Disusun Oleh:
Desky Pradinata (18/425142/TK/46837)
Veronika Nathania Maharani (18/425177/TK/46872)
Rizqi Yusura (18/428895/TK/47397)
Disusun oleh:
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan bertujuan untuk:
1. Menentukan nilai konstanta filtrasi (C V ), nilai volume ekivalen (Ve), waktu
siklus optimum (ts optimum), volume filtrat optimum (Vopt), dan volume air
pencuci (Vw) pada sistem CaCO3-air pada pressure drop konstan.
2. Mencari hubungan C V dan Ve dengan variasi konsentrasi slurry.
B. LATAR BELAKANG
Teknologi pemisahan/separasi memiliki peran dominan di proses industri kimia.
Lebih dari setengah biaya operasi dan setengah biaya investasi ditujukan untuk
proses separasi (Svarovsky, 2000). Proses separasi akan semakin penting di masa
mendatang karena beberapa alasan sebagai berikut:
1. Kenaikan permintaan akan produk yang murni, seperti di industri farmasi,
bioteknologi dan makanan;
2. Penurunan kualitas bahan baku; dan
3. Pengetatan kebijakan lingkungan akan limbah yang dihasilkan.
Dalam industri kimia akan menghasilkan limbah ataupun bahan baku yang
berupa slurry yang akan diproses di unit separasi. slurry adalah padatan tersuspensi
dari campuran padat-cair di mana konsentrasi padatan tinggi dalam cairan. Salah
satu proses separasi yaitu dengan filtrasi. Filtrasi dapat dilakukan dengan beberapa
metode salah satunya metode filtrasi menggunakan plate and frame filter press.
Salah satu contoh proses yang dilakukan yaitu pemisahan CaCO 3 yang
tersuspensi dalam air. Sebelum digunakan untuk proses di industri, air harus
dimurnikan terlebih dahulu dengan proses filtrasi untuk mengurangi kadar kalsium.
Kalsium dapat menimbulkan kerak pada dinding alat-alat industri dan menghambat
proses pemanasan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja industri yang
pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian (Marsidi, 2001).
1
Parameter yang penting untuk diketahui dalam proses filtrasi salah satunya
konsentrasi slurry. Perbedaan konsentrasi slurry akan memengaruhi nilai konstanta
filtrasi (Cv) dan volume ekivalen (Ve), di mana kedua konstanta tersebut secara
tidak langsung juga akan memengaruhi lamanya waktu filtrasi, volume filtrat
maksimum yang dapat tertampung, dan waktu siklus optimumnya.
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Filtrasi
Filtrasi merupakan suatu proses dimana campuran heterogen yang terdiri
dari fluida dan partikel padatan dipisahkan menggunakan media filter atau
media penyaring yang dapat menahan partikel padatan tetapi masih
memperboleh fluida untuk lolos dari media filter tersebut (Brown, 1950).
Produk proses filtrasi dapat berupa fluida pembawa yang disebut dengan filtrat
dan kue padatan yang disebut dengan cake. Dalam proses filtrasi, partikel-
partikel padatan tersuspensi dalam fluida pembawa akan dihilangkan secara
fisika atau mekanis dengan cara melewatkannya melalui medium penyaringan
tersebut dan prinsip beda tekanan (Geankoplis, 1993).
Menurut Doran (2013) dalam “Bioprocess Engineering Principles”
menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi filtrasi antara
lain:
a. Pressure Drop
Semakin besar pressure drop, maka laju filtrasi akan semakin cepat
(untuk incompressible cake).
b. Luas Permukaan Filter
Semakin besar luas permukaan filter, maka laju filtrasi akan semakin
cepat sehingga volume filtrat yang tertampung akan semakin banyak.
c. Jenis slurry dan Cake
Sifat fisis (densitas, viskositas, porositas) slurry dan cake yang berbeda
akan memengaruhi nilai konstanta filtrasi (Cv) dan volume ekivalen (Ve)
yang dapat memengaruhi laju filtrasi.
d. Viskositas Cairan
2
Semakin tinggi viskositas cairan yang akan disaring, maka daya filtrasi
(jumlah cairan yang lolos media filter) akan semakin kecil.
e. Tahanan Media Filter
Tahanan media filter berbanding lurus dengan panjang pori filter namun,
berbanding terbalik dengan ukuran diameter pori filter. Semakin besar
tahanan, maka laju filtrasi akan menurun.
f. Tahanan Cake Filter
Semakin tebal cake yang terbentuk selama proses filtrasi, maka tahanan
akan semakin besar, sehingga laju filtrasi akan menurun.
3
c. Bongkar-pasang
Proses selanjutnya adalah membongkar alat filtrasi bertujuan untuk
membersihkan cake dari alat filtrasi setelah cake dan alat filtrasi
dipasang kembali seperti semula. Waktu yang dibutuhkan untuk proses
ini disebut dengan waktu bongkar-pasang (tp).
2. Alat- Alat Filtrasi
Alat-alat filtrasi ini dibagi menjadi dua kategori berdasarkan siklus operasinya.
yang pertama alat filtrasi secara batch dan alat filtrasi secara kontinu. Alat filtrasi
secara kontinu diantaranya :
2.1. Filter Meja Vakum (Vacuum Table Filter, VTF)
4
Gambar 2. Horizontal Belt Filter (E.S. Tarleton, R,J. Wakeman, 2007)
Merupakan salah satu alat filtrasi yang paling umum digunakan dalam
industri. Hal ini dikarenakan filter jenis ini memiliki kelebihan antara lain;
fleksibilitasnya yang cukup baik dalam pengoperasian, tahan terhadap slurry
yang korosif, discharege kue dapat berjalan dengan efektif, pembersihan media
filter dan belt relatif mudah dan mempunyai kapasitas yang besar. Salah satu
parameter yang penting dari alat ini ialah kecepatan belt-nya dimana harus diset
dalam pemakaiannya. Dalam merancang kecepatan belt perlu dipertimbangkan
beban belt itu sendiri serta beban dari cake yang ada diatasnya, serta batasan
utama terhadap kecepatan belt merupakan batasan mekanis. Akan tetapi untuk
saat ini belt filter merupakan filter tercepat dengan kecepatan mencapai 50
m/menit.
Selain dari alat filtrasi secara kontinu terdapat pulan alat filtrasi secara batch,
antara lain :
2.3. Plate and Frame Filter Press
Filter press terdiri atas pelat (plate) dan bingkai (frame) yang disusun
berselang-seling serta media filter dapat berupa kain kanvas, kain sintetis,
kertas filter atau anyaman kawat halus, dan dipasang pada kedua sisi plate.
Permukaan plate tidak rata, tetapi mempunyai alur-alur untuk saluran cairan.
Cake akan terbentuk pada frame (Brown, 1950). Plate and frame filter press
ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
5
Gambar 3. Plate and Frame Filter Press (Gupta dan Yan, 2016)
6
Gambar 4. Sand Filter (Huisman, 1974)
7
Findlay, 2008). Hal ini CaCO3 dapat menjadi masalah di industri yang
menggunakan air dalam jumlah banyak dalam jangka waktu yang lama.
Kalsium karbonat yang terakumulasi dapat menyebabkan scaling di dalam pipa,
merusak boiler juga mengurangi efektivitas pemanasan di boiler, dan alat-alat
lain yang menggunakan air dalam pengoperasiannya. Alat-alat tersebut tentu
harus dijaga agar dapat beroperasi secara optimum dan tidak rusak sebelum
life-cycle dari alat tersebut habis (Marsidi, 2001).
8
Volume ekivalen (Ve) merupakan volume filtrat yang memberikan
tahanan cake yang ekivalen dengan tahanan aliran sebesar tahanan kain saring
dan saluran-saluran filter. Menurut G. G. Brown (1950) dalam “Unit
Operations” menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi nilai
volume ekuivalen, yaitu:
a. Jenis slurry
Setiap slurry memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti densitas,
viskositas dan porositas yang dapat memegaruhi besar kecilnya nilai Ve.
b. Densitas cake
Semakin kecil densitas cake, filtrat akan lebih mudah mengalir dan nilai
Ve akan semakin kecil.
c. Viskositas slurry
Semakin besar viskositas slurry, maka filtrat akan semakin sulit keluar
sehingga nilai Ve akan menjadi semakin besar.
d. Porositas cake
Semakin besar porositas cake, maka nilai Ve akan semakin kecil. Hal ini
dikarenakan pada porositas yang besar, filtrat akan mudah mengalir
menembus cake sehingga jumlah filtrat yang tertahan akan semakin kecil.
5. Konsentrasi slurry
Konsentrasi slurry merupakan konsentrasi dari larutan yang mengandung
padatan tersuspensi yang kemudian akan difiltasi. Konsentrasi slurry
dinyatakan dalam massa padatan per satuan volume larutan. Konsentrasi slurry
menjadi salah satu parameter efektivitas produk alat fitrasi. Sedangkan,
efeksivitas kerja alat filtrasi dapat ditinjau dari konsentrasi slurry yang
berpengaruh pada nilai konstanta filtrasi dan volume ekuivalen. Adapun faktor
yang mempengaruhi efektivitas kerja alat filtrasi adalah tahanan medium filter,
tahanan cake, dan laju filtrasi.
Menurut Sambamurthy (2007), semakin tinggi konsentrasi padatan yang
tersuspensi dalam slurry, maka semakin tebal pula cake yang terbentuk yang
mengakibatkan filtrat sulit menembus cake, dan hal ini menyebabkan laju
9
filtrasi akan menurun. Serta dengan menurunnya laju filtrasi, maka nilai
konstanta filtrasi dan volume ekuivalen akan meningkat. Menurut Hidayat
(2019), nilai konsentrasi slurry juga berbanding lurus dengan nilai viskositas
slurry. Semakin tinggi konsentrasi dari slurry maka semakin tinggi pula
viskositas dari slurry.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori ini proses filtrasi hanya berfokus pada rancangan cake
filter dengan menggunakan alat plate and frame filter press. Dimana media filter primer
hanya berperan besar pada awal filtrasi. Sedangkan saat padatan cake terbentuk, yang
merupakan media filter sekunder akan lebih mendominasi dibandingkan media filter
primer.
Aliran fluida dalam media berpori dapat dianalogikan dengan aliran fluida pada
pipa kosong sehingga dapat digunakan prinsip Bernoulli dengan asumsi yang digunakan
sebagai berikut :
1. Arah aliran fluida bergerak secara horizontal sehingga dapat diasumsikan tidak
terdapat perbedaan ketinggian di antara kedua titik yang ditinjau,
2. Tidak adanya kerja yang berasal dari luar sistem terhadap fluida (W=0),
3. Diameter pori medium filter dianggap sama, sehingga tidak terdapat perbedaan
antara kecepatan alir fluida masuk dan keluar dari lubang pori (VA=VB), dan
4. Aliran diasumsikan bersifat laminer dikarenakan aliran fluida yang melalui medium
berpori umumnya bergerak sangat lambat sehingga bilangan reynoldnya bernilai kecil.
11
Gambar 6. Skema Filtrasi (McCabe dkk., 1993)
P A v A2 P B v B2
+ +Z A−F−W = + +Z B
ρg 2 g ρg 2 g (1)
( PB −P A )
− =F
ρg (2)
(− ΔPC ) Lv 2
=f
ρg 2 gD p (3)
64 64 μ
f= =
Re ρ vD p (4)
32 μ
(− ΔPC )= Lv
D 2
p (5)
Dengan keterangan sebagai berikut:
PA dan PB = Tekanan pada titik A dan B (kg/(m.s2))
ρ = Densitas fluida (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
12
vA dan vB = Kecepatan fluida pada titik A dan B (m/s2)
zA dan zB = Ketinggian titik A dan B dari dasar (m)
F = Friction head (m)
W = Work head (m)
L = Panjang lintasan fluida (m)
Dp = Diameter padatan (m)
f = Friksi (konstanta)
Re = Bilangan Reynolds (konstanta)
μ = Viskositas fludia (g/(cm.s))
Pada proses filtrasi ini, panjang lintasan aliran fluida pada pori media filtrasi
tidak identik dengan tebal cake (Lc). Akan tetapi, untuk mengetahui nilai panjang pori
secara pasti tentu sulit dilakukan. Selain itu, dalam pengukuran luas penampang pori
juga akan sulit dilakukan sehingga mempengaruhi dalam penentuan kecepatan aliran riil
fluida. Untuk mengatasi hal ini, maka persamaan (5) perlu dimodifikasi untuk nilai L
dan vriil didekati dengan konstanta K’ dan c’.
LC =K '×L (6)
V riil =c'×v (7)
32 μ Lc
(− ΔPC )= c' v
Dp 2 K ' (8)
Jika:
2
Dp K '
K=
32 c ' (9)
Maka:
μLc
(− ΔPC )= v
K (10)
Dengan :
Vriil = kecepatan riil fluida mengalir
(kecepatan volumetrik/luas total penampang lubang pori)
13
K = permeabilitas (m2)
Q= Av (13)
dV
=Av
dt (14)
dV (−ΔP C )K
dt
=A
(
μLc ) (15)
14
1 μρ x
C v=
(
2 ( ρs (1−x )(1− X )−ρ xX )K ) (18)
Maka:
A2 (− ΔPC )
dV
dt
= (2C v V ) (19)
Dalam proses pencucian perbandingan volume air pencuci dengan volume filtrat
haruslah tetap agar dapat memberikan tingkat kebersihan cake yang sama. Selain itu
diasumsikan air pencuci yang digunakan tidak mengandung padatan yang dapat
menyebabkan penebalan cake.
15
Vw
=k
Vf (23)
dt w dt
= |
dV w dV akhir filtrasi (24)
2 Cv
t w= (V f +V e )×V w
A 2 (−ΔP) (25)
2 Cv
t w= ( V f + V e )×kV f
A 2 (−ΔP ) (26)
2 Cv k
t w= V 2 +V f V e)
A 2 (−ΔP ) ( f
(27)
Dengan keterangan variabel sebgai berikut :
tw = Waktu pencucian (detik)
Vw = Volume air pencuci (mL)
Waktu siklus dalam proses filtrasi secara batch merupakan waktu total yang
mencakup waktu filtrasi, waktu pencucian , serta waktu bongkar-pasang. Dimana dapat
dituliskan dalam rumus berikut:
t s =t f +t w +t p (28)
2 Cv 2C v k
t s= 0,5 .V 2 +V f .V e) + 2 V +V V +t
A (−ΔP ) (
2 f A (− ΔP ) ( f 2 f e ) p (29)
Dengan keterangan variabel sebagai berikut :
ts = Waktu siklus filtrasi batch (detik)
tp = Waktu bongkar-pasang (detik)
Siklus optimum diperoleh ketika jumlah filtrat yang tertampung tiap satuan
waktu (Vf/ts) maksimum ataupun (ts/Vf) minimum, maka:
d ts
dV f V f( )
=0
(30)
16
ts 2C 2C k t
= 2 v (0,5 . V f +V e )+ 2 v (V f +V e )+ p
V f A (−ΔP ) A (−ΔP ) Vf (31)
d ts Cv 2 Cv k tp
dV f V f( )
= 2 + 2 −
A (−ΔP ) A (−ΔP ) V f 2
=0
(32)
C v (2 k+ 1) tp
2
= 2
A (−ΔP ) (V f )opt
(33)
Maka volume filtrat optimum akan diperoleh dengan persamaan berikut:
A 2 (−ΔP ).t p
(V f ) opt=
√C v (2k +1) (34)
Dengan:
(Vf) opt = Volume filtrat optimum (mL)
Maka, untuk waktu siklus yang memberikan volume filtrat optimum dan volume
air pencuci untuk volume filtrat optimum menjadi:
2C v 2 Cv k
(t s )opt= ( 0,5.(V f ) 2 +(V f )opt . V e +
) ((V f )opt2 +(V f )opt V e ) +t p
A2 (− ΔP ) opt A 2 (−ΔP ) (35)
(V w )opt
=k
(V f )opt (36)
Dengan keterangan variabel sebagai berikut :
ts, opt = Waktu siklus optimum (detik)
Vw, opt = Volume air pencuci optimum (mL)
17
BAB III
METODOLOGI
A. BAHAN
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
1. Kalsium Karbonat (CaCO3)
Kalsium karbonat (CaCO3) memiliki keadaan fisik seperti bubuk padatan
(solid), tidak berbau, dan berwarna putih. memiliki titik lebur 825oC, specific
gravity 2.8, larut dalam asam encer, sukar larut dalam air dingin, dan tidak larut
dalam alkohol. CaCO3 bersifat iritan pada kulit dan mata, dapat menyebabkan
gangguan pernafasan apabila dihirup terlalu lama, dan dapat menyebabkan
gangguan saluran pencernaan jika dikonsumsi terlalu banyak. Nilai LD50 untuk
CaCO3 yaitu 6450 mg/kg (Oral; Rat) sehingga bahan ini tidak bersifat beracun
bagi tubuh.
Bila bahan ini terkena kontak dengan mata, segera bilas mata dengan air
hangat kurang lebih selama 15 menit. Jika terjadi iritasi pada kulit, segera basuh
kulit dengan air mengalir dan sabun, lalu oleskan pelembab pada kulit. Jika terjadi
iritasi yang parah segera beritahukan kepada petugas medis. Jika terhirup dan
mengganggu proses pernapasan, segera pergi ke ruangan terbuka dan hirup udara
segar. Jika tidak bisa bernapas, segera beri pernapasan buatan atau oksigen.
2. Air
Air memiliki keadaan fisik tidak berbau dan tidak berwarna, Dengan titik
didih 100oC, specific gravity 1, dan berat molekul sebesar 18,02 gram/mol. Bahan
ini tidak termasuk bahan yang berbahaya.
18
terlalu berlebihan, maka dapat merusak organ-organ seperti hati dan ginjal.
Batasan penggunaan pewarna ini adalah 0-4 mg/kg makanan.
B. ALAT
Keterangan:
1. Tangki Pencuci
2. Tangki Umpan
3. Pengaduk Listrik
4. Kran
5. Pompa
6. Plate and Frame Filter Press
a. Plate
19
b. Frame
c. Filter Cloth
7. Penampungan
8. Kran Pengatur Tekanan
9. Pengencang Press
10. Saluran Pengeluaran
C. CARA KERJA
1. Pembuatan slurry CaCO3
Serbuk CaCO3 sebanyak 400 gram dimasukkan ke dalam ember berisi 7 liter
air. Zat warna sebanyak 6,0989 gram dimasukkan ke dalam campuran kemudian
campuran diaduk sampai rata. Pembuatan slurry CaCO3 diulangi kembali dengan
variasi serbuk CaCO3 sebanyak 600 gram, 800 gram, dan 1000 gram.
2. Uji Kebocoran
Tangki pencuci diisi dengan air dan kran dibuka. Pompa dihidupkan untuk
menguji kebocoran dan pressure drop diatur +- 0,4 bar. Alat filtrasi kemudian
disusun ulang hingga tidak terjadi kebocoran.
3. Proses Filtrasi
4. Tahap Pencucian
Kran tangki pencuci dibuka dengan kondisi tangki umpan dalam keadaan
tertutup dan pressure drop dipertahankan tetap 0,4 bar. Air pencuci yang keluar
ditampung setiap 200 mL volume dalam gelas ukur kemudian diambil sebagian
20
ditabung reaksi sebagai sampel. Pencucian dihentikan setelah intensitas warna air
pencuci telah konstan. Percobaan diulangi kembali setelah dilakukan filtrasi slurry
dengan konsentrasi padatan CaCO3 400 gram/L, 600 gram/L, 800 gram/L, 1000
gram/Lmasing masing untuk percobaan pertama hingga ke-empat
Larutan zat warna dibuat dengan memasukkan zat warna sebanyak 0,3678 gram
per 0,3 liter air. Larutan standar dan sampel diukur 5 cm dari dasar tabung reaksi.
Intensitas warna larutan standar dicek dan dibandingkan dengan sampel. Jika
intensitasnya beda, larutan standar diencerkan hingga 10 cm. Jika intensitas warna
masih berbeda, larutan standar dikurangi hingga intensitas warnanya sama dengan
sampel atau hingga tinggi minimal 5 cm. Jika belum sama, pengenceran larutan
standar diulangi hingga intensitas warnanya sama dengan larutan sampel.
Pengamatan secara visual dilakukan dari atas tabung.
21
E. Alat Perlindungan Diri
Dalam percobaan ini, alat perlindungan diri (APD) yang dipakai adalah
sebagai berikut:
1. Jas laboratorium lengan panjang
Jas laboratorium digunakan untuk melindungi tubuh dari kontak langsung
dengan bahan kimia.
2. Goggles
Goggles digunakan untuk melindungi mata dari kontak langsung dengan
bahan kimia atau uap bahan kimia berbahaya.
3. Masker
Masker digunakan untuk melindungi area hidung dan mulut dari kontak
langsung dengan bahan kimia serta terhindar dari uap bahan kimia berbahaya
yang terhirup.
4. Sarung tangan lateks
Sarung tangan lateks digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
langsung dengan bahan kimia berbahaya dan alat yang bersuhu tinggi.
5. Sepatu tertutup
Sepatu tertutup digunakan untuk melindungi kaki dari kontak langsung
dengan bahan kimia berbahaya maupun dari alat yang jatuh.
F. ANALISIS DATA
1. Menentukan Harga Cv dan Ve
Persamaan utama yang digunakan dalam percobaan filtrasi pada pressure
drop konstan yaitu:
dt f 2 Cv 2C v
= 2 V+ 2 V
dV A (−ΔP ) A (−ΔP ) e (37)
dt f Δt f
Harga dV dapat didekati dengan ΔV , sehingga persamaan (37) dapat
didekati dengan
Δt f 2C v 2 Cv
= 2 V+ 2 V
ΔV A (−ΔP ) A (− ΔP ) e (38)
22
Jika persamaan (38) dipakai untuk membuat grafik hubungan antara dengan
V, maka diperoleh persamaan linear
Y = BX + D (39)
dengan,
X=V (40)
Δt f
Y=
ΔV (41)
2C v
B=
A 2 (−ΔP ) (42)
2C v
D= Ve
A 2 (− ΔP) (43)
Δt f
Harga ΔV dihitung secara numeris dengan persamaan pendekatan
diferensial sebagai berikut:
a. Untuk data awal dipakai first forward difference
Δt f −3 t n +4 t n+1 −t n+2
( ) ΔV n
=
2( ΔV ) (44)
b. Untuk data tengah dipakai first central difference
Δt f t n+1−t n−1
( )
ΔV n
=
2( ΔV ) (45)
c. Untuk data akhir dipakai first backward difference
Δt f 3 t −4 t n−1 +t n−2
( )
ΔV n
= n
2( ΔV ) (46)
Harga konstanta B dan D dihitung dengan metode least-squares:
ΣX⋅ΣY −nΣ XY
B=
( ΣX )2−nΣX 2 (47)
ΣY −BΣX
D=
n (48)
dengan,
23
n = jumlah data
A2 (− ΔP ) t p
√
( V f ) opt = Cv (2 k +1) (52)
24
Vw
k=
Vf (53)
Waktu siklus filtrasi optimum dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut:
Cv 2 2
( t s )opt = A 2 (−ΔP ) [ V opt +2 V e V opt +2 kV opt +2 kV e V opt ] +t p
(54)
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu siklus filtrasi optimum (ts, opt), volume filtrat optimum (Vopt).
26
waktu filtrasi pada tiap-tiap konsentrasi yang ditunjukan pada tabel dan grafik di bawah
ini:
Tabel 1. Data Volume Filtrasi dan Waktu Filtrasi untuk Tiap Konsentrasi
Waktu (detik)
No. Volume (mL)
400 g/7L 600 g/7L 800 g/7L 1000 g/7L
1. 200 6,23 6.69 7,33 8,00
2. 400 12,79 14.14 15,50 16,86
3. 600 19,80 21.63 24,00 26,10
4. 800 26,32 29.11 31,90 34,69
5. 1000 33,02 36.52 40,02 43,52
6. 1200 39,54 43.74 47,93 52,12
7. 1400 46,61 51.56 56,50 61,44
8. 1600 53,37 59.03 64,69 70,35
9. 1800 60,33 66.73 73,13 79,53
10. 2000 67,69 73.87 82,05 89,23
11. 2200 74,90 82.85 90,79 98,73
12. 2400 82,15 90.87 99,58 108,29
13. 2600 89,60 99.10 108,60 118,10
14. 2800 96,81 107.07 117,34 127,61
15. 3000 104,28 115.34 126,40 137,46
16. 3200 111,29 122.10 134,90 146,70
17. 3400 118,68 131.27 143,86 156,45
18. 3600 126,11 139.48 152,86 166,24
19. 3800 133,49 147.65 161,81 175,97
20. 4000 140,68 155.60 170,52 185,44
21. 4200 147,98 163.68 179,37 195,06
22. 4400 155,10 171.55 188,00 204,45
23. 4600 162,62 178.67 197,12 214,37
24. 4800 169,97 188.00 206,03 224,06
25. 5000 177,51 196.33 215,16 233,99
26. 5200 185,00 204.62 224,24 243,86
27. 5400 191,97 212.33 232,69 253,05
28. 5600 200,42 220.63 242,93 264,19
29. 5800 207,92 229.97 252,02 274,07
30. 6000 215,34 238.18 261,02 283,86
31. 6200 223,77 247.51 271,24 294,97
32. 6400 238,28 263.56 288,83 313,98
27
Grafik Percobaan Vf dan tf
350
300
250
Waktu Filtrasi, s
200
150
100
50
0
0.2
0.8
1.4
1.6
2.0
2.2
2.6
3.2
3.4
4.0
4.4
4.6
5.0
5.2
5.8
6.2
6.4
0.4
0.6
1.0
1.2
1.8
2.4
2.8
3.0
3.6
3.8
4.2
4.8
5.4
5.6
6.0
Volume Filtrasi, L
28
Grafik Hubungan Δtf/ΔV dan V pada Konsentrasi Slurry 400g/7L
0.10
0.09
0.08
0.07
0.06
Δtf/ΔV, s/mL
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
200
400
600
800
1000
1200
1800
2400
2600
3000
3200
3800
4400
4600
5000
5200
5800
6400
1400
1600
2000
2200
2800
3400
3600
4000
4200
4800
5400
5600
6000
6200
Volume Filtrat, mL
Gambar 9. Grafik Hubungan antara Δtf/ΔV dan V pada konsentrasi padatan slurry 400
g/7L
0.1000
0.0800
dt/dv, s/mL
dt/dv Percobaan
0.0600
dt/dv Persamaan
0.0400
0.0200
0.0000
1000
1400
1800
2200
2600
3000
3400
3800
4200
4600
5000
5400
5800
6200
200
600
Volume Filtrat, mL
Gambar 10. Grafik Hubungan antara Δtf/ΔV dan V pada konsentrasi padatan slurry 600
g/7L
29
Grafik Hubungan Vw dan dtf/dV Konsentrasi 800 g/L
0.1
0.1
0.1
Δtf/ΔV
0.0
0.0
0.2
0.6
1.8
2.2
2.6
3.0
5.0
5.4
1.0
1.4
3.4
3.8
4.2
4.6
5.8
6.2
Volume Filtrat, L
Gambar 11. Grafik Hubungan antara Δtf/ΔV dan V pada konsentrasi padatan slurry
800 g/7L
0.1
0.1
0.1
Δtf/ΔV
dtf/dV percobaan
0.1 dtf/dV persamaan
0.0
0.0
0.0
0.2
1.8
2.2
3.0
3.4
3.8
4.6
5.4
6.2
0.6
1.0
1.4
2.6
4.2
5.0
5.8
Volume Filtrat, L
Gambar 12. Grafik Hubungan antara Δtf/ΔV dan V pada konsentrasi padatan slurry
1000 g/7L
30
Dari hasil analisis regresi untuk tiap-tiap konsentrasi didapat persamaan linear
dengan Y merupakan Δtf/ΔV dan X merupakan volume filtrat tertampung. Persamaan-
persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
31
4 1000 6947.8832 4675,6575 32.70
Berdasarkan grafik pada gambar 8, 9, 10, 11 diatas, terlihat bahwa waktu filtrasi
per satuan volume filtrat akan meningkat seiring dengan meningkatnya volume filtrat.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak volume filtrat yang
tertampung, maka tahanan cake yang terbentuk akan semakin besar sehingga
menyebabkan waktu untuk proses filtrasi per satuan volume filtrat akan semakin besar.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat juga dihitung kesalahan relatif untuk filtrasi tiap
konsentrasi. Nilai kesalahan relatif pada percobaan filtrasi dengan variasi konsentrasi
padatan slurry 400 g/7L, 600 g/7L, 800 g/7L, 1000 g/7L secara berturut-turut sebesar
7.7%, 11.19%, 10.78%, 12.47% (dapat dilihat pada tabel 2 pada bagian analisis data dan
tabel 20, 22 dan 24 pada bagian lampiran). Kesalahan relatif tersebut dapat terjadi
diakibatkan adanya filtrat yang tidak tertampung disebabkan laju alir filtrat yang terlalu
cepat dan terdapat ketidakakuratan dalam membaca dan mencatat waktu filtrasi.
Dari tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa dengan meningkatknya konsentrasi
padatan CaCO3 pada slurry maka nilai Cv dan Ve akan meningkat (tidak konstan). Hal
ini terjadi akibat dengan meningkatnya konsentrasi slurry, maka kadar padatan dalam
slurry akan meningkat sehingga dapat meningkatkan tahanan cake yang dapat
memperbesar nilai konstanta filtrasi dan volume ekivalen. Selain itu, dengan
meningkatnya konsentrasi padatan pada slurry tentunya akan meningkatkan viskositas
dan densitas campuran slurry dimana dapat membuat filtrat lebih sulit utuk mengalir
keluar dan hal ini berbanding lurus dengan pengingkatan nilai Cv dan Ve.
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai konstanta filtrasi teoritis
dan konstanta filtrasi percobaan terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Dimana
dapat dilihat dari kesalahan relatif untuk masing masing konsentrasinya dengan
kesalahan relatif rata-rata sebesar 23.02% hal ini dapat terjadi dikarenakan konstanta
filtrasi percobaan masih terkait dengan data waktu filtrasi dimana terdapat kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam membaca dan mencatat waktu filtrasi serta aliran filtrasi
yang cepat sehingga tidak tertampung dan mempengaruhi nilai konstanta filtrasi
percobaan. Selain itu sulit untuk mengetahui karakteristik dari bahan CaCO 3 salah
satunya yaitu diameter partikel dari CaCO3.
32
Percobaan ini juga menentukan parameter lain yang berhubungan dengan proses
filtrasi yaitu volume pencucian (Vw). Pengaliran air pencuci dihentikan saat warna air
pencuci relatif tetap, yang menandakan massa zat warna yang terkandung dalam air
pencuci relatif tetap (Cw konstan). Hubungan antara konsentrasi zat warna dalam air
pencuci (Cw) dengan volume air pencuci (Vw) untuk tiap konsentrasi ditampilkan pada
gambar dibawah ini :
0.5000
Cw Percobaan
0.4000 Cw Persamaan
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
0.2
0.6
1
1.4
1.8
2.2
2.6
3
3.4
3.8
4.2
4.6
5
Vw,L
Gambar 13. Grafik Hubungan antara Cw dan Vw pada konsentrasi slurry 400 g/7L
0.4000 Cw Percobaan
Cw Persamaan
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2200
2400
2600
2800
3000
3200
3400
3600
3800
4000
4200
4400
4600
4800
5000
200
400
600
800
Gambar 14. Grafik Hubungan antara Cw dan Vw pada konsentrasi slurry 600 g/7L
33
Grafik Hubungan Cw dan Vw Konsentrasi 800 g/L
0.9
0.8
0.7
0.6
CW, gram/L
0.5
Cw percobaan
0.4 Cw persamaan
0.3
0.2
0.1
0.0
0.6
1.4
1.6
2.2
2.4
2.6
3.2
3.4
4.0
4.2
4.4
5.0
0.2
0.4
0.8
1.0
1.2
1.8
2.0
2.8
3.0
3.6
3.8
4.6
4.8
VW, L
Gambar 15. Grafik Hubungan antara Cw dan Vw pada konsentrasi slurry 800 g/7L
0.7
0.6
0.5
CW, gram/L
0.4 Cw percobaan
Cw persamaan
0.3
0.2
0.1
0.0
0.4
0.8
1.0
1.4
1.6
1.8
2.0
2.4
2.6
3.0
3.6
4.0
4.6
0.2
0.6
1.2
2.2
2.8
3.2
3.4
3.8
4.2
4.4
4.8
5.0
VW, L
34
Gambar 16. Grafik Hubungan antara Cw dan Vw pada konsentrasi slurry 1000 g/7L
Berdasarkan grafik-grafik di atas, terlihat bahwa konsentrasi zat warna dalam air
pencuci (Cw) akan turun seiring dengan meningkatnya volume air pencuci (V w) hingga
mencapai keadaan konstan. Pada percobaan ini nilai Cw konstan terjadi ketika warna
sampel air pencuci sudah konstan , maka pada kondisi tersebut proses pencucian dapat
dihentikan. Penurunan nilai Cw terjadi akibat jumlah pewarna yang terkandung dalam
filtrat telah berkurang akibat terbawa aliran air pencuci. Dari hasil pengolahan data Cw
yang diperoleh pada tiap-tiap konsentrasi selanjutnya dapat dihitung pula kesalahan
relatifnya. Nilai kesalahan relatif untuk Cw percobaan pada proses pencucian dengan
konsentrasi slurry 400 g/7L, 600 g/7L, 800 g/7L, 1000 g/7L secara berturut adalah
sebesar 15.5%, 21.68%, 15.08%, 36.29% (dapat dilihat pada tabel 5 pada bagian
analisis data dan tabel 26, 28, 30 pada bagian lampiran). Kesalahan relatif ini terjadi
akibat kurangnya keakuratan dalam pengamatan intensitas warna secara visual antara
warna larutan standar dengan warna filtrat.
Selain konstanta filtrasi (Cv), volume ekivalen (Ve), dan volume pencucian (Vw),
percobaan ini juga menentukan parameter lain yang berhubungan proses filtrasi yaitu
volume filtrasi optimum (Vopt) dan waktu siklus optimum (ts, ). Kondisi operasi
opt
optimum filtrasi merupakan suatu kondisi dimana pada suatu waktu laju filtrasi bernilai
optimum. Volume filtrasi optimum (Vopt) merupakan jumlah volume filtrat yang dapat
tertampung pada satu siklus filtrasi batch. Waktu siklus filtrasi optimum (ts, opt )
merupakan waktu satu siklus filtrasi batch yang terdiri dari tahap bongkar pasang,
filtrasi, pencucian, hingga tahap bongkar pasang kembali dimana memberikan laju
filtrasi maksimum. Volume pencucian optimum (Vw, opt) merupakan volume air pencuci
optimum yang diperlukan untuk membersihkan filter hingga intensitas warna air
pencuci konstan.
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui kondisi operasi yang optimum untuk
tiap konsentrasi padatan slurry sebagai berikut:
35
Tabel 5. Kondisi Operasi Optimum untuk Tiap Konsentrasi Padatan Slurry
Dapat terlihat dari tabel di atas bahwa semakin volume filtrasi optimum (V opt)
dan volume pencucian optimum (Vw,opt) berbanding terbalik dengan konsentrasi slurry
atau jumlah padatan CaCO3 dalam slurry. Semakin tinggi konsentrasi slurry, maka
semakin rendah volume filtrasi optimum (Vopt) dan volume pencucian optimum (Vw,opt).
Waktu siklus optimum, terlihat dari tabel di atas, berbanding lurus dengan konsentrasi
slurry dimana semakin tinggi konsentrasi slurry, waktu optimum siklus dari filtrasi juga
semakin meningkat.
36
BAB V
KESIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
Aylward, G., & Findlay, T. (2008). SI Chemical Data Book (4th ed). John Wiley &
Sons Australia.
Brown, G. G. (1950). Unit Operations (No. 660.28 B76).
Donaldson Australasia Pty Ltd. (2011). Tech Talk: Liquid Filtration Pressure Drop.
https://www.donaldsontoolbox.com.au/files/1113/4833/3012/11ETT008_Tech_Ta
lk_Liquid_Filtration_Pressure_Drop_Sep2011.pdf
Doran, P. M. (1995). Bioprocess Engineering Principles. Elsevier.
Geankoplis, C. J. (1993). Transport Processes and Unit Operation (3rd ed.). Prentice-
Hall International, Inc.
Gupta, A., & Yan, D. S. (2016). Mineral Processing Design and Operations: An
Introduction. Elsevier.
Jr, S. B. (2014). Principles of sedimentology and stratigraphy. In Pearson (5th ed.).
Pearson Education Limited. https://doi.org/10.1016/0037-0738(95)00151-4
Khean, T. S. (2003). Studies in Filter Cake Characterisation and Modelling (Doctoral
dissertation, National University of Singapore).
Marsidi, R. (2001). Zeolit untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 2(1).
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriott, P. (1993). Unit Operations of Chemical
Engineering (5th ed.). McGraw-Hill International Editions.
Seader, J. D., Henley, E. J., & Roper, D. K. (1998). Separation Process Principles:
Chemical and Biochemical Operations (3rd ed.). New York: John Wiley & Sons,
Inc.
Sharratt, P. N. (Ed.). (1997). Handbook of Batch Process Design. Springer Science &
Business Media.
Sparks, T., & Chase, G. (2016). Solid–Liquid Filtration. Filters and Filtration
Handbook, 199–295. https://doi.org/10.1016/b978-0-08-099396-6.00004-6
Svarovsky, L. (2000). Solid-Liquid Separation. In Butterworth Heinemann.
https://doi.org/10.1016/0300-9467(78)80046-x
38
LAMPIRAN
A. DATA PERCOBAAN
Pressure drop = 0,4 bar = 407,888 gr/cm2
Volume air =7L
Zat warna = 6,0989 gram
Konsentrasi larutan standar = 1,226 gram/ L
Ukuran frame = 19 × 19 cm2
Waktu bongkar pasang = 385 detik
Jumlah filter cloth = 7 lembar
Massa jenis CaCO3 = 2,711 g/cm3
Massa jenis air = 1 g/cm3
Diameter partikel (Dp) = 0,0033 cm
39
Tabel 6. Data Percobaan Volume Filtrat dan Waktu Filtrasi
40
Tabel 7. Data Percobaan Vw, n, hs, dan hw
41
Tabel 8. Data Percobaan Volume Filtrat dan Waktu Filtrasi
42
Tabel 9. Data Percobaan Vw, n, hs, dan hw
43
Tabel 10. Data Percobaan Volume Filtrat dan Waktu Filtrasi
44
Tabel 11. Data Percobaan Vw, n, hs, dan hw
45
Tabel 12. Data Percobaan Volume Filtrat dan Waktu Filtrasi
46
Tabel 13. Data Ketebalan Cake Diperoleh
No Konsentrasi, g/7L Tebal Cake, cm
1. 400 0,0584
2. 600 0,0876
3. 800 0,1168
4. 1000 0,1460
47
B. PERHITUNGAN
1. Menentukan Harga Cv dan Ve pada konsentrasi slurry CaCO3 400 g/L
Contoh perhitungan:
Data pertama dihitung menggunakan persamaan (44):
∆ t f −3 ( 6,23 ) +4 ( 12,79 )−19,80 detik
= =0,0316
ΔV 2 ( 200 ) mL
Data kedua dihitung menggunakan persamaan (45):
∆ t f 19,80−6,23 detik
= =0,0339
ΔV 2 ( 200 ) mL
Data terakhir dihitung menggunakan persamaan (46):
∆ t f 3 (238,28 )−4 ( 223,77 ) +215,34 detik
= =0,0878
ΔV 2 ( 200 ) mL
Perhitungan regresi linear untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3
400 g/L adalah sebagai berikut :
48
Tabel 14. Data Perhitungan Regresi Linear
Waktu Δt f
No. Volume (mL) = X =Y X.Y X2
(detik) ΔV
1. 200 6,23 0,0316 6,3293 40000
2. 400 12,79 0,0339 13,5695 160000
3. 600 19,80 0,0338 20,2950 360000
4. 800 26,32 0,0330 26,4330 640000
5. 1000 33,02 0,0331 33,0619 1000000
6. 1200 39,54 0,0340 40,7880 1440000
7. 1400 46,61 0,0346 48,3945 1960000
8. 1600 53,37 0,0343 54,8790 2560000
9. 1800 60,33 0,0358 64,4490 3240000
10. 2000 67,69 0,0364 72,8475 4000000
11. 2200 74,90 0,0362 79,5424 4840000
12. 2400 82,15 0,0367 88,1595 5760000
13. 2600 89,60 0,0366 95,2380 6760000
14. 2800 96,81 0,0367 102,7950 7840000
15. 3000 104,28 0,0362 108,6525 9000000
16. 3200 111,29 0,0360 115,2360 10240000
17. 3400 118,68 0,0370 125,9445 11560000
18. 3600 126,11 0,0370 133,2788 12960000
19. 3800 133,49 0,0364 138,4103 14440000
20. 4000 140,68 0,0362 144,8700 16000000
21. 4200 147,98 0,0361 151,4205 17640000
22. 4400 155,10 0,0366 161,0813 19360000
23. 4600 162,62 0,0372 171,0596 21160000
24. 4800 169,97 0,0372 178,5960 23040000
25. 5000 177,51 0,0376 187,7906 25000000
26. 5200 185,00 0,0362 188,0093 27040000
27. 5400 191,97 0,0385 208,1599 29160000
28. 5600 200,42 0,0399 223,2615 31360000
29. 5800 207,92 0,0373 216,4016 33640000
30. 6000 215,34 0,0396 237,8475 36000000
31. 6200 223,77 0,0574 355,6204 38440000
32. 6400 238,28 0,0878 561,6600 40960000
Σ 105600,0000 3719,5800 1,2270 4354,0816 4,576×108
Maka,
49
105600 ×1,2270−32 × 4354,0816
B=
1056002−32 × 4,576× 108
B=2,7948 ×10−6
Dengan cara yang sama, kesalahan relatif untuk data percobaan pada konsentrasi
400g/7L adalah sebagai berikut:
50
Tabel 15. Data Perhitungan Kesalahan Relatif
51
344,63 %
Kesalahan Relatif = =10 , 77 %
32
52
Tabel 16. Data Perhitungan Regresi Linear
No X = Volume (mL) Waktu (det) Y = dtf/dV X.Y X2
1 200 6,69 0,0372 7,4414 40000
2 400 14,14 0,0373 14,9376 160000
3 600 21,63 0,0374 22,4475 360000
4 800 29,11 0,0372 29,7840 640000
5 1000 36,52 0,0366 36,5684 1000000
6 1200 43,74 0,0376 45,1140 1440000
7 1400 51,56 0,0382 53,5273 1960000
8 1600 59,03 0,0379 60,6995 2560000
9 1800 66,73 0,0371 66,7817 3240000
10 2000 73,87 0,0403 80,5738 4000000
11 2200 82,85 0,0425 93,4821 4840000
12 2400 90,87 0,0406 97,5097 5760000
13 2600 99,10 0,0405 105,3390 6760000
14 2800 107,07 0,0406 113,6975 7840000
15 3000 115,34 0,0376 112,7044 9000000
16 3200 122,10 0,0398 127,4580 10240000
17 3400 131,27 0,0435 147,7704 11560000
18 3600 139,48 0,0409 147,4144 12960000
19 3800 147,65 0,0403 153,0901 14440000
20 4000 155,60 0,0401 160,2350 16000000
21 4200 163,68 0,0399 167,4803 17640000
22 4400 171,55 0,0375 164,9436 19360000
23 4600 178,67 0,0411 189,2023 21160000
24 4800 188,00 0,0442 211,9620 23040000
25 5000 196,33 0,0415 207,7078 25000000
26 5200 204,62 0,0400 207,9496 27040000
27 5400 212,33 0,0400 216,1485 29160000
28 5600 220,63 0,0441 246,9408 31360000
29 5800 229,97 0,0439 254,4859 33640000
30 6000 238,18 0,0438 263,0738 36000000
31 6200 247,51 0,0634 393,3377 38440000
32 6400 263,56 0,0971 621,2300 40960000
Ʃ 105600 3514,09 1,3599 4821,0380 457600000
Maka,
53
105600 ×1.3599−32 × 4821.0380
B=
105600−32 × 457600000
B=¿ 3.05648 x 10-6
1.3599−× 105600
D=
32
D=¿0.0324
Persamaan linear menjadi:
Y =3.05648× 10−6 X +0.0324
54
Tabel 17. Data Perhitungan Kesalahan Relatif
No. Ypercobaan Ypersamaan Kesalahan Relatif (%)
55
Nilai Cv dapat dihitung menggunakan persamaan (42):
2 ( C v)
3.05648 x 10−6=
(19 × 19× 7 )2 ( 407.888 )
g.s
C v =3980.5441
c m4
Nilai Ve dapat dihitung menggunakan persamaan (43):
2 ×3980.54 41
0.0324= Ve
( 19× 19× 7 )2 ( 407.888 )
V e =10603.3995 mL
56
Tabel 18. Data Perhitungan Regresi Linear
No X = Volume (mL) Waktu (det) Y = dtf/dV X.Y X2
1 200 7,3 0,0400 8,0050 40000
2 400 15,5 0,0417 16,6700 160000
3 600 24,0 0,0410 24,6000 360000
4 800 31,9 0,0401 32,0400 640000
5 1000 40,0 0,0401 40,0750 1000000
6 1200 47,9 0,0412 49,4400 1440000
7 1400 56,5 0,0419 58,6600 1960000
8 1600 64,7 0,0416 66,5200 2560000
9 1800 73,1 0,0434 78,1200 3240000
10 2000 82,1 0,0442 88,3000 4000000
11 2200 90,8 0,0438 96,4150 4840000
12 2400 99,6 0,0445 106,8600 5760000
13 2600 108,6 0,0444 115,4400 6760000
14 2800 117,3 0,0445 124,6000 7840000
15 3000 126,4 0,0439 131,7000 9000000
16 3200 134,9 0,0437 139,6800 10240000
17 3400 143,9 0,0449 152,6600 11560000
18 3600 152,9 0,0449 161,5500 12960000
19 3800 161,8 0,0442 167,7700 14440000
20 4000 170,5 0,0439 175,6000 16000000
21 4200 179,4 0,0437 183,5400 17640000
22 4400 188,0 0,0444 195,2500 19360000
23 4600 197,1 0,0451 207,3450 21160000
24 4800 206,0 0,0451 216,4800 23040000
25 5000 215,2 0,0455 227,6250 25000000
26 5200 224,2 0,0438 227,8900 27040000
27 5400 232,7 0,0467 252,3150 29160000
28 5600 242,9 0,0483 270,6200 31360000
29 5800 252,0 0,0452 262,3050 33640000
30 6000 261,0 0,0481 288,3000 36000000
31 6200 271,2 0,0695 431,0550 38440000
32 6400 288,8 0,1064 680,8000 40960000
Ʃ 105600 4508,36 1,4895 5278,2300 4,58E+08
Maka,
105600 ×1,4895−32 ×5278,2300
B=
1056002−32× 4,58 ×10 8
B=3,6160 ×10−6
57
1,4895−3,616× 10−6 ×105600
D=
32
D=0,0387
Persamaan linear menjadi:
Y =3,6160× 10−6 X +0,0387
58
Tabel 19. Data Perhitungan Kesalahan Relatif
No. Ypercobaan Ypersamaan Kesalahan Relatif (%)
1 0,0362 0,0400 10,45
2 0,0369 0,0417 12,93
3 0,0376 0,0410 9,14
4 0,0382 0,0401 4,75
5 0,0389 0,0401 3,03
6 0,0396 0,0412 4,14
7 0,0402 0,0419 4,16
8 0,0409 0,0416 1,67
9 0,0416 0,0434 4,43
10 0,0422 0,0442 4,56 Nilai Cv
11 0,0429 0,0438 2,18 dapat
12 0,0436 0,0445 2,23 dihitung
13 0,0442 0,0444 0,41
14 0,0449 0,0445 0,86
15 0,0455 0,0439 3,62
16 0,0462 0,0437 5,55
17 0,0469 0,0449 4,22
18 0,0475 0,0449 5,61
19 0,0482 0,0442 8,42
20 0,0489 0,0439 10,18
21 0,0495 0,0437 11,79
22 0,0502 0,0444 11,61
23 0,0509 0,0451 11,39
24 0,0515 0,0451 12,49
25 0,0522 0,0455 12,79
26 0,0529 0,0438 17,10
27 0,0535 0,0467 12,71
28 0,0542 0,0483 10,83
29 0,0549 0,0452 17,56
30 0,0555 0,0481 13,46
31 0,0562 0,0695 23,73
32 0,0569 0,1064 87,10
Ʃ 285,14
menggunakan persamaan (42):
59
2 ( C v)
3,616 ×10−6=
( 2527 )2 ( 407,89 )
g.s
C v =4330,9193
c m4
Nilai Ve dapat dihitung menggunakan persamaan (43):
2× 4330,9193
0,0387= Ve
(2527 )2 ( 407,89 )
V e =10696,8998 mL
60
Tabel 20. Data Perhitungan Regresi Linear
X = Volume Waktu
No Y = dtf/dV X.Y X2
(mL) (det)
1 200 8,0 0,0433 8,6625 40000
2 400 16,9 0,0453 18,1000 160000
3 600 26,1 0,0446 26,7525 360000
4 800 34,7 0,0436 34,8435 640000
5 1000 43,5 0,0436 43,5816 1000000
6 1200 52,1 0,0448 53,7660 1440000
7 1400 61,4 0,0456 63,7928 1960000
8 1600 70,4 0,0452 72,3405 2560000
9 1800 79,5 0,0472 84,9555 3240000
10 2000 89,2 0,0480 96,0263 4000000
11 2200 98,7 0,0477 104,8513 4840000
12 2400 108,3 0,0484 116,2103 5760000
13 2600 118,1 0,0483 125,5410 6760000
14 2800 127,6 0,0484 135,5025 7840000
15 3000 137,5 0,0477 143,2238 9000000
16 3200 146,7 0,0475 151,9020 10240000
17 3400 156,4 0,0488 166,0178 11560000
18 3600 166,2 0,0488 175,6856 12960000
19 3800 176,0 0,0480 182,4499 14440000
20 4000 185,4 0,0477 190,9650 16000000
21 4200 195,1 0,0475 199,5998 17640000
22 4400 204,5 0,0483 212,3344 19360000
23 4600 214,4 0,0490 225,4877 21160000
24 4800 224,1 0,0490 235,4220 23040000
25 5000 234,0 0,0495 247,5422 25000000
26 5200 243,9 0,0477 247,8304 27040000
27 5400 253,1 0,0508 274,3926 29160000
28 5600 264,2 0,0526 294,2993 31360000
29 5800 274,1 0,0492 285,2567 33640000
30 6000 283,9 0,0523 313,5263 36000000
31 6200 295,0 0,0753 466,8716 38440000
32 6400 314,0 0,1148 734,4840 40960000
Ʃ 105600 4902,7475 1,6183 5732,2169 4,58E+08
61
Maka,
105600 ×1,6183−32 ×5732,2169
B=
1056002−32× 4,58 ×10 8
B=3,5902 ×10−6
1,6183−3,5902×10−6 × 105600
D=
32
D=0,0387
Persamaan linear menjadi:
Y =3,5902×10−6 X +0,0387
62
Tabel 21. Data Perhitungan Kesalahan Relatif
No. Ypercobaan Ypersamaan Kesalahan Relatif (%)
1 0,0394 0,0433 19,52
2 0,0402 0,0453 22,62
3 0,0409 0,0446 18,68
4 0,0416 0,0436 13,92
5 0,0423 0,0436 12,04
6 0,0430 0,0448 13,25
7 0,0438 0,0456 13,27
8 0,0445 0,0452 10,56
9 0,0452 0,0472 13,57
10 0,0459 0,0480 13,71
11 0,0466 0,0477 11,12
12 0,0473 0,0484 11,17
13 0,0481 0,0483 9,20
14 0,0488 0,0484 7,82
15 0,0495 0,0477 4,81
16 0,0502 0,0475 2,72
17 0,0509 0,0488 4,16
18 0,0516 0,0488 2,64
19 0,0524 0,0480 0,41
20 0,0531 0,0477 2,32
21 0,0538 0,0475 4,07
22 0,0545 0,0483 3,88
23 0,0552 0,0490 3,64
24 0,0560 0,0490 4,83
25 0,0567 0,0495 5,16
26 0,0574 0,0477 9,85
27 0,0581 0,0508 5,08
28 0,0588 0,0526 3,03
29 0,0595 0,0492 10,35
30 0,0603 0,0523 5,89 Nilai Cv
31 0,0610 0,0753 34,01 dapat
32 0,0617 0,1148 101,85 dihitung
Ʃ 399,14
menggunakan persamaan (42):
63
2(C v )
3,5902 ×10−6 =
( 2527 )2 ( 407,89 )
g.s
C v =4675,6575
c m4
Nilai Ve dapat dihitung menggunakan persamaan (43):
2× 4675,6575
0,0387= Ve
(2527 )2 ( 407,89 )
V e =10786,1663 mL
64
Tabel 22. Data dan Hasil Perhitungan Nilai Cw
65
Tabel 23. Data dan Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif Nilai Cw
66
6. Menentukan Volume Air Pencuci (V w ) untuk data percobaan pada
konsentrasi slurry CaCO3 600 g/L
Perhitungan nilai Cw untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry
CaCO3 600 g/L adalah sebagai berikut :
Kesalahan relatif untuk data percobaan konsentrasi 600 g/L dapat dihitung
menggunakan persamaan (49) dan (50) sebagai berikut:
67
Tabel 25. Data dan Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif Nilai Cw
No. Cw percobaan (g/L) Cw persamaan (g/L) Kesalahan Relatif (%)
1 0.7128 0.4571 55.9430
2 0.6521 0.4056 60.7649
3 0.4865 0.3600 35.1460
4 0.3784 0.3195 18.4442
5 0.3296 0.2835 16.2440
6 0.2254 0.2516 10.4286
7 0.1846 0.2233 17.3096
8 0.1684 0.1982 15.0142
9 0.1277 0.1759 27.3791
10 0.1127 0.1561 27.7964
11 0.0982 0.1385 29.0704
12 0.0891 0.1229 27.5099
13 0.0807 0.1091 26.0551
14 0.0798 0.0968 17.5453
15 0.0723 0.0859 15.8536
16 0.0709 0.0762 6.9379
17 0.0639 0.0677 5.6222
18 0.0580 0.0600 3.3210
19 0.0525 0.0533 1.5064
20 0.0473 0.0473 0.0232
21 0.0451 0.0420 7.4043
22 0.0430 0.0372 15.5860
23 0.0408 0.0331 23.3168
24 0.0383 0.0293 30.6186
25 0.0383 0.0260 47.1837
Ʃ 542.0242
68
Perhitungan nilai Cw untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry
CaCO3 800 g/L adalah sebagai berikut :
Kesalahan relatif untuk data percobaan konsentrasi 800 g/L dapat dihitung
menggunakan persamaan (49) dan (50) sebagai berikut:
69
Tabel 27. Data dan Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif Nilai Cw
No. Cw percobaan (g/L) Cw persamaan (g/L) Kesalahan Relatif (%)
1 0,5837 0,8173 49,55
2 0,5082 0,7663 50,54
3 0,4425 0,6811 43,27
4 0,3852 0,6320 43,72
5 0,3354 0,4865 24,47
6 0,2920 0,3406 1,40
7 0,2542 0,2322 18,62
8 0,2213 0,2099 13,98
9 0,1927 0,1782 14,38
10 0,1678 0,1648 9,51
11 0,1461 0,1368 11,42
12 0,1272 0,1095 15,00
13 0,1107 0,1008 11,26
14 0,0964 0,0912 8,80
15 0,0839 0,0798 8,07
16 0,0731 0,0709 6,78
17 0,0636 0,0628 5,79
18 0,0554 0,0547 5,46
19 0,0482 0,0504 3,25
20 0,0420 0,0473 0,64
21 0,0366 0,0430 0,79
22 0,0318 0,0408 3,29
23 0,0277 0,0387 5,67
24 0,0241 0,0383 9,04
25 2,16E-20 0,0383 12,42
Ʃ 377,11
70
Perhitungan nilai Cw untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry
CaCO3 1000 g/L adalah sebagai berikut :
Kesalahan relatif untuk data percobaan konsentrasi 1000 g/L dapat dihitung
menggunakan persamaan (49) dan (50) sebagai berikut:
71
Tabel 29. Data dan Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif Nilai Cw
No. Cw percobaan (g/L) Cw persamaan (g/L) Kesalahan Relatif (%)
1 0,7561 0,7516 0,59
2 0,6574 0,6130 6,76
3 0,5716 0,5449 4,68
4 0,4970 0,5056 1,72
5 0,4322 0,3892 9,95
6 0,3758 0,2724 27,50
7 0,3268 0,1858 43,15
8 0,2841 0,1679 40,89
9 0,2471 0,1426 42,30
10 0,2148 0,1318 38,63
11 0,1868 0,1095 41,40
12 0,1624 0,0876 46,08
13 0,1412 0,0807 42,89
14 0,1228 0,0730 40,57
15 0,1068 0,0639 40,20
16 0,0928 0,0568 38,86
17 0,0807 0,0502 37,76
18 0,0702 0,0438 37,62
19 0,0610 0,0403 33,92
20 0,0531 0,0378 28,70
21 0,0461 0,0344 25,37
22 0,0401 0,0326 18,74
23 0,0349 0,0310 11,26
24 0,0303 0,0307 1,03
25 0,0303 0,0307 1,03
Ʃ 661,59
72
Perhitungan volume filtrat optimum (Vopt) dan waktu siklus filtrasi
optimum (ts, opt) untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 400 g/L
digunakan persamaan (53) dan (54)sebagai berikut:
A = 2527,0000 cm2
(-ΔP) = 407,8880 g/cm2
tp = 385 detik
Cv = 3639,7138 g.s/cm4
k = 5000/6400 = 0,7813
Ve = 10419,8870 mL
2
V opt =
√ ( 2527 ) ( 407,8880 )
V opt =10369,0869mL
3639,7138
385
( 2× 0,7813+1 )
3639,7138
( t s )opt = 2
[ 10369,08692+ 2 ( 10419,8870 ) ( 10369,0869 )+ 2 ( 10419,8870 ) ( 10369,0869 )2+
2527 ( 407,8880 )
( t s )opt =1307,8662detik
10. Menentukan Volume Filtrat Optimum dan Waktu Siklus Optimum untuk
data percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 600 g/L
Perhitungan volume filtrat optimum (Vopt) dan waktu siklus filtrasi
optimum (ts, opt) untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 600 g/L
digunakan persamaan (53) dan (54)sebagai berikut:
A = 2527 cm2
(-ΔP) = 407.888 g/cm2
tp = 385 detik
Cv = 3980.5441 g.s/cm4
k = 5000/6400 = 0.7813
Ve = mL
2
V opt =
√( 2527 ) ( 407.89 ) 385
3980.5441 ( 1+2× 0.7813 )
V opt =9915.2328 mL
73
3980.5441
( t s )opt = 2
[ 9915.23282 +2 ( 10603.3995 )( 9915.2328 ) +2 ( 0.7813 ) ( 9915.2328 )2 +2 ( 0.7813 )( 10603.3
2527 ( 407.888 )
( t s )opt =1342.393 detik
11. Menentukan Volume Filtrat Optimum dan Waktu Siklus Optimum untuk
data percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 800 g/L
Perhitungan volume filtrat optimum (Vopt) dan waktu siklus filtrasi
optimum (ts, opt) untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 800 g/L
digunakan persamaan (53) dan (54) sebagai berikut:
A = 2527 cm2
(-ΔP) = 407.888 g/cm2
tp = 385 detik
Cv = 4330,92 g.s/cm4
k = 4800/6400 = 0.7500
Ve = 10696,8998 mL
2
V opt =
√ ( 2527 ) ( 407.888 )
V opt =9623,7874 mL
4330,92
385
( 1+2× 0.7500 )
4330,92
( t s )opt = 2
[ 9623,7874 2+2 ( 9623,7874 )( 10696,8998 ) +2 ( 0,7500 ) ( 9623,7874 )2 +2 ( 0,7500 )( 9623,787
2527 ( 407,89 )
( t s )opt =1369,1 detik
12. Menentukan Volume Filtrat Optimum dan Waktu Siklus Optimum untuk
data percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 1000 g/L
Perhitungan volume filtrat optimum (Vopt) dan waktu siklus filtrasi
optimum (ts, opt) untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3 1000 g/L
digunakan persamaan (53) dan (54)sebagai berikut:
A = 2527 cm2
(-ΔP) = 407.888 g/cm2
tp = 385 detik
74
Cv = 4675,66 g.s/cm4
k = 4800/6400 = 0,7500
Ve = 10786,1663 mL
2
V opt =
√ ( 2527 ) ( 407,888 )
V opt =9262,2121mL
4675,66
385
( 1+2× 0,7500 )
4675,66
( t s )opt = 2
[ 9262,21212 +2 ( 9262,2121) ( 10786,1663 ) +2 ( 0,7500 )( 9262,2121)2 +2 ( 0,750
2527 407,89
( )
( t s )opt =1397,7 detik
13. Menentukan Volume Air Pencuci Optimum (Vw,opt) untuk konsentrasi slurry
CaCO3 400 g/L
Perhitungan Vw,opt untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3
400 g/L digunakan persamaan (55) sebagai berikut:
k = 0,7813
Vopt = 10369,0869 mL
V w , opt =0,7813 ×10369,0869
V w , opt =8100,8492 mL
14. Menentukan Volume Air Pencuci Optimum (Vw,opt) untuk konsentrasi slurry
CaCO3 600 g/L
Perhitungan Vw,opt untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3
600 g/L digunakan persamaan (55) sebagai berikut:
k = 0.7813
Vopt = 9915.2328 mL
V w , opt =¿ 0.7813 ×9915.2328
V w , opt =7746.2756 mL
15. Menentukan Volume Air Pencuci Optimum (Vw,opt) untuk konsentrasi slurry
CaCO3 800 g/L
75
Perhitungan Vw,opt untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3
800 g/L digunakan persamaan (55) sebagai berikut:
k = 0,7500
Vopt = 9623,7874mL
V w , opt =0,7500 × 9623,7874 ml
V w , opt =7217,8410 m
16. Menentukan Volume Air Pencuci Optimum (Vw,opt) untuk konsentrasi slurry
CaCO3 1000 g/L
Perhitungan Vw,opt untuk data Percobaan pada konsentrasi slurry CaCO3
1000 g/L digunakan persamaan (55) sebagai berikut:
k = 0,7500
Vopt = 9262,2121mL
V w , opt =0,7500 × 9262,2121ml
V w , opt =6946,6590 mL
17. Menentukan Porositas Cake (X) untuk Konsentrasi Slurry Sebesar 400 g/7L
Berikut ini perhitungan X untuk konsentrasi slurry 400 g/7L:
ρs = 1.0132 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 400/7400 = 0.02064
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,05839 cm
Sehingga:
1 ×0.0206 7000
1.0132− −1.0132× 0.0206
0,0583 2527
X=
1.0132−1.0132× 0.0206+1 ×0.0206
X =¿ 0.9846
76
18. Menentukan Porositas Cake (X) untuk Konsentrasi Slurry Sebesar 600 g/7L
Berikut ini perhitungan X untuk konsentrasi slurry 600 g/7L:
ρs = 1,0197 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 600/7600 = 0,03065
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,08758 cm
Sehingga:
1× 0,03065 7000
1,0197− −1,0197 ×0,03065
0,08758 2527
X=
1,0197−1,0197 × 0,03065+1× 0,03065
X =0,9769
19. Menentukan Porositas Cake (X) untuk Konsentrasi Slurry Sebesar 800 g/7L
Berikut ini perhitungan X untuk konsentrasi slurry 30 g/L:
ρs = 1,0262 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 800/7800 = 0,04045
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,11678 cm
Sehingga:
1 ×0,04045 7000
1,0262− −1,0262× 0,04045
0,11678 2527
X=
1,0262−1,0262× 0,04045+1 ×0,04045
X =0,9694
20. Menentukan Porositas Cake (X) untuk Konsentrasi Slurry Sebesar 1000 g/7L
Berikut ini perhitungan X untuk konsentrasi slurry 30 g/L:
77
ρs = 1,0326 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 1000/8000 = 0,0501
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,1460 cm
Sehingga:
1× 0,0501 7000
1,0326− −1,0326× 0,0501
0,1460 2527
X=
1,0326−1,0326 × 0,0501+ 1× 0,0501
X =0,9619
21. Menentukan Permeabilitas Cake (K) untuk Konsentasi Slurry Sebesar 400
g/L
Berikut ini perhitungan K untuk konsentrasi slurry 400 g/7L:
gc = 1 (gc = faktor konversi dimensi)
s = 1818,1818 cm2/cm3 partikel
X = 0.9846
Sehingga:
1818,1818−2 (1)(0.9846)−3
K=
5 ×(1−0.9846)2
K=1.8856× 10−6 c m2
22. Menentukan Permeabilitas Cake (K) untuk Konsentasi Slurry Sebesar 600
g/7L
Berikut ini perhitungan K untuk konsentrasi slurry 600 g/7L:
gc = 1 (gc = faktor konversi dimensi)
s = 1818,1818 cm2/cm3 partikel
78
X = 0.9769
Sehingga:
1818,18181−2 (1)(0.9769)−3
K=
5 ×(1−0.9 769)2
K=1.2370× 10−6 c m 2
23. Menentukan Permeabilitas Cake (K) untuk Konsentasi Slurry Sebesar 800
g/7L
Berikut ini perhitungan K untuk konsentrasi slurry 800 g/7L:
gc = 1 (gc = faktor konversi dimensi)
s = 1818,1818 cm2/cm3 partikel
X = 0.9694
Sehingga:
1818,1818−2 (1)(0.9 694)−3
K=
5 ×(1−0.9694)2
K=1.88564 ×10−6 c m2
24. Menentukan Permeabilitas Cake (K) untuk Konsentasi Slurry Sebesar 1000
g/7L
Berikut ini perhitungan K untuk konsentrasi slurry 1000 g/7L
gc = 1 (gc = faktor konversi dimensi)
s = 1818,1818 cm2/cm3 partikel
X = 0.9619
Sehingga:
1818,1818−2 (1)(0.9619)−3
K=
5 ×(1−0.9619)2
K=9 ,1378 ×10−7 c m 2
79
25. Menentukan Konstanta Filtrasi (Cv) teoritis untuk Konsentasi Slurry
Sebesar 400 g/7L
Berikut ini perhitungan Cv untuk konsentrasi slurry 400 g/7L:
ρs = 1.0132 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 400/7400 = 0.02064
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,0584 cm
air = 0,01 g/cm.s
X= 0.9846
K= 1.8856 ×10−6 c m2
Sehingga:
1 0,01 ×1× 0.02064 1
C v=
( )
2 1.0132 ( 1−0.0206 ) ( 1−0.9845 )−1× 0.0206 ×0.9845 1.8856× 10−6
C v =2651.6164
26. Menentukan Konstanta Filtrasi (Cv) teoritis untuk Konsentasi Slurry
Sebesar 600 g/7L
Berikut ini perhitungan Cv untuk konsentrasi slurry 600 g/7L:
ρs = 1.0197 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 600/7600 = 0.03065
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,0876 cm
air = 0,01 g/cm.s
X= 0.9769
K= 1.2370 ×10−6 c m 2
Sehingga:
80
1 0,01 ×1 ×0.03065 1
C v=
( )
2 1.0197 ( 1−0.0306 )( 1−0.9769 )−1 ×0.0306 × 0.9769 1.2370 ×10−6
C v =4040 ,0686
27. Menentukan Konstanta Filtrasi (Cv) teoritis untuk Konsentasi Slurry
Sebesar 800 g/7L
Berikut ini perhitungan Cv untuk konsentrasi slurry 800 g/7L:
ρs = 1.0262 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 800/7800 = 0.04045
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,1168 cm
air = 0,01 g/cm.s
X= 0.9694
K= 9 , 1378 ×10−7 c m 2
Sehingga:
1 0,01 ×1 ×0.0405 1
C v=
( )
2 1.0262 ( 1−0.0405 ) ( 1−0.9694 )−1 ×0.0405 ×0.9694 9 , 1378 ×10−7
C v =5471 ,7722
28. Menentukan Konstanta Filtrasi (Cv) teoritis untuk Konsentasi Slurry
Sebesar 1000 g/7L
Berikut ini perhitungan Cv untuk konsentrasi slurry 1000 g/7L:
ρs = 1.0326 g/cm3
ρ = 1 g/cm3
x = 1000/8000 = 0.0501
V= 7000 mL
A= 2527 cm2
Lc = 0,1460 cm
air = 0,01 g/cm.s
X= 0.9619
81
K= 7 , 1964 ×10−7 c m 2
Sehingga:
1 0,01 ×1 ×0.0501 1
C v=
( )
2 1.0326 ( 1−0.0501 ) ( 1−0.9619 )−1× 0.0206 ×0.9619 7 ,1964 ×10−7
C v =6947 , 8832
82