TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Perpindahan Panas
Ketika dua objek yang memiliki suhu yang berbeda dikontakkan, panas
akan mengalir dari objek yang memiliki suhu yang lebih tinggi ke objek yang
memiliki suhu yang lebih rendah. Mekanisme perpindahan panas meliputi
konduksi,
konveksi
dan
radiasi.
Konduksi
terjadi
apabila
ada
T2
T3
T1
Aliran panas
(A)
Aliran dingin
(B)
T4
T6
T5
Gambar 2.1. Profil perpindahan panas dari fluida yang satu ke fluida
yang lain pada HE
Proses perpindahan panas sering kita temui sehari-hari, dan tidak selalu
melibatkan alat HE yang kompleks seperti proses diatas, akan tetapi secara
konsep tetap mengikuti ilustrasi diatas. Sebagai contohnya adalah cara kerja
radiator mobil. Air yang ada pada radiator akan dialirkan pada bagian luar
mesin untuk memindahkan panas dari dalam mesin keudara sekitar.
Refrigerasi dan cara kerja AC (Air Conditioner) adalah contoh lain dari proses
Heat Exchanger.
Pada proses perpindahan panas, luas permukaan perpindahan panas
memegang peranan yang sangat krusial terhadap kecepatan maupun
efektivitas dari suatu proses perpindahan panas. Makin luas permukaan
terjadinya perpindahan panas, makin cepat dan efektif pula perpindahan panas
yang terjadi.
t ( LMTD )
(T1 t1 ) (T2 t 2 )
ln(T1 t1 ) /(T2 t 2 )
....( 1
)
Untuk aliran counter-current.
T1
T2
t2
t1
t ( LMTD )
(T1 t 2 ) (T2 t1 )
...
ln(T1 t 2 ) /(T2 t1 )
(2)
(Kern, 1965)
II.4. Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
panas dari satu fluida (zat cair atau gas) ke fluida yang lain tanpa
mencamprkan kedua fluida tersebut. Secara umum, terdapat sebuah dinding
pemisah yang diletakkan diantara fluida yang akan bertukar panas. Dinding
pemisah tersebut terbuat dari logam yang konduktif dan tahan korosif
sehingga memudahkan proses pertukaran panas.
Pada kenyataannya, akan dijumpai berbagai macam tipe Heat Exchanger.
Tipe yang paling sering ditemui adalah DPHE (Double Pipe Heat Exchanger)
dan PHE (Plate Heat Exchanger). Masing-masing memiliki kelebihan dan
kegunaannya masing-masing.
DPHE adalah alat perpindahan panas yang berbentuk suatu pipa (shell)
yang terdapat dalam suatu tangki atau pipa yang lebih besar (tube). DPHE
memiliki kelebihan untuk melakukan perpindahan panas dalam kondisi suhu
atau tekanan yang diinginkan sangat tinggi. Kelebihan lainnya adalah dapat
digunakan pada fluida yang mengandung partikel lain yang mungkin dapat
menyebabkan penyumbatan pada PHE.
DPHE seringkali digunakan dalam industri yang bukan memproduksi
bahan makanan karena kemampuannya suhu dan tekanan yang dapat
ditampung cukup besar. Sebagai contoh adalah untuk pemanasan pada boiler
yang mana steam yang dihasilkan dari proses perpindahan panas bisa
bertemperatur dan bertekanan sangat tinggi. Selain itu, zat atau fluida penukar
panasnya bisa berupa fluida cair ataupun gas. Salah satu aplikasinya adalah
pada pabrik asam sulfat.
(www.heatexchangers.org)
II.5. Plate Heat Exchanger
Plate heat exchanger sering digunakan untuk larutan yang memiliki
viskositas yang rendah dengan suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi,
biasanya dibawah 150oC. bahan gasket dipilih untuk mempertahankan suhu
operasi dan sifat-sifat dari fluida yang diproses. Terdapat beberapa jenis dari plate
heat exchanger, yaitu gasketed, brazed, welded dan semi-weld atau jenis hybrid.
Jenis plate heat exchanger yang paling umum digunakan adalah gasketed
plate and frame heat exchanger. Gasketed plate and frame heat exchanger terdiri
dari rangkaian saluran plate yang ditempelkan pada frame dan diapit bersamasama. Setiap plate terbuat dari bahan yang dapat ditekan (stainless steel, nikel,
titanium, dll) dan bahan tersebut dibentuk menjadi bergelombang. Setiap plate
juga terdiri dari elastomer gasket. Gasket juga menahan tekanan dan mengontrol
aliran dari setiap media. Plate gasketed disusun dalam pak, ditempelkan pada
bagian atas dan bawah susunan, dan ditekan diantara dua frame terakhir dengan
baut penekan. Gasket membuat saluran dari tiap plate untuk mendistribusikan
media panas dan dingin.
Brazed plate heat exchanger terdiri dari plate yang bentuknya khusus,
vacuum brazed bersama-sama untuk membentuk perlengkapan perpindahan
panas. Welded plate heat exchanger tidak membutuhkan gasket, alat tersebut
sepenuhnya tersusun atas welded dan biasanya terbuat dari satu jenis bahan saja
(biasanya stainless steel). Sedangkan pada semi-weld atau hybrid plate heat
exchanger, satu aliran fluida mengalir pada saluran welded dan aliran lainnya
dalam saluran gasketed.
(http://heatexchangers.globalspec.com/LearnMore/Processing_Equipment/Heat_
Transfer_Equipment/Heat_Exchangers)
%20sharp.gif)
Plate heat exchanger adalah salah satu jenis heat exchanger yang
menggunakan plate metal untuk memindahkan panas diantara dua liquid. Alat ini
memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan alat heat exchanger lainnya yaitu
fluida akan memiliki luas permukaan yang lebih besar, sebab fluida akan
menyebar pada plate. Hal tersebut membantu perpindahan panas, dan sangat
mempengaruhi kenaikan kecepatan perubahan suhu.
Konsep sebelumnya dari heat exchanger adalah menggunakan pipa atau
bahan lainnya untuk memanaskan atau mendinginkan suatu liquid dengan
memindahkan panas ke yang lainnya. Plate heat exchanger merupakan
pengembangan dari model heat exchanger yang menggunakan pipa. Desain dari
plate heat exchanger memberikan perpindahan panas yang lebih cepat. Pada
bagian pipa melewati suatu ruang, terdapat dua ruangan, biasanya tidak terlalu
dalam, dan permukaannya dipisahkan oleh plate metal. Plate menghasilkan luas
permukaan yang besar, yang memberikan perpindahan panas yang lebih cepat.
Setiap ruangan dibuat tipis untuk memastikan sebagian besar dari liquid berkontak
dengan plate, hal tersebut juga menambah luas perpindahan panas.
Dalam Plate Heat Exchanger (PHE) biasanya plate disusun dalam suatu
cara untuk membentuk saluran untuk liquid panas dan liquid dingin. Dengan
adanya gelombang-gelombang pada plate, dapat menghasilkan aliran yang
turbulen sehingga meningkatkan laju perpindahan panas. Jika dibandingkan
dengan Shell & Tube Heat Exchanger, PHE dapat mencapai 1C, sedangkan Shell
& Tube Heat Exchanger mencapai hingga 5C. untuk jumlah panas yang sama
yang dipindahakan, luas area yang dibutuhkan oleh PHE jauh lebih sedikit.
Perluasan area perpindahan panas dapat dilakukan untuk PHE. Berdasarkan alasan
diatas, PHE dapat digunakan untuk perpindahan panas yang lebih baik dan
terkontrol.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Plate_heat_exchanger)
t2
t ( LMTD )
2.
(T1 t1 ) (T2 t 2 )
ln(T1 t1 ) /(T2 t 2 )
t ( LMTD )
(T1 t 2 ) (T2 t1 )
ln(T1 t 2 ) /(T2 t1 )
q
Q
10
dimana:
Npr = (Cp.)
k
(Geankoplis, 1997)
II.5.4. Perancangan Plate Heat Exchanger
II.5.4.1. Luas Permukaan dan Panjang Efektif
Luas permukaan total, A, ditentukan dengan :
A=
M .Cp.t
(1)
U .t LMTD
11
(2)
U 1 2
N Nu .
(3)
de
12
Di mana N Re
0 ,14
(8)
m.d e
Cp.
dan N Pr
0 ,1
0,4
(10)
0 ,1
(11)
2. f .m 2 .L
(12)
.D
Untuk setiap plate m = channel flowrate / luas area tiap channel dan D =
diameter efektif (13)
Untuk setiap port G = port flowrate / luas area tiap port dan D = port
nozzle (14)
13
1,17
N Re
0 , 27
32
N Re
(Aylianawati, 1999)
14