NIM : 18/431256/TK/47849
18/431270/TK/47863
FAKULTAS TEKNIK
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Himayan Tri Bayu Murti Petrus, S.T, M.E., D.Eng. Bening A. Dinasti
NIP. 19780609 200212 1 003
PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI
(C)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pengukuran rapat massa dan konduktansi
adalah:
1. Memahami serta mempraktikan cara pengukuran rapat massa dan
konduktansi dengan alat ukur berupa hidrometer, piknometer dan
Konduktometer.
2. Menentukan konsentrasi larutan sampel dengan cara mengukur
rapat massa dan konduktansinya dengan bantuan kurva standar.
II. DASAR TEORI
A. Rapat Massa
1
m = massa zat (kg)
Selain rapat massa, ada istilah lain yang penting, yaitu specific
gravity. Specific gravity didefinisikan sebagai perbandingan antara
rapat massa dibagi dengan rapat massa aquadest murni (Brady et
al., 2012). Walaupun specific gravity mempunyai nilai yang sama
dengan rapat massa senyawa yang diukur, namun specific gravity
tidak memiliki dimensi atau satuan karena kedua densitas memiliki
satuan yang sama (Brady et al., 2012). Specific gravity
dilambangkan dengan Sg yang dapat dirumuskan dengan
persamaan :
𝑧𝑎𝑡
𝑆𝑔 = (2)
𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
1) Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan berbanding lurus dengan rapat massa
larutan tersebut. Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin
besar pula rapat massa larutan tersebut. Konsentrasi merupakan
komposisi suatu zat terlarut di dalam suatu larutan. Konsentrasi
pada umumnya dinyatakan dengan molaritas (M) yaitu jumlah mol
zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas dapat dirumuskan
dengan persamaan :
𝑛
𝑀= (3)
𝑉
2
dengan, M = molalitas ( mol/L atau M )
3
∆𝑇 = perubahan suhu (°C)
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 (6)
𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑃 𝜌 = 𝑀𝑟 𝑅𝑇 (7)
𝜌𝑅𝑇
𝑃= (8)
𝑀𝑟
V = volume (mL)
T = suhu (K)
4
antar molekul yang rapat, fasa cair memiliki jarak antar molekul
yang agak berjauhan, dan fasa gas memiliki jarak antar molekul
yang sangat berjauhan (Brady et al., 2012). Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka untuk massa yang sama volume zat akan berkurang
dari fasa gas, fasa cair, dan fasa padat. Volume zat berbanding
terbalik dengan rapat massa yang berarti rapat massa bertambah
dari fasa padat kemudian fasa cair dan fasa gas.
1. Piknometer
5
c) Bisa digunakan untuk melakukan pengukuran sampel yang
memiliki volume kecil karena kapasitas volume piknometer
kecil.
d) Dapat digunakan untuk mengukur rapat massa cairan yang
bersifat volatile/mudah menguap karena piknometer memiliki
penutup sehingga larutan tidak akan menguap keluar dari
piknometer.
6
Hukum Newton I. Gaya-gaya yang bekerja tersebut adalah gaya
berat hidrometer dan gaya Archimedes. Persamaan yang digunakan
dalam menggunakan hidrometer dapat dituliskan sebagai berikut:
F = 0 (9)
FArchimedes - Whidrometer = 0
f.Vtercelup.g = mh .g
f.A.htercelup = mh . g
𝑚ℎ
htercelup = (11)
𝑓 .𝐴
7
lanjut.
8
konsentrasi juga dapat dilakukan jika terdapat campuran
beberapa senyawa dan hanya satu yang bervariasi sementara
semua bahan lainnya konstan.
9
Seperti diketahui bahwa pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) menggunakan kondenser, pompa, boiler, dan turbin
uap. Kualitas uap air yang dihasilkan pada proses pemanasan
boiler oleh batu bara menjadi penentu dari energi yang
dihasilkan. Penentuan rapat jenis air pada tiap tahap yang
digunakan dalam PLTU dapat meningkatkan efisiensi energi
termal yang dihasilkan untuk menggerakan turbin uap.
B. Konduktansi
1
𝐺= (13)
𝑅
R = resistansi (Ω)
10
menghantarkan listrik dengan cara berpindah/bergerak, kation akan
menuju katoda dan anion akan menuju anoda.
1) Muatan Ion
2) Mobilitas Ion
a. Ukuran Ion
Semakin kecil ukuran suatu ion, maka mobilitas ion
tersebut semakin tinggi. Sebaliknya, jika ukuran ion
makin besar, mobilitas ion makin rendah. Semakin besar
mobilitas ion, maka semakin besar kemampuan ion
dalam menghantarkan listrik. Hal ini berarti konduktansi
berbanding terbalik dengan ukuran ion.
b. Viskositas pelarut
Semakin kecil viskositas pelarut, maka jarak antar
molekul dalam larutan semakin berjauhan karena suhu
larutan akan bertambah sehingga mobilitas ion ikut
bertambah besar dan konduktansinya semakin besar. Hal
ini berarti viskositas berbanding terbalik dengan
konduktansi, dimana semakin besar viskositas, maka
konduktansi semakin kecil.
c. Beda tegangan listrik
11
Beda tegangan listrik yang besar akan membuat ion
semakin cepat dan menyebabkan mobilitas ion dan suhu
larutan semakin besar, sehingga nilai konduktansinya
juga semakin besar. Berdasarkan hal tersebut, maka beda
tegangan listrik berbanding lurus dengan konduktansi.
d. Sifat Solven
Terdapat dua jenis solven, yaitu solven protik dan
solven aprotik. Solven protik dapat melarutkan kation
dan anion dalam larutan, sehingga kedua ionnya
memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran aslinya.
Sehingga mobilitasnya semakin berkurang dan
konduktansinya juga akan ikut berkurang. Solven aprotik
hanya dapat melarutkan kation namun tidak dapat
melarutkan anion, sehingga hanya kation yang
bertambah ukurannya. Apabila dibandingkan, pelarut
protik mengurangi konduktansi lebih besar daripada
pelarut aprotik.
3) Suhu
4) Konsentrasi Ion
12
diencerkan, konsentrasi ion menurun dan konduktansinya
berkurang. Hal ini dapat terjadi karena penambahan pelarut
yang tidak diiringi dengan penambahan zat terlarut yang
memecah molekul menjadi ion. Konduktivitas larutan
elektrolit dengan konsentrasi tertentu dapat ditentukan
dengan persamaan berikut.
𝐾.1000
Λ= 𝐶𝑒𝑞
(13)
K = konduktivitas spesifik
13
Keterangan :
A. sel konduktivitas
B. Hambatan variabel
C. Kapasitor
D. Hambatan tertentu
E. Hambatan tertentu
F. Osiloskop
G. Tegangan AC
𝑅𝑎 𝑅𝑑
= (14)
𝑅𝑏 𝑅𝑒
Rb = Hambatan di B (Ω)
Rd = Hambatan di D (Ω)
Re = Hambatan di E (Ω)
14
Menganggap konstan faktor yang bersumber dari pelarut
dan zat terlarut, maka ada dua faktor yang mempengaruhi
konduktansi yaitu suhu dan konsentrasi.
a) Suhu
Suhu berbanding lurus dengan konduktansi
sehingga semakin tinggi suhu larutan, maka semakin tinggi
konduktansi larutan tersebut. Hal ini karena energi dalam
larutan bertambah dan mempengaruhi pergerakan ion
menjadi lebih cepat. Hal ini disebabkan juga karena
viskositasnya semakin rendah apabila suhu larutan semakin
tinggi.
b) Konsentrasi
Konsentrasi berbanding lurus dengan konduktansi.
Semakin besar konsentrasi larutan, maka jumlah ion akan
bertambah dan konduktansi larutan akan semakin besar.
15
kemurnian air yang mereka gunakan atau limbah air yang
mereka akan buang.
3) Penentuan secara kuantitatif dalam menganalisis senyawa
Konduktometri dapat digunakan dalam analisa
enzim menggunakan prinsip kerja biosensor konduktometri.
Contohnya pada analisis residu diazonin yang berlebihan
pada sayuran yang dapat membahayakan kesehatan jika
dikonsumsi berlebihan.
4) Penentuan kandungan produk ion dalam air
Dalam dunia industri otomotif terdapat limbah
logam, untuk itu diperlukanlah penentuan kadar logam
dalam pembuangan air limbah industri dengan
menggunakan konduktometri yang digunakan untuk
mendeteksi kandungan logam yang berbahaya.
5) Penentuan salinitas air laut
Dalam dunia industri garam, konduktometri dapat
digunakan untuk mengukur salinitas atau kandungan garam
pada air laut. Hal ini tentu sangat penting untuk industri
garam yang berasal dari air laut.
16
III. METODOLOGI PERCOBAAN
A. Bahan
B. Alat
Alat-alat yang dugunakan dalam perocobaan pengukuran rapat
massa dan konduktansi ini adalah sebagai berikut
Keterangan:
17
2
Keterangan:
1 7. Tombol konversi
8. Piknometer 25 mL +
6 7 5
3
tutup
4
9. Steker
Keterangan :
1. Gelas Beker
2 3 2. Konduktometer
3. Probe
1 4. Penyangga probe
5. Steker
5
18
C. Cara Percobaan
1. Pembuatan Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi
19
bantuan pipet tetes kemudian piknometer ditutup sehingga tidak
ada udara yang terjebak di dalam piknometer. Piknometer
tersebut ditimbang dan hasil pengukurannya sebesar 46,2867
gram dicatat. Aquadest pada piknometer dikeluarkan, kemudian
piknometer dicuci kemudian dikeringkan. Langkah percobaan
setelah penimbangan piknometer kosong diulangi untuk
pengukuran rapat massa air ledeng, larutan NaCl berbagai
konsentrasi, dan larutan sampel yang hasilnya sebesar 46,3062
gram untuk air ledeng, 47,4342 gram untuk larutan NaCl
pengenceran 1x, 46,5240 gram untuk larutan NaCl pengenceran
5x, 46,3256 gram untuk larutan NaCl pengenceran 25x, dan
sebesar 46,7021 gram untuk larutan sampel semua data yang
diperoleh lalu dicatat.
20
Baskom plastik disiapkan lalu diisi dengan air dan es batu.
Larutan NaCl hasil pengenceran 25x dituang sebanyak kurang
lebih 250 mL ke dalam gelas beker 250 mL, kemudian larutan
didinginkan hingga suhu larutan mencapai 20C dengan cara
gelas beker dimasukkan ke dalam baskom plastik yang berisi es
batu dan air . Larutan NaCl pengenceran 25x tersebut dituang ke
gelas ukur 250 mL setelah suhunya mencapai 20C, kemudian
larutan diukur rapat massanya dengan menggunakan hidrometer
0,900-1,000 gr/mL atau 1,000-1,200 gr/mL dengan perlahan-
lahan. Hasil pengukuran rapat massa menggunakan hidrometer
dicatat. Larutan pengenceran 25x dipanaskan dengan
menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan mencapai
40C. Termometer alkohol digantungkan pada statif kompor
listrik dengan ujung termometer mengenai larutan agar
memudahkan pengecekan suhu. Larutan NaCl pengenceran 25x
yang sudah mencapai suhu 40C dituang ke dalam gelas ukur
250 mL dan rapat massanya diukur dengan menggunakan
hidrometer 0,900-1,000 gr/mL atau 1,000-1,200 gr/mL dengan
perlahan-lahan. Hasil pengukuran dengan menggunakan
hidrometer sebesar 0,992 gr/mL kemudian dicatat. Langkah
percobaan diulang untuk larutan NaCl pengenceran 5x pada
suhu 20℃ sebesar 1,010 gr/mL dan suhu 40℃ sebesar 1,002
gr/mL dan untuk larutan NaCl pengenceran 1x pada suhu 20℃
sebesar 1,048 gr/mL dan suhu 40℃ sebesar 1,038 gr/mL, semua
data percobaan yang diperoleh kemudian dicatat.
21
larutan 20℃. Konduktansi Aquadest pada suhu 20C diukur
dengan menggunakan konduktometer dan hasil pengukurannya
sebesar 0,14 µS kemudian dicata. Probe pada konduktometer
dicuci dengan menggunakan aquadest dalam gelas beker 250
mL. Aquadest yang didinginkan tadi kemudian dipanaskan
dengan menggunakan kompor listrik hingga suhunya mencapai
40C. Konduktansi aquadest 40C diukur dengan menggunakan
konduktometer dan hasil pengukuran sebesar 2,29 µS dicatat.
Probe pada konduktometer dicuci dengan aquadest dalam gelas
beker 250 mL. Langkah percobaan diulang untuk pengukuran
konduktansi air ledeng pada suhu 20℃ sebesar 31,3 µS dan suhu
40℃ sebesar 50 µS dan larutan NaCl pengenceran 1x pada suhu
20℃ sebesar 6,24 mS dan suhu 40℃ sebesar 10,03 mS, larutan
NaCl pengenceran 5x pada suhu 20℃ sebesar 1699 µS dan suhu
40℃ 2,52 mS, larutan NaCl pengenceran 25x pada suhu 20℃
sebesar 398 µS dan suhu 40℃ sebesar 625 µS, semua data yang
diperoleh kemudian dicatat.
D. Analisis Data
Asumsi yang diambil dalam percobaan pengukuran rapat
massa menggunakan piknometer adalah:
22
1. Tidak ada zat cair/pengotor yang tertinggal dalam
piknometer, saat akan melakukan penimbangan piknometer
kosong, sehingga hasil pengukuran akurat.
2. Larutan NaCl yang akan dimasukkan ke dalam piknometer
merupakan larutan homogen sehingga rapat massa larutan
NaCl konstan.
3. Air ledeng, aquadest, larutan NaCl berbagai konsentrasi,
dan larutan sampel yang digunakan merupakan larutan
murni sehingga hasil pengukuran rapat massa akurat.
4. Pengaruh tegangan muka dan gaya gesek larutan pada
piknometer diabaikan ,sehingga hasil perhitungan rapat
massa akurat.
5. Tidak ada gelembung udara yang terjebak didalam
piknometer saat diisi dengan cairan, sehingga massa yang
terukur hanyalah massa piknometer ditambah dengan massa
cairan saja.
23
5. Suhu larutan saat dimasukkan kedalam gelas ukur sama
dengan suhu larutan sebelum dimasukkan ke gelas ukur
sehingga rapat massa cairan tidak berubah.
