PERPINDAHAN PANAS
HE WATER TO WATER
HE WATER TO WATER
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Perpindahan
Panas yang berjudul “HE Water to Water” dengan tepat waktu.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan praktikum ini, sehingga laporan praktikum ini dapat
diselesaikan.
Kami berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat. Apabila dalam pembuatan
laporan praktikum ini masih terdapat banyak kesalahan, kami memohon maaf.
Kelompok II
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 TUJUAN........................................................................................... 1
BAB II METODOLOGI...................................................................................
3.2 PERHITUNGAN................................................................................
3.3 PEMBAHASAN.................................................................................
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
4.1 KESIMPULAN....................................................................................
4.2 SARAN................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
- Menghitung kecepatan perpindahan panas.
- Menghitung temperatur rata-rata logaritmus (LMTD).
- Menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (UD).
- Mengetahui perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan arah
- Menentukan bilangan Nusselt, Reynold, dan Prandtl.
∆Q
h= A .∆t
untuk kondisi pipa dengan aliran terbullen, secara umum dapat dinyatakan sebagai:
Nu = 0,023 x (Re^0.8 x Pr^0.4)
Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensiyang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan. Seperti halnya bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynaic similitude
ρVD
Dimana NRe = μ
Nu = Bilangan Nusselt
Re = Bilangan Reynold
Pr = Bilangan Prandtl
Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger yang
ditunjukkan pada gambar 1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa seperti pada
gambar 1 mengalir dari titik A ke titik B, dengan space berbentuk U yang
mengalir di dalam pipa. Cairan yang mengalir dapat berupa aliran cocurrent atau
countercurrent. Alat pemanas ini dapat dibuat dari pipa yang panjang dan
dihubungkan satu sama lain hingga membentuk U. Double pipe heat exchanger
merupakan alat yang cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang
kecil.
Relatif mahal
Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50
m2)
Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan
dipanaskan atau dikondensasikan
BAB II
METODOLOGI
High Cooling
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T0
Flowrate Water
(˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C)
(L/min) (g/s)
3 34 45,2 36,2 51 49,4 47 44 39 35,3 32,2 28
5 34 45,1 38 48,9 48 46,9 44,5 39,8 36,2 32,6 28,1
7 34 45 38,2 47,8 47,7 46,1 44,5 39,5 36,6 33 28,1
3.2 PERHITUNGAN
3.2.1 Data Hasil Perhitungan Aliran Searah
High
Flowrat Mh LMTD
Qh Qc U NRe NPr NNu
e (g/s) (˚C)
(L/min)
3 50 11,210 1024,922 -1229,906 3506,834 22,977 4,176 0,500
5 83,333 11,677 1406,754 -1448,556 4620,678 38,885 4,272 0,769
7 116,667 11,027 1610,845 1507,914 5618,457 52,909 4,551 1,009
3.2.2 Data Hasil Perhitungan Aliran Berlawanan Arah
High
Mh LMTD
Flowrate Qh Qc U NRe NPr NNu
(g/s) (˚C)
(L/min)
3 50 13,904 1406,76 1503,218 3880,564 22,977 4,2 0,499
5 83,333 12,394 1535,16 1665,509 4750,889 37,425 4,4 0,759
7 116,667 11,894 1610,84 1621,718 5209,039 52,909 4,4 0,995
3.3 PEMBAHASAN
Praktikum mata kuliah Perpindahan Panas dengan judul “HE Water to Water”
memiliki tujuan untuk menghitung kecepatan perpindahan panas, menghitung
temperatur rata-rata logaritmus (LMTD), menghitung koefisien perpindahan panas
keseluruhan (UD), mengetahui perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan
arah, dan menentukan bilangan Nusselt, Reynold, dan Prandtl.
Laju alir massa fluida panas dan fluida dingin divariasikan dengan aliran searah
dan berlawanan arah. Temperatur yang diamati ialah temperatur fluida dan
temperature dinding, pada temperatur T3 sebagai temperatur masuk fluida panas
dengan T5 sebagai temperatur keluar fluida panas. Sedangkan T7 sebagai
temperatur masuk fluida dingin dengan T0 sebagai temperatur keluar fluida dingin
pada aliran searah dan T0 sebagai temperatur masuk fluida dingin dengan T7
sebagai temperatur keluar fluida dingin pada aliran berlawanan arah. Sedangkan
temperature dinding yaitu T1 dan T2.
Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai Qh naik turun
pada aliran berlawanan arah dengan laju alir 3 L/menit memiliki niai Qh sebesar
1406,76 J/s, laju alir 5 L/menit memiliki nilai Qh sebesar 1535,16 J/s, pada laju alir
7 L/menit memiliki nilai Qh sebesar 1610,84 J/s. Pada aliran searah hasil yang
didapat juga naik turun pada laju alir 3 L/menit memiliki nilai Qh sebesar 1024,922
J/s, pada 5 L/menit sebesar 1406,754 J/s, pada 7 L/menit sebesar 1610,845J/s. Hal
ini dapat dikarenakan oleh perbedaan temperatur masuk dan keluar pada masing-
masing laju alir massa fluida panas, karena pada perhitungan Qh nilai Cp yang
digunakan tetap pada setiap variasi laju alir massa. Semakin besar variasi laju alir
massa maka nilai Qh pun akan semakin meningkat.
Dilihat dari nilai LMTD pada aliran searah dan berlawanan arah nilai yang
didapatkan juga naik turun, pada alirah berlawanan arah dengan laju alir 3 L/menit
sebesar 13,904 °C, pada 5 L/menit sebesar 12,394°C, pada 7 L/menit sebesar
11,894 °C dan pada alian searah dengan laju alir 3 L/menit sebesar 11,210 °C, pada
5 L/menit sebesar 11,677°C, pada 7 L/menit sebesar 11,027°C. Hal ini dikarenakan
perbedaan temperatur masuk fluida panas dan dingin juga temperature keluar fluida
panas dan dingin dapat berarti bahwa selisih temperatur masuk dan keluar semakin
kecil ataupun semakin besar. Sehingga nilai LMTD naik dan turun.
Dilihat dari bilangan reynold semakin besar laju alir massa fluida dingin maka
bilangan Reynold semakin besar dan jika bilangan reynold lebih dari 1000 maka
jenis aliran adalah turbulen, dan pada praktikum ini jenis aliran bukan aliran
turbulen karena nilai terbesar terdapat pada laju alir 7 L/menit dengan bilangan
reynold sebesar 52,909 pada aliran berlawanan arah dan 52,909 pada aliran searah.
Semakin besar nilai bilangan reynold maka bilangan nusselt juga semakin besar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
- Kecepatan perpindahan panas sebesar
- Temperatur rata-rata logaritmus (LMTD) sebesar
- Koefisien perpindahan panas keseluruhan (UD) sebesar
- Perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan arah adalah
- Bilangan Nusselt sebesar , bilangan Reynold sebesar , dan bilangan Prandtl
sebesar
4.2 SARAN
Ditujukan untuk praktikan sendiri agar tetap semangat dan teliti dalam
menyelesaikan laporan praktikum di tengah pandemi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cp x μ
- NPr =
k
J
4,0193 ˚ C x 0,66
g
=
J
0 , 6353 . m. ˚ C
s
= 4,1756
Cp x μ
- NPr =
k
J
4,1868 ˚ C x 0,65
= g
0,6374
= 4,2722
Data 3
Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x ( 7,9 x 10−3 m ) x (3 x ( 350 x 10−3 ) m)
= = 0,026 m2
2
Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 m ) −( 9,5 x 10−3 m )
= −3
= 3,47 x 10-3 m
9,5 x 10 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x ((11,1 x 10-3 m)2 – (9,5 x 10-3 m)2) = 2,59 x 10-5 m2
4
Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= (0,026 + (2,59 x 10-5)) m2 = 0,026 m2
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,0193 J/g˚C (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,0193 J/g˚C (39 – 28 )
= 1503,2182 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 51−39 )−(44−28)
= (51−39)
ln
( 44−28)
= 13,9042 ˚C
Qh
U =
Am x LMTD
J
1406,755
= s
2
0,026072194 m x 13,9042 ˚ C
= 3880,5643 J/s.m.˚C
Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt
Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
50 g /s
7,9 x 10−3 x( )
= 0,0260463 m 2
0,66
= 27,977
Cp x μ
- NPr =
k
J
4,0193˚ C x 0,66
= g
0,6367 J / s . m. ˚ C
- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)
= 0,023 x (22,9770,8) x (4,16640,4)
= 0,4997
Data 2
Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x 7,9 x 10−3 m x 3 x 350 x 10−3 m
=
2
= 0,0260463 m2
Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 m ) −( 9,5 x 10−3 m )
=
9,5 x 10−3 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x (11,1x10-3)2 m – (9,5x10-3)
4
= 2,5874x10-5 m2
Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= 0,0260463 m2 + 2,5874x10-5 m2
= 0,026072194 m2
Kecepatan Perpindahan Panas (Q)
- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
= 5 L/min x 1000 g/L x 1 min/60 s
= 83,3333 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 83,3333 g/s x 4,1860 J/g.˚C (48,9˚C – 44,5˚C)
= 1535,1594 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 4,1868 J/g.˚C (39,8˚C – 28,1˚C)
= 1665,5090 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 48,9−39,8 ) ˚ C−( 44,5−28,1)˚ C
= (48,9−39,8)˚ C
ln
(44,5−28,1) ˚ C
= 12,3937 ˚C
Qh
U =
Am x LMTD
1535,1594 J / s
=
0,026072194 m 2 x 12,3937 ˚ C
= 4750,8894 J/s.m2˚C