Duku
Duku adalah jenis buah-buahan dari anggota suku Meliaceae.
Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini memiliki
kemiripan dengan buah langsat, kokosan, pisitan, celoring dan lainlain dengan pelbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam
ini sekaligus menunjukkan adanya aneka kultivar yang tercermin dari
bentuk buah dan pohon yang berbeda-beda.
Duku adalah tumbuhan identitas untuk Provinsi Sumatera Selatan.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Meliaceae
Genus
: Lansium
Spesies
: L. domesticum
Sinonim
Aglaia dookoo Griffith (1854)
Aglaia domestica (Corra) Pellegrin (1911)
Aglaia aquea (Jack) Kosterm. (1966)
Deskripsi
Pohon yang berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 m dan gemang hingga 75 cm.
Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih
menonjol di atas tanah. Pepagan (kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan
jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang lengket (resin).
Daun majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 69 anak daun yang
tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai lonjong, 921 cm 510 cm,
mengkilap di sisi atas, seperti jangat, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip
(meruncing) pendek, anak daun bertangkai 512 mm.
Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau cabang yang besar,
menggantung, sendiri atau dalam berkas 25 tandan atau lebih, kerap bercabang pada
pangkalnya, 1030 cm panjangnya, berambut. Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau
bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5,
berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 23 mm 45 mm,
putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepalakepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.
Buah buni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm 1,55 cm,
dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding)
buah tipis hingga tebal (kira-kira 6 mm). Berbiji 13, pipih, hijau, berasa pahit; biji
terbungkus oleh salut biji (arilus) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam.
Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak berkembang (rudimenter),
namun arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.
Keanekaragama
Duku amat bervariasi dalam sifat-sifat pohon dan buahnya; sehingga ada pula ahli yang
memisah-misahkannya ke dalam jenis-jenis (spesies) yang berlainan. Pada garis besarnya, ada
dua kelompok besar buah ini, yakni yang dikenal sebagai duku, dan yang dinamakan langsat.
Kemudian ada kelompok campuran antara keduanya yang disebut duku-langsat, serta kelompok
terakhir yang di Indonesia dikenal sebagai kokosan.
Kelompok yang dikenal sebagai duku (L. domesticum var. duku) umumnya memiliki pohon
yang bertajuk besar, padat oleh dedaunan yang berwarna hijau cerah, dengan tandan yang relatif
pendek dan berisi sedikit buah. Butiran buahnya besar, cenderung bulat, berkulit agak tebal
namun cenderung tidak bergetah bila masak, umumnya berbiji kecil dan berdaging tebal, manis
atau masam, dan berbau harum.
Manfaat
Buah duku yang dikupas, memperlihatkan arilus (selubung biji) yang putih bening.
Duku terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam keadaan segar. Ada pula yang
mengawetkannya dalam sirup dan dibotolkan. Kayunya keras, padat, berat dan awet, sehingga
kerap digunakan sebagai bahan perkakas dan konstruksi rumah di desa, terutama kayu pisitan.
Beberapa bagian tanaman digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji duku yang pahit
rasanya, ditumbuk dan dicampur air untuk obat cacing dan juga obat demam. Kulit kayunya
dimanfaatkan sebagai obat disentri dan malaria; sementara tepung kulit kayu ini dijadikan tapal
untuk mengobati gigitan kalajengking. Kulit buahnya juga digunakan sebagai obat diare; dan
kulit buah yang dikeringkan, di Filipina biasa dibakar sebagai pengusir nyamuk.Kulit buah
langsat terutama, dikeringkan dan diolah untuk dicampurkan dalam setanggi atau dupa.
Ekologi
Sebagai tanaman bertajuk menengah, duku tumbuh baik dalam kebun-kebun campuran
(wanatani). Tanaman ini, terutama varietas duku, menyukai tempat-tempat yang ternaung dan
lembap. Di daerah-daerah produksinya, duku biasa ditanam bercampur dengan durian, petai,
jengkol, serta aneka tanaman buah dan kayu-kayuan lainnya, meski umumnya duku yang
mendominasi.
Duku biasa ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl., di wilayah dengan curah
hujan antara 1.500-2.500 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh dan berbuah baik pada
berbagai jenis tanah, terutama tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial.Duku menyenangi
tanah bertekstur sedang dan berdrainase baik, kaya bahan organik dan sedikit asam, namun
dengan ketersediaan air tanah yang cukup. Sementara itu varietas langsat lebih tahan terhadap
perubahan musim, dan dapat menenggang musim kemarau asalkan cukup ternaungi dan
mendapatkan air. Duku tidak tahan penggenangan.
Duku umumnya berbuah sekali dalam setahun, sehingga dikenal adanya musim buah duku.
Musim ini dapat berlainan antar daerah, namun umumnya terjadi di sekitar awal musim hujan.
Perbanyakan
Duku biasanya diperbanyak dengan biji, yang sengaja disemaikan atau dengan mengumpulkan
cabutan semai yang tumbuh spontan di bawah pohon induknya. Akan tetapi menunggu hingga
pohon baru ini menghasilkan, memakan waktu yang lama (2025 tahun) dan belum pasti pula
kualitasnya sama dengan induknya.
Cara lain yang juga populer adalah dengan mencangkoknya. Meskipun proses mencangkok ini
memakan waktu yang relatif lama (8-9 bulan, akar keluar setelah 134 hari)] namun pohon baru
hasil cangkokan sudah dapat berbuah pada umur sekitar dua tahun.Kelemahannya, persen
kematian anakan hasil cangkokan cukup besar. Lagi pula pertumbuhannya tidak seberapa kuat.
Perbanyakan secara modern yang kini banyak dilakukan adalah dengan sambung pucuk
(grafting). Teknik ini memungkinkan sifat-sifat genetik batang atas anakan yang dihasilkan sama
dengan induknya, sementara waktu tunggunya dipersingkat menjadi 56 tahun. Anakan hasil
sambung pucuk ini juga lebih kuat perakarannya daripada anakan hasil cangkokan.