Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

METODOLOGI PENELITIAN

OLEH :

KELOMPOK I

MASRIYANTO TASMAN G2T121046

AHMAD MUNAWIR S. G2T121043

AMSYAL G2T122024
LAODE HERMAN G2T121054
WAYAN SUKADANA G2T121038

PROGRAM S2 MANAJEMEN REKAYASA


UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
1. Nama Rizky Pratama Putra, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS).
Judul Analisa Penempatan Distributed Generation pada Jaringan Distribusi 20
KV.
Tujuan Tugas Akhir ini akan membahas mengenai bagaimana DG dapat
memperbaiki power quality pada jaringan yang telah ada dan gangguan
apa saja yang dapat terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan terhadap gangguan yang terjadi di masa yang akan datang.
Metode Kondisi Eksisting Aliran Daya Elemen data yang digunakan pada
simulasi ini adalah data – data yang terdapat pada GI Wonorejo. Berikut
ini adalah daftar elemen pada GI Wonorejo yang digunakan dalam
simulator ETAP.
Data-data mengenai aliran daya diambil saat beban dalam kondisi semua
beban beroperasi dan dalam keadaan steady state.
Pada keadaan ini didapat data bahwa sistem memerlukan pasokan daya
sebesar 1.741 MW yang terdiri dari total beban motor 1.387 MW, total
beban statik 0.329 MW dan total losess 0,025 MW. Pasokan daya
tersebut diperoleh dari jaringan distribusi PLN. Faktor daya sistem
tercatat sebesar 84.12%.
Hasil Hasil Analisa Pemasangan DG Berdasarkan analisa dari pemasangan
DG pada beberapa bus, maka disimpulkan bahwa pemasangan DG lebih
baik diletakkan pada bus 1, karena DG tersebut menggunakan generator
induksi sehingga memerlukan daya reaktif. Daya reaktif tersebut diambil
dari jaringan yang menyebabkan turunya faktor daya pada sumber.
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin jauh
DG diletakkan dari sumber maka akan mempengaruhi faktor daya pada
bus-bus disekitarnya.
Untuk mengkompensasi turunnya daya reaktif pada sumber maka
dipasang kapasitor bank. Agar pemasangan kapasitor bank menjadi
efektif maka DG sebaiknya diletakkan pada bus 1 sehinnga hanya bus 1
saja yang diberi kapasitor bank. Jika DG diletakan di bus yang lain maka
akan mempengaruhi faktor daya bus disekitarnya sehingga perlu
pemasangan kapasitor bank pada tiap bus yang faktor dayanya
berkurang.
Kesimpulan 1. Potensi angin di Surabaya dapat dimanfaatkan secara maksimal
menjadi pembangkit listrik tenaga angin sehingga kebutuhan listrik di
Surabaya Selatan dapat tercukupi dan tidak tergantung dari
pembangkit berbahan baku fosil lagi.
2. Untuk memperbaiki faktor daya akibat pengaruh dari pemasangan DG
ini, perlu digunakan kapastior bank. Pemakaian kapasitor bank ini
juga mampu meperbaiki faktor daya pada bus sumber (swing bus).
3. DG wind turbine ini mampu memberikan daya aktif. Total daya yang
dihasilkan dengan kecepatan angin yang dikontrol tetap pada
kecepatan rata-rata 5 m/s adalah 15 x 50 kW dengan frekuensi 50 Hz.
2. Nama Mochammad Nawawi Ulumudin, Hari Purnama , Supriyanto
Prosiding The 12th Industrial Research Workshop and National
Seminar Bandung, 4-5 Agustus 2021.
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung
Judul Pengaruh Distributed Generation terhadap Koordinasi Proteksi Recloser
Fuse pada Jaringan IEEE 34 Node Menggunakan ETAP
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat pengaruh penambahan
distributed generation terhadap koordinasi proteksi recloser dan fuse
pada jaringan menggunakan simulasi software ETAP.
Metode Metode tahapan proses dilakukan pada jaringan IEEE 34 Node Test
Feeder.
Terdapat 2 simulasi yang dilakukan yaitu simulasi load flow dan
simulasi short cicuit.
Hasil Kurva koordinasi proteksi ditampilkan dari star view untuk
menampilkan koordinasi proteksi saat terjadi gangguan. Penambahan
distributed generation berkapasitas 1,075 MVA dititik 836
mempengaruhi koordinasi proteksi dengan waktu kerja minimum
melting fuse lebih cepat dengan waktu 32,2 ms dibandingkan recloser
cepat dengan waktu 68,4 ms sehingga menyebabkan urutan kerja
proteksi tidak berjalan baik.
Kesimpulan Penambahan DG sangat mempengaruhi koordinasi proteksi recloser dan
fuse. Posisi serta kapasitas DG mengakibatkan arus yang masuk pada
kedua proteksi berbeda sehingga menyebabkan koordinasi tidak
berjalan baik. Hal ini diperlihatkan ketika DG 1,075 MVA ditempatkan
setelah recloser dan titik gangguan hubung singkat. Arus yang masuk
pada proteksi recloser dan fuse jauh berbeda. Kondisi seperti itu
mengharuskan setting fuse dan recloser diganti. Maka dari itu, kondisi
yang aman untuk penambahan DG tanpa adanya pengubahan nilai
setting recloser dan fuse adalah titik 806 dengan kapasitas 0,6 MV, titik
806 dengan kapasitas 1,075 MVA, titik 836 dengan kapasitas 0,6 MVA.
Dilihat dari hasil penelitian, DG akan baik ketika penempatan sebelum
koordinasi proteksi atau setelah koordinasi proteksi dengan kapasitas
yang tidak terlalu besar atau dalam arti kapasitas DG harus disesuaikan.
3. Nama Aldi Firmasnyah, Ir. Junaidi, M.Sc, IPM., Zainal Abidin S.T., M.Eng.

Program Studi Teknik Elektro. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik.


Universitas Tanjungpura Pontianak
Judul Studi Hubung Singkat Dengan Interkoneksi Distributed Generation
Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KV PT. PLN UP3 Pontianak
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemasangan
Distributed Generation (DG) terhadap gangguan arus hubung singkat
tiga fasa dan satu fasa ke tanah pada Jaringan Tegangan Menengah.
Metode Penelitian dilakukan menggunakan studi aliran daya dengan metode
Newton-Raphson. Penentuan peletakan DG menggunakan metode
Voltage Stability Index (VSI). Penelitian dilakukan pada Penyulang
Raya 10 dengan 2 skenario pemasangan DG yaitu pemasangan 1 DG
dan 2 DG.
Hasil Pada pemasangan 1 DG berkapasitas 2,4 MW pada bus 93 dan skenario
pemasangan 2 DG masing-masing berkapasitas 1,2 MW pada bus 71
dan 93. Nilai total arus hubung singkat tiga fasa tanpa DG sebesar
216,67 kA, 1 DG sebesar 241,043 kA, dan 2 DG sebesar 241,451 kA.
Untuk nilai total arus hubung singkat satu fasa ke tanah tanpa DG
sebesar 118,979 kA, 1 DG sebesar 162,928 kA, dan 2 DG sebesar
174,808 kA. Pada saat tanpa DG arus hubung singkat tiga fasa di bus 93
sebesar 1,358 kA, ketika DG berkapasitas 1,2 MW di bus 93 sebesar
1,626 kA, dan ketika DG berkapasitas 2,4 MW di bus 93 sebesar 1,758
kA. Pada saat tanpa DG arus hubung singkat satu fasa ke tanah di bus
93 sebesar 0,613 kA, ketika DG berkapasitas 1,2 MW di bus 93 sebesar
1,359 kA, dan ketika DG berkapasitas 2,4 MW di bus 93 sebesar 1,655
kA.
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak DG yang terpasang pada sistem maka semakin besar pula arus
hubung singkat pada sistem dan semakin besar kapasitas DG yang
ditambahkan, maka semakin besar pula arus hubung singkatnya.
4. Nama Rio Wahyudi, Yulisman, Herris Yamashika
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Judul Analisa Stabilitas Transien Pada Jaringan Distribusi Radial Ieee 33 Bus
Terhubung Dengan Energi Terbarukan (Photovoltaic)
Tujuan Penambahan pembangkit DG dalam menyediakan sumber energi listrik
yang baik bagi konsumen dibutuhkan analisa-analisa untuk mengkaji
kondisi kestabilan pada sistem.Kestabilan tegangan,analisa aliran daya
menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga keandalan pada sistim
distribusi.Agar dapat memperoleh manfaat dari Distributed Generation
(DG) akan dilakukan optimasi dalam penempatan dan penentuan
kapasitas DG.
Metode Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan tes case
sistem distribusi radial IEEE 33 bus. Lokasi penempatan dan besar
berdasarkan hasil penelitian. Perencanaan yang dilakukan membuat
single line diagram jaringan distribusi radial IEEE 33 bus, sebelum
dilakukan perencanaan perlu diketahui spesifikasi masing data yang
akan digunakan.
Hasil Melakukan simulasi gangguan pada sistem distribusi radial IEEE 33 bus
dan mengamati perubahan parameter ketika mengalami gangguan pada
masa transien. Simulasi dilakukan dalam bebrepa skenario,yaitu;
1. Analisa Load Flow dilakukan pada Sistem Distribusi radial IEEE 33
bus
2. Simulasi dan analisa dilakukan pada saat penambahan Distributed
Generation pada bus 16
3. Simulasi dan analisa dilakukan pada saat penambahan Distributed
Generation pada bus 27.
4. Simulasi dan analisa dilakukan pada saat penambahan Distributed
Generation pada bus 16 dan bus 27.
Kesimpulan 1. Analisis stabilitas transien digunakan untuk melihat respon pada
sistem ketika terjadi gangguan, menganalisa aliran daya listrik
beserta cara mengatasinya untuk mewujudkan sistem yang stabil
dilihat dari parameter frekuensi dan tegangan.
2. Setelah dilakukan pemasangan satu Distributed Generation,dan dua
Distributed Generation Menunjukan hasil bahwa tegangan
mengalami perbaikan.
3. Setelah dilakukan pemasangan DG pada bus 16 ditunjukan bahwa
tetap mengalami jatuh tegangan diatas 5% dari tegangan nominal
sebanyak 17 bus dan 16 bus dalam keadaan normal.Total losses
sebesar 150,8 kW
4. Setelah dilakukan pemasangan DG pada bus 27 berdasarkan simulasi
aliran daya yang telah dilakukan tegangan mengalami perbaikan
dibandingkan sebelumnya ditunjukkan bahwa jatuh tegangan hanya
terjadi di tiga bus dan total losses sebesar 122,8 kW.
5. Setelah dilakukan pemasangan DG pada bus 16 dan bus 27
ditunjukkan bahwa tidak ada bus yang mengalami undervoltage dari
tegangan nominal dan total losses sebesar 118,5 kW.
5. Nama Bambang Winardi, Tedjo Sukmadi, Enda Wista Sinuraya, Agung
Nugroho

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang


Judul Pengaruh Penempatan Distributed Generation (DG) Terhadap
Keandalan Penyulang Mra05 Gi Mrica Banjarnegara
Tujuan Pada penelitian ini dibahas besarnya indeks keandalan (SAIFI, SAIDI,
CAIDI) pada saat kondisi DG tidak terpasang dan terpasang
Metode Perhitungan besarnya indeks keandalan dilakukan dengan menggunakan
metode Reliability Index Assesment (RIA) , hasil perhitungan
dibandingkan dengan hasil simulasi software ETAP 12.6.0.
Hasil Indeks keandalan berdasarkan metode RIA saat DG tidak terpasang, dan
nilai SAIFI adalah 2,96228 gangguan/tahun, besar SAIDI adalah 9,1185
jam/tahun, nilai CAIDI sebesar 3,078 jam/gangguan, Saat DG
terpasang, besar SAIFI adalah 2,96228 gangguan/tahun, besar SAIDI
adalah 7,567 jam/tahun, besarnya CAIDI adalah 2,5546 jam/gangguan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada
saat kondisi DG tidak terpasang dengan menggunakan metode
Reliability Index Assesment(RIA), besarnya indeks keandalan pada
penyulang MRA05 adalah SAIFI sebesar 2,96228 gangguan/tahun,
SAIDI sebesar 9,1185 jam/tahun, CAIDI sebesar 3,078 jam/pelanggan,
ENS sebesar 42,1842 MWh/tahun, AENS sebesar 0,00358
MWh/pelanggan. Pada kondisi DG terpasang dengan menggunakan
metode RIA, besarnya indeks keandalan pada penyulang MRA05
adalah SAIFI sebesar 2,9635 gangguan/tahun, SAIDI sebesar7,567
jam/tahun.

6. Nama Asran, Misbahul Jannah , Adi Setiawan

Jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh.


Judul Simulasi dan analisa pemasangan distributed generation (DG) fuel cell
dan pengaruhnya terhadap interkoneksi sistem distribusi.
Tujuan Sasaran dari penelitian ini adalah dengan pemasangan DG, maka akan
terjadi perubahan besar arus pada suatu saluran tertentu sehingga akan
berpengaruh terhadap profil tegangan dan rugi-rugi daya pada sistem
distribusi.
Metode Pengumpulan Data dilakukan dengan mencari segala parameter-
parameter yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu tentang sistem
distribusi IEEE 34 bus. Selanjutnya merangkai oneline diagram IEEE
34 bus pada software ETAP 12.6 dan menjalankannya untuk
mendapatkan hasil yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan hasil yang
diinginkan, selanjutnya dilakukan analisa pada sistem distribusi IEEE
34 bus ini, seperti profil tegangan, jatuh tegangan, dan rugi-rugi daya.
Setelah melakukan analisa pada sistem distribusi IEEE 34 bus, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini.
Hasil Dalam penelitian ini pemasangan Distributed Generation (DG) pada bus
862 mampu memperbaiki jatuh tegangan menjadi 0,19 kV dan rugi-rugi
daya menjadi 17,703 kW.
Kesimpulan 1. Pemasangan pembangkit tersebar pada sistem distribusi IEEE 34 bus
mampu memperbaiki profil tegangan hingga mencapai 98,96% atau
sebesar 23,11 kV dari tegangan awal 88,08% atau sebesar 20,61 kV
2. Jatuh tegangan pada bus 814 sebesar 35,97 kV, jatuh tegangan pada
bus 848 sebesar 5,57 kV, dan jatuh tegangan pada bus 862 sebesar
5,00 kV, yang berarti jatuh tegangan semakin lama semakin
menurun.
3. Rugi-rugi daya pada sistem distribusi IEEE 34 bus sebesar 185,943
kW, namun setelah dilakukan pemasangan DG nilai rugi-rugi daya
menurun hingga 17,703 kW, yang berarti pemasangan DG pada
sistem distribusi IEEE 34 bus mampu meredam atau mengurangi
rugi-rugi daya.
4. Pada hasil simulasi sistem distribusi IEEE 34 bus, pemasangan
pembangkit tersebar yang sesuai atau yang lebih efisien adalah pada
bus 862, karena memiliki nilai rugi-rugi daya yang paling kecil.

7. Nama Norudhol Hadra Sabilla, Agung Nugroho, and Susatyo Handoko

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang


Judul Optimasi Penempatan Pembangkit Terdistribusi Pada Ieee 30 Bus
System Menggunakan Algoritma Genetika.
Tujuan optimasi penempatan Pembangkit Terdistribusi dan kapasitasnya
dengan menggunakan Algoritma Genetika, untuk melihat pengaruh
Pembangkit Terdistribusi terhadap rugi-rugi jaringan listrik. Parameter
fungsi objektif pada algoritma genetika adalah rugi-rugi daya total pada
sistem distribusi.
Dengan meminimumkan rugi-rugi daya total maka akan diketahui
lokasi dan kapasitas Pembangkit Terdistribusi yang paling optimal.
Metode Algoritma genetika menggunakan analogi secara langsung dari
kebiasaaan yang alami yaitu seleksi alam. Algoritma ini bekerja dengan
sebuah populasi yang terdiri dari individu -individu, yang masing-
masing individu mempresentasikan sebuah solusi yang mungkin bagi
persoalan yang ada. Dalam kaitan ini, individu dilambangkan dengan
sebuah nilai fitness yang akan digunakan untuk mencari solusi terbaik
dari persoalan yang ada.
Dalam perancangan sistem optimasi ini dilakukan dengan menggunakan
software MATLAB. Metode algoritma genetika dipilih karena cocok
untuk ruang solusi yang besar dan load flow analysis menggunakan
metode Newton-Raphson karena cepat mencapai nilai konvergen
sehingga membutuhkan sedikit iterasi, namun tiap iterasinya
membutuhkan waktu yang lama.
Hasil Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan berbagai kombinasi lokasi
dan kapasitas Pembangkit Terdsitribusi, Algoritma Genetika berhasil
menurunkan rugi-rugi daya secara signifikan.
Pada pengujian dengan 1 Pembangkit Terdistribusi pada bus 30 dengan
kapasitas 4,996 MW, rugi-rugi daya total berkurang 0,885 MW.
Pada pengujian dengan 2 Pembangkit Terdistribusi pada bus 19 dan 30
dengan kapasitas masing-masing 4,996 MW dan 4,988 MW, rugi-rugi
daya total dapat berkurang1,625 MW. Pada pengujian dengan 3
Pembangkit Terdistribusi pada bus 15, 24, dan 30 dengan kapasitas
masing-masing 4,953 MW, 4,996 MW, dan 4,926 MW, rugi-rugi daya
total dapat berkurang 2,25MW.
Kesimpulan Perlu dipertimbangkan lebih lanjut untuk optimasi penempatan
pembangkit terdistribusi menggunakan metode optimasi lainnya, seperti
logika fuzzy, ant colony optimization, particle swarm optimization,
kombinasi beberapa metode, dan lain-lain.
Diperlukan adanya pengembangan terhadap program optimasi dengan
menambah parameter lainnya, seperti biaya pemasangan pembangkit
terdistribusi, biaya perawatan, pengaruh pertumbuhan beban dimasa
mendatang, optimasi dengan data sistem yang tidak seimbang, potensi
energi disuatu daerah dan sebagainya

