Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN SWITCHING CONTROLLER

PADA KAPASITOR TEGANGAN TINGGI

SWITCHING CONTROLLER APPLICATION


ON HIGH VOLTAGE CAPACITOR BANK

Sarma Thaha1, Nadjamuddin Harun2, Salama Manjang2


1
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Makassar
2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi:
Sarma Thaha
SEN Engineering Co.
Jl. Serui 17
Makassar 90174
HP : +62 81342658136
Email : sarma.thaha@sen-makassar.com
Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah adanya berbedaan metode capacitor bank switching di beberapa wilayah
PLN, sebagian menggunakan switching controller dan sebagian lainnya tidak menggunakannya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tegangan transient dan arus transient pada high voltage capacitor
bank switching dengan dan tanpa penggunaan swiching controller, Pengaruhnya dikhususkan pada peralatan
switching, dalam hal ini pemutus tenaga (PMT). Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data
primer dan data sekunder. Data primer berupa data single line diagram (sld) GI Sanur, capacitor bank, beban,
spesifikasi PMT dll, sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka berupa pengumpulan materi,
artikel, jurnal, buku, dan laporan kerja, yang berkaitan dengan penelitian ini. Pengolahan data tersebut dilakukan
dengan menggunakan bantuan Alternative Transient Program (ATP). Simulasi dibuat dalam dua kondisi.
Pertama melakukan penutupan ketiga fase dari PMT secara serempak tanpa penggunaan switching controller.
Kondisi kedua dilakukan secara tidak serempak melalui switching controller. Hasil simulasi menunjukkan
bahwa penutupan secara serempak akan menghasilkan tegangan transient dan arus transient yang tinggi, ketika
penutupan kontak PMT mendekati atau tepat berada di puncak gelombang tegangan, sedangkan switching yang
dilakukan dengan controller menghasilkan transient yang tidak begitu besar di ketiga fasenya, namun transient
tertinggi yang tercapai masih berada di bawah ketahanan dari PMT.

Kata Kunci: switching controller, capacitor bank, transient, PMT, ATP

Abstract

Related to the difference methods of capacitor bank switching become base of this research. The
purpose of this research is to see the influence of the transient voltage and transient current during
capacitor switching, with or without switching controller. In this case the research is specifically
addressed to the Circuit Breaker as a switching equipment for this purpose. The research data is base
on primary and secondary data. The primary data consist of, Sanur Substation Single Line Diagram,
Capacitor bank technical specification, load, CB technical specification, etc, the secondary data are
obtained from literatures review of articles, journals, books, working reports and all materials which
related to this research. The data processing is using Alternative Transient Program (ATP). The
simulation is done in two conditions. The first condition is the 3 phase capacitors are energized
simultaneously without switching controller. The second condition is the 3 phase capacitors are
energized sequentially with switching controller. The simulation result shown that by 3 phase
switching at the peak voltage waveform, the transient voltage and transient current will be very high.
Whereas by using switching controller, those transient parameters are not so big, however these
transient voltage and current which occur during switching without switching controller is lower than
the CB withstand capacity.

