Anda di halaman 1dari 7

1.

Menambahkan Superheater & Desuperheater (CANCELED)


Salah satu keterbatasan dari ORC adalah temperatur evaporasi yang konstan (Marcuccilli &
Thiolet, 2010). Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan temperature evaporasi, salah
satunya dengan menambahkan superheater. Superheater adalah komponen yang berfungsi
untuk memanaskan lanjut uap saturasi sampai dihasilkan uap yang benar-benar kering.
Namun, temperatur harus tetap dijaga agar selalu mencapai set point yang sesuai untuk
memutar turbin. Karena jika temperature melebihi set point, maka akan merusak komponen
turbin. Hal ini dapat diminimalisir dengan menambahkan desuperheater (superheater spray)
untuk menurunkan temperatur hingga set point dengan cara menyemprotkan air. Terdapat
dua macam tipe desuperheater yaitu single nozzle dan multiple nozzles (Eriksen, 2017).
2. Menambahkan reheater dan secondary turbine untuk memanfaatkan waste heat dari turbin
utama (CANCELED)
Prinsip kerja dari reheater sebenarnya sama dengan superheater, namun temperatur yang
dihasilkan reheater lebih rendah dibandingkan dengan superheater, begitupun dengan
tekanan yang dihasilkan. Reheater berfungsi untuk memanaskan ulang uap/kondesat yang
keluar dari turbin utama (temperaturedan tekanan lebih tinggi) kemudian dikirimkan ke
secondary turbine. Hal ini dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energi dari siklus
pembangkit listrik tersebut.
3. Pemilihan Working Fluid yang tepat
Sistem pada binary geothermal power plant ialah closed systems dimana terjadi heat
transfer dari geothermal fluid ke working fluid (fluida biner) yang kemudian menjalankan
kerja pada power plant tersebut. Karena pada sistem binary ini menggunakan geothermal
fluid yang memiliki temperatur rendah – sedang, maka working fluid yang dipilih harus
memiliki titik didih rendah (Kaltschmitt, 2007). Beberapa rekomendasi working fluid untuk
siklus ORC binary ialah n-pentane & isobutane karena terbukti meningkatkan efisiensi kerja
sistem disebabkan oleh smooth evaporation temperatures.

Menurut Fukuda et al (2014), Pemilihan working fluid juga harus memperhatikan 3 hal di
bawah ini :
1. Karakteristik siklus, akan berpengaruh ke efisiensi power generation
2. Ease of handling (including safety, stability and environmental friendliness)
3. Economic efficiency

Sources:

Fukuda, N., et al. 2014. Optimum Configuration for Geothermal Power System. Geothermal
Resources Council Transactions Geothermal: A Global Solution Volume 38 Page 689-694
Davis, CA: Geothermal Resources Council.

Kaltschmitt, M. et al. 2007. Renewable Energy : Technology, Economic and Environment.


Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

4. Well Head Power Plant vs Central Power Plant


Wellhead and central power plants dapat diaplikasikan pada teknologi organic Rankine cycle
plants (Chege, 2017)
Teknologi binari dapat diaplikasikan pada PLTP baik dengan menggunakan sistem central
power plant maupun wellhead power plant. Namun dengan mempertimbangkan beberapa
faktor seperti biaya investasi, kapasitas produksi, efisiensi operasional dan lain-lain, teknologi
binary mungkin tidak cocok untuk temporary wellhead power plant yang bersifat sementara
karena biaya operasionalnya mahal. Sehingga, tipe konstruksi power plant yang
direkomendasikan untuk binary ialah central power plant dan permanent wellhead power
plant.

Source :
Kabeyi, M.J.B. et al. 2021. Central versus wellhead power plants in geothermal grid electricity
generation.

5. Penggunaan Radial Outflow Turbine


Siklus ORC menggunakan organic fluid sebagai working fluid pada sistem PLTP, ini
merupakan salah satu hal yang membedakan ORC dengan traditional steam Rankine cycles.
Karakteristik organic fluid yang dipakai biasanya memiliki berat molekul yang tinggi, critical
pressure yang rendah, enthalphy head yang rendah, perbedaan temperatur dan tekanan
yang kecil selama proses ekspansi/evaporasi, dan volumetric flow yang rendah.
Dengan karakteristik tersebut diatas, salah satu solusi yang dilakukan untuk
memaksimalkan efisiensi adalah dengan memilih radial outflow turbine sebagai salah satu
komponen dalam konfigurasi PLTP. Radial outflow turbine memiliki beberapa kelebihan
sebagai berikut :
 Jumlah stages lebih banyak dibanding axial
 Rasio volumetric flow lebih besar
 Getaran rendah
 Konstruksinya lebih sederhana
Perhitungan efisiensi dengan membandingkan antara dua tipe turbin tersebut yaitu
axial dan radial outflow turbine dilakukan pada PLTP binary di Bagnore. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa penggunaan radial outflow turbine dapat meningkatkan efisiensi turbin
sekitar 4,3 % dibandingkan dengan penggunaan axial turbine.

6. Mitigasi risiko kerusakan lingkungan akibat adanya geothermal power plant


Pada kondisi normal, dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh geothermal
power plant lebih sedikit dibandingkan dengan teknologi electric power generation yang lain.
Namun, upaya mitigasi harus tetap dilakukan agar geothermal power plant tersebut dapat
dikatakan sejalan dengan konsep sustainability, terutama pada aspek lingkungan.
(Omenikolo, et al. 2020)

Risiko Mitigasi
Kebisingan  Penggunaan mufflers dan temporary
Kebisingan dari vehicle traffic, seismic barriers, atau memanfaatkan topografi
surveys, blasting, and drill rig alami untuk mengurangi kebisingan.
operations  Melakukan drilling/konstruksi di jam yang
dengan level kebisingan rata-rata 71– tepat, bukan pada saat masyarakat
83dB. Menurut WHO, community noise beristirahat misalnya.
yang bisa ditolerir maksimal 55dB untuk  Komunikasi dengan pemerintah dan
outdoor living areas dan 70dB untuk Masyarakat setempat.
area industri.
Kualitas Air
 Kontaminasi air tanah akibat  Casing sumur re-injection yang melewati
proses re-injection akuifer air tanah.
 Kontaminasi air permukaan akibat  Analisis geokimia reservoar
spills atau leaks.
Kualitas Udara  Analisis kimia reservoar
Pengeluaran kontaminan gas selama  Computer model untuk menghitung
well drilling & testing serta gas konsentrasi kesetimbangan dari semua
exhauster power plant. komponen geothermal fluida.
 Computer model untuk memprediksi
konsentrasi kontaminan di atmosfer
Geohazards
Geothermal power plant biasanya  Proyek panas bumi biasanya merupakan
berada di lokasi yang tektoniknya aktif, kegiatan mikroseismik yang tidak dirasakan
sehingga terkadang susah untuk oleh manusia (Kagel et al., 2005).
membedakan mana yang disebabkan  Injection management, studi integrasi
oleh operasional dan yang terjadi secara geophysical imaging, deformation
alami. interpretation, dan advanced data analysis
 Microseismic activity untuk meminimalisir subsidence (Bromley,
 Hydrothermal steam eruptions 2015)
 Ground subsidence

Source :

Omenikolo, A.I., et al. 2020. Application Of Geothermal Energy In Agriculture: A Review.


International Journal of Design Sciences and Technology. 5. 666-673.
10.33564/IJEAST.2020.v05i01.119.

Referensi

Bina, S.M., et al. (2017). Energy, economic and environmental (3E) aspects of internal heat exchanger
for ORC geothermal power plants. Energy. Elsevier, Ltd.

Berglund, B., Lindvall, T., Schwela, D. H., & World Health Organization. (1999). Guidelines for
community noise.

Bromley, C. J., Currie, S., Jolly, S., & Mannington, W. (2015, April). Subsidence: an update on New
Zealand geothermal deformation observations and mechanisms. In World Geothermal
Congress (Vol. 1, pp. 19-25)

Chege PB, Richter GA (2017) KenGen’s successful implementation of a modular geothermal wellhead
strategy. GRC Trans, 41. http://pubs.geoth ermal-library.org/lib/grc/1033878.pdf

Dipippo R. 2008 . “Geothermal Power Plants : principles, applications, case studies and
environmental impact”. 2nd ed.Walthan, MA, USA: Elsevier, Ltd.

Eriksen, V.L. 2017. Heat Recovery Steam Generator Technology, edited by Vernon L., Elsevier Science
& Technology.

Fukuda, N., et al. 2014. Optimum Configuration for Geothermal Power System. Geothermal
Resources Council Transactions Geothermal: A Global Solution Volume 38 Page 689-694 Davis,
CA: Geothermal Resources Council.

Kabeyi, M.J.B. et al. 2021. Central versus wellhead power plants in geothermal grid electricity
generation.
Kagel, A., Bates, D., & Gawell, K. 2005. A guide to geothermal energy and the environment,
Washington. Geothermal Energy Association.

Kaltschmitt, M. et al. 2007. Renewable Energy : Technology, Economic and Environment. Springer-
Verlag Berlin Heidelberg.

Kutscher C., “Geothermal Electric Power”. NREL, USA, May 20, 2004.
<http://www.ncfap.org/documents/Kutscher%20-%20Geothermal%20for%20NASULGC.pdf>

Marcuccilli F. & Thiolet, D. 2010. Optimizing Binary Cycles Thanks to Radial Inflow Turbines.
Proceedings World Geothermal Congress 2010 Bali, Indonesia, 25-29 April 2010. nternational
Geothermal Association.

Mardlijah, M.S. 2016. Perancangan Sistem Kendali Temperatur Uap Superheater dengan
menggunakan metode fuzzy sliding mode control. Journal Mathematics and its Aplications by
Pusat Publikasi Ilmiah LPPM Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Merritt, Carey. Process Steam Systems : A Practical Guide for Operators, Maintainers, and Designers,
John Wiley & Sons, Incorporated, 2015.

Omenikolo, A.I., et al. 2020. Application Of Geothermal Energy In Agriculture: A Review. International
Journal of Design Sciences and Technology. 5. 666-673. 10.33564/IJEAST.2020.v05i01.119.

Spadacini, C., et al. 2014. The Geothermal Radial Outflow Turbine. Geothermal Resources Council
Transactions Geothermal: A Global Solution Volume 38 Page 755-757 Davis, CA: Geothermal
Resources Council.

Superheaters and Reheaters


pohttps://www.philadelphia.edu.jo/academics/sammourah/uploads/chap3%20part2.pdf

Anda mungkin juga menyukai