8. Nama Brianca Aldy Candra, Awan Uji Krismanto ST.MT. PhD, Ir. Ni Putu
Agustini, MT.

Institut Teknologi Nasional, Malang, Indonesia


Judul Analisa Pengaruh Operasi On-Grid Pembangkit Terdistribusi Terhadap
Profil Tegangan dan Rugi – Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi
Tujuan Profil tegangan dan rugi-rugi daya, kestabilan statis dan dinamis. Serta
bagaimana perbandingan sebelum dan sesudah masuknya oprasi
photovoltaic on-grid .
Metode Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menganalisa profil tegangan dan rugi-rugi daya pada sistem jarigan
distribusi sebelum di pasang photovoltaic. Dan menganalisa dampak
sesudah pemasangan photovoltaic OnGrid yang ditimbulkan terhadap
profil tegangan dan rugi-rugi daya. Sehinggah masuknya photovoltaic
ini dapat megoptimalkan pengiriman energi listrik pada sistem distribusi
sampai ke beban (konsumen).
Penelitian ini dilakukan di PT.PLN (persero) pada jaringan distribusi
yang berlokasi di Kabupaten Pasuruan untuk mengoptimalkan
pengiriman daya listrik.
Dalam penelitian ini akan digunakan software DigSILENT
PowerFactory untuk mensimulasikan aliran daya sistem distribusi
dengan adanya oprasi OnGrid pembangkit berbasis EBT. Maka
selanjutnya akan di lihat pengaruh masukknya EBT tersebut terhadap
profil tegangan dan rugi – rugi daya yang akan di teliti dengan kurva
PV dan PQ.
Hasil Dari hasil simulasi penambahan pv berkapasitas 15 kW kalipucang
terdapat perubahan kenaikan profil tegangan pada sebagian kecil bus
yang letaknya jauh dari sumber. Namun tidak berpengaruh besar pada
rugi-rugi daya yang terjadi. Pada sekema ke dua kapasitas pv dinaikan
150 kW dan dapat mengangkat prifil teganan hampir semua bus dan
mengurangi tingkat rugi-rugi daya sebesar 10 kW. Begitu pula dengan
skema ke tiga kapasitas pv dinaikan sebesar 250 kW dan dapat
mengangkat profil tegangan pada hampir semua bus dan mengurangi
rugi-rugi daya sebesar 20 kW.
Kesimpulan 1. Dengan masuknya pembangkit terdistribusi berbasis photovoltaic
dapat meningkatkan nilai profil tegangan di beberapa bus.
2. Dengan masukknya sistem PV pada jaringan distribusi dapat
mengurangi power losses.
3. Kestabilan dinamis pada sistem setelah masuknya PVDG juga
mengalami peningkatan.
4. Kemampuan sistem dalam mengatasi penambahan beban saat terjadi
over load meningkat ketika PV beroprasi pada jaringan.

9. Nama Said Aiyub. Teuku Hasannuddin, Mulyadi.

Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe


Judul Analisa Tanggapan Sudut Rotor Akibat Masuknya Distributed
Generation Pada Sistem Interkoneksi Jamali.
Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati kestabilan dinamik sistem
interkoneksi sub sistem 500 kV Jamali akibat masukya distributed
generation pada sistem tersebut.
Metode Membuat one line diagram sebelum dan setelah pemasangan distributed
generation.
Simulasi aliran daya sistem tenaga listrik sub sistem 500 kV Jamali
untuk mengetahui tegangan dan daya yang dibangkitkan oleh generator-
generator pada beban puncak sistem.
Simulasi stabilitas dinamik sistem tenaga tanpa distributed generation,
dengan mengamati Sudut Rotor dari generator besar yang terhubung
pada sub sistem 500 kV Jamali.
Simulasi stabilitas dinamik sistem tenaga dengan adanya distributed
generation, dengan mengamati Sudut Rotor dari generator besar yang
terhubung pada tegangan 500 kV.
Hasil Analisa stabilitas dinamik menyangkut tanggapan sudut rotor akibat
adanya distributed generation pada sistem interkoneksi Jamali yang
terdiri dari 51 generator dan 23 gardu induk tegangan tinggi (Gitet)
dilakukan untuk mengetahui perubahan sudut rotor dari masing-masing
pembangkit sebelum dan setelah pemasangan distributed generation bila
terjadi pelepasan beban dalam rentang waktu satu detik dari detik kedua
sampai dengan detik ketiga sebesar 20% pada setiap bus. Dampak
pemasangan distributed generation pada sistem interkoneksi Jamali
dengan tingkat penetrasi sebesar 20% dari jenis generator sinkron bila
terjadi pelepasan beban dalam rentang waktu satu detik dari detik kedua
sampai dengan detik ketiga sebesar 20% pada setiap bus menunjukan
bahwa settling time sudut rotor dari setiap pembangkit semakin
bertambah dengan adanya distributed generation. Penambahan terbesar
terjadi pada pembangkit Tanjung Jati dengan nilai 20,03 detik, dan
terkecil terjadi pda pembangkit Gresik dengan nilai 10,19 detik.
Kesimpulan Setelah dilakukan simulasi stabilitas dinamik akibat masuknya
distributed generation pada sistem interkoneksi Jamali dapat
disimpulkan:
1. Tanggapan sudut rotor dari setiap pembangkit dengan adanya
distributed generation dan adanya pelepasan beban sebesar 20%
pada setiap bus dalam rentang waktu 1 detik dari detik ke 2 sampai
detik ke 3 menunjukkan kenaikkan settling time sudut rotor dari
setiap pembangkit.
2. Kenaikkan settling time sudut rotor maksimum terjadi pada
pembangkit Tanjung Jati dengan nilai 20,03 detik, dan terkecil
terjadi pda pembangkit Gresik dengan nilai 10,19 detik.
3. Perubahan nilai sudut rotor setiap generator yaitu berkisar antara 20°
- -30°.

10. Nama Yusran, Indar Chaerah Gunadin, Gassing.

Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia


Judul Alokasi Optimum Pembangkit Tersebar Bertipeinjeksi Daya Aktif Pada
Jaringan Distribusi Tenagalistrik Berbasis Particle Swarm Optimization
Tujuan Adapun penelitian ini membahas tentang alokasi optimum PT bertipe
injeksi daya aktif pada jaringan distribusi tenaga listrik. PT dalam
penelitian ini, disimulasikan terpasang hanya pada bus-bus distribusi.
Bus-bus tersebut merupakan bagian integral dari sistem IEEE 30 Bus
Test System bertipologi mesh.
Alokasi optimum PT didapatkan melalui penggunaaan metode Particle
Swarm Optimization (PSO). Optimisasi yang dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan rugi daya-rugi daya minimum dalam batas standar
tegangan yang ditentukan. Penelitian ini menggunakan standar tegangan
IEEE (0,90 pu – 1,1 pu) sebagai referensi.
Penelitian ini membahas tentang alokasi optimum Pembangkit Tersebar
(PT) bertipe injeksi daya aktif pada jaringan distribusi tenaga listrik.
Alokasi optimum PT didapatkan melalui penggunaan salahsatu metode
kecerdasan buatan yaitu Particle Swarm Optimization (PSO).
Metode Penelitian ini menggunakan tiga unit PT tipe 1. Kapasitas daya PT
dibatasi maksimum 10 MW. Plant penelitian berupa jaringan IEEE 30
Bus Test System.
Optimisasi yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan rugi daya-rugi
daya minimum dalam batas standar tegangan yang ditentukan.
Hasil Pemasangan PT menghasilkan reduksi rugi-rugi daya sebesar 23,7627
% dan kenaikan tegangan rata-rata sebesar 0,0139 pu.
Kesimpulan Alokasi optimum PT yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
plant jaringan tenaga listrik IEEE 30 bus. Prosedur optimisasi mengikuti
langkah-langkah standar metode PSO dengan target rugirugi daya aktif
minimum dan tegangan jaringan yang tetap terjaga dalam nilai standar
yang ditentukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa PT terpasang pada
bus 19 dengan kapasitas 9,670 MW. Unit 2 dan 3 masing-masing
terpasang pada bys 24 dan 30 dengan kapasitas 9,956 dan 9,997 MW.
Pemasangan PT menghasilkan reduksi rugi-rugi daya sebesar 23,7627
% dan kenaikan tegangan sebesar 0,0139 pu.
Dari penelitian terdahulu, semua penelitian menggunakan parameter dan variable yaitu:

