Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Surya Hardi., M.Sc
Oleh :
ALBERT PANJAITAN
NPM. 2020080008
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui rugi-rugi daya
pada saluran sistem 20 KV menggunakan aplikasi ETAP 12.6 dan
mengetahui nilai susut daya serta proses rekonsiliasi energy pada
Penyulang Nijang.
Subjek Penelitian PT. PLN UP3 Sumbawa Penyulang Nijang
Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif karena peneliti berangkat dari sebuah teori
(menguji sebuah teori) menuju data dalam bentuk angka dan berakhir
pada penerimaan atau penolakan dari teori yang telah diuji
kebenarannya.
Penelitian kuantitatif bertumpu sangat kuat pada pengumpulan data.
Data yang dimaksud berupa data yang diperoleh dari hasil pembacaan
titik transaksi untuk dimasukan dilakukan perhitungan dan analisa.
Karena itu, dalam penelitian ini statistik memegang peran sangat
penting sebagai alat untuk menganalisis jawaban suatu masalah.
Landasan Teori Sistem Tenaga Listrik
PLN (2010) tentang kriteria disain enjinering kontruksi jaringan distribusi
tenaga listrik menjelaskan bahwa suatu sistem tenaga listrik.
secara sederhana terdiri atas sistem pembangkit, sistem transmisi dan
gardu induk, sistem distribusi dan sistem sambungan pelayanan.
Sistem‐sistem tersebut saling berkaitan dan membentuk suatu sistem
tenaga listrik.
Gardu Distribusi
Gardu distribusi merupakan kumpulan / gabungan dari perlengkapan
hubung bagi baik tegangan menengah dan tegangan rendah.
3. Tahap pemodelan
Tahap Pemodelan ini dilaksanakan dengan menjalankan hasil
perancangan dan input pada bagian bagian peralatan yang selanjutnya
dilakukan simulasi untuk mengetahui rugi daya.
Kesimpulan Analisis susut rekonsiliasi energi mempunyai hasil Susut Daya Paling
Besar dengan besar susut 10.657,38 kWh jika dibandingkan dengan
Simulasi ETAP 12.6 dengan hasil 3049,77 kWh dan Perhitungan
Manual sebesar 4198,64 kWh . Beberapa hal yang mempengaruhi
diantaranya :
a. Faktor sambungan yang menambah nilai resistansi pada
penampang atau gardu distribusi yang tidak diperhitungkan pada
Simulasi Etap 12.6 dan perhitungan manual.
b. Kondisi trafo yang ideal sehingga dianggap tidak ada rugi-rugi
Trafo yang di akibatkan unbalance trafo.
c. Error pengukuran pada rekonsiliasi energi bisa juga mempengaruhi
besarnya nilai rekonsiliasi energi.
Kekuatan Penelitian 1. Penulisan mempunyai struktur yang baik.
2. Data yang diambil langsung dari PT. PLN UP3 sehingga merupakan
data ril bukan perkiraan.
3. Hasil Penelitian ini bisa digunakan oleh PT. PLN untuk dapat
melakukan rekonsilisasi pada penyulang Nijang sehingga dapat
meminimalisir kerugian.
Kelemahan Penelitian 1. Tempat objek penelitian kurang dijelaskan pada pendahuluan.
2. Pada Landasan teori tidak dicantumkan atau dijelaskan teori tentang
rumus yang digunakan untuk menghitung nilai susut jaringan distribusi.
JURNAL II
Judul Analisis Mitigasi Voltage Sag Akibat Graound Fault
Menggunakan Dynamic Voltage Restorer di PT. PLN (Persero)
Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan
Nama Jurnal Jurnal Magnetica
Volume dan Halaman Vol. I 41 sampai 48
Tahun 1 September 2017
Penulis Ahmad Fauzan, Dr. Eng. Ir. I Made Wartana, MT, Ir. Taufik Hidayat,
MT
Reviewer Albert Panjaitan
Tanggal 10 Juni 2021
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adala untuk meningkatkan power quality pada
jaringan distribusi.
Subjek Penelitian PT. PLN (persero) Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan.
Metode Penelitian Memasukan data ke dalam pemodelan PSCAD/EMTDC Power
Simulation
Gambar Flowchart Pemecahan Masalah
Landasan Teori A. Voltage Sag Voltage sag atau kedip tegangan adalah salah satu
faktor yang menyebabkan berkurangnya kualitas daya listrik.
Voltage sag terjadi karena penurunan nilai rms dari nilai nominalnya
yang terjadi dalam waktu singkat dari 10 ms sampai beberapa detik.
