Anda di halaman 1dari 41

 Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman

yang ditunjukkan dengan adanya variasi


makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampi-
lan, jumlah,serta ciri lain
“Yaitu keberagaman makhluk hidup
berdasarkan perbedaan ciri yang
dapat diketahui melalui observasi”

Keanekaragaman
Hayati

Tingkat
Tingkat Genetik Tingkat spesies Ekosistem
Terjadi karena keanekaragaman
susunan gen

Keanekaragaman Memunculkan variasi


Tingkat Genetik antar individu dalam spesies

Menyebabkan tidak ada individu


yang sama persis
Setiap jenis terbentuk atas
pengaruh kandungan
genetik dengan habitatnya

Keanekaragaman
Tingkat spesies

Menunjukan
adanya
jumlah dan
variasi jenis
organisme
Contoh keanekaragaman jenis pada Familia
Arecaceae

Aren Kelapa Pinang Nipah


(Arenga pinnata) (Cocos nucifera) (Arenga catechu) (Nipa fruticas)

Di Pegunungan Di Pantai Di tempat ker- Di Tempat


ing Basah

Ke empatnya menempati habitat yang berbeda


Menggambarkan jenis populasi
organisme dalam suatu wilayah

Keanekaragaman
Ditunjukan dengan adanya Tingkat ekosistem
perbedaan faktor abiotik

Ditunjukan dengan adanya perbedaan


komposisi jenis populasi organisme
Sebagai sumber Pengolahan sampah
plasma nutfah Sarana pengem-
bangan ilmu
pengetahuan, pen-
didikan, rekreasi Nilai sosial dan budaya
dan wisata
Produktivitas eko-
sistem

Perlindungan air Pengatur Iklim


dan tanah
Aktivitas manusia yang menurunkan keanekaragaman hayati

Perusakan habitat dan perubahan tipe tumbuhan


Penggunaan pestisida dan pencemaran lingkungan
Penebangan dan pembukaan hutan
pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati yang berlebihan
Pertambangan dan perburuan liar

 Aktivitas manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati


Pembiakan in situ
yaitu pembiakan makhluk hidup langka dalam habitat aslinya, mis:
mendirikan cagar alam
Pembiakan ex situ
Yaitu pembiakan makhluk hidup langka di luar habitat aslinya, mis:
penangkaran hewan di kebun Binatang
Pengelompokan
makhluk hidup ke dalam Terdiri dari 7 takson
tingkatan tertentu
berdasarkan kesamaan
Regnum / Kingdom
karakter yang dapat
diamati, antara lain: mor- Divisio / Phylum
fologi, sifat genetik dan Classis
tingkah laku Ordo
Tujuan klasifikasi adalah Familia
menyederhanakan Genus
makhluk hidup yang be- Species
ranekaragam
Pengertian Tentang Padi

Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang di dalamnya


berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiap-tiap buku batang tum-
buh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah. Pelepah itu membalut hampir sekelil-
ing batang.
Sebutir padi berisi biji sebutir buah. Buah itu bisaanya disebut beras. Buah
itu mempunyai selaput. Selaput itu banyak berisi zat vitamin, yang sifatnya dapat
menolak penyakit beri-beri. Selaput ini pada beberapa macam padi, mengandung
zat warna: ada yang merah muda, ada yang merah tua dan ada pula yang merah hi-
tam. Jika beras dimasak, zat warna itu meresap ke dalam, sehingga nasi menjadi
berwarna, menurut warna yang dikandung oleh selaput beras itu
Klasifikasi Tanaman Padi
Tanaman padi merupakan tanaman semusim. Termasuk golongan rumput-
rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
 Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan yang sangat
penting karena hingga kini, jagung merupakan makanan peng-
ganti beras sebagian penduduk Indonesia. Selain itu jagung juga
merupakan komoditas strategis karena mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kestabilan ekonomi. Hal ini dipicu oleh se-
makin bertambahnya permintaan jagung akibat semakin
meningkatnya kemampuan teknik dalam pembuatan bahan
makanan dan minuman, serta jagung juga dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan bahan baku industri. Selain itu produksi
sampingan berupa batang, daun, dan kelobot dapat juga diman-
faatkan sebagai mulsa organik ataupun bahan pupuk kompos
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman
yang termasuk ke dalam famili Graminae, termasuk dalam
tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta), sedan-
gkan bijinya tertutup oleh bakal buah sehingga termasuk
dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae),
dimasukkan ke dalam kelas Monocotyledoneae, ordo Gram-
inaceae dan digolongkan ke dalam genus Zea dengan nama
ilmiah Zea mays.
Kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine
soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati
bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah,
yaitu Glycine max (L.) Merrill. Tanaman kedelai umumnya
tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman
semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh kompo-
nen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji se-
hingga pertumbuhannya bisa optimal
 Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup
penting di Indonesia. posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai
dan kacang tanah.

Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih ku-
rang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang di-
capai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau ini
harus dikerjakan beberapa kali.

Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki


kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya
tinggi dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasca panen.
 Tumbuhan rumput teki dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,
berikut klasifikasi dari rumput teki.
 Kingdom : Tumbuhan atau Plantae
 Subkingdom : Tumbuhan pembuluh atau Tracheobionto
 Super Divisi : Tumbuhan menghasilkan biji atau Spermatophyta
 Divisi : Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta
 Kelas : Tumbuhan monokotil atau Liliopsida
 Sub Kelas : Commelinidae
 Ordo : Cyperales
 Famili : Cyperaceae
 Genus : Cyperus
 Spesies : Cyperus rotundus L
 Rumput teki termasuk dalam rumput semu menahun.
 Memiliki ketinggian antara 1 – 100 cm.
 Batang rumputnya membentuk segitiga menajam kearah atas.
 Memiliki daun antara 4 – 10 helai dan terkumpul di pangkal batang.
 Akar dan pelepah daunnya tertutup oleh tanah, helaiian daun seperti pita yang
bersilang berjajar, permukaan atas berwarna hijau mengkilat dan memanjang
antara 10 -30 cm dengan lebar mencapai 3 – 6 cm.
 memiliki allelophat yang dapat membunuh tumbuhan lainnya.
 Perbungaan tumbuhan rumput teki adalah bunga majemuk berupa bulir dan
berjumlah sekitar 7 – 25 bunga, dengan bentuk seperti payung serta memiliki
warna kuning atau kuning kecoklat-coklatan.
 Memiliki umbi yang menjalar, berbentuk kerucut besar pada pangkalnya,
memiliki rambut halus, berwarna kecoklatan, dan biasanya berkumpul berupa
rumpun.
 Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
 Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
 Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
 Divisi : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )
 Sub Kelas : Rosidae
 Ordo : Fabales
 Famili : Fabaceae ( suku polong – polongan )
 Genus : Mimosa
 Spesies : Mimosa pudica Duchass. & Walp
1. Daun
Daun putri malu berupa daun majemuk yang menyirip ganda dua sempurna. Jumlah anak daun sirip berk-
isar 5 – 26 pasanga, helaian dain anak berbentuk memanjang sampai lanset, ujung meruncing, pangkal
memundar, bagian tepi merata. Jika di raba bagian permukaan atas dan bawah halus dan terasa licin, pan-
jang daun 6 – 16 mm, lebar  1-3 mm. Daun berwarna hijau, tetapi pada bagian tepi daun berwarna keung-
guan. Bila daun disentuh akan menutup dengan cepat dan akan normal kembali setelah beberapa menit.
2. Batang
Batang tumbuhan putri malu berbentuk bulat, sleuruh batang di selimuti oleh duri yang menempel, dengan
panjang yang beragam tergantung dengan pertumbuhan putri malu. Batang tumbuhan ini lunak, tidak ter-
lalu kuat, permukaan kasar dan juga berwarna kehijauan ungguan. Biasanya batang juga akan tumbuh
mring kepermukaan tanah atau mengarah kebawah.
3. Akar
Perakaran tumbuhan putri malu sangat berbeda dengan jenis tumbuhan lainnya, perakaran tumbuhan putri
malu berserabut, berwarna kecoklatan, tumbuh menyebar di permukaan media tanah, dan mencapai
kedalaman 30 – 60 cm bahkan lebih. Perakaran tumbuhan putri malu ini jika dilakukan pencabutan akan
berbeda dengan jenis tumbuhan lainnya, yaitu tidak terangkat semua melainkan satu persatu akan
terangkat kepermukaan tanah.
4. Bunga
Bunga tumbuhan putri malu berbentuk bulat, hampir menyerupao bola dan tidak memiliki
mahkota atau kelopak bunga besar seperti bunga pada jenis tumbuhan lainnya. Akan tetapi
kelopak pada tumbuhan ini jauh lebih kecil, dan bergerigi seperti selaput putih, serta memi-
liki tabung mahkota yang berukuran kecil juga dan bertajuk empat.
5. Buah
Buah tumbuhan putri malu bentuk polong, pipih, bergaris dan berukuran sangat kecil jika
dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya. Buah ini berwarna kehijauan jika masih
muda dan sudah tua berwarna kecoklatan.
6. Biji
Biji tumbuhan putri malu berbentuk bulat, pipih dan berukuran sangat kecil. Dalam satu
buah biji yang ada di dalamnya ada sekitar beberapa saja, yang berwarna kehitaman atau
kecoklatan. Biji pada tumbuhan ini juga merupakan biji tertutup dan dapat berkembangbiak
melalui biji.
 Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Orde : Asterales
Family : Asteraceae/Compositae
Trive : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum Conyzoides
 Daun : Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun bulat
telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 – 10 cm, lebar 0,5 – 6
cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah
daun, warna hijau.

Batang : Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.

Bunga : Kecil, berwarna putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk
malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6 – 8 mm, den-
gan tangkai yang berambut.

Buah : Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.

Tinggi : ±30 – 90 cm dan bercabang

Habitat : Tumbuh di ketinggian 1 sampai 2100 meter di permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah,
ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Asteridae
Ordo               : Asterales
Famili             : Asteraceae
Genus             : Mikania
Spesies           : Mikania micranth
 Batang M. micrantha tumbuh menjalar berwarna hijau muda,
bercabang dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Panjang
batang dapat mencapai 3-6m. Pada tiap ruas terdapat dua
helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga.
 Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan pan-
jang daun 4-13cm dan lebar daun 2-9cm.  Permukaan daun
menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi. 
 Bunga tumbuh berwarna putih, berukuran kecil dengan pan-
jang 4.5-6mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung
tunas. Biji dihasilkan dalam jumlah besar, berwarna coklat
kehitaman dengan panjang 2mm.
 Kingdom /Kerajaan         : Plantae
 Divisi                                : Magnoliophyta
 Class                                 : Liliopsida
 Ordo                                  : Poales
 Famili                                : Poaceae
 Genus                                : Imperata
 Spesies                              : Imperata Cylindrica
 Tumbuh dengan cara berumpun dan tunas batang (yang membawa bunga)
 Akar berbentuk rimpang dan menjalar menembuh tanah yang dalam
 Batang berbentuk silindris (2-3mm)
 Daun berwarna hijau, bagian tepiannya bergeri halus dan terasa kasar bila diraba
 Bunganya berbentuk malai dengan bulir bunga yang tersusun rapat dengan ben-
tuk ellips meruncing.
 Rumput Alang-Alang dapat dijadikan sebagai hijauan pakan ternak alternatif
yang tumbuh menahun yang tersebar luas di Indonesia.  Bagi dunia pertanian,
rumput ini dianggap sebagai gulma karena dapat merusak tanaman yang sengaja
ditanam. Namun demikian rumput alang-alang memiliki potensi lain yakni seba-
gai energi terbarukan berupa bioethanol sebab mempunyai kandungan selulosa
lebih dari 40 %.  Selain itu kegunaan lainnya pada akarnya banyak dijadikan se-
bagai bahan pembuatan obat.
Kingdom     : Plantae – Tumbuhan
Divisi           : Spermatophyta
Sub Divisi   : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledonae
Bangsa       : Myrtales
Suku            : Melastomaceae
Marga         : Melastoma
Jenis           : Melastoma polyanthum Bl.
Habitus : Perdu, tinggi ± 4 m.

Batang : Berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik, percabangan simpodial, coklat.

Daun : Tunggal.bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.

Bunga : Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal,
ujung meruncing, daun pelindung
bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm,
merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sam-
pai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu.
Buah : Buni, bulat telur, merah.
Biji : Kecil, merah.

Akar : Tunggang, coklat.

Distribusi/Penyebaran : Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir hutan, se-


mak belukar dan tepi jurang

Habitat : Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m dpl. Tanaman pisang
menyukai daerah yang panas, subur atau sedikit berbatu, dekat pembuangan sampah.

Khasiat : Daun Melastoma polyanthum berkhasiat sebagai obat mencret, obat kepulihan, obat
radang usus dan obat sanawan. Akar dan getah tanaman tersebut untuk mengobati kejang dan
ayan. Untuk obat mencret dipakai ± 2 gram daun muda segar Melastoma polyanthum, dicuci,
ditambah gararn dapur secukupnya dikunyah dan airnya ditelan.

Kandungan kimia : Daun Melastoma polyanthum mengandung saponin, tlavonoida dan tanin.

Manfaat tumbuhan dalam keadaan darurat : Buah harendong gede yang sudah masak
berwarna hitam merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis.
Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, lepis yang be-
rarti “sisik”, dan pteron yang berarti “sayap”. Jadi Lepi-
doptera dapat diartikan sebagai “serangga bersayap sisik”.
Karakteristik utama dari kelompok Lepidoptera ini me-
mang adalah adanya sisik (scales) yang menutupi tubuh
dan sayapnya, dan juga adanya probosis atau mulut
penghisap yang dapat tergulung. Sisik-sisik tubuhnya yang
telah termodifikasi menjadi seperti bulu itu membuat
kelompok ini mempunyai warna yang beraneka ragam.
 Lepidoptera merupakan jenis serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna, dimana siklus hidupnya dimulai dari
telur, kemudian berlanjut ke tahapan larva dimana larva
mempunyai bentuk dan sifat yang sangat berbeda dengan
serangga dewasa. Setelah melewati tahapan larva, serangga
akan memasuki tahapan pupa (kepompong), dan terakhir
menjadi imago (serangga dewasa).
 Larva dari kelompok Lepidoptera ini dikenal dengan nama
ulat (caterpillars), sedangkan pupa atau kepompongnya dise-
but dengan nama krisalis (chrysalis) untuk pupa kupu-kupu,
 dan kokon (cocoons) untuk pupa ngengat.
 Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-
kupu malam berdasarkan waktu aktif dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-
kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat
kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristi-
rahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hing-
gap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya
memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap,
kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini se-
lalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat di-
jadikan pegangan yang pasti.
 Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara
enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan
telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air
menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang
agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di
dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar
dari air sebagai capung dewasa.
 Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah
permukaan air, dengan menggunakan insang internal untuk bernapas. Tempayak
dan nimfa capung hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung
yang berukuran besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak
ikan. Setelah dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bu-
lan.
Capung jarum adalah serangga yang termasuk ke dalam
ordo Odonata, subordo Zygoptera. Jenis-jenis capung bi-
asanya dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu ca-
pung atau sibar-sibar dan capung jarum. Capung jarum
memiliki ciri-ciri unik yang membuatnya mudah
dibedakan dari jenis capung lainnya, yaitu bentuk tubuh
yang ramping seperti jarum dan posisi sayap tegak ke
atas saat istirahat. Capung jarum sering ditemukan di sek-
itar kolam, rawa, hutan, dan sawah.
Ciri-ciri umum
Capung jarum memiliki bentuk tubuh yang panjang dan kurus ramping seperti
jarum. Sayap capung jarum selalu dalam posisi tegak menyatu di atas pung-
gungnya saat beristirahat atau hinggap pada ranting tanaman.
Siklus hidup capung jarum bermula dari telur. Umumnya setelah 2 hari, telur
akan menetas dan larva keluar meninggalakn cangkangnya. Kemudian larva
akan bertumbuh menjadi nimfa dan pada akhirnya menjadi capung arum de-
wasa. Capung jarum dewasa memiliki warna tubuh hijau kekuningan dan hi-
tam.

Habitat
Habitat capung jarum tersebar luas mulai dari sepanjang aliran air, kolam,
rawa, hutan, sawah, hingga pekarangan rumah. Capung jarum dapat dite-
mukan di pantai ataupun daerah dengan ketinggian 3.000 meter di atas per-
mukaan laut.

Anda mungkin juga menyukai