Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMAD RADITYA PURNOMO ADJI

NIM : 2021-1127-1

 REVIEW JURNAL 1

Evaluasi Kualitas Lingkungan Pra-Operasional


(Reability Run) 72 Jam Pembangkit Listrik
Judul Artikel
Tenaga UAP (PLTU) 2 Papua 2 X 10 MW
Holtekamp.
Penulis Alberth Einstein Stevann Abrauw
Tahun, halaman Vol.5 No. 1 Juli 2016, Hal. 33-43
ISSN 2302-3465

Melakukan evaluasi terhadap kecenderungan


lingkungan (trend evaluation) uji coba (reability
run) daya angkat 9,6 MW dalam 72 jam

Tujuan Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Papua


2 X 10 MW Holtekamp di Kampung Holtekamp
Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Evaluasi
terhadap penataan area PLTU 2 terhadap kualitas
lingkungan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatid berupa deskripsi
Metode Penelitian komparatif serta metode kuantitatif dengan
pendekatan deskripsi penganglangan berbasis
ekologi lungkungan.
Hasil dan Pembahasan Pembangkit pada unit I menggunakan energi
batubara sebagai bahan bakar pembangkit tenaga
listrik. Kegiatan lain yang dilakukan berbatasan
langsung dengan PLTU dan Jetty adalah
pemukiman warga dan wisata. Kegiatan-kegiatan
ini juga turut memberikan dampak terhadap
lingkungan hidup di sekitar terhadap kualitas air
laut di sekitar lokasi proyek.
Pelaksanaan Evaluasi.
Kegiataan pengelolaan dampak lingkungan dalam
pembangunan PLTU Holtekamp untuk
menghindari atau mengurangi dampak negatif
yang timbul, serta mengembangkan dampak
positif dalam kegiatan tersebut. Pelaksanaan
pengelolaan lingkungan dilakukan dengan
mengoptimalisasikan pemanfaatan potensi
maupun keterbatasan dalam bidang teknologi,
sumber daya manusia maupun kemampuan biaya.
Dengan adanya proses ujicoba (reability run)
operasi pembangkit dengan kapasitas daya angkat
9.6 MW dengan waktu 72 jam memberikan
dampak terhadap lingkungan. Masyarakat sangat
berharap PLTU Holtekamp segera beroperasi.
Dengan adanya pembangunan PLTU Holtekamp,
maka terbuka kesempatan kerja bagi masyarakat
sekitar lokasi. Dari hasil wawancara dan
pemantauan bahwa masyarakat terhadap
pembangunan PLTU Holtekamp adalah positif.
Hasil pelaksanaan uji coba (reability run) operasi
pembangkit dengan kapasitas daya angkat 9.6
MW dengan waktu 72 jam, PLTU 2 Papua 2 X 10
MW Holtekamp pada prinsipnya masih
memenuhi ambang batas baku mutu yang
Kesimpulan diperuntukkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Namun untuk meminimalkan dampak
negative yang nantinya ditimbulkan maka PLTU
Holtekamp harus melakukan kegiatan
pengelolaan dan pemantauan sesuai dengan
rekomendasi.
Keunggulan Kelebihan dalam jurnal ini antara lain
menggunakan bahasa yang sederhana mudah
dipahami oleh para pembaca bahkan yang awam
sekalipun.
Abstrak pada jurnal ini masih menggunakan
Kekurangan bahasa Indonesia dan terdapat beberapa kata yang
tidak sesuai dengan penggunaan EYD.

 REVIEW JURNAL 2

Energi dan Dampaknya Terhadap


Judul Artikel
Lingkungan
Penulis I Made Astra
Nama Jurnal Jurnal Meteorologi dan Geofisika
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2010: 127-
Tahun, halaman
135
Nama Jurnal Jurnal Meterorologi dan Geofisika
Memenuhi kebutuhan energi kota
metropolitan dengan dibangunnya
Tujuan Penelitian
pembangkit listrik dengan berbagai
sumber penggerak.
Hasil dan Pembahasan Sebagai mafaat lain, pemisahan timbal
dari bensin pada catalyctic converter
menyebabkan penurunan drastic pada
emisi timba beracun. Peningkatan
pencemaran lingkungan pada tingkat
yang mengkhawatirkan dan peningkatan
kewaspadaan dari bahayanya itu sendiri,
membuat perlu dilakukannya
pengendalian pencemaran lingkungan
dengan menggunakan undang-undang
dan kesepakatan internasional. di
Indonesia ada AMDAL. Di Amerika
Serikat, Undang-Undang Udara Bersih
(The Clean Air Act) pada tahun 1970 (di
daerah yang ditandai dengan asap selama
14 hari di Washington pada tahun itu)
menetapkan batas polutan yang
dihasilkan pembangkitpembangkit besar
dan kendaraan. Standar ini difokuskan
pada emisi hidrokarbon, nitrogen 4)
oksida, dan karbon monoksida.
Sulfur oksida dan nitrat oksida bereaksi
dengan uap air dan bahan kimia lainnya
di lapisan atas atmosfer dihadapan sinar
matahari untuk membentuk asam sulfat
dan asam nitrat (Gambar 3). Asam yang
terbentuk biasanya terlarut dalam tetesan
air yang jatuh ke dalam awan atau kabut.
Tetesan sarat asam ini, seperti pada jus
lemon, turun dari udara ke tanah bersama
hujan atau salju. Hal ini dikenal sebagai
hujan asam.
Efek rumah kaca juga dialami oleh bumi
dalam skala besar. Permukaan bumi,
yang menghangat pada siang hari karena
adanya penyerapan energi surya, dan
mendingin pada malam hari dengan
memancarkan sebagian energinya ke
ruang angkasa berupa radiasi infra
merah. Karbon dioksida, uap air, dan sisa
dari beberapa gas lainnya seperti metana
dan nitrogen oksida menyelimuti bumi
dan membuat bumi tetap hangat pada
malam hari dengan cara menghalangi
panas yang terpancar dari bumi.
Kesimpulan Energi kimia dapat dimanfaatkan banyak
beragam bahan bakar. Dengan itu
pembangkit listrik, kendaraan bermotor,
dan kompor, pabrik-pabrik penyebab
utama terjadinya populasi udara.

Anda mungkin juga menyukai