Divisi : Spermatophyta
2.
3.
Kelas : Monocotyledonae
4.
5.
6.
Palem putri :
Sekilas bentuknya seperti palem raja, daun yang lebih lebar dan warna
lebih hijau. Tanaman berasal dari Madagaskar, banyak dimanfaatkan sebagai
penghias pinggir jalan atau tanaman pot. Tanaman palem adalah tanaman
tropis dan subtropis sehingga selama pertumbuhannya diperlukan
penyinaran matahari penuh. Pada waktu perkecambahan dan pembibitan
sebaiknya jangan terkena sinar matahari yang langsung. Suhu udara yang
diperlukan adalah 25-33 derajat C, dan masih tumbuh baik di luar kisaran
suhu udara tropis tersebut.
Palem dengan tinggi sedang, setelah berbunga mati. Akar dengan benang
pembuluh berserabut yang ulet, mempunyai akar nafas. Batang berdiameter
hingga 60 cm, dengan tinggi hingga 25 m. Daun menyirip sederhana,
dengan tangkai daun sangat tegar, melebar pada pangkalnya menuju
pelepah yang melekat pada batang, pelepah dan tangkai daun berduri tajam.
Perbungaan malai di pucuk, bercabang-cabang sehingga menyerupai
payung, bunga muncul dari percabangan berwarna coklat pada waktu masih
muda, gelap dan lebih merah pada waktu dewasa; bunga berpasangan
tersusun secara spiral, masing-masing pasangan berisi 1 bunga jantan dan 1
bunga hermafrodit, biasanya sebagian besar bunga jantan gugur sebelum
mencapai antesis. Buah pelok membulat-merapat turun sampai mengerucut
sungsang, tertutup dengan sisik, mengetupat, kuning kehijauan, berubah
menjadi bewarna kuning jerami atau sesudah buah jatuh; bagian dalamnya
dengan suatu lapisan bunga karang berwarna putih. Biji setengah membulat,
selaput biji merah tua. Sagu diduga berasal dari Niugini dan Maluku, tetapi
telah tersebar diluar Asia Tenggara hinga dekat Kepulauan Pasifik. Di
Indonesia, sagu ditemukan di beberapa daerah di Sulawesi, Kalimantan,
Sumatra dan Jawa Barat, maupun pada beberapa pulau kecil yang tidak
beriklim muson seperti Kepulauan Riau, Nias dan Mentawai. Di Malaysia,
sagu tumbuh di Sabah, Sarawak dan di Semenanjung Malaya. Beberapa
ditemukan di Brunei dan Filipina (Mindanao). Daerah persebaran yang luas
sagu adalah di Papua Niugini
Palem sagu merupakan pohon di dataran rendah tropik yang basah,
ditemukan secara alami sampai pada ketinggian 700 m dpl. (mencapai 1200
m dpl. di Papua New Guinea). Kondisi terbaik untuk pertumbuhan palem
sagu adalah suhu rata-rata paling tidak 26C, kelembaban relatif 90% dan
penyinaran kurang lebih 9 jam per-hari. Habitat palem sagu alami adalah di
pantai berawa, tempat-tempat aliran sungai, dan tempat tinggi pada dasar
lembah yang datar. Bila tumbuh di sepanjang sungai, pengaruh air pasang
surut adalah habitat sagu, dan bisa cenderung mempengaruhi tingkat dan
salinitas dari aliran air atau air tanah. Aliran air yang terjadi terus menerus
merugikan pertumbuhan semai, seperti hubungan salinitas dengan
konduktivitas listrik (EC) lebih dari 1 S/m. (EC air laut adalah 4.4 S/m).
Meskipun demikian, kadang-kadang bahkan dengan air yang sangat asin
bisa bertoleransi. Walaupun ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung
mineral, gambut dan tanah yang telah dipupuk, sagu tumbuh terbaik pada
tanah yang mengandung mineral dengan kandungan bahan organik tinggi
(mencapai 30%). Di Niugini sagu tumbuh terutama di 4 tipe vegetasi.
Berkisar dari tanah yang tergenang hampir sepanjang tahun sampai tanahtanah yang cenderung kurang aliran. Kelompok sagu dinamakan sesuai
dengan habitatnya, sagu yang dijumpai di Phragmites rawa merupakan sagu
yang tidak berbatang, sagu rawa adalah sagu yang tumbuh di rawa dan
merupakan sagu yang tidak berbatang, sagu hutan adalah sagu yang
terdapat di hutan campuran dengan pohon dikotil lainnya. Di tanah-tanah
gambut yang kering hampir sepanjang tahun, Campnosperma - sagu hutan
Siwalan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaa Plantae
n:
Divisi:
Angiospermae
Kelas:
Monocotyledoneae
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecaceae (sin.
Palmae)
Genus:
Borassus
Siwalan (juga dikenal dengan nama pohon lontar atau tal) adalah
sejenis palma yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di banyak
daerah, pohon ini
juga
dikenal
dengan
nama-nama
yang
mirip
seperti lonta (Min.), ental (Sd., Jw., Bal.), taal (Md.), dun
tal(Sas.), jun
tal (Sumbawa), tala (Sulsel), lontara (Toraja), lontoir (Ambon). Juga manggita,
manggitu (Sumba) dan tua (Timor).
4. Rotan
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang
memiliki
habitus
memanjat,
terutama Calamus, Daemonorops,
danOncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus
anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan
Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya
salak), Metroxylon (misalnya
rumbia/sagu),
serta Pigafettayang
tidak
memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan
rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 25 cm, beruas-ruas
panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang,
keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri
dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak
dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang
ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat
digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui
juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.
Sebagian
besar
rotan
berasal
dari
hutan
di Indonesia,
seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia
memasok
70%
kebutuhan
rotan
dunia.
Sisa
pasar
diisi
dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh.
Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini
dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka
memanen rotan daripada kayu.
Kegunaan
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini
berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagaidragon's blood ("darah
naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni.
Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan
muda sebagai komponen sayuran.
5. Gebang
Gebang
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecaceae
Genus:
Corypha
L.
Spesies:
C. utan
Nama binomial
Corypha
Lamk.
utan
Sinonim
Corypha
C. gebanga Bl.
elata Roxb.
Gebang adalah nama sejenis palma tinggi besar dari daerah dataran
rendah.
Pohon
ini
juga
dikenal
dengan
nama-nama
lain
sepertigabang (Dayak
Ngaju), gawang (Timor), pucuk, lontar
utan,
[1]
(Btw.), pocok (Md.), ibus (Bat., Sas.), silar (Minh.), kuala (Mak.), dan
lainlain. Nama ilmiahnya adalah Corypha utan.
Pohon palma yang besar, berbatang tunggal, tinggi sekitar 15-20 m. Daundaun besar berbentuk kipas, bulat menjari dengan diameter 2-3,5 m,
terkumpul di ujung batang; bertangkai panjang hingga 7 m, lebar, beralur
dalam serta berduri tempel di tepinya. Bekas-bekas pelepah daun pada
batang membentuk pola spiral.
Gebang hanya berbunga dan berbuah sekali, yakni di akhir masa hidupnya.
Karangan bunga muncul di ujung batang (terminal), sesudah semua daunnya
mati, berupa malai tinggi besar 3-5 m, dengan ratusan ribu kuntum bunga
kuning kehijauan yang berbau harum. Buah bentuk bola bertangkai pendek,
hijau, 2-3 cm diameternya.
Sejenis serat tumbuhan yang cukup baik dapat pula dihasilkan dari tangkai
daunnya, setelah dibelah-belah, direndam dan diolah lebih lanjut. Serat ini
dapat dipintal menjadi tali atau, diFilipina, dianyam menjadi topi.
Enau
Enau
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecaceae
Genus:
Arenga
Spesies:
A. pinnata
Nama binomial
Arenga
pinnata
(Wurmb) Merr.
Sinonim
Arenga saccharifera Labill.
Pohon
Situgede, Bogor, Jawa Barat
enau
Tongkol bunga jantan (kanan) dan yang disadap niranya (sebelah kiri)
Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai
mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini
mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa
hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan
di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang
menetes.
Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer),
berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang
telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari
dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.
Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi
gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan
pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan
lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan
(gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah
seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang
disebut juga sebagai gula semut.
serat
untuk
bahan
anyaman,
tali
pancing
Kepulauan Solomon, New Hebrides, Fiji, dan Palau. Sangat sering mereka
ditemukan di hutan hujan varietas pegunungan dan dataran rendah atau
pada batuan ultrabasa, pegunungan kapur dan wajah ular.
Untuk daftar harga tanaman palem jepang atau palem ijo tidak mahal,
ditingkat penjual tanaman hias yang ada dipinggir jalan biasanya dibandrol
seharga
Rp.90.000,
untuk
ukuran
150
cm
sampai
200
cm
2.
3.
4.
Hidup secara berumput, satu rumpun biasanya terdiri dari 3 sampai 4
batang utama dan 9 tunas anakan
5.
6.
Kuat hidup ditempat yang sepanjang hari mendapatkan sinar matahari,
tetapi juga bisa hidup dengan baik di tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung walaupun sepanjang hari
7.
Kuat hidup di dalam ruangan, makanya tanaman ini dapat dijadikan
sebagai material dari Indoor plant
Penggunaan Tanaman palem ijo/ palem jepang
1.
2.
3.
Sarai
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
termasuk)
Monocots
(tidak
termasuk)
Commelin
ids
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecacea
e
Genus:
Caryota
Spesies:
C. mitis
Nama binomial
Caryota
Lour.
mitis
Sinonim
Referensi:[1][2]
Caryota
furfuracea Blume e
x. Mart.
C. griffithii Becc.
C. javanica Zipp.
ex Miq. [Nama ini
tidak sah]
C.
sobolifera Wall.
Mart.
Drymophloeus
zippellii Hassk.
Thuessinkia
speciosa Korth.
ex
Sarai (Caryota
mitis)
adalah palem yang
memiliki
bentuk
seperti pohon yang bisa berguna sebagai tanaman hias. Di Indonesia, sarai
dikenal
dengan
bermacam-macam
nama,
seperti andudur (Btk.), bridin (Mlk. dan Ac.), risi (Palemb.), tukas dan rotan
t. (Mly.), sarai,sukawung
leutik, suwangkung
leutik (Sund.), gnduru (Jw.), ghanduru (Mad.), bulang
talang, b.
[2][3][4]
tlang (Kalteng), dan panisi (Bug.).
Justus Karl Hasskarl berbeda pendapat dengan Heyne; menurutnya,
selain sarai, spesies ini dikenal juga dengan nama sarowai, dankalombu.[2]
Penentuan Pola Tanam : Pola tanam palem botol dan merah biasanya
ditanam secara individual jadi jarak tanam tidak menjadi masalah. Selain
ditanam di halaman secara individu, palem putri dan raja sering dipakai
sebagai pohon penghias sisi jalan . Jarak tanam untuk kedua palem
tersebut antara 2,5-3 m.
Penyebab: jamur parasit dan nematoda. Perubahan warna daun, ujung daun
mengkerut dan kering. Gejala: dapat menyebar ke pangkal daun.
Pengendalian: sama dengan yang dilakukan untuk penyakit layu pucuk.