Disusun oleh:
Yeremia Christiatriaditya
12/333838/TK/40180
I.
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkurangnya cadangan bahan bakar fosil dan semakin
meningkatnya kepedulian masyarakat dunia terhadap lingkungan hidup, saat
ini terjadi peningkatan penggunaan pembangkit listrik dengan energi
terbarukan. Pembangkit listrik tenaga angin (PLTAngin) adalah salah satu jenis
pembangkit listrik energi terbarukan yang memanfatkan energi angin. Pada
saat ini PLTAngin yang dibangun di dunia mengalami peningkatan yang sangat
pesat
Berdasar data yang dilaporkan Global Wind Energy Council, akumulasi
kapasitas terpasang pembangkit tenaga angin di dunia sejak tahun 1996 sampai
akhir tahun 2010 mencapai 194390 MW. Untuk setiap tahun selalu terjadi
peningkatan prosentase kapasitas terpasang dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2010 peningkatan yang terjadi sebesar 22.5 %.
Adanya beberapa faktor kendala dalam penerapan pemanfaatan energi
angin sebagai pembangkit listrik (PLTAngin) antara lain adalah adanya
fluktuasi kecepatan angin yang digunakan untuk memutar turbin. Adanya
perubahan kecepatan angin yang terjadi setiap saat akan berpengaruh pada
catu daya yang diberikan ke sistem. Apabila penetrasi daya PLTAngin cukup
besar dengan perubahan yang cepat, maka pembangkit akan kesulitan dalam
pengaturan daya keluarannya. Ketika angin laut bertiup kencang, maka deretan
turbin angin juga akan berputar kencang. Kelebihan energi yang diproduksi
dapat merusak sistem kelistrikan yang ada, antara lain kabel dan transformator
yang sebelumnya hanya dirancang untuk batas energi tertentu. Selain itu
adanya fluktuasi energi listrik dari pembangkit listrik tenaga angin juga cukup
berpengaruh. Fluktuasi tidak hanya soal kuantitas produksi listrik, namun juga
soal drastisnya perubahan energi listrik yang dihasilkan dan yang dibutuhkan.
Tiap jam bahkan tiap menit, fluktuasi produksi listrik amat besar dan juga
berdampak pada fluktuasi beban/ permintaan listrik yang juga berubah-ubah
tiap waktu. Tanpa adanya perhitungan energi listrik yang dihasilkan dan beban
listrik yang akurat, pemadaman listrik bisa terjadi kalau angin tidak bertiup
sama sekali. Sementara di bidang ekonomi, perhitungan tidak akurat
menyebabkan pemadaman listrik atau kelebihan pasokan listrik, suatu hal yang
amat merugikan bagi perusahaan.
Untuk meminimalkan fluktuasi daya keluaran diperlukan suatu sistem
penyimpanan energi/ Energy Storage System (ESS), dengan adanya sistem ini,
diharapkan masalah fluktuasi energi listrik dapat teratasi. PLTAngin sangat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, sehingga daya yang dihasilkannya menjadi
tidak stabil. Dalam sebuah jaringan kelistrikan, ESS berfungsi
sebagai backup energi, perumpamaan sederhana yang dapat digunakan adalah
jika angin hanya mampu memutar turbin angin pada siang hari, maka pada
siang hari PLTAngin akan mensuplai listrik ke jaringan dan sekaligus
menyimpan energi pada sistem, sedangkan pada malam hari atau pada saat
angin tidak dapat memutar turbin maka ESS berfungsi untuk mensuplai listrik
ke jaringan. Dari perumpamaan tadi dapat dikatan bahwa ESS dapat berfungsi
sebagai kompensator ketidakstabilan dari PLTAngin. Pada saat output daya
dari PLTAngin turun maka ESS akan mensuplai listrik ke jaringan sesuai jumlah
penurunan ouput daya dari pembangkit dengan sesegera mungkin sehingga
kestabilan frekuensi dan tegangan pada jaringan dapat terjaga.
Tulisan ini akan mencoba mengkaji berbagai sistem penyimpanan energi
yang dapat digunakan dapat meminimalkan fluktuasi daya keluaran yang
dihasilkan pembangkit listrik tenaga angin.
Gambar2.
Skema
Pemanfaatan
Hydrogen Energy Storage System pada
Turbin Angin
III. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan yang ada dapat disimpulkan bahwa variasi
sistem penyimpanan energi cukup beragam. Namun, untuk membuat sebuah
ESS sebagai cadangan sistem kelistrikan makro, diperlukan resource berupa
lahan, biaya pembangunan, dan biaya maintenance yang tidak murah. Untuk
itulah, daripada membangun ESS berskala besar yang dapat menyimpan energi
listrik, lebih baik memikirkan teknologi dan strategi cara penyimpanan energi
yang optimal. Strategi penyimpanan energi yang dapat mengatasi fluktuasi
energi terbarukan, menjaga realibilitas sistem kelistrikan, plus sistem yang
cepat transfer energinya (cepat menyerap-cepat menyalurkan), aman, serta
tahan lama.