Keywords: switching controller, capacitor bank, transient, CB, ATP


PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan sistem tenaga listrik, khususnya di Indonesia, maka sistem juga
menjadi kompleks dan memunculkan beberapa permasalahan yang harus diatasi yakni
penurunan tegangan sistem di luar batas yang diizinkan. Salah satu cara yang dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan pemasangan capacitor bank (Wang dkk., 2011).
Namun penambahan capacitor bank juga menimbulkan masalah baru pada saat
capacitor switching, yakni transient overcurrent dan transient overvoltage yang boleh jadi
merusak peralatan sistem (Budzisz dkk., 2012). Oleh karenanya dikembangkan berbagai
teknologi untuk mengatasi hal ini. Ada beberapa cara yang digunakan untuk meredam
transient tersebut, antara lain pemasangan induktor (reactor), pemasangan pre insertion
inductor, swithing controller, dll.
Di Indonesia, dalam hal ini sistem kelistrikan PLN, ada pola capacitor switching yang
berbeda antara wilayah PLN. Pada PLN Wilayah Jawa Bali dan Sumatera digunakan
Switching Controller yang juga dengan istilah Point on Wave Controller (ABB, 2010)
meskipun telah dilengkapi dengan reactor sebagai limiting current transient (Alstom, 2010),
sedangkan di wilayah lain tidak menggunakannya atau hanya menambahkan reactor.
Wilayah yang menggunakan dikarenakan ada pendapat bahwa transient inrush current
oleh proses switching capacitor itu akan menyebabkan transient overvoltage yang bisa
merusak peralatan. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan studi, apakah
memang diperlukan switching controller pada 150 kV capacitor bank switching untuk
membatasi tegangan transient dan arus transient atau cukup dengan menggunakan reactor
saja.
Lokasi penelitian di lakukan di Gardu induk (GI) Sanur, Bali. Sampai saat ini suplai
daya listrik di sistem Bali, sebagian besar berasal dari sistem Jawa melalui kabel bawah laut.
Oleh karena di beberapa GI di Bali pada kondisi beban puncak bisa mencapai 140 kV
(tegangan nominal sistem adalah 150 kV). Salah satu cara untuk memperbaiki tegangan di sisi
konsumen, maka diadakan perubahan pada tap (tap changer) tegangan transformator daya.
Namun karena posisi tap sudah pada posisi maksimum maka diperlukan cara lain untuk
memperbaiki tegangan tersebut.
Salah satu cara untuk memperbaiki tegangan sistem dan mengurangi posisi tap chager
dari transformator daya adalah dengan menambahkan capacitor bank di sisi 150 kV di GI,
antara lain di GI Sanur, GI Nusa Dua, GI Amlapura dan beberapa GI lainnya di Bali. Lokasi
sampel dalam penelitian ini adalah GI Sanur. Penelitian tentang transient sudah banyak
dilakukan di berbagai negara di dunia.
Penelitian (Santos dkk., 2001) membahas tentang Shunt Capacitor Switching pada
sistem distribusi listrik, dengan menggunakan alat bantu Alternative Transient Program
(ATP). Hasilnya bahwa capacitor switching menyebabkan munculnya arus yang tinggi
samapi beberapa siklus periode. Selanjutnya berdasarkan penelitian (Ali, 2011) tentang
pengaruh transient pada capacitor bank switching terhadap peralatan sistem distribusi dengan
menggunakan ATP.
Penelitian berikutnya (Mupparty, 2011) menganalisa gelombang arus dan tegangan
pada saat switching capacitor dengan dan tanpa switching controller. Pemodelan dilakukan
dengan menggunakan MATLAB SIMULINK. Hasil dari penelitian Mupparty ini
memperlihatkan, dengan penggunaan switching controller, nilai tegangan transient dan arus
transient dari capacitor bank switching berkurang dibandingkan tanpa penggunaan controller
tersebut. Selain switching controller, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk
membatasi besar transient yang dihasilkan dari capacitor bank switching yakni menambahkan
resistor pada rangkaian switching serta menempatkan reaktansi pada rangkaian capacitor
bank (Kulas, 2009). Dari penelitian (Smeets dkk., 2012), menuliskan tentang pengaruh
switching pada single capacitor bank dan kondisi back to back switching - switching
capacitor bank dimana pada bus yang sama telah ada capacitor bank yang sedang beroperasi
terhadap peralatan switching (Pemutus Tenaga PMT) dan sistem itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah untuk mengurangi kondisi transient pada
high voltage capacitor bank yang switching di sistem Bali cukup dengan reactor atau perlu
dilengkapi dengan switching controller. Untuk memudahkan analisa transient maka
digunakan Alternative Transient Program (ATP). ATP adalah hak cipta dari SINTEF Energy
Research 1996 1997, Trodheim, Norwegia . ATP adalah software berbasis gambar,
ATPDraw membantu dalam pembuatan dan mengubah model jaringan listrik yang akan
disimulasikan. Dalam program ini, para penggunanya dapat membangun suatu rangkaian
listrik dari komponen-komponen dasar yang telah ada (Prikler dkk., 1998).

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini pertama tama yang dilakukan adalah mengumpulkan literatur dan
melakukan studi pustaka. Kemudian dilakukan pengambilan data di GI Sanur Bali seperti
single line diagram (SLD) GI Bali, beban rata-rata GI Sanur, kapasitas dan data capacitor
bank terpasang (25 MVAR), spesifikasi PMT dan pengukuran waktu penutupan kontak-
kontak switching controller dll. Selanjutnya dilakukan analisa transient dengan menggunakan
ATP, dengan membuat model GI Sanur dalam ATP. Bus GI Sanur dibuat sebagai infine bus
dimodelkan oleh komponen sumber tiga fase dalam ATP. Ke-empat trafo terpasang dibuat
menjadi satu dalam ideal transformer (transformator ideal). Beban 20 kV diwakili oleh
model RLC. PMT dibuat dari tiga buah single phase switch yang dapat dikontrol waktu tutup
dan bukanya. Reaktor dan kapasitor masing dimodelkan oleh komponen induktor dan
kapasitor. Capacitor bank terhubung dalam double wye (Y) ungrounded. Nilai reactor per fase
adalah 1.592 mH sedangkan nilai capacitor per fase per satu hubung Y adalah 1.76 F. Model
koneksi capacitor dibuat seperti kondisi capacitor bank terpasang yakni double wye
ungrounded system. Selanjutnya komponen-komponen tersebut digabungkan sehingga
diperoleh gambar 1. Kemudian gambar simulasi di jalankan sesuai prosedur dalam
ATPDraw untuk melihat kondisi transient pada saat capacitor bank switching dengan dan
tanpa switching controller. Simulasi capacitor bank switching tanpa switching controller
dibuat dengan waktu penutupan ketiga fase (R, S dan T atau A, B dan C) dari PMT secara
serempak, sedangkan simulasi tanpa switching controller dibuat dengan mengatur waktu
tutup dari kontak-kontak PMT secara tidak serempak. Pengaturan waktu tutup kontak-kontak
PMT tersebut dimaksudkan agar tidak ada kontak dari PMT menutup pada saat gelombang
tegangan berada di titik puncak.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder.
Data primer berupa data sld GI Sanur - Bali, data capacitor bank, data beban, data PMT dll.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka berupa pengumpulan materi,
artikel, jurnal, buku, dan laporan kerja, atau dari makalah yang berkaitan dengan penelitian
capacitor bank switching.
Metode Analisis Data
Metode analisa yang digunakan adalah metode simulasi dengan mengatur penutupan
kontak-kontak PMT secara serempak dan tidak serempak. Dengan melihat karakter
gelombang tegangan referensi (dalam hal ini tegangan fase R), maka penutupan kontak-
kontak PMT secara serempak dibuat dalam dua kondisi. Yakni pada saat tegangan fase R
tepat berada di puncak gelombang dan saat mendekati nilai nol. Waktu penutupan kontak-
kontak PMT pada saat berada di puncak adalah Tc = 0.0400 detik setelah waktu simulasi
dimulai. Sedangkan waktu penutupan kontak-kontak PMT saat mendekati nol adalah Tc =
0.0249 detik. Untuk simulasi dengan penggunaan switching controller, waktu penutupannya
sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan adalah fase R Tc = 0.1639 detik, fase S Tc =
0.1687 detik dan fase T sama waktunya dengan waktu penutupan fase R yakni Tc = 0.1639
detik. Alat ukur waktu penutupan kontak dari switching controller yang digunakan adalah
power simulator, DOBLE tipe F6150.

HASIL
Hasil simulasi dari tiga kondisi penutupan kontak-kontak PMT dirangkum dalam tabel
1. Untuk waktu penutupan kontak-kontak PMT secara serempak (Tc = 0.0400 detik) maka
diperoleh gambar transient tegangan (gambar 2). Dimana puncak tegangan transient terjadi
pada fase R atau fase A yang mencapai 208.24 kV, atau 1.7 kali nilai puncak pada kondisi
tegangan fase nominal (150x2/3 kV). Sedangkan nilai tegangan transient tertinggi pada
fase S (fase B) dan T (fase C) berturut-turut adalah 149.84 kV dan -157.37 kV. Adapun nilai
arus transient untuk masing-masing fase R, S dan T adalah 1539.46 Ampere, -746 Ampere dan
-822.93 Ampere.
Untuk hasil simulasi tegangan dengan penutupan kontak PMT mendekati nilai nol (Tc
= 0.0249) dari referensi tegangan fase R, dapat dilihat pada gambar 3. Pada fase R bisa
dikatakan tidak terjadi transient tegangan dengan nilai 120.13 kV. Tegangan transient
tertinggi hasil penelitian ini terjadi pada fase S (196.93 kV atau 1.61 kali tegangan fase
nominal) karena kontak PMT fase S tepat menutup mendekati titik puncak positif dari
gelombang tegangan fase S. Transient tegangan pada fase T juga cukup tinggi meskipun
masih di bawah nilai tegangan transient pada fase S, yaitu 170.45 kV atau 1.39 kali dari
tegangan fase normal. Nilai arus transient fase R, S dan T untuk simulasi ke dua ini berturut-
turut adalah -183.25 Ampere, 1363.93 Ampere dan -1305.27 Ampere.
Hasil simulasi tegangan transient yang terjadi untuk kondisi penggunaan switching
controller adalah seperti pada gambar 4. Gelombang tegangan fase R, hampir tidak terlihat
kondisi transient, karena penutupan kontak PMT-nya mendekati titik nol dari gelombang
tegangan. Sedangkan pada fase S, tegangan transient mencapai 134.19 kV atau 1.1 kali dari
tegangan fase nominal. Tegangan transient fase T adalah 138.14 kV atau 1.13 kali dari
tegangan fase nominal. Sedangkan nilai masing-masing arus transient fase R, S dan T yang
terjadi adalah 134.86 Ampere, 500 Ampere dan 522.70 Ampere.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa tegangan transient tertinggi yang tercapai adalah
208.24 kV, atau 1.7 kali nilai puncak pada kondisi tegangan fase nominal, sewaktu penutupan
kontak PMT tepat berada di puncak gelombang tegangan fase, sedangkan transient arus
terbesar adalah 1539.46 Ampere. Nilai tegangan transient dan arus transient tertinggi tersebut
terjadi untuk kondisi penutupan PMT dilakukan tanpa switching controller. Jika dilihat dari
spesifikasi PMT yang terpasang maka nilai ini masih di bawah kemampuan PMT yakni power
frequency withstand voltage 325 kV dan arus nominal 3150 Ampere dengan withstand
capacity 40 kA selama 3 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa swithing controller pada
sistem ini tidak perlu digunakan.
Hasil penelitian ini, untuk nilai puncak tegangan tertinggi memiliki selisih 0.088 kali
jika dibandingkan dengan hasil penelitian (Mupparty, 2011) pada 150 kV capacitor bank
switching, yang mencapai 1.612 kali nilai tegangan fase nominal untuk penutupan kontak
ketika tepat berada di puncak. Hal ini terjadi karena perbedaan sistem dan alat bantu simulasi
yang digunakan. Sistem yang digunakan Mupparty memasang beberapa capacitor bank di
beberapa titik sistem tegangan dan menggunakan alat bantu simulasi simulink.
Adapun hasil penelitian (Ali, 2011) untuk switching mendekati puncak gelombang
tegangan adalah mencapai 2.04 kali. Capacitor bank yang diteliti adalah pada pemasangan di
sistem distribusi 22 kV yang berfungsi untuk memperbaiki power factor dari sistem.
Hasil penelitian lainnya (Camm, 1999), mendapatkan puncak overvoltages mencapai
1.55 dari tegangan nominal. Hasil ini adalah switching pada 10.8 MVAR capacitor bank
dengan tegangan 34.5 kV. Dan untuk membatasi overvoltages akibat switching, Camm
menambahkan pre-insertion inductor dan high resistance senilai tertentu pada sistem yang
ditelitinya, dan hasilnya nilai overvoltages sama dengan tegangan nominal sistem tersebut.
Hasil simulasi dalam penelitian penulis selanjunya dengan menggunakan switching
controller, memperlihatkan penurunan nilai tegangan transient dan arus transient. Hal ini
dikarenakan penutupan kontak-kontak PMT dibuat sehingga tidak akan menutup pada saat
mendekati ataupun tepat di puncak gelombang tegangan. Tegangan transient tertinggi hanya
mencapai 1.13 kali dari tegangan fase nominal dengan arus transient terbesar adalah 522.70
Ampere.
Pada penelitian (Mupparty, 2011) dengan menggunakan switching controller, tidak
teramati terjadinya transient pada saat switching dilakukan mendekati titik nol gelombang
tegangan. Demikian pula hasil penelitian (Ali, 2011) dengan melakukan pengaturan
penutupan kontak mendekati nol, tidak mendapatkan tegangan transient.
Sedangkan penelitian (Beanland dkk., 2004), melakukan penelitian pada 115 kV
capacitor bank switching sebesar 20 MVAR dengan koneksi grounded wye. Penelitiannya
membandingkan metode capacitor bank switching dengan menggunakan pre-insertion
inductor dan zero crossing breaker (seperti fungsi switching controller), menunjukkan
tegangan transient tertinggi yang dicapai sebesar 1.21 kali dari tegangan fase nominal untuk
pre-insertion inductor dan 1.28 kali dari tegangan fase nominal untuk metode crossing
breaker.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tegangan transient dan arus transient
tertinggi pada kondisi capacitor bank switching tanpa penggunaan switching controller masih
berada di bawah ketahanan dari PMT yang terpasang. Sehingga penggunaan switching
controller untuk mengurangi transient tegangan dan transient arus dapat dipertimbangkan
kembali. Meskipun hasil simulasi menunjukkan switching controller jauh lebih baik.
Untuk penelitian selanjutnya dapat meninjau pengaruhnya capacitor bank ini terhadap
sistem (tegangan tinggi dan distribusi), atau melakukan perbandingan hasil dengan
menggunakan software yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
ABB. (2010). Controlled Switching Buyers and Application Guide. Ludvika, Swedia :
ABB AB.
Ali, Shehab Abdulwadood. (2011). Capacitor Banks Switching Transient in Power System.
Kanada: Canadian Research & Development Center of Sciences and Cultures.
Alstom. (2010). Power Compensation ACR Air - Core reactor - Dry Type. Alstom.
Beanland, M., Speas, T., Rostron, J. (2004). Pre-insertion Resistors in High Voltage Capacitor
Bank Switching. Spokane: Western Protective Relay Conference,
Budzisz, Joanna; Wroblewski, Zbigniew (2012). Modelling of Switching Effects in Capacitive
Circuit with A Vacuum and Varistor Surge Protection. Politechnika Wroclawska.
Camm, E.H. (1999). Shunt Capacitor Overvoltages and a Reduction Technique. New
Orleans, LA: IEEE/PES Transmission and Distribution Conference and
Exposition
Kulas, S.J.; (2009). Capacitor Switching Techniques. Valencia, Spanyol: International
Conference on Renewable Energies and Power Quality (ICREPQ09).
Mupparty, Durga Bhavani. (2011). Capacitor Switching Transient Modeling and Analysis on
An Electrical Utility Distribution System Using Simulink Software (Tesis).
Kentucky, AS: University of Kentucky
Prikler, Laszlo; Hoidalen, H. K. (1998). ATPDraw for Windows version 1.0 Users Manual.
Budapest: SYSTRAN Engineering Services Ltd.
Santos, C. J.; Coury, Denis; Tavares, Maria; Oleskovicz, Mario. (2001). An ATP Simulation
of Shunt Capacitor Switching in an lectrical Distribution System.
Smeets, R.P.P.; Wiggers, S. R.; Bannink, H., Kuivenhoven, G. S.; Chakraborty, S.;
Sandolache, G. (2012). The Impact of Switching Capacitor Banks with Very High
Inrush Current on Switchgear. Paris: CIGRE
Wang, P; Muthumuni, D.; Zhou.Z.; Alonso, J.C.; Waddell, J.; Wilson, P.; Wachal, R. (2007).
Transient Analysis of Capacitor Bank Installation at Distribution Stations with
PSCAD/EMTDC. Lyon, France: The International Conference on Power Systems
Transients (IPST07).

