Anda di halaman 1dari 8

RUMAH ADAT SUKU JAWA TENGAH

Rumah adat jawa tengah – Indonesia identik dengan keunikan budayanya. Tidak heran
bila semua daerah di Indonesia punya ciri khas masing-masing. Hal ini juga terlihat dari
beragamnya pakaian adat, upacara adat, senjata tradisional, dan bentuk rumah adat.
Kali ini kita akan membahas tentang provinsi Jawa Tengah, yang pasti identik dengan
tujuan wisata. Padahal, daerah ini menyimpan banyak sejarah dan keunikan, termasuk
rumah adat Jawa Tengah, yang terdiri dari beberapa bentuk.

BAJU ADAT SUKU JAWA TENGAH

Nama Baju Adat : Jawi Lengkap


Seperti yang sudah kita tahu sebelumnya, bahwa pakaian adat Jawa
Tengah bukan hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan terdiri dari
berbagai jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Penasaran apa saja
jenis dari pakaian adat Jawa Tengah ini? Yuk simak penjelasan berikut ini!

 No Macam Macam Pakaian Adat Jawa Tengah

1 Kebaya Tradisional Jawa Tengah

2 Jawi Jangkep

3 Basahan

4 Batik Jawa Tengah

5 Surjan

6 Beskap

7 Kanigaran

8 Jarik

9 Kemben

MAKANAN KHAS SUKU JAWA TENGAH

Tahu petis merupakan salah satu jenis makanan dari olahan tahu yang sering dijadikan
cemilan dan juga sering dijadikan sebagai lauk. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
tahu petis khas Jawa Tengah ialah tahu dan saus hitam atau dikenal dengan petis.
Tahukah anda, jika petis ini biasanya terbuat dari udang yang dimasak secara terus
menerus hingga menjadi kental ataupun dari kuah rebusan ikan.
TARIAN ADAT SUKU JAWA TENGAH
Nama Tarian : Tari Gambyong

Tari Gambyong ini asalnya dari Surakarta atau Solo. Mulanya tarian ini dibawakan
sekadar sebagai tarian rakyat Awalnya, tarian ini hanya sebuah tarian rakyat untuk
menyambut musim panen padi. Namun kini, Tari Gambyong menjadi salah satu
tarian Jawa Tengah untuk menyambut tamu dan bersifat sakral.
Jika ditilik dari sejarahnya, kata Gambyong ini berasal dari seorang penari zaman
dahulu yang suaranya sangat merdu dengan tubuh lentur. Kedua bakat tersebut
dimiliki oleh penari yang bernama Sri Gambyong dan banyak memikat banyak
orang.
Karena saking terkenalnya, kabar tentang gambyong sampai juga kepada Sunan
Paku Buwono IV dan beliau mengundang gambyong untuk menari di istana.
Ketika Gambyong menari di istana, seluruh orang terpikat dan akhirnya tarian
tersebut dikembangkan dan ditobatkan sebagai tarian istana bahkan hingga
sekarang khususnya di keraton-keraton Solo dan Yogyakarta.
ADAT KEBIASAAN SUKU JAWA TENGAH
Nama : Tradisi Selikuran

Tradisi Selikuran merupakan sebuah upacara atau tradisi yang


terdapat di Jawa Tengah. Malam 21 Ramadhan adalah waktu dimana
tradisi ini dilaksanakan. Pada malam tersebut, masyarakat Jawa akan
melakukan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat.
Bagi masyarakat Jawa, Selikur pada bulan Ramadhan mempunyai arti
yang sangat spesial dimana waktu tersebut merupakan salah satu
waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendoakan
orang-orang Islam yang telah meninggal.
Sebagian masyarakat Jawa menganggap kebiasaan ini sebagai salah
satu wujud rasa kecintaan mereka terhadap agama Islam dan
Rasulullah SAW.
PAKAIAN ADAT SUKU SUNDA
Dipakai saat Pernikahan

Tradisi pernikahan di Indonesia umumnya masih menganut adat istiadat asli daerah masing-
masing. Di Sunda, kedua mempelai yang menikah akan mengenakan pakaian adat Sunda
khusus untuk pengantin. Sebenarnya pakaian ini adalah baju tradisional Sunda yang
dimodifikasi menyesuaikan perkembangan zaman.

RUMAH ADAT SUKU SUNDA


Nama : Golodog

Rumah Adat Suku Sunda adalah rumah panggung dengan tinggi sekitar 1 meter di atas
permukaan tanah. Tangga pada rumah adat suku Sunda dinamakan golodog.
Umumnya, kolong rumah dijadikan tempat untuk mengikat hewan peliharaan.
Di sisi lain, rumah suku Sunda ini memiliki nama atap yang beragam, seperti Jolopong,
Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan
Buka Pongpok. Yang paling banyak dijumpai adalah rumah adat dengan jenis atap
Jolopong.
TARIAN ADAT SUKU SUNDA
Nama Tari Wayang

Tari Wayang
Tari ini sudah dikenal sejak abad ke 16 pada zaman kesultanan Cirebon yang
dipimpin oleh Syekh Syarif Hidayatullah.
Kesenian ini terus berkembang hingga  ke beberapa kota di Jawa Barat yaitu
Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Bandung dan Bogor. Berkembangnya seni tari
wayang tidak lepas dari peran seniman keliling yang datang dari berbagai
wilayah.
Berdasarkan jenis dan cara pertunjukannya, seni tari wayang dibagi menjadi 3
bagian yaitu :
 Tari Tunggal : Jenis tarian ini hanya dibawakan oleh satu orang penari
yang memerankan satu tokoh wayang seperti Gatot Kaca, Arjuna, dan
lainnya.
 Tari Berpasangan : Tarian ini dibawakan secara berpasangan, tujuannya
agar masing-masing penari dapat saling melengkapi sehingga
menghasilkan tarian yang sempurna, contohnya Tari Subali dan Tari
Sugriwa
 Tari Massal : Pada tarian ini dibawakan secara massal atau beramai-
ramai menggunakan gerakan yang sama. Misalkan, Tari Badaya dan
Monggawa.
MAKANAN KHAS SUKU SUNDA
Nama : Karedok

Banyak yang salah mengira hidangan Karedok dengan Gado-Gado dan Lotek jika
baru pertama kali melihat. Karedok adalah makanan khas Sunda yang disajikan
dengan sayur-sayuran mentah. Yang membedakan Karedok dengan kedua
hidangan mirip lainnya adalah siraman bumbu kacang yang melimpah.
Karedok juga dilengkapi dengan tambahan kerupuk bawang di atasnya.

TRADISI ATAU ADAT KEBIASAAN SUKU SUNDA


Nama : Upacara Tingkeban

Adat istiadat Sunda yang berikut adalah Upacara Tingkeban, yaitu sebuah upacara yang
diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung 7 bulan. Kebiasaan ini bertujuan
sebagai bentuk permohonan atas keselamatan bagi sang bayi dan ibu yang melahirkan.
Merujuk kepada arti dari Tingkeban sendiri berasal dari kata Tingkeb yang mempunyai arti
tutup, maksudnya sang ibu yang sedang mengandung selama 7 bulan tidak boleh bercampur
dengan suaminya hingga empat puluh hari sesudah persalinan dan sebagai tanda agar sang
ibu tidak bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar. Mereka melakukan
hal ini karena ingin menghindari segala hal buruk yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai