Anda di halaman 1dari 19

KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Keseragaman dan Keberagaman Makhluk Hidup


Keanekaragaman hayati adalah
suatu istilah pembahasan yang mencakup
semua bentuk kehidupan, yang secara
ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala
organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme serta ekosistem dan
proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Keanekaragaman hayati disebut juda biodiversitas. Kata ini merupakan
serapan langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman hayati merupakan
himpunan seluruh populasi penghuni biosfer. Adapun biosfer sendiri berarti seluruh
wilayah udara, tanah, dan air tempat makhluk hidup tinggal. Saat ini biosfer kita
dihuni oleh sekitar 80 juta spesies makhluk hidup. Perbedaan diantara makhluk hidup
tersebut bisa terjadi akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah,
penampilan tekstur dan sifat-sifat lainnya. Hal-hal inilah yang menyebabkan makhluk
hidup penghuni biosfer kita sangat beranekaragam. Penyebab utama
keanekaragaman makhluk hidup ini adalah gen.
B. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman genetik (genetic diversity) adalah Jumlah total informasi
genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme
yang mendiami bumi.
Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan
sifat organism. Keanekaragaman gen inilah yang menyebabkan variasi antar individu
sejenis. Karena gen berperan dalam mengatur dan mengendalikan sifat atau
penampilan suatu makhluk hidup.
Perbedaan variasi yang menyebabkan sifat yang tidak tampak (fenotipe) pada
setiap mekhluk hidup menjadi berbeda. Variasi makhluk hidup dapat terjadi akibat
perkawinan sehingga susunan gen keturunannya berbeda dari susunan gen induknya.
Selain itu, variasi makhluk hidup dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan
lingkungan. Akibatnya dua makhluk hidup yang sama susunan gennya belum tentu
mempunyai fenotip yang sama.
Pada hewan kita dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam
ras, dan ayam lainnya. Maka akan terlihat keanekaragaman sifat, antara lain pada
bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).

Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam

Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu
penyebab terjadinya keanekaragaman tingkat gen. Keturunan dari hasil perkawinan
memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya.
Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan
keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang
terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami
adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan,
seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang
tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya
(genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui
perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati pada tabel berikut:
No. Mangga Bentuk Buah Rasa aroma
1. Golek lonjong panjang manis tidak wangi
2. Kuini bulat telur, besar manis wangi
3. Gedong bulat, kecil lebih manis tidak wangi
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-
sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam,
putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut
(ikal, lurus, keriting).
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies
Keanekaragaman spesies (species diversity); Keaneraragaman organisme
hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru
dipelajari. Keanekaragagamanhayati tingkat spesies dapat diamati pada tingkat
takson yang lebih tinggi dari spesies seperti genus dan familia. Keanekaragaman
hayati antar spesies mudah diamati karena perbedaannya mencolok. Sebagai contoh
keaneakaragaman antar kelapa, kurma dan sagu.meskipun tumbuh-tumbuhan itu
merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman, masing-masing memiliki fisik
yang berbeda.
Dapat kita lihat contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain;
kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-
kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara
mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya.
Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup
(tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji,
serta rasanya yang berbeda.

Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan

Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, akan


kita temukan hewan-hewan seperti harimau, singa, citah dan kucing.
Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada hewan (a) harimau, (b) singa, (c) kucing dan (d)
citah.
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae,
tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok.
Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta
lingkungan hidupnya.
Perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini :

No. Ciri-ciri Kucing Harimau Singa Citah

1. Ukuran tubuh Kecil Besar Besar Sedang


2. Warna bulu Hitam, putih, Hitam, putih, Hitam, putih, Hitam/
kuning kuning kuning putih
3. Tempat hidup Hutan, rumah Hutan Hutan Pohon

Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan
dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang,
daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada
tabel pengamatan berikut ini.

No Ciri-ciri Kelapa Aren Pinang Lontar

1. Tinggi >30m 25m 25 15-30m


Batang

2. Daun -Panjang tangkai daun -Panjang Tangkai -Panjang tangkai daun


75-150cm tangkai daun daun 100cm
-Helaian daun 5m, 150cm pendek -Helaian daun bulat,
ujungruncing dan tepi daun bercangap
keras menjari

3. Bunga Tongkol Tongkol Tongkol Bulir

Gambar 2. Keanekaragaman pada suku Palmae


Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau
variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku
Felidae. Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat
jenis. Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar
yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan
lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai
yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler)
yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya,
batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Adapula faktor
kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau
bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen
biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula. Di dalam ekosistem, seluruh
makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik,
baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau
komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di
dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat
ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang
menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra
(c) gurun pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim
menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya
matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-
jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah
dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya
jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di
daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai
untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing
hutan, dan rusa kutub.
Keanekaragaman tingkat ekosistem dapat kita lihat seperti contoh berikut ini:
a. Ekosistem lumut
Ekosistem lumut didominasi oleh tumbuhan lumut dan terletak di daerah
bertemperatur rendah, misalnya di puncak gunung dan di kutub. Hewan yang
terdapat di daerah tersebut adalah hewan yang berbulu tebal.
b. Ekosistem hutan berdaun jarum
Ekosistem hutan berdaun jarum didominasi oleh pohon berdaun jarum dan
terletak di daerah pegunungan. Ciri ekosistem ini antara lain umumnya berada
di daerah beriklim sedang (sub tropis) yang bersuhu dingin. Hewan di daerah ini
antara lain beruang.
c. Ekosistem hutan hujan tropis
Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dengan ciri ditumbuhi
bermacam-macam pohon terutama tumbuhan epifit, misalnya Liana dan Lumut.
Hewan yang terdapat dalam ekosistem ini antara lain Kera dan Burung.
d. Ekosistem padang rumput
Ekosistem padang rumput didominasi oleh rumput dan terdapat pada daerah
yang beriklim kering, dengan ketinggian antara 3600 – 4100 m. Hewan yang
hidup dalam ekosistem ini antara lain mamalia besar, herbivor serta karnivor.
e. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai di dominasi oleh formasi pes caprae dan formasi barring –
tonia yang berbentuk pohon atau perdu. Hewan yang ada antara lain kepiting,
serangga, burung pantai dan lain-lain.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki
flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam.
Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan
membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat
ekosistem. Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai
variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang
berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen,
keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem.
Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah
spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian
keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-
komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut
dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya
gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-
lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem, antara lain
penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan
dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat
ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat
memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat
ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami.
C. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan
karakteristik wilayah dan persebaran organismenya. Keanekaragaman hayati di
Indonesia disebut juga sebagai “Mega Biodiversity” atau “Megadiversity”. Menurut
teori stabilitas iklim, area yang memiliki stabilitas iklim yang tinggi akan memiliki
diversitas yang lebih tinggi dibanding dengan area yang stabilitas iklimnya rendah.
Sedangkan teori area menjelaskan bahwa area yang luas memberikan kesempatan
untuk peningkatan isolasi antar populasi. Menurut kedua teori tersebut, Indonesia
memenuhi kriteria keduanya, yaitu:
1. Memiliki iklim yang stabil
2. Memiliki area yang luas dengan iklim yang serupa
Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi antara lain:
1) Merupakan negara kepulauan
2) Terbagi menjadi 2 zone biogeografi, yakni wilayah oriental dan wilayah australia
3) Karena lautnya luas, indonesia memiliki pantai dengan hutan bakau yang terluas
dan terkaya jenis flora dan faunanya.
4) Banyak pulau yang tersebar di nusantara ini terisolasi beribu-ribu tahun, sehingga
tingkat endemisnya tinggi.
Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan
karakteristik wilayah dan persebaran organismenya.
1. KEANEKARAGAMAN JENIS BERDASARKAN KARAKTER WILAYAH
Secara umum, Indonesia termasuk kedalam wilayah tropika dengan kondisi
tanah yang baik, basah, dan hampir tidak ada musim kering. Musim kering di daerah
tropik adalah musim dengan curah hujan terendah. Berdasarkan perkembangan
wilayah tropik, Indonesia merupakan wilayah perkembangan dari zone malaya dan
termasuk wilayah hutan tropik basah klimaks alami. Sedangkan apabila dilihat secara
geografis, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda,
yakni sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Ini menyebabkan Indonesia memiliki
banyak gunung berapi. Maka dapat disimpulkan karakter iklim tropik sebagai berikut:
a. Di beberapa daerah hujan turun setiap siang dan malam sepanjang tahun,
diselingi satu atau dua musim kering.
b. Kelembaban nisbi cenderung tinggi, biasanya melebihi 80%.
c. Pohon-pohon memiliki tajuk pohon (kanopi) berbentuk payung, menjadi tempat
yang subur bagi kehidupan hewan.
d. Terjadinya keanekaragaman hewan di setiap daerah
e. Suhu relatif tinggi dan seragam, rata-rata tahunan 25-260C
(1) KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DI HUTAN TROPIS BASAH
Tumbuhan utama menyusun hutan tropik basah di Indonesia terbagi
atas 7 kelompok berikut:
1) Pohon-pohon hutan
Pohon-pohon ini untuk mudahnya disebut atap atau kanopi. Kanopi
dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. Tingkat tertinggi (A), pohon yang tertinggi yang jarak sesamanya saling
berjauhan
b. Tingkat kedua (B), merupakan pohon-pohon dengan tinggi yang khas
menjulang antara 15-30 m
c. Tingkat ketiga (C), biasanya kecil dan langsing, tinggi umumnya 5-15 m

2) Terna dan semak


Ada bagian hutan yang tajuknya tidak begitu lebat. Di daerah ini
cahaya dapat menembus lantai hutan, sehingga dapat menyebabkan
berkembangnya vegetasi tanah berwarna hijau yang mandiri. Contohnya
terna: paku-pakuan, paku lumut, dan tumbuhan berkayu.
3) Tumbuhan memanjat atau Liana
Tumbuhan pemanjat merupakan tumbuhan yang tetap hijau, tetapi
tidak mandiri, bergantung pada penunjang dari luar. Jumlah banyak
sedikitnya Liana menunjukan ciri khas hutan tropika.
4) Epifita
Epifita adalah tumbuhan yang tumbuh melekat pada batang, cabang,
daun-daun pohon, semak dan Liana. Epifita dapat dibedakan dalam dua tipe
utama, yaitu:
a. Epifita yang bersifat ekstrim xerofit, hidup pada bagian paling ujung
cabang-cabang dan ranting-ranting pohon yang besar.
b. Epifita matahari, biasanya bersifat xeromorfik, hidup di bagian tengah
tajuk inangnya, contohnya Bilbergia sp.
5) Parasit
Parasit terdir dari dua kelompok, yaitu parasit akar dan hemiparasit
(setengah parasit). Parasit akar tunbuh diatas tanah, sedangkan hempiarasit
tumbuh sebagai benalu. Parasit akar contohnya tumbuhan Rafflesia
manillana, parasit pada akar Liana Cissus. Contoh hemiparasit, benalu
Viscum orientale yang akarnya merupakan alat penghisap tunggal.
(2) KEANEKARAGAMAN DI HUTAN MUSIM
Hutan musim yaitu daerah yang musim hujannya diselingi masa
kekeringan yang nyata. Vegetasinya tidak begitu lebat, pohon-pohon
penyusunnya lebih berjauhan dan dalam musim kering kebanyakan pohon
menggugurkan daunnya contohnya adalah tumbuhan berumbi lapis, jenis-jenis
terna dan semak.
(3) KEANEKARAGAMAN DI LAHAN HUTAN SABA
Daerah ini memiliki masa tanpa hujan jauh lebih panjang dan curah
hujan tahunannya lebih rendah daripada hutan tertutup. Vegetasinya bersifat
terbuka dan tampak seperti taman mislanya rumput, sangat miskin liana dan
epifita. Di padang sabana, tumbuhan yang banyak ditemukan bersifat xerofit,
suatu adaptasi tehadap kekeringan.
2. KEANEKARAGMAN HAYATI BERDASARKAN ORGANISME
Alfred wallace meneliti fauna yang ada di indonesia dan dengan tegas
Wallace menyimpulkan bahwa hewan-hewan yang ada di indonesia menunjukkan
pula jenis wilayah persebarannya. Wallace membuat batas antara indonesia bagian
barat(oriental) dan indonesia bagian timur (Australia) yang masing-masing ditandai
oleh fauna yang khas. Sementara itu, menurut garis weber, diantara wilayah barat
dan timur terdapat zona peralihan.
a. Persebaran fauna di wilayah indonesia barat (oriental)
Bagian barat wilayah indonesia yang termasuk paparan sunda memiliki fauna tipe
oriental, contohnya berbagai jeinis kera, gajah, harimau, tapir, badak, kerbau liar,
babi hutan serta rusa. Wilayah indonesia bagian barat yang termasuk wilayah
oriental melipiuti sumatera, jawa, kalimantan, bali.
1) Sumatera memilik hewan-hewan khas seperti gajah, tapir, badak bercula dua,
2) harimau, siamang, dan orang hutan.

(
a

(a)Badak Sumatera (b) Gajah Sumatera


3) Jawa memiliki badak bercula satu, harimau, dan banteng.
4) Kalimantan memiliki badak bercula dua, macam tutul, orang utan, kera
berhidung panjang dan beruang madu.

b. Persebaran fauna di wilayah indonesia timur (australia)


Bagian timur wilayah indonesia di tempati fauna tipe australia yang terdiri atas
burung-burung dengan warna mencolok, misalnya kasuari, nuri, cendrawasih, dan
merpati berjambul; serta beberapa hewan berkantung misalnya kanguru wallabi
dan kanguru pohon. Di bagian tengah, misalnya sulawesi, terdapat hewan yang
khas yaitu anoa, dan di pulau komodo terdapat komodo.
c. Zona peralihan antar oriental dan australia
Menurut weber, bagian pulau indonesia yang merupakan daerah peralihan
bertahap antara kawasan australia dan oriental adalah sulawesi. Contohnya
seperti monyet sulawesi, burung maleo, kus-kus dan duyung.
d. Flora Malesiana
Flora malesiana meliputi tumbuh-tumbuhan yang terdapat di wilayah indonesia,
malaysia, filipina, papua nugini, dan kepulauan solomon. Karena
keanekaragamannya tinggi, maka dapat dikatakan bahwa flora malesiana
merupakan sumber plasma nutfah. Tumbuhan khas malesiana yang terkenal
adalah Rafflesia arnoldi. Dan di papua ditemukan pohon buah khas yang disebut
matoa (Pometia pinnata).
3. KEANEKARAGAMAN PERAIRAN DI INDONESIA
Negara indonesia meliputi daratan, dan perairan yang sangat luas. Perairan
indonesia memiliki keanejaragaman hewan dan tumbuhan yang menambah
kekayaan biodiversity indonesia. Perairan indonesia diantaranya hutan mangrove dan
terumbu karang.
a. Hutan mangrove (hutan bakau)
Hutan mangrove di indonesia dikenal dengan hutan bakau. Hutan bakau hanya
terdapat di pantai-pantai daerah tropis dan sub tropis. Seluruh komunitas hutan
bakau dapat hidup di lingkungan berair payau sampai asin. Pada salinitas payau 2-
22 ppm, sedangkan air asin salinitasnya sampai 38 ppm. Hutan bakau merupakan
ekosistem yang memiliki kekayaan spesies yang tinggi, yang pernah tercatat di
indonesia memilki 89 spesies pohon, 5 palem, 19 liana, 44 herba tanah, 44 epifit,
dan 1 sikas. Diantara semuanya, hanya 47 macam yang benar-benar spesifik
tumbuhan hutan bakau. Keanekaragaman fauna di hutan bakau juga cukup tinggi,
terdiri dari hewan aquatik, seperti ikan, udang, kepiting dan kerang. Serta hewan
terestrial, seperti insecta, ular, monyet, burung, babi liar, kelelawar dan bekatan.
Indonesia memiliki kawasan hutan bakau terluas di dunia, tetapi saat ini luas
tersebut telah enyusut akibat dibangunnya pertambakan, lahan pertanian dan
pemukiman. Hutan bakau berperan sebagai penyangga ekosistem laut maupun
darat. Secara fisik hutan bakau berfungsi menjaga garis pantai, mempercepat
pembentukan lahan baru, pelindung terhadap gelombang dan arus, mendaur
ulang unsur penting seperti nitrogen dan sulfur. Sedangkan secara bioloigis, hutan
bakau berfungsi sebagai tempat asuhan dan berkembang biak bagi berbagai
spesies ikan, udang dan binatang lainnya.
b. Terumbu karang

Terumbu karang di indonesia merupakan terumbu karang terluas di daerah tropis


dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Terumbu karang indonesia di huni
oleh ±2000 jenis ikan. Terumbu karan terdapat di perairan tropis, dan sub tropis
yang dangkal. Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling produktif.
Di indonesia terumbu karang memiliki sekitar 350 spesies karang keras, kerangka
hewan karang berfungsi sebagai tempat berlindung atau tempat menempelnya
biota laut.
4. KEANEKARAGAMAN INDONESIA DENGAN NILAI TERTENTU
Sebagai gudang keanekaragaman hayati, indonsia banyak disorot oleh
berbagai kalangan yang berkepentingan dengan flora dan fauna indonesia, terutama
yang bersifat endemik pada dasarnya, semua hayati di dunia memiliki nilai tertentu
yaitu, nilai ekonomi langsung dan nilai ekonomi tidak langsung
a. Nilai ekonomi langsung
Nilai ekonomi langsung meliputi nilai kegunaan konsumtif, dan nilai kegunaan
produktif. Nilai kegunaan konsumtif diberikan untuk hayati yang di konsumsi
masyarakat lokal yang tidak terlihat di pasar nasional maupun internasional.
Hayati yang di konsumsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tradisional di negara berkembang, yaitu untuk kayu bakar, sayur-sayuran, buah-
buahan, daging, obat-obatan, tali temali dan bahan bangunan.
Nilai kegunaan produktif, yaitu nilai untuk hayati yang di ambil di alam dan di jual
ke pasar pada tingkat nasional maupun internasioanl. Hayati dengan nilai
kegunaan produktif digunakan untuk bahan-bahan obat, bahan bangunan,
industri pakaian, perhiasan dan keperluan lainnya.
b. Nilai ekonomi Tidak langsung
Nilai ini diberikan untuk berbagai jasa lingkungan yang kita nikmati tanpa melalui
penggunaan secara langsung contoh :
1. Orang hutan untuk kebun binatang, sebagai kebutuhan rekreasi dan
okoturisme.
2. Aneka jenis burung endemik, misalnya cendrawasi, jalak bali, elang jawa,
burung hantu untuk ekoturisme dan rekreasi serta nilai pendidikan dan ilmiah.
3. Ayam pelung berbagai jenis ular untuk ekoturisme, rekreasi serta nilai
pendidikan dan ilmiah.
4. Komodo dan maleo, untuk pendidikan dan ilmiah.
5. Damar, rasa mala, berbgai pohon kayu lainnya sebagai pelindung sumber air
dan tanah pengatur iklim dan monitor lingkuangan.
6. Anggrek, bunga bangkai (Amorpophalus titanum), kantung semar (nepenthes),
teratai, mawar melati padema (Rafflesia arnoldi) dan bunga lainnya untuk
rekreasi, tanaman hias ekoturisme, pendidikan, dan ilmiah.
5. Nilai Pilihan
Nilai pilihan dari spesies adalah potensi suatu spesies dalam memberikan
keuntungan ekonomi bagi masyarakat suatu saat di masa depan. Untuk itu
dilakukanlah telaah daya guna keanekaragaman hayati dikenal dengan istilah
biodeversity prospekting, yaitu penalahan potensi jenis tumbuhan dan satwa liar
beserta gen dan produk kimiawinya yang berdaya guna.
6. Nilai Eksistensi
Nilai eksistensi merupakan nilai keberadaan spesies. Saat ini di seluruh dunia,
orang peduli terhadap kehidupan liar dan sangat prihatin atas perlundungannya
contohnya komodo, anoa, cendrawasi, kaka tua, orang hutan, harimau, tapir,
rafflesia arnoldi, adelweiss, anggrek, dan masih banyak lagi.
D. ANCAMAN TERHADAP BIODIVERSITAS
Pada abad sekarang manakala manusia sudah mengikuti arus industrialisasi
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya banyak kegiatan yang tapa sadar mengan cam
kelestarian biodiversitas berikut ini dapat kita simak beberapa hal tersebut :
1. Perusakan, Fragmentasi, dan pemusnahan habitat.
2. Masuknya jenis hewan dan tumbuhan baru pada suatu habitat tanpa penelitian
dan pengembangan ( Litbang) yang saksama.
3. Pengguanaan yang berlebihan jenis tumbuhan dan hewan pada suatu habitat.
4. Pencemaran (Air, tanah, dan udara ) dalam ekosistem.
5. Perubahn iklim global (pemanasan bumi).
6. Perkembangan industri pertanian dan industri perhutanan.
7. Penambangan logam dan pemanfaatan biota laut.
E. UPAYA PELESTARIAN KEANEKA RAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di indonesia yaitu sebagai
berikut :
1. Budidaya atau pemuliaan hayati di bidang pertanian, perkebunan perikanan,
peternakan, dan sebagainya.
2. Pelestarian hayati meliputi upaya insitu dan eksitu.
a. Pelestarian secara insitu melindungi sumberhayati meliputi sumber aslinya.
b. Pelestarian secara eksitu merupakan bentuk perlindungan keanekaragaman
hayati indonesia dengan cara memindahkan hewan atau tumbuhan ketempat
lainnya yang cocok bagi kehidupannya
3. Perlindungan alam dengan tujuan tertentu
Macam-macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah sebagai
berikut:
a. Pelindungan geologi, merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi
formasi geologi.
b. Perlindungan alamn botani, bertujuan melindungi komunitas tumbuhan
tertentu.
c.Perlindungan alam zoologi, bertujuan melindungi hewan langka serta
mengembangbiakannya dengan car memasukkan hewan ke daerah lain.
d. Pelindungan alam antropologi, pertujuan melindungi suku bangsa yang
terisolir.
e. Perlindungan pemandangan alam, bertujuan melindungi keindahan alam suatu
daerah.
f. Perlindungan monumen alam, bertujuan melindungi benda-benda alam
tertentu.
g. Perlindungan suaka mrga satwa, bertujuan melindungi hewan yang terancam
punah
F. Perubahan Iklim dan Keanekaragaman Hayati
Selama satu dekade terakhir ini, perubahan pola hujan di dunia, berbagai
bencana alam yang melanda, naiknya permukaan air laut, es yang meleleh di kutub
maupun di berbagai belahan dunia lainnya, hingga pemutihan (bleaching) yang
terjadi di daerah-daerah terumbu karang. Semua ini adalah tanda-tanda nyata
terjadinya perubahan iklim yang tidak mungkin disangkal lagi dan berdampak
terhadap beragam ekosistem dan segala kehidupan di dalamnya, termasuk
kehidupan kita, umat manusia.
Terbukti memang, revolusi industry selama dua abad terakhir menjadi
pemicu utama bertambahnya gas-gas rumah kaca di atmosfir planet ini. Gas rumah
kaca yang tadinya bersifat alami, alias berasal sepenuhnya dari alam, kini ditambah
dalam jumlah besar oleh gas-gas yang diproduksi manusia. Belum lagi gas-gas rumah
kaca akibat konversi berbagai lahan menjadi areal perkebunan, pertanian,
peternakan, pemukiman dan pembangunan kawasan urban. Padahal seharusnya
masing-masing lahan ini justru merupakan ekosistem unik yang bisa menjaga
keseimbangan alam dan memberikan “jasa-jasanya” kepada manusia berupa air
bersih, kemampuan mengontrol erosi, produksi oksigen, penyerap karbon dan juga
pemandangan indah yang dapat dimanfaatkan sebagai aset pariwisata.
Simak tabel yang berisi susunan gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir
akibat aktivitas manusia, serta lama “hidupnya” di atmosfir.
Gas Rumah Dari Industri Dari Konversi Umur di Perbandingan
Atmosfir dengan CO2
Kaca Lahan

Karbon dioksida Pembakaran minyak Penebangan dan (5-2000) th (1)


(CO2) bumi dan pabrik pembakaran hutan
semen
Metana (CH4) Sampah, tambang Konversi lahan 12 tahun 23
batu bara dan gambut, pertanian
produksi gas alam dan peternakan
Dinitro oksida Pembakaran minyak Penggunaan pupuk 114 tahun 296
(N2O) bumi dan produksi dan pembakaran
asam nitrogen biomassa
Hidrofluorokarb Proses industri / - 260 tahun 120-12000
on (HFC) pabrik
Perfluorokarbon Proses industri / - 10.000 5.700-11.900
(PFC) pabrik tahun
Sulfur Transmisi dan - 3200 tahun 22.200
heksafluorida system distribusi
(SF6) listrik

Mengacu pada tema pelatihan ini, maka strategi difokuskan pada mitigasi
dan adaptasi kita terhadap emisi karbon kita yang notabene merupakan gas rumah
kaca dengan jumlah terbesar di atmosfir saat ini. Tanpa langkah-langkah
penanggulangan yang tepat, jumlah karbon dioksida (CO2) di atmosfir diprediksikan
dapat mencapai 600 hingga 1500 ppm (parts per million) pada tahun 2100. Padahal,
batas yang mampu ditoleransi hanya sekitar 450 ppm. Kenaikan jumlah CO2 pada
gilirannya aka menyebabkan kenaikan suhu global dari 1,8 hingga 4 derajat Celsius,
serta kenaikan permukaan air laut sebanyak 0,18 hingga 0,6 meter. Jika hal ini
terjadi, berbagai katastropi tidak mungkin dihindari dan kehidupan manusia akan
sulit dipertahankan. Inilah sebabnya penting sekali untuk memitigasi isu-isu
perubahan iklim ini, terutama dalam penanggulangan emisi CO2.
G. Kunci Keanekaragaman Hayati (Key Biodiversity Area atau KBA)

Peta Kawasan Kunci Keanekaragaman Hayati (KBA) Pulau Sumatera, yang baru saja dipublikasikan oleh Consercation
International.
1. Pemantauan KBA

Gambar Siklus Target-Target Konservasi.


Identifikasi atau penentuan Kawasan Kunci Keanekaragaman Hayati (KBA)
bukan merupakan hasil yang statis, melainkan awal dari suatu kegiatan. Selanjutnya
pemantauan (monitoring) merupakan suatu aktifitas yang diperlukan terus menerus
guna melihat kecenderungan yang terjadi baik di tingkat lapangan ataupun di tingkat
global. Mekanisme KBA ini dipantau dengan siklus seperti gambar 1. Dengan
mengikuti siklus ini tentu saja pekerjaan pemantauan merupakan kunci keberhasilan
implementasi aksi konservasi di tingkat akar rumput.
2. Indikator Keberhasilan KBA
Ada dua tahapan dalam mengadakan pemantauan keberhasilan KBA:
a. Indikator Spesies: yaitu dengan cara merujuk pada perubahan status spesies
yang terancam punah pada indeks keterancaman, serta persentase perubahan
jumlah spesies terancam punah dalam daftar IUCN. Dari data tersebut dapat
disimpulkan apakah jumlah spesies statusnya membaik, atau jumlahnya malah
memburuk bahkan punah. Selain itu diharapkan tingkat status keterancaman
menurun dari tahun ke tahun misalnya dari Critically endangaered menjadi
Endangered atau menjadi Vurnarable.
b. Indikator Target Konservasi Kawasan.
Persentase dan jumlah semua KBA yang resmi dilindungi (masuk dalam
kawasan konservasi) saat ini hanya 40% sedangkan yang 60% bukan kawasan
konservasi. Oleh karena itu, bagi KBA yang tidak termasuk dalam kawasan
konservasi, diperlukan langkah lanjutan guna bias melindunginya.
Langkah lanjutan dan rekomendasi pemantauan KBA di Sumatera
 Membuat konsensus pada target-target konservasi yang telah
diidentifikasi.
 Melibatkan , pemerintah, donors dan para pakar untuk membuat aksi
konservasi yang sesuai pada setiap target.
 Membuat Strategi pendanaan jangka panjang.
 Melibatkan pengambil keputusan dan implementator.
 Kesepakatan terhadap seperangkat indikator prioritas.
 Membuat jaringan untuk data dan informasi keanekaragaman hayati.
 Membagi pengalaman dengan region-region lain.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2004. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga.


Wirakusuma, sambas. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta:
UI Pers.
http://id.wikipedia.org/wiki/keanekaragamanhayati

Anda mungkin juga menyukai