Tabel 1. Hasil Simulasi penutupan PMT secara serempak & tak serempak

Waktu Tegangan Transient (kV) Arus Transient (A)


penutupan R S T R S T

Tc = 0.0400s 208.24 149.84 157.37 1539.46 746 822.93


Tc = 0.0249s 122.474 196.93 170.45 183.25 1363.93 1305.27
Tc = 0.1639s 113.70 134.86
Tc = 0.1687s 134.19 500.00
Tc = 0.1639s 138.14 522.70

U
Gambar 1. Model Simulasi ATP GI Sanur Bali

250
[kV]

160

70

-20

-110

-200
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 [s] 0.10
(file ATP_012_Final_tc004s.pl4; x-var t) v:X0001A v:X0001B v:X0001C

Gambar 2. Tegangan Transient fase R, S dan T tanpa switching controller dengan


Tc = 0.0400 s

200
[kV]
150

100

50

-50

-100

-150

-200
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 [s] 0.10
(file ATP_012_Final_tc00249.pl4; x-var t) v:X0001A v:X0001B v:X0001C
Gambar 3. Tegangan Transient fase R, S dan T tanpa switching controller dengan
Tc = 0.0249 s

150

[kV]

100

50

-50

-100

-150
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 [s] 0.5
(file ATP_012_Final_F236.pl4; x-var t) v:X0001A v:X0001B v:X0001C

Gambar 4. Tegangan Transient fase R, S dan T dengan switching controller

Anda mungkin juga menyukai