Analisis Pengaruh Jenis Aliran Co-Current Dan Counter Current Terhadap Parameter
Shell And Tube Heat Exchanger
Disusun Oleh:
David Erlangga Chrishandi 18/428855/TK/47357
Muhammad Nurstia Dimas 18/431253/TK/47846
Rizka Hutria Budi 18/425170/TK/46865
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
I. PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pengaruh jenis aliran fluida co-current dan counter-current
terhadap parameter pada shell and tube heat exchanger ialah untuk mengetahui
pengaruh jenis aliran co-current dan counter-current terhadap penentuan parameter
yaitu ∆TLMTD, Ud, Uc, Rd, dan Pressure Drop pada alat penukar panas atau heat
exchanger.
B. Latar Belakang
Alat penukar panas atau yang disebut sebagai heat exchanger merupakan alat
yang mengalirkan 2 fluida dengan suhu yang berbeda dengan tujuan untuk menukarkan
energi panas antar kedua fluida. Dalam dunia industri, heat exchanger ini banyak
digunakan dalam pendinginan atau pemanasan suatu fluida sesuai keadaan yang
diinginkan dalam sistem. Dalam penggunaannya, heat exchanger dibagi menjadi
beberapa jenis berdasarkan arah aliran fluida dan jenis konstruksinya sehingga
didapatkan hasil yang optimum pada masing-masing jenis operasi. Alat ini bekerja
sesuai dengan prinsip kesetimbangan dengan driving force berupa perbedaan suhu.
Koefisien panas overall merupakan nilai besaran transfer panasa pada suatu
sistem, dimana dalam heat exchanger koefisien panasnya tersusun atad koefisien panas
heat exchanger bersih (UC) dan koefisien panas heat exchanger saat kotor (UD).
Fouling factor (RD) merupakan tahanan atau resistance yang terjadi karena adanya zat
pengotor yang menimbun pada tabung sehingga menurunkan koefisien perpindahan
panas heat exchanger serta meningkatkan pressure drop aliran. Penurunan tekanan
pada heat exchanger mengakibatkan pompa akan memerlukan tenaga lebih sehingga
heat exchanger berkerja secara optimal.
Dengan parameter heat exchanger, fluida masuk kedalam alat dengan flowrate
konstan dan variasi suhu fluida masuk serta jenis aliran sehingga didapatkan hubungan
jenis aliran dengan parameter heat exchanger.
C. Tinjauan Pustaka
a. Driving Force
Dalam heat exchanger, perbedaan suhu kedua fluida merupakan
komponen utama sebagai driving force. Perbedaan suhu kedua fluida ini
mempengaruhi laju perpindahan panas dimana semakin besar perbedaan suhu
kedua fluida, maka laju perpindahan panas akan semakin cepat.
b. Perpindahan Panas
Perpindahan panas dibagi menjadi 3 jenis, yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi merupakan perpindahan panas pada media yang secara
relative diam. Konveksi merupakan perpindahan panas dari permukaan media
relative diam menuju fluida yang mengalir. Konveksi dibedakan menjadi 2,
yaitu konveksi alam dan paksaan dimana pada konveksi alam perpindahan
panas terjadi secara natural karena kondisi disekitarnya, sedangkan konveksi
paksaan merupakan perpindahan panas yang dimana adanya pengaruh dari luar
sehingga kesetimbangan dan driving force sistem berubah. Radiasi merupakan
perpindahan panas tanpa perlu adanya perantara (Kern, 1950).
c. Aliran Searah (Co-Current)
Aliran searah dalam heat exchanger merupakan aliran dimana inlet
fluida pertama bersinggungan dengan inlet fluida kedua, dan outlet fluida
pertama bersinggungan dengan outlet fluida kedua. Dalam keadaan ini, driving
force (perbedaan suhu) pada inlet sangat besar, dan pada outlet jauh lebih kecil.
Perbedaan suhu ini mempengaruhi laju perpindahan panas, dimana pada inlet
heat exchanger laju perpindahan panas merupakan yang paling cepat kemudian
terjadi penurunan laju perpindahan panas sejalan dengan mengecilnya
perbedaan suhu kedua fluida. Hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Suhu vs Jarak dalam Heat Exchanger Skema
Aliran Co-Current (Holman, 1999)
d. Aliran Berlawanan Arah (Counter-Current)
Aliran berlawanan arah dalam heat exchanger merupakan aliran dimana
inlet fluida pertama bersinggungan dengan outlet fluida kedua, dan outlet fluida
pertama bersinggungan dengan inlet fluida kedua. Dalam keadaan ini, driving
force (perbedaan suhu) didalam proses transfer panas relative konstan
dibandingkan aliran searah (co-current), sehingga laju tranfer panas dalam heat
exchanger relative sama pada tiap titiknya. Hal ini dapat ditunjukkan pada
Gambar 3.
𝛥𝑇𝐴 −𝛥𝑇𝐵 𝛥𝑇 − 𝛥𝑇
𝛥𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝛥𝑇𝐴 = 𝑙𝑛 𝛥𝑇𝐴 − 𝑙𝑛 𝛥𝑇
𝐵
(2)
𝑙𝑛 ( ) 𝐴 𝐵
𝛥𝑇𝐵
1. Aliran co-current
Penurunan suhu antara dua fluida pada aliran co-current dapat diturunkan dengan
mengaplikasikan persamaan differensial pada keadaan steady state :
Pada setiap titik di pipa dari kiri ke kanan panas yang diterima oleh fluida dingin
akan setara dengan panas yang diberikan oleh fluida panas sehingga
Qc = Qh
−𝑑𝑄
𝑑𝑇ℎ = (5)
𝑚ℎ×𝑐ℎ
𝑑𝑄
𝑑𝑇𝑐 = (6)
𝑚𝑐×𝑐𝑐
1 1
𝑑𝑇ℎ − 𝑑𝑇𝑐 = −𝑑𝑄 (𝑚ℎ×𝑐ℎ + 𝑚𝑐×𝑐𝑐) (7)
Kemudian dilakukan substitusi persaman (2) dan (3) sehingga didapatkan persamaan :
𝑑(𝑇ℎ−𝑇𝑐) 1 1
= −𝑈 (𝑚ℎ×𝑐ℎ + 𝑚𝑐×𝑐𝑐) 𝑑𝐴 (8)
(𝑇ℎ−𝑇𝑐)
𝑇ℎ2−𝑇𝑐2 1 1
ln 𝑇ℎ1−𝑇𝑐1 = −𝑈𝐴 (𝑚ℎ×𝑐ℎ + 𝑚𝑐×𝑐𝑐) (9)
Kemudian dilakukan integral pada persamaan (5) dan (6) dan didapatkan hasilnya ialah
sebagai berikut.
𝑄
𝑚ℎ × 𝑐ℎ = 𝑇ℎ1−𝑇ℎ2 (10)
𝑄
𝑚𝑐 × 𝑐𝑐 = 𝑇𝑐2−𝑇𝑐1 (11)
Kemudian dilakukan substitusi pada nilai persamaan (10) dan (11) ke dalam persamaan
(9) sehingga dihasilkan persamaan :
(𝑇ℎ2−𝑇𝑐2)−(𝑇ℎ1−𝑇𝑐1)
𝑄 = 𝑈𝐴 𝑇ℎ2−𝑇𝑐2 (12)
ln
𝑇ℎ1−𝑇𝑐1
𝑄 = 𝑈𝐴 ∆𝑇𝑚 (13)
(𝑇ℎ2−𝑇𝑐2)−(𝑇ℎ1−𝑇𝑐1) −1
∆𝑇𝑚 = 𝑇ℎ2−𝑇𝑐2 × −1 (14)
ln
𝑇ℎ1−𝑇𝑐1
(𝑇ℎ1−𝑇𝑐1)−(𝑇ℎ2−𝑇𝑐2)
∆𝑇𝑚 = 𝑇ℎ1−𝑇𝑐1 (15)
ln
𝑇ℎ2−𝑇𝑐2
2. Aliran counter-current
Adapun untuk penurunan perbedaan suhu antara dua fluida pada aliran counter
current dapat diturunkan dengan mengaplikasikan persamaan differensial steady-
state sebagaimana pada aliran co current yaitu .
Dikarenakan pada setiap titik di pipa dari kiri ke kanan panas yang diterima oleh
fluida dingin setara dengan dengan panas yang di berikan oleh fluida panas
sebagaimana pada aliran co current sehingga persamaannya sebagai berikut :
Qh=Qc
𝑄 𝑇ℎ 𝑇𝑐
∫ 𝑑𝑄 = ∫ 𝑚ℎ × 𝑐ℎ × 𝑑𝑇ℎ = ∫ 𝑚𝑐 × 𝑐𝑐 × 𝑑𝑇𝑐
0 𝑇ℎ2 𝑇𝑐1
𝑚ℎ × 𝑐ℎ × (𝑇ℎ − 𝑇ℎ2) = 𝑚𝑐 × 𝑐𝑐 × (𝑇𝑐 − 𝑇𝑐1) (18)
𝑚𝑐×𝑐𝑐
𝑇ℎ = 𝑇ℎ2 + (𝑇𝑐 − 𝑇𝑐1) (19)
𝑚ℎ×𝑐ℎ
𝑚𝑐×𝑐𝑐
𝑑𝑄 = 𝑚𝑐 × 𝑐𝑐 × 𝑑𝑇𝑐 = 𝑈 × (𝑇ℎ2 + (𝑇𝑐 − 𝑇𝑐1) − 𝑇𝑐) 𝑑𝐴 (20)
𝑚ℎ×𝑐ℎ
𝐴 𝑇𝑐2
𝑈 × 𝑑𝐴 𝑑𝑇𝑐
∫ = ∫ 𝑚𝑐 × 𝑐𝑐
0 𝑚𝑐 × 𝑐𝑐 𝑇𝑐1 (𝑇ℎ2 + (𝑇𝑐 − 𝑇𝑐1) − 𝑇𝑐)
𝑚ℎ × 𝑐ℎ
𝑚𝑐×𝑐𝑐 𝑚𝑐×𝑐𝑐
𝑈×𝐴 1 𝑇ℎ2− 𝑇𝑐2+( −1)𝑇𝑐2
𝑚ℎ×𝑐ℎ 𝑚ℎ×𝑐ℎ
= 𝑚𝑐×𝑐𝑐 ln 𝑚𝑐×𝑐𝑐 𝑚𝑐×𝑐𝑐 (21)
𝑚𝑐×𝑐𝑐 −1 𝑇ℎ2− 𝑇𝑐1+( −1)𝑇𝑐1
𝑚ℎ×𝑐ℎ 𝑚ℎ×𝑐ℎ 𝑚ℎ×𝑐ℎ
𝑈×𝐴 1 𝑇ℎ1−𝑇𝑐2
= 𝑚𝑐×𝑐𝑐 ln 𝑇ℎ2−𝑇𝑐1 (22)
𝑚𝑐×𝑐𝑐 −1
𝑚ℎ×𝑐ℎ
𝑚𝑐×𝑐𝑐
Adapun nilai pada persamaan (19), persamaan (20), persamaan (21) dan
𝑚ℎ×𝑐ℎ
𝑇ℎ1−𝑇ℎ2
persamaan (22) sama dengan sehingga persamaan (22) menjadi persamaan
𝑇𝑐2−𝑇𝑐1
(23) yaitu :
𝑈×𝐴 1 𝑇ℎ1−𝑇𝑐2
= 𝑇ℎ1−𝑇ℎ2 ln 𝑇ℎ2−𝑇𝑐1 (23)
𝑚𝑐×𝑐𝑐 −1
𝑇𝑐2−𝑇𝑐1
(𝑇ℎ1−𝑇𝑐2)−(𝑇ℎ2−𝑇𝑐1)
𝑚𝑐 × 𝑐𝑐 × (𝑇𝑐2 − 𝑇𝑐1) = 𝑈 × 𝐴 × 𝑇ℎ1−𝑇𝑐2 (25)
ln
𝑇ℎ2−𝑇𝑐1
𝑄 = 𝑈 × 𝐴 × ∆𝑇𝑚 (26)
(𝑇ℎ1−𝑇𝑐2)−(𝑇ℎ2−𝑇𝑐1)
∆𝑇𝑚 = 𝑇ℎ1−𝑇𝑐2 (27)
ln
𝑇ℎ2−𝑇𝑐1
(∆𝑇ℎ)𝑐𝑜 = 𝑇2 − 𝑇1 (29)
(∆𝑇𝑐)𝑐𝑜 = 𝑇4 − 𝑇3 (30)
(∆𝑇𝑐)𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟 = 𝑇4 − 𝑇3 (32)
Nilai ∆LMTD yang didapatkan pada masing masing tipe aliran akan mempengaruhi
nilai koefisien transfer panas overall kotor (Ud). Nilai Ud dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
𝑄
𝑈𝑑 = 𝐴 (36)
𝑑 ∆𝐿𝑀𝑇𝐷
Selain mempengaruhi nilai koefisien transfer panas overall kotar, jenis aliran
juga akan berpengaruh secara tidak langsung pada beberapa parameter, seperti
koefisien transfer panas overall bersih (Uc), fouling factor (Rd), dan pressure drop
(∆P). Adapun Koefisien transfer panas overall bersih (Uc) dapat dihitung dari
persamaan.
ℎ .ℎ
𝑈𝑐 = ℎ 𝑖𝑜+ℎ𝑜 (37)
𝑖𝑜 𝑜
Sementara nilai fouling factor (Rd) dapat dihitung dengan persamaan:
1 1
𝑅𝑑 = 𝑈 − 𝑈 (38)
𝑑 𝑐
Dan yang terakhir yaitu nilai pressure drop pada tube side dan shell side dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
𝑓(𝐺 2 )𝐿
∆𝑃𝑡𝑢𝑏𝑒 = 5.22×10𝑡10 (𝐷𝑛 )(𝑠) (39)
𝑒
𝑓(𝐺 2 )𝐷 (𝑛+1)
𝑠 𝑠
∆𝑃𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 = 5.22×1010 (𝐷
(40)
𝑒 )(𝑠)
Sifat Bahan:
a. Penampakan : tidak berwarna
b. Bau : tidak berbau
c. Tekanan uap : 17,5 mmHg (T= 20°C)
d. Titik leleh/titik beku : 0°C
e. Titik didih : 100°C
f. Densitas relatif : 1 kg/L
g. Massa Molekul Relatif : 18,02 g/mol
h. Specific Gravity :1
i. pH :7
Identifikasi Hazard:
a. Bahan tidak berbahaya.
b. Tidak iritan.
c. Tidak korosif.
d. Tidak flammable.
e. Tidak mudah teroksidasi.
f. Tidak Beracun.
Material Safety Data Sheet: Aquadest memiliki nilai 0 pada semua skala diamond
hazard.
Hal yang harus diperhatikan dalam percobaan yaitu air ledeng sebagai fluida panas
dapat menyebabkan kulit melepuh jika terjadi kebocoran dan berkontak langsung
dengan bagian tubuh. Thermocouple yang digunakan menggunakan listrik sehingga
mempunyai hazard adanya kemungkinan tersengat listrik apabila berkontak dengan
tangan basah. Selain itu, penggunaan alat HT33 memungkinkan terjadi overpressure
pada pipa jika tidak terkalibrasi, sehingga perlu melakukan seluruh tahap persiapan agar
menghindari overpressure
B. Rangkaian Alat Percobaan
Keterangan :
1. Tangki Penampung air
2. Kran recycle
3. Keran menuju HE
4. Tangki Pemanas
5. Coil Pemanas
6. Tombol on/off HE
7. Selang menuju HE
8 . HE
9. Komputer
10. Meja praktikum
C. Cara Kerja
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan diawali dengan merangkai alat seperti pada Gambar 6. lalu
dihubungkan dengan listrik. Alat dinyalakan dengan cara menekan tombol on pada
alat penukar panas dan lampu indikator dipastikan menyala. Software HT33 dibuka
dan dipilih “ counter current exercise” pada komputer. Software dipastikan
terhubung dengan alat penukar panas. Tombol “power on” ditekan pada software
hingga tanda hijau muncul. Prosentase debit aliran fluida dingin diatur hingga 100%.
Kemudian uji coba untuk mengatur prosentase debit aliran hingga debit aliran
menunjukkan 4,5 L/menit. Tombol “hot water flow” ditekan, kemudian diatur mode
pengaturan “manual” dan prosentasi debit aliran fluida panas pada 50%. Level fluida
panas dalam tangki pemanas dipastikan selalu pada level yang dipersyaratkan. Kran
aliran fluida panas dan dingin dibuka pada posisi terbuka penuh. Sumber aliran
fluida panas dan dingin dipastikan telah terisi dan berfungsi. Tombol “heater”
ditekan untuk mengatur mode pemanasan “manual” dengan prosentase 30%.
Dipastikan dengan menekan tombol “apply” kemudian menekan “OK”. Semua
bagian alat penukar panas dipastikan berfungsi dengan mengevaluasi perubahan
suhu fluida panas hingga 40⁰C dan ditahan selama 10 menit. Tombol “heater”
ditekan untuk mengatur prosentase pemanasan 0% dan mode pemanasan “off”.
Dipastikan dengan menekan tombol “apply” dan kemudian “OK”. Selanjutnya, alat
penukar panas dapat digunakan untuk melakukan prosedur kerja selama tahap
percobaan.
2. Tahap Percobaan
Fluida pemanas diatur pada suhu 50⁰C dengan mode pemanasan “automatic”.
Dipastikan dengan menemukan tombol “apply” dan kemudian “OK”. Prosentase
debit aliran fluida dingin diatur hingga debit aliran menunjukkan 2 L/menit. Seteah
suhu diukur stabil (ditunggu selama 5 menit), tombol “setting” ditekan untuk
mengatur interval waktu pengambilan data, interval pengambilan data diatur untuk
setiap satu menit. Kemudian tombol “OK” dan tombol “Go” ditekan untuk merekam
data (T1, T2, T3, T4, Fin hot, Fin cold). Data yang terekam selama 7 menit dicatat
pada laporan sementara. Setelah selesai, pemanas fluida panas diatur pada keadaan
“off”. Debit aliran fluida panas diatur pada 0 L/menit dan kemudian mode “off”
ditekan. Dipastikan menekan tombol “apply” dan kemudian “OK”. Bukaan kran
aliran fluida dingin diatur hingga fluida dingin tidak mengalir ke rangkaian alat.
Prosentasi debit aliran fluida dingin diatur pada 0%. Tombol “Power On” pada
Software ditekan hingga tanda hijau kuning. Untuk mengubah aliran software
diganti dengan “co-current exercise” dipilih. Kemudian Software HT33 ditutup.
D. Analisis Data
1. Menentukan Jumlah Panas yang ditransfer
Jumlah panas yang ditransfer dihitung dengan persamaan berikut.
𝑄 = 𝐹ℎ 𝐶𝑝ℎ ∆𝑇ℎ (41)
(∆𝑇ℎ )𝑐𝑜 = 𝑇2 − 𝑇1 (42)
(∆𝑇ℎ )𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟 = 𝑇1 − 𝑇2 (43)
Dengan, Q = Jumlah panas yang ditransfer, Btu/jam
(∆𝑇ℎ )𝑐𝑜 = Beda suhu fluida panas aliran co-current, ⁰F
(∆𝑇ℎ )𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟 = Beda suhu fluida panas aliran counter current, ⁰F
𝐹ℎ = Flowrate fluida panas lb/jam
𝐶𝑝ℎ = Kapasitas kalor fluida panas, Btu/lb⁰F
2. Menentukan Koefisien Transfer Panas Keseluruhan (Ud)
Koefisien transfer panas keseluruhan (Ud) dihitung dengan persamaan berikut.
𝑄𝑒
𝑈𝑑 = (44)
𝐴∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
∆𝑡1 −∆𝑡2
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑡 (45)
𝑙𝑛( 1 )
∆𝑡2
∆𝑡1 = 𝑇1 − 𝑇4 (46)
∆𝑡2 = 𝑇2 − 𝑇3 (47)
𝐴 = 𝜋. 𝑂𝐷𝑡 . 𝐿. 𝑛𝑡 (48)
Dengan, Ud = Koefisien transfer panas keseluruhan, Btu/jam.ft².⁰F
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = Log mean temperature difference, ⁰F
A = Luas perpindahan transfer panas, ft²
𝑛𝑡 = Jumlah tube
L = Panjang tube, ft
Nilai Ud rata-rata untuk tiap variasi percobaan dihitung dengan persamaan
berikut.
∑ 𝑈𝑑
𝑈𝑑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = (49)
𝑛
𝐼𝐷
ℎ𝑖𝑜 = 𝑂𝐷𝑡 ℎ𝑖 (51)
𝑡
𝜇 0,14 𝑘
ℎ𝑜 = 𝑗𝐻−𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 (𝑃𝑟)1/3 (𝜇 ) (𝐷 ) (53)
𝑤 𝑒
𝜇
Diambil asumsi nilai (𝜇 ) = 1
𝑤
Dengan, 𝑗𝐻−𝑡𝑢𝑏𝑒 = Faktor transfer panas fluida pada tube (Fig.24
Kern)
𝑗𝐻−𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 = Faktor transfer panas fluida pada shell (Fig.28
Kern)
k = Koefisien transfer panas konduksi untuk fluida
pada suhu tertentu, Btu/jam.ft.⁰F
IDt = Diameter dalam tube, ft
De = Diameter ekivalen shell, ft
𝜌𝑡 𝑣𝑡 𝐼𝐷𝑡
𝑅𝑒𝑡 = (54)
𝜇𝑡
𝜌𝑠 𝑣𝑠 𝐼𝐷𝑠
. 𝑅𝑒𝑠 = (55)
𝜇𝑠
𝜇𝐶𝑝
𝑃𝑟 = (56)
𝑘
1 1 𝑂𝐷𝑡 2
4( 𝑃𝑇 𝑥0,86𝑃𝑇 − 𝜋 )
2 2 4
𝐷𝑒 = 1 (57)
𝜋𝑂𝐷𝑡
2
𝐹ℎ
𝑣𝑡 = 𝜋 (58)
𝐼𝐷𝑡 2 𝑛𝑡
4
𝐹𝑐
𝑣𝑠 = 𝜋 2 (59)
𝐷𝑒
4
Nilai 𝜌, 𝜇, 𝐶𝑝 dan k dievalusi pada suhu rata-rata fluida dengin dan fluida panas,
nilai sifat fisis dapat diambil dari Holman, J.P. Heat Transfer (Appendix A)
4. Menentukan nilai Dirt Factor (Rd)
Nilai dirt factor (Rd) dihitung dengan persamaan berikut.
1 1
𝑅𝑑 = 𝑈𝑑 − 𝑈𝑐 (60)
𝑓(𝐺 2 )𝐿
∆𝑃𝑡𝑢𝑏𝑒 = 5.22×10𝑡10 (𝐷𝑛 )(𝑠) (62)
𝑒
Dengan, Gt = Mass velocity, lb/ft².jam
L = Panjang tube, in
n = Jumlah Pass
𝑓(𝐺 2 )𝐷 (𝑁+1)
𝑠 𝑠
∆𝑃𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 = 5.22×1010 (𝐷
(63)
𝑒 )(𝑠)
L = Panjang tube, in
N = Jumlah cross
Nilai dari factor-factor yang lain dapat dicari pada lampiran (Kern, 1950)
Nilai ∆P rata-rata untuk tiap variasi percobaan dapat dihitung dengan persamaan
berikut.
∑ ∆𝑃
∆𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = (64)
𝑛
n = Jumlah Data
Data viskositas dan densitas tiap suhu dicari di Green&Perry, Perry’s Chemical
Engineer Handbook (Perry et al., 2000)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter dalam heat exchanger yang pertama yaitu ∆LMTD. Hubungan antara
∆LMTD dengan suhu fluida masuk atau suhu heater ditunjukkan oleh Gambar 7, dan
hubungan antara ∆LMTD dengan debit aliran fluida masuk ditunjukkan oleh Gambar 8.
12
10
LMTD oC
6 LMTD Co Current
0
0 10 20 30 40 50 60
T Heater oC
Gambar 7. Grafik Hubungan antara Suhu Fluida Panas Masuk dengan ∆LMTD
Grafik Debit vs LMTD
30
25
LMTD oC
20
Variasi Debit Fluida
Pendingin dengan debit
15
fluida panas konstans
(2L/min)
10
5
0 1 2 3 4 5
Debit Fluida L/menit
Berdasarkan Gambar 7, terlihat bahwa nilai ∆LMTD untuk kedua jenis aliran
meningkat seiring dengan peningkatan suhu fluida panas masuk atau suhu heater. Hal
tersebut sesuai dengan teori dimana semakin besar driving force suatu sistem akan
menyebabkan laju perpindahan panas yang semakin besar, sehingga perbedaan
menghasilkan suhu fluida masuk dan keluar yang besar. Berdasarkan jenis aliran fluida,
aliran counter-current memiliki nilai ∆LMTD yang lebih tinggi dibandingkan dengan aliran
co-current pada setiap suhu fluida panas masuk, dimana hal ini sesuai dengan teori bahwa
aliran counter-current akan memiliki nilai ∆LMTD yang lebih besar dibandingkan dengan
aliran co-current karena driving force yang relatif stabil sehingga pada waktu yang relatif
lama akan menghasilkan jumlah transfer energi panas yang lebih besar. Aliran counter-
current memiliki prinsip kerja dimana fluida panas masuk akan berkontak dengan fluida
dingin keluar, dan sebaliknya fluida dingin masuk akan berkontak dengan fluida panas
keluar, yang menyebabkan perbedaan suhu kedua fluida pada setiap titiknya relatif sama.
Aliran co-current memiliki prinsip kerja dimana fluida poanas masuk akan berkontak
dengan fluida dingin masuk, dan fluida panas keluar akan berkontak dengan fluida dingin
keluar, yang menyebabkan perbedaan suhu kedua fluida berbeda-beda pada setiap titiknya
sehingga driving force pada keadaan ini akan semakin menurun dari titk masuk fluida. Pada
Gambar 7 juga ditunjukkan bahwa semakin tinggi suhu fluida panas masuk akan
menghasilkan perbedaan ∆LMTD kedua aliran yang semakin besar juga. Hal ini
menujukkan bahwa aliran co-current lebih efektif digunakan pada perbedaan suhu fluida
panas dan dingin masuk yang rendah.
Parameter berikutnya adalah fouling factor (Rd). Hubungan fouling factor pada
berbagai variasi suhu fluida panas masuk atau suhu heater dapat dilihat pada gambar
berikut.
0.004
Rd Co
0.003 current
0.002 Rd Counter
0.001 Current
0
0 10 20 30 40 50 60
T heater oC
0.0056
Parameter dalam heat exchanger yang selanjutnya adalah koefisien transfer panas
overall bersih (Uc). Hubungan antara Uc dengan suhu fluida masuk atau suhu heater
ditunjukkan oleh Gambar 11, dan hubungan antara Uc dengan debit aliran masuk
ditunjukkan oleh Gambar 12.
T heater vs Uc pada jenis aliran yang berbeda
108
107
106
Uc Btu/hr ft2 F 105
104
103
Counter current
102
101 Co Current
100
99
98
0 10 20 30 40 50 60
T Heater oC
Gambar 11. Grafik Hubungan antara Suhu Fluida Panas Masuk dengan
Koefisien Transfer Panas Overall Bersih (Uc)
120
100
Uc Btu/hr ft2 F
0
0 1 2 3 4 5
Debit Fluida L/menit
Gambar 12. Grafik Hubungan antara Debit Fluida Masuk Aliran Counter-Current
dengan Koefisien Transfer Panas Overall Bersih (Uc)
Berdasarkan Gambar 11, terlihat bahwa semakin tinggi suhu fluida panas masuk atau
suhu heater akan menyebabkan nilai Uc yang semakin tinggi. Hal ini sesuai teori dimana
suhu yang semakin tinggi akan menyebabkan viskositas fluida cairan semakin rendah dan
konduktivitas panas fluida akan semakin tinggi. Hubungan suhu dan viskositas sesuai
dengan persamaan Andrade atau Persamaan 65.
μ = Ae^(B/T) (65)
Nilai A dan B merupakan konstanta yang mempresentasikan masing-masing cairan.
Viskositas fluida dan konduktivitas panas berhubungan langsung dengan Persamaan 52 dan
Persamaan 53 pada bagian jH untuk tube atau shell dimana semakin besar viskositas fluida
akan menyebabkan nilai jH untuk tube atau shell semakin kecil, sehingga nilai hio dan ho
semakin kecil. Nilai hio dan ho yang semakin kecil menyebabkan nilai Uc akan semakin
kecil. Pada Gambar 9, ditunjukkan juga bahwa nilai Uc untuk aliran co-current lebih kecil
dibandingkan dengan nilai Uc untuk aliran conter-current. Hal ini disebabkan perbedaan
perbedaan cepat gerak partikel pada aliran co-current dimana fluida panas masuk langsung
yang berkontak dengan fluida dingin masuk. Suhu mempengaruhi gerak partikel, dan
didalam heat exchanger fluida panas masuk merupakan fluida dengan suhu paling tinggi
sedangkan fluida dingin masuk merupakan fluida dengan suhu paling rendah.
Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa nilai Uc pada heat exchanger counter-current
flow dengan variasi debit aliran fluida panas atau dingin semakin tinggi, seiring semakin
besar debit aliran fluida. Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin tinggi bilangan
Reynold fluida dalam sistem, maka turbulensi partikel fluida akan semakin besar yang
menunjukkan bahwa partikel akan semakin banyak bertumbukan. Partikel yang
bertumbukan menyebabkan adanya kontak antar partikel penyususn sehingga transfer
energi akan semakin mudah. Nilai Reynold ini berhubungan langsung dengan nilai jH untuk
tube atau shell pada Persamaan 52 dan Persamaan 53.
Parameter ketiga adalah koefisien panas overall kotor (Ud). Hubungan antara Ud
dengan suhu fluida masuk atau suhu heater ditunjukkan oleh Gambar 13, dan hubungan
antara Ud dengan debit aliran masuk ditunjukkan oleh Gambar 14.
T heater Vs Ud pada jenis aliran yang berbeda
350
300
Ud Btu/hr ft2 F
250
200
150
Co current
100
Counter Current
50
0
0 10 20 30 40 50 60
T heater oC
Gambar 13. Grafik Hubungan antara Suhu Fluida Panas Masuk dengan
Koefisien Transfer Panas Overall Kotor (Ud)
0
0 1 2 3 4 5
Debit Fluida L/menit
Berdasarkan Gambar 13, terlihat bahwa semakin tinggi suhu fluida panas masuk atau
suhu heater menyebabkan nilai Ud semakin besar pada kedua jenis aliran. Hal ini sesuai
dengan teori, dimana semakin tinggi suhu, partikel akan semakin cepat bergerak, sehingga
transfer energi akan semakin cepat, yang menghasilkan konduktansi panas akan semakin
besar. Suhu menpengaruhi nilai kelarutan padatan didalam fluida, hal ini ditunjukkan
dengan perubahan nilai fouling resistance pada Gambar 9. Perubahan nilai fouling
resistance ini menunjukkan resistansi yang ditimbulkan oleh lapisan fouling yang terbentuk,
sehingga menimbulkan perubahan nilai Ud dalam heat exchanger dan dapat ditunjukkan
dengan Persamaan 38. Pada Gambar 13, ditunjukkan juga bahwa nilai Ud aliran counter-
current lebih besar dari pada aliiran co-current. Hal ini disebabkan karena driving force
yang stabil menyebabkan transfer panas yang relatif lebih besar dibandingakan dengan
aliran co-current, dapat ditunjukkan dengan Persamaan 44.
Berdasarkan Gambar 14, terlihat bahwa nilai Ud pada heat exchanger counter-current
flow dengan variasi debit aliran fluida panas atau dingin semakin tinggi, seiring semakin
besar debit aliran fluida. Hal ini disebabkan oleh gerak paritkel yang semakin cepat
menyebabkan konduktivitas antar partikel yang semakin besar, namun kontak antar kedua
fluida yang semakin cepat menyebabkan perubahan suhu kedua fluida kecil. Hal ini
menyebabkan nilai ∆LMTD dan transfer panas yang lebih rendah. Perubahan nilai ∆LMTD
yang signifikan menyebabkan nilai Ud semakin besar.
Parameter berikutnya adalah pressure drop. Hubungan pressure drop pada shell dan
tube pada berbagai variasi suhu fluida panas masuk atau suhu heater dapat dilihat pada
gambar berikut.
0.06
0.05
0.04 Pt Co Current
0.03 Pt Counter Current
0.02
0.01
0 10 20 30 40 50 60
T Heater oC
0.01
0 1 2 3 4 5
Debit Fluida L/menit
0.05
Pressure Drop psi
0
0 1 2 3 4 5
Debit Fluida L/menit
Berdasarkan analisis parameter heat exchanger dengan variasi suhu dan debit, dapat
diketahui bahwa pennggunaan heat exchanger memerlukan pertimbangan dari segi sistem
yang digunakan dalam pabrik. Heat exchanger co-current flow efektif digunakan pada heat
exchanger pendek, serta perbedaan kedua suhu fluida yang relatif rendah. Dengan keadaan
ini, heat exchanger co-current flow cocok digunakan untuk menukarkan panas antar dua
fluida gas.
V. KESIMPULAN
1. Nilai ∆LMTD, Uc, dan Ud aliran counter-current lebih besar dibandingkan jenis
aliran co-current dalam heat exchanger.
2. Nilai pressure drop dan fouling factor aliran counter-current lebih rendah
dibandingkan jenis aliran co-current dalam heat exchanger.
3. Suhu yang semakin tinggi meningkatan nilai ∆LMTD, Uc, Ud, P, dan menurunkan
nilai fouling factor dalam heat exchanger.
4. Debit aliran yang semakin tinggi meningkatkan nilai Uc, Ud, pressure drop dalam
dan menurunkan nilai ∆LMTD, serta fouling factor heat exchanger.
5. Heat Exchanger co-current flow efektif digunakan pada ukuran pendek dan sistem
dengan ∆LMTD rendah.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Cengel, Y. A. (2004). Heat Transference a Practical Approach. In MacGraw-Hill, (2nd ed.,
Vol. 4, Issue 9). http://dx.doi.org/10.1007/978-3-642-20279-7_5
Holman, V. (1999). Introduction. In Visual Resources (10th ed., Vol. 15, Issue 3). Mc Graw
Hill. https://doi.org/10.1080/01973762.1999.9658510
Kern, D. Q. (1950). Kern_Process Heat Transfer.pdf (Internatio). McGraw Hill.
Perry, S., Perry, R. H., Green, D. W., & Maloney, J. O. (2000). Perry’s chemical engineers’
handbook. In Choice Reviews Online (Vol. 38, Issue 02).
https://doi.org/10.5860/choice.38-0966
Putra, I. (2017). Studi perhitungan heat exchanger type shell and tube dehumidifier biogas
limbah sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Jurnal POLIMESIN, 15(2), 42.
https://doi.org/10.30811/jpl.v15i2.373
Syaichurrozi, I., Metta, A., & Imanuddin, A. (2014). Kajian Performa Alat Penukar Panas
Plate and Frame: Pengaruh Laju Alir Massa , Temperatur Umpan dan Arah Aliran
Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh. Eksergi, 11(02), 11–18.
VII. LAMPIRAN
A. Alat Perlindungan Diri (APD)
Alat perlindungan diri yang harus digunakan saat melakukan percobaan ini adalah:
1. Jas Laboratorium Lengan Panjang
Jas laboratorium berlengan panjang berfungsi untuk melindungi bagian lengan dan
badan agar tidak terkena tumpahan atau percikan bahan-bahan kimia.
2. Goggles
Goggles berfungsi sebagai alat pelindung mata agar tidak terkena percikan dari bahan-
bahan kimia.
3. Masker
Masker berfungsi untuk melindungi saluran pernapasan agar tidak menghirup gas atau
uap dari bahan-bahan kimia yang berbahaya.
4. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan agar tidak berkontak langsung
dengan bahan-bahan kimia yang menyebabkan iritasi.
5. Sepatu Tertutup
Sepatu tertutup berfungsi untuk melindungi bagian bawah tubuh (kaki) dari pecahan
alat berbahan kaca dan tumpahan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya.
B. Manajemen Limbah
Air ledeng merupakan bahan yang aman digunakan sehingga setelah percobaan
selesai, dapat langsung dibuang ke wastafel.
C. Data Percobaan
Data percobaan diambil dari Praktikum Operasi Teknik Kimia Tahun 2019
1. Spesifikasi Heat Exchanger
Tabel I. Spesifikasi Shell HT33
Shell
in
ID shell = 1.968
B= in
0.787
n= 1.000
0.779 in
De =
ft
ID shell = 0.164
Ad = 0.686 ft2
in
OD = 0.2496
in
ID = 0.2016
in
pitch = 0.4848
in2
A't = 0.0319
ft
L= 1.5000
n= 1.0000
Nt = 7.000
b. Viskositas (𝜇)
Nilai viskositas akan dihitung dengan cara interpolasi dari beberapa data. Data
untuk interpolasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV. Data Interpolasi Viskositas
T (F) 𝜇, cp 𝜇, lb/ft.hr
mh = 264.554 lb/hr
mc = 264.554 lb/hr
Tabel IX. Properties Fluida Panas
J/Kmol.K
cp = 75243.143
Btu/lbmol. °F
17.984
Btu/lb °F
cp = 0.998
myu = lb/ft.j
1.525
btu/j.ft. °F
k= 0.368
Q= 1045.798 Btu/hr
22.498 °F
LMTD =
R= 0.846
P= 0.174
F= 0.994
22.360 °F
F LMTD =
As = 0.00521943 ft2
De = 0.065 ft
Jh = 20.300
Res = 2141.467559
Pr = 4.150321823
ID tube 0.0168 ft
Jh = 7.3
Pr = 5.3465
Ret = 1489.6193
247.399
Ud
Btu/hr.ft2 °F
Rd -0.006
f= 0.003
f= 0.001
mh = 264.554 lb/hr
mc = lb/hr
264.554
cp = 75244.967 J/Kmol.K
17.984 Btu/lbmol. °F
cp = 0.998 Btu/lb °F
k= 0.369 btu/j.ft. °F
cp = 75243.29 J/Kmol.K
17.984 Btu/lbmol. °F
cp = 0.998 Btu/lb °F
myu
1.819 lb/ft.j
=
k= 0.361 btu/j.ft. °F
Q= 677.411 Btu/hr
LMTD = 21.047 °F
R= 0.600
P= 0.182
F= 0.995
F LMTD = 20.951 °F
As = 0.00521943 ft2
De = 0.065 ft
Jh = 24.000
Res = 2112.584
Pr = 4.0806285
ho = 218.022805 Btu/hr ft2 °F
ID tube 0.0168 ft
Jh = 7
Pr = 5.0241
Ret = 1449.4182
171.033
Ud
Btu/hr.ft2 °F
Rd -0.004
f= 0.003
f= 0.001
Tavg hot
Jenis T K (Btu /hr Cp 𝜇 𝜌
fluid
Aliran heater ft ᵒF) (Btu/lbᵒ F) (lb/hr.ft) (lb/ft3)
(ᵒF)
121.37 0.362 0.998 1.807 61.894
121.19 0.362 0.998 1.810 61.897
50 ᵒC
121.1 0.362 0.998 1.807 61.894
120.92 0.362 0.998 1.802 61.89
112.82 0.365 0.998 1.655 61.768
112.28 0.365 0.998 1.663 61.775
Co Current 45 ᵒC
112.37 0.365 0.998 1.666 61.777
112.73 0.365 0.998 1.667 61.779
104.09 0.369 0.998 1.507 61.647
103.91 0.369 0.998 1.510 61.649
40 ᵒC
103.73 0.369 0.998 1.507 61.647
103.73 0.368 0.998 1.523 61.660
120.2 0.362 0.998 1.805 61.893
120.02 0.362 0.998 1.807 61.894
50 ᵒC
120.29 0.362 0.998 1.804 61.891
120.2 0.362 0.998 1.804 61.891
111.56 0.365 0.998 1.655 61.768
Counter 111.92 0.365 0.998 1.658 61.771
45 ᵒC
Current 112.1 0.365 0.998 1.659 61.772
111.74 0.365 0.998 1.661 61.774
103.64 0.368 0.998 1.525 61.661
103.46 0.369 0.998 1.510 61.649
40 ᵒC
103.19 0.369 0.998 1.510 61.649
103.28 0.369 0.998 1.515 61.653
Jenis T T avg cold K (Btu /hr
Cp (Btu/lb ᵒF 𝜇 (lb/hr.ft) 𝜌 (lb/ft3)
Aliran heater fluid ft ᵒF)
100.31 0.360 0.998 1.863 61.941
100.49 0.360 0.998 1.868 61.945
50 ᵒC
102.29 0.360 0.998 1.866 61.943
100.49 0.360 0.998 1.863 61.941
98.87 0.361 0.998 1.841 61.923
98.87 0.361 0.998 1.841 61.923
Co Current 45 ᵒC
99.05 0.361 0.998 1.838 61.92
99.05 0.361 0.998 1.837 61.919
97.52 0.361 0.998 1.819 61.904
97.43 0.362 0.998 1.818 61.903
40 ᵒC
97.61 0.362 0.998 1.182 61.902
97.61 0.362 0.998 1.182 61.902
97.70 0.360 0.998 1.888 61.961
97.70 0.360 0.998 1.884 61.958
50 ᵒC
97.79 0.360 0.998 1.884 61.958
97.88 0.360 0.998 1.885 61.959
96.08 0.360 0.998 1.865 61.942
Counter
96.26 0.360 0.998 1.863 61.941
Current 45 ᵒC
96.35 0.361 0.998 1.862 61.939
Current
96.44 0.361 0.998 1.860 61.938
94.91 0.360 0.998 1.893 61.965
94.91 0.360 0.998 1.890 61.963
40 ᵒC
95.00 0.360 0.998 1.890 61.963
95.00 0.360 0.998 1.888 61.961
Tabel XXX. Data Perhitungan ΔT LMTD
T T2 T1 T3 T4 LMTD
Jenis Aliran
heater (ᵒF) (ᵒF) (ᵒF) (ᵒF) (ᵒF)
122.72 120.02 98.06 102.56 11.58514
122.54 119.84 98.24 102.74 11.38311
50 ᵒC
122.36 119.84 101.84 102.74 10.42115
122.18 119.66 98.24 102.74 11.23743
113.54 112.10 97.34 100.4 7.682323
113.00 111.56 97.34 100.4 7.379557
Co Current 45 ᵒC
113.18 111.56 97.52 100.58 7.323237
113.54 111.92 97.52 100.58 7.52529
104.36 103.82 96.62 98.42 3.611084
104.18 103.64 96.62 98.24 3.566416
40 ᵒC
104.00 103.46 96.80 98.42 3.364408
104,00 103.46 96.80 98.42 3.364408
T T1 T2 T3 T4 LMTD
Jenis Aliran
heater (ᵒF) (ᵒF) (ᵒF) (ᵒF) (ᵒF)
122.18 118.22 95.36 100.04 12.34486
122.00 118.04 95.36 100.04 12.24358
50 ᵒC
122.36 118.22 95.54 100.04 12.34486
122.18 118.22 95.54 100.22 12.24358
113.00 110.12 94.46 97.70 8.486793
Counter 113.36 110.48 94.64 97.88 8.588121
45 ᵒC
Current 113.54 110.66 94.64 98.06 8.632062
113.18 110.3 94.82 98.06 8.385432
104.54 102.74 93.92 95.90 4.773256
104.36 102.56 93.92 95.90 4.671597
40 ᵒC
104.00 102.38 94.10 95.90 4.483096
104.18 102.38 94.10 95.90 4.526600
Tabel XXXI. Data Perhitungan Koefisien Transfer Panas Overall, Koefisien Transfer
Panas Bersih Dan Fouling Factor, Pressure Drop Tube Dan Pressure Drop Shell
Jenis T
Uc Ud Rd Ps Pt
Aliran heater
106.9780232 288.0407355 0.003501 0.012640215 0.028646539
106.9841750 294.1065260 0.003889 0.012528374 0.031574308
50 ᵒC
106.7644085 299.1253714 0.004032 0.013002315 0.031534243
107.0279713 316.4498913 0.003571 0.013366420 0.031574308
106.2380740 267.0728897 0.002511 0.01288027 0.031609774
Co 106.3163410 245.6159726 0.003090 0.013377356 0.034680047
45 ᵒC
Current 106.2809544 257.1520438 0.003556 0.012892419 0.031605860
106.2287984 264.7083839 0.003401 0.012291224 0.031605860
105.2593320 247.3985837 0.000850 0.013722570 0.031638912
105.2935391 249.4181442 0.000957 0.013234650 0.031640841
40 ᵒC
105.2954253 271.5678874 0.001821 0.013239222 0.034709653
105.2954253 261.8900899 0.001437 0.012277644 0.031636981
Jenis T
Uc Ud Rd Ps Pt
Aliran heater
106.9780232 288.0407355 0.005907 0.01324369 0.031635048
106.984175 294.106526 0.005937 0.013489758 0.031635048
50 ᵒC
106.7644085 299.1253714 0.006269 0.013360984 0.034705445
107.0279713 316.4498913 0.006327 0.013363723 0.034703339
106.238074 267.0728897 0.006321 0.012674645 0.031669584
Counter 106.3163410 245.6159726 0.006000 0.013754719 0.028726595
45 ᵒC
Current 106.2809544 257.1520438 0.006186 0.012307428 0.031663865
106.2287984 264.7083839 0.006293 0.013029376 0.031661955
105.2593320 247.3985837 0.006663 0.01299805 0.031694203
105.2935391 249.4181442 0.006733 0.014621289 0.031694203
40 ᵒC
105.2954253 271.5678874 0.006787 0.01325293 0.031692319
105.2954253 261.8900899 0.006971 0.013251482 0.031692319
Tabel XXXII. Data Perhitungan Koefisien Transfer Panas Overall, koefisien transfer panas bersih dan Fouling Factor, pressure drop tube
dan pressure drop shell dengan debit yang berbeda
Uc Ud
Fcold L/menit Fhot L/menit T1 oC T2 oC T3ᵒC T4ᵒC Rd Ps psi Pt psi LMTD C
Btu/hr ft2 ᵒF Btu/hr ft2 ᵒF
2.0 2.26 50.2 47.1 28.2 31.7 100.3705 232.7919 0.005667 0.016676 0.031875 18.50424
1.9 2.27 50.3 47.1 28.2 31.7 100.3558 227.7060 0.005573 0.016806 0.028918 18.54876
2.0 2.4 50.0 46.9 28.3 31.8 100.4124 236.6268 0.005733 0.018596 0.031872 18.20100
2,0 2.28 50.2 47.1 28.4 31.9 100.337 235.3356 0.005717 0.016942 0.031868 18.30209
2.0 2.54 49.8 46.8 28.7 31.7 101.7208 233.2861 0.005544 0.020607 0.031865 17.87688
2.0 2.61 50.0 46.9 28.7 31.7 101.6857 238.3967 0.005640 0.021627 0.031866 18.07881
2.0 2.51 50.1 47.0 28.9 31.9 101.6219 239.7235 0.005669 0.020150 0.031859 17.97785
2.0 2.54 50.0 47.0 29.0 32.0 101.6018 235.3007 0.005592 0.02059 0.031852 17.71959
2.0 3.16 50.0 46.9 29.3 32.0 104.1156 244.3713 0.005513 0.030513 0.031851 17.64138
2.0 3.23 50.0 46.9 29.4 32.0 104.1065 245.0311 0.005524 0.031740 0.031849 17.59640
2.0 3.17 50.1 47.0 29.5 32.1 104.0589 245.0320 0.005529 0.030674 0.031845 17.59640
2.0 3.26 50.0 46.9 29.5 32.2 104.0790 247.1736 0.005562 0.032273 0.031844 17.43955
2.0 3.56 50.0 46.9 29.9 32.2 106.4392 249.9021 0.005393 0.037814 0.031836 17.25944
2.0 3.45 50.1 47.0 30.0 32.3 106.3907 249.9030 0.005398 0.035723 0.031833 17.25944
1.9 3.58 49.9 46.8 30.1 32.4 106.4298 241.6067 0.005257 0.038213 0.028876 16.95694
2.0 3.59 50.1 46.9 30.1 32.4 106.386 260.2724 0.005558 0.038382 0.031829 17.10286
2.0 4.04 50.1 47.0 30.7 32.8 109.6741 258.8382 0.005255 0.047463 0.031812 16.66501
2.0 3.96 50.0 46.9 30.7 32.8 109.7033 260.4003 0.005275 0.045803 0.031812 16.56419
2.0 3.98 50.3 47.1 30.8 32.9 109.6093 266.4396 0.00537 0.046174 0.031808 16.71015
2.0 4.04 50.0 46.9 30.9 32.9 109.672 262.7475 0.005312 0.047482 0.031806 16.41819
2.0 4.37 50.1 47.0 31.1 33.0 112.802 263.5195 0.005070 0.054669 0.031801 16.37295
2.0 4.39 50.2 47.0 31.2 33.1 111.7238 272.9078 0.005286 0.055108 0.031797 16.31738
2.0 4.5 49.9 46.8 31.3 33.2 111.7747 270.1203 0.005245 0.057677 0.031794 15.96976
2.0 4.53 50.0 47.0 31.4 33.2 111.7202 259.6991 0.005100 0.058336 0.031792 16.08078
2.5 1.99 49.9 47.6 31.7 35.0 102.953 262.2867 0.005901 0.013257 0.048521 15.22878
2.4 2.04 49.8 47.5 31.8 35.1 102.9662 255.1464 0.005793 0.013868 0.044893 15.02649
2.5 2.04 50.0 47.7 31.9 35.2 102.8864 264.0220 0.005932 0.013857 0.048510 15.12764
2.4 1.99 49.9 47.6 31.9 35.2 102.9174 255.1473 0.005797 0.013257 0.044888 15.02649
3.0 2.05 50.0 47.9 32.2 35.7 106.0055 295.1860 0.006046 0.013974 0.068589 14.82413
3.0 2.11 49.9 47.8 32.3 35.7 106.0285 298.1255 0.006077 0.014725 0.068585 14.67867
3.0 2.03 49.9 47.8 32.3 35.8 106.0193 299.2249 0.00609 0.013735 0.068581 14.62171
2..9 1.97 50.1 48.0 32.4 35.8 105.9455 286.2392 0.005945 0.013002 0.064293 14.77983
3.5 1.97 49.9 47.9 32.7 36.2 112.6294 340.5767 0.005942 0.01301 0.091935 14.27383
3.6 2.01 50.1 48.1 32.7 36.3 112.5474 346.7623 0.006001 0.013479 0.096998 14.41921
3.5 2.08 50.1 48.2 32.8 36.3 112.5200 320.1342 0.005764 0.014332 0.091925 14.43202
3.5 1.99 49.9 48.0 32.9 36.4 112.5747 326.9350 0.005824 0.013246 0.091915 14.12842
4.0 2.03 50.0 48.3 33.1 36.8 117.2699 336.7998 0.005558 0.013718 0.118509 14.02719
4.0 1.99 50.1 48.3 33.2 36.8 117.2410 356.5552 0.005725 0.013233 0.118503 14.02719
4.0 1.99 49.8 48.2 33.3 36.8 117.3114 322.4994 0.005424 0.013244 0.118497 13.79321
4.0 2.04 50.2 48.4 33.3 36.9 117.1832 356.5567 0.005729 0.013832 0.11849 14.02719
4.4 2.00 49.9 48.3 33.6 37.2 121.4769 361.4261 0.005465 0.013358 0.14206 13.53391
4.5 2.00 49.8 48.3 33.7 37.2 121.4893 348.9580 0.005366 0.013361 0.148273 13.44541
4.5 1.95 50.2 48.5 33.7 37.4 121.3435 390.0457 0.005677 0.01275 0.148258 13.62208
4.6 2.01 50.1 48.5 33.8 37.4 121.3560 377.8577 0.005594 0.013468 0.154598 13.53391