Gambar 3. Baffle
(Kern, hal 130)
Fouling Factor
Koefiesien overall dari perpindahan panas
diperlukan untuk memperoleh kondisi proses dapat
diperoleh dari persamaan Fourier bila luas permukaan
A diketahui dan Q dan Δt dihitung dari proses. Lalu U
Gambar 3 Profil temperatur pada aliran cocurrent = Q/A Δt. Abaikan resistensi dinding pipa:
(Kern, hal 86)
Ketika fluida panas dan dingin dalam heat
exchanger mengalir secara countercurrent atau Timbulnya kerak atau kotoran yang menempel pada
concurrent, log mean temperature difference (LMTD) pipa sehingga perpindahan panas tidak lagi efektif
akan digunakan adalah sebagai masalah dalam pengoperasian dalam
double pipe heat exchanger. Makin tebal kerak
tersebut maka tahanan terhadap proses perpindahan
panas makin besar sehingga koefisien perpindahan
dimana T2 adalah perbedaan suhu pada ujung
panas menjadi kecil. Untuk menyatakan hal tersebut
exchanger dan T1 adalah ujung yang lain. Tlm ini Gambar 3. Lokasi fouling factor dan koefisien transfer
digunakan untuk douple pipe heat exchanger dan 1- panas
1exchanger dengan 1 shell pass dan 1 tube pass dalam maka secara matematis dapat ditulis:
aliran counter maupun concurrent.
(Geankoplis, hal 265)
Di bawah ini adalah beberapa jenis layout tube
pada umumnya,
Laporan Resmi
Pratikum Teknik Kimia 1
PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan maka didapatkan hasil
hi, ho, hio, Uc, dan Ud untuk aliran counter sebagai
berikut
hi ho hio Uc Ud
2 2 2 2
J/m Ks J/m Ks J/m Ks J/m Ks J/m2Ks
24,604 23,377 19,782 10,715 5,253
28,631 23,423 23,020 11,610 3,756
24,799 23,411 19,939 10,768 8,871
Gambar 5. Sketsa alat percobaan Shell & Tube Heat 28,758 23,402 23,122 11,631 9,068
Exchanger
24,604 25,095 19,782 11,062 7,626
Keterangan gambar:
1. Panjang shell (l) = 0,8 m 28,553 24,753 22,957 11,911 8,417
2. Pitch tube (Pt) = 0,02 m 24,760 24,824 19,907 11,048 7,431
3. Diameter Tube (ID) = 0,010211 m 28,807 25,113 23,161 12,049 9,390
4. Diameter Shell (OD) = 0,15642 m
5. C’ (Clearance) = 0,015 m 24,582 26,749 19,764 11,366 6,940
6. Buffle Space = 0,09 m 28,579 26,749 22,978 12,360 10,084
7. Number of Tube = 21 buah 24,757 26,682 19,905 11,400 10,013
8. Panjang Tube = 0,49 m
28,782 26,623 23,141 12,380 11,908
9. BWG = 18
perpindahan panas. Dimana fluida panas mengalir Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk
melalui tube (pipa) dan fluida dingin melalui shell. hasil perhitungan nilai Uc bagian terakhir cenderung
Dalam percobaan ini, variabel yang digunakan adalah sama, sedangkan pada perhitungan awal didapatkan
rate air dingin yaitu 1,4 L/min, 1,8 L/min, dan 2,2 nilai Uc yang sangat mencolok, dimana nilai Uc pada
L/min serta rate air panas 0,7 L/min dan 1,1 L/min, aliran counter-current jauh lebih kecil dibandingkan
serta arah aliran perpindahan panas yaitu co-current nilai Uc lainnya,. Hal ini, bisa disebabkan oleh
dan counter current. beberapa kemungkinan, yaitu adanya proses
Dari data variable-variabel di atas didapatkan pemanasan dari fluida panas masih belum sempurna
data-data suhu masuk dan keluar yang digunakan (belum konstan) yang mengakibatkan kenaikan suhu
untuk menghitung LMTD nya. Kemudian dengan masuk dan keluar fluida panas, dan kemudian secara
mencari properties masing-masing fluida, dapat tiba-tiba mulai konstan yang menyebabkan suhu yang
dihitung mass flow rate (W), laju alir per satuan luas mula-mula naik menjadi turun.
(G), NRe, Npr, Fouling koefisien (hi, ho hio), dan (Kern, 104)
kemudian diperoleh kalor (Q), dan didapatkan nilai Dari hasil terlihat bahwa pada aliran searah
koefisien perpindahan panas dan dingin pada keadaan atau counter-current lebih besar. Fouling factor ini
clean (Uc) dan kotor (Ud) serta efisiensi mengganggu kinerja alat penukar panas yang bisa
Mekanisme perpindahan panas yang terjadi diakibatkan karena pembentukan scale (kerak) dan
pada percobaan ini adalah konduksi dan konveksi. mempengaruhi nilai koefisien transfer panas yang
Dimana terdapat perpindahan panas antara suatu dihasilkan, sehingga sebisa mungkin nilainya harus
permukaan dengan fluida didekatnya (konveksi) serta kecil.
konduksi, dengan perpindahan molekuler pada
fluidanya. Panas sensibel dari fluida panas akan
menaikkan suhu dari fluida dingin tanpa merubah
fasenya.
(Mc.Cabe, 275)
Selain suhu masuk dan suhu keluar, tercatat
juga suhu tiap baffle. Setiap suhu yang tercatat
memiliki nilai yang berbeda. Hal ini menunjukkan
bahwa selama proses aliran terdapat perpindahan
panas. Baffle ini juga berguna untuk lebih mengontrol
laju aliran agar tetap laminar. Gambar 8. Grafik hubungan Vh vs Ud
Selanjutnya untuk perlakuan dengan arah
aliran co-curren dan counter current agar lebih mudah sedangkan aliran cocurrent,
dibandingkan, disajikan dalam bentuk grafik di bawah
ini. Untuk aliran counter current,
DAFTAR NOTASI
Notasi Keterangan Satuan
Cpc Kapasitas panas fluida dingin kJ/kg.K
Cph Kapasitas panas fluida panas kJ/kg.K
G Konstanta gravitasi m/s2
Gc Laju alir fluida dingin kg/m2.s
Gh Laju alir fluida panas kg/m2.s
hi Individual heat transfer W/m2.K
dalam
ho Individual heat transfer luar W/m2.K
IDs Inlet Diameter shell m
IDt Inlet Diameter tube m
kc Thermal konduktivitas fluida W/m.K
dingin
kh Thermal konduktivitas fluida W/m.K
panas
LMTD Log Mean Temperature K