1. Arus Listrik
• Arus listrik dalam pengantar (konduktor) adalah aliran muatan listrik.
2. Karakteristik Arus Listrik
• Dalam penghantar yang mengalir adalah muatan listrik negatif (elektron).
• • • • • • •
E
• • • • • • •
F
• Dalam rangkaian arus listrik selalu dari kutub positif ke kutub negative di luar batere.
- +
(a) (b)
• Sumber tegngan searah menghasilkan arus searah (DC, direct current), sumber tegangan
bolak-bolak menghasilkan arus bolak-balik (AC, alternating current)
P Q P Q
A B A B
(a) (b)
R1 R2 R3 R1 R1
A B C D A A B
R2 R2
B
R3 R3
C D C D
Beberapa beban yang hanya membentuk satu jalan arus, disebut rangkanan seri.
• Bila ketiga hambatan diganti dengan sebuah hambatan RP yang menghasilkan efek sama
R1 R2 R3
A B C D RP
A D
VAD = IRP
IRP = I(R1 + R2 + R3) RP = R1 + R2 + R3
• Generalisasi:n buah beban yang resistansinya R1, R2, R3, •••, Rn yang terangkai seri;
boleh diganti dengan (a)
sebuah beban pengganti dengan resistansi RP(b)yang nilainya:
RP = R1+R2+R3, + •••, + Rn
b. Rangkaian Paralel
Beberapa beban (hambatan) yang terangkai sedemikian sehinga hanya terdapat satu
bedaa potensial, disebut terangkai secara parallel.
A B
A R2 I2 B
R3 I3
I
Gambar 2.8.
(b)
A R1 B R3
• Putusnya arus (rangkaian) di salah satu cabang, tidak mengakibatkan arus di cabang lain
terputus.
(a)
• Bila kuat arus di salah satu simpul adalah I, I1, I2, dan I3 (gambar 2.8a), berdasarkan
R2
hukum I Kirchhoff, maka: I = I1 + I2 + I3
V AB V AB V AB 1 1 1
+ + = V AB ( + + ) …………………….…(a)
R1 R2 R3 R1 R 2 R3
• Bila ketiga beban diganti dengan sebuah beban pengganti RP (gambar 2.9b) ssehingga
menghsilkan efek yang sama: yang sama,
(c)
R1 I1
A RP B
R2 I2
A B
IP
R3 I3
(b)
I
V AB
I=
RP
V AB 1 1 1 1 1 1 1
= V AB ( + + ) = + +
RP R1 R 2 R3 RP R1 R2 R3
• Generalisasi: n beban yang memiliki resistansi R1, R2, R3, • • • , R6 yang terangkai paralel;
boleh diganti dengan sebuah beban dengan resistansi RP yang dengan syarat:
1 1 1 1
= + + •••+
R P R1 R 2 Rn
c. Rangkaian Kombinasi
• Tidak ada satu persaman yang berlaku untuk semua kemungkinan rangkaian kombinasi.
• Yang berlaku adalah, pada bagian yang berupa rangkaian seri berlaku RP = R1+R2+R3, +
•••, + Rn ; sedangkan pada bagian yang berupa rangkaian paralel berlaku:
1 1 1 1
= + + •••+ .
R P R1 R 2 Rn
• Pada bagian yang merupakan rangkaian seri dan/atau paralel, beban-beban diganti dengan
sebuah beban pengganti.
• Proses tersebut dilakukan terus sampai hanya ada satu rangkaian seri atau paralel tunggal.
Contoh:
▪ Pada rangkaian gambar 2.11(a) R6 dan R7 terangkai secara paralel, sehingga boleh
1 1 1
diganti dengan sebuah hambatan Rp1 yang resistansinya: = + .
R p1 R6 R7
▪ Rangkaian menjadi seperti gambar 2.11(b). Pada rangkaian 2.10 (b), R 2, Rp1, dan
R4 terangkai secara seri, sehingga boleh diganti dengan sebuah penghambat Rp2
yang resistansinya Rp2= R2 + Rp1+R4.
▪ Rangkaian menjadi seperti gambar 2.10(c). Pada rangkaian 2.10(c) tersebut R5 dan
Rp2 terangkai secara paralel, sehingga boleh diganti dengan sebuah pengambat Rp3
1 1 1
yang resistansinya = + .
R p 3 R5 Rp 2
▪ Rangkaian menjadi seperti gambar 2.11 (d). Pada rangkaian 2.11(d) R1, RP3, dan
R3 terangkai secara seri, sehingga boleh diganti dengan sebuah hambatan Rp
dengan resistansi Rp = R1 + Rp3 + R3.
+ IR = 0 (Hukum II Kirchhoff).
+ 1 + IR1 + (− 2 ) + I ( R2 ) = 0
Pada mesh I:
+ 1 + I1 R1 + ( I1 − I 2 ) R3 − 2 + I1 R2 = 0 ……… (1)
+ 2 + ( I 2 − I1 ) R3 + 3 + I 2 R4 = 0 ………………(2)
• Bila diketehui nilai hambatan dan tegangan batere, dapat dihitung kuat arus di setiap
bagian dengan menghitung I1 dan I2.
• Bila dalam perhitungan diperoleh nilai I positif, arah I sebenarnya sama dengan arah
yang ditentukan, sedangkan bila nilai I negatif, arah sebenarnya I berlawanan dengan arah
I yang telah ditentukan.
Tentukan (a) I pada setiap R dan (b) nilai dan polaritas tegangan pada R 2 pada rangkaian berikut,
bila R1 = 40 ohm, R2 = 20 ohm, R3 = 60 ohm, 1 = 20 volt, dan 2 = 80 volt.
Masalah: Menentukan (a) IR1, IR2, IR3, dan (b) nilai dan polaritas tegangan pada R2.
Analisis:
Pada mesh I:
+ 1 + I 1 R1 + ( I 1 − I 2 ) R2 = 0
2 + I 2 R3 + ( I 2 − I1 ) R2 = 0
− 13volt 13 13
I2 = = − amper . (I2 = A , berlawanan dengan putaran jarum jam)
11ohm 11 11
52 52 8
Pers. (2): -I1 ohm - volt = -4 volt - I1ohm = -4volt + volt = volt
11 11 11
8
volt 8 8
I1= 11
= − amper . (I1 = A, berlawanan dengan putaran jarum jam)
− 1ohm 11 11
8
Arus pada R1 = A , kekiri
11
8 13 8 13 5
Arus pada R2 = A (ke atas) + A (ke bawah) = - A+ A = A ke bawah.
11 11 11 11 11
8 13 13 8 5
Pada R2 , I1 = amper ke atas; I2 = amper ke bawah, I = ( - ) = A. ke bawah
11 11 11 11 11
5
Beda potensial pada R2 = 20 ohm( A. )= 9,1 volt, ujung atas positif, ujung bawah negatif.
11