Anda di halaman 1dari 7

AME (AplikasiVolume

Mekanika dan Energi):


9 Nomor 1 Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63
Maret 2023
Yuliaji, Dwi et. al 2023
pp 57-63
Website: http://ejournal2.uika-bogor.ac.id/index.php/ame/index

UJI KOMISIONING FASILITAS SISTEM SIMULASI PASIF 04 VERSI 2 (FASSIP 04


VER.2) UNTUK STUDI KEMAMPUAN PENDINGINAN PASIF PADA SISTEM
KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR
Dwi Yuliaji1*, Roy Waluyo1, Gatot Eka Pramono1, Putut Hery Setiawan2, Mulya Juarsa1,2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor
1

Jalan K.H. Soleh Iskandar KM.2 Kedung Badak, Kota Bogor 161612
2
Kelompok Riset Sistem Termofluida Reaktor Nuklir (RTFSyDev), Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir,
Organisasi Riset Tenaga Nujlir (BATAN), Badan Riset dan Inovasi Nasional
Gd. 80 KST. B.J. Habibie, PUSPIPTEK, Setu, Tangerang Selatan 15314

ABSTRAK

Riset sistem pendinging pasif/Passive Cooling System (PCS) berbasis aliran sirkulasi alam menjadi
topik penting dalam manajemen termal untuk keselamatan reaktor nuklir pasca gagalnya sistem
pendingin aktif di kejadian kecelakaan PLTN Fukushima Dai-ichi, Jepang. Hal tersebut menjadikan riset
eksperimental penting dilakukan untuk menentukan kondisi awal dan kondisi batas agar aliran sirkulasi
fluida pada untai sirkulasi alam mencapai kondisi optimal. Sehinga dibangun fasilitas eksperimen untai
rektangular FASSIP-04 versi 2 untuk mempelajari fenomena aliran sirkulasi alam dengan rejim aliran
satu fase dan dua fase yang bekerja pada tekanan rendah. Tujuan penelitian dilakukan dalam rangka
komisioning fasilitas untuk mengetahui batasan parameter daya dan temperatur selama pengoperasian.
Metode komisioning dilakukan dalam dua tahap, yaitu komisoning statis dengan merekam data
perubahan temperatur lingkungan dari semua sensor selama 3 hari tanpa dihidupkannya pemanas dan
pendingin. Metode kedua adalah komisoning dinamis dengan memvariasikan temperatur air demineral
di dalam tangki pemanas mulai dari 50° C (satu fase) hingga mencapai temperatur saturasi (dua fase).
Sementara, daya pemanas divariasikan mulai dari 2,8 kW, 4,2 kW, dan 5,6 kW yang dibangkitkan dari
immersion heater. Hasil komisioning statis menunjukkan bahwa temperatur rata-rata tertinggi selama
tiga hari terjadi pada siang hari dalam rentang 31oC – 40oC, dan terendah (stabil) di malam hari antara
jam 20.00 – 07.00 dengan rentang sekitar 22oC – 24oC. Kemudian, hasil komisoning dinamis pada daya
maksimal 5,6 kW, menunjukkan adanya pembentukan gelembung dari pemanas dan capaian temperatur
tertinggi untuk aliran dua fase sebesar 105oC (di atas temperature saturasi). Hasil komisoning telah
menjadi batasan parameter temperatur dan daya untuk menentukan matriks eksperimen selanjutnya.

Kata kunci : FASSIP-04; komisioning; satu fase-dua fase; sirkulasi alam; variasi daya; variasi
temperatur.

ABSTRACT

Research on passive cooling systems (PCS) based on natural circulation flow has become an essential
topic in thermal management for the safety of nuclear reactors after the failure of the active cooling
system at the Fukushima Dai-ichi Nuclear Power Plant accident in Japan. The accident event becomes
an essential issue in experimental research to determine the initial and boundary conditions so that fluid
circulation flow in natural circulation camels reaches optimal conditions. Then, the FASSIP-04 version
2 rectangular loop experimental facility was built to study the phenomenon of the natural circulation
flow with single-phase and two-phase flow regimes that work at low pressure. The research aims to
commission the facility to determine the limits of power and temperature parameters during
experimental operation. The commissioning method is carried out in two stages: static commissioning
by recording environmental temperature change data from all sensors for three days without turning on

* Penulis korespondensi
Email: dwi.yuliaji@uika-bogor.ac.id

Diterima 25 Februari 2023; Disetujui 29 Maret 2023


AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 2023

57
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63

Yuliaji, Dwi et. al 2023

the heating and cooling. The second method is dynamic commissioning by varying the temperature of
the demineralized water in the heating tank from 50°C (one phase) to saturation temperature (two
phases). Meanwhile, the heating power varies from 2.8 kW, 4.2 kW, and 5.6 kW generated from the
immersion heater. The results of static commissioning show that the highest average temperature for
three days occurs during the day in the range of 31oC – 40oC, and the lowest (stable) at night between
20.00 – 07.00 with a range of around 22oC – 24oC. Then, the results of dynamic commissioning at a
maximum power of 5.6 kW showed the formation of bubbles from the heater, and the highest temperature
for two-phase flow was 105oC (above saturated temperature). The commissioning results have become
the limits of temperature and power parameters to determine the following experimental matrix.
Keywords : commissioning; FASSIP-04; natural circulation; power variation; single-phase-two phases;
temperature variation.

PENDAHULUAN atau melalui perubahan fase, sehingga membuat


sistem sirkulasi alam secara inheren lebih handal.
Jenis pendingin sirkulasi alam/Passive Batasan yang lebih rendah pada orientasi sistem
Cooling System (PCS) satu fase digunakan pada dan persyaratan kontruksi yang disederhanakan
reaktor besar dan bertekanan. Sistem reaktor telah membuat aplikasi pendinginan sirkulasi
tertentu seperti reaktor pemanas dan CAREM alam satu fase di beberapa industri nuklir
PWR menggunakan pendinginan alam satu fase (Borgohain. A., et al., 2011).
di sistem kerja utamanya (K. Vijayan, Nayak, & Sirkulasi alam satu fase ditemukan menjadi
Gartia, 2008). Sedangkan jenis pendinginan tidak stabil dengan peningkatan diameter loop,
sirkulasi alam dua fase banyak digunakan di akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik
pembangkit listrik berbahan bakar fosil, boiler, dengan sirkulasi alam dua fase. Tergantung pada
thermosyphon, dan generator uap termasuk diameter loop, daya maksimum yang didalam
reaktor tenaga nuklir jenis PWR, VVER, dan sistem sirkulasi dapat dikontrol stabilitasnya pada
PHWR. Pendinginan sirkulasi alam dua fase skala tertentu. Metode yang dilakukan untuk
biasanya digunakan pada pembangkit listrik meningkatkan kestabilan laju aliran adalah
tenaga nuklir berdaya rendah seperti Humbhodt dengan menempatkan lubang-lubang kecil
Bay 3 (63 MWe), Dodewaard (65 MWe), dan sepanjang loop. Semua lubang tersebut
VK-50 (50 MWe) (Kakodkar, Sinha, & A, 1990). menunjukan efek menstabilkan aliran, akan tetapi
Sistem PCS memiliki manfaat untuk juga menimbulkan problematika terhadap
meningkatkan keselamatan reaktor nuklir, penurunan tekanan di dalam loop (Misale & M.,
terutama penanganan termal selama proses 1999).
pendinginan setelah kecelakaan, juga dapat Peningkatan kinerja perpindahan panas
mencegah radiasi dilepas ke lingkungan jika dengan prinsip sirkulasi alam dalam konteks
temperatur reaktor kembali ke kondisi normal. manajemen termal untuk peningkatan
Sistem PCS terbaru telah diterapkan di Korea keselamatan reaktor dapat dilakukan dengan
Reaktor SMART (Chang, S.K. Sim, & Lee, 2000) menggunakan fluida kerja yang terdispersi oleh
(Park. et al., 2017). material logam berukuran nano (nano partikel)
Kerapatan fluida yang berbeda pada jarak yang disebut nanofluid (nanofluida). Salah satu
tertentu yang diakibatkan oleh perbedaan aplikasi sehingga, selain merubah boundary
temperatur merupakan sifat fisik fluida yang akan condition atau BC (geometri, posisi dan ukuran),
mempengaruhi laju aliran pada pendinginan peningkatan laju aliran sirkulasi alam dalam loop
sirkulasi alam. Konsep ini berdasarkan pada (untai) tertutup juga dapat ditingkatan dengan
hukum-hukum alam yang berlaku (Jain, Nayak, merubah kondisi awal (initial condition, IC)
Vijayan, Saha, & Sinha, 2010). Batasan yang seperti perubahan daya, jenis fluida pendingin
lebih rendah pada orientasi sistem dan (penggunaan nanofluida) dan perubahan jenis
persyaratan kontruksi yang disederhanakan telah material pipa. Banyak penelitian telah dilakukan
membuat aplikasi pendinginan sirkulasi alam satu dengan memvariasikan BC dan IC untuk
fase di beberapa industri nuklir (Borgohain. A., et nanofluida pada sirkulasi alam (natural
al., 2011). circulation) sistem keselamatan reaktor nuklir
Gerakan fluida melalui sirkulasi tertutup (Rahnama & Ansarifar, 2021).
diperoleh dengan menciptakan gradien kepadatan Peningkatan sifat fisik fluida seperti
fluida kerja, baik melalui perbedaan temperatur konduktivitas termal, kegunaan optimum,

58
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63

Yuliaji, Dwi et. al 2023

viskositas, dan koefisien perpindahan panas Tabel 1. Parameter geometri dan parameter operasional
konvektif pada cairan dasar dasar seperti air atau Material SS 201
minyak adalah dengan mensuspensi koloid Diameter luar, Dout 25,4 mm
berukuran nanometer (Yu & Xie, 2012). Diameter dalam, Din 23,4 mm
Keefektifan nanofluida dalam aplikasi Lebar loop, L 1320 mm
perpindahan panas sangat dipengaruhi dari sifat Tinggi loop, H 6000 mm
termo-fisiknya yaitu tegangan permukaan. Panjang total loop, Lt 14.640 mm
Tegangan permukaan adalah salah satu sifat Rasio diameter terhadap 653,6
utama yang mempengaruhi kinerja transfer panas. Panjang total loop, NG
Akan tetapi efek samping dari penggunaan Volume fluida kerja 27,2 liter
nanofluida akan menciptakan kekasaran
permukaan yang berpengaruh pada laju aliran Tabel 2. Parameter operasional
fluida karena perubahan tegangan permukaan
(Vafaei, D. Wen, & Borca-Tasciuc, 2011). Selain Fase aliran 1 dan 2 fase
itu aksi pipa kapiler dari fluida kerja dalam pipa Fluida kerja Air demineral 100%
panas juga dipengaruhi oleh tegangan Al2O3 0,1% wt
permukaan. Perpindahan panas maksimum dari 0,2% wt
pipa panas juga ditentukan oleh rasio permukaan 0,3% wt
tegangan, densitas dan kalor laten penguapan T WHT 50 °C
terhadap viskositas fluida kerja (Reay, R. 60 °C
McGlen, & and P. Kew, 2013). Oleh karena itu, 70 °C
tegangan permukaan nanofluida adalah salah satu 80 °C
parameter kunci untuk mengoptimalkan utilitas Temperatur saturasi °C
nanofluida dalam aplikasi perpindahan panas. Daya heater 1,4 kW
Hal lain disamping sifat fisik nanofluida, 2,8 kW
4,2 kW
wettability juga memegang peranan penting
5,6 kW
dalam meningkatkan efektifitas perpindahan
kalor. Wettability merupakan kemampuan fluida
dalam menjaga kontak dengan permukaan Penempatan komponen fasilitas eksperimen
material padat (Choi, U., & & Eastman, 1995). dijelaskan pada Gambar 1.
Semakin tinggi derajat kebasahan, semakin besar
daerah yang dibasahi oleh fluida maka Expansion
Tank
perpindahan kalor juga semakin besar
(Deendarlianto, Y. T., Hidaka, S. & KOHNO, M,
2008).

METODE PENELITIAN Hot-leg

Diskripsi Fasilitas Eksperimen

Fasilitas eksperimen sirkulasi alam terdiri dari


termohidraulik primer (rectangular loop), sistem Image processing section
pendingin sekunder dan akuisisi data. Gambar 1 in hot-leg

menunjukan gambar fasilitas eksperimen sirkulasi


NI-Daq Data Acquisition
System (DAS)

alam sedangkan Gambar 2 adalah skema rectangular Water heater tank

loop sirkulasi alam. Komponen utama rectangular PC connected to DAS

loop terdiri dari up riser / hot leg dan downcomer/cold


leg, Water Heating Tank (WHT), Water Cooling
Tank (WCT)/heat sink dan tangki ekspansi.
Komponen utama sistem pendingin terdiri dari tangki FASSIP-04 Ver.2
TP-Rectangular Loop by RIIM-12
pendingin, condenser, pre cooler dan pompa.
Parameter geometri. dan parameter operasional di Gambar 1. Fasilitas eksperimen FASSIP 04 Ver.2
jelaskan melalui Tabel 1 dan Tabel 2, deskripsi
tersebut juga terdapat pada penelitian lainnya (Chen,
2018; Wang, 2018; Bello et al., 2020).

59
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63

Yuliaji, Dwi et. al 2023

Gambar 2 menunjukkan skema rectangular Tabel 4. Matrik pengujian dinamis dengan air
loop sirkulasi alam dengan berbagai sensor terpasang, Daya T. WHT Waktu penahanan
seperti sensor temperatur, sensor tekanan dan 2,8 kW 50 30 menit
pengukuran laju aliran massa fluida kerja. 4,2 kW 60 30 menit
5,6 kW 70 30 menit
80 30 menit
Temperatur 60 menit
saturasi

Air demin digunakan sebagai fluida kerja pada


pengujian dinamis dengan air. Daya pemanas
diperoleh dari immersion heater yang ditempatkan di
WHT. Sebelum pengujian dinamis dengan air, bubble
yang terperangkap di dalam loop dibersihkan dengan
metode dipompa sehingga bubble akan terbuang
melalui tangki ekspansi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kalibrasi Termokopel

Termokopel tipe K sebagai sensor temperatur


dikalibrasi menggunakan alat Refrigerated Bath RB-
12. Range temperatur yang digunakan pada saat
kalibrasi adalah 27,24°C - 90°C dengan penahanan
Gambar 2. Setup eksperimental untai rec.-TP selama 30 menit setiap matrik. Gambar 3 dan 4
FASSIP-04 Ver.2
menunjukan hasil kalibrasi termokopel yang sudah
dilakukan.
Prosedur Komisioning

Tahapan komisioning terdiri dari beberapa


pengujian, Tabel 3 menjelaskan jenis pengujian yang
dilakukan.

Tabel 3. Jenis komisioning


No. Komisioning Ketentuan
1 Kalibrasi Bertahap sampai
termokopel temperatur 90° C
2 Statis tanpa air 3×24 jam non stop
3 Statis dengan air 3×24 jam non stop
4 Dinamis dengan air Bertahap sampai Gambar 3. Matrik kalibrasi termokopel
demineral temperatur saturasi

Komisioning statis tanpa air dan statis dengan air


bertujuan untuk mengetahui kondisi temperatur
lingkungan paling stabil yang nantinya akan
digunakan sebagai kondisi pengambilan data
pengujian. Pembacaan temperatur oleh sensor
direkam selama 3×24 jam oleh data akuisisi National
Instrumen modul arus 9214.
Pengujian dinamis dengan air dilakukan untuk
mengetahui kinerja dari fasilitas eksperimen. Hasil
pengujian akan digunakan sebagai batasan parameter
pengambilan data eksperimen. Tabel 4 menjelaskan Gambar 4. Deviasi kalibrasi termokopel
matrik pengujian dinamis dengan air.
60
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63

Yuliaji, Dwi et. al 2023

Hasil kalibrasi menunjukan selisih pengukuran Terdapat perbedaan fenomena yang terjadi
tertinggi sebesar 1,69 poin pada rentang temperatur antara komisioning statis tanpa air dengan
kalibrasi, sedangkan deviasi rata-rata sebesar 1%. komisioning statis dengan air. Fenomena tersebut
Hasil kalibrasi termokopel yang akan digunakan dipengaruhi kondisi lingkungan tempat fasilitas
sebagai sensor temperatur menunjukan bahwa eksperimen akan dilakukan. Faktor utama perbedaan
termokopel tersebut layak digunakan pada fasilitas tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca seperti hujan
eskperimen. dan angin kencang yang terjadi, namun secera umum
kondisi stabil terjadi pada malam hari.
Komisioning Statis Tanpa Air Dan Dengan Air
Komisioning Dinamis Dengan Air
Aliran sirkulasi alam terjadi akibat perbedaan Variasi temperatur di WHT dan variasi daya
densitas diantara fluida kerja di dalam loop yang pemanas dilakukan untuk menguji kinerja
diakibatkan oleh perbedaan temperatur. Fluida kerja fasilitas eksperimen.
dengan densitas lebih rendah pada hot leg mengalir ke
atas, kemudian sampai pada WCT densitas fluida
kerja kembali ke nilai awal sehingga gaya gravitasi
mengakibatkan aliran terjadi pada loop.
Fenomena yang terjadi selama komisioning
menunjukan bahwa temperatur lingkungan sangat
mempengaruhi kondisi temperatur di dalam loop.
Temperatur tertinggi di dalam loop terdapat pada
bagian atas loop. Gambar 5 dan 6 menunjukan
fenomena yang terjadi selama komisioning.

Gambar 5. Komisioning statis tanpa air

Gambar 6. Komisioning statis dengan air Gambar 7. Komisioning dinamis dengan air
demineral daya 5,6 kW 3× pengulangan

61
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63

Yuliaji, Dwi et. al 2023

Fenomena aliran yang terbentuk juga terjadi jika diamati berdasarkan variasi
diamati dengan menggunakan kamera. Gambar 7 pengulangan. Jumlah bubble yang terbentuk
menjelaskan grafik hasil komisioning dinamis mengalami pengurangan pada pengulangan
dengan air. Berdasarkan grafik pada Gambar 7 berikutnya, hal ini terjadi pada setiap temperatur
aliran sirkulasi alam mengalami instabilitas aliran yang sama seperti ditunjukkan pada Gambar 9.
pada temperatur saturasi, fenomena ini juga Fenomena perubahan jumlah bubble berdasarkan
terdapat pada penelitian lainnya. Penambahan kenaikan temperatur merupakan hal yang umum
material berukuran nano dapat mengurangi berdasarkan sifat fluida kerja air, akan tetapi jika
instabilitas aliran dan juga dapat meningkatkan dilihat berdasarkan pengulangan tentu merupakan
laju perpindahan panas. hal patut untuk diperhatikan.

Gambar 8. Perubahan jumlah bubble berdasarkan variasi temperatur


.

Gambar 9. Perubahan jumlah bubble berdasarkan variasi pengulangan temperatur 80°C

Fenomena jumlah bubble yang terbentuk Jumlah bubble yang berbeda untuk setiap
selama pengujian menjadi menarik untuk diamati. pengulangan akan mengakibatkan pengambilan
Pada komisioning dinamis dengan air demineral, kalor yang berbeda untuk matrik temperatur yang
daya yang digunakan 5,6 Kw dengan variasi sama, sehingga kesimpulan yang nantinya akan
temperatur di WHT 60°C, 70°C, 80°C sampai diperoleh menjadi tidak valid, oleh sebab itu perlu
temperatur saturasi. Pengujian dilakukan dengan dibuat metode eksperimen yang tetap dalam
tiga kali pengulangan dengan matrik yang sama. penggunaan fluida kerja, sehingga initial
Jumlah bubble yang terbentuk berdasarkan condition tetap terjaga yang selanjutnya akan
variasi temperatur menunjukan kenaikan namun menghasilkan data yang dapat dipercaya.
akan berkurang pada temperatur saturasi seperti
ditunjukkan pada Gambar 8. Hal sebaliknya

62
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 9 (1), pp 57-63

Yuliaji, Dwi et. al 2023

KESIMPULAN with Nanoparticles. Medium: ED, Size: 8


p.
Hasil komisioning yang telah dilakukan, Deendarlianto, Y. T., Hidaka, S. & KOHNO, M.
maka dapat disimpulkan untuk kalibrasi (2008). The Effect of Contact Angle on
termokopel, nilai deviasi termokopel sebesar 1% Evaporation of Water Droplet on A Heated
dari seluruh kalibrasi. Hal ini menunjukan bahwa Solid Surface. Fifth Int. Conference on
sensor temperatur ini layak digunakan di fasilitas Transport Phenomena in Multiphase
eksperimen. Sedangkan hasil komisioning statis Systems.
menunjukkan bahwa kebutuhan waktu Jain, V., Nayak, A., Vijayan, P., Saha, D., &
pengambilan data kurang lebih selama 6 jam, Sinha, R. (2010). Experimental
sehingga waktu terbaik untuk pengambilan data Investigation on The Flow Instability
dimulai rentang waktu pukul 21.00 WIB sampai Behavior of a Multi-Channelboiling
dengan pukul 06.00 WIB, dimana waktu tersebut Natural Circulation Loop at Low-
memiliki deviasi temperatur paling rendah yaitu Pressures. Experimental Thermal and
2°C. Temperatur rata-rata tertinggi selama tiga Fluid Science, 34, 776-787.
hari terjadi pada siang hari dalam rentang 31oC – K. Vijayan, A. K., Nayak, D. S., & Gartia, M. R.
40oC, dan terendah (stabil) di malam hari antara
(2008). Effect Of Loop Diameter on The
jam 20.00 – 07.00 dengan rentang sekitar 22oC –
Steady State and Stability Behaviour of
24oC. Kemudian, hasil komisoning dinamis pada
Single-Phase and Two-Phase Natural
daya maksimal 5,6 kW, menunjukkan adanya
pembentukan gelembung dari pemanas dan Circulation Loops. Science and
capaian temperatur tertinggi untuk aliran dua fase Technology of Nuclear Installations.
sebesar 105oC (di atas temperatur saturasi). Hasil Kakodkar, K. R., Sinha, & A. (1990, October).
komisoning telah menjadi batasan parameter “Requirements For the Design of
temperatur dan daya untuk menentukan matriks Advanced Heavy Water Reactor,.” in
eksperimen selanjutnya. Proceedings of IAEA TCM Workshop on
Requirements for the Next Generation of
Water-Cooled Reactor.
UCAPAN TERIMA KASIH Misale, M., & M., F. (1999). Influence Of
Pressure Drops on Behavior of A Single-
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Phase Natural Circulation Loop:
Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju Preliminery Result. Int. Commun. Heat
(RIIM) Gelombang 1 LPDP Mandatori Mass Transfers, 26(5), 597-606.
KEMENKEU-BRIN periode 2022 – 2025 (3 tahun) Rahnama, Z., & Ansarifar, G. (2021). Nanofluid
dengan nomor kontrak B-811/II.7.5/FR/6/200 dan B Application for Heat Transfer, Safety, And
2103/III.2/HK.04.03/7/2022. Terima kasih atas Natural Circulation Enhancement In The
dukungan Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuscale Nuclear Reactor As A Small
Nuklir ORTN BRIN untuk dukungan studi degree by Modular Reactor Using Computational
research manajemen talenta BRIN, serta Rektor Fluid Dynamic (CFD) Modeling Via
UIKA Bogor atas dukungannya untuk menggunakan Neutronic And Thermal-Hydraulics
lokasi kampus sebagai kegiatan riset. Coupling. Progress in Nuclear Energy, 1-
27.
Reay, D., R. McGlen, & and P. Kew. (2013). Heat
REFERENSI Pipes: Theory, Design and Applications.
Butterworth-Heinemann.
Borgohain. A., B.K., J., Maheshwari, N., Vijayan, Yu, W., & Xie, H. (2012). A Review on
P., Saha, D., & Sinha, R. (2011). Natural Nanofluids: Preparation, Stability
Circulation Studies in A Lead Bismuth Mechanisms, And Applications. Journal of
Eutectic Loop. Prog. Nucl. Energy, 53, nanomaterials, 1-17.
308-319. Vafaei, S., D. Wen, & Borca-Tasciuc, a. T.
Chang, M., S.K. Sim, & Lee, a. D. (2000). (2011). Nanofluid Surface Wettability
SMART Behaviour Under Over- Through Asymptotic Contact Angle.
pressurizing Accident Conditions. Nuclear Langmuir, 27(6), 2211-2218.
Engineering and Design, 199(1), 187-196.
Choi, S.U.S. and J.A. Eastman. (1995).
Enhancing Thermal Conductivity of Fluids

63

Anda mungkin juga menyukai