a. Judul 1- Data-data mengenai aliran daya diambil saat beban dalam kondisi semua beban
beroperasi dan dalam keadaan steady state, kemudian disimulasikan menggunakan
software ETAP
b. Judul 2- Metode tahapan proses dilakukan pada jaringan IEEE 34 Node Test Feeder.
Terdapat 2 simulasi yang dilakukan yaitu simulasi load flow dan simulasi short cicuit.
c. Judul 3 - Dilakukan menggunakan studi aliran daya dengan metode Newton-Raphson.
Penentuan peletakan DG menggunakan metode Voltage Stability Index (VSI).
d. Judul 4 - Dilakukan dengan tes case sistem distribusi radial IEEE 33 bus. Lokasi
penempatan dan besar berdasarkan hasil penelitian. Perencanaan yang dilakukan
membuat single line diagram jaringan distribusi radial IEEE 33 bus.
e. Judul 5 - Perhitungan besarnya indeks keandalan dilakukan dengan menggunakan metode
Reliability Index Assesment (RIA) , hasil perhitungan dibandingkan dengan hasil
simulasi software ETAP 12.6.0.
f. Judul 6 - Pengumpulan Data dilakukan dengan mencari segala parameter-parameter yang
diperlukan dalam penelitian ini yaitu tentang sistem distribusi IEEE 34 bus. Selanjutnya
merangkai oneline diagram IEEE 34 bus pada software ETAP 12.6 dan selanjutnya
dilakukan analisa profil tegangan, jatuh tegangan, dan rugi-rugi daya.
g. Judul 7 - Dalam perancangan sistem optimasi ini dilakukan dengan menggunakan
software MATLAB. Metode algoritma genetika dipilih karena cocok untuk ruang solusi
yang besar dan load flow analysis menggunakan metode Newton-Raphson
h. Judul 8 - menganalisa profil tegangan dan rugi-rugi daya pada sistem jarigan distribusi
sebelum di pasang photovoltaic. Dan menganalisa dampak sesudah pemasangan
photovoltaic OnGrid yang ditimbulkan terhadap profil tegangan dan rugi-rugi daya.
Dalam penelitian ini akan digunakan software DigSILENT PowerFactory untuk
mensimulasikan aliran daya sistem distribusi dengan adanya oprasi OnGrid pembangkit
berbasis EBT.
i. Judul 9 - Membuat one line diagram sebelum dan setelah pemasangan distributed
generation. Simulasi aliran daya sistem tenaga listrik sub sistem 500 kV Jamali untuk
mengetahui tegangan dan daya yang dibangkitkan oleh generator-generator pada beban
puncak sistem.
j. Judul 10 - Penelitian berupa jaringan IEEE 30 Bus Test System. Optimisasi yang
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan rugi daya-rugi daya minimum dalam batas
standar tegangan yang ditentukan.
Oleh karena itu, sehubungan dengan penelitian saya dengan judul : OPTIMASI
INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (DG) DI WILAYAH KENDARI
DENGAN PEMASANGAN CAPACITOR BANK, maka terdapat kekuarangan dari segi
variable yang belum di teliti oleh mereka, yaitu: indeks gangguan pada sistem pembangkit listrik
dan pengaruh jaringan listrik dengan pemasangan capacitor bank. Variable ini akan saya
gunakan pada penelitian saya untuk mengisi gap yang belum di teliti oleh peneliti sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai