manado. Selain Mujair Bakar dan Woku,
sebenarnya mujair juga bisa disajikan dalam bentuk gorengan.

10. Cakalang Fufu dan Woku

telah menjadi makanan khas Sulawesi Utara sejak lama. Ikan Cakalang
sejatinya, bisa disajikan dalam berbagai bentuk hidangan seperti gorengan, woku dan
kuah. Namun di Sulawesi Utara, salah satu ciri khas menu andalan adalah Cakalang
Fufu. Cakangan Fufu yang merupakan olahan yang dibumbui, diasap dan dijepit
dengan kerangka bambu, ini bisa disajikan juga dalam bentuk woku dan gorengan.
Kata fufu sendiri berasal dari bahasa Manado yang artinya asap.

11. Pangi.
Pangi merupakah salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang sering
dijumpai saat pesta pernikahan berlangsung. Proses pembuatan pangi yaitu daun
pangi diiris halus kemudian dicampur dengan berbagai bumbu daun lemon, bawang
merah, dan berbagai bumbu lainnya, dimasukkan kedalam bambu kemudian dibakar

12. Payangka.

Menu Ikan Payangka atau disebut juga Betutu (Marbel Goby) termasuk
kategori makanan khas Sulawesi Utara. Pasalnya, Payangka hanya bisa ditemukan di
Danau Tondano. Bahkan Ikan Payangka ini pernah diminta oleh Kaisar Jepang untuk
diteliti. Ikan yang hidup di dasar air Danau Tondano ini sangat enak jika digoreng.
Keistimewaan lainnya selain gurih, rasanya manis. Selain itu Payangka juga terasa
sedap dicicipi saat diolah dengan bumbu Woku. Bumbunya sama dengan Mujair
Woku. Untuk menemukan menu ikan payangka anda bisa datang ke Tondano.

13. Sate kolombi.

Sate kolombi merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara yang
berasal dari daging kolombi dan memiliki cita rasa yang pedas karena karena
memang disesuaikan dengan selera kebanyakan masyarakat yang ada di Sulawesi
Utara yang gemar dengan masakan pedas. Untuk menemukan sate kolombi anda bisa
mendatangi kawasan boulevard Tondano yang terkenal akan pusat penjualan sate
kolombi.

14. Mie cakalang.

Selain tinutuan (bubur manado), makanan khas Sulawesi Utara yang tak kalah
nikmat untuk disantap pagi hari adalah mie cakalang. Saking nikmatnya mie
cakalang, salah satu produsen mie instan (indofood) telah membuat mie cakalang
dalam daftar makanan mie instan yang mereka produksi.

15. Rica rodo.

Satu lagi makanan khas Sulawesi Utara yang cukup pedas namun tak kalah
nikmat yaitu rica rodo yang berbahan dasar terong. Rica rodo dibuat dengan berbagai
bahan seperti terong, jagung, kacang panjang, cabe rawit dan berbagai bahan lainnya
kemudian dimasak dengan cara ditumis.
C. Tempat Wisata
1. Kota Bunga Tomohon

Sulawesi Utara memiliki sebuah Tempat Wisata Kota Bunga bernama Tomohon.
Saking terkenalnya, kota cantik ini juga memiliki acara pameran berkelas
internasional bertajuk Tomohon International Flower Festival. Kota Tomohon
terletak 22 km di sisi timur kota Manado. Dari Manado, Kota Bunga ini dapat diakses
dengan perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam saja dengan
menggunakan motor dari kota Manado dan dapat lebih lama ketika Anda
mengendarai mobil. Kota Bunga Tomohon adalah salah satu Tempat Wisata yang ada
di Sulawesi Utara.

2. Pantai Lakban
Pantai Lakban di Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara
merupakan salah satu potensi Tempat Wisata yang menjanjikan. Dari Kota Manado,
Anda harus menempuh jarak 3 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda
empat. Pantai indah di Sulawesi Utara memang tidak ada habisnya. Seperti Pantai
Lakban yang mulai tenar saat ini, meskipun cukup jauh dari Manado namun tak
sedikit masyarakat Manado dan sekitarnya ataupun yang jaraknya lebih jauh lagi dari
Pantai Lakban. Keindahan pantai ditambah dengan pagar pohon kelapa yang
memanjang mengikuti garis pantai ini. Pemandangan indah juga terpajang dihadapan
pantai, deretan pulau di semenanjung Ratatotok berjajar indah dihadapan pantai.

3. Selat Lembeh

Selat Lembeh merupakan bagian dari wilayah Pulau Lembeh, Kota Bitung, di
Provinsi Sulawesi Utara. Selat Lembeh memang menyimpan segudang potensi wisata
bahari yang tidak kalah dengan destinasi Tempat Wisata lainnya seperti Bunaken.
Bahkan jika dilihat dari varian pulau-pulau dan kampung tepi pantai yang ada di
sepanjang Selat Lembeh, bisa dikatakan Pulau Lembeh menawarkan hal yang tidak
ada di Bunaken. Selat sepanjang 16 km dengan lebar sekitar 1-2 km ini punya 88 titik
spot penyelaman yang kaya dengan tawaran keindahan bahwa laut yang
menakjubkan. Tak heran setiap hari dapat dijumpai wisatawan turun menikmati
"menu bahwa air" Selat Lembeh. Selain itu perairan Selat Lembeh mempunyai peran
multifungsi seperti kepelabuhanan, transportasi laut lokal, perikanan dan kelautan,
kegiatan industri, perkapalan, pariwisata, basis keamanan laut, dan laboratorium
alami.

4. Danau Tondano

Danau Tondano adalah sebuah Tempat Wisata danau yang berada di antara dua
kabupaten yakni Kabupaten Tomohon dan Kabupaten Kawangkoa. Tepat nya di Desa
Remboken, sekitar 3 km dari kota Tomohon atau 30 km dari Manado. Danau ini
berada di ketinggia 600 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas sekitar 4.278
hektar. Dengan luas kurang lebih 4.278 hektar, danau ini tercatat sebagai danau
terluas di Provinsi Sulawesi Utara. Danau bersejarah yang terletak di salah satu
dataran tinggi di Minahasa ini sungguh sangat layak untuk dikunjungi para wisatawan
baik lokal maupun mancanegara. Padang-padang yang hijau semuanya melebar
sampai ke tepi danau itu dan beberapa restoran bermenu ikan bakar dapat ditemukan
di tepi danau itu dimana Anda bisa menyantap berbagai macam ikan mas bakar yang
siap dihidangkan dengan kangkung tumis.
5. Taman Nasional Bunaken

Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu tujuan Tempat Wisata andalan
dari Kota Manado, Sulawesi Utara, dan merupakan salah satu taman laut terindah di
dunia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, yang menjadi habitat bagi
ratusan spesies tumbu karang dan juga berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya.
Terdapat 5 pulau yang termasuk dalam taman nasional ini yaitu Pulau Naen, Pulau
Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, dan Pulau Mantehage beserta anak
pulau di sekelilingnya. Terdapat Ratusan jenis terumbu karang dan ribuan spesies
ikan yang hidup dai taman laut seluas 75.265 hektare ini. Keindahan Bunaken telah
menarik perhatian wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Pantai-pantai di
Bunaken terdari hutan bakau dan pasir putih yang terhampar luas.

D. Pahlawan dari Sulawesi Utara


1. Sam Ratulangi
Sam, nama panggilannnya dilahirkan 5 November 1890 di Desa Tounkuramber,
Kabupaten Minahasa, bernama lengkap nama Gerungan Saul Samuel Jacob
Ratulangi. Sam terkenal dengan filsafat ‘Si Tou Timou Tumou Tou’ manusia hidup
memanusiakan manusia lain. Sam adalah anak ketiga dari Yozias Ratulangi dan
Agustius Gerungan. Saat di Belanda, Sam yang pernah menjadi ketua Indische
Vereniging (1913-1915) juga sudah menggunakan ‘Indonesia’ dalam sejumlah
tulisan dan pidatonya.

“Marilah kita di Holland ini bersatu untuk menghadapi kewajiban kita di Indonesia
kelak, marilah kita bersatu…,” begitu pidato Sam yang membakar semangat para
pelajar Indonesia di Belanda.

Ketika menjadi ketua perhimpunan mahasiswa Asia di Eropa, Sam juga selalu
mensosialisasikan kata Indonesia dalam forum resmi. Saat itu, satu anggota
perhimpunan adalah pandit Jawaharlal Nehru yang kelak menjadi perdana menteri
pertama India. Sam dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional Berdasarkan
SK Presiden RI No.590 tahun 1961 tanggal 5 November 1961 oleh Pemerintah RI.
tahun 2017, wajah Sam juga diabadikan dalam pecahan uang Rupiah Rp 20 ribu.

2. Arie Lasut

Arie Frederik Lasut dilahirkan pada tanggal 6 Juli 1918 di Kapataran, Lembean
Timur Kabupaten Minahasa. Arie merupakan ahli dalam pertambangan dan geologi.
Keahliannya tersebut membuat diadijadikan rebutan Belanda dan Jepang. Pada
tanggal 28 September 1945 mereka memimpin pengambil alihan Jawatan Geologi
tersebut dari pihak Jepang secara damai. Setelah penyerahan oleh pihak Jepang,
kantor jawatan tersebut namanya diubah menjadi Pusat Jawatan Tambang dan
Geologi.

Arie Lasut bersama-sama dengan rekannya di Chisitsu Chosasho yaitu R. Sunu


Sumosusastro, Raden Ali Tirtosuwiryo dan Sjamsu M. Bahrum.

3. Maria Maramis

Maria Josephine Catherine Maramis, lebih dikenal dengan Maria Walanda


Maramis. Nama Walanda ditambahkan usai dia menikah dengan Joseph Frederick
Caselung Walanda, guru bahasa pada tahun 1890. Maria dilahirkan pada tanggal 1
Desember 1872, dari pasangan Maramis dan Sarah Rotinsulu. Dia adalah anak
bungsu dari tiga bersaudara.

Maria adalah pendiri Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT),


tanggal 8 Juli 1917. Maria Walanda Maramis diberikan gelar Pahlawan Pergerakan
Nasional tanggal 20 Mei 1969.

4. Piere Tendean
Pierre Andreas Tendean lahir 21 Februari 1939 di Batavia dari pasangan Dr. A.L
Tendean dan Cornet M.E berdarah Perancis. Pierre dan enam jenderal lain dibunuh
kemudian ditimbun dalam sebuah sumur tua yang kelak dikenal sebagai sumur
lubang buaya. Pierre gugur demi membela tanah air, Republik Indonesia. Pierre
bersama keenam perwira lainnya yakni Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal
Suprapto, Letnan Jenderal Haryono, Letnan Jenderal Siswondo Parman, Mayor
Jenderal Pandjaitan dan Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, kemudian
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Pierre dan enam jenderal gugur demi membela tanah air, Republik Indonesia
dalam pemberontakan G/ 30 S /PKI. Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan
Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965 berdasarkan Surat Keputusan
Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun 1965.

5. Bote Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi lahir di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara pada


tanggal 14 Februari 1925. Dia merupakan Pasangan Petrus Monginsidi dan Lina
Suawa. Bote, panggilan akrabnya, berasal dari suku Bantik, sub suku Minahasa.

Pada 28 Februari 1947, Bote tertangkap dan dijebloskan ke dalam tahanan.


Namun, pada 17 Oktober 1947, kawan-kawan seperjuangan Bote berhasil
menyelundupkan 2 granat yang disisipkan di dalam roti.
Bote dan ketiga rekannya berhasil melarikan diri melalui cerobong asap dapur
setelah sebelumnya meledakkan dengan granat. Belanda yang makin marah,
kemudian menawarkan hadiah besar bagi siapa yang bisa memberikan informasi
tentang keberadaan Bote dan kawan-kawannya. Sayang, hanya sepuluh hari sejak
pelariannya, pasukan Belanda kembali menangkap Bote karena tempat
persembunyiannya dibocorkan. Bote gugur di usia masih sangat muda, 24 tahun
ketika dieksekusi oleh regu tembak Belanda. Pada tanggal 6 November 1973, Bote
digelari Pahlawan Nasional oleh RI . Gelar pahlawan itu diterima langsung sang
ayah, Petrus Monginsidi (80).

6. John Lie

Laksamana Muda TNI (Purn.) John Lie Tjeng Tjoan kemudian hari kemudian
berganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma. John Lie lahir di Manado, pada tanggal
9 Maret 1911 dari orang tua Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio. Dia mendapatkan
gelar pahlawan Pahlawan Nasional Tahun 2009. Keturunan Tionghoa ini, dikenal
sebagai ‘Hantu Selat Malaka’ karena kehebatannya mengarungi keganasan laut tanpa
terlihat.
7. Babe Palar

Lambertus Nicodemus Palar dilahirkan di Rurukan, Kota Tomohon, pada 5 Juni


1900 dari pasangan Gerrit Palar dan ibunya bernama Jacoba Lumanauw. Dia
kemudian lebih populer dengan nama Babe Palar. Babe Palar mempunyai
kemampuan diplomasi yang sangat handal. Babe Palar mendapat gelar Pahlawan
Nasional Indonesia pada tahun 2013. Babe Palar merupakan putra . Babe Palar kecil
hidup dalam masa pemerintahan kolonial Belanda. Babe Palar adalah diplomat
Indonesia pertama di PBB serta menjadi satu-satunya tokoh diplomasi yang pernah
menjabat Duta Besar di tujuh negara.

8. Bernard Lapian

Bernard Wilhelm Lapian terlahir tanggal 30 Juni 1892 di Kawangkoan Minahasa.


Dia sering disebut sebagai pejuang tiga zaman, karena berjuang saat pemerintahan
Belanda, saat penjajahan Jepang hingga masa kemerdekaan. Dia turut mendirikan
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) tahun 1933 sebagai bentuk penolakan
bentuk kolonialisme.

Bernard pernah menjabat Gubernur Provinsi Celebes kedua periode 17 Agustus


1950 sampai 1 Juli 1951. Dia digelari Pahlawan Nasional tanggal 5 November 2015.

Anda mungkin juga menyukai