B. Dynamic Voltage Restorer (DVR)
suatu peralatan yang berguna untuk mengatasi kedip tegangan ataupun
voltage swell. Pada dasarnya DVR mempunyai suatu power circuit dan
suatu kontrol sirkuit. kontrol sirkuit atau rangkaian kendali yang
berfungsi sebagai pengatur parameter-parameter dari sinyal kendali
yang harus diinjeksikan oleh DVR pada sistem, diantaranya besaran,
frekuensi, pergeseran fasa, dll.
Adapun perhitungan dalam DVR sebagai berikut [10][11]:
indek modulasi (ma)
Hasil dan Analisis A. Analisi Mitigasi Voltage Sag Akibat Ground Fault Menggunakan
Hasil Dynamic Voltage Restore
Voltage sag menyebabkan berkurangnya kualitas daya listrik, namun hal
ini tidak bisa dihindari karena saat terjadinya gangguan tidak bisa
diketahui dengan pasti. Dengan pemasangan DVR diharapkan bisa
memperbaiki kualitas daya listrik pada saat terjadinya voltage sag.
Analisis mitigasi voltage sag akibat ground fault menggunakan DVR
dilakukan dengan bantuan Software PSCAD/EMTDC Power Simulation.
Software PSCAD/EMTDC power simulation merupakan graphical user
interface yang fleksibel dan powerful. Dengan software ini secara
skematik kita dapat mengkonstruksi rangkaian, menjalankan simulasi,
menganalisa hasil dan manajemen data dalam sebuah integrase yang
lengkap dalam hal grafis, termasuk control dan alat-alat ukur.
B. Single Line Diagram PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kayutangi
Kalimantan Selatan dalam software PSCAD/EMTDC power
simulation
menggambar rangkaian tersebut kedalam lembar kerja pada software
kemudian disimulasikan sesuai dengan urutan langkah kerja dan
menganalisis hasilnya.
Adapun data yang diinputkan pada Single Line Diagram PT. PLN
PERSERO Gardu Induk Kayutangi Kalimantan Selatan dalam software
PSCAD/EMTDC power simulation yaitu :
1. Data beban
2. Data Panjang Saluruan Penyulang
3. Data Transformator
4. Data Suplai ke Gardu Induk.
Gambar Tegangan rms saat terjadi gangguan dua fasa ke tanah setelah
pemasangan DVR
Gambar Tegangan rms saat terjadi gangguan tiga fasa ke tanah setelah
pemasangan DVR
Kelemahan 1. Pada metode penelitian kurang jelas metode apa yang digunakan.
2. Tujuan dari penelitian kurang tidak secara detil atau kuat di jelaskan.
JURNAL III
Judul Analisis Transient Stability Gangguan Short Circuit 3 Phase Dan
Generator Trip Pada Sub Sistem Paiton Dan Grati
Nama Jurnal Jurnal EECCIS
Volume dan Halaman Vol. 14, Hal. 132 sampai 139
Tahun 3 Desember 2020
Penulis Guntur Yanuar Astono, Abraham Lomi, Hadi Suyono
Reviewer Albert Panjaitan
Tanggal 10 Juni 2021
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui stabilitas transien Sub Sistem Paiton dan Grati dari gangguan
Short Circuit 3 Phase dan Generator Trip.
Subjek Penelitian Sub Sistem Paiton dan Grati yang merupakan bagian dari Sistem Kelistrikan
Jawa Timur (Region IV Jawa-Bali)
Metode Penelitian 1. Studi Literatur pada penelitian ini berkaitan dengan transient stability pada
sistem interkoneksi
2. Data yang digunakan adalah data aliran daya UP2B Jawa Timur yang terdiri
dari data pembangkitan, beban gardu induk, data bubar dan penghantar.
3. Analisis transient stability untuk mengetahui perubahan frekuensi, tegangan,
serta perbahan sudut rotor dari gangguan yang terjadi menggunakan simulasi
Etap 12.
4. Analisis stablitas transien berdasarkan jenis gangguan yaitu short circuit 3
phase pada transmisi 150 kV dan generator trip Pembangkit Paiton. Pada
gangguan short circuit 3 phase dilakukan penentuan waktu CCT untuk
pengamanan sistem.
5. Penarikan kesimpulan yaitu memberikan penilaian secara kualitatif
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam menjawab permasalahan
yang telah dirumuskan dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Gangguan Kecil
Gangguan kecil adalah gangguan dengan perubahan sisi beban atau sisi pembangkit
dengan acak, perlahan, dan meningkat atau menurun.
Gangguan besar
Gangguan besar adalah gangguan menyebabkan perubahan secara mendadak di
tegangan bus yang seharusnya langsung dihilangkan.
Pembahasan Setelah menggambarkan pemodelan Sub Sistem Paiton dan Grati dalam bentuk single
line diagram software ETAP 12.6, maka selanjutnya akan dilakukan dimulasi stabilitas
transien meliputi kasus short circuit 3 phase transmisi 150 kV dan generator paiton trip
dengan studi kasus seperti tabel di bawah ini.
Pada kasus ini, short circuit disebabkan oleh saluran 150 kV yang menghubungkan Bus
Grati dan Bus GDTAN terkena gangguan hubung singkat 3 phase, sehingga dilakukan
anilisis dengan mensimulasikan hubung singkat pada saluran tersebut.
Dapat dilihat pada gambar 6 ketika terjadi hubung singkat 3 phasa maka setelah
dilakukan pemutusan waktu CCT 97 ms respon sudut rotor generator Grati, Paiton, dan
Sengguruh mengalami osilasi, akan tetapi dapat kembali dalam kadaan steady state
pada detik ke 10. Osilasi terbesar terjadi pada generator Grati GT 2.2 yaitu sebesar
162,50 degree.
Dapat dilihat pada gambar 7, respon frekuensi antara bus Grati dan bus Gondangwetan
ketika terjadi gangguan frekuensi sistem mengalami osilasi maksimal sebesar 55,47 Hz
dan minimal 49,18 Hz tetapi frekuensi sistem atau bus dapat kembali mencapai steady
state pada 50,38 Hz.
Dapat dilihat pada gambar 8 skema load shedding IBT 500/150 kV GITET Paiton yang
dibagi menjadi beberapa tahap.
Ketika pembangkit PAITON2 lepas dengan daya pembangkitan sebesar 300 MW maka
sudut rotor semua generatror pada sistem akan mengalami perubahan.
yaitu, pada generator GT 1.1, GT 1.2, GT 1.3 PLTGU Grati nilainya 11,01 degree turun
menjadi -4,07 degree dan steady state pada 23,39 degree. Kemudian pada generator
GT 2.1 nilainya 2,28 degree turun menjadi -13,51 degree dan steady state pada 18,30
degree. Waktu yang dibutuhkan semua generator untuk mencapai kondisi stabil /
steady state sebelum dilakukan load shedding yaitu 20 detik.
Dari gambar di atas bisa dilihat perubahan sudut rotor setelah dilakukan load shedding,
semua generator mencapai kondisi stabil / steady state dengan waktu 10 detik. Pada
generator GT 1.1, GT 1.2, GT 1.3 PLTGU Grati perubahan sudut rotor nilainya 11,01
degree turun menjadi -0,02 degree dan steady state pada 15,65 degree. Kemudian
pada generator GT 2.1 nilainya 2,28 degree turun menjadi -8,24 degree dan steady
state pada 7,29 degree. Waktu yang dibutuhkan semua generator untuk mencapai
kondisi stabil / steady state sebelum dilakukan load shedding yaitu 10 detik.
- Pada saat generator paiton mengalami trip, perbandingan kurva antara daya aktif
dan tegangan pada bus 150 kV mengalami penurunan. Sebelum sistem mengalami
gangguan daya aktif pada bus 150 kV sebesar 525,6 MW dan tegangan
menunjukkan 150,8 kV. Setelah paiton mengalami trip aliran daya aktif 342 MW
dan tegangan turun menjadi 122 kV
- perbandingan antara daya reaktif dan tegangan pada bus 150 kV ketika sistem
mengalami gangguan paiton trip dan dilakukan laod shedding. Sebelum gangguan
daya reaktif yang melewati bus 150 kV yaitu 88,5 Mvar dan tegangan 150,8 kV.
Setelah sistem dilakukan load shedding, daya reaktif menunjukkan 51,6 Mvar dan
tegangan 147,7 kV.
Kesimpulan Dari hasil simulasi stabilitas transien pada sistem interkoneksi Paiton dan Grati yang
mengalami gangguan short circuit 3 pashe dan generator paiton trip maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Gangguan short circuit 3 phase transmisi bus Grati – Gondangwetan diperoleh nilai
critical clearing time sebesar 0,97 ms.
2. Sistem interkoneksi Paiton dan Grati saat mengalami generator Paiton trip tegangan
transmisi 70 kV turun menjadi 78,75 %, tegangan transmisi 150 kV turun menjadi 81,24
%, dan tegangan transmisi 500 kV turun menjadi 82,02 % sehingga perlu dilakukan load
shedding
3. Respon sudut rotor ketika mengalami generator Paiton trip mengalami osilisasi dan
mencapai kondisi steady state dengan waktu 20 detik. Seteleh dilakukan load shedding
respom sudut rotor dapat mencapai kondisi steady state dengan waktu 10 detik.
Kekuatan 1. Hasil dari tulisan ini dapat digunakan oleh Unit Pembangkit Sub Sistem Paiton
dan Grati untuk dapat meminimalisir kerugian akibat oleh gangguna short circuit.
2. Penjelasan lengkap dan detil disertai dengan gambar grafik dan kurva serta
table hasil analisis.
3. Menggunakan reverensi yang banyak baik buku maupun jurnal yang
berkaitan dengan tema tulisan.
Kelemahan 1. Tujuan penulisan tidak secara jelas di bahas atau ditulis.
2. Tidak dijelaskan pemodelan yang digunakan dalam menganalisis data
JURNAL IV
Judul Analisis Pengaruh Ketidakseimbangan Beban dan Harmonisa Terhadap Arus Netral Pada
Trafo Distribusi 8 kapasitas 500 KVA di PPSDM Migas Cepu
Nama Jurnal Jurnal Listrik, Instrumentasi dan Elektronika Terapan,
Volume dan Halaman Vol. 1, No. 2 Halaman 28 sampai 33
Tahun Desember 2020
Penulis Riki Khomarudin, Lukman Subekti
Reviewer Albert Panjaitan
Tanggal 10 Juni 2021
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar nilai arus pada saluran netral dan
kandungan harmonisa yang terdapat pada sistem distribusi akibat sistem penggunaan
dan beban yang terpasang.
Subjek Penelitian PPSDM Migas Cepu
Metode Penelitian Pengumpulan data menggunakan alat ukur clamp meter
Landasan Teori 1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi Tenaga Listrik dmerupakan sistem penyaluran tenaga listrik dari
pembangkitan atau sumber Tegangan Menengah (TM) menuju pusat-pusat
pembebanan di masing-masing penyulang
2.Transformer Transformer atau Trafo
Adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik antar dua rangkaian
listrik yaitu disisi primer dan disisi sekunder melalui induksi elektromagnetik.
3. Ketidakseimbangan beban antar saluran pada trafo distribusi dapat diketahui
besarannya
4. Harmonisa
adalah gangguan gelombang sinus di sistem tenaga listrik yang terjadi dalam sistem
distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan.
5 Arus netral akibat beban tidak seimbang
6. Arus netral akibat harmonisa
Arus terukur yang digunakan untuk analisis mengacu sesuai dengan data Inominal pada
tabel 1. Inominal merupakan besar nilai arus yang terukur dengan alat ukur.
Data Trafo S = 500 kVA
V = 380 VAC (line to line)
Pengaruh beban tidak seimbang terhadap arus netral Perhitungan besarnya arus pada
saluran netral merupakan penjumlahan akibat adanya beban yang tidak seimbang.
Besarnya nilai ketidakseimbangan dari analisis diatas sebesar 4.6%. Dari adanya arus
netral tersebut dapat menyebabkan rugi-rugi saluran penghantar. Rugi-rugi inilah yang
menyebabkan terjadinya panas di saluran penghantar, terutama di penghantar sisi
netral.
IR = 346A
IS = 306A
IT = 318A
Cos φ = 0.86 (terukur)
φ 0 = 30.860
Sehingga dari nilai faktor daya (Cos φ = 0.86 (terukur)) diperoleh besar sudut 30.860 .
Untuk mencari arus sisi netral akibat ketidakseimbangan beban digunakan persamaan
7, persamaan 8 dan persamaan 9 berikut,
𝐼𝑅 ⃑ = 346∠(0 +φ) 0
= 346+ 𝑐𝑜𝑠 30.68)+ (𝑗346 sin 30.680 )
= 297.6 + (j176.5) 𝐼𝑆 ⃑⃑
= 306∠(120 + 30.68) 0
= 346+ cos(150.68) +(𝑗306 sin 150.680 )
= -266.8 + (j149.8) 𝐼𝑆 ⃑⃑
= 318∠(240 + 30.68) 0
= 318+ cos 270.680 )+ (𝑗318 sin 270.680 )
= 3.77 + (-j317.98)
Sehingga untuk menghitung arus netral dengan menjumlahkan dari ketiga arus masing-
masing saluran penghantar dari hasil perhitungan dengan penjumlahan vektor,
didapatkan :
𝐼𝑛 ⃑ = 𝐼𝑅 ⃑ +𝐼𝑆 ⃑⃑ + 𝐼𝑇 ⃑
= 297.6 + (j176.5) +(-266.8+(149.8))+3.77+(-j317.98)
=34.57 + j8.32 =35.6 ∠13.50 = 36 A
Jadi memang terdapat arus disisi netral akibat dari beban yang tidak seimbang
Kesimpulan 1. Nilai pembebanan arus fasa R adalah 192,8A, fasa S adalah 121,8A, dan fasa T
adalah 199,1A dengan nilai terukur di saluran Netral sebesar 12,0A.
2. Prosentase pembebanan trafo saluran terdiri-dari fasa R sebesar 46%, saluran fasa
S sebesar 40.3 %, saluran fasa T sebesar 42 %. Dengan nilai ketidakseimbangan
pembebanan didapatkan hasil perhitungan sebesar 4.6 %.
1. 3. Pada harmonisa tegangan didapatkan nilai THDv fasa R sebesar 1.7%, fasa S
sebesar 1.5%, dan fasa T sebesar 1.6%. Dengan tegangan kerja pengukuran
dibawah 1 kV dengan batas harmonisa 8.0 %, maka harmonisa tegangan masih
memenuhi standart.
Kekuatan 1. Hasil dari perhitungan dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas daya
listrik di PPSDM Migas Cepu
2. Data yang dihasilkan cukup jelas.
Kelemahan 1. Latar belakang masalah pada pendahuluan kurang tajam untuk bisa
mengangkat penulisan tersebut.
2. Metode penelitian yang dilakukan tidak jelas.
JURNAL V
Judul Analisis Pengaruh Beban Tak Seimbang Terhadap Harmonisa pada Variable Speed Fasa
Tiga
Nama Jurnal Sigma Epsilon
Volume dan Halaman Vol.18 No. 3, Hal. 78-88
Tahun November 2014
Penulis Riki Khomarudin, Lukman Subekti
Reviewer Albert Panjaitan
Tanggal 10 Juni 2021
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban tak seimbang terhadap
harmonisa pada Variable Speed Drive (VSD) fasa tiga.
Subjek Penelitian Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) BATAN
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode merangkai perangkat keras dan dibuatkan
perangkat lunak analisisnya.
Perhitungan ketidakseimbangan beban menggunakan Aplikasi Matlab.
Landasan Teori 1. Variable Speed Drive (VSD)
D sebenarnya berisi rangkaian flip flop yang berfungsi sebagai saklar secara bergantian
terhadap listrik DC sehingga menghasilkan listrik AC dengan frekuensi yang diinginkan.
Bentuk gelombang yang dihasilkan pada rangkaian VSD adalah berupa gelombang kotak
atau gelombang sinus
Gambar 10 adalah hasil pengukuran harmonik arus sesudah VSD terhadap beban pada
fasa R sebesar 0 Watt, fasa S sebesar 0 Watt dan fasa T sebesar 300 Watt
Kesimpulan 1. VSD yang digunakan merupakan kombinasi dari konverter-inverter yang mengubah
tegangan AC fasa tiga ke tegangan DC sebelum disusun menjadi tegangan AC fasa
tiga kembali. Semakin besar nilai ketidakseimbangan maka semakin meningkatkan
nilai THDi yang dihasilkan.
2. Pada fasa T menunjukkan harmonik yang muncul adalah harmonik ganjil, yaitu
harmonik ke-3, ke-5, ke-7, dan ke9. Hasil pengukuran tersebut terlihat harmonik
ke-3 adalah harmonik yang mempunyai nilai terbesar bila dibandingkan dengan
harmonik lainnya
Kekuatan 1. Hasil penelitian ini berguna untuk mengetahui kualitas daya listrik sebelum
dan sesudah VSD.
2. Hasil pembahasan cukup, diperkuat dengan hasil perhitungan Matlab berupa
grafik.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa stabil transien yang muncul akibat adanya
pelepasan beban dan jumlah kerugian yang diakibatkan oleh gangguan ketika
Peristiwa alih hubung pada rangkaian listrik yang dapat menyebabkan adanya
sentakan tegangan dan arus yang disebut dengan arus transien.