Anda di halaman 1dari 8

KE - 085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV

Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

Efek Perbedaan Diameter Pipa dan Beda Ketinggian


Terhadap Rugi Tekanan di Sepanjang Pipa
Selama Aliran Sirkulasi Alamiah

Mochammad Farid1,2, Budi Gusnawan Juarsa1,2, Rizqi Faizal Muttaqin1,2,


Sigit Herlambang1,2, Januar Akbar1,2, Yogi Sirodz Gaos2, Edi Marzuki2, Mulya Juarsa2

1
Mahasiswa Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor
Jl. KH. Soleh Iskandar Bogor
Mochamed.farid@gmail.com

2
Engineering Development for Energy Conversion and Conservation (EDfEC)
Research Laboratory
Fakultas Teknik Univeristas Ibn Khaldun Bogor
Jl. KH. Soleh Iskandar Bogor

Abstrak

Optimalisasi pemanfaatan energi untuk efisiensi dilakukan selain dengan merancang bangun alat konversi energi
yang baru, juga memanfaatkan hukum-hukum alam yang berlaku seperti fenomena sirkulasi alamiah. Konsep
sirkulasi alamiah dapat diimplementasikan dalam kehidpans sehari-hari dalam rangka optimalisasi sumber energy
dan energi buang. Selain itu, system pasif dalam reaktor nuklir juga memanfaatkan fenomena natural sirkulasi,
untuk melakukan tanpa menggunakan pompa. Studi eksperimental dilakukan untuk memahami fenomena natural
sirkulasi dengan menghitung rugi tekanan berdasarkan data perubahan temperatur pada bagian dingin dan bagian
panas di Untai Simulasi Sirkulasi Alamiah (USSA FT-02). Konstruksi USSA FT-02 terdiri dari komponen pipa
SUS 304 berdiameter 1 Inchi dan 0,75 Inchi, heater, cooler dan tangki ekspansi. Hasil eksperimen dan
perhitungan menggunakan beberapa korelasi menunjukkan, rugi tekanan memiliki harga kestabilan pada pipa
diameter 1 Inchi yang secara berturut-turut adalah 0,044 mbar, 0,054 mbar, 0,063 mbar dan 0,21 mbar sedangkan
pada pipa diameter 0,75 Inchi adalah 0,066 mbar, 0,076 bar, 0,11 mbar dan 0,29 bar berdasarkan perubahan
ketinggian antara heater dan cooler yaitu 0,257 meter, 0,389 meter, 0,476 meter dan 0,55 meter serta perbedaan
diameter yaitu diameter 1 Inchi dan 0,75 Inchi sedangkan pengaruh terhadap kecepatan aliran air menyebabkan
kenaikan dari 2,6x10-3 m/s hingga 1,4x10-2 m/s sehingga rugi tekanan tertinggi terjadi pada pipa diameter 0,75
Inchi untuk ketinggian 0,55 meter antara heater dan cooler akibat dari perbedaan temperatur pada pipa diameter
0,75 Inchi lebih besar karena diameter pipa yang lebih kecil yaitu pipa diameter 0,75 Inchi akan menyebabkan
perpindahan kalor yang besar dibandingkan dengan pipa diameter 1 Inchi. Efek gaya-gaya yang mempengaruhi
rugi tekanan memiliki karakteristik berbeda untuk setiap perbedaan ketinggian cooler dan heater.

Kata kunci: ketinggian, laju aliran, rugi tekanan, diameter, pipa

446
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

Pendahuluan kemiringan untai dilakukan dengan merubah


kedudukan USSA FT-02 pada suatu penopang persegi
Sebuah sistem yang salah satu bagiannya dipanaskan empat (berbahan CS), dimana penopang
dan bagian lainnya didinginkan, akan menyebabkan disambungkan dengan engsel. Busur derajat dipasang
kerapatan air di bagian yang panas lebih rendah pada salah satu engsel dengan tujuan untuk
dibandingkan dengan bagian dingin. Perbedaan mengetahui posisi sudut kemiringan untai pada saat
tekanan hidrostatik karena kerapatan akan dilakukan variasi sudut. Ketinggian (H) diperoleh
mengakibatkan gradien kerapatan yang menggerakkan dengan persamaan,
air untuk mengalir di dalam loop. Kemampuan
pergerakan molekul air karena beda kerapatan dan H (α) = L sin α
adanya perbedaan ketinggian akan menimbulkan
aliran di dalam loop. Stabilitas aliran diharapkan akan dengan L (meter) adalah jarak pada pipa antara cooler
timbul apabila terjadi perbedaan temperatur yang dan heater, α adalah sudut kemiringan untai.
stabil antara bagian dingin dan bagian panas. Aliran
tanpa adanya intervensi mekanik seperti pompa atau
kendali aliran, disebut fenomena aliran sirkulasi
alamiah. Aplikasi dari sirkulasi alamiah seperti pada
teknologi pemanas surya, konversi energi, pembangkit
listrik tenaga nuklir dan termal control untuk
komponen elektronik (Juarsa, Mulya, dkk, 2011).
Beberapa penelitian terkait fenomena sirkulasi
alamiah seperti yang dilakukan oleh Welander
(Vijayan P.K., Nayak A.K.,2007) telah
mempertimbangkan aspek penggerak (driven) dalam
aliran yang timbul karena gaya apung (buoyancy),
perbedaan tekanan dan hambatan oleh gaya gesekan
pada pipa. Kasus fluida laminar pada fasa tunggal oleh Gambar 1 Fasilitas eksperimen USSA FT-02
Dobson (Vijayan P.K.,207), menjelaskan skema
formulasi yang sederhana yang mampu menangkap Sistem instrumentasi adalah dengan mengendalikan
perilaku non-liner dan transien pada loop. Instabilitas temperatur melalui regulator voltage yang terhubung
aliran yang muncul belum dapat dijelaskan. Penelitian dengan heater, dimana tegangan heater akan dinaikan
lainnya seperti yang dilakukan oleh K.Chen (Setianto, setiap selang waktu 5 menit. Data pengukuran
Agus Putra, 2010) dan P.K. Vijayan (M. Misale et al., temperatur menggunakan termokopel tipe K,
2006) menjelaskan instabilitas osilasi aliran dan kemudian data pengukuran direcord melalui sistem
stabilitas yang muncul pada loop yang dilakukan akuisisi data (DAS) WinDAQ T1000 dengan sampling
melalui eksperimen dan simulasi komputer, meskipun rate 1 data per-detik pada 8 kanal (dalam makalah ini
kondisi batasnya belum didefiniskan secara baik. data hanya ditampilkan untuk T H dan T C ). Gambar 2
Instabilitas aliran dapat disebabkan faktor rugi tekanan menunjukkan fasilitas eksperimen USSA FT-02.
yang muncul di dalam pipa. Perubahan tekanan dalam
aliran fluida terjadi karena adanya perbedaan Prosedur eksperimen
ketinggian, perbedaan kecepatan aliran fluida akibat
perubahan atau perbedaan penampang, dan gesekan Eksperimen dilakukan dengan mengisi air terlebih
fluida. dahulu menggunakan katup inlet, kemudian preheater
pada tangki ekspansi dinyalakan dengan tujuan
Metode Eksperimental memberikan tekanan secara hidrostatik hingga
mencapai 1 bar (untuk menguji kebocoran). Setelah
Fasilitas Eksperimen mencapai tekanan 1 bar dan tidak terjadi kebocoran,
eksperimen dilanjutkan dengan men-setting alat
Fasilitas eksperimen yang disebut Untai Simulasi instrumentasi. Kemudian posisi untai dirubah
Sirkulasi Alamiah (USSA FT-02) dibuat dengan berdasarkan sudut kemiringan yang ditentukan, Dalam
dengan bentuk segi empat, dengan panjang 1,2 meter eksperimen ini menggunakan sudut 30o, 45o, 60o dan
dan lebar 1,0 meter dibuat dengan menggunakan pipa 90o. Langkah pertama menghidupkan cooler hingga
SUS 304 dengan diameter 1 Inchi (2,54 cm). Sisi temperatur minimal tercapai, sekitar -12oC. Kemudian
panjang terdri dari 2 pipa dan sisi lebar terdiri dari 2 tegangan heater dinaikkan secara gradual melalui
pipa yang pada setiap ujungnya dipasang flange, regulator voltage. Persentase daya adalah sebesar 20%
dengan tujuan agar ukuran untai dapat di variasikan untuk setiap 5 menit. Daya maksimal heater adalah
sesuai kebutuhan eksperimen. Perubahan sudut 300 watt. Saat heater dihidupkan, maka DAS mulai
me-record data. Eksperimen dilakukan untuk setiap

447
24
∆Τ ∅ 1 Ιnch
∅ 3/4 inch
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin22
20
XI (SNTTM
∆Τ ∅ 3/4 Ιnch XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah 18Mada (UGM),
H = 0,275 m Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012
16 ∅ 1 inch

Temperatur, T [oC]
perubahan sudut untai. 14
12
10

Perhitungan 8
6
4

Hasil pengamatan perbedaan temperatur pada heater 2


0
dan cooler di konversikan menjadi densitas air untuk 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Waktu, t [s]
memperoleh perbedaan densitas air pada untai dari
sifat fisik air, sehingga dapat digunakan untuk 2 4
menghitung laju aliran massa air yang terjadi di dalam − 64 µL + (64 µL ) + 8 gHKρD ( ρ c − ρ h )
v= (7).
untai USSA FT-02, menggunakan korelasi (1). 2
2 KρD
2 2 gH ( ρ c − ρ h ) ρ
m = . . . . . . . . . . . (1),
R Kerugian tekanan mayor adalah rugi tekanan akibat
Dengan m (kg/s) adalah laju aliran massa air, H gesekan pada sistem aliran tube lurus yang dapat
(meter) adalah ketinggian antara cooler dan heater, ρ dihitung dengan persamaan(8).
(kg/m2) adalah massa jenis air dan R adalah resistensi
hidrodinamika (m4). Hasil perkalian antara Q (m3/s) l
debit air dengan densitas air adalah laju aliram massa ∆Pmayor = 2 f ρv 2 . . . . . . . . . . . . . . (8),
d
air, seperti yang diuraikan pada persamaan (2).
dengan f faktor gesek. Selain kerugian tekanan akibat
m = Qρ = Avρ . . . . . . . . . . . . . . . (2), gesekan pada sistem aliran tube lurus, terjadi juga rugi
tekanan akibat gesekan yang terjadi akibat adanya
dengan A (m2) luasan hidrodinamika, v (m/s) belokan, pelebaran dan penyempitan penampang,
kecepatan aliran air Kemudian korelasi (1) sambungan-sambungan, katup, dan aksesoris lainnya.
disubstitusikan ke dalam persamaan (2), sehingga Kerugian tekanan minor berdasarkan koefisen
diperoleh persamaan (3), sebagai berikut; kehilangan adalah:

2 gH ( ρ c − ρ h ) v2
v
2
= . . . . . . . . . . . . . . .(3), ∆Pmin or = ρK L . . . . . . . . . . . . . . . . .(9),
2
RρA 2

persamaan (4) menunjukkan faktor gesek Fanning. Dengan K L koefisien kehilangan. Berdasarkan hal
Faktor gesek Darcy Weishbach (f D ) mempunyai besar tersebut maka untuk menghitung kerugian tekanan
empat kali faktor gesek fanning (f f ), sehingga (f D ) = 4 (pressure drop) pada loop USSA FT-02 dapat di
(f f ) seperti pada persamaan (5). gunakan persamaan:

16 µ ∆Ptotal = ∆Pminor + ∆Pmayor . . . . . . . (10).


ff = . . . . . . . . . . . . . . . . . . ….... . (4),
Dρv
64 µ
fD = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5), Pembahasan
Dρv
Kecepatan aliran air
Kemudian harga resistensi termohidrolik ditunjukkan
pada persamaan (6)[12]. Berdasarkan data pengukuran pebedaan temperatur
pada daerah heater dan cooler seperti yang telah
2 ditunjukkan pada Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 dan
64 µL + KρvD
R= . . . . . . . . . . . . . . (6). Gambar 7. Kemudian harga massa jenis air
2 2
ρvA D berdasarkan tabel sifat fisik air, lalu data tersebut
dimasukkan ke dalam persamaan (7).
dengan L (meter) panjang total untai, D (meter)
diameter dalam pipa. Untuk memperoleh kecepatan
rata-rata yang terjadi di dalam untai adalah dengan
mensubstitusikan persamaan (6) ke dalam persamaan
(3), dengan menggunakan rumus abc diperoleh
korelasi (7), sebagai berikut.

448
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

0.08 0,0007
H = 0.275 ∆Ρ = 5.71182E-6 + 0.00776*v^1 + (-0.04321)*v^2
0.07 H = 0.389 0,0006 R2 = 0,99
H = 0.476
H = 0.55 Rugi tekanan
0.06
0,0005 Korelasi polynomial
Kecepatan aliran, v [m/s]

Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]


0.05 H = 0.275 m
0,0004
0.04
0,0003
0.03

0,0002
0.02

0.01 0,0001

0.00 0,0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
Waktu, t [s] Kecepatan aliran, v [m/s]

Gambar 2. Kecepatatan aliran air berdasarkan waktu Gambar 4. Hubungan rugi tekanan terhadap kecepatan
pada pipa diameter 1 Inchi untuk ketinggian 0,275 m pada pipa diameter 1 Inchi

Berdasarkan Gambar 4 ditunjukkan, kecepatan yang


0,07
H = 0,275 m timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah
0,06 H = 0,389 m
H = 0,476 m
H = 0,550 m
heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi
0,05
tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan
Kecepatan aliran, v [m/s]

0,04
semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi
0,03
tekanan yang semula 0,044 mbar naik menjadi 0,21
0,02 mbar.
0,01
0,0007
0,00 ∆Ρ = 7.62288E-6 + 0.00777*v^1 + (-0.02926)*v^2
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
0,0006 R2 = 0,99
Waktu, t [s]
Rugi tekanan
0,0005 Korelasi polynomial
Gambar 3. Kecepatatan aliran air berdasarkan waktu Η = 0.389 m
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

pada pipa diameter 0,75 Inchi 0,0004

0,0003

Gambar 2 dan Gambar 3 memiliki karakteristik yang 0,0002

berbeda sesuai dengan perubahan temperatur pada 0,0001

daerah heater dan cooler. Stabilitas kecepatan aliran 0,0000


pada pipa diameter 1 Inchi (Gambar 7) rata-rata terjadi 0,00 0,01 0,02 0,03
Kecepatan aliran, v [m/s]
0,04 0,05 0,06 0,07

pada waktu 0 hingga 500 detik. Sedangkan pada


waktu 500 hingga 2500 detik kecepatan naik drastis Gambar 5. Hubungan rugi tekanan terhadap kecepatan
hingga mencapai 6,2×10-2 m/s yang terjadi pada untuk ketinggian 0,389 m pada pipa diameter 1 Inchi
ketinggian 0,55 yaitu ketinggian yang paling
maksimal, sedangkan kecepatan terendah terjadi pada Berdasarkan Gambar 5 ditunjukkan, kecepatan yang
ketinggian 0,275 m yaitu 3×10-2 m/s . Hal tersebut timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah
sangat sesuai dengan Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi
dan Gambar 7 yaitu kenaikan perbedaan temperatur tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan
(∆P). semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi
tekanan yang semula 0,054 mbar naik menjadi 0,33
b. Rugi tekanan mbar.
Perhitungan rugi tekanan dilakukan dengan
0,0007
menggunakan persamaan (8), persamaan (9) dan ∆Ρ = 8.19737E-6 + 0.00789*v^1 + (-0.02537)*v^2
R2 = 0,99
persamaan (10) dengan memasukkan nilai koefisien 0,0006
Rugi tekanan
gesek, massa jenis air dan kecepatan aliran air sebagai 0,0005 Korelasi polynomial
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

fungsi dari temperatur. Hasil perhitungan dari rugi Η = 0,476 m


0,0004

tekanan pada pipa diameter 1 Inchi disajikan pada 0,0003

Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12 dan Gambar 13


0,0002
berturut-turut untuk ketinggian 0,275 m, ketinggian
0,389, ketinggian 0,476 dan ketinggian 0,55 m, 0,0001

sedangkan rugi tekanan pada pipa diameter 0,75 Inchi 0,0000


0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07

disajikan pada Gambar 14, Gambar 15, Gambar 16 Kecepatan laju aliran, v [m/s]

dan Gambar 17.


Gambar 6. Hubungan rugi tekanan terhadap kecepatan
untuk ketinggian 0,476 m pada pipa diameter 1 Inchi

449
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

Berdasarkan Gambar 6 ditunjukkan, kecepatan yang rugi tekanan terus meningkat seiring dengan
timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah meningkatnya kecepatan aliran air.
heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi
0,0007
tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan ∆Ρ = 1.60182E-5 + 0.0126*v^1 + (-0.06135)*v^2
R2 = 0,99
semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi 0,0006
Rugi tekanan
tekanan yang semula 0,063 mbar naik menjadi 0,35 0,0005 Korelasi polynomial

Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]


H = 0,389 m
mbar. Perbedaan densitas air mempengaruhi 0,0004

kecepatan aliran,semakin tinggi densitas air maka 0,0003


semakin besar pula kecepatan alirannya terlihat bahwa
0,0002
rugi tekanan terus meningkat seiring dengan
0,0001
meningkatnya kecepatan aliran air.
0,0000
0,0007 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
∆Ρ = 4.09149E-5 + 0.00602*v^1 + (-0.0042)*v^2 Kecepatan aliran, v [m/s]
2
0,0006 R = 0,99
Rugi tekanan
Korelasi polynomial
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

0,0005

0,0004
Η = 0.55 m Gambar 9. Hubungan rugi tekanan terhadap kecepatan
untuk ketinggian 0,389 m pada pipa diameter 0,75
0,0003
Inchi
0,0002

0,0001 Berdasarkan Gambar 9 ditunjukkan, kecepatan yang


0,0000
0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah
Kecepatan aliran, v [m/s] heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi
tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan
Gambar 7. Hubungan rugi tekanan terhadap kecepatan semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi
untuk ketinggian 0,55 m pada pipa diameter 1 Inchi tekanan yang semula 0,067 mbar naik menjadi 0,46
mbar. Perbedaan densitas air mempengaruhi
Berdasarkan Gambar 7 ditunjukkan, kecepatan yang kecepatan aliran,semakin tinggi densitas air maka
timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah semakin besar pula kecepatan alirannya terlihat bahwa
heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi rugi tekanan terus meningkat seiring dengan
tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan meningkatnya kecepatan aliran air.
semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi
0,0007
tekanan yang semula 0,21 mbar naik menjadi 0,42 ∆Ρ = 2.26125E-5 + 0.01236*v + (-0.04707)*v^2
R2 = 0,99
mbar. 0,0006

Rugi tekanan
0,0005 Korelasi polynomial
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

0,0007
H = 0.476 m
∆Ρ = 1.48635E-5 + 0.01195*v + (-0.07147)*v^2 0,0004
0,0006 R2 = 0,99
Rugi tekanan 0,0003
0,0005 Korelasi polynomial
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

0,0002
H = 0.275 m
0,0004
0,0001
0,0003
0,0000
0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
0,0002
Kecepatan aliran, v [m/s]
0,0001

0,0000
Gambar 10. Hubungan rugi tekanan terhadap
0,00 0,01 0,02 0,03 0,04
Kecepatan aliran, v [m/s]
0,05 0,06 0,07
kecepatan untuk ketinggian 0,476 m pada pipa
diameter 0,75 Inchi
Gambar 8. Hubungan rugi tekanan terhadap kecepatan
untuk ketinggian 0,275 m pada pipa diameter 0,75
Inchi Berdasarkan Gambar 10 ditunjukkan, kecepatan yang
timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah
Berdasarkan Gambar 8 ditunjukkan, kecepatan yang heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi
timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan
heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi
tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan tekanan yang semula 0,11 mbar naik menjadi 0,55
semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Rugi mbar.
tekanan yang semula 0,066 mbar naik menjadi 0,37
mbar. Perbedaan densitas air mempengaruhi
kecepatan aliran,semakin tinggi densitas air maka
semakin besar pula kecepatan alirannya terlihat bahwa

450
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

rugi tekanan nya lebih besar di bandingkan dengan


0,0007
∆Ρ = 6.4681E-5 + 0.00996*v + (-0.01734)*v^2 pipa berdiameter lebih besar yaitu pipa berdiameter 1
R2 = 0,99
0,0006
Inchi. Hal tersebut dikarenakan pada pipa berdiameter
Rugi tekanan
0,0005 Korelasi polynomial 0,75 Inchi memiliki luas penampang yang lebih kecil
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

0,0004
H = 0.55 m dibandingkan dengan pipa diameter 1 Inchi, sehingga
0,0003
perpindahan kalor yang terjadi pun lebih besar
sehingga menyebabkan perbedaan temperatur antara
0,0002
heater dan cooler yang besar pula yang berdampak
0,0001
pada kecepatan aliran yang terjadi lebih besar yaitu
0,0000
0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
4,5 × 10-3 m/s.
Kecepata aliran , v [m/s]

0,0007
Gambar 11. Hubungan rugi tekanan terhadap Rugi tekanan ∆Ρ = 1 Inch
Rugi tekanan ∆Ρ = 3/4 Inch
0,0006
kecepatan untuk ketinggian 0,55 m pada pipa diameter H = 0.389 m
∅ = 3/4 inch
0,75 Inchi 0,0005

Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]


0,0004
∅ = 1 inch
Berdasarkan Gambar 11 ditunjukkan, kecepatan yang 0,0003

timbul akibat perbedaan temperatur pada daerah 0,0002

heater dan cooler akan berpengaruh pada rugi


0,0001
tekanannya. Semakin tinggi kecepatan maka akan
0,0000
semakin tinggi pula rugi tekanan yang terjadi. Kasus 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Waktu, t [s]
serupa juga terjadi untuk ketinggian 0,275 meter,0,389
Gambar 13. Perbandingan rugi tekanan terhadap
meter, 0,476 meter dan 0,55 meter yaitu ketinggian
waktu pada ketinggian 0,389 m
yang memiliki nilai beda ketinggian (H) paling besar
diantara ketinggian lainnya menyebabkan kenaikan
Berdasarkan Gambar 13 ditunjukkan, ketinggian 0,389
kecepatan yang cukup signifikan, hal tersebut terjadi
antara heater dan cooler menyebabkan nilai rugi
karena densitas air yang disebabkan oleh perpindahan
tekanan yang ditimbulkan lebih besar pada diameter
kalor pada daerah cooler cukup besar sehingga
0,75 Inchi di bandingkan dengan pipa berdiameter
menimbulkan perbedaan densitas pada daerah heater
lebih besar yaitu pipa berdiameter 1 Inchi. Hal
dan cooler yang cukup tinggi pula.
tersebut dikarenakan pada pipa berdiameter 0,75 Inchi
Perbandingan rugi tekanan memiliki luas penampang yang lebih kecil
dibandingkan dengan pipa diameter 1 Inchi, sehingga
Perbandingan rugi tekanan digunakan untuk perpindahan kalor yang terjadi pun lebih besar
mengetahui perbandingan nilai rugi tekanan pada sehingga menyebabkan perbedaan temperatur antara
diameter pipa 1 Inchi dan pipa diameter 0,75 Inchi. heater dan cooler yang besar pula yang berdampak
Kurva perbandingan rugi tekanan antara pipa diameter pada kecepatan aliran yang terjadi lebih besar yaitu 5
1 Inchi dengan pipa diameter 0,75 Inchi seperti × 10-3 m/s. Selain kecepatan aliran yang tinggi, salah
disajikan pada Gambar 12, Gambar 13, Gambar 14 satu penyebab tingginya rugi tekanan pada pipa
dan Gambar 15. berdiameter 0,75 Inchi adalah faktor gesek yang relatif
besar dibanding pada pipa diameter 1 Inchi.
0,0007
0,0007 Rugi tekanan ∆Ρ = 1 Inch
Rugi tekanan ∆Ρ = 1 Inch Rugi tekanan ∆Ρ = 0.75 Inch
Rugi tekanan ∆Ρ = 3/4 Inch 0,0006 ∅ = 3/4 inch
0,0006
H = 0.476 m
H = 0.275 m 0,0005
0,0005
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

0,0004
∅ = 1 inch
0,0004 ∅ =3/4 inch
0,0003
0,0003
∅ = 1 inch
0,0002
0,0002

0,0001
0,0001

0,0000
0,0000 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Waktu, t [s]
Waktu, t [s]

Gambar 12. Perbandingan rugi tekanan terhadap Gambar 14. Perbandingan rugi tekanan terhadap
waktu pada ketinggian 0,275 m waktu pada ketinggian 0,476 m

Berdasarkan Gambar 12 ditunjukkan, pada Berdasarkan Gambar 14 ditunjukkan, rugi tekanan


diameter pipa yang lebih kecil yaitu 0,75 Inchi, nilai pada diameter 0,75 Inchi lebih mendominasi tinggi
dibandingkan dengan pipa berdiameter 1 Inchi. Hal

451
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

tersebut dikarenakan pada pipa berdiameter 0,75 Inchi signifikan, faktor densitas air, viskositas dan luas
memiliki luas penampang yang lebih kecil penampang adalah variabel yang menyebabkan
dibandingkan dengan pipa diameter 1 Inchi, sehingga kenaikan kecepatan. Nilai bilangan Reynolds untuk
perpindahan kalor yang terjadi pun lebih besar masing- masing diameter yaitu diameter 1 Inchi dan
sehingga menyebabkan perbedaan temperatur antara 0,75 Inchi menunjukkan bahwa aliran yang terjadi
heater dan cooler yang besar pula yang berdampak ialah laminer karena nilai bilangan Reynolds < 2300
pada kecepatan aliran yang terjadi lebih besar dimana bilangan Reynolds terbesar terjadi pada pipa
dibandingkan dengan pipa diameter 1 Inchi. berdiameter 0,75 Inchi dengan ketinggian 0,55 meter
yaitu 1316,91.Nilai rugi tekanan yang terjadi pada
0,0007
Rugi tekanan ∆Ρ = 1 Inch ∅ = 3/4 inch loop USSA FT-02 d,sebabkan oleh adanya belokan,
Rugi tekanan ∆Ρ = 0.75 Inch
0,0006
sambungan, katup, dan perbedaan luas penampang.
H = 0.55 m
0,0005
∅ = 1 inch
Rugi tekanan meningkat seiring dengan kenaikan
Rugi tekanan, ∆Ρ [bar]

0,0004 kecepatan aliran air. Hasil perbandingan rugi tekanan


0,0003
menurut eksperimen antara pipa diameter 1 Inchi dan
pipa diameter 0,75 Inchi menunjukkan deviasi yang
0,0002
tidak terlalu besar, hal ini menunjukkan bahwa rugi
0,0001
tekanan pada pipa berdiameter lebih kecil yaitu 0,75
0,0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Inchi menyebabkan rugi tekanan yang cukup besar
Waktu, t [s] karena pengaruh perbedaan temperatur antara heater
Gambar 15. Perbandingan rugi tekanan terhadap dan cooler dibandingkan dengan pipa berdiameter 1
waktu pada ketinggian 0,55 m Inchi. Rugi tekanan tertinggi terjadi pada pipa
berdiameter 0,75 Inchi yaitu 65×10-4 bar.
Berdasarkan Gambar 15 ditunjukkan, ketinggian 0,55
m antara heater dan cooler pada diameter pipa yang Ucapan Terima Kasih
lebih kecil yaitu 0,75 Inchi, nilai rugi tekanan yang
ditimbulkan lebih besar di bandingkan dengan pipa Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala lab.
berdiameter lebih besar yaitu pipa berdiameter 1 Inchi. EDfEC untuk menyediakan fasilitas untuk riset, serta
Hal tersebut dikarenakan pada pipa berdiameter 0,75 ketua jurusan Teknik Mesin dan para dosen untuk
Inchi memiliki perbedaan temperatur (ΔT) yang lebih dukungan moril. Kepada asosiate riset lab EDfEC dan
besar akibat luas permukaan pada pipa berdiameter para rekan mahasiswa riset atas kerjasamanya kami
0,75 Inchi lebih kecil dibandingkan dengan pipa capkan terima kasih. Terimaksih kepada Hibah
berdiameter 1 Inchi, sehingga perpindahan kalor di Bersaing nasional DIKTI TA.2011 atas dukungan
daerah heater pada pipa berdiameter 0,75 Inchi lebih dananya.
cepat yang akan mempengaruhi temperatur pada Daftar simbol
cooler sehingga perbedaan temperatur (ΔT) yang
timbul pada pipa berdiameter 0,75 Inchi akan lebih A Luas penampang (m2)
besar daripada perbedaan temperatur (ΔT) pada pipa d Diameter dalam (m)
berdiameter 1 Inchi. Selain perbedaan temperature f Koefisien gesek (-)
yang tinggi, salah satu penyebab tingginya rugi H Ketinggian (m)
tekanan pada pipa berdiameter 0,75 Inchi adalah KL Koefisien kehilangan (m)
kecepatan aliran air yang relatif besar dibanding pada l Panjang loop(m)
pipa diameter 1 Inchi yaitu yaitu 6,7 × 10-2 m/s, m Massa (kg)
semakin besar nilai kecepatan aliran air maka akan P Tekanan (bar)
menyebabkan nilai rugi tekanan semakin besar seiring Re Bilangan Reynolds (-)
dengan kenaikan kecepatan aliran air. Rugi tekanan T Temperatur (oC)
tertinggi terjadi pada pipa berdiameter 0,75 meter v Kecepatan aliran (m/s)
dengan perbedaaan ketinggian antara heater dan ∆P mayor Rugi tekanan pada tube lurus (Pa)
cooler 0,55 meter yaitu 0,65 mbar. ∆P minor Rugi tekanan akibat fitting dan katup (Pa)
∆P total Rugi tekanan total (Pa)
Kesimpulan µ Viskositas dinamik fluida (kg/m.s)
ρ Densitas fluida (kg/m.s)
Karakterisasi perubahan temperatur pada setiap R Tahanan (m4)
perbedaan ketinggian menunjukkan bahwa kenaikan
temperatur dipengaruhi oleh perubahan waktu.
Karakterisasi kecepatan aliran menyimpulkan bahwa
semakin besar perbedaan temperatur (ΔT) pada loop
akan mengakibatkan kecepatan aliran naik secara

452
Paper No KE-085 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, 16-17 Oktober 2012

Daftar Pustaka
Meccanica, Nucleare e Della Produzione
Juarsa, Mulya, dkk, Analisis Aliran Sirkulasi alamiah
Universita' di Pisa 56100 Pisa, Italy, IAEA
Dengan Bilangan Reynolds Berdasarka Variasi Sudut
Course on Natural Circulation in Water-Cooled
Kemiringan Untai Simulasi Sirkulasi Alamiah,
Nuclear Power Plants, ICTP, Trieste, Italy, 25-29
Engineering and Devices for Energy Conversion
June (2007).
(EDfEC) Laboratory, Fakultas Teknik, Universitas
Ibn Khaldun Bogor, Bogor, 2011.
M. Misale et al., Experiments in a single-phase
natural circulation mini-loop, University of
Juarsa, Mulya, dkk, Studi Eksperimental Laju Aliran
Genoa, Genoa, Italy (2006).
Massa Air Berdasarkan Perubahan Sudut Kemiringan
Untai Pada Kasus Sirklasi Alamiah Menggnakan
Setianto, Agus Putra, Analisis Perpindahan Kalor
Untai Sirklasi Alamiah (USSA-FT01), Jurnal Material
Melalui Pipa SS304 Berdasarkan Pengukuran
dan Energi Indonesia, Jursan Fisika FMIPA,
Temperatur Pada Untai SimulasiSirkulasi
Universitas Padjajaran Vol. 01, No. 01 (20011) 22-30.
Alamiah, Fakultas Teknik, Universitas Ibn
Khaldun Bogor, Bogor, 2010.
F. D’Auria, et al., Insights Into Natural Circulation
Stability, Dipartimento Di Ingegneria
Vijayan P.K., Experimental Validation And
Database of Simple Loop Facilities, Reactor

453

Anda mungkin juga menyukai