Vaquadest = Vp (15)
𝑚𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Vaquadest = (17)
𝜌𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖
24
dengan, maquadest = massa aquadest (gram)
25
b. Penentuan Konsentrasi NaCl Hasil Pengenceran
V1 . C1 = V2 . C2 (21)
𝑛∑𝑥𝑦− ∑𝑥∑𝑦
A= (23)
𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2
∑𝑦−𝐴∑𝑥
B= (24)
𝑛
𝑦𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 −𝑦𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kesalahan relatif = | | x 100% (25)
𝑦𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
26
∑𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
Kesalahan relatif rata-rata = (26)
𝑛
y=AT+B (28)
𝑛∑𝑇𝑦− ∑𝑇∑𝑦
A= (29)
𝑛∑𝑇−(∑𝑇)2
∑𝑦−𝐴∑𝑇
B= (30)
𝑛
T = Suhu (oC)
n = Jumlah data
27
6. Pembuatan Kurva Standar Konduktansi Larutan NaCl pada
Berbagai Konsentrasi Setiap Suhu dengan Konduktometer
K=AN+B (31)
𝑛∑𝐾𝑁− ∑𝐾∑𝑁
A= (32)
𝑛∑𝑁−(∑𝑁)2
∑𝐾−𝐴∑𝑁
B= (33)
𝑛
n = Jumlah data
𝐾𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 −𝐾𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Kesalahan relatif = | | x 100% (34)
𝐾𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
∑𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
Kesalahan relatif rata-rata = (35)
𝑛
𝑇− 𝑇20 𝐾− 𝐾20
=𝐾 (36)
𝑇40 − 𝑇20 40 − 𝐾20
28
K40 = Konduktansi pada suhu 40 oC (S)
29
rapat massa sebesar 1,0413 gr/mL, larutan NaCl pengenceran 5x
dengan konsentrasi 0,0140 gr/mL memiliki rapat masssa sebesar
1,0051 gr/mL, dan larutan NaCl pengenceran 25x dengan
konsentrasi 2,8000 x 10-3 gr/mL memiliki rapat massa sebesar
0,9971 gr/mL. Sedangkan pengukuran rapat massa untuk larutan
sampel sebesar 1,0121 gr/mL. Terlihat bahwa rapat massa antara
aquadest dan air ledeng dapat dibandingkan, bahwa rapat massa
air ledeng lebih besar dibandingkan dengan aquadest karena
aquadest telah mengalami penghilangan ion sehingga rapat
massanya lebih kecil, sedangkan untuk air ledeng masih
mengandung ion-ion yang terlarut di dalamnya.
Dari data hasil pengukuran rapat massa menggunakan
piknometer diperoleh grafik hubungan antara rapat massa
dengan konsentrasi larutan NaCl, yaitu sebagai berikut :
1.0450
Rapat massa larutan NaCl, g/mL
1.0400
Keterangan:
1.0350
1.0300 y = 0,6537x + 0,9956
1.0250
1.0200
1.0150 ρ percobaan
1.0100 ρ sampel
1.0050 ρ persamaan
1.0000
0.9950
0.9900
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800
30
semakin besar rapat massanya. Hal ini sesuai teori dimana rapat
massa berbanding lurus dengan konsentrasi, semakin tinggi
konsentrasi maka semakin besar rapat massanya karena makin
tinggi konsentrasi makin banyak jumlah NaCl yang terlarut pada
volume yang sama, sehingga rapat massa semakin besar.
Dengan menggunakan perhitungan metode regresi linier dan
kurva standar, diperoleh hubungan antara konsentrasi larutan
NaCl dengan rapat massa menggunakan piknometer dengan
persamaan y = 0,6537 x + 0,9956 (22).
Dari persamaan tersebut dapat diperoleh rapat massa untuk
larutan NaCl berbagai konsentrasi dan dapat digunakan untuk
perhitungan kesalahan relatif rata-rata pengukuran rapat massa
dengan piknometer adalah sebesar 0,33%.
31
Berdasarkan data hasil pengukuran rapat massa
menggunakan hidrometer, diperoleh grafik hubungan antara
rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl, yaitu sebagai
1.0500
berikut:
Keterangan:
Rapat massa larutan NaCl, g/mL 1.0400
y = 0,6924x + 0,9956
1.0300
1.0200
ρ percobaan
1.0100 ρ sampel
ρ persamaan
1.0000
0.9900
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800
32
pengukuran rapat massa menggunakan hidrometer yaitu sebesar
0,05%. V2 = volume larutan setelah diencerkan (mL).
33
dan rapat massa hasil persamaan sebesar 1,0482 gr/mL. Pada
suhu 29C, rapat massa hasil percobaan sebesar 1,044 gr/mL
dan rapat massa hasil persamaan sebesar 1,0437 gr/mL. Pada
suhu 40C, rapat massa hasil percobaan sebesar 1,038 gr/mL
dan rapat massa hasil persamaan sebesar 1,0381 gr/mL.
Kesalahan relatif rata-rata pada pengukuran rapat massa
dengan menggunakan hidrometer untuk larutan NaCl
pengenceran 1x dengan konsentrasi 0,0700 gr/mL sebesar
0,02%.
34
suhu 20C, rapat massa hasil percobaan sebesar 1,000 gr/mL
dan rapat massa hasil persamaan sebesar 1,0002 gr/mL. Pada
suhu 29C, rapat massa hasil percobaan sebesar 0,997 gr/mL
dan rapat massa hasil persamaan sebesar 0,9966 gr/mL. Pada
suhu 40C, rapat massa hasil percobaan sebesar 0,992 gr/mL
dan rapat massa hasil persamaan sebesar 0,9922 gr/mL.
Kesalahan relatif rata-rata pada pengukuran rapat massa
dengan menggunakan hidrometer untuk larutan NaCl
pengenceran 5x dengan konsentrasi 2,8000 x 10-3 gr/mL
sebesar 0,03%.
1.050 ρ percobaan
(pengenceran
1.040 1x)
ρ percobaan
1.030 (pengenceran
5x)
1.020 y = -0,0004x + 1,0178 ρ percobaan
(pengenceran
1.010 25x)
ρ persamaan
(pengenceran
1.000
1x)
ρ persamaan
0.990 y = -0,0004x + 1,0083 (pengenceran
5x)
0.980
0 20 40 60
Suhu, ◦C
35
konsentrasi maka semakin banyak jumlah zat terlarut pada
volume yang sama, sehingga rapat massa semakin besar. Dari
grafik tersebut menunjukkan pula bahwa rapat massa
berbanding terbalik dengan suhu. Semakin tinggi suhu maka
rapat massanya semakin kecil. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa jika suhu meningkat maka akan
terjadi pemuaian dan volume zat akan meningkat karena
suhunya makin tinggi dan gerak partikel akan semakin cepat
sehingga jarak antar partikel akan semakin jauh dan volume
pun akan bertambah. Rapat massa berbanding terbalik
dengan volume sehingga rapat massa berbanding terbalik
pula dengan suhu karena volume berbanding lurus dengan
suhu.
B. Pengukuran Konduktansi
36
a. Larutan NaCl Pengenceran 1x
1. Pada 20C = 6,24 x 10-3 S
2. Pada 29C = 8,14 x 10-3 S
3. Pada 40C = 10,03 x 10-3 S
b. Larutan NaCl Pengenceran 5x
1. Pada 20C = 1699 x 10-6 S
2. Pada 29C = 1963 x 10-6 S
3. Pada 40C = 2,52 x 10-3 S
c. Larutan NaCl Pengenceran 25 x
1. Pada 20C = 398 x 10-6 S
2. Pada 29C = 457 x 10-6 S
3. Pada 40C = 625 x 10-6 S
d. Air Ledeng
1. Pada 20C = 31,3 x 10-6 S
2. Pada 29C = 38,7 x 10-6 S
3. Pada 40C = 50 x 10-6 S
e. Aquadest
1. Pada 20C = 0,14 x 10-6 S
2. Pada 30C = 1,2 x 10-6 S
3. Pada 40C = 2,29 x 10-6 S
f. Konduktansi larutan sampel pada suhu percobaan =
3,42 x 10-3 S
37
larutan NaCl pengenceran 1x sangat jauh perbedaan nilai
konduktansinya. Hal ini sesuai dengan teori semakin tinggi
konsentrasi, jumlah zat terlarut semakin banyak sehingga
kemungkinan tumbukan meningkat dan jumlah ion pun meningkat
sehingga konduktansinya bertambah.
0.0060
0.0030 K percobaan
K persamaan
0.0020
0.0010
0.0000
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800
38
Menggunakan metode regresi linier dan kurva standar,
diperoleh hubungan konduktansi dan konsentrasi larutan NaCl
pada suhu 20℃ yaitu K = 0,0850 N + 3,1825 x 10-4
(31). Dari persamaan tersebut dapat didapatkan nilai
konduktansi persamaan larutan NaCl pengenceran 1x dengan
konsentrasi 0,0700 gr/mL sebesar 6,2717 x 10-3 S. Konduktansi
persamaan larutan NaCl pengenceran 5x dengan konsentrasi
0,0140 gr/mL sebesar 1,5089 x 10-3 S. Konduktansi persamaan
larutan NaCl pengenceran 25x dengan konsentarsi 2,8000 x 10-3
gr/mL sebesar 5,5639 x 10-4 S. Dari data ini dapat diperoleh
kesalahan relatif rata-rata sebesar 17,16%. Pendekatan yang
dilakukan merupakan pendekatan linear sehingga kesalahan
relatifnya lebih dari 10% serta besarnya kesalahan relatif ini bisa
terjadi karena larutan yang diukur merupakan larutan yang
pekat, karena hanya dalam keadaan sangat encer larutan
elektrolit dapat bersifat ideal, maka pengukuran konduktansi
akan lebih akurat apabila larutan yang diukur merupakan larutan
encer (Atkins & Paula, 2006). Kesalahan relatif sebesar itu
kemungkinan dikarenakan skala pembacaan konduktometer
yang tidak stabil yang disebabkan oleh perbedaan suhu ruangan,
suhu probe konduktometer, dengan suhu larutan yang cukup
jauh, sehingga perpindahan panas dari ruangan atau probe ke
dalam larutan semakin cepat dan menyebabkan pembacaan
konduktometer menjadi tidak benar-benar stabil pada suhu
larutan 20C.
39
Hubungan konduktansi dengan larutan NaCl berbagai
konsentrasi pada suhu 40C dapat dilihat pada gambar berikut.
0.012
Keterangan:
y = 0,1381x + 0,0004
0.008
0.006
K percobaan
0.004
0.002
0
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800
Konsentrasi larutan NaCl, g/mL
40
2) Konduktansi Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi pada Suhu
Percobaan.
0.009 Keterangan:
0.008
0.007
Konduktansi larutan NaCl, S
y = 0,1089x + 0,0004
0.006
0.005
K persamaan
0.004
Larutan sampel
0.003
K persamaan
0.002
0.001
0.000
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800
Konsentrasi larutan NaCl, g/mL
41
Sehingga diperoleh konsentrasi larutan sampel sebesar 0,0279
gr/mL. Pada pengukuran dengan piknometer, larutan sampel
ditentukan dengan persamaan :
𝜌−0,9956
x = (27)
0,6537
42
V. KESIMPULAN
43
4. Nilai konduktansi suatu larutan berbanding lurus dengan suhu dan
konsentrasi larutan tersebut, maka Semakin tinggi suhu maupun
konsentrasi larutan maka konduktansinya semakin besar.
5. Hubungan konduktansi dengan suhu menggunakan metode regresi
linier
a. Pada Suhu 20℃
K = 0,0850 N + 3,1825 x 10-4 (31)
Kesalahan relatif rata-rata = 17,16%
b. Pada Suhu 29℃
K = 0,1130 N + 2,4963 x 10-4 (31)
Kesalahan relatif rata-rata = 8,90%
c. Pada Suhu 40℃
K = 0,1381 N + 3,9688 x 10-4 (31)
Kesalahan relatif rata-rata = 9,57%
d. Konduktansi larutan NaCl pada suhu percobaan
Konsentrasi NaCl 0,0700 gram/mL = 7,9445 x 10-3 S
Konsentrasi NaCl 0,0140 gram/mL = 2,0685 x 10-4 S
Konsentrasi NaCl 2,8000 x 10-3 gram/mL = 5,0015 x 10-4 S
6. Konsentrasi larutan sampel
a. Menggunakan pengukuran rapat massa
1) Piknometer
Konsentrasi sampel = 0,0263 gram/mL
2) Hidrometer
Konsentrasi sampel = 0,0265 gram/mL
b. Menggunakan pengukuran konduktansi
Konsentrasi sampel = 0,0282 gram/mL
7. Persamaan untuk menentukan konsentrasi hanya berlaku untuk
larutan NaCl murni pada berbagai konsentrasi.
44
VI. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. & Paula, J.D., 2006. Atkin's Physical Chemistry. 8th ed. New
York: Oxford University Press.
Brady, J.E., Jespersen, N.D. & Hyslop, A., 2012. Chemistry The
Molecular Nature Of Matter. 6th ed. United States of America:
Courier Kendallville.
Hewitt, G.F., 1960. Conductivity Theory And Practice. 1st ed. United
Kingdom: HARWELL.
Perry, R.H., 2012. Perry's Chemical Engineer's Handbook. 7th ed. New
York: McGraw-Hill.
Rawson, K.J. & Tupper, E.C., 2001. Basic Ship Theory. 5th ed.
London: Butterworth-Heinemann.
Smith, J.M., Van Ness, H.C. & Abbott, M.M., 2001. Introduction to
Chemical Engineering Thermodynamics. 6th ed. New York:
McGraw Hill.
45
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
Praktikum Pengukuran Rapat Massa dan Konduktansi memiliki
proses percobaan yang berpotensi hazard, diantaranya saat melakukan
proses pemanasan larutan hingga suhu mencapai 40 oC, walaupun
tidak terlalu panas tetapi berpotensi mencederai praktikan jika terkena
bagian tubuh dengan jangka waktu cukup lama. Saat menghancurkan
es batu berpotensi mencederai tangan karena adanya benturan keras
disertai serpihan es batu yang dapat melukai bagian tubuh akibat
adanya gaya yang diberikan ke es batu, serta es batu tersebut dapat
membuat tangan mati rasa karena memegang terlalu lama tanpa alat
pelindung. Penggunaan alat elektronik seperti konduktometer apabila
tidak berhati-hati saat mengukur larutan dan terjadi tumpahan
air/larutan bisa menyebabkan kerusakan alat dan adanya risiko
tersengat arus listrik.
Selain hazard proses, praktikum ini juga memiliki hazard bahan
yang harus diperhatikan oleh praktikan diantaranya adalah garam
dapur yang didapatkan dari laboratorium analisis bahan tergolong
bahan yang bersifat irritant terhadap mata dan kulit jika berkontak
langsung. Apabila garam dapur terkena mata maupun kulit, segera
bilas dengan air bersih yang mengalir. Garam dapur juga dapat
berbahaya bila tertelan dan terhirup berlebihan. Apabila garam dapur
terhirup maka segera berikan udara bersih. Sedangkan air ledeng dan
aquadest yang didapatkan dari laboratorium analisis bahan termasuk
bahan non-hazard. Akan tetapi, apabila air ledeng dan aquadest
memiliki suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kulit praktikan
panas dan melepuh jika tersiram dan apabila terjadi tumpahan ke
lantai dapat membahayakan praktikan karena lantai menjadi licin.
46
B. Penggunaan Alat Pelindung Diri
47
Sarung tangan berfungsi untuk menghindari kontak langsung
dengan bahan-bahan kimia dan melindungi tangan dari percikan-
percikan bahan kimia yang membahayakan serta melindungi jari-
jari tangan dari api, suhu panas atau dingin, dan goresan benda-
benda.
C. Manajemen Limbah
Limbah yang dihasilkan dari praktikum ini yaitu NaCl atau
garam dapur dibuang ke limbah halogenik karena mengandung ion
klorida yang merupakan unsur halogenik. Sedangkan air ledeng dan
aquadest dapat dibuang langsung ke wastafel. Sisa aquadest dan
larutan sampel dapat dikembalikan ke tempatnya masing-masing.
Serta sarung tangan, tisu, dan masker dapat dibuang di tempat sampah
yang sudah disediakan.
48
Tabel I. Pengukuran Rapat Massa pada Berbagai Zat Cair dengan
Piknometer dan Hidrometer pada Suhu Percobaan
Tabel II. Pengukuran Rapat Massa NaCl pada Berbagai Suhu dan
Konsentrasi Menggunakan Hidrometer
49
2. Pengukuran konduktivitas zat cair
E. Perhitungan
1. Penentuan Volume Piknometer
a. Penentuan Volume Piknometer
vaquadest = vp
maquadest = mpa - mpo
= 46,2867-21,2883= 24,9984 g
ρreferensi = 0,9956 g/mL (Perry, 2012)
𝑚𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 24,9984 𝑔
vaquadest = = 0,9956 𝑔/𝑚𝐿 = 25,1089 mL
𝜌𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖
vp = 25,1089 mL
b. Penetuan rapat massa berbagai cairan pada suhu percobaan
Ambil contoh untuk perhitungan massa jenis aquadest
𝑚𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 25,1089 𝑔
ρaquadest = = 24,8415 𝑔/𝑚𝐿 = 0,9956 g/mL
𝑣𝑝
50
Menggunakan cara perhitungan yang sama, diperoleh tabel sebagai
berikut.
ρcairan,
No Cairan mpc, g mpo, g mc, g Vp, mL
g/mL
1. Aquadest 46,2867 21,2883 24,9984 25,1089 0,9956
2. Air Ledeng 46,3062 21,2883 25,0179 25,1089 0,9964
Laurtan NaCl
3. 47,4342 21,2883 26,1459 25,1089 1,0413
Pengenceran 1x
Larutan NaCl
4. 46,5240 21,2883 25,2357 25,1089 1,0051
Pengenceran 5x
Larutan NaCl
5. 46,3256 21,2883 25,0373 25,1089 0,9971
Pengenceran 25x
6. Larutan Sampel 46,7021 21,2883 25,4138 25,1089 1,0121
51
3. Pembuatan Kurva Standar ρnacl pada Berbagai Konsentrasi
Dengan Pinkometer dan Hidrometer
Data untuk perhitungan disajikan dalam tabel berikut
Tabel V. Data untuk Membuat Persamaan Linier Hubungan Rapat
Massa dengan Konsentrasi
𝑛∑𝑥𝑦− ∑𝑥∑𝑦
A= 𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2
A= 0,6537
∑𝑦−𝐴∑𝑥
B= 𝑛
3,0435−0,6537 . 0,0868
B= 3
B = 0,9956
52
Sedangkan perhitungan untuk kurva standar menggunakan
hidrometer adalah
𝑛∑𝑥𝑦− ∑𝑥∑𝑦
A= 𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2
A= 0,6924
∑𝑦−𝐴∑𝑥
B= 𝑛
3,0470−0,6924 . 0,0868
B= 3
B = 0,9941
Piknometer
y = 0,6537 x + 0,9956
y = 1,0414 g/mL
1,0414−1,0413
Kesalahan relatif = | | x 100 % = 0,01%
1,0414
0,99 %
Kesalahan relatif rata-rata = = 0,33 %
3
Hidrometer
53
y = 0,6924 x + 0,9956
y = 1,0441 g/mL
1,0441−1,0440
Kesalahan relatif = | | x 100 % = 0,01%
1,0441
0,14 %
Kesalahan relatif rata-rata = = 0,05 %
3
Piknometer
1,0121 −0,9956
x= = 0,0253 g/mL
0,6537
Hidrometer
1,0140 −0,9956
x= = 0,0265 g/mL
0,6924
54
5. Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan Nacl pada
Berbagai Suhu Tiap Konsentrasi Dengan Menggunakan
Hidrometer
a. Konsentrasi larutan NaCl pengenceran 1x
𝑛∑𝑇𝑦− ∑𝑇∑𝑦
A= 𝑛∑𝑇 2 −(∑𝑇)2
3 . 92,7560 − 89 . 3,130
A= 3 . 2841,0000−(89)2
A= - 5,0166 x 10-4
∑𝑦−𝐴∑𝑇
B= 𝑛
B = 1,0582
55
ρ = - 5,0166 x 10-4 (20) + 1,0582
ρ = 1,0482 g/mL
1,0482−1,0480
Kesalahan relatif = | | x 100 % = 0,02%
1,0482
0,06 %
Kesalahan relatif rata-rata = = 0,03 %
3
Tabel VIII. Tabel Kesalahan Relatif untuk Kurva Standar Larutan NaCl
Pengenceran 1 x
𝑛∑𝑇𝑦− ∑𝑇∑𝑦
A= 𝑛∑𝑇 2 −(∑𝑇)2
3 . 89,4540 − 89 . 3,018
A= 3 .2841,0000−(89)2
56
A= - 3,9867 x 10-4
∑𝑦−𝐴∑𝑇
B= 𝑛
B = 1,0178
ρ = 1,0099 g/mL
1,0099−1,010
Kesalahan relatif = | | x 100 % = 0,01%
1,0099
0,05 %
Kesalahan relatif rata-rata = = 0,02 %
3
57
c. Konsentrasi larutan NaCl pengenceran 25x
𝑛∑𝑇𝑦− ∑𝑇∑𝑦
A= 𝑛∑𝑇 2 −(∑𝑇)2
3 . 88,593− 89 . 2,989
A= 3 . 2841,0000−(89)2
A= - 4,0199 x 10-4
∑𝑦−𝐴∑𝑇
B= 𝑛
B = 1,0083
ρ = 1,0002 g/mL
58
1,0002−1,000
Kesalahan relatif = | | x 100 % = 0,02%
1,0002
0,08 %
Kesalahan relatif rata-rata = = 0,03 %
3
Tabel XII. Data Kesalahan Relatif untuk Kurva Standar Larutan NaCl
Pengenceran 1 x
No K, S N, g/mL N2 k.N
1 6,24 x 10-3 0,0700 4,9000 x 10-3 4,3680 x 10-4
2 1,699 x 10-3 0,0140 1,9600 x 10-4 2,3786 x 10-6
3 3,98 x 10-4 2,8000 x 10-3 7,8400 x 10-6 1,1144 x 10-6
∑ 8,3370 x 10-3 0,0868 5,1038 x 10-3 4,6170 x 10-4
𝑛∑𝐾𝑁− ∑𝐾∑𝑁
A= 𝑛∑𝑁 2 −(∑𝑁)2
A= 0,0850
59
∑𝐾−𝐴∑𝑁
B= 𝑛
B = 3,1825 x 10-4
K = 6,2717 x 10-3 S
6,2717.10−3 −6,24.10−3
Kesalahan relatif = | | x 100 %
6,2717.10−3
=0,34%
51,49%
Kesalahan relatif rata-rata = = 17,16 %
3
Tabel XIV. Data Kesalahan Relatif untuk Kurva Standar Larutan NaCl
Berbagai Konsentrasi pada Suhu 20oC
60
b. Pengukuran konduktansi pada suhu 29 oC
No K, S N, g/mL N2 k.N
1 8,14 x 10-3 0,0700 4,9000 x 10-3 5,6980 x 10-3
2 1,963 x 10-3 0,0140 1,9600 x 10-4 2,7482 x 10-5
3 4,57 x 10-4 2,8000 x 10-3 7,8400 x 10-6 1,2796 x 10-6
∑ 0,0106 0,0868 5,1038 x 10-3 5,9856 x 10-4
𝑛∑𝐾𝑁− ∑𝐾∑𝑁
A= 𝑛∑𝑁 2 −(∑𝑁)2
A= 0,1130
∑𝐾−𝐴∑𝑁
B= 𝑛
0,0106−0,1130 . 0,0868
B= 3
B = 2,4963 x 10−4
K = 8,1618 x 10−3 S
61
8,1618 .10−3 −8,14 .10−3
Kesalahan relatif = | | x 100 % =
8,1618 .10−3
= 0,27%
26,69%
Kesalahan relatif rata-rata = = 8,90 %
3
Tabel XVI. Tabel Kesalahan Relatif untuk Kurva Standar Larutan NaCl
Berbagai Konsentrasi pada Suhu 29 oC
No K, S N, g/mL N2 k.N
1 0,0100 0,0700 4,9000 x 10-3 7,0210 x 10-4
2 2,52 x 10−3 0,0140 1,9600 x 10-4 3,5280 x 10-5
3 6,25 x 10−4 2,8000 x 10-3 7,8400 x 10-6 1,7500 x 10-6
∑ 0,0132 0,0868 5,1038 x 10-3 7,3913 x 10-4
𝑛∑𝐾𝑁− ∑𝐾∑𝑁
A= 𝑛∑𝑁 2 −(∑𝑁)2
A= 0,1381
62
∑𝐾−𝐴∑𝑁
B= 𝑛
0,0132−0,1381 . 0,0868
B= 3
B = 3,9688 x 10−4
K = 0,0101 S
0,0101−10,03 .10−3
Kesalahan relatif = | | x 100 % =
0,0101
0,31%
28,70%
Kesalahan relatif rata-rata = = 9,57 %
3
Tabel XVIII. Tabel Kesalahan Relatif untuk Kurva Standar Larutan NaCl
Berbagai Konsentrasi pada Suhu 40 oC
63
7. Penentuan Konsentrasi Sampel dengan Konduktometer
a. Penentuan nilai Konduktansi pada suhu percobaan
Persamaan yang digunakan adalaah persamaan (37)
Ambil contoh N = 0,0700 g/mL
K = 7,9455 x 10−3 S
No N, g/mL N2 K, S K. N
1 0,0700 4,9000 x 10-3 7,9455 x 10−3 5,5619 x 10-4
2 0,0140 1,9600 x 10-4 2,0684 x 10−3 2,8958 x 10-5
3 2,8000 x 10-3 7,8400 x 10-6 5,0015 x 10−4 1,4004 x 10-6
∑ 0,0868 5,1038 x 10-3 0,0105 5,8654 x 10-4
𝑛∑𝐾𝑁− ∑𝐾∑𝑁
A= 𝑛∑𝑁 2 −(∑𝑁)2
A= 0,1089
64
∑𝐾−𝐴∑𝑁
B= 𝑛
B = 3,5363 𝑥10−4
N = 0,0282 g/mL
65