Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. PLN (Persero) terus memperluas sistem jaringan distribusi


untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan energi listrik kepada
konsumen. Dalam memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut
PT. PLN (Persero) berusaha pula meningkatan kualitas pelayanan
dalam menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik kepada
konsumen. Guna tercapainya tujuan tersebut diperlukan suatu
sistem distribusi listrik yang handal dari segala gangguan yang
menyebabkan tidak terjaganya kontinuitas penyaluran energi
listrik kepada konsumen. Keandalan merupakan tingkat
keberhasilan kinerja suatu sistem atau bagian dari sistem untuk
dapat memberikan hasil yang lebih baik pada periode waktu dan
dalam kondisi operasi tertentu. Untuk dapat menentukan tingkat
kualitas keandalan dari suatu sistem harus diadakan
pemeriksaan dengan cara menghitung maupun menganalisa
terhadap tingkat keberhasilan kinerja atau operasi dari sistem
yang ditinjau pada periode tertentu kemudian
membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.
Keandalan distribusi listrik dalam hal ini adalah menjaga
kontinuitas penyaluran tenaga listrik kepada konsumen pada
periode tertentu. Penggunaan evaluasi keandalan sistem pada
jaringan distribusi merupakan salah satu faktor yang penting
untuk menentukan segala langkah yang diambil dalam
menangani permasalahan yang menyebabkan tidak terjaganya
kontinuitas penyaluran energi listrik kepada konsumen. Indeks
keandalan pada dasarnya adalah suatu angka atau parameter

1
yang menunjukan tingkat keandalan dari kontinuitas penyaluran
energi listrik kepada konsumen. Untuk mengetahui keandalan
suatu sistem distribusi maka ditetapkan suatu indeks keandalan
yaitu besaran untuk membandingkan penampilan keandalan
suatu sistem distribusi listrik. Indeks - indeks keandalan ini
merupakan tolak ukur atau parameter yang menunjukan tingkat
kualitas keandalan suatu

2 sistem distribusi. Adapun indeks yang dipakai dalam

menentukan tingkat keandalan sistem distibusi tenaga listrik

tersebut adalah SAIDI (System Average Interruption Duration

Index) yaitu angka atau indeks yang menyatakan berapa lama

tiap–tiap konsumen mengalami pemadaman dalam kurun

waktu tertentu dan SAIFI (System Average Interruption

Frequency Index) yaitu angka atau indeks yang menyatakan

berapa sering tiap–tiap konsumen mengalami pemadaman

dalam kurun waktu tertentu.

. Disini penulis akan mengambil datanya di PLTD Yarmokh, pada

PLTD Yarmokh terdapat 9 penyulang, yaitu :

 EVA 1

 EVA 2

 KASUARI

 MERPATI

2
 MALEO

 MERAK

 NURI

 MAMBRUK

 RAJAWALI

1.2 Rumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini, penulis akan membahas :

 Apa pengaruh dari capasitor bank terhadap kualitas daya?

 Bagaimana menentukan kapasitas capasitor bank yang akan dipasag

pada penyulang merak PLTD Yarmokh?

 Berapa hasil sebelum dan setelah dilakukan optimasi penempatan dan

penambahan recloser pada penyulang Dampit

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan permasalahan sebelumnya, agar tujuan

penulisan ini dapat tercapai maka perlu diberikan batasan-batasan agar

analisa tidak keluar dari perumusan permasalahan. Adapun batasan masalah

berupa:

 Data-data yang diperlukan merupakan data yang diperoleh dari PLTD

Yarmokh (Penyulang Merak)

 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan

kalkulator ilmiah.

3
 Konfigurasi sistem yang dikerjakan pada tugas akhir ini berbentuk
radial.
 Penyulang yang dianalisis yaitu penyulang Dampit.
 Waktu keluar, laju kegagalan, SAIDI dan SAIFI adalah hal – hal yang
harus dianalisis pada tugas akhir ini
 MATLAB R2013a ialah software yang dipergunakan.

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari tugas akhir ini yaitu mempelajari pengaruh dari

Capasitor bank terhadap kualitas daya listrik pada PLTD Yarmokh

(Penyulang Merak) dan untuk menentukan kapasitas Capasitor bank yang

akan dipasang.

 Menganalisis hasil sebelum dan setelah dilakukan optimasi


penempatan dan penambahan recloser pada penyulang Dampit
untuk meningkatkan keandalan sistem distribusi.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

 Memberikan informasi tentang nilai faktor daya yang dihasilkan dan

pengaruh dari pemasangan capasitor bank.

 Diaharapkan dapat membantuu menjadi referensi penulisan bagi

mahasiswa teknik elektro untuk penelitian sejenis, serta penelitian yang

lebih lanjut.

 Berguna meminimalisir nilai indeks keandalan sistem distribusi pada


penyulang Dampit

4
 Untuk menentukan letak penempatan dan recloser pada penyulang Dampit
menggunakan metode artificial bee colony (ABC) algorithm sehingga
mendapatkan nilai indeks keandalan yang paling kecil.

1.6 Sistematika Pembahasan

Pembahasan akan dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pembahasan mengenai :

a. Latar Belakang

b. Rumusan Masalah

c. Batasan Masalah

d. Tujuan Penulisan

e. Metodologi Penelitian, dan

f. Sistematika Pembahasan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pembahasan mengenai literature capasitor bank.

BAB III : PENGUMPULAN DATA

Berisi data-data yang diperlukan, yaitu:

a. Single Line Diagram PLTD Yarmokh (Penyulang

Merak)

b. Daya Aktif, Daya Reaktif dan Daya Semu (Tiap Fasa)

c. Data Tegangan Antar Fasa

d. Data Arus Tiap Fasa

5
e. Data Frekuensi

BAB IV : ANALISA DATA

Pembahasan data-data yang berkaitan perhitungan dan

analisa dari hasil perhitungan tersebut. Hasil Perhitungan

akan disusun dalam bentuk tabel

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

6
LANDASAN TEORI

2.1 indeks keandalan

Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Keandalan dari pelayanan konsumen

dapat dinyatakan dalam beberapa indeks yang biasanya digunakan untuk

mengukur keandalan dari suatu sistem. Indeks keandalan yang dipakai dalam

penelitian ada 2 yaitu [7]: • SAIFI (System Average Interruption Frequency

Index). Merupakan jumlah rata-rata dari gangguan yang terjadi dalam satu

tahun dan ditetapkan ke dalam bentuk persamaan

[4]: 𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼= ∑𝜆𝑖.𝑁𝑖 ∑𝑁𝑖 (9)

(8)

(7) (6)

(1)

(2)

(3) (4) (5)

E-Journal SPEKTRUM Vol. 5, No. 2 Desember 2018

Jaime Luis da Costa, Rukmi Sari Hartati, Widyadi Setiawan 132

• SAIDI (System Average Interruption Duration Index Merupakan waktu kegagalan

rata-rata dalam satu tahun untuk tiap pelanggan dan ditetapkan ke dalam

bentuk persamaan [4] : 𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼= ∑𝑈𝑖.𝑁𝑖 ∑𝑁𝑖 Keterangan : ∑𝜆𝑖.𝑁𝑖 adalah

jumlah perkalian antara failure rate dengan jumlah pelanggan komponen i ∑

7
𝑈𝑖.𝑁𝑖 adalah jumlah perkalian antara durasi kegagalan dengan jumlah

pelanggan komponen i. Ni adalah jumlah beban pada titik beban i

(pelanggan) λi adalah laju kegagalan Ui adalah ketidaktersediaan

2.2. recloser

Fungsi recloser adalah sebagai alat untuk memperkecil daerah

jaringan listrik yang terkena gangguan. Pemasangan recloser selama

ini hanya berdasarkan jarak aman antara suatu recloser dengan

komponen pemutus lainnya dan belum mempertimbangkan banyak

pelanggan didaerah yang dilindungi. Berdasarkan data parameter

kinerja dan koordinasi recloser dilakukan perhitungan nilai indeks

keandalan dari tiap-tiap pemasangan recloser sehingga diperoleh

hasil yang optimal.

8
2.1.2 Macam-Macam Daya

2.1.2.1 Daya Nyata (Apparent Power)

Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh

perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya

yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya

reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.

Gambar 2.2 Hubungan S, P dan Q

S = P + jQ, mempunyai nilai/ besar dan sudut (2.2)

S = |S| < φ (2.3)

S = √(P2 + Q2) < φ (2.4)

Untuk mendapatkan daya satu phasa, maka dapat diturunkan

persamaannya seperti di bawah ini :

S = P + jQ (2.5)

Dari gambar 2.2 terlihat bahwa:

P = V.I Cos φ (2.6)

Q = V. I.Sin φ (2.7)

9
maka :

S1φ = V. I. Cos φ + j V. I Sin φ (2.8)

S1φ = V. I. (Cos φ + j Sin φ) (2.9)

S1φ = V. I. 𝑒 𝑗𝜑 (2.10)

S1 φ = V. I < φ (2.11)

S1 φ = V. I* (2.12)

Sedangkan untuk rangkaian tiga phasa mempunyai 2 bentuk

hubungan yaitu :

Hubungan Wye (Y)

Gambar 2.3 Hubungan Wye (Y)

Dimana :

VRS = VRT = VST = VL ; Tegangan antar phasa

VRN = VSN =VTN = VP ; Tegangan phasa

IR = IS = IT = IL (IP) ; Arus phasa /Arus saluran

Bila IL adalah arus saluran dan IP adalah arus phasa, maka akan berlaku

10
hubungan :

IL = IP (2.13)

VL = √3 VP (2.14)

Hubungan Delta (∆)

Gambar 2.4 Hubungan Delta (∆)

Di mana :

IRS = IST = ITR = IP ; Arus phasa

IR = IS =IT = IL ; Arus saluran

VRS = VST = VTR = VL (VP) ; Tegangan antar phasa

Bila VL adalah tegangan antar phasa dan VP adalah tegangan phasa maka

berlaku hubungan :

VL = VP (2.15)

IL = √3 . IP (2.16)

Dari kedua macam rangkaian di atas, untuk mendapatkan daya tiga

phasanya maka dapat digunakan rumus :

11
S(3) = √3. VL. IL (2.17)

2.1.2.2 Daya Aktif (Active Power)

Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk

melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt.

P = V. I . Cos φ (2.18)

P = √3 . VL. IL . Cos φ (2.19)

2.1.2.3 Daya Reaktif (Reactive Power)

Daya reaktif adalah daya yang disuplaio oleh komponen reaktif.

Satuan daya reaktif adalah Var.

Q = V.I.Sin φ (2.20)

Q = √3. VL. IL. Sin φ (2.21)

2.1.3 Segitiga Daya

Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan

matematika antara tipe-tipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active

Power, dan Reactive Power) berdasarkan prinsip trigonometri.

Gambar 2.5 Segitiga Daya

12
Dimana berlaku hubungan :

S = √𝑃2 + 𝑄 2 (2.22)

𝑆
P = 𝐶𝑜𝑠 𝜑 (2.23)

𝑆
Q = 𝑠𝑖𝑛 𝜑 (2.24)

2.1.4 Faktor Daya (Cos 𝛗)

Faktor daya (Cos φ) dapat di definisikan sebagai rasio perbandingan

antara daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit

AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya yang dinyatakan dalam

cos φ.

𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑃)


Faktor Daya = (2.25)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎

Faktor daya mempunyai nilai range antara 0-1 dan dapat juga

dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati

satu.

2.2 Kapasitor

2.2.1 Pengertian Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen yang hanya dapat menyimpan dan

memberikan energi yang terbatas yaitu sesuai dengan kapasitasnya.

Kemampuan suatu bahan dielektrik untuk menyimpan suatu elekrostatik

disebut permittivity atau dielectric constant. Konstanta dielektrik ini

13
merupakan rasio perbandingan energi yang tersimpan pada bahan dielektrik

yang digunakan dengan energi yang tersimpan apabila bahan dielektrik yang

digunakan adalah udara.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka untuk mendapatkan suatu

absolute permittivity dari suatu bahan dielektrik dapat digunakan rumus:

(2.26)

2.2.2 Menentukan Ukuran Kapasitor Untuk Memperbaiki Faktor Daya

Ukuran kapasior untuk memperbaiki faktor daya sistem pada titik-titik

tertentu dapat secara manual untuk sistem distribusi yang relatif kecil, KVAR

kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya cos φ1 sampai

dengan cosφ2. Ada beberapa Metode dalam mencari ukuran kapasitor untuk

perbaikan faktor daya seperti dengan metode perhitungan sederhana, metode

tabel kompensasi dan metode diagram.

2.2.2.1 Metode Perhitungan Sederhana

Dalam metode sederhana dapat kita mencari ukuran kapasitor, data

yang diperlukan antara lain :

Daya Semu =S

Daya Aktif =P

Daya Reaktif = Q

14
Agar mempermudah mengingat simbol Daya reaktif kita gunakan

simbol QL ( Daya reaktif PF lama) dan QB (Daya Reaktif PF baru). Jadi

dapat kita simpulkan bahwa persamaan perhitungan sederhana yaitu:

Qc = QL − QB (2.27)

2.2.2.2 Metode Diagram

Dalam menentukan besarnya kapasitor yang dibutuhkan diperlukan

diagram sebelum kompensasi dan sesudah kompensasi maka dapat di

gambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.6 Diagram Daya Untuk Menentukan Kapasitor

Dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:

Qc = kW (Tan 𝜑1− Tan φ2) (2.28)

15
2.3 Kapasitor Daya Pada Jaringan Kelistrikan

2.3.1 Fungsi Kapasitor Daya Pada Sistem Kelistrikan

Pada dasarnya pemasangan kapasitor daya dalam system transmisi dan

distribusi mempunyai tujuan untuk memperbaiki faktor daya dan sistem

regulasi tegangan pada sistem. Tetapi, selain itu kapasitor daya juga dapat

digunakan untuk aplikasi lain yaitu filter harmonisa, proteksi terhadap petir,

untuk transformer, testing generator impuls, voltage divider capasitor.

2.3.2 Penggolongan Kapasitor Daya

Pada jaringan distribusi penggunaan kapasitor daya dapat digolongksn

berdasarkan tegangan yang digunakan (low voltage dan high voltage)

pemasangannya (kapasitor seri dan paralel) berdasarkan sistem aplikasinya

(open-rack design dan capasitor in pole-mounted hanger), berdasarkan waktu

kerjanya (fixed capasitor dan switches capasitor).

2.3.2.1 Kapasitor Daya Berdasarkan Tegangan yang Digunakan

Dibagi menjadi dua, yaitu:

 Low voltage capasitor bank yang memiliki tegangan kerja dibawah

1 kV yaitu 380-440 Volt.

 High voltage capasitor bank yang memiliki tegangan kerja 1 kV dan

di atasnya.

16
2.3.2.2 Kapasitor Daya Berdasarkan Pemasangannya

Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif untuk

memperbaiki tegangan dan faktor daya, karenanya menambah kapasitor

sistem akan mengurangi kerugian. Berdasarkan pemasangannya kapasitor

daya dibagi menjadi dua yaitu :

 Series capasitor (Kapasitor seri)

Dasar kerja dari suatu kapasitor seri adalah pemasangannya

yang terhubung seri dengan sumber tegangan dan terhubung paralel

dengan beban. Pada umumnya kapasitor seri digunakan sebagai

kompensasi dari reaktansi jaringan.

Gambar 2.7 Series Capasitor

Untuk aplikasi kapasitor seri dalam sebuah sistem jaringan dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

17
Gambar 2.8 Diagram Sistem Jaringan Dengan Kapasitor Seri. (a)

Sistem, (b) Rangkaian Sirkuit, (c) Diagram Phasor Tanpa Kapaitor

Seri, (d) Diagram Phasor Dengan Kapasitor Seri.

Penggunaan kapasitor seri memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1. Dapat mengatur regulasi tegangan secara otomatis secara

keseluruhan.

2. Dapat mengurangi efek transient dan meningkatkan stabilitas

sistem.

18
3. Dapat meregulasi tegangan secara tepat atau seketika, karena

dapat meredam flickers pada suplai ketika arus melalui beban

seperti pada saat terjadi busur api.

4. Dapat mengatur aliran daya pada jaringan sehingga daya yang

disalurkan menjadi lebih efektif, misalnya pemasangan

kapasitor seri pada jaringan antara dua feeder utama.

Pemasangan kapasitor seri sangat berguna jika diletakkan pada

feeder dengan dua sumber sistem yang paralel. Di sini, energi

disalurkan dari satu feeder ke feeder lain yang dipengaruhi oleh

perbedaan phasa antara tegangan pada kedua feeder tersebut.

Semakin banyak energi yang disalurkan maka kapasitor seri juga

akan bekerja untuk mengurangi losses. Ini tidak hanya membantu

meningkatkan kapasitas penyaluran daya, tetapi juga dapat

mengatasi kelebihan beban antara dua sistem. Kapasitor seri tidak

digunakan secara luas dalam saluran distribusi karena mempunyai

sistem yang lebih kompleks. Biaya pemasangan kapasitor seri jauh

lebih mahal daripada kapasitor paralel, dan biasanya kapasitor seri

dirancang dengan kapasitas yang lebih besar dengan tujuan untuk

mengantisipasi perkembangan beban untuk masa-masa yang akan

datang. Hal tersebut menjadi alas an utama sehingga dalam sistem

kelistrikan yang sering digunakan adalah kapasitor paralel.

19
 Kapasitor Shunt (Kapasitor Paralel)

Prinsip kerja dari kapasitor shunt adalah pemasangannya yang

dihubungkan paralel dengan sumber tegangan. Pada umumnya

kapasitor shunt dipasang untuk memperbaiki faktor daya dan

diletakkan dengan beban.

Untuk aplikasi kapasitor shunt dalam sistem jaringan dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.9 Diagram Sistem Jaringan Dengan Kapasitor Paralel (a)

Sistem, (b) Rangkaian Sirkuit, (c) Diagram Phasor Tanpa Kapasitor

Paralel, (d) Diagram Pahsor Dengan Kapasitor Paralel

Pemasangan kapasitor paralel pada jaringan distribusi

mengakibatkan losses akibat aliran daya reaktif pada saluran dapat

20
dikurangi sehingga kapasitas sistem bertambah. Manfaat

penggunaan kapasitor paralel:

 Berkurangnya voltage drop di sepanjang saluran.

 Memperbaiki faktor daya di sepanjang saluran.

21
BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 Lokasi Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu dari bulan Januari

2019 sampai dengan Febuari 2019.

3.1.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PLTD Yarmokh

3.2 Metodologi Penelitian

Ada 2 tahapan metode yang digunakan untuk mengumpulkan semua

data, yaitu :

 Studi Literatur

Penulis mempelajari literature-literatur mengenai capasitor bank,

power quality.

 Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data-data dari PLTD Yarmokh (

Penyulang Merak) untuk menentukan kapasitas capasitor bank yang

digunakan serta tempat peletakkannya.

22
3.3 Metode Pengolahan Data

Adapun pengolahan data dilakukan secara dua tahap yaitu