Anda di halaman 1dari 60

SIMULASI PERBAIKAN DROP TEGANGAN DENGAN

KAPASITOR BANK PADA FEEDER KRAPYAK 06 DENGAN


ETAP 12.6

LAPORAN TUGAS AKHIR

LAPORAN INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT


MEMPEROLEH GELAR S1 PADA PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

DISUSUN OLEH :

EGGY SURYA YUDHA


NIM : 30601601850

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


terjadi gangguan pada suatu sistem tenaga listrik dan membuat tidak berfungsi
dengan baik atau terhenti total,ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Oleh karena itu, suatu sistem tenaga listrik di seluruh wilayah operasi agar dapat
mencegah hal-hal yang dapat merugikan sistem pembangkit listrik tersebut. Sistem
penunjang keandalan penyediaan tenaga listrik harus tersedia mulai dari proses
pembangkitan, transmisi hingga pendistribusian. Selain itu, dibutuhkan pula
peralatan-peralatan sistem tenaga listrik yang dapat bekerja dengan sesuai dengan
setting peralatan tersebut.
Meningkatnya usaha dibidang industri yang umumnya bersifat beban induktif,
menyebabkan kebutuhan daya reaktif induktif meningkat. Meningkatnya daya
reaktif induktif pada suatu sistem mengakibatkan terjadinya rugi tegangan.
Terjadinya rugi tegangan pada penyaluran daya listrik akan berpengaruh terhadap
besarnya drop tegangan. Drop tegangan dalam sistem tenaga listrik tidak dapat
dihindari. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengurangi drop tegangan adalah
melakukan perbaikan profil tegangan. Oleh karena itu tegangan pada sistem
distribusi perlu dijaga sehingga tetap pada batas-batas yang diizinkan +5% dari
tegangan nominal system (PUIL, 2001).
Sistem tenaga listrik merupakan sistem yang terdiri dari pusat pembangkitan,
saluran transmisi dan jaringan distribusi. Dimana secara keseluruhan berfungsi
untuk menyalurkan daya dari pusat pembangkit ke beban. Daya listrik yang
dihasilkan pada pusat pembangkit ditransmisikan ke beban melalui saluran
transmisi. Sebelum ditransmisikan ke jaringan distribusi, tegangan dinaikkan
dengan menggunakan transformator step-up atau yang disebut trafo penaik
tegangan pada pusat pembangkit. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan
penempatan nilai kapasitor yang optimal di lokasi yang tepat. Dimana penempatan
kapasitor bank ini harus dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai daya reaktif
yang akan digunakan untuk perbaikan nilai faktor daya.

1
2

Perubahan tegangan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik akan


mengakibatkan bertambahnya rugi-rugi daya sehingga pada akhirnya akan
mengakibatkan pemborosan pada pemakaian energi listrik. Pengoperasian sistem
tenaga ada berbagai masalah pokok yang harus dihadapi yaitu: Pengaturan
frekuensi, Tegangan dalam sistem, Pemilihan peralatan, Gangguan dalam sistem,
Biaya operasi dan Perkembangan sistem.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan membahas tentang dampak
pemasangan kapasitor bank dalam upaya mengurangi nilai-nilai losses yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat di ambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mensimulasikan pemasangan kapasitor bank menggunakan
ETAP 12.6.
2. Bagaimana penggaruh nilai drop tegangan pada saat pemasangan kapasitor
bank.
3. Bagaimana perbandingan nilai drop tegangan sistem sebelum dan sesudah
pemasangan kapasitor bank.

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam, maka penulis
memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya.
Oleh sebab itu, penulis membatasi batasan masalahnya sebagai berikut :
1. Fokus pembahasan pada Tugas Akhir ini adalah simulasi perbaikan
drop tegangan dengan kapasitor bank pada feeder krapyak 06 dengan
ETAP 12.6.
2. Data hanya diambil dari feeder krapyak 06.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
3

1. Untuk mengetahui perubahan perubahan nilai drop tegangan pada saat


pemasangan kapasitor bank.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menambah pengetahuan tentang menghitung nilai daya reaktif
yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya pada transformator
distribusi.
2. Dapat menambah pengetahuan tentang nilai kapasitor bank yang
dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya pada transformator
distribusi.
3. Dapat menambah pengetahuan tentang penempatan kapasitor bank
yang paling optimal terhadap nilai faktor daya sebelum dan sesudah
dilakukan penempatan kapasitor.
4. Dapat menambah pengetahuan dampak pemasangan kapasitor bank
terhadap drop tegangan yang terjadi.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis
membuatnya dalam bentuk sistematika untuk memperjelas pemahaman terhadap
materi yang dijadikan objek pelaksanaan Tugas Akhir. Adapun sistematika
penulisannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian Tugas Akhir dan juga sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
4

Pada bab ini berisikan tentang landasan yang berisikan


teori – teori yang membahas tentang permasalahan faktor
daya, drop tegangan dan ETAP 12.6.

BAB III : METODE PENELITIAN


Pada bab ini menguraikan mengenai model penelitian,
objek penelitian, data penelitian, diagram alir penelitian,
langkah-langkah dalam penelitian dan sistem kelistrikan
di feeder krapyak 06.

BAB IV : DATA DAN ANALISA


Pada bab ini berisikan tentang pembahasan data yang
telah diperoleh dari hasil studi di lapangan.

BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari analisa
perhitungan yang telah dilakukan, serta saran sebagai
pendukung laporan Tugas Akhir ini.
BAB II
LADASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Tinjauan pustaka yang telah dibuat ini bertujuan sebagai pembanding
penelitian yang sudah pernah di lakukan oleh orang lain dengan penelitian yang
akan dilakukan atau penelitian yang bersangkutan. Beberapa penelitian yang pernah
dilakukan pada penempatan kapasitor bank yaitu :
a) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad khoirul nizam pada tahun 2019
berjudul “Analisis Perbaikan Kualitas Daya Menggunakan Kapasitor Bank
Pada Penyulang Lumumba PT. PLN Ngagel Surabaya” Besar kapasitor
bank yang dibutuhkan untuk mengkompensasi daya reaktif pada penyulang
Lumumba ialah sebesar 700,52 kVAr, Setelah dilakukan perbaikan dengan
pemasangan kapasitor bank dengan simulasi pada ETAP 12.6, nilai rugi-
rugi daya pada penyulang Lumumba dapat diturunkan dari 26,5 kW menjadi
18,6 kW dan 75,7 kVAr menjadi 53,1 kVAr dengan faktor daya awal 0,8
menjadi rata-rata sebesar 0.95 pada sistem dan drop tegangan menurun dari
2,99%menjadi rata-rata sebesar 1,79% dimana drop tegangan paling besar
pada sistem jaringan distribusi terjadi pada trafo BD179 dari 4,33% menjadi
2,58%[1].
b) Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik handajadi pada tahun 2014 berjudul
“Analisis Perbaikan Tegangan Pada Subsistem Dengan Pemasangan
Kapasitor Bank Dengan Etap Versi 7.0” telah membahas tentang sistem
pemasangan dengan kapasitor bank dan dari hasil penelitian tersebut
perhitungan pengaruh nilai drop tegangan dengan menggunakan kapasitor
bank pada Pusat Pengatur dan Distribusi (P3B) PT. PLN Jawa Tengah dan
D.I. Yogyakarta dengan simulasi menggunakan ETAP program versi 7.0.
Sehingga rugi daya sebelum pemasangan kapasitor bank di Pedan subsistem
menunjukkan hilangnya daya 16,34MW Kemudian,dilakukan pemasangan
kapasitor bank di bus Palur, jadi rugi daya menjadi 13,42 MW, rugi daya di
bus Gondangrejo menunjukkan 13,37 MW dan listrik kerugian di bus

5
6

Wonogiri menunjukkan 13,17MW dari hasil perhitungan, bus Gondangrejo


menunjukkan penurunan rugi tegangan turun dari 4,93% menjadi 4,23%
atau peningkatan tegangan 142kV menjadi 143,5kV di bus Palur
menunjukkan penurunan kerugian tegangan dari 3,51% menjadi 3,04% atau
peningkatan tegangan 144,9kV menjadi 145.4kV di bus Wonogiri
menunjukkan penurunan rugi tegangan dari 14,2% menjadi 12,2% atau
meningkat tegangan dari 128.9kV menjadi 131.1kV.
c) Penelitian yang dilakukan oleh Sepanur bandri dan Topan danial pada tahun
2014 berjudul “Studi Analisa Pemasangan Kapasitor Pada Jaringan Udara
Tegangan Menengah 20 Kv Terhadap Drop Tegangan (Aplikasi Pada
Feeder 7 Pinang Gi Muaro Bungo)” telah membahas tentang sistem
pemasangan dengan kapasitor bank dan dari hasil penelitian tersebut
perhitungan pengaruh nilai drop tegangan dengan menggunakan kapasitor
bank feeder 7 Pinang Gardu Induk Muaro Bungo dilakukan Pemasangan
Kapasitor Bank 3 x 300 KVAR sehingga mengurangi drop tegangan sebesar
2,748 KV sebelum pemasangan kapsitor dan drop tegangan setelah
pemasangan kapasitor adalah sebesar 2,348 KV Perhitungan Drop
Tegangan dengan menggunakan simulasi ETAP 7.0.

2.2 Tinjauan Teori


Peningkatan yang terjadi pada kebutuhan dan pemakain listrik baik dari segi
kualitas dan kuantitas adalah salah satu faktor mengapa perusahaan penyedia listrik
perlu memberi perhatian terhadap kualitas daya listrik. Terlebih pada konsumen
perindustrian yang membutuhkan daya listrik yang baik dari segi kontinuitas dan
juga kualitas tegangan yang disuplai untuk mesin-mesin pada perindustrian. Karena
mesin-mesin perindustrian ini sangat sensitif terhadap lonjakan atau ketidak
stabilan tegangan yang terjadi pada aliran daya listrik. Kualitas daya listrik ini
merupakan gambaran bagus atau tidaknya suatu sistem tenaga listrik dalam
mengatasi gangguan pada sistem tersebut.
Masalah yang timbul karena kualitas daya yang tidak baik akan mengkibatkan
masalah lonjakan atau perubahan tegangan, arus dan frekuensi yang akan
7

menimbulkan kegagalan pada peralatan sistem tenaga listrik. Kegagalan tersebut


akan merusak peralatan sistem tenaga listrik baik dari sisi pengirim maupun dari
sisi penerima. Untuk mengatasi masalah tersebut maka harus mempunyai sistem
tenaga listrik yang baik.

2.2.1 Sistem Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik besar dan kompleks karena terdiri atas komponen
peralatan seperti generator, transformator, beban dan alat-alat pengaman dan
pengaturan yang saling dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan
untuk membangkitkan, dan menyalurkan energi listrik. Namun secara mendasar
sistem tenaga listrik dapat dikelompokkan atas 3 bagian utama yaitu :
1. Sistem Pembangkitan
Pusat pembangkit tenaga listrik (electric power station) biasanya
terletak dekat dengan sumber energi yang digunakan seperti air dan
batubara.
2. Sistem Transmisi
Menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit
listrik yang jauh menuju gardu induk (GI).
3. Sistem Distribusi
Energi listrik dari gardu-gardu induk akan disalurkan oleh sistem
distribusi sampai kepada konsumen.

Ketiga bagian utama (pembangkitan, transmisi, dan distribusi) tersebut


menjadi bagian penting dan harus saling mendukung untuk mencapai
tujuan utama sistem tenaga listrik yaitu penyaluran energi listrik kepada
konsumen[3].

ETAP
ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu
perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini
mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online
8

untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan


sistem secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-
macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan
tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.
ETAP ini awalnya dibuat dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas
kearnanan fasiitas nuklir di Arnerika Serikat yang selanjutnya
dikembangkan menjadi sistem monitor manajemen energi secara real time,
simulasi, kontrol, dan optimasi sistem tenaga listrik. (Dewi, 2016)
ETAP dapat digunakan untuk membuat proyek sistem tenaga listrik
dalam bentuk diagram satu garis (one line diagram) dan jalur sistem
pentanahan untuk berbagai bentuk analisis, antara lain: aiiran daya, hubung
singkat, starting motor, trancient stability, koordinasi relai proteksi dan
sistem harmonisasi. Proyek sistem tenaga listrik memiliki masing-masing
elemen rangkaian yang dapat diedit langsung dari diagram satu garis dan
atau jalur sistem pentanahan. Untuk kemudahan hasil perhitungan analisis
dapat ditampilkan pada diagram satu garis.

2.2.2 Sumber Tegangan AC


Arus listri AC (Alternating Current), merupakan listrik yang besarnya dan
arah arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Arus listrik AC akan
membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang sinus atau
gelombang sinusoida. Di Indonesia menerapkan listrik bolak-balik dengan
frekuensi 50Hz. Tegangan AC untuk keperluan sumber tenaga umumnya
ditetapkan pada frekuensi 50-60Hz dengan besar tegangan 110-220V untuk
kelistrikan rumah tangga dan 220-380V untuk keperluan industri.

2.2.3 Daya
Daya adalah suatu energi yang diperlukan dalam melakukan usaha. Daya
dalam sistem tenaga listrik memiliki satuan Watt, yang merupakan perkalian dari
tegangan (volt) dengan arus (ampere). Sehingga besarnya daya dapat dihitung
9

dengan[1]:

P = VxI (2.1)

Dimana :
P = daya (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)

Gambar 2.1 Arah Aliran Arus Listrik

Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu daya aktif (P),
daya reaktif (Q), dan daya semu (S)[4]. Untuk perhitungan dari ketiga daya
tersebut dapat kita lakukan dengan persamaan dibawah ini :

a. Daya Aktif
Daya aktif adalah daya rata-rata yang sesuai dengan kekuatan
sebenarnya ditransmisikan atau dikonsumsi oleh beban. Beberapa
contoh dari daya aktif adalah energi panas, energi mekanik, cahaya dan
daya aktif memiliki satuan berupa watt (W) dan daya aktif disimbolkan
dengan (P). Berikut ini merupakan persamaan daya aktif :
P = V . I . cos θ (1 phasa) (2.2)
P = √3 . V . I . cos θ (3 phasa) (2.3)

Dimana :
10

P = Daya aktif (watt)


V = Tegangan ( volt)
I = Arus (ampere)
Cos φ = Faktor daya

b. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk
pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka
akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan
daya reaktif adalah trasnformator, motor, lampu pijar dan lain – lain.
Daya reaktif memiliki satuan berupa volt ampere reactive (VAR) dan
daya reaktif disimbolkan dengan (Q). Berikut ini merupakan persamaan
daya reaktif :

Q = V . I . sin θ (1 phasa) (2.4)


Q = √3 . V . I . sin θ (3 phasa) (2.5)

Dimana :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)

c. Daya Semu
Daya Semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
tegangan dan arus dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil
penjumlahan 8 trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Daya semu
ialah daya yang dikeluarkan sumber alternation current (AC) atau di
serap oleh beban. Satuan dari daya semu yaitu volt ampere (VA) dan
daya semu disimbolakn dengan (S). Berikut persamaan dari daya semu:

S= V. I (2.6)
11

Dimana :
S = Daya Semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)

Hubungan dari ketiiga daya diatas disebut sistem segtiga daya dapat
digmbarkan seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.2 Trigonometri Daya Aktif, Daya Semu dan Daya Reaktif

2.2.4 Segitiga Daya


Segitiga daya merupakan hubungan dari matematika antara tipe daya yang
berbeda antara daya aktif, daya semu dan reaktif yang sesuai dengan prinsip
trigonometri[1].

Gambar 2.3 Segitiga Daya

Dimana :
S =V.I
12

P = S . cos φ
Q = S . sin φ (2.7)

2.2.5 Drop tegangan


Drop tegangan ditimbulkan karena adanya resistansi pada penghantar,
Besar arus pada tiap fasa pada jaringan transmisi Akibatnya nilai tegangan di
sisi penerima akan berbeda dengan nilai tegangan di sisi pengirim. Drop
tegangan pada saluran transmisi adalah selisih antara tegangan pada sisi kirim
(sending end ) dan tegangan pada sisi terima (receiving end). Dengan semakin
besar pula perbedaan nilai tegangan yang ada pada sisi kirim dengan yang ada
pada sisi terima. Apabila perbedaan nilai tegangan tersebut melebihi standar
yang ditentukan, maka mutu penyaluran tersebut rendah. Di dalam saluran
tranmisi persoalan tegangan sangat penting, baik dalam keadaan operasi
maupun dalam perencanaan sehingga harus selalu diperhatikan tegangan pada
setiap titik saluran. Maka pemilihan penghantar (penampang penghantar)
untuk tegangan menengah harus diperhatikan. dimana ditentukan bahwa
variasi tegangan pelayanan, sebagian akibat jatuh tegangan, karena adanya
perubahan beban,Penurunan tegangan maksimum pada beban penuh, yang
dibolehkan dibeberapa titik pada jaringan distribusi adalah (SPLN 72 :1987)
:
 SUTM = 5 % dari tegangan kerja bagi sistem radial
 SKTM = 2 % dari tegangan kerja pada sistem spindel dan gugus.
 Trafo distribusi = 3 % dari tegangan kerja
 Saluran tegangan rendah = 4 % dari tegangan kerja tergantung
kepadatan beban.
 Sambungan rumah = 1 % dari tegangan nominal
Sehingga untuk menghitung besar jatuh tegangan yang terjadi pada
jaringan transmisi dapat ditulis dengan persamaan :

Plosses 1ɸ = I². R
Plosses 3ɸ = PlossesR + PlossesS + PlossesT (2.9)
13

Dimana :
Plosses 1ɸ = rugi - rugi daya per fasa (watt).
I = Arus saluran per fasa(Ampere).
R = Resistansi total pada saluran (Ω).
Plosses 3ɸ = rugi - rugi daya 3 fasa (watt)
PlossesR = rugi – rugi daya pada fasa R (watt)
PlossesS = rugi – rugi daya pada fasa S (watt)
PlossesT = rugi – rugi daya pada fasa T (watt)

2.2.6 Faktor Daya


Faktor daya (cos phi) adalah perbandingan antara daya aktif dan daya
reaktif yang digunakan pada sistem Alternating current (AC) atau beda fase
antara tegangan dan arus, Faktor daya yang rendah ini dapat disebabkan oleh
pengoperasian beban induktif yang diakibatkan oleh motor induksi dan unit
lain yang memerlukan arus magnetisasi yang aktif. Jika pf lebih kecil dari
0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan berkurang.
Besarnya nilai faktor daya dapat ditentukan dengan rumus :

Daya Aktif (P)


faktor daya =
Daya Semu (S)
V . I . cos θ
=
V. I
= cos θ (2.10)

Beban listrik mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan menjadi 3


bagian, yaitu :
1. Beban resistif
14

Beban resistif merupakan suatu resistor murni, contoh : lampu pijar,


pemanas. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap
daya reaktif sama sekali, sehingga tegangannya se-fasa dengan arus[4].

2. Beban induktif
Beban induktif merupakan beban yang mengandung kumparan
kawat yang dililitkan pada sebuah inti, biasanya terdapat pada inti besi,
contoh : motor-motor listrik, inductor, AC dan juga transformator.
Beban ini mempunyai faktor daya antara 0-1 (lagging), beban ini
menyerap daya aktif (kW) dan juga daya reaktif (kVAr). Pada beban ini
tegangan mendahului arus (tidak se-fasa) sebesar ∅° [4].

3. Beban kapasitif
Beban kapasitif merupakan beban yang mengandung suatu
rangkaian kapasitor. Contoh : capasitor, beban ini mempunyai faktor
daya antara 0-1 (leading), beban ini menyerap daya aaktif (kW) dan
mengeluarkan daya reaktif (kVAr). Pada beban ini arus mendahului
tegangan (tidak se-fasa) sebesar ∅° [4].

Dalam sistem tenagan listrik, dikenal 3 jenis faktor daya, yaitu faktor
daya terdahulu (leading). Faktor daya terbelakang (lagging) dan faktor daya
unity yang ditentukan oleh jenis beban yang ada pada sistem.
1. Faktor daya mendahului (leading) dapat dipengaruhi dengan kondisi
beban, dimana tegangan dijadikan referensi untuk menetukan keadaan
leading atau lagging. Faktor daya leading apabila arus mendahului
tegangan sebesar 𝜃°, sehingga beban akan memberikan daya reaktif[4].
15

Gambar 2.4 Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut ∅

Dari Gambar 2.4 terlihat bahwa arus mendahului tegangan, maka


daya reaktif tertinggal dari daya semu, berarti beban memberikan daya
reaktif kepada sistem.

2. Faktor daya tertinggal (lagging) dapat dipengaruhi dengan kondisi


beban, dimana tegangan dijadikan referensi untuk menetukan keadaan
leading atau lagging. Faktor daya lagging apabila arus tertinggal dari
tegangan sebesar 𝜃°, sehingga beban akan menyerap daya reaktif[4].

Gambar 2.5 Arus Tertinggal dari Tegangan Sebesar Sudut ∅

Dari Gambar 2.5 terlihat bahwa arus tertinggal dari tegangan, maka
daya reaktif mendahului daya semu, berarti beban membutuhkan atau
menerima daya reaktif dari sistem.

3. Faktor daya unity adalah pada saat nilai cos 𝜃 = 1, dan tegangan sephasa
dengan arus, faktor daya unity akan terjadi apabila beban bersifat
resistif murni[4].

Gambar 2.6 Arus Sephasa Dengan Tegangan


16

Dari Gambar 2.6 terliht nilai cos 𝜃 sama dengan 1, yang


menyebabkan jumlah daya nyala yang dikonsumsi beban sama
dengan daya semu.

2.2.7 Penyebab Faktor Daya Rendah


Faktor daya yang rendah dihasilkan oleh peralatan seperti motor-motor
induksi, terutama pada beban-beban rendah pada unit ballast lampu pelepas yang
memerlukan arus magnetisasi reaktif untuk geraknya serta alat las busur listrik
yang mempunyai faktor daya rendah. Medan magnet dari perlatan-peralatan
tersebut memerlukan arus yang tidak melakukan kerja yang bermanfaat untuk
menimbulkan kerja mekanis atau panas, tetapi hanya diperlukan sebagai
pembangkit medan. Faktor daya yang rendah menyebabkan arus dan tegangan
berlawanan fase, sehingga perkaliannya tidak menghasilkan daya dalam Watt (W)
tetapi dalam Volt Ampere (VA).
Peningkatan beban yang bersifat induktif pada sistem tenaga listrik dapat
menurunkan niali faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya. Penurunan
faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:
1. Memperbesar kebutuhan kVA
2. Penurunan Efisiensi penyaluran daya
3. Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan
4. Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan

Karena alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia
layanan listrik PT. PLN menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau
konsumennya agar ikut berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya.

2.2.8 Perbaikan Faktor Daya


Meningkatkan faktor daya dapat dilakukan dengan memasang kapasitor bank
pada jaringan, kapasitor memiliki sifat alami untuk menyimpan muatan listrik
ketika dialiri arus sehingga muatan yang terkumpul akan menimbulkan tegangan
17

listrik. Muatan yang terkumpul memiliki cadangan daya reaktif yang sangat
tinggi. Sehingga jika suatu waktu jaringan membutuhkan pasokan daya reaktif,
kapasitor bisa memberikan cadangan yang dimiliki pada jaringan yang
membutuhkan[1].

Gambar 2.7 Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor

Perbaikan faktor daya juga dapat dilakukan dengan metode perhitungan


segitiga daya, yaitu:

Q1 = √S12 − P 2 (2.9)

Q2 = √S22 − P 2 (2.10)
Q3 = Q1 − Q2 (2.11)

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari perbaikan faktor daya,


antara lain :
1. Pemakaian daya listrik menjadi lebih kecil
2. Rugi-rugi tegangan akan menjadi kecil
3. Pengaturan tegangan menjadi lebih baik

2.2.9 Kapasitor Bank


Kapasitor yang dalam rangkaian elektronikan dilambangkan “C”. Kapasitor
bank ini merupakan peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif yang terdiri
dari sekumpulan kapasitor yang disambung secara paralel/seri untuk mendapatkan
18

kapasitas kapasitif tertentu. Besaran parameter yang sering dipakai adalah kVAr
(kilo volt ampere reactif) meskipun pada kapasitor sendiri tercantum besaran
kapasitansi yaitu Farad (F) atau microfarad (μF). Kapasitor yang akan digunakan
untuk memperbesar faktor daya dipasang paralel dengan rangkain beban.
Terdapat dua cara pemasangan kapasitor yaitu secara seri dan shunt/paralel.
Pemasangan kapasitor pada sistem daya menimbulkan daya reaktif untuk
memperbaiki faktor daya dan tegangan, karenanya menambah kapasitas sistem
dan mengurangi kerugian.
Pemasangan kapasitor secara seri maupun shunt memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Ada beberapa aspek tertentu yang menjadi kerugian
pada kapasitor seri. Secara umum dapat dikatakan, biaya untuk memasang
kapasitor seri lebih tinggi dari biaya pemasangan kapasitor shunt. Hal ini
disebabkan karena peralatan perlindungan untuk kapasitor seri sering lebih
kompleks. Juga biasanya, kapasitor seri didesain untuk daya yang lebih besar dari
pada kapasitor shunt untuk mengatasi pengembangan beban nantinya[1].

1. Kapasitansi Kapasitor
Kapasitansi kapasitor didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu
kapasitor untuk dapat menampung muatan electron.
2. Reaktansi Kapasitif
Reaktansi kapasitif merupakan komponen yang menahan arus listrik
bolak-balik dalam rangkaian kapasitif. Reaktansi kapasitif ini
mengakibatkan arus rangkaian yang mendahului tegangannya.
Reaktansi kapasitif dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut

1
Xc = 2𝜋 𝑓 𝑐 (2.12)

Dimana :
𝜋 = konstanta besar 3,14
𝑓 = Frekuensi
19

Xc = reaktansi kapasitif

Hal ini juga dirumuskan oleh persamaan :


𝑉𝑐
Xc = (2.13)
𝐼𝑐

3. Pembagian Kapasitor
Kapasitor dibagi atas 2 kelompok, yaitu :
a. Kapasitor Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai
kapasitas yang tetap.
Symbol kapasitor tetap

Gambar 2.8 Simbol Kapasitor Tetap

Nilai kapasitansi pada kapasitor dapat diketahui melalui kode


angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari tiga angka.
Angka pertama dan kedua menunjukkan angka atau nilai, dan angka
ketiga menunjukkan faktor pengali atau nilai nol.
Contoh : pada beban kapasitor tertulis angka 103, artinya nilai
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 10 x 103 pF = 10 x 1000 pF =
10 nF = 0,01 μF. Sedangkan kapsitor tetap yang memiliki nilai lebih
dari atau sama dengan 1 μF adalah kapasitor elektrolit (elco)
misalnya 1000 μF, 16 V artinya elco memiliki kapasitas 100 μF dan
tegangan kerja tidak boleh melebihi 16 Volt.

b. Kapasitor tidak tetap


Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi yang dapat diubah-ubah, kapasitor ini terdiri dari :
1. Kapasitor trimer
20

Kapasitor trimer adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya


dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan
obeng.

Gambar 2.9 Simbol Trimer

2. Kapasitor variable (varco)


Kapasitor variable adalah kapasitor yang nilai kapsitansinya
dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang tersedia
(bentuknya menyerupai potensio meter), symbol varco adalah :

Gambar 2.10 Simbol Varco

4. Ukuran Kapasitor untuk Perbaikan Faktor Daya


Besarnya kapasitor yang dipergunakan untuk memperbaiki faktor
daya dapat ditentukan, yaitu seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
21

Gambar 2.11 Penentuan Rating Kapasitor

Besarnya komponen KW konstan, sedangkan kVA dank VAR


berubah dengan perubahan faktor daya. Bila faktor daya berubah dari
cos𝜑1 menjadi cos𝜑2 maka kVAr pada faktor daya mula-mula adalah
kW x tan𝜑 dan kVAr pada kaktor daya yang diperbaiki adalah kW x
tan𝜑2. Jasi besarnya rating daya reaktif kapsitor (Qc) yang dikehendaki
untuk memperbaiki faktor daya adalah :

Qc = P (tan φ1 − tanφ2) (2.15)

Sedangkan untuk menentukan daya reaktif yang diperbaiki dapat


dicari dengan rumus :

Q 2 = Q1 − Q c (2.16)

Dimana :
Q1 = daya reaktif awal atau sebelum perbaikan
Qc = daya reaktif kapasitor

2.2.9 Perawatan Kapasitor


Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya supaya tahan lama
tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus
dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran.
Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi
dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti
masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan
supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan
meliputi[1] :
22

- Pemeriksaan kebocoran
- Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
- Pemeriksaan isolator

2.2.10 Demand Side Management (SDM)


Demand side Management pada dasarnya merupakan kegiatan/strategi yang
dilaksanakan oleh perusahaan listrik untuk mengelola sisi demand melalui
berbagai program seperti energy conservation, peak clipping, load shifting,
flexible load management, vally filling dan load building.
Sebelum memilih program DSM yang tepat untuk dilaksanakan, perusahaan
listrik terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang telah terjadi dan yang akan
terjadi di masa mendatang agar diperoleh manfaat yang paling maksimal.
Masalah yang akan datang dapat diidentifikasi melalui prakiraan kebutuhan
tenaga listrik. Beberapa pembatas di sektor tenaga listrik yang sering menjadi
perhatian adalah :

1. Biaya bahan bakar yang tinggi untuk pembangkit dengan bahan bakar
fosil atau level cadangan air yang rendah untuk pembangkit hidro.
2. Kekurangan kapasitas pembangkit pada saat beban puncak.
3. Keterbatasan jaringan transmisi.
4. Tingkat emisi untuk lingkungan.
5. Kerugian pendapatan disebabkan tarif uniform pada sistem isolated;
6. Kerugian pendapatan disebabkan oleh masalah pembacaan
pengumpulan dan meter.
7. Kewajiban untuk memenuhi kebijakan pemerintah agar efisien pada
pemakaian dari sumber daya yang ada.

Dalam merencakan penerapan DSM perlu ditetapkan dan dikaji secara


mendalam antara memenuhi beban puncak sistem dengan menambah
kapasitas pembangkit atau mengurangi beban puncak sistem dengan
melaksanakan DSM. Kajian dilaksanakan untuk membandingkan
pembiayaan dan keuntungan yang akan diperoleh dengan menerapkan
23

alternative supplay side dan demand side. Pemilihan alternatif tersebut juga
terkait erat dengan tujuan dari perusahaan listrik yaitu : keandalan supply,
biaya produksi yang rendah, akses ke sistem kelistrikan, penggunaan
teknologi terbarukan, tidak tergantung dari minyak dan pengurangan
dampak lingkungan.

Pola DSM dapat dilaksanakan dengan tepat apabila terdapat saling


pengertian yang baik antara pelanggan dan perusahaan listrik sehingga
dapat diperoleh efisiensi pemakaian sumber daya dan perbaikan pelayanan
pelanggan. Hal yang dilakukan sebuah perusahaan listrik yaitu dengan
mendata pola konsumsi pelanggan.
Sistem Jawa-Bali dipengaruhi oleh pemakaian listrik untuk rumah
tangga, industry, social, perkantoran, dsb. Salah satu strategi yang
dilakukan adalah dengan mengatur pemakaian listrik seperti dengan
mewngurangi pemakaian di malam hari dan memindahkannya di siang
hari atau pagi hari.
Pola penerapan SDM (Demand Side Management) :
1. Mekanisme Tarif
2. Pengendalian Langsung
3. Mekanisme Konservasi Energi
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Model Penelitian


Metodologi penelitian ini berisi tentang metode-metode yang digunakan untuk
menyelesaikan sebuah penelitian. Penelitian diawali dengan menentukan lokasi
penelitian kemudian dilakukan pengumpulan data – data peneltian terlebih dahulu.
Terdapat dua data yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data
yang diperoleh melalui sumber penelitian secara langsung, Penulis menentukukan
obyek penelitan yaitu pada feeder krapyak 06. Kemudian diikuti dengan data
skunder atau pengumpulan data-data yang diperlukan dari buku, jurnal ataupun
penelitian yang pernah dilakukan oleh orang lain yang berhubungan dengan
perbaikan faktor daya menggunakan kapasitor bank.
Model penelitian ini merupakan gambaran skema pemodelan pada feeder
krapyak 06 yang di gunakan sebagai acuan dalam melakukan perhitungan maupun
mencari nilai–nilai yang telah di tentukan.

3.2 Obyek Penelitian


Penulis mengambil lokasi penelitian pada feeder krapyak 06. Lokasi tersebut
dipilih karena merujuk pada data primer yang ada, dikarenakan tidak semua data
primer yang dibutuhkan untuk penelitian ada pada lokasi penelitian, oleh sebab itu
pemilihan lokasi di pilih dengan meggunakan data yang terlengkap.
Lokasi feeder krapyak 06 yaitu di Jl. Walisongo No.29, Jrakah, Kec. Tugu,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50184.

3.3 Alat dan Peralatan Penelitian


Alat dan peralatan penelitian berfungsi untuk menunjang penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir. Ada beberapa alat dan peralatan yang digunakan :
1. PC
PC / laptop digunakan sebagai media perhitungan, simulasi dan
penyusunan laporan Tugas Akhir.

24
25

3.4 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian yang dilakukan untuk perbaikan faktor daya di feeder
krapyak 06 adalah sebagai berikut :

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data


Data – data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini terdiri dari
data primer dan data sekunder.
1. Sumber data Primer
Sumber data primer yaitu pengamatan secara langsung dan
wawancara atau tanya jawab dengan staff dan bagian teknisi di PT.PLN
UP3 Pemuda,Semarang yang berhubungan dengan permasalahan pada
obyek yang dijadikan studi kasus.
Adapun data sumber primer pada feeder krapyak 06 meliputi :
a. Single line diagram Tenaga Listrik
single line diagram atau diagram satu garis adalah bentuk
representasi sistem kelistrikan yang akan dirancang atau kondisi
kelistrikan yang ada pada feeder krapyak 06 dalam bentuk
gambar 2 dimensi. Melalui single line diagram bisa mengetahui
komponen peralatan listrik apa saja yang ada di sistem
kelistrikan, spesifikasi peralatan secara umum serta memudahkan
dalam melakukan studi atau kalkulasi.

Tabel 3.1 Transformator yang digunakan di pada feeder krapyak 06


Jml
No Nama Mesin Kapasitas Merk

1 25 kVA Trafoindo 2
Transformator

2 25 kVA Unindo 1
Transformator

3 25 kVA B&D 1
Transformator

4 50 kVA Trafoindo 25
Transformator
26

5 50 kVA Sintra 35
Transformator

6 50 kVA B&D 36
Transformator

7 50 kVA Voltra 3
Transformator

8 100 kVA Trafoindo 3


Transformator

9 100 kVA B&D 3


Transformator

10 100 kVA Sintra 2


Transformator

11 100 kVA Unindo 1


Transformator

12 160 kVA Trafoindo 6


Transformator

13 160 kVA Sintra 3


Transformator

14 160 kVA B&D 1


Transformator

15 200 kVA B&D 1


Transformator

16 200 kVA Sintra 1


Transformator

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data Sekunder yaitu data – data yang diperoleh dari buku
– buku, internet, sebagai acuan atau frekuensi dalam menyusun laporan
tugas akhir ini.
27

1.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data :
Single Line Diagram Feeder Krapyak 06,Nilai
Arus, Tegangan, Daya Aktif, Daya Reaktif, Daya
Semu, Faktor Daya awal, Transformator Distribusi

Tidak
Data
terpenuhi?
Ya

Hitung :
- Nilai Arus
- Nilai Faktor Daya awal dan
setelah diperbaiki
- Daya Aktif, Reaktif, Semu
- Nilai Drop Tegangan

Kompensasi Daya Reaktif


Ya

Nilai Kapasitor Bank Untuk


Perbaikan Faktor Daya > 0.98

Analisa Hasil perhitungan Dan


Simulasi Dengan ETAP 12.6

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian


28

3.6 Tahapan Penelitian


Adapun langkah – langkah penelitian yang dilakukan adalah :
1. Melakukan pengumpulan data. Data Single line diagram feeder krapyak
06, Tegangan, Arus, Daya Aktif, Daya Reaktif, Faktor Daya awal.
2. Jika data terpenuhi, lakukan langkah berikutnya untuk perhitungan,
apabila data yang dibutuhkan belom terpenuhi maka lakukan langkah
sebelumnya untuk pengumpulan data.
3. Melakukan perhitungan drop tegangan, faktor daya awal, daya semu,
arus dan daya reaktif. Sehingga bisa diketahui nilai faktor daya.
4. Faktor daya 0.85. Jika faktor daya sesuai dengan standar PLN, maka
langkah selanjutnya adalah menambah nilai kapasitor, dan apabila nilai
faktor tidak sesuai dengan standar PLN maka dilakukan perbaikan faktor
daya.
5. Melakukan langkah ke empat dengan mencari kompensasi daya reaktif.
6. Menghitung nilai kapasitor bank yang akan digunakan untuk perbaikan
faktor daya.
7. Mengetahui hasil dari nilai faktor daya setelah dilakukan penempatan
kapasitor bank.
8. Melakukan Simulasi rangkaian dari feeder krapyak 06 menggunakan
Aplikasi ETAP 12.6.
9. Menganalisa dan membandingkan hasil dari perhitungan nilai faktor
daya dan drop tegangan sebelum dilakukan perbaikan dan setelah
dilakukan perbaikan.
10. Menarik kesimpulan dari analisa dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian


Pada bab ini membahas mengenai analisis data yang diperoleh dari hasil
penelitian. Untuk menentukan besar pemakaian dari beban yang digunakan
oleh PT. Karya Toha Putra, maka penulis melakukan pengukuran. Dimana
pengukuran ini dilakukan selama 5 hari, yaitu dari Hari Selasa, 27 Agustus
2019 sampai dengan 2 September 2019 pukul 08.00 – 16.00. Pada bagian ini
akan disajikan deskripsi data dari hasil penelitian. Data hasil penelitian
diambil dari pengukuran yang dilakukan dilapangan.

4.2 Data Beban rata – rata perhari.


Adapun data – data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Arus,
Tegangang, Data Daya Aktif, Daya Semu, Nilai Cos Phi. Dengan mengetahui
data yang dibutuhkan tersebut, maka penulis bisa melakukan perhitungan
untuk menentukan nilai kapasitor yang akan digunakan untuk perbaikan nilai
faktor daya.
Penulis mengambil nilai tegangan dari saluran utama busbar. Dimana pada
busbar tersebut terpasang beban yang terdiri dari beberapa buah motor listrik,
khususnya motor induksi, dimana peralatan motor – motor induksi ini
memiliki nilai faktor daya yang rendah.

4.1.1 Data pada Main Distribution Panel (MDP)


1. Hari Pertama
Tabel 4.1 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif, Daya Semu, Cos Phi
Daya Aktif Daya Semu
Arus (I) Teg Cos Phi
Waktu (kW) (kVA)
(V)
R S T R S T R S T R S T

08.00 226 210 187 383 51.7 48.5 42.7 83.5 78.4 68.6 0.62 0.61 0.62

09.00 229 209 217 384 52.3 48.9 49.9 85.7 79.2 80.2 0.61 0.61 0.62

29
30

10.00 232 216 230 383 53.5 50.3 50.3 86.9 80.6 84.1 0.61 0.62 0.60

11.00 243 209 234 382 55.7 47.9 52.7 90.2 77.8 85.2 0.62 0.61 0.61

12.00 140.2 167 158 393 33.2 39.2 36.7 53.2 63.6 60.1 0.63 0.61 0.61

13.00 232 211 242 382 53.7 48.1 55.2 86.8 77.6 90.1 0.62 0.62 0.61

14.00 230 191.4 226 384 52.3 44.1 51.3 86.4 70.6 83.8 0.60 0.62 0.61
15.00 226 201 231 388 51.3 46.2 52.8 84.7 75.8 84.7 0.60 0.60 0.62
16.00 156 178 174 387 36.1 41.3 40.4 59.2 64.8 63.5 0.61 0.63 0.60
Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

Tabel 4.2 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif 3 Phase, Daya Semu
3 Phase, Cos Phi

Arus (I) Tegangan Daya Aktif Daya Semu


Waktu Cos Phi
R S T (V) (kW) 3 Phase (kVA) 3 Phase

08.00 226 210 187 383 142.9 238.4 0.60

09.00 229 209 217 384 151.1 251.2 0.60

10.00 232 216 230 383 154.1 259.3 0.59

11.00 243 209 234 382 156.3 261.7 0.60

12.00 140.2 167 158 393 109.1 182.9 0.59

13.00 232 211 242 382 157 261.1 0.60

14.00 230 191.4 226 384 147.7 248.9 0.59

15.00 226 201 231 388 150.3 254.2 0.59

16.00 156 178 174 387 117.8 195.5 0.60


Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian
2. Hari Kedua
Tabel 4.3 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif, Daya Semu, Cos Phi
Daya Aktif Daya Semu
Arus (I) Teg Cos Phi
Waktu (kW) (kVA)
(V)
R S T R S T R S T R S T

08.00 224 208 184 384 51.8 46.2 41.9 84.2 75.5 67.7 0.61 0.61 0.61

09.00 225 207 213 384 50.0 46.2 46.7 84.7 75.5 78.9 0.60 0.61 0.60
31

10.00 227 207 219 388 51.6 46.7 50.1 86.1 78.3 81.8 0.60 0.60 0.65

11.00 230 152.6 217 387 50.2 35.1 50.7 85.6 56.3 82.9 0.59 0.62 0.61

12.00 196.7 125 119 386 43.5 30.2 29.8 71.2 46.7 44.2 0.61 0.64 0.67

13.00 239 196.6 222 386 53.5 47.5 49.4 89.2 72.7 82.5 0.60 0.60 0.60

14.00 237 193.2 211 384 52.8 43.5 47.3 86.6 70.9 78.9 0.61 0.61 0.60
15.00 276 180.1 251 387 63.2 40.3 55.6 98.2 67.5 93.3 0.64 0.60 0.60
16.00 160 179 175 386 35.6 41.7 40.1 59.7 67.1 65.6 0.60 0.62 0.61
Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

Tabel 4.4 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif 3 Phase, Daya Semu
3 Phase, Cos Phi

Arus (I) Tegangan Daya Aktif Daya Semu


Waktu Cos Phi
R S T (V) (kW) 3 Phase (kVA) 3 Phase

08.00 224 208 184 384 139.9 236.4 0.60

09.00 225 207 213 384 142.9 234.6 0.60

10.00 227 207 219 388 148.4 253.2 0.58

11.00 230 152.6 217 387 132 220.8 0.60

12.00 196.7 125 119 386 103.5 170.1 0.60

13.00 239 196.6 222 386 150.4 253.4 0.59

14.00 237 193.2 211 384 143.6 240.4 0.59

15.00 276 180.1 251 387 159.1 272 0.58

16.00 160 179 175 386 117.4 198.4 0.59


Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

3. Hari Ketiga
Tabel 4.5 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif, Daya Semu, Cos Phi
Daya Aktif Daya Semu
Arus (I) Teg Cos Phi
Waktu (kW) (kVA)
(V)
R S T R S T R S T R S T

08.00 225 209 186 383 49.8 46.2 41.2 84.2 78.3 69.3 0.60 0.60 0.60
32

09.00 228 208 201 384 50.6 46.1 44.6 85.6 76.3 75.0 0.60 0.60 0.60

10.00 230 213 215 383 52.9 47.1 47.6 86.7 77.1 80.3 0.61 0.61 0.60

11.00 236 199 217 386 52.6 45.4 49.4 89.0 75.9 81.1 0.60 0.60 0.63

12.00 149.9 130.4 167.2 391 33.9 29.5 37.8 55.6 48.0 64.3 0.60 0.61 0.59

13.00 241 218 187.2 384 53.5 48.4 41.6 90.1 80.5 69.4 0.60 0.60 0.60

14.00 223 215 191.6 381 49.1 47.3 42.2 81.9 78.3 70.6 0.60 0.60 0.60
15.00 193.1 168.9 184.4 387 43.2 37.8 41.3 71.8 62.4 70.3 0.60 0.60 0.59
16.00 177 164 176 387 41.6 36.7 39.4 67.7 61.5 65.1 0.61 0.60 0.60
Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

Tabel 4.6 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif 3 Phase, Daya Semu
3 Phase, Cos Phi

Arus (I) Tegangan Daya Aktif Daya Semu


Waktu Cos Phi
R S T (V) (kW) 3 Phase (kVA) 3 Phase

08.00 225 209 186 383 137.2 231.8 0.59

09.00 228 208 201 384 141.3 236.9 0.60

10.00 230 213 215 383 147.6 244.1 0.60

11.00 236 199 217 386 147.4 246 0.60

12.00 149.9 130.4 167.2 391 101.2 167.9 0.60

13.00 241 218 187.2 384 143.5 240 0.60

14.00 223 215 191.6 381 138.6 230.8 0.60

15.00 193.1 168.9 184.4 387 122.3 204.5 0.60

16.00 177 164 176 387 117.7 194.3 0.60


Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

4. Hari Keempat
Tabel 4.7 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif, Daya Semu, Cos Phi
Daya Aktif Daya Semu
Arus (I) Teg Cos Phi
Waktu (kW) (kVA)
(V)
R S T R S T R S T R S T
33

08.00 225 209 186 382 51.7 46.1 41.1 83.2 76.1 68.3 0.62 0.60 0.60

09.00 227 208 219 383 51.2 46.1 48.5 84.9 77.5 80.1 0.60 0.59 0.60

10.00 231 213 225 382 51.1 47.2 51.1 85.1 79.4 83.6 0.60 0.59 0.61

11.00 241 210 230 382 55.2 47.4 50.8 89.9 78.8 85.7 0.61 0.60 0.59

12.00 143.8 175 161 388 32.3 39.2 36.1 53.1 65.1 59.9 0.60 0.60 0.60

13.00 237 215 246 388 54.1 50.2 55.2 89.3 81.9 92.8 0.60 0.61 0.59

14.00 236 193.1 229 386 52.6 43.1 51.1 89.0 71.6 85.7 0.59 0.60 0.60
15.00 226 201 231 387 51.5 45.1 51.7 85.4 74.7 85.9 0.60 0.60 0.60
16.00 154 176 174 385 34.3 39.2 38.7 56.3 65.1 64.6 0.60 0.60 0.60
Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

Tabel 4.8 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif 3 Phase, Daya Semu
3 Phase, Cos Phi

Arus (I) Tegangan Daya Aktif Daya Semu


Waktu Cos Phi
R S T (V) (kW) 3 Phase (kVA) 3 Phase

08.00 225 209 186 382 138.9 227.6 0.61

09.00 227 208 219 383 145.8 242.5 0.60

10.00 231 213 225 382 149.4 248.1 0.60

11.00 241 210 230 382 153.4 254.4 0.60

12.00 143.8 175 161 388 107.6 178.1 0.60

13.00 237 215 246 388 159.5 264 0.60

14.00 236 193.1 229 386 146.8 246.3 0.59

15.00 226 201 231 387 148.3 246 0.60

16.00 154 176 174 385 112.2 186 0.60


Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

5. Hari Kelima
Tabel 4.9 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif, Daya Semu, Cos Phi
Teg Daya Aktif Daya Semu
Waktu Arus (I) Cos Phi
(V) (kW) (kVA)
34

R S T R S T R S T R S T

08.00 216 208 189 384 50.2 46.2 43.2 79.7 77.4 70.3 0.63 0.59 0.61

09.00 229 214 201 383 52.3 48.3 45.1 85.2 80.9 74.6 0.61 0.60 0.60

10.00 232 207 217 388 53.2 47.9 49.9 88.1 79.2 83.2 0.60 0.60 0.60

11.00 243 152.6 219 387 55.6 35.5 50.2 92.7 55.9 84.1 0.60 0.63 0.59

12.00 140.2 125 246 390 32.2 29.5 55.6 52.1 47.2 93.1 0.60 0.62 0.60

13.00 233 196.6 229 384 52.9 47.2 49.8 86.9 76.3 84.5 0.60 0.61 0.59

14.00 229 211 231 382 51.4 46.1 52.7 85.4 77.3 85.9 0.60 0.59 0.61
15.00 210 191.4 189 387 46.9 44.9 43.2 76.3 72.8 70.8 0.61 0.61 0.61
16.00 163 201 171 383 35.8 45.1 39.7 60.2 74.9 64.3 0.59 0.60 0.61
Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian

Tabel 4.10 Arus, Tegangang 3 Phase, Daya Aktif 3 Phase, Daya Semu
3 Phase, Cos Phi

Arus (I) Tegangan Daya Aktif Daya Semu


Waktu Cos Phi
R S T V) (kW) 3 Phase (kVA) 3 Phase

08.00 216 208 384 382 139.6 227.4 0.61

09.00 229 214 383 383 145.7 240.7 0.60

10.00 232 207 388 382 151 250.5 0.60

11.00 243 152.6 387 382 141.3 232.7 0.60

12.00 140.2 125 390 388 117.3 192.4 0.60

13.00 233 196.6 384 388 149.9 247.7 0.60

14.00 229 211 382 386 150.2 248.6 0.60

15.00 210 191.4 387 387 135 219.9 0.61

16.00 163 201 383 385 120.6 199.4 0.60


Sumber : Pengukuran di Lapangan Hasil Penelitian
Dari pengukuran yang telah dilakukan selama 5 hari di PT. Karya
Toha Putra, maka bisa dilihat nilai rata-rata setiap harinya. Waktu operasi
kerja pada PT. Karya Toha Putra yaitu dari pukul 08.00 sampai dengan
16.00.
35

Berikut nilai arus, tegangan, daya aktif, daya semu dan nilai cos phi
setiap harinya.

Tabel 4.11 Nilai rata-rata setiap hari Tegangang 3 Phase, Daya Aktif 3
Phase, Daya Semu 3 Phase, Cos Phi

Hari Tegangan (V) Daya Aktif (kW) Daya Semu (kVA) Cos Phi

I 385,1 47,64 77,23 0,61

II 385,7 45,97 75,25 0,63

III 385,1 44,32 73,93 0,60

IV
384,7 46,73 77,51 0,60

V
384,7 46,31 76,27 0,60

Tabel 4.12 Nilai rata – rata Arus per phase, Daya Aktif per phase, Daya
Semu per phase

𝐈𝐑 𝐈𝐒 𝐈𝐓 𝐒𝐑 𝐒𝐒 𝐒𝐓 𝐏𝐑 𝐏𝐒 𝐏𝐓
Hari
(A) (A) (A) (kVA) (kVA) (kVA) (kW) (kW) (kW)

I 212,68 199,15 211 79,62 74,26 77,81 48,86 46,05 48

II 223,85 183,16 201,22 82,83 67,83 75,08 50,24 41,93 45,73

III 211,44 191,7 191,71 79,17 70,92 71,71 47,46 42,78 79,17

IV 213,42 200,01 211,22 79,57 74,46 78,51 48,22 44,84 47,14

V 210,57 189,62 210,22 78,51 71,32 78,97 47,83 43,41 47,71

4.3 Menghitung nilai Power Faktor, Arus, Daya Semu, Daya Reaktif dan
Kompensasi Daya Reaktif
Faktor daya atau faktor kerja menggambarkan sudut fasa antara daya
aktif dan daya semu. Mengingat sebagian besar beban bersifat induktif, maka
36

bertambahnya beban akan mengakibatkan komponen arus yang searah


maupun tegak lurus dengan tegangan akan bertambah besar. Hal ini akan
mengakibatkan perubahan daya kompleks dan cos φ, sehingga faktor daya
menjadi kecil sejalan dengan pertambahan beban induktif.

a. Hari Pertama
Daya Aktif (P) 3 Phase = 47,64 kW = 47640 W
Daya Semu (S) 3 Phase = 77,23 kVA = 77230 VA
Tegangan (V) 3 Phase = 385,1 V

Menghitung nilai cos φ sebelum perbaikan :


Daya Aktif
cos φ1 =
Daya Semu

47640
=
77230

= 0.61

φ1 = cos −1 0,61

φ1 = 52,41

Menghitung Daya Reaktif :

Q1 = √S 2 − P 2

Q1 = √77,232 − 47,642

Q1 = √3694,903

Q1 = 60,78 kVAR

Menghitung Kompensasi Daya Reaktif persamaan daya reaktif dapat


dicari dengan cara :
Qc = P (tan φ1 − tan φ2 )
= 47640 (tan 52,41 − tan 18,20)
37

= 47640 (1,30 − 0,32)


= 47640 x 0,98
= 46687,2 VAR = 46,68 kVAR

Daya reaktif kapasitor tersebut secara langsung akan mengurangi daya


reaktif induktif dari beban, sehingga :
Q2 = Q1 − Q c
Q2 = 60,78 – 46,68
Q2 = 14,1 VAR

Menghitung Daya semu yang baru :


PR
SR 2 =
cos φ2
48,86
SR 2 =
0,95

SR 2 = 51,43 VA

PS
SS 2 =
cos φ2
46,05
SS 2 =
0,95

SS 2 = 48,47 VA

PT
ST 2 =
cos φ2
48
ST 2 =
0,95

ST 2 = 50,52 VA

Arus baru yang dihasilkan setelah memperbaiki faktor daya yaitu :

SR 2
IR 2 =
V
38

51,43
IR 2 =
385,1

IR 2 = 133,54 A

SS 2
IS 2 =
V

48,47
IS 2 =
385,1

IS 2 = 125,86 A

ST 2
IT 2 =
V

50,52
IR 2 =
385,1

IR 2 = 131,18 A

b. Hari Kedua
Daya Aktif (P) 3 Phase = 45,97 kW = 45970 W
Daya Semu (S) 3 Phase = 75,25 kVA = 75250 VA
Tegangan (V) 3 Phase = 385,7 V

Menghitung nilai cos φ sebelum perbaikan :


Daya Aktif
cos φ1 =
Daya Semu

45970
=
75250

= 0.61
φ1 = cos −1 0,61

φ1 = 52,41

Menghitung Daya Reaktif :


39

Q1 = √S 2 − P 2

Q1 = √75,252 − 45,972

Q1 = √3549,322

Q1 = 59,57 kVAR

Menghitung Kompensasi Daya Reaktif persamaan daya reaktif dapat


dicari dengan cara :
Qc = P (tan φ1 − tan φ2 )
= 45970 (tan 52,41 − tan 18,20)
= 45970 (1,30 − 0,32)
= 45970 x 0,98
= 45050,6 VAR = 45,05 kVAR

Daya reaktif kapasitor tersebut secara langsung akan mengurangi daya


reaktif induktif dari beban, sehingga :
Q2 = Q1 − Q c
Q2 = 59,57 – 45,05
Q2 = 14,52 VAR

Menghitung Daya semu yang baru :


PR
SR 2 =
cos φ2
50,24
SR 2 =
0,95

SR 2 = 51,43 VA
PS
SS 2 =
cos φ2
41,93
SS 2 =
0,95
40

SS 2 = 44,13 VA

PT
ST 2 =
cos φ2
45,73
ST 2 =
0,95

ST 2 = 48,13 VA

Arus baru yang dihasilkan setelah memperbaiki faktor daya yaitu :

SR 2
IR 2 =
V

52,88
IR 2 =
385,7

IR 2 = 137,10 A

SS 2
IS 2 =
V
44,13
IS 2 =
385,7

IS 2 = 114,41 A

ST 2
IT 2 =
V

48,13
IR 2 =
385,7

IR 2 = 124,78 A

c. Hari Ketiga
Daya Aktif (P) 3 Phase = 44,32 kW = 44320 W
Daya Semu (S) 3 Phase = 73,93 kVA = 73930 VA
Tegangan (V) 3 Phase = 385,1 V
41

Menghitung nilai cos φ sebelum perbaikan :


Daya Aktif
cos φ1 =
Daya Semu

44320
=
73930

= 0.60

φ1 = cos −1 0,60

φ1 = 53,13

Menghitung Daya Reaktif :

Q1 = √S 2 − P 2

Q1 = √73,932 − 44,322

Q1 = √4108,823

Q1 = 64,10 kVAR

Menghitung Kompensasi Daya Reaktif persamaan daya reaktif dapat


dicari dengan cara :
Qc = P (tan φ1 − tan φ2 )
= 44320 (tan 53,13 − tan 18,20)
= 44320 (1,33 − 0,32)
= 44320 x 1,01
= 44763,2 VAR = 44,76 kVAR

Daya reaktif kapasitor tersebut secara langsung akan mengurangi daya


reaktif induktif dari beban, sehingga :
Q2 = Q1 − Q c
Q2 = 64,10 – 44,76
Q2 = 19,34 VAR
42

Menghitung Daya semu yang baru :


PR
SR 2 =
cos φ2
47,46
SR 2 =
0,95

SR 2 = 49,95 VA

PS
SS 2 =
cos φ2
42,72
SS 2 =
0,95

SS 2 =44,96 VA

PT
ST 2 =
cos φ2
42,78
ST 2 =
0,95

ST 2 = 45,03 VA

Arus baru yang dihasilkan setelah memperbaiki faktor daya yaitu :

SR 2
IR 2 =
V

49,95
IR 2 =
385,1

IR 2 = 129,70 A

SS 2
IS 2 =
V
44,96
IS 2 =
385,1

IS 2 = 116,74 A
43

ST 2
IT 2 =
V

45,03
IR 2 =
385,1

IR 2 = 116,93 A

d. Hari Keempat
Daya Aktif (P) 3 Phase = 46,73 kW = 46730 W
Daya Semu (S) 3 Phase = 77,51 kVA = 77510 VA
Tegangan (V) 3 Phase = 384.7 V

Menghitung nilai cos φ sebelum perbaikan :


Daya Aktif
cos φ1 =
Daya Semu

46730
=
77510

= 0.60

φ1 = cos −1 0,60

φ1 = 53,13

Menghitung Daya Reaktif :

Q1 = √S 2 − P 2

Q1 = √77,512 − 46,732

Q1 = √3824,107

Q1 = 61,84 kVAR

Menghitung Kompensasi Daya Reaktif persamaan daya reaktif dapat


dicari dengan cara :
44

Qc = P (tan φ1 − tan φ2 )
= 46730 (tan 53,13 − tan 18,20)
= 46730 (1,33 − 0,32)
= 46730 x 1,01
= 47197,3 VAR = 47,19 kVAR

Daya reaktif kapasitor tersebut secara langsung akan mengurangi daya


reaktif induktif dari beban, sehingga :
Q2 = Q1 − Q c
Q2 = 61,84 – 47,19
Q2 = 14,65 VAR

Menghitung Daya Semu yang baru :


PR
SR 2 =
cos φ2
48,22
SR 2 =
0,95

SR 2 = 50,75 VA

PS
SS 2 =
cos φ2
44,84
SS 2 =
0,95

SS 2 = 47,2 VA

PT
ST 2 =
cos φ2
47,14
ST 2 =
0,95

ST 2 = 49,62 VA

Arus baru yang dihasilkan setelah memperbaiki faktor daya yaitu :


45

SR 2
IR 2 =
V

50,75
IR 2 =
384,7

IR 2 = 131,92 A

SS 2
IS 2 =
V
47,2
IS 2 =
384,7

IS 2 = 122,69 A

ST 2
IT 2 =
V
49,62
IR 2 =
384,7

IR 2 = 128,98 A

e. Hari Kelima
Daya Aktif (P) 3 Phase = 46,31 kW = 46310 W
Daya Semu (S) 3 Phase = 76,27 kVA = 76270 VA
Tegangan (V) 3 Phase = 385,3 V

Menghitung nilai cos φ sebelum perbaikan :


Daya Aktif
cos φ1 =
Daya Semu

46310
=
76270

= 0.60

φ1 = cos −1 0,60
46

φ1 = 53,13

Menghitung Daya Reaktif :

Q1 = √S 2 − P 2

Q1 = √76,272 − 46,312

Q1 = √3672,497

Q1 = 60,60 kVAR

Menghitung Kompensasi Daya Reaktif persamaan daya reaktif dapat


dicari dengan cara :
Qc = P (tan φ1 − tan φ2 )
= 46310 (tan 53,13 − tan 18,20)
= 46310 (1,33 − 0,32)
= 46310 x 1,01
= 46773,1 VAR = 46,77 kVAR

Daya reaktif kanjnhpasitor tersebut secara langsung akan mengurangi


daya reaktif induktif dari beban, sehingga :
Q2 = Q1 − Q c
Q2 = 60,60 – 46,77
Q2 = 13,83 VAR

Dengan mengetahui Daya Reaktif yang baru, dapat dihitung Daya Nyata
:
PR
SR 2 =
cos φ2
47,83
SR 2 =
0,95

SR 2 = 50,34 VA
47

PS
SS 2 =
cos φ2
43,41
SS 2 =
0,95

SS 2 = 45,69 VA

PT
ST 2 =
cos φ2
47,71
ST 2 =
0,95

ST 2 = 50,22 VA

Arus baru yang dihasilkan setelah memperbaiki faktor daya yaitu :

SR 2
IR 2 =
V

50147,4
IR 2 =
385,3

IR 2 = 130,65 A

SS 2
IS 2 =
V

45,69
IS 2 =
385,3

IS 2 = 118,58 A
ST 2
IT 2 =
V

50,22
IR 2 =
385,3

IR 2 = 130,40 A
48

Tabel 4.13 Data Hasil Perhitungan Nilai Cos Phi dan Daya Semu
Faktor Daya Daya Semu (kVA)
Hari
𝐜𝐨𝐬𝛗𝟏 𝐜𝐨𝐬𝛗𝟐 𝐒𝐑 𝟏 𝐒𝐒 𝟏 𝐒𝐓 𝟏 𝐒𝐑 𝟐 𝐒𝐒 𝟐 𝐒𝐓 𝟐

I 0,61 0,95 79,62 74,26 77,81 51,43 48,47 50,52

II 0,61 0,95 82,83 67,83 75,08 52,88 44,13 48,13

III 0,60 0,95 79,17 70,92 71,71 49,95 44,96 45,03

IV 0,60 0,95 79,57 74,46 78,51 50,75 47,2 49,62

V 0,60 0,95 78,51 71,32 78,97 50,34 45,69 50,22

Tabel 4.14 Data Hasil Perhitungan Arus, Daya Reaktif dan Kompensasi
Daya Reaktif
Arus (A) Daya Reaktif Qc
Hari
𝐈𝐑 𝟏 𝐈𝐒 𝟏 𝐈𝐓 𝟏 𝐈𝐑 𝟐 𝐈𝐒 𝟐 𝐈𝐓 𝟐 𝐐𝟏 𝐐𝟐 (kVAR)

I 212,68 199,15 211 133,54 125,86 131,18 60,78 14,1 46,68

II 223,85 183,16 201,22 137,10 114,41 124,78 59,57 14,52 45,05

III 211,44 191,7 191,71 129,70 116,74 116,93 64,10 19,34 44,76

IV 213,42 200,01 211,22 131,92 122,69 128,98 61,84 14,65 47,19

V 210,57 189,62 210,22 130,65 118,58 130,33 60,60 13,83 46,77

4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran yang sudah dilakukan, dapat diketahui
pemakaian daya aktif, arus dan juga tegangan setiap hari selama operasi kerja
dari pukul 08.00 – 16.00. dengan mengetahui hasil pengukuran tersebut, maka
dapat dilakukan perhitungan untuk mencari nilai cos φ awal, daya reaktif
awal, daya reaktif kapasitor awal, daya reaktif induktif, daya semu akhir, nilai
cos φ akhir, nilai arus akhir, dan nilai kompensasi daya reaktif akhir yag
49

dibutuhkan untuk perbaikan faktor daya. Pengukuran dan perhitungan yang


sudah dilakukan, terlihat pada tabel 4.1 sampai 4.12
Untuk perhitungan nilai cos φ terjadi perbedaan, dimana nilai cos φ
awal rata – rata nilainya kurang dari 0,85. Standart ketentuan yang ditetapkan
oleh PLN, bahwa nilai cos φ yaitu antara 0,85 sampai 1. Dengan hasil
pengukuran dan perhitungan yang sudah diketahui, maka penulis melakukan
perbaikan nilai faktor daya menjadi 0,95. Pada PT. Karya Toha Putra nilai
cos φ rata – rata yaitu 0,60 dan nilai cos φ setelah dilakukan perbaikan,
nilainya rata – rata 0,95. Untuk hasil perbandingan sebelum perbaikan dan
setelah perbaikan, bisa terlihat pada gambar 4.12. dengan peningkatan
terhadap nilai faktor daya, maka terjadi penurunan nilai arus (I2). Hal tersebut
memperlihatkan bahwa, semakin besar nilai faktor daya, maka semakin kecil
pula arus yang mengalir pada jaringan distribusi. Dengan pengurangan arus
(I2) tersebut, maka akan mengurangi panas pada kabel rangkaian, dan juga
bisa mengurangi daya yang terbuang.
Untuk perbaikan nilai faktor daya menjadi 0,95 maka terjadi penurunan
terhadap nilai daya semu. Semakin baik nilai faktor daya (mendekati 1) maka
akan semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber yang bisa untuk
dimanfaatkan, dan apabila nilai faktor daya buruk (mendekati 0) maka akan
semakin sedikit daya yang bisa dimanfaatkan dari jumlah daya nyata.
Untuk nilai QC adalah besarnya nilai kompensasi daya reaktif. Rata –
rata untuk nilai daya reaktif di PT. Karya Toha Putra adalah minimal sebesar
44,76 kVAR dan maksimal yaitu sebesar 47,19 kVAR. Hasil kompensasi
daya reaktif setelah dilakukan perbaikan, nilai tertinggi yaitu 47,19 kVAR.
Jadi besarnya kompensasi daya untuk perbaikan menjadi 0,95 adalah 50
kVAR. Untuk memasang kpasitor bank dalam jaringan listrik digunakan PFR
(Power Factor Controller) dengan 5 step dimana 1 step dibutuhkan 10 kVAR.
Dengan mengetahui nilai nilai kompensasi daya reaktif setelah dilakukan
perbaikan, maka dapat dicari nilai reaktansi kapasitifnya untuk mengetahui
berapa total kapasitor yang akan dipakai untuk perbaikan faktor daya jika
dinaikkan menjadi 0,95.
50

Berikut grafik hasil dari perbandingan saat sebelum dilakukan


perbaikan dan setelah dilakukan perbaikan.

Daya Aktif (kW)


Daya Aktif (kW)
47.64
46.73
45.97 46.31

44.32

I II III IV V

Gambar 4.1 Grafik Nilai Daya Aktif

Grafik Perbandingan Nilai Cos Phi


sebelum perbaikan setelah perbaikan
0.95 0.95 0.95 0.95 0.95

0.61 0.61 0.6 0.6 0.6

I II III IV V

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Cos Phi


51

Grafik Perbandingan Nilai Daya Semu


sebelum perbaikan setelah perbaikan

79.62 82.83 79.17 79.57 78.51

51.43 52.88 49.95 50.75 50.34

I II III IV V

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Daya Semu untuk SR

Grafik Perbandingan Nilai Daya Semu


sebelum perbaikan setelah perbaikan
74.26 70.92 74.46 71.32
67.83

48.47 44.13 44.96 47.2 45.69

I II III IV V

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Daya Semu untuk SS

Grafik Perbandingan Nilai Daya Semu


sebelum perbaikan setelah perbaikan

77.81 75.08 78.51 78.97


71.71
50.52 48.13 45.03 49.62 50.22

I II III IV V

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Nilai Daya Semu untuk ST


52

Grafik Perbandingan Nilai Arus


sebelum perbaikan setelah perbaikan
223.85 211.44 213.42 210.57

137.1 129.7 131.92 130.65

I II III IV

Gambar 4.6 Grafik nilai arus untuk IR

Grafik Perbandingan Nilai Arus


sebelum perbaikan setelah perbaikan

199.15 191.7 200.01 189.62


183.16

125.86 114.41 116.74 122.69 118.58

I II III IV V

Gambar 4.7 Grafik nilai arus untuk IS

Grafik Perbandingan Nilai Arus


sebelum perbaikan setelah perbaikan

211 201.22 211.22 210.22


191.71

131.18 124.78 128.98 130.33


116.93

I II III IV V

Gambar 4.8 Grafik nilai arus untuk IT


53

Grafik Perbandingan Nilai Daya Reaktif


sebelum perbaikan setelah perbaikan
64.1 61.84
60.78 59.57 60.6

19.34
14.1 14.52 14.65 13.83

I II III IV V

Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Nilai Dya Reaktif

Grafik Kompensasi Daya Reaktif Qc


47.19
46.68 46.77

45.05
44.76

I II III IV V

Gambar 4.10 Grafik Kompensasi Daya Reaktif Qc

4.5 Perhitungan Nilai Kapasitor


Pada rangkaian hubung bintang, arus tiap fasa dari arus saluran, berarti
IL
Iph = sedangkan untuk tegangan tiap fasa adalah sama dengan tegangan
√3

saluran, berarti Vph = VL arus yang melalui kapasitor adalah perbandingan


antara daya reaktif dengan tegangan setiap phase. Nilai besarnya arus
kapasitor adalah :
Qc
IC =
Vc
54

10000
IC =
380

= 26,31 A

Setelah IC diketahui, maka mencari nilai XC dapat diketahui dengan


menggunakan persamaan (2.17) yaitu :

Vc
XC =
Ic
380
XC =
26,31

= 14,44 ohm

Maka besarnya reaktansi kapasitifnya adalah 14,44 ohm


Besarnya nilai kapasitor dalam hubung bintang dapat dicari dengan cara :

1
C =
ω XC

Dimana diketahui bahwa :

ω = 2 .π .f
XC = 14,44 ohm

Maka didapatkan harga C adalah :

1
C=
2. π . f . XC

1
C=
2 . 3,14 . 50 . 14,44

1
C=
4534,16

= 0,00022055 = 220 mF
55

Jadi besarnya nilai kapasitansi yang dibutuhkan dalam hubungan delta


per fase adalah 220 mF.
Sehingga total kapasitansi yang diperlukan adalah :

= √3 . kapasitansi fase

= √3 . 220

= 381,04 mF.

4.6 Penggunaan Kapasitor Bank


Jika faktor daya pelanggan rendah, maka kapasitas daya aktif (kW) yang
dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas tersebut akan turun
seiring dengan menurunnya nilai faktor daya sistem kelistrikan pelanggan.
Akibat dari menurunnya nilai faktor daya tersebut, maka akan muncul
beberapa masalah antara lain :
1. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
2. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi – rugi.
3. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperbesar nilai faktor daya
yaitu dipasang secara paralel dengan rangkaian beban. Dengan menggunakan
kapsitor jenis variable kapsitor, yang mana jenis kapasitor ini nilai
kapasitansinya dapat diatur atau berubah – ubah. Bila rangkaian tersebut
diberi tegangan, maka electron akan mengalir masuk ke kapaasitor. Pada saat
kapasitor penuh dengan muatan electron, maka tegangan akan berubah dan
electron akan keluar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang
memerlukannya dengan demikian pada saat itu kapasitor akan
membangkitkan daya reaktif. Jika tegangan yang berubah kembali normal,
maka kapasitor akan menyimpan kembali electron. Pada saat kapsitor
mengeluarkan electron (IC ) berarti sama juga bahwa kapasitor mensuplai
daya reaktif ke beban, karena beban bersifat induktif (+) dan daya reaktif
bersifat (-) sehingga daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.
56

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan pemasangan kapasitor bank


yaitu antara lain :
1. Menghilangkan denda PLN atas kelebihan prmakaian daya reaktif.
2. Menurunkan pemakaian arus total karena pemakaian kVA lebih
mendekati kW yang terpakai, akibatnya pemakaian energy listrik akan
lebih hemat.
3. Memberikan tambahan daya yang tersedia pada trafo sehingga trafo tidak
kelebihan (overload).
4. Mengurangi penurunan tegangan
5. Meningkatkan daya pakai pada alat – alat produksi.
6. Terhindar dari kenaikan suhu pada kabel penghantar sehingga
mengurangi rugi – rugi daya,
Dengan demikian, pemilihan model kapasitor yang sesuai yaitu dengan
memiilih model pemasangan kapasitor yang terpusat, karena memiliki
bebrapa kelebihan yaitu :
1. Daya reaktif (kVAR) dikompensasi secara terpusat dan menyeluruh.
2. Bisa digunakan untuk mengkompensasi daya continue.
3. Hemat pemakaian ruang, muda untuk instalasi dan juga biaya
pemasangan murah.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada PT. Karya Toha Putra saat setelah dilakukan pengukuran dan
perhitungan selama operasi kerja pada pukul 08.00 – 16.00 nilai faktor
daya masih rendah dengan nilai rata – rata 0.60.
2. PT. Karya Toha Putra nilai faktor daya saat sebelum dilakukan
perbaikan faktor daya, rata – rata nilainya yaitu 0,60, nilai ini masih
jauh dengan ketentuan standar yang sudah ditetapkan oleh PLN, bahwa
nilai faktor daya minimal 0,85 dan maksimal yaitu 1. Rendahnya nilai
faktor daya ini terjadi karena banyaknya beban induktif, maka
diperlukan sumber daya reaktif tambahan untuk memperbesar faktor
daya yaitu dengan memakai sebuah kapasitor bank.
3. Dengan rendahnya nilai faktor daya pada PT. Karya Toha Putra, maka
upaya untuk meminimalisasi hal tersebut, maka dilakukan penempatan
sebuah kapasitor dengan memperhitungkan nilai daya reaktif yang akan
dipasang.
4. Hasil kompensasi daya reaktif setelah dilakukan perbaikan, nilai
tertinggi yaitu 47,19 kVAR. Jadi besarnya kompensasi untuk perbaikan
faktor daya 0,95 adalah 50 kVAR. Untuk memasang kapasitor bank
dalam jaringan listrik digunakan PFR (Power Factor Controller) 6 step
dengan 1 step dibutuhkan 10 kVAR.
5. Nilai kapasitor yang dibutuhkan agar bisa dilakukan perbaikan faktor
daya yaitu sebesar 381,04 mF.

5.3 Saran

57
58

Adapun saran yang bisa disampaikan oleh penulis yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan ini, bisa menjadi acuan untuk lebih
dilakukan penghematan biaya listrik bagi konsumen listrik.
2. Pada PT. Karya Toha Putra agar lebih mempertahankan kondisi dari
faktor daya, karena dengan mepertahankan nilai faktor daya dapat
menghemat penggunaan daya listrik sehingga dapat meningkatkan
proses produksi di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] R. P. Syawal, “Analisis Pengaruh Pemasangan Kapasitor Bank Terhadap


Faktor Daya (Studi Kasus Gardu Distribusi Fakultas Teknik Universitas
Halu Oleo),” 2015.

[2] S. Bandri and T. Danial, “Studi Analisa Pemasangan Kapasitor Pada


Jaringan Udara Tegangan Menengah 20 KV Terhadap Drop Tegangan
(Aplikasi Pada Feeder 7 Pinang GI Muoro Bungo),” Tek. Mesin, vol. 4, no.
1, 2014.

[3] P. A. Taufik, “Studi Penempatan Kapasitor Untuk Perbaikan Kualitas


Tegangan Di Penyulang Kangkung Gi Manggala,” 2016.

[4] A. Rochim, “Perbaikan Faktor Daya Listrik Dengan Kapasitor Bank Di


Greeting Stone Loundry,” Universitas Islam Sultan Agung Semarang,
2015.

59

Anda mungkin juga menyukai