STOIKIOMETRI
DISUSUN OLEH:
Ichzal Bagus Mahendra (2240303123)
Nauqi Aziza (2210303003)
Renaldi Fa’iq Al Ghifari (2220303082)
Siwi Handayani (2220303038)
UNIVERSITAS TIDAR
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dalam mata
kuliah kimia larutan. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan maupun pedoman bagi
para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak pihak yang telah membantu demi menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan kekurangan
baik dari baik dari materi maupun dalam teknis penulisan, dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapet
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
Bab 1 PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 1
Bab 2 PEMBAHASAN
Bab 3 PENUTUP 16
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pernahkah anda membuat kue? Bagaimanakah cara membuat kue tersebut? Dalam
pembuatan kue, kita akan menambahkan setiap bahan bahan dan bumbu sesuai dengan resep,
tidak melebihkan maupun mengurangi. Mengapa hal itu dilakukan? Apa yang terjadi jika kita
menambahkan suatu bahan berlebihan atau malah menguranginya? Kue yang dihasilkan akan
terasa tidak enak bahkan bisa jadi malah mengalami kegagalan.
Demikian juga dalam reaksi kimia, setiap zat pereaksi dapat berinteraksi
menghasilkan zat hasil reaksi hanya jika jumlahnya sesuai proposinya.
1.3 Tujuan
1. Memahami hubungan massa zat, jumlah partikel dan volume
2. Mengetahui persamaan reaksi kimia dan cara menyetarakan
3. Mengerti bagaimana contoh soal soal stoikiometri
1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dalam penguatan materi
2. Sebagai bentuk sumber dan sebagai bahan masukan tentang stoikiometri
3. Sebagai pedoman untuk memperluas wawasan bab stoikiometri
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian stoikiometri
Stoikiometri merupakan salah satu bidang dalam ilmu kimia yang membahas atau
mempelajari suatu reaksi kimia yang menyangkut antara suatu reaktan dan produk atau hasil
reaksi. Stoikiometri juga manyangkut perbandingan antara unsur-unsur dalam rumus kimia. Kata
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, “stoicheon” yang berarti unsur dan “metron” artinya
mengukur.
Orang yang pertama kali mengemukakan stoikiometri adalah jeremias benjamin richter,
seorang ahli kimia dari perancis pada tahun 1762-1807. Menurut jeremias benjamin richter
stoikiometri adalah ilmu pengukuran perbandingan unsur kimia satu dengan yang lain.
1. Pengertian
Mol adalah jumlah zat yang terkandung dalam partikel zat sejumlah atom yang
terdiri dari partikel pertikel atom, molekul, dan ion. Dikarenakan ukuran partikel partikel
yang sangat kecil sehingga kita sulit untuk mengukurnya, maka era pengetahuan konsep
mol dimulai. Mol berasal dari kata “mole” yang berarti tumpukan. Mol dapat digunakan
sebagai penghubung antara massa zat dan jumlah partikel.
Massa molar adalah massa 1 mol dari suatu unsur atau senyawa. Satu mol dapat
didefinisikan sebagai bilangan Avogadro. Ilmuwan yang mencetuskan bilangan tersebut
adalah Amedeo Avogadro.
Massa satu mol zat sama dengan nilai Ar (untuk atom) dan Mr (untuk senyawa),
dan mengandung jumlah partikel sebanyak 6,03 x 1023. Massa satu mol zat disebut massa
molar (Mm) dengan satuan gram/mol (g/mol).
2
Rumus:
m = n x Mm
Keterangan:
m = massa (gram)
Mm = massa molar
Contoh:
Jumlah mol grafit dalam suatu baterai adalah 1,5 mol. Berapa massa grafit tersebut?
Diketahui Ar C = 12 gram/mol-1
Jawab:
m = n x Mm
Hipotesis Avogadro menyebutkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama
volume
yang sama dari semua gas mengandung jumlah molekul yang sama pula.
Alasannya karena 1 mol setiap gas memiliki jumlah molekul yang sama. Maka
pada
suhu dan tekanan yang sama juga, 1 mol setiap gas memiliki volume yang sama. Volume
1 mol gas disebut dengan volume molar atau dilambangkan dengan Vm.
3
V = n x Vm
Keterangan:
Namun, semua volume molar gas bergantung pada suhu dan tekanannya. Ada
beberapa keadaan suhu dan tekanan yang biasanya dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan volume gas, diantaranya :
Jawab:
V = n x 22,4 liter/mol
V = 2 mol x 22,4 liter/mol
V = 44,8 liter
4
Contoh soal :
Jawab:
V = n x 24,4 liter/mol
V = 2 mol x 24,4 liter/mol
V = 48,8 liter
Keadaan dengan suhu dan tekanan tertentu disebut juga dengan keadaan ideal.
Berbeda dengan zat padat dan cair yang memiliki volume tetap, zat gas memiliki
volume gas yang selalu berubah-ubah tergantung pada suhu, tekanan, dan jumlah
zatnya. Dalam keadaan ideal untuk menentukan volume gas dirumuskan dalam
persamaan gas ideal berikut :
PV = nRT
Keterangan :
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
n = jumlah mol gas (mol)
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K)
T = suhu (K)
Contoh:
Berapa tekanan tabung gas LPG yang volumenya 30 liter agar pada suhu 27 0C di
dalamnya berisi gas CH4 sebanyak 12 kg? (Mr CH4 = 16 dan dianggap bahwa
CH4 merupakan gas ideal).
5
Penyelesaian :
Mr CH4 = 16
M CH4 = 16 gram/mol
12g CH4 = 12.000 gram CH4
Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang
volume gas sama mengandung jumlah molekul yang sama. Berdasarkan pernyataan
tersebut, jika jumlah molekulnya sama, jumlah mol gas akan sama pula.
Dengan demikian, berlaku bahwa perbandingan volume gas akan sama dengan
perbandingan mol gas, yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
atau
Contoh :
6
Hitunglah volume dari 22 gram karbon dioksida jika diukur pada suhu dan tekanan
ketika 1 mol gas O2 volumenya 20 liter? (Ar C = 12, O = 16)
Penyelesaian :
Volume gas I = 10 L
7
Hubungan massa zat, jumlah partikel, dan volume:
Hubungan mol dengan massa dapat dirumuskan dengan menghitung massa unsur
dan massa senyawa.
Contoh soal:
Jawab:
Mr CO(NH2)2 = 1 Ar C + Ar O + 2 Ar N + 4 Ar H
8
= 12 + 16 + (2 x 14) + 4 x 1
= 60
Mol = massa/Mr
= 2 x 60
= 120 gram
Volume molar adalah volume 1 mol gas dan diukur pada keadaan STP. Volume
molar diukur pada suhu 0 dan tekanan 1 atm sebesar 22,4 liter/mol.
Contoh soal:
Uap air diukur pada kondisi STP memiliki 11,2 liter. Berapa massa uap H2O pada
kondisi tersebut?(Ar H=1, O=16)
Jawab:
Mr H2O = 2 x Ar H + Ar O
= (2 x 1) + 16
= 18
= 9 gram
M = n/V
9
atau
M= massa x 1
Mr V
Keterangan:
M= molaritas (mol/L)
n= jumlah mol (mol)
V= volume larutan (L)
Mr= massa molekul relatif (gram/mol)
Contoh soal:
Berapa gram NaOH yang harus ditambahkan ke dalam 500 mL air untuk mendapatkan
larutan NaOH sebesar 0,2 M (Mr NaOH=40)
Jawab:
M = massa x 1
Mr V
Massa= M x Mr x V
= 0,2 mol/L x 40 gram/mol x 0,5 L
= 4 gram
X=nxL
Keterangan:
X= jumlah partikel
n= jumlah mol
L= bilangan avogadro (6,02 x 10^23)
10
Contoh soal:
Berapa jumlah mol tembaga yang terdapat dalam 6,02 x 10^24 atom Cu?
Jawab:
Reaksi kimia mengubah zat-zat asal pereaksi menjadi zat hasil reaksi/produk.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam
reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia diantaranya berubah.
Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi
(reaktan) di sebelah kiri anak panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di sebelah
kanan anak panah. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam,
yaitu gas (g) cairan (liquid a t a u l ) zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous dan
aq). Suatu reaksi dapat dikatakan setara jika ruas kanan dengan ruas kiri memiliki jumlah unsur
yang sama.
1. Reaktan biasanya terletak pada bagian kiri persamaan dan merupakan zat yang
mengalami reaksi.
2. Produk merupakan hasil reaksi dari reaktan yang berada di sebelah kiri.
3. Tanda persamaan
Tanda (+) untuk memisahkan suatu reaktan dengan reaktan yang lain.
Tanda -> untuk memisahkan reaktan dengan hasil reaksi
11
Contoh:
1. Menulis persamaan reaksi yang belum setara menggunakan nama dan wujud zat
pereaksi dan hasil reaksi
2. Menulis rumus kimia
3. Menyetarakan persamaan masing masing senyawa dengan cara menambahkan
koefisien/angka di sebelum unsur
Contoh soal:
1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas oksigen
membentuk gas karbon dioksida dan uap air
Jawab:
Langkah 2, Penyetaraan:
Jumlah atom di ruas kiri Jumlah atom di ruas kanan Σ Ruas Kiri = Σ Ruas Kanan
C=1 C=b B=1
H=4 H = 2c 2c = 4 maka c = 2
12
c. kita masukkan koefisien b dan c sehingga persamaan reaksi menjadi:
Jumlah atom di ruas kiri Jumlah atom di ruas kanan Σ Ruas Kiri = Σ Ruas Kanan
O = 2a O=2+2=4 2a = 4 maka a = 2
2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium dengan larutan asam
klorida membentuk larutan aluminium klorida dan gas hidrogen.
Jawab:
Langkah 2, Penyetaraan:
Jumlah ruas atom di ruas Jumlah atom di ruas kanan Σ Ruas Kiri = Σ Ruas Kanan
kiri
13
Al= a Al= 1 a= 1
Cl= b Cl= 3 B= 3
kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:
Jumlah atom di ruas kiri Jumlah atom di ruas kanan Σ Ruas Kiri = Σ Ruas Kanan
H=3 H = 2c 2c = 3 maka c = 1,5
Karena koefisien tidak boleh mengandung pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka
semua koefisien dikalikan dua, sehingga persamaannya menjadi:
14
Perbandingan mol
N2(g) : H2(g) : NH3(g)= 1 : 3 : 2
Contoh Soal:
Pada reaksi pembentukan gas amonia (NH3) dari gas nitrogen dan hidrogen, jika gas
nitrogen yang direaksikan adalah 6 mol, maka tentukan:
1) jumlah mol gas hidrogen yang diperlukan;
2) jumlah mol gas amonia yang dihasilkan!
Jawab:
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Stoikiometri merupakan salah satu bidang dalam ilmu kimia yang membahas atau
mempelajari suatu reaksi kimia yang menyangkut antara suatu reaktan dan produk
atau hasil reaksi.
2. Mol adalah jumlah zat yang terkandung dalam partikel zat sejumlah atom yang terdiri
dari partikel pertikel atom, molekul, dan ion. Mol dapat digunakan sebagai
penghubung antara massa zat dan jumlah partikel.
3. Hipotesis Avogadro menyebutkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama volume
yang sama dari semua gas mengandung jumlah molekul yang sama pula. Alasannya
karena 1 mol setiap gas memiliki jumlah molekul yang sama.
4. Keadaan dengan suhu dan tekanan tertentu disebut juga dengan keadaan ideal.
Berbeda dengan zat padat dan cair yang memiliki volume tetap, zat gas memiliki
16
volume gas yang selalu berubah-ubah tergantung pada suhu, tekanan, dan jumlah
zatnya.
5. Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang
volume gas sama mengandung jumlah molekul yang sama. Berdasarkan pernyataan
tersebut, jika jumlah molekulnya sama, jumlah mol gas akan sama pula.
6. Hubungan mol dengan massa dapat dirumuskan dengan menghitung massa unsur dan
massa senyawa. Hubungan mol dengan massa ini dapat disebut dengan massa molar
atau suatu massa satu mol zat dalam satuan gram.
7. Volume molar adalah volume 1 mol gas dan diukur pada keadaan STP. Volume
molar diukur pada suhu 0 dan tekanan 1 atm sebesar 22,4 liter/mol.
8. Molaritas menyatakan banyaknya mol zat dalam 1 liter larutan. Satuan molaritas
adalah molar (M) yang sama dengan mol/liter.
9. Menurut penelitian Johan Loschmidt (1865) satu mol zat mengandung partikel
sebanyak 12 gram atom karbon-12. Jumlah partikel dapat dihitung dengan
mengalikan mol dengan bilangan avogadro.
10. Reaksi kimia mengubah zat-zat asal pereaksi menjadi zat hasil reaksi/produk.
Sebagaimana telah dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom yang
terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia diantaranya berubah.
11. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g)
cairan (liquid a t a u l ) zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous dan
aq). Suatu reaksi dapat dikatakan setara jika ruas kanan dengan ruas kiri memiliki
jumlah unsur yang sama.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Chang Raymond, 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1/Edisi ketiga, Jakarta:Erlangga
https://sman15-sby.sch.id/konsep-mol/
https://www.academia.edu/29078825/Konsep_Mol
https://id.scribd.com/document/443128530/Makalah-Kimia-Konsep-MOL
18