Anda di halaman 1dari 3

Urang Aring

Eclipta alba Hassk.


Sinonim
Eclipta prostrata (L.) L.
Nama umum
Indonesia:
Cina:

Urang aring, goman, kremak janten


Mo han lian
Urang Aring

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Eclipta
Spesies: Eclipta alba Hassk.

Close up bunga
Terna semusim, dengan batang tegak atau berbaring, kerap bercabang-cabang, hingga 0,8 m.
Batang bulat pejal, sering keunguan, dengan rambut putih. Daun berhadapan, duduk, lanset
memanjang hingga bundar telur memanjang, 212,5 0,53,5 cm, dengan pangkal
menyempit dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua permukaannya
berambut.[2]
Bunga-bunga tergabung dalam bongkol bunga majemuk bertangkai panjang, selanjutnya 2-3
bongkol bersama-sama berkumpul di ujung (terminal) atau di ketiak. Daun pembalut dalam 2
lingkaran, panjang 5 mm, membentuk mangkuk. Bunga tepi dengan mahkota bentuk pita
sempit, bergigi dua. Bunga cakram bentuk tabung, berwarna putih. Buah keras (achene)
memanjang hingga serupa baji pendek, 2 mm, berbintil-bintil.[2]

Kegunaan

Lukisan menurut Britton & Brown, 1913


Urang-aring menghasilkan zat pewarna hitam. Cairan sarinya digunakan untuk
menghitamkan rambut dan untuk membuat tato[3]. Daun urang-aring diremas-remas dalam air,
yang kemudian digunakan untuk mendinginkan kepala serta untuk menyuburkan dan
menghitamkan rambut. Cairan urang-aring dioleskan pada kepala bayi agar lekas
mendapatkan rambut yang hitam. Seduhan urang-aring dalam minyak kelapa digunakan
sebagai minyak penyubur rambut.[1] Minyak urang-aring semacam ini populer di Jawa hingga
sekitar tahun 70-an.
Dalam Ayurveda (ilmu pengobatan India), urang aring diyakini sebagai semacam rasayana
yang memiliki khasiat panjang usia dan awet muda. Penelitian baru-baru ini menunjukkan

bahwa tumbuhan ini memiliki daya pengobatan terhadap gangguan hati (hepar) dan lambung.
[4]

Di tempat-tempat lain, urang-aring digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit, eksim,
"kutu air", bahkan untuk mengatasi serangan hewan berbisa seperti sengatan kalajengking
atau gigitan ular.
Daun urang-aring juga dimanfaatkan sebagai lalap, atau di Bali, dicampurkan ke dalam sayur.
[1]

Ekologi dan penyebaran

Bongkol-bongkol buah
Terna ini asal-usulnya tidak diketahui. Menyebar luas di seluruh dunia, di wilayah tropika
dan subtropika, pada banyak tempat telah berkembang menjadi gulma yang sangat
mengganggu bagi beberapa banyak jenis tanaman pertanian.[5] Di India, Cina, Thailand, dan
Brazil; didapati pula di seluruh Indonesia.
Urang-aring mampu beradaptasi pada lingkungan yang berubah, terutama di tempat-tempat
yang berdrainase buruk, daerah-daerah basah di sekitar sungai, parit, atau rawa, namun kaya
akan sinar matahari. Mulai dari wilayah pantai gulma ini tahan hidup di tanah bergaram
hingga ketinggian 2000 m. Kemampuan berbiaknya tinggi: berbunga di sepanjang tahun,
urang-aring mampu menghasilkan 17.000 biji per individu tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai