Anda di halaman 1dari 1

Nama : Dewi Adinda Efektivitas Penerapan Amdal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

NIM : 181201080 Pada Pembangkit Listrik Di Bali – Studi Kasus PLTD/G Pesanggaran

Latar Belakang Masalah dan Pemecahannya Kebijakan AMDAL, RKL dan RPL
1. Kebutuhan energi listrik pada era Masalah: a. Pengelolaan dampak kualitas udara dilakukan dengan melakukan
globalisasi menjadi kebutuhan pokok di Pembangunan dan keberlangsungan kegiatan penghijauan, pemasangan CEMS, pemasangan filter di setiap stack,
seluruh dunia, termasuk Indonesia. power plant memberikan dampak positif dan pemeliharaan setiap mesin pembangkit dan mesin pendukung.
Dengan meningkatnya tingkat yaitu bertambahnya pengadaan energi listrik b. Pengendalian kebisingan dengan memasang alat peredam suara
kesejahteraan masyarakat, maka yang secara tidak langsung meningkatkan pada alat dan gedung pembangkit, penggunaan APD, penanaman
kebutuhan akan energi listrik juga akan perekonomian, namun juga memberikan pohon di sekitar pembangkit, dan pemeliharaan mesin pembangkit.
meningkat. dampak negatif berupa meningkatnya tekanan c. Pengelolaan untuk kualitas air dilakukan dengan membuat IPAL,
2. Seiring dengan semakin pesatnya terhadap lingkungan sehingga lingkungan membuat bak penampungan limbah cair, dan pengolahan limbah
perkembangan industri pariwisata dan menjadi rusak. cair.
tata kota, kebutuhan energi listrik di Pemecahan Masalah: d. Pengelolaan limbah padat dilakukan antara lain dengan
Bali meningkat dengan pesat. Mewajibkan kepada setiap pelaku industri menyediakan tempat sampah terpisah, melakukan 3R, menyimpan
3. Pengembangan kapasitas pembangkit untuk memiliki Izin Lingkungan dengan limbah B3 di tempat penyimpanan yang sudah disediakan dan
tenaga listrik diarahkan untuk menyertakan Analisis mengenai Dampak bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki izin untuk
memenuhi pertumbuhan beban, dan Lingkungan (Amdal), Upaya Pengelolaan pengolahannya, dan melakukan composting untuk limbah padat
pada beberapa wilayah tertentu Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan organik.
diutamakan untuk memenuhi Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Melalui e. Pengelolaan biota air dilakukan antara lain dengan menyediakan
kekurangan pasokan tenaga listrik. dokumen ini dapat diperkirakan dampak yang waste water treatment dan oil separator, penyediaan TPS limbah B3
4. Adanya ketergantungan pemasokan akan timbul dari suatu kegiatan kemudian untuk oli dan sludge, dan melakukan treatment pada air yang akan
energi listrik di Bali dari Jawa maka bagaimana dampak tersebut dikelola baik dibuang ke media lingkungan.
dilakukan Pembangunan beberapa dampak negatif maupun dampak positif. f. Pengelolaan lingkungan dilakukan berkaitan dengan kecelakaan dan
pembangkit listrik (power plant) di Bali Dokumen lingkungan ini digunakan sebagai gangguan kesehatan antara lain dengan penggunaan APD,
instrumen pencegahan pencemaran yang penetapan SOP, dan penanaman pohon untuk mengurangi
dibuat pada tahap perencanaan usaha penyebaran polusi serta pelaksanaan jaminan asuransi kesehatan
dan/atau kegiatan. terhadap pekerja dan masyarakat yang terkena dampak.
Kesimpulan
1, Penerapan Amdal pada PLTD/G Pesanggaran secara keseluruhan sudah cukup sesuai dengan dokumen lingkungan. Akan tetapi ada beberapa kegiatan yang perlu pemantauan dan
pengelolaan lebih baik lagi khususnya kualitas air.
2, Pengawasan pelaksanaan RKL-RPL yang dilakukan oleh instansi melalui Badan Lingkungan Hidup dilaksanakan secara sistematis dan sudah efektif.
3.Dari hasil penilaian diketahui bahwa PLTD/G Pesanggaran memiliki nilai efektivitas sebesar 94% dan berada pada kelompok atas dengan nilai rentang 67–100% yang menunjukkan
bahwa pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sudah efektif.

Anda mungkin juga menyukai