Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

PERPINDAHAN PANAS
HE WATER TO WATER

NAMA/NIM : 1. ALFIN MAFTUH A. (18614060)


2. NUR AENI (18614066)
3. VICKA AMALYA (18614071)
JENJANG : DIPLOMA III (D-3)
SEMESTER : 4
KELOMPOK : 2
NAMA DOSEN : SITI SYAMSIYAH, S. Tr. T

PROGRAM STUDI PETRO DAN OLEO KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
RINTISAN POLITEKNIK NEGERI PASER
PDD POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERPINDAHAN PANAS

HE WATER TO WATER

DISUSUN OLEH :

NAMA / NIM :1. ALFIN MAFTUH A. (18614060)


2. NUR AENI (18614066)
3. VICKA AMALYA (18614071)
JENJANG : DIPLOMA III (D-3)
SEMESTER :4
KELOMPOK :2

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 2020

Mengesahkan dan Menyetujui


Dosen Pembimbing

Siti Syamsiyah, S. Tr. T


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Perpindahan
Panas yang berjudul “HE Water to Water” dengan tepat waktu.
            Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan praktikum ini, sehingga laporan praktikum ini dapat
diselesaikan.
            Kami berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat. Apabila dalam pembuatan
laporan praktikum ini masih terdapat banyak kesalahan, kami memohon maaf.

Tanah Grogot, 17 Juli 2020

Kelompok II
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 TUJUAN........................................................................................... 1

1.2 DASAR TEORI................................................................................ 1

BAB II METODOLOGI...................................................................................

2.1 ALAT DAN BAHAN.......................................................................

2.2 PROSEDUR KERJA.........................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................

3.1 DATA PENGAMATAN....................................................................

3.2 PERHITUNGAN................................................................................

3.3 PEMBAHASAN.................................................................................

BAB IV PENUTUP..............................................................................................

4.1 KESIMPULAN....................................................................................

4.2 SARAN................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
- Menghitung kecepatan perpindahan panas.
- Menghitung temperatur rata-rata logaritmus (LMTD).
- Menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (UD).
- Mengetahui perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan arah
- Menentukan bilangan Nusselt, Reynold, dan Prandtl.

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Perpindahan Panas
Perpindahan panas didefinisikan sebagai berpindahnya energi-energi dari
suatu daerah ke daerah lain sebagai akibat dari beda suhu antara daerah tersebut.
Perpindahan panas dikenal dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1.2.2 Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas melalui
aliran, di mana zat perantaranya ikut berpindah.
Terbagi menjadi
- Konveksi alamiah adalah konveksi yang terjadi karena fluida bergerak secara
alamiah, di mana pergerakan fluida tersebut lebih disebabkan oleh perbedaan
massa jenis fluida akibat adanya variasi suhu pada fluida tersebut.
Qc = hc x A(TS – TA)
- Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi karena bergeraknya fluida yang
bukan diakibatkan oleh faktor alami, melainkan fluida bergerak karena adanya
alat yang digunakan untuk menggerakkan fluida tersebut.
Q = U x A x ΔTL
1.2.3 Koefisien Perpindahan Panas
Koefisien perpindahan panas digunakan dalam perhitungan pindah panas
konveksi atau perubahan fase  antara cair dan padat. Koefisien pindah panas
banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika, mekanika, serta teknik kimia.
ΔQ
h=
A x ΔT
Koefisien perpindahan panas konveksi (hc) pada konveksi alamiah
- Aliran fluida pada perpindahan panas konveksi bebas terjadi secara alami
karena gaya apung, sehingga hampir selalu berada pada kecepatan rendah (< 1
m/s).
- Secara umum, koefisien perpindahan panas konveksi alamiah lebih kecil dari
koefisien perpindahan panas konveksi paksa.
- Nilai hc pada perpindahan panas konveksi alamiah dipengaruhi oleh sifat fisis
fluida dan bentuk geometri benda.
1.2.4 Heat Exhanger
Secara umum, pengertian alat penukar panas atau heat exchanger adalah suatu alat
yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas
maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas
dan air biasa sebagai pendingin. Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
- HE aliran searah. Di mana pertukaran panas jenis ini, kedua fluida panas dan
dingin masuk dan keluar pada sisi yang sama. Karakter HE jenis ini temperatur
fluida dingin yang keluar, sehingga diperlukan media dingin atau media
pemanas yang banyak.
- HE aliran berlawanan arah. Di mana HE jenis ini memiliki karakteristik kedua
fluida (panas dan dingin) masuk ke HE dengan arah berlawanan, mengalir
dengan arah berlawanan, dan keluar HE pada sisi yang berlawanan
1.2.5 Tipe Heat Exchanger
- HE tipe plate adalah jenis penukar panas yang menggunakan plat logam untuk
mentransfer panas antara dua cairan. Ini memiliki keuntungan besar atas suatu
penukar panas konvensional dalam bahwa cairan yang terkena luas permukaan
jauh lebih besar karena cairan menyebar di plat.
- HE tipe shell and tube biasanya digunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi,
yang terdiri dari sebuah selongsong yang di dalamnya disusun suatu anulus
dengan rangkaian tertentu (untuk mendapatkan luas permukaan yang optimal).
Fluida mengalir di selongsong maupun di anulus, sehingga terjadi perpindahan
panas antara fluida dengan dinding anulus, misalnya triangular pitch (pola
segitiga) dan square pitch (pola segiempat).
- HE tipe double pipe adalah HE pipa rangkap yang terdiri dari dua pipa logam
standar yang di kedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan
kitak penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida
kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.
1.2.6 Selisih Temperatur Rata-Rata Alat Penukar Panas (LMTD)
LMTD (Logaritmic Mean Overall Temperature Difference) dihitung
berdasarkan selisih temperatur rata-rata dari yang masuk dan keluar dari alat heat
exchanger. Perhitungan LMTD berdasarkan pada aliran searah dan berlawanan
arah.
- LMTD pada aliran searah
( T 1−t 1 ) −(T 2−t 2)
LMTD = (T 1−t 1)
ln
(T 2−t 2)
- LMTD pada aliran berlawanan arah
( T 1−t 2 )−(T 2−t 1)
LMTD = (T 1−t 2)
ln
(T 2−t 1)

Parameter Heat Exchanger


1. Temperatur distribusi pada Alat Perpindahan Panas Berbentuk Tabung
konsentris yang Sederhana.

( t 3−t 7 )−(t 5−t 0)


LMTD = (t 3−t 7)
ln ⁡
(t 5−t 0)
Jadi kecepatan perindahan panas berbentuk konsentris yang sederhana :
Q = U x A x LMTD
2. Toleransi dari Koefisiensi Perpindahan Panas
Dengan meninjau temperatur dan kecepatan aliran massa dari kedua aliran, hal-hal
yang dapat dihitung :
- Perpindahan panas dari air panas
Qh = mi x Cpi x (t3 – t6)
- Perpindahan panas dari air dingin
Qc = mo x Cpi x (t7 - to)
3. Koefisien Transfer Panas Overall, U (Dinding Plat Datar)
Kecepatan transfer panas antara dua fluida melalui dinding pemisah yang datar,
dapat dihitung dengan persamaan :
q = U . A. (Ta – Tb)
Koefisien perpindahan panas keseluruhan
U = Q / (Am x LMTD overall)
4. Mean Temperature Difference (LMTD)
Logaritmic Mean Temperature Difference (LMTD) antara air panas dan permukaan
dalam tube panas
( ∆ t inlet )−(∆ t outlet )
LMTDi = (∆ t inlet )
ln
(∆ t outlet )

( t 3−t 1 )−( t 2−t 10)


LMTDi = (t 3−t 1)
ln
(t 2−t 10)
5. Log Mean Temperature Difference (LMTD)
-Logaritmic Mean Temperature Difference (LMTD) antara air dingin dan
permukaan dalam tube panas
LMTDo = ( ∆ t inlet )−¿ ¿
( t 1−t 7 )−(t 2−t 0)
LMTDo = (t 1−t 7)
ln
(t 2−t 0)
Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD) antara aliran air panas dengan
aliran air dingin.
( ∆ t inlet )−(∆ t outlet )
LMTD Overall = (∆ t inlet )
ln
(∆ outlet )

( t 3−t 7 )−(t 2−t 0)


LMTD o = (t 3−t 7)
ln
(t 2−t 0)
(LMTD)overall = (LMTD)i + (LMTD)o
Untuk aliran co-curent
1.2.2. Koefisien Perpindahan Panas
Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas
konveksi atau perubahan fase  antara cair dan padat. Koefisien pindah panas
banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika dan mekanika serta teknik kimia.

∆Q
h= A .∆t
untuk kondisi pipa dengan aliran terbullen, secara umum dapat dinyatakan sebagai:
Nu = 0,023 x (Re^0.8 x Pr^0.4)
Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensiyang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan. Seperti halnya bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynaic similitude
ρVD
Dimana NRe = μ
Nu = Bilangan Nusselt
Re = Bilangan Reynold
Pr = Bilangan Prandtl

1.2.3 Jenis jenis HE


HE dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. HE tipe plate
Heat exchanger tipe plat adalah jenis penukar panas yang menggunakan
pelat logam untuk mentransfer panas antara dua cairan. Ini memiliki
keuntungan besar atas suatu penukar panas konvensional dalam bahwa cairan
yang terkena luas permukaan jauh lebih besar karena cairan menyebar di plat.
2. HE tipe shell and tube
Shell and tube heat exchanger biasanya digunakan dalam kondisi tekanan
relatif tinggi, yang terdiri dari sebuah selongsong yang di dalamnya disusun
suatu annulus dengan rangkaian tertentu (untuk mendapatkan luas permukaan
yang optimal). Fluida mengalir di selongsong maupun di annulus sehingga
terjadi perpindahan panas antara fluida dengan dinding annulus misalnya
triangular pitch (Pola segitiga) dan square pitch (Pola segiempat).
3. HE tipe double pipe

Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger yang
ditunjukkan pada gambar 1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa seperti pada
gambar 1 mengalir dari titik A ke titik B, dengan space berbentuk U yang
mengalir di dalam pipa. Cairan yang mengalir dapat berupa aliran cocurrent atau
countercurrent. Alat pemanas ini dapat dibuat dari pipa yang panjang dan
dihubungkan satu sama lain hingga membentuk U. Double pipe heat exchanger
merupakan alat yang cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang
kecil.

Kelebihan Double-pipe Heat exchanger:

 Dapat digunakan untuk fluida yang memiliki tekanan tinggi.


 Mudah dibersihkan pada bagian fitting
 Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa
 Dapat dipasang secara seri ataupun parallel
 Dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan
LMTD sesuai dengan keperluan
 Mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya
 Kalkulasi design mudah dibuat dan akurat

Kekurangan Double-pipe Heat exchanger:

 Relatif mahal
 Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50
m2)
 Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan
dipanaskan atau dikondensasikan
BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


2.1.1 Alat
- Stopwatch
- Satu set alat HE
o L pipa kecil (L) : 3 x 350 x 10-3 m
o D pipa kecil bagian dalam (Dp) : 7,9 x 10-3 m
o D pipa kecil bagian luar (D1) : 9,5 x 10-3 m
o D pipa besar bagian dalam (D2) : 11,1 x 10-3 m
2.1.2 Bahan
Aquadest

2.2 PROSEDUR KERJA


- Mengalirkan aliran listrik dengan memasukkan steker ke sumber arus listrik
untuk masing-masing alat pompa dan alat HE.
- Menyalakan pompa dan menyalakan HE.
- Mengatur kran control aliran air searah.
- Mengatur cooling water pada 34 g/s.
- Mengatur high flowrate pada 3,5 L/min.
- Mengatur low flowrate pada 20 g/s.
- Memutar kran temperature pada posisi t1 dan setiap dicapai suhu yang konstan,
dilanjutkan t2 sampai t9.
- Melakukan pengambilan data setiap 1 menit dari t0 sampai t9.
- Melakukan hal yang sama untuk aliran yang berlawanan arah
- Mengulangi langkah pertama sampai kesembilan, tetapi pada langkah kelima
untuk high flowrate, diatur pada 4 L/min.
- Setelah melakukan peercobaan, mematikan dan memutuskan aliran listrik pada
pompa dan alat HE.
- Membersihkan alat percobaan.
 
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA PENGAMATAN


3.1.1 Data Pengamatan Aliran Searah
High
Cooling
Flowrat T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T0
Water
e (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C)
(g/s)
(L/min)
3 34 38,7 39,8 48,1 45,4 44,8 43 28,4 32,1 35,5 37,4
5 34 40,8 42,8 49,2 47,6 46,6 45 28,6 33,6 37 39,2
7 34 41,3 42,7 48 46,8 46,2 44,7 28,6 33,6 37,1 39,2

3.1.2 Data Pengamatan Aliran Berlawanan Arah

High Cooling
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T0
Flowrate Water
(˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C)
(L/min) (g/s)
3 34 45,2 36,2 51 49,4 47 44 39 35,3 32,2 28
5 34 45,1 38 48,9 48 46,9 44,5 39,8 36,2 32,6 28,1
7 34 45 38,2 47,8 47,7 46,1 44,5 39,5 36,6 33 28,1

3.2 PERHITUNGAN
3.2.1 Data Hasil Perhitungan Aliran Searah
High
Flowrat Mh LMTD
Qh Qc U NRe NPr NNu
e (g/s) (˚C)
(L/min)
3 50 11,210 1024,922 -1229,906 3506,834 22,977 4,176 0,500
5 83,333 11,677 1406,754 -1448,556 4620,678 38,885 4,272 0,769
7 116,667 11,027 1610,845 1507,914 5618,457 52,909 4,551 1,009
3.2.2 Data Hasil Perhitungan Aliran Berlawanan Arah

High
Mh LMTD
Flowrate Qh Qc U NRe NPr NNu
(g/s) (˚C)
(L/min)
3 50 13,904 1406,76 1503,218 3880,564 22,977 4,2 0,499
5 83,333 12,394 1535,16 1665,509 4750,889 37,425 4,4 0,759
7 116,667 11,894 1610,84 1621,718 5209,039 52,909 4,4 0,995
3.3 PEMBAHASAN
Praktikum mata kuliah Perpindahan Panas dengan judul “HE Water to Water”
memiliki tujuan untuk menghitung kecepatan perpindahan panas, menghitung
temperatur rata-rata logaritmus (LMTD), menghitung koefisien perpindahan panas
keseluruhan (UD), mengetahui perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan
arah, dan menentukan bilangan Nusselt, Reynold, dan Prandtl.

Laju alir massa fluida panas dan fluida dingin divariasikan dengan aliran searah
dan berlawanan arah. Temperatur yang diamati ialah temperatur fluida dan
temperature dinding, pada temperatur T3 sebagai temperatur masuk fluida panas
dengan T5 sebagai temperatur keluar fluida panas. Sedangkan T7 sebagai
temperatur masuk fluida dingin dengan T0 sebagai temperatur keluar fluida dingin
pada aliran searah dan T0 sebagai temperatur masuk fluida dingin dengan T7
sebagai temperatur keluar fluida dingin pada aliran berlawanan arah. Sedangkan
temperature dinding yaitu T1 dan T2.

Dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai Qh naik turun
pada aliran berlawanan arah dengan laju alir 3 L/menit memiliki niai Qh sebesar
1406,76 J/s, laju alir 5 L/menit memiliki nilai Qh sebesar 1535,16 J/s, pada laju alir
7 L/menit memiliki nilai Qh sebesar 1610,84 J/s. Pada aliran searah hasil yang
didapat juga naik turun pada laju alir 3 L/menit memiliki nilai Qh sebesar 1024,922
J/s, pada 5 L/menit sebesar 1406,754 J/s, pada 7 L/menit sebesar 1610,845J/s. Hal
ini dapat dikarenakan oleh perbedaan temperatur masuk dan keluar pada masing-
masing laju alir massa fluida panas, karena pada perhitungan Qh nilai Cp yang
digunakan tetap pada setiap variasi laju alir massa. Semakin besar variasi laju alir
massa maka nilai Qh pun akan semakin meningkat.

Dilihat dari nilai LMTD pada aliran searah dan berlawanan arah nilai yang
didapatkan juga naik turun, pada alirah berlawanan arah dengan laju alir 3 L/menit
sebesar 13,904 °C, pada 5 L/menit sebesar 12,394°C, pada 7 L/menit sebesar
11,894 °C dan pada alian searah dengan laju alir 3 L/menit sebesar 11,210 °C, pada
5 L/menit sebesar 11,677°C, pada 7 L/menit sebesar 11,027°C. Hal ini dikarenakan
perbedaan temperatur masuk fluida panas dan dingin juga temperature keluar fluida
panas dan dingin dapat berarti bahwa selisih temperatur masuk dan keluar semakin
kecil ataupun semakin besar. Sehingga nilai LMTD naik dan turun.

Dilihat dari bilangan reynold semakin besar laju alir massa fluida dingin maka
bilangan Reynold semakin besar dan jika bilangan reynold lebih dari 1000 maka
jenis aliran adalah turbulen, dan pada praktikum ini jenis aliran bukan aliran
turbulen karena nilai terbesar terdapat pada laju alir 7 L/menit dengan bilangan
reynold sebesar 52,909 pada aliran berlawanan arah dan 52,909 pada aliran searah.
Semakin besar nilai bilangan reynold maka bilangan nusselt juga semakin besar.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
- Kecepatan perpindahan panas sebesar
- Temperatur rata-rata logaritmus (LMTD) sebesar
- Koefisien perpindahan panas keseluruhan (UD) sebesar
- Perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan arah adalah
- Bilangan Nusselt sebesar , bilangan Reynold sebesar , dan bilangan Prandtl
sebesar

4.2 SARAN
Ditujukan untuk praktikan sendiri agar tetap semangat dan teliti dalam
menyelesaikan laporan praktikum di tengah pandemi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, 2015 Penentuan praktikum Termodinamika Dan Perpindahan Panas,

Politeknik Negeri Samarinda. Samarinda


LAMPIRAN

 Perhitungan aliran searah


Data 1
 Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x 7,9 x−3 m x 3 x 350 x 10−3 m
=
2
= 0,0260463 m2
 Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 ) m−( 9,5 x 10−3 ) m
=
9,5 x 10−3 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x ((11,1x10-3)2 m – (9,5x10-3)2 m
4
= 2,5874 x 10-5 m2
 Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= 0,0260463 m2 + 2,5874 x10-5 m2
= 0,026072194 m2
 Kecepatan Perpindahan Panas (Q)
- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
= 3 L/min x 1000 g/L x 1 min/60 s
= 50 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 50 g/s x 4,0193 J/g.˚C (48,1 – 43) ˚C
= 1024,9215 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,0193 J/g.˚C (28,4 – 37,4) ˚C
= - 1229,9058 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
 LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 48,1−28,4 )−(43−37,4)
= (48,1−28,4 )
ln
( 43−37,4)
= 11,2098 ˚C
Qh
 U =
Am x LMTD
1024,9215 J /s
=
0,026072194 m 2 x 11,2098 ˚ C
= 3506,8336 J/s.m2.˚C

 Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt


Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
50 g/ s
7,9 x 10−3 m x ( )
= 0,0260463 m2
0,66
= 22,977

Cp x μ
- NPr =
k
J
4,0193 ˚ C x 0,66
g
=
J
0 , 6353 . m. ˚ C
s
= 4,1756

- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)


= 0,023 x (22,9770,8) x ( 4,17560,4)
= 0,500
Data 2
 Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x 7,9 x 10−3 m x 3 x 350 x 10−3 m
=
2
= 0,0260463 m2

 Air dingin (pipa besar)


D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 m ) −( 9,5 x 10−3 m )
=
9,5 x 10−3 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x (11,1x10-3)2 m – (9,5x10-3)
4
= 2,5874x10-5 m2
 Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= 0,0260463 m2 + 2,5874x10-5 m2
= 0,026072194 m2
 Kecepatan Perpindahan Panas (Q)
- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
= 5 L/min x 100 g/L x 1 min/60s
= 83,3333 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 83,3333 g/s x 4,0193 J/g.˚C (49,2˚C - 45 ˚C)
= 1406,7544 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,0193 (28,6 – 39,2) ˚C
= - 1448,5557 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
 LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 49,2−28,2 ) ˚ C−( 45−39,2)˚ C
= (49,2−28,6)˚ C
ln ˚
(45−39,2) ˚ C
Qh
 U =
Am x LMTD
1406,7544 J /s
=
0,026072194 m 2 x 11,6771 ˚ C
= 4620,6780 J/s.m2. ˚C

 Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt


Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
83,333
7,9 x 10−3 x( )
= 0,0260463
0,65
= 38,8852

Cp x μ
- NPr =
k
J
4,1868 ˚ C x 0,65
= g
0,6374
= 4,2722

- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)


= 0,023 x (38,88520,8) (4,27220,4)
= 0,7688

Data 3
 Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x ( 7,9 x 10−3 m ) x (3 x ( 350 x 10−3 ) m)
= = 0,026 m2
2
 Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 m ) −( 9,5 x 10−3 m )
= −3
= 3,47 x 10-3 m
9,5 x 10 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x ((11,1 x 10-3 m)2 – (9,5 x 10-3 m)2) = 2,59 x 10-5 m2
4
 Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= (0,026 + (2,59 x 10-5)) m2 = 0,026 m2

 Kecepatan Perpindahan Panas (Q)


- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
1min
= 7 L/min x 1000 g/L = 7000 g/min ǀ
60 s
= 116,667 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 116,667 g/s x 4,184 J/g.˚C x (48 – 44,7)˚C
= 1610,845 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,184 J/g.˚C x (28,6 – 39,2)˚C
= -1507,914 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
 LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 48−28,6 )−(44,7−39,2)
= ( 48−28,6)
ln
( 44,7−39,2)
= 11,027˚C
Qh
 U =
Am x LMTD
1610,845 J /s
=
0,026 m 2 x 11,027 ˚ C
= 5618,457 J/s. m2.˚C
 Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt
Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
g
116,667
s
( 7,9 x 10−3 m ) x ( )
= 0,026 m2
g
0,67
m. s
= 52,909
Cp x μ
- NPr =
k
J g
4,184 x 0,67 .
g .˚ C m. s
=
J
0,616
s . m .˚ C
= 4,551

- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)


= 0,023 x (52,9090,8) x (4,5510,4)
= 1,009

 Perhitungan aliran berlawanan arah


Data 1
 Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x 7,9 x 10−3 m x 3 x 350 x 10−3 m
=
2
 Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 ) m−( 9,5 x 10−3 ) m
=
9,5 x 10−3 m
= 3,4695x10-5 m2
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x(
4
 Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= 0,0260463 m2 + 2,5874x10-5 m2
= 0,026072194 m2
 Kecepatan Perpindahan Panas (Q)
- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
= 3 L/min x 1000 g/L x 1min/60 s
= 50 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 50 g/s x 4,0193 J/g˚C (51-44) ˚C
= 1406,755 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)

Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,0193 J/g˚C (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,0193 J/g˚C (39 – 28 )
= 1503,2182 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
 LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 51−39 )−(44−28)
= (51−39)
ln
( 44−28)
= 13,9042 ˚C
Qh
 U =
Am x LMTD
J
1406,755
= s
2
0,026072194 m x 13,9042 ˚ C
= 3880,5643 J/s.m.˚C
 Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt
Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
50 g /s
7,9 x 10−3 x( )
= 0,0260463 m 2
0,66
= 27,977
Cp x μ
- NPr =
k
J
4,0193˚ C x 0,66
= g
0,6367 J / s . m. ˚ C
- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)
= 0,023 x (22,9770,8) x (4,16640,4)
= 0,4997
Data 2
 Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x 7,9 x 10−3 m x 3 x 350 x 10−3 m
=
2
= 0,0260463 m2
 Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 m ) −( 9,5 x 10−3 m )
=
9,5 x 10−3 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x (11,1x10-3)2 m – (9,5x10-3)
4
= 2,5874x10-5 m2
 Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= 0,0260463 m2 + 2,5874x10-5 m2
= 0,026072194 m2
 Kecepatan Perpindahan Panas (Q)
- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
= 5 L/min x 1000 g/L x 1 min/60 s
= 83,3333 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 83,3333 g/s x 4,1860 J/g.˚C (48,9˚C – 44,5˚C)
= 1535,1594 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 4,1868 J/g.˚C (39,8˚C – 28,1˚C)
= 1665,5090 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
 LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 48,9−39,8 ) ˚ C−( 44,5−28,1)˚ C
= (48,9−39,8)˚ C
ln
(44,5−28,1) ˚ C
= 12,3937 ˚C
Qh
 U =
Am x LMTD
1535,1594 J / s
=
0,026072194 m 2 x 12,3937 ˚ C
= 4750,8894 J/s.m2˚C

 Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt


Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
83,333
7,9 x 10−3 x( )
= 0,0260463
0,67
= 37,7295
Cp x μ
- NPr =
k
J
4,1868 .˚ C x 0,67
= s
0,6374
= 4,4009

- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)


= 0,023 x (37,72450,8) (4,40090,4)
= 0,7593
Data 3
 Air panas (pipa kecil)
2x π x r x L
Ap =
2
2 x 3,14 x ( 7,9 x 10−3 m ) x (3 x ( 350 x 10−3 ) m)
=
2
= 0,026 m2
 Air dingin (pipa besar)
D22− D12
- De =
D1
2 2
( 11,1 x 10−3 m ) −( 9,5 x 10−3 m )
=
9,5 x 10−3 m
= 3,47 x 10-3 m
π
- Ae = x (D22 – D12)
4
3,14
= x ((11,1 x 10-3 m)2 – (9,5 x 10-3 m)2)
4
= 2,59 x 10-5 m2
 Luas keseluruhan
Am = Ap + Ae
= (0,026 + (2,59 x 10-5)) m2
= 0,026 m2

 Kecepatan Perpindahan Panas (Q)


- Perpindahan panas dari air panas
Mh =vxρ
1min
= 7 L/min x 1000 g/L = 7000 g/min ǀ
60 s
= 116,667 g/s
Qh = Mh x Cp (T3 – T6)
= 116,667 g/s x 4,184 J/g.˚C x (47,8 – 44,5)˚C
= 1610,84 J/s
- Perpindahan panas dari air dingin
Mc = 34 g/s (cooling water)
Qc = Mc x Cp (T7 – T0)
= 34 g/s x 4,184 J/g.˚C x (39,5 – 28,1)˚C
= 1621,718 J/s
( T 3−T 7 )−(T 6−T 0)
 LMTD = (T 3−T 7)
ln
(T 6−T 0)
( 47,8−39,5 )−(44,5−28,1)
= (4 7,8−39,5)
ln
( 44,5−28,1)
= 11,894˚C
Qh
 U =
Am x LMTD
1610,84 J /s
=
0,026 m 2 x 11,894 ˚ C
= 5209,038 J/s. m2.˚C
 Bilangan Reynold, Prandtl, Nusselt
Mh
Dp x ( )
- NRe = Ap
μ
g
116,667
s
( 7,9 x 10−3 m ) x ( )
= 0,026 m2
g
0,67
m. s
= 52,909
Cp x μ
- NPr =
k
J g
4,184 x 0,67 .
g .˚ C m. s
=
J
0,637
s . m .˚ C
= 4,4

- NNu = 0,023 x (NRe0,8) x (NPr0,4)


= 0,023 x (52,9090,8) x (4,40,4)
= 0,995

Anda mungkin juga menyukai