Anda di halaman 1dari 6

JURNAL AUSTENIT VOLUME 5, NOMOR 2, OKTOBER 2013

RANCANG BANGUN ALAT BOILER KONDENSOR


(Evaluasi Kinerja Kondensor ditinjau dari Elastisitas Energi Rasio)

1), 2), 3)
Azharuddin Dalom Iriani Reka Septiana
1)2)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
3)
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Program Studi DIV Teknik Energi
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414 Fax: 0711-453211
E-mail: aminromlie@yahoo.com

Abstrak

Penyediaan energi yang berasal dari energi fosil menyebabkan cadangan energi
fosil semakin berkurang. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan PP No. 5
tahun 2006 tentang kebijakan energi yang menjelaskan tentang memanfaatkan
energi yang ada dengan meningkatkan efisiensi peralatan yang menggunakan
energi tak terbarukan (penghematan energi). Penghematan energi ini diharapkan
dapat menjangkau industri dan rumah tangga yang merupakan konsumen energi
terbesar kedua Aplikasi dari penghematan energi adalah dengan memodifikasi
peralatan industri yang menggunakan proses boiling. Proses perebusan (boiling)
biasanya menghasilkan uap yang akan hilang ke lingkungan. Uap yang hilang ini
dapat dimanfaatkan kembali dengan proses condensation. Kedua proses
tersebut dapat dirancang menjadi alat boiler kondensor. Kondensor akan menjadi
titik utama dari peningkatan effisiensi thermal dari alat ini. Evaluasi kinerja
kondensor dilakukan dengan variasi laju alir pendingin 15 liter/menit dan 10
liter/menit. Dari hasil penelitian, kondisi optimal kinerja kondensor adalah pada
temperature 100°C, tekanan 1 atm dan laju alir pendingin adalah 10 liter/menit.
Efisiensi thermal pada kondisi optimal tersebut adalah sebesar 68 %. Dari
effisiensi thermal tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja kondensor dalam
menyerap panas cukup baik. Meskipun begitu, kehilangan panas dari sumber
panas masih cukup besar sehingga disarankan agar sumber panas diganti
dengan sumber panas dari listrik.

Kata Kunci : Kondensor, Hemat Energi, Boiler kondensor

Abstract

Energy supply is still focused on fossil energy, causing diminishing reserves of


fossil energy. Therefore, the government issued PP. 5 of 2006 on energy policy
that describes the existing harness energy by improving the efficiency of
appliances that use non-renewable energy (energy savings).The energy savings
are expected to reach industry and households which is the second largest
energy consumer Application of energy savings is by modifying industrial
equipment which uses boiling process. The process of boiling typically produce
steam that will be lost to the surrounding system. This vapor is lost can be
recovered by condensation processes. Both of these processes can be designed
to be a condenser boiler. Condenser will be the main point of increasing the
thermal efficiency of this tool. Condenser performance evaluation is done by
variation of coolant flow rate of 15 liters / min and 10 liters / min. From the
research, the condition of the condenser performance is optimal at temperatures
of 100 ° C, 1 atm pressure and coolant flow rate is 10 liters / min. Thermal
efficiency at the optimum condition is at 68%. Of the thermal efficiency can be
concluded that the performance of the condenser to absorb heat quite well. Even
so, the loss of heat from the heat source is still quite large so it is suggested that
the heat source is replaced with a heat source of power.
Keywords : Condensor, Saving energy, A condenser Boiler

~31~
VOLUME 5, NOMOR 2, OKTOBER 2013 JURNAL AUSTENIT

1. PENDAHULUAN Industri sebagai konsumen terbesar


Energi sangat dibutuhkan untuk pertama dan rumah tangga sebagai
kegiatan perekonomian maupun kegiatan konsumen terbesar ketiga dalam pemakaian
produksi dalam berbagai sektor. Meskipun energi (bahan bakar). Bahan bakar yang
Indonesia memiliki sumber daya energi yang biasa digunakan oleh industri dan rumah
besar baik untuk renewable resources tangga adalah gas dan kerosin. Gas dan
ataupun unrenewable resources, kerosin adalah bahan bakar yang berasal
pengelolaan sumberdaya masih difokuskan dari sumber energi tak terbarukan. Oleh
pada sumberdaya tak terbarukan seperti karena itu, Industri dan rumah tangga
energi fosil. Energi fosil menjadi sumber membutuhkan peralatan yang memiliki
penyediaan energi yang terbesar. Menurut efisiensi lebih baik agar dapat melakukan
kementerian energi dan sumber daya penghematan energi. Teknologi hemat
mineral, 2009, penyediaan energi nasional energi harus bisa diaplikasikan ke peralatan
yang berasal dari minyak bumi 49,84%, gas industri maupun rumah tangga.
bumi 22,21% dan batubara 23,56% Industri yang bergerak dalam bidang
sedangkan energi terbarukan 4,39%. makanan seperti pempek dan ketupat serta
Penyediaan energi yang berasal dari makanan lain yang menggunakan proses
energi fosil menyebabkan cadangan energi perebusan dalam waktu yang lama akan
tak terbarukan atau energi fosil semakin mengakibatkan air menguap dan perlu
berkurang. Menurut Kementerian Energi penambahan air (make-up water). Make up
Dan Sumber Daya Mineral: 2010, pada water memerlukan panas untuk mencapai
tahun 2008 minyak bumi, gas bumi dan titik didih untuk merebus bahan makanan.
batubara memiliki cadangan sumber daya Kebutuhan panas meningkat karena adanya
sebesar 56, 6 miliar barrel, 334,5 TSCF dan make up water. Bahan bakar dalam proses
104,8 miliar ton. Minyak bumi, gas bumi dan perebusan dan pemanasan make up water
batubara akan habis sekitar 23 tahun lagi, biasanya memiliki nilai kalor yang tinggi atau
63 tahun lagi dan 82 tahun lagi. Energi fosil jumlah bahan bakar lebih banyak. Industri
yang cadangannya semakin berkurang kecil dan rumah tangga yang tidak paham
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dengan nilai kalor yang tinggi lebih memilih
energi dalam beberapa sektor yaitu menambahkan jumlah bahan bakar.
transportasi, industri, rumah tangga, dan Penambahan jumlah bahan bakar akan
komersial. Pada tahun 2009, konsumsi menyebabkan cadangan sumber daya
sektor transportasi, industri, rumah tangga energi berkurang. Oleh karena itu, bahan
dan komersial yaitu 34%, 49,4%, 12,2% dan bakar harus dihemat. Bahan bakar dapat
4,4% (Dirjen Energi Baru Terbarukan dan dihemat apabila make up water yang
Konservasi Energi, 2011). Konsumsi pada digunakan sudah mendekati temperatur
setiap sektor meningkat setiap tahunnya. yang sesuai untuk proses perebusan.
Menurut Elinur dkk.,2010, Pada tahun 1990- Penghematan energi dapat dilakukan
2008 tejadi peningkatan konsumsi pada dengan memodifikasi sistem operasi
sektor industri sebesar 1,95 %, pada sektor peralatan. Sistem operasi yang dimodifikasi
rumah tangga sebesar 1,87%, pada sektor terdiri dari proses perebusan (Vaporization)
transportasi sebesar 5,31%, pada sektor dan pengembunan (Condensation) dalam
pertanian sebesar 2,66%, dan pada sektor satu peralatan. Proses penguapan akibat
lainnya sebesar 8,72%. dari pemanasan secara terus-menerus akan
Penyediaan energi yang masih menghasilkan uap jenuh. Proses
menitik beratkan energi tak terbarukan pengembunan digunakan untuk mengubah
sebagai sumber energi menyebabkan uap jenuh menjadi cair. Uap yang telah
kelangkaan energi (bahan bakar). Oleh menjadi cair itu akan digunakan kembali
karena itu, pemerintah mengeluarkan PP untuk merebus makanan. Peralatan dengan
No. 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi proses seperti diatas diharapkan dapat
yang menjelaskan tentang konservasi dan menghemat energi. Oleh karena itu,
diversifikasi energi. Salah satu isi pasal 3 Dirancang alat dengan proses penguapan
ayat 2 yaitu pemanfaatan energi. dan pengembunan yang disebut alat boiler
Pemanfaatan energi terbagi menjadi dua kondensor.
yaitu pemanfaatan energi terbarukan dan Tujuan penelitian ini untuk
pemanfaatan energi yang ada dengan mengoptimalkan penggunaan energi fosil
meningkatkan efisiensi peralatan yang dengan menggunakan alat boiler kondensor.
menggunakan energi tak terbarukan Secara rinci, tujuannya adalah sebagai
(penghematan energi). berikut :

~32~
JURNAL AUSTENIT VOLUME 5, NOMOR 2, OKTOBER 2013

1. Melakukan evaluasi kinerja kondensor dan water vapor terkondensasi ketika


berdasarkan efisiensi sistem thermal melepaskan panas latent dari kondensasi.
peralatan yang berhubungan dengan Panas latent ini dapat digunakan untuk heat
elastisitas energi rasio. exchanger dan dikonversikan ke dalam
2. Menentukan kondisi operasi yang efektif energi untuk kegunaan lainnya pada proses
dan optimal. desalination. Dan juga dengan penambahan
3. Mengkaji laju pemakaian bahan bakar. efisiensi, bagian aliran (stream) yang keluar
pada air yang meninggalkan kondensor
mungkin didaur ulang (recyle) dan
2. TINJAUAN PUSTAKA digunakan sebagai spray untuk udara yang
lembab (Nina T, 2009)
Proses Kondensasi dan Kondensor
Kondensasi adalah suatu proses untuk
mengubah suatu gas atau uap menjadi

 Gas dapat berubah menjadi cair dengan


cairan.

menurunkan temperaturnya atau

 Umumnya, pendekatan yang digunakan


meningkatkan tekanan.

adalah dengan menurunkan temperatur,


sedangkan dengan meningkatkan

 Pengendalian gas dengan kondensasi


tekanan gas lebih mahal.

lebih sederhana dan murah


peralatannya, umumnya digunakan air

 Efisiensi penyisihan gas dengan proses


atau udara sebagai media pendingin. Gambar 1: Spray Condensor

kondensasi pada umurnnya rendah, Sumber : Tunggang Sitompu1,1993


dibandingkan dengan proses adsorpsi, Keterangan :
absorpsi atau combustion, kecuali gas 1. Water Inlet (air masuk)
tersebut dapat terkondensasi pada 2. Spray

 Kondensasi secara tipikal digrunakan


temperatur tinggi. 3. Incondensable Outlet (outlet yang tidak
dapat dikondensasi)
sebagai pretreatment (pengendalian 4. Inlet of Humid Vapor (uap air lembab
pendahuluan), sebelum. digunakan alat masuk)
pengendali yang mempunyai efisiensi 5. Outlet kondensat
lebih tinggi seperd adsorber, absorber
atau insinerator, dengan menggunakan b. Single Pass Condensors
pretreatment, maka beban alat Ada berbagai macam desain kondensor,
pengendali berikutnya lebih ringan. tetapi yang paling umum dalam hal supply
energi dengan kontak langsung adalah
Kondensor single pass condensor seperti yang terlihat
Kondensor adalah piranti penukar kalor pada gambar di atas. Desain condensor ini
khusus yang digunakan untuk mencairkan menyediakan aliran air pendingin (cooling
uap dengan mengambil kalor. Kondensor water flow) melalui tube-tube secara
umumnya sebuah pendingin atau penukar langsung dari air yang masuk (water inlet)
panas yang digunakan untuk ke outlet water. Aliran air pendingin (cooling
mengembunkan uap atau cairan uap, water flows) yang melalui kondenser disebut
sehingga perubahan fase menjadi cairan dengan single pass. Pemisahan antara area
(Tunggang Sitompu1,1993). air dengan area kondensasi steam dipenuhi
1. Jenis-Jenis Kondensor oleh tube sheet dimana ada cooling water
a. General Spray Condensor tubes di dalamnya. Cooling water tubes
Spray Condensor adalah salah satu tipe dalam kondensor di dukung oleh tube
dari kondensor dengan kontak langsung. support sheets. Biasanya kondensor yang
Satu keuntungan dari kondensor jenis ini normal mempunyai rangkaian baffle yang
adalah sangat sederhana dan tidak mahal mengalihkan steam untuk meminimalkan
untuk diproduksi. Metode ini sederhana, air tabrakan langsung pada cooling water
yang didinginkan di bawah titik embun udara tubes.
( dew point ) di dalam kondensor yang Pada bagian bawah kondensor terdapat
disemprotkan pada optimum droplet size kondisi hotwell, dimana kondensat

~33~
VOLUME 5, NOMOR 2, OKTOBER 2013 JURNAL AUSTENIT

berkumpul dan kondensat pada pompa Tempat Perebusan (Boiler)


menyedot kondensat tersebut. Jika Tempat perebusan dari peralatan
noncondensable gasses (gas yang tidak boiler kondensor yang disebut juga sebagai
terkondensasi) diperbolehkan terdapat di boiler. Jenis boiler yang dirancang adalah
dalam condensor vacuum (ruang hampa) Ketel Uap. Ketel uap adalah sebuah alat
akan berkurang dan temperatur saturation untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari
pada steam akan terkondensasi menjadi dua bagianyang penting : dapur
bertambah Non-condensable gasses dan pemanasan, dimana yang menghasilkan
juga selimut tube pada kondensor panas yang didapat dari pembakaran bahan
mengurangi area permukaan perpindahan bakar dan boiler (Henry.2009). Uap atau
pada kondensor. Area permukaan ini dapat fluida panas kemudian disirkulasikan dari
juga dikurangi jika tingkatan kondensat ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi
terdapat untuk di atas tube-tube yang pemanasan.
rendah (lower tubes) pada kondensor.
Pengurangan perpindahan panas
permukaan ini mempunyai efek yang sama 3. METODOLOGI PENELITIAN
seperti pengurangan pada cooling water
flow. Jika kondensor beroperasi dengan Metodologi penelitian berdasarkan
kapasitas desain tersebut, maka pendekatan desain fungsional dan
pengurangan pada permukaan yang efektif pendekatan desain structural. Rancangan
hasilnya di dalam pemeliharaan condensor fungsional menjelaskan tentang fungsi dan
vacum. (Nina T, 2009) pengaturan instrumen sehingga dapat
berfungsi sebagaimana tujuan alat tersebut
dirancang.
Rancangan struktural menjelaskan
tentang bagaimana alat boiler kondensor
dirancang dan alasan pemilihan material
dan lainnya. Penelitian ini menggunakan
bahan dan alat sebagai berikut :

Bahan
Gambar 2 : Single Pass a. Beras 1,5 Kg
b. Gas (bahan bakar) 3 kg
c. Ketupat 6 buah
Tipe Condensor Berdasarkan d. Air
Fungsinya :
Alat
a. Parsial Condensor a. Kompor gas
Condensor ini berfungsi untuk
b. 1 set boiler kondensor
mengembunkan sebagian dari total uap
c. Baut
yang dihasilkan (kondensat) yang
d. Kunci pass no 13
dipakai sebagai refluks. Condensor ini
biasanya dipasang dekat puncak dalam Cara Pengambilan Data
fraksionasi.
Dalam penelitian pembuatan rancang
b. Overhead condensor bangun alat boiler kondensor sistem
Condensor ini memerankan tiga hal tertutup, alat beroperasi pada suhu
pada mat yang bersamaan yakni maksimum 110°C dan tekanan 2-3 lb/in
2
mendinginkan uap, mengembunkan uap dengan kapasitas 6 buah ketupat. Variable
menjadi cair, kemudian mendinginkan penelitian yang akan diambil terdiri dari
cairan tersebut. variable tetap, yaitu temperatur air pendingin
c. Surface Condensor masuk, variable peubah, yaitu temperatur air
Condensor ini berfungsi untuk pendingin keluar, temperatur uap panas
mengkomendasikan steam, yang masuk, temperatur kondensat keluar,
mana kondensasi ini dijalankan dengan tekanan uap, waktu, dan laju pemakaian
tekanan vakum dari 1-1,5 inHg abs. bahan bakar.
Untuk membuat tekanan vakum
digunakan ejektor.

~34~
JURNAL AUSTENIT VOLUME 5, NOMOR 2, OKTOBER 2013

kondensor dapat menyerap panas laten dari


uap yang dihasilkan pada saat proses
boiling dalam boiler.

4.1 Laju Alir Pendingin 15 liter/menit

Pada Laju alir 15 liter/menit, kinerja


kondensor yang diketahui dari efisiensi
thermal boiler kondensor. Kondensor yang
dirancang diharapkan hanya menyerap
panas laten tetapi pada penelitian
kondensor juga menyerap sebagian panas
sensible sehingga menurunkan temperature
kondensat jauh dari titik didih seperti
Gambar 3 : Alat Boiler Kondenser penjelasan diatas. Efisiensi thermal dalam
keadaan kondensor hanya menyerap panas
laten dan keadaan kondensor yang ikut
4. HASIL DAN PEMBAHASAN menurunkan temperatur memiliki nilai yang
berbeda.
Pada alat boiler kondensor ini, Efisiensi thermal untuk kondensor
Kondensor menjadi bagian penting dari yang menyerap panas laten saja yaitu 57 %
peralatan ini. Pada gambar 4 dapat dilihat sedangkan untuk kondensor yang ikut juga
skala temperature yang terjadi pada alat ini. menurunkan temperature menjauhi titik didih
yaitu 54,3%. Ini menunjukkan bahwa
penurunan temperatur merupakan kerugian
untuk peralatan yang dirancang.
Panas akibat dari pendinginan lanjut
pada laju alir ini yaitu 308,7 Kkal. Panas
sebesar itu harus dibebankan oleh bahan
bakar sebesar 11% dari 1 kg bahan bakar
yang disuplai.

4.2 Laju Alir Pendingin 10 liter/menit

Gambar 4 : Skala Temperature pada Boiler Pada laju alir ini, Efisiensi thermal
Kondensor untuk keadaan kondensor hanya menyerap
panas laten yaitu 70% sedangkan untuk
keadaan kondensor ikut serta menurunkan
Pada gambar 4, warna hijau temperature di bawah titik didih yaitu 68%.
menunjukkan bahwa kondisi air umpan Temperatur kondensat yang lebih
memiliki temperature yang sama dengan mendekati titik didih ini menyebabkan panas
lingkungan. Pada bagian bawah kotak hijau, pendinginan lebih lanjut menjadi lebih kecil
air dalam boiler mengalami kenaikan yaitu 239,23 Kkal. Beban bahan bakar untuk
temperatur samapai dengan titik didih air. menaikkan titik didih kembali yaitu 10,41 dari
Pada bagian bawah kotak merah 0,82 Kg bahan bakar yang disuplai.
menunjukkan terjadinya perubahan fase dari
cair jenuh menjadi uap jenuh. Pada bagian
bawah kotak biru, temperatur seharusnya 5. KESIMPULAN DAN SARAN
tidak menjauhi temperatur didih tetapi uji
kinerja alat menunjukkan penurunan 5.1 Kesimpulan
temperature sampai dengan 50% dari
temperatur didih air. Kesimpulan yang didapatkan dari
Pada penelitian ini, variasi laju alir penelitian serta pengujian alat dari rancang
menjadi bagian penting dalam meninjau bangun boiler kondensor, yaitu kondisi
kinerja kondensor. Variasi laju alir diambil operasi yang optimal pada tekanan 1 atm,
dalam dua laju alir yaitu laju alir maksimum temperature uap 100°C serta laju alir air
dan minimum. Laju alir maksimum adalah 15 pendingin 10 liter/menit. Kondisi operasi ini
liter/menit dan laju alir minimum adalah 10 dievaluasi dengan batasan laju alir
liter/menit. Dari kedua laju alir tersebut maksimum dan minimum. Laju alir
ditentukan kondisi optimal dimana

~35~
VOLUME 5, NOMOR 2, OKTOBER 2013 JURNAL AUSTENIT

maksimum 15 liter/menit dan laju alir 4. Elinur, dkk. 2010. Perkembangan


minimum 10 liter/menit. Konsumsi Dan Penyediaan Energi
Pada kondisi optimal yang didapat, Dalam Perekonomian Indonesia.
efisiensi termal alat boiler kondensor adalah Indonesian Journal of Agricultural
68 %. Effisiensi ini didapatkan setelah Economics (IJAE).
mengurangi panas pembentukan ketupat 5. Gugun.2010.Sifat-Sifat Air Yang
dengan panas pendinginan lanjut pada Menakjubkan.
kondenser. Panas pendinginan lanjut pada http://www.idebagusku.com/sifat-
kondisi tersebut adalah 239.23 Kkal. Laju sifat-air-yang-menakjubkan.
pemakaian bahan bakar pada kondisi 6. Henry.2009.KetelUap.
optimal itu yaitu sebesar 0,205 Kg/jam. http://id.scribd.com/doc/19236560/
Kondisi optimal ini menunjukkan KETEL-UAP. Tanggal akses Juli
bahwa alat boiler kondenser merupakan alat 2013.
hemat energi dan dapat mendukung 7. Holman, J.P. 1994.Pepindahan
penurunan angka elastisitas energi Kalor. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Indonesia. 8. Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral. 2010. Integrasi
kebijakan energi regional dan
5.2 Saran nasional. Makasar : Pusat Data
Pada alat boiler condenser, Dan Informasi Energi Dan Sumber
penghematan energi sudah dapat dicapai Daya Mineral.
tetapi kehilangan panas dari kompor 9. McCabe, Et all.1985.Operasi
konvensional tidak dapat dihindari. Hal ini Teknik Kimia Jilid
dapat diminimalisir apabila sumber panas I.Erlangga:Jakarta.
yang digunakan digantikan dengan sumber 10. Nainggolan,WerlinS.1978.Thermo
panas dari listrik. Pada perhitungan panjang dinamika.Armico:Bandung.
kondensor desain, perpindahan panas yang 11. Peters,Max S,dkk.1991.Plant
disebabkan pendinginan oleh udara harus Design and Economics for
dihitung. Hal ini perlu dilakukan untuk Chemical Engineers.McGraw-Hill
menghindari terjadinya pendinginan lanjut 12. Shafwati, R. Afni. 2012. Pengaruh
saat uap masuk kondensor. Pendinginan Lama Pengukusan Dan Cara
lanjut akan menyebabkan kerugian yaitu Penanakan Beras Pratanak
bertambahnya beban panas yang akan Terhadap Mutu Nasi
diberikan oleh sumber panas. Pratanak.Bogor : IPB.
13. Tempo.Co. 2012. Indonesia Masih
Boros Energi.
DAFTAR PUSTAKA http://www.tempo.co/read/news/20
1. Abduh.2009.Elastisitas Energi dan 12/06/11/092409853/Indonesia-
intensitas energi. Masih-Boros-Energi. Diakses pada
http://abduh38.wordpress.com/2009/0 tanggal 12-05-2013
2/06/elastisitas-energi-dan-intensitas- 14. Trisnayani, Nina. 2009, Rancang
energi/). Diakses pada tanggal 12-03- Bangun Alat Destilasi Uap Utuk
2013 Pengolahan Minyak Atsiri Dari
2. Dirjen Energi terbarukan dan Kulit Kayu Manis. (Menghitung
konservasi,2012. Instrumen Kebijakan Effisiensi Steam Kondensat).
3. Tentang Penghematan Palembang: Politeknik Negeri
Energi.Jakarta: Dipresentasikan Sriwijaya.
pada:Workshop “Energy Audit Pilot 15. Widiono, Eddie. 2012. Energy
Projects in Industry & Building” Efficiency Prospect In Indonesia.

~36~

Anda mungkin juga menyukai