Anda di halaman 1dari 28

PENGENALAN

TANAMAN
KARBOHIDRAT NON
BIJI
Presented by Kelompok 5

sumber: cms.sehatq.com
Alamat Domisili Anggota Kelompok
Kamilia Ulfah A24180050 Muhammad Fakhri A24180060
Kelurahan Jaya Mukti Kelurahan Mampang Prapatan
Kecamatan Dumai Timur Kecamatan Mampang Prapatan
Kota Dumai, Riau Kota Jakarta Selatan

Febianti Khoirun Nisa Sherly Eka Maulidiya


A24180056 A24180062
Dusun Pulesari Desa Tirtomoyo Desa Sembung Kecamatan
Kabupaten Malang, Jawa Timur Kapas Kabupaten Bojonegoro,
Jawa Timur
1 Gadung

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Liliales

Famili : Dioscoreaceae

Genus : Dioscorea

Spresies : Dioscorea hispida sumber: jernih.co


Deskripsi
Umbi gadung memiliki kandungan
karbohidrat tinggi, selain itu gadung
juga memiliki senyawa bioaktif seperti
polisakarida larut air, Dioscorin, dan
Diosgenin (Sumunar dan Estiasih
2015).
Sumber: alihamdan.id Morfologi
Tanaman gadung tumbuh merambat,
panjang tanaman dapat mencapai 5-10 m,
batang berukuran kecil dan memiliki duri,
Umbi gadung berbentuk besar bulat tidak
beraturan. Panjang umbi 10-14 cm
dengan diameter umbi 22,5 – 40 cm
(Estiasih et al. 2017). Bobot umbi berkisar
antara 282-540 gram. Warna kulit umbi
gadung berwarna kuning dengan banyak
akar dan warna daging umbi kuning
(Winarti et al. 2011).
Kandungan Gizi pada Tepung Gadung Menurut
Rosmeri dan Monica (2013)

Calsium Amilose Protein


3.002 % 31.4 gram per 100 gram 7.35 %
tepung

Lemak Air
0.38 % 12.71 %
Potensi Produksi, Kegunaan, Kelebihan, dan
Kekurangan
Potensi Produksi : dapat mencapai 8-30 ton/ha (Kasno et al. 2008)

Kegunaan : sumber karbohidrar alternatif

Kelebihan : memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, nilai glikemik pati gadung lebih
rendah dibandingkan serealia

Kekurangan : memiliki kandungan sianida dalam bentuk glikosida sianogenik yang dapat
menyebabkan keracunan (Estiasih et al. 2017).
2 Ganyong
Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Cannaceae

Genus : Canna
sumber: sahabatpetani.com
Spesies : Canna edulis Ker.
Morfologi
Ganyong dapat dibedakan menjadi ganyong
merah dan ganyong putih. Ganyong merah
memiliki warna daun hijau kemerahan, tepi daun
berwarna ungu kemerahan, tangkai daun dan
pelepah daun merah hingga ungu, warna bunga
merah, dan sisik umbi kecoklatan hingga ungu,
sedangkan ganyong putih memiliki warna sisik
umbi kecoklatan, daun berwarna hijau terang,
tangkai dan pelepah daun berwarna hijau, dan
bunga berwarna kuning dan orange (Suhartini
Sumber: chalk.richmond.edu
dan Hadiatmi 2010). Umbi ganyong berbentuk
tidak teratur dengan ruas bersisik dan akar
serabut tebal.

sumber: shutterstock.com
Kandungan Gizi pada Umbi Ganyong
Menurut Gardjito et al. (2013)

Karbohidrat Kalsium
22.6-24.6 %

Fosfor Besi
Potensi Produksi, Kegunaan, Kelebihan, dan
Kekurangan
Potensi Produksi : 23-85 ton/ha selama setahun

Kegunaan : pangan alternatif, tepung ganyong,tanaman obat herbal

Kelebihan : Kandungan karbohidrat umbi ganyong lebih tinggi daripada kentang, terdapat
kandungan mineral kalsium, fosfor, besi

Kekurangan : konsumsi harus dilakukan segera setelah panen, penyimpanan umbi setelah
10 bulan akan menyebabkan umbi keras
3 Suweg

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arales

Famili : Araceae

Genus : Amorphophallus

Spesies : Amorphophallus campanulatus Bl


sumber: indozone.id
Deskripsi

Suweg memiliki kandungan amilosa yang rendah


dan viskositas puncak tinggi sehingga berpotensi
digunakan sebagai bahan pengental atau bahan
pengisi (Gumilar et al. 2011). Kandungan
karbohidrat pada umbi suweg sangat tinggi yaitu
berkisar 85%, selain itu terdapat juga vitamin A
dan B pada umbi suweg (Sunarminto 2015).
Morfologi

Suweg dapat dibedakan menjadi 2 yaitu suweg


dengan tangkai berwarna hijau muda hingga hijau
dan suweg dengan tangkai berwarna hijau tua
gelap (Heriyansyah et al. 2017). Morfologi daun
suweg adalah daun tunggal yang terpecah-pecah
dengan batang, daun tegak yang keluar dari
sumber: id.wikipedia.org umbinya, batang memiliki warna bercak hijau dan
putih, batang berukuran 50-150 cm, bunga berbau
tidak enak (Estiasih et al. 2017).
Potensi Produksi, Kegunaan, Kelebihan, dan
Kekurangan
Potensi Produksi : 30-200 ton/ ha

Kegunaan : pangan alternatif, obat tradisional

Kelebihan : dapat tumbuh pada tanah dengan pH agak masam hingga netral, indeks
glikemik rendah sehingga aman untuk penderita diabetes, memiliki kandungan lemak yang
rendah
Kekurangan : tanaman akan mati pada musim kemarau, umbi mengandung kalsium oksalat
yang cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan gatal
4 Talas

Klasifikasi:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Arales

Famili : Araceae

Genus : Colocasia

Spesies : Colocasia esculenta sumber: greeners.co


Deskripsi
Talas dapat dibudidayakan pada
berbagai jenis tanah dari dataran rendah
hingga dataran tinggi mencapai 2000
mdpl. Hasil yang optimum pada talas
didapatkan pada tanah lembab, cukup
air, berdrainase baik, dan memiliki pH
kisaran 5,5-6,5 (Purwono dan
Purnamawati 2007).

sumber: cdn.akurat.co
Morfologi

Herba dengan umbi yang tumbuh di bawah tanah,


memiliki tinggi 0,4 – 1,5 m. Daun 2-5 helai dengan
tangkai berwarna hijau, 23-150 cm, bentuk daun bundar
telur, jorong, atau lonjong, dengan ujung meruncing
(Steenis 1981). Merupakan salah satu umbi lokal yang
banyak ditemukan dan mudah dibudidayakan (Suminarti
2010). Talas dapat tumbuh baik di daerah tropis dengan
Sumber: matabanua.co.id suhu optimum 25-300C dengan curah hujan 1750 mm
per tahun.
Kandungan Gizi pada Talas
Menurut USDA (2008)

Serat Lemak. Protein.


4.1 gram 0.2 gram 1.5 gram

Vitamin Kalium Kalsium


Potensi Produksi, Kegunaan, Kelebihan, dan
Kekurangan
Potensi Produksi : dapat mencapai 28 ton/ha (Budiyanto 2009)

Kegunaan : sebagai pangan sumber energi, sebagai tepung, bahkan digunakan sebagai
substitusi tepung terigu hingga tingkat tertentu.

Kelebihan : dapat tumbuh baik di daerah tropis dengan suhu optimum 25-30 0C, dapat
dibudidayakan pada berbagai jenis tanah dari dataran rendah hingga dataran tinggi.

Kekurangan : kadar airnya yang tinggi sehingga memiliki umur simpan yang tidak lama. Hal
tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu (Airesa 2015).
5 Sagu

Klasifikasi:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Metroxylon

Spesies : Metroxylon spp.


Deskripsi
Sagu merupakan sebutan bagi pati atau tepung
yang berasal dari pokok batang berbagai macam
pohon palem, terutama dari genus Metroxylon.
Daerah penghasil sagu utama diantaranya: Irian
Jaya, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan
Sumatera (terutama Riau). Sagu yang ditemukan
di bagian barat Indonesia umumnya adalah jenis
M. sagu, sedangkan untuk bagian timur umumnya
M. rumphii (Notohadiprawiro dan Louhenapessy
1992).

Sumber: pelitariau.com
Morfologi
Metroxylon sagu (pohon sagu sejati) merupakan
jenis palem yang memiliki anakan, dan hanya
berbunga sekali untuk setiap batangnya dengan
pembungaan terminal. Batang mencapai 7 – 25
meter. Daun majemuk dengan panjang mencapai
175 cm, jumlah anak daun sekitar 150 – 180. Tinggi
dan lebar pembungaan sekitar 3-7.5 meter, terdiri
dari perpanjangan batang utama dan 15 – 30
cabang yang melengkung ke atas yang tersusun
secara melingkar (spiral) (Schuiling 2009). Sagu
dapat dimanfaatkan menjadi tepung sagu yang
kemudian diolah menjadi berbagai macam
panganan karbohidrat non-biji.

Sumber: lintaspapua.com
Kandungan Gizi pada 100 gram Tepung Sagu
Menurut Djoefri (1999)

Karbohidrat Lemak. Protein.


98.49% 0.23 gram 0.81 gram

Serat Air Kalori


0.23 gram 15.87 gram 357 kkal
Potensi Produksi, Kegunaan, Kelebihan, dan
Kekurangan
Potensi Produksi : 20-40 ton pati/ha/tahun

Kegunaan : sumber karbohidrat yang tinggi, dan dapat dijadikan berbagai macam produk
turunan. Pemanfaatan pati sagu dapat dijadikan beras analog, industri makanan, dan bahan
baku industri.

Kelebihan : produktivitas yang tinggi, karbohidrat tinggi dengan kandungan pati kering 200-
400 kg/ pohon

Kekurangan : kurangnya perhatian pemerintah, terbatasnya pasar bagi pangan sagu dan
produk olahannya, pemanfaatan teknologi pengolahan sagu di tingkat lokal masih
sederhana
Daftar Pustaka
Djoefrie MHB. 1999. Pemberdayaan Tanaman Sagu Sebagai Penghasil Bahan Pangan Alternatif dan Bahan
Baku Agroindustri Potensial Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional. Bogor(ID): Fakultas Pertanian, IPB.

Estiasih T, Putri WDR, Waziiroh E.2017.Umbi Umbian dan Pengolahannya.Malang(ID): UB Press.

Gardjito M, Djuwardi A, Harmayani E.2013.Pangan Nusantara Karakteristik dan Prospek Percepatan Diversifikasi
Pangan Edisi Pertama.Jakarta(ID): Penerbit Kencana.

Gumilar J, Rachmawan O, Nurdiyanti W.2011.Kualitas fisikokimia naget ayam yang menggunakan filer tepung
suweg (Amorphophallus campanulatus Bl).Jurnal Ilmu Ternak.2(1):1-5.

Heriyansyah F, Soetopo L, Saptadi D.2017.Eksplorasi dan identifikasi karakter morfologi tanaman suweg
(Amorphophallus campanulatus Bl) di Jawa Timur.Jurnal Produksi Tanaman.5(3):377-382.

Notohadiprawiro T, Louhenapessy JE. 1992. Potensi sagu dalam penganekaragaman bahan pangan pokok ditinjau
dari persyaratan lahan [internet]. Yogyakarta (ID): Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada; [diakses 2021 Feb 21].
Tersedia pada: http://soil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1992-Potensi-sagu.pdf.

Rosmeri VI, Monica BN.2013.Pemanfaatan tepung umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) dan tepung MOCAF
(Modified Cassava Flour) sebagai bahan substitusi dalam pembuatan mie basah, mie kering, dan mie
instan.Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.2(2):246-256.
Schuiling DL. 2009. Growth and development of true sago palm (Metroxylon sagu Rottbøll) with special
reference to accumulation of starch in the trunk: a study on morphology, genetic variation and
ecophysiology, and their implications for cultivation [disertasi]. Wageningen (NL): Wageningen
University.

Steenis CGGJ. 1981. Flora, untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta (ID): PT Pradnya Paramita.

Suhartini T, Hadiatmi.2010.Keragaman karakter morfologi tanaman ganyong. Buletin Plasma


Nutfah.16(2):118-125.

Suminarti NE. 2010. Pengaruh pemupukan N dan K pada pertumbuhan dan hasil tanaman talas yang
ditanam di lahan kering. J Akta Agrosia. 13(1):1-7.

Sumunar SR, Estiasih T.2015.Umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) sebagai bahan pangan mengandung
senyawa bioaktif : kajian Pustaka.Jurnal Pangan dan Agroindustri.3(1):108-112.

Sunarminto BH.2015.Pertanian Terpadu untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional.Yogyakarta (ID):


Gadjah Mada University Press.

USDA. 2008. Nutrition Fact of wheat flour, white, all-purpose, enriched, bleached [Internet]. [diunduh 2020
Jan 21]. Tersedia pada http://ndb.nal.usda.gov/.

Winarti S, Harmayani E, Nurismanto R.2011.Karakteristik dan profil inulin beberapa jenis uwi (Dioscorea
spp.).Agritech.31(4):378-382.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai