Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

FILTRASI

4.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari modul Filtrasi adalah untuk memahami dan mengerti proses
filtrasi dengan menggunakan vacum filter, dapat melakukan percobaan filtrasi
menggunakan vacum filter dengan benar dan aman, juga dapat menghitung
kecepatan filtrasi, waktu proses dan volume filtrat yang didapatkan pada filtrasi
dengan vacum filter.

4.2 Tinjauan Pustaka


Filtrasi adalah proses pemisahan campuran solid-liquid melalui media porus
di mana solid tersebut tertahan di dalam media dan liquid yang dilewatkan. Sistem
pengolahan air limbah, pada proses filtrasi biasanya merupakan bagian dari
pengolahan ketiga atau pengolahan lanjutan yang disebut tertiary treatment. Proses
ini digunakan apabila air limbah hasil olahan akan dimanfaatkan kembali (reuse),
misalnya untuk air penggelontor atau apabila dimaksudkan untuk pengendalian
eutrofikasi (penyuburan perairan) pada badan air yang digunakan sebagai tempat
pembuangan air limbah (Degremont, 1991).
Proses filtrasi, hal yang terpenting adalah mengalirkan fluida melalui media
filter karena adanya perbedaan tekanan pada media tersebut, oleh karena itu
berdasarkan perbedaan tekanan yang digunakan. Filter terdiri dari dua macam yaitu,
filter yang beroprasi pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir disebelah
hulu media filter yang disebabkan oleh adanya gravitasi atau disebut filtrasi
grafitasi, dan yang beroperasi dengan tekanan atmosfir disebelah hulu dan vacum
disebelah hilir atau disebut dengan filtrasi sistem vacum. Prinsip kerja filter dengan
vacum filtrasi adalah campuran padat-cair dituangkan kedalam kertas saring yang
terdapat corong buchner atau corong hirch kemudian padatan akan terperangkap
dalam kertas saring, sementara cairan ditarik oleh vacum melalui saluran kedalam
labu setelah itu hasilnya berupa cairan (filtrat) dan padatan (residu) (Pinalia, 2011).
Proses filtarsi banyak dilakukan di industri, misalnya pada pemurnian air
minum, pemisahan kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik kertas dan
lain-lain. Proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa
beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara
umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil
dibandingkan zat cairnya (Oxtoby, 2001).
Pada awalnya suspensi mengalir melalui medium filter, filtrat yang dihasilkan
mempunyai laju alir besar tetapi kualitas filtrat tidak begitu jernih. Seiring dengan
terbentuknya cake (padatan tertahan) maka laju filtrat makin menurun tetapi kualitas filtrat
semakin jernih, hal itu disebabkan cake yang terbentuk berfungsi juga sebagai penyaring.
Lapisan cake yang terbentuk akan semakin tebal mengakibatkan laju filtrat makin kecil,
oleh karena itu pada ketebalan tertentu harus dilakukan proses pengambilan cake.

Operasi filtrasi dijalankan dengan dua cara yaitu :


1. Filtrasi batch
Proses secara batch memerlukan waktu yang lebih lama dan
memerlukan biaya yang lebih mahal.

2. Filtrasi kontinu
Proses filtrasi secara kontinu banyak diterapkan pada industri kimia. Analisis
operasi filtrasi ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

a. Pembentukan cake,
b. Pencucian cake untuk membuang larutan
c. Pelepasan cake dari filter.
Berdasarkan prinsip kerjanya, filtrasi dapat dibedakan menjadi:

1. Pressure filtration
Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip penekanan

2. Gravity filtration
Merupakan filtrasi yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan
cairan.

3. Vacuum filtration
Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip hampa udara untuk
mengalirkan cairan. Alat filtrasi dengan prinsip hampa udara dapat dilihat pada
Gambar 1.4. Filter ini dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan di luar drum
adalah tekanan atmosferik, tetapi di dalam drum mendekati vakum. Drum ini
dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspensi padatan yang akan difilter,
lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi. Cairan tertarik melewati
filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan akan tertinggal di permukaan
luar drum membentuk cake pada proses.

Gambar VI.1 Alat filtrasi


Rotatory vacum filter adalah alat yang bekerja secara berkelanjutan, bagian
yang solid dari sebuah campuran dipisahkan oleh filter yang hanya dapat dilalui
oleh liquid atau gas , dalam gal ini keadaan vacum diperlukan untuk mengakumulasi
zat padat di permukaan (Baedury, 2013).
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih jenis peralatan dan
kondisi operasi adalah :

1. Sifat fluida terutama viskositas, densitas dan sifat korosinya


2. Keadaan dari partikel padat, ukuran dan bentuk, distribusi ukuran partikel dan
karakteristik
3. konsentrasi partikel padat di suspensi
4. Jumlah dari seluruh bahan yang akan diproses dan nilainya
5. Bagian yang akan digunakan (padat, cair, keduanya)
6. Perlu tidaknya mencuci padatan yang telah tersaring
7. Kontaminasi yang berpengaruh besar pada produk jika terjadi kontak antara bahan
dan peralatan
8. Ada tidaknya perlakuan lain sebelum proses filtrasi yang akan membantu proses
filtrasi tersebut (Geankoplis, 1993).

4.3 Metodologi Percobaan


Tujuan dari modul Filtrasi adalah untuk memahami dan mengerti proses filtrasi
dengan menggunakan vacum filter, dapat melakukan percobaan filtrasi
menggunakan vacum filter dengan benar dan aman, juga dapat menghitung
kecepatan filtrasi, waktu proses dan volume filtrate yang didapatkan pada filtrasi
dengan vacum filter. Subbab ini akan diuraikan bahan dan alat yang digunakan
selama pratikum serta diagram proses kerja.

4.3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel IV.1 Daftar alat dan bahan


Alat Bahan
Vacum Filter Kapur
Kertas saring Air
Stopwatch

4.3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan praktikum filtrasi adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan Alat

Menimbang kertas saring sebanyak 2 buah,


dan beri tanda tiap kertas

Memasang kertas saring tersebut pada alat


dan kencangkan pemutar manual

Menyambungkan pipa-pipa dari taangkai


umpaan, pompa dan pipa pembuangan,
pastikan tidak ada yang bocor

Gambar IV. 2 Diagram alir penyiapan alat filtrasi

2. Pembuatan suspensi

Mencampurakaan kapur dan air dengan


kosentrasi 1,5 , 10 dan 15% berat dari 5 L aair
dalam tangki umpan

Mengukur diameter partikel rata-rata dan


densitas dari partikel kapur yang dipakai

Gambar IV.3 Diagram alir pembuatan suspensi filtrasi

3. Pelaksanaan percobaan
Menutup rapat semua valve, hidupkan pompa

Mengambil data kecepatan feed,filtrate dan


tekanan masuk serta keluar tiap interval
waktu tertentu

Mematikan pompa setelah proses penyaringan


telah sempurna

Membuka alat secara hati-hati, ambil kertas


saring pelan-pelan agar cake tidak jatuh

Mengukur ketebalan cake masing-masing, lalu


keringkan, hingga berat konstan

Menimbang jumlah cake masing-masing, apabila


bahan dan filter ada ulangi percobaan dengan tekan
berbeda

Gambar IV.4 Diagram alir pelaksanaan percobaan filtrasi

4.4 Pembahasan
Gambar IV.5 Grafik hasil filtrasi variabel 1
Pratikum filtrasi yang telah dilakukan menggunakan variabel massa kapur
yaitu 25 gram dan 37,5 gram. Massa cake yang didapat variabel satu yaitu 36,71
gram. kecepatan filtrasi bedasarkan perhitungan yaitu 0,98 dm 2/s. waktu yang
dibutuhkan 5,09 menit. waktu yang dibutuhkan untuk filtrasi bedasarkan percobaan
yaitu 36,36 menit, perbedaan tersebut dikarenakan adanya kebocoran sehingga
waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan dengan waktu dalam teori, dan
cake yang tersaring di dalam kertas saring semakin banyak menyebabkan waktu
semakin lama.
Gambar IV.5, grafik yang didapat turun, bedasarkan litelatur t/v berbanding
lurus dengan volum filtrat yang didapat, sehingga grafik seharunya naik. grafik
yang didapat turun karena adanya kebocoran pada pompa filtrasi sehingga grafik
tidak berbanding lurus dengan volume filtrat hasil filtrasi.
Massa cake yang didapat dari percobaan pertama lebih besar dibandingkan
dengan jumlah kapur yang di gunakan dalam variabel dikarenakan pada saat
pembersihan alat kurang bersih sehingga di dalam alat masih terdapat padatan kapur
sehingga ketika dilakukan filtrasi padatan tersebut ikut tersaring kertas saring.
Gambar IV.6 Grafik hasil filtrasi variabel 2
Gambar IV.6 menunjukan jumlah slope yaitu 14,479x dan intercept sebesar
258,9. berat cake yang didapatkan dari hasil filtrasi yaitu 27,43 gram. viskositas
larutan sebelum dilakukan filtrasi yaitu 0,9 sedangkan setelah dilakukan filtrasi
viskositas filtrat yaitu 0,1 hal tersebut dikarenakan padatan kapur telah disaring oleh
kertas saring sehingga hanya sedikit kapur yang ikut keluar bersama filtrat sehingga
kekentalan larutan semakin menurun. Gambar IV.6 menunjukan semakin tinggi
volum filtrat maka waktu yang diperlukan untuk filtrasi semakin lama, hal tersebut
dikarenakan waktu dan volume berbanding lurus.
Hambatan pada proses filtrasi pertama yaitu kertas saring dan yang kedua
yaitu kertas saring + cake. filtrasi kedua massa filtrasi lebih kecil dibandingkan
massa yang ditimbang karena adanya kapur yang mengendap dalam pipa alat yang
tidak ikut tersaring oleh kertas saring.
tekanan yang dihasilkan minus yang menujukan dalam keadaan vacum,
namun pada pratikum alat terjadi letupan filtrat, yang menunjukan bahwa alat
tersebut tidak dalam kondisi vakum. pressure drop semakin tinggi saat terjadi filtrasi
menunjukan bahwa semakin banyak padatan yang tersaring maka pressure drop
akan semakin besar, hal tersebut dikarenakan lubang pori kertas saring semakin
kecil seiring bertambahnya cake sehingga tekanan yang dibutuhkan semakin besar.

4.5 Kesimpulan
1. Semakin tinggi volume filtrat maka waktu yang dibutuhkan untuk proses
filtrasi semakin lama, karena cake yang tersaring semakin banyak
2. semakin banyak cake yang tersaring pressure drop semakin besar,
dikarenakan pori kertas saring semakin kecil tertutupi cake yang menempel

Anda mungkin juga menyukai