Anda di halaman 1dari 15

Perencanaan Dan Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (Angin/Surya/Fuel Cell) Pulau sumba menggunakan Software Homer

Nama :

Fahrul Fauzi R.S Frendy Prasetyo Hariadi Rhesa A Jarot Dwi Anantojati

(09) (10) (11) (12)

Abstrak
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) adalah integrasi sistem pembangkit listrik berbasis energi fosil (tak terbarukan) dan pembangkit listrik terbarukan. Tujuan utamanya untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan mengurangi emisi terutama CO2. Secara menyeluruh, integrasi pada sistem PLTH ini merupakan sistem yang multi variabel sehingga digunakan bantuan perangkat lunak, dalam hal ini HOMER versi 2.68. perangkat lunak ini mengoptimasi berdasarkan nilai NPC terendah. Dengan studi kasus optimasi sistem PLTH di Pulau Sumba propinsi Nusa Tenggara Timur, diintegrasikan Fuel Cell, PLTB dan PLTS. Pada kondisi yang optimum ini, Homer Menentukan dan menghitung kontribusi ketiga pembangkit dengan nilai bersih sekarang (net present cost, NPC), biaya pembangkitan listrik (cost of electricity, COE) emisi CO2 yang dihasilkan sistem kg/tahun. Kata kunci : Fuel Cell, NPC, COE

PENDAHULUAN
Pulau Sumba adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa tenggara Timur Indonesia, luas wilayah 10.710 Km dan titik tertinggi Gunung Wanggameti (1.225 m) sumba berbatasan dengan Sumbawa disebalah barat laut , Flores ditmur laut Timor, di timur Australia diselatan dan tenggara selat sumba terletak di utara pulau ini. Dibagian timur terletak laut sawu serta samudra Hindia terletak disebelah selatan dan barat.

Dengan jumlah penduduk 686.113 jiwa (data BPS 2010) jumlah pelanggan PT. PLN (Persero) Cabang Sumba sampai dengan bulan Oktober 2010 adalah 27.305 pelanggan. Penduduk yang bisa menikmati listrik lebih kurang 32.29% dari total jumlah Kepala Keluarga. Dengan jumlah pelanggan yang hanya sebagian kecil dari seluruh jumlah penduduk menggambarkan rasio elektrifikasi di Pulau Sumba masih sangat kecil.

1. 2. 3. 4. 5.

Maka dari itu kami akan membuat suatu simulasi perancangana suatu sistem Pembangkit listrik Tenaga Hybrid Dengan Menggunakan Energi Terbarukan yang berpotensi di Pulau Tersebut. Pulau Sumba kedepannya akan dijadikan Pulau Energi mandiri Dengan pemanfaatan Sumber energi yang ada, misal : energi matahari, energi Angin, mikrohidro, arus laut dan lainnya. Pada Pembahasan ini kami akan memanfaatkan enegi matahari, energi angin dan Fuel Cell dan disimulasikan menggunakan software homer 2.86, software ini akan menghitung ketiga kombinasi pembangkit tersebut dengan berbagai inputan parameter, diantaranya : Intensitas radiasi matahari Kecepatan angin Beban harian Suhu rata-rata daearah tersebut Komponen dan biaya pembangkitan

LANDASAN TEORI
1. PLTS (Pembangkit Listrik tenaga Surya) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah suatu teknologi pembangkit listrik yang mengkonversi energi foton dari surya menjadi energi listrik. Konversi ini dilakukan pada panel surya yang terdiri dari sel sel fotovoltaik. Sel-sel ini merupakan lapisan-lapisan tipisdari silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya yang diproses sedemikian rupa, sehingga apabila bahan tersebut mendapat energi foton akan mengeksitasielektron dari ikatan atomnya menjadi elektron yang bergerak bebas, dan pada akhirnya akan mengeluarkan tegangan listrik arus searah.

Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses fotovoltaik. Listrik yang dihasilkan oleh moddapat langsung disalurkan ke beban ataupun disimpandalam baterai sebelum digunakan ke beban. Pada malam hari, dimana modul surya tidak menghasilkan listrik, beban sepenuhnya dicatu oleh battery. Demikian pula apabila hari mendung, dimana modul surya menghasilkan listrik lebih rendah dibandingkan pada saat matahari benderang. Modul surya dengan kapasitas tertentu dapat menghasilkan jumlah listrik yang berbeda-beda apabila ditempatkan pada daerah yang berlainan.

2. PLTB (Pembangkit listrik Tenaga Bayu/ Angin) Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah suatu teknologi pembangkit listrik yang merubah potensi energi angin menjadi energi listrik. Angin adalah udara yang bergerak/mengalir, sehingga memiliki kecepatan, tenaga dan arah. Penyebab dari pergerakan ini adalah pemanasan bumi oleh radiasi matahari. Udara di atas permukaan bumi selain dipanaskan oleh matahari secara langsung, juga mendapat pemanasan oleh radiasi matahari bumi tidak homogen, maka jumlah energi matahari yang diserap dan dipancarkan kembali oleh bumi berdasarkan tempat dan waktu adalah bervariasi. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur pada atmosfer, yang menyebabkan perbedaan kerapatan dan tekanan atmosfer. Udara memiliki sifat untuk selalu mencapai kesetimbangan tekanan, karena itu perbedaan kecepatan dan tekanan atmosfer ini menyebabkan udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.

3. Fuel Cell Fuel Cell menurut definisi adalah sebuah selsel listrikyang dapat menyimpan energi listrik terus menerus sehingga dan dapat menyalurkan daya listrik berkelajuntan tanpa batas waktu (Connihan,1981).Fuel Cell mengubah hidrogen atau yang mengandung bahan bakar menjadi lenergi listrik, energi ditambah panas melalui reaksi elektrokimia hidrogen dan oksigen ke dalam air, proses reaksi elektrolis terbalik : 2 H2(gas) + O2(gas) 2 H2O + energy listrik DC

Kinerja Hydrogen Fuel Cell serupa seperti aki (accu), hanya saja reaksi kimia penghasil tenaga listrik ini menggunakan hidrogen dan oksigen yg bereaksi dan mengalir seperti aliran bahan bakar melalui sebuah motor bakar. Namun tidak ada pembakaran dalam proses pembangkit listrik ini.Dengan demikian limbah dari proses ini hanyalah air murni yang aman untuk dibuang.

SIMULASI DAN ANALISIS


1. Performa fuel cell dapat dilihat dibawah ini setaleh dilakukan simulasi dengan Homer

2. Hasil Produksi listrik dari kombinasi ketiga Pembangkit

3. Emisi tahunan yang didapat dari simulasi homer

4. Analisis Ekonomi Sistem Hybrid Didalam Software homer ada beberapa hal yang harus dihitung, diantaranya Initial cost, Annualized Cost, Replacement cost and maintenance cost pertama kali harus di evaluasi memalalui software homer kemudian dibandingkan dengan analisis biaya.

PENUTUP
Kesimpulan Secara keseluruhan dalam studi kasus ini, sistem PLTH yang optimal adalah kombinasi dari PLTS, PLTB dan Fuel Cell. Kontribusi PLTS terhadap sistem PLTH sebesar 63% sedangkan PLTB sebesar 37% dan Fuel cell sebesar 1 % dalam hal ini fuel cell hanya sebagai back up energy. Konfigurasi ini ditetapkan sebagai yang paling optimal berdasarkan nilai NPC terendah yaitu sebesar $ 770.084 dan biaya listrik (COE) sebesar $ 0,769per kWh. Kelebihan energinya selama setahun sebesar 45.049 kWh. Dampak lingkungan dapat dikurangi dengan menerapkan sistem PLTS-PLTB-Fuel Cell dimana dapat meminimalkan Co2 0,794 kg/tahun, Co 0,505 Kg/tahun, hidrokarbon 0,056Kg/tahun,Nitrogen Oxidasi 4,51 Kg/tahun.

Anda mungkin juga menyukai