Anda di halaman 1dari 10

BAB II

ISI

2.1. Suku Bombaceae dan Penyebarannya


Bombacaceae adalah keluarga tanaman berbunga atau Angiospermae milik
Malvales. Karakteristik Bombacaceae adalah:
Dalam bentuk pohon (pohon yang bisa sangat tinggi), memiliki sisik dan
bintang, daun tunggal atau majemuk (palmatus), duduk menyebar dengan kuku,
kadang-kadang bunga besar dengan warna menarik, hermafrodit (biseksual) atau
sensus, aktinomorfik. Ada 5 Sepal (5 buah kelopak), biasanya terpasang, dalam
lampiran seperti katup. Ada 5 daun mahkota (petalae) tersusun seperti meruncing,
dan pada pucuknya seperti bengkok dalam satu arah. Benangnya sama banyaknya
dengan jumlah daun mahkota dan duduk berhadap-hadapan dengan daun
mahkota, kebanyakan lebih banyak, bisa sangat banyak. Ketika sejumlah besar
sering patuh membentuk bambu atau diatur dalam file. Kepala beruang 1 hingga 2
atau lebih, serbuk sari dengan permukaan yang halus. Buah akan naik hingga
setengah tenggelam (semi-inferent), beruang 2 in 5, setiap kamar berisi 2 hingga
banyak biji. Buah buah adalah buah, sering pecah oleh ruang yang membelah, sisi
kulit sering rambut. Biji dengan atau tanpa endosperma, sering dilapisi.

Famili Moraceae termasuk famili tumbuhan yang tersebar di daerah hutan


tropis sampai subtropis, yaitu di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia. Famili ini
terdiri dari 60 genus dan sekitar 1400 spesies. Morus, Artocarpus, dan Ficus
merupakan tiga genus terbesar dalam famili Moraceae. Tumbuhan yang temasuk
pada famili Moraceae merupakan tumbuhan yang berbatang, berkayu, dan
menghasilkan getah. Daun tunggal duduk tersebar, sering kali dengan daun
penumpu besar yang memeluk batang atau merupakan suatu selaput bumbung.
Bunga telanjang atau dengan tenda bunga, berkelamin tunggal. Buah berupa buah
keras, seringkali terkumpul, merupakan buah majemuk atau buah semu. Famili ini
dikenal sebagai sumber utama senyawa fenolat turunan flavonoida, aril-
benzofuran, stilbenoid dan santon turunan flavonoid, terdiri dari 40 genus dan
tidak kurang dari 3000 spesies, dari sejumlah senyawa yang dihasilkan
mempunyai aktivitas biologi, sebagai promotor anti tumor, antibakteri, antifungal,
antiimflamatori, antikanker dan lain-lain.
Beberapa tumbuhan obat Indonesia pada famili Moraceae adalah sebagai
berikut :
No Spesies Nama Daerah Pengobatan
Gonorrhoe, Menambah
1 Morus alba Murbei
air susu
2 Artocarpus communis Murbei Penyakit kulit
KB, Tuberculosis,
3 A. elastic Tarok, Teureup
Disentri
4 A. integra Nangka Demam, Sakit perut
5 A. lakoocha Keledang beruk Adstringent
6 Antiaris toxicaria Ipoh, upas Racun (antiarine)
7 Ficus hispida Leluwing Kutil, Murus
8 F. ribes Walen, Kopeng Malaria
Awar-awar, Ki Antiracun, Agar
9 F. septic
ciyat muntah, Penyakit kulit
Antiracun, Murus
10 F. variegate Kondang
darah

2.2. Contoh Spesies dari Suku Moraceae


2.2.1 Durian (Durio zibethinus Murr)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Diviso : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Subkelas : Dileniidae
Ordo : Malvales
Famila : Bombacaceae
Gengsi : Durio
Spesial : Durio zibethinus Murr
c. Morfologi Tumbuhan

Durian merupakan pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak


tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru
(periode flushing). Durian dapat tumbuh mencapai ketinggian 40 meter. Daun
berbentuk lanset, berwarna hijau dengan sentuhan kuning, sisi bawah lebih pucat.
Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya
dapat dipercepat karena menggunakan perbanyakan vegetatif. Bunga durian
muncul dari kuncup dorman, berkelompok, mekar pada sore hari dan bertahan
beberapa hari.
Bunganya menyebarkan aroma wangi untuk menarik perhatian kelelawar
sebagai penyerbuk utamanya. Buah durian berkembang setelah pembuahan dan
memerlukan waktu 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi
persaingan antar buah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa
buah yang akan mencapai kemasakan, sisanya gugur. Pada umumnya berat buah
durian Durio zibethinus dapat mencapai 1,5 hingga 5 kg.
d. Kandungan kimia
Buah durian mengandung vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kulit durian
mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin,
sertakandungan pati. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol,
sedangkan akarnya mengandung taning .
e. Kegunaan
Daun dan akar durian digunakan sebagai antipiretik dan daun durian
yang dihancurkan dapat juga digunakan untuk pasien yang demam yaitu dengan
cara diletakkan di atas dahi. Bagi orang yang mempunyai tekanan darah tinggi
dianjurkan agar menghindari buah durian karena dapat meningkatkan tekanan
darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan sebagi penolak nyamuk.
2.2.1 Artocarpus heterophyllus (Nangka)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
Pohon nangka memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya tegak, berkayu, bulat,
kasar dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, berseling, lonjong, memiliki
tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-
15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau.
Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak
daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai
yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas
bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji coklat muda.
Model Arsitektur pada pohon nangka ialah Model Troll. Model Troll
merupakan model arsitektur pohon dengan ciri batang simpodium. Semua sumbu
berarah plagiotropik sejak dini. Pohon berbunga setelah dewasa, daun cenderung
berhadapan. Sumbu pertama bersifat ortrotropik, sumbu berikutnya mulai
berdiferensiasi ke arah horizontal secara bertahap dan pohon berbunga setelah
dewasa. Pembentukan batang yang tegak terjadi setelah daun gugur.

Daun tanaman ini di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai


obat anti diabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. Selain
itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat
luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan
sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat.
Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik. Biji nangka
dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri
makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan
sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Getah kulit
kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai
antiinflamasi. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon,
dan tannin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru,
yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B. Bioaktivitasnya
terbukti secara empirik sebagai anti kanker, anti virus, anti inflamasi, diuretil, dan
anti hipertensi.
2.2.2 Artocarpus communis (Sukun)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus communis
Artocarpus communis (sukun) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus

dalam famili Moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropika seperti

Malaysia dan Indonesia. Ketinggian tanaman ini bias mencapai 20 meter. Di

pulau Jawa tanaman ini dijadikan tanaman budidaya oleh masyarakat. Buahnya

terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk bulat atau sedikit

bujur dan digunakan sebagai bahan makanan alternatif. Sukun bukan buah

bermusim meskipun bias anya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit

buahnya berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak

berbentuk poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap

kematangan buah sukun.


Berikut ini adalah morfologi tanaman sukun :
1. Akar
Tanaman sukun memiliki perakaran tunggang yang dalam dan akar
samping yang dangkal. Akar samping tanaman ini dapat tumbuh tunas yang sering
digunakan untuk dijadikan bibit. Jika akar tersebut terlukai atau terpotong, maka
akan memacu tumbuhnya tunas alam, yaitu tunas untuk bibit.
2. Batang
Tanaman sukun dapat tumbuh besar dengan ketinggian mencapai 14 meter.
Batang tanaman sukun ukuranya besar akan tetapi teksturnya lunak dan
mengandung getah yang cukup banyak.
Cabang dari tanaman sukun berjumlah banyak dengan pertumbuhan ke
atas. Kulit batang tanaman sukun berwarna hijau kecoklatan dan berserat kasar.
3. Daun
Tanaman sukun memiliki daun jenis tunggal bentuknya oval sampai
dengan lonjong dengan ukuran cukup besar. Ukuran daun tanaman sukun
bervariasi dengan panjang 20-60cm dan lebar 20-40 cm serta panjang tangkainya
3-7 cm. Bagian pangkal daun membulat dengan ujung runcing dan bagian tepi
daun berlekuk menyirip serta terkadang siripnya bercabang. Pada bagian
permukaan daun atas berwarna hijau mengkilap dan licin, sedangkan pada bagian
bawah berwarna kusam dan kasar.
4. Bunga
Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah),
akan tetapi berumah satu (monoceous). Bunga tersebut keluar dari ketiak daun
pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan memiliki warna kuning dan
berbentuk seperti tongkat panjang yang disebut dengan ontel. Sedangkan bunga
betina berbentuk bulat bertangkai pendek. Penyerbukan bunga tanaman sukun
dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang biasanya datang kurang berperan
didalam membantu penyerbukan. Pada penyerbukan tanaman ini walaupun
terjadi, akan tetapi pembuahanya mengalami kegagalan, sehingga buah yang
terbentuk tidak menghasilkan biji.
5. Buah
Buah sukun memiliiki bentuk bulat dengan diameter antara 20-29cm.
Buah ini memiliki kulit yang tebal dengan duri kasar berwarna hijau kekuningan
hingga coklat. Buah sukun memiliki berat kurang lebih 4 kg dengan daging buah
berwarna putih, putih kekuningan atau kuning. Buah sukun merupakan buah yang
tidak berbiji (partenocrpy), oleh karena itu terlihat segmen-segmennya menyatu
dengan kandungan pati yang cukup besar.
Model Arsitektur pada pohon sukun ialah Model Rauh. Model Rauh
merupakan model arsitektur pohon dengan ciri batang monopodium ortotropik.
Pertumbuhan ritmik mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Cabang
juga bersifat ortotropik, sumbu dapat tumbuh tidak terbatas.

Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat,


kalium, thiamin, natrium, kalsium, dan besi. Pada kulit kayunya ditemukan
senyawa turunan flavanoid yang terprenilasi, yaitu artonol B dan
sikloartobilosanton. Kedua senyawa terebut telah diisolasi dan diuji bioaktivitas
antimitotiknya pada cdc2 kinase dan cdc25 kinase. Kayu yang dihasilkan dari
tanaman sukun bersih dan berwarna kuning, baik untuk digergaji menjadi papan
kotak, dapat digunakan sebagai bahan bangunan meskipun tidak begitu baik. Kulit
kayunya digunakan sebagai salah satu bagian minuman di Ambon kepada wanita
setelah melahirkan. Flavanoid adalah senyawa polifenol yang secara umum
mempunyai struktur phenylbenzopyrone (C6-C3-C6). Flavanoid dan derivatnya
terbukti memiliki aktivitas biologi yang cukup tinggi sebagai cancer prevention.
Berbagai data dari studi laboratorium, investigasi epidemiologi, dan uji klinik
pada manusia telah menunjukkan bahwa Flavanoid memberikan efek signifikan
sebagai cancer chemoprevention dan pada chemotheraphy.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Famili Moraceae termasuk famili tumbuhan yang tersebar di daerah hutan
tropis sampai subtropis, yaitu di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia.
Famili ini terdiri dari 60 genus dan sekitar 1400 spesies.
2. Tumbuhan yang temasuk pada famili Moraceae merupakan tumbuhan
yang berbatang, berkayu, dan menghasilkan getah.
3. Artocarpus heterophyllus dan Artocarpus communis termasuk ke dalam
famili Moraceae.
4. Artocarpus heterophyllus memiliki arsitektur pohon dengan Model Troll
sedangkan Artocarpus communis memiliki arsitektur pohon dengan Model
Rauh.
5. Artocarpus heterophyllus dan Artocarpus communis tersebar di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ariefin, Suyanto Zaenal. 2015. Description Of Turus Jackfruit (Artocarpus


Integra Merr) Superior Local Fruit From Magelang, Central Java. Jurnal
Nasional PGRI Yogyakarta. 1(1): 330-332

Hakim, Aliefman. 2009. Flavon Terprenilasi dari Kayu Batang Artocarpus


scortechinii King (Moraceae). Jurnal Indo Chem. 9(1): 14-150

Hasanuddin. 2013. Model Arsitektur Pohon Hutan Kota Banda Aceh Sebagai
Penunjang Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jurnal EduBio Tropika. 1(1):
1-60

Anda mungkin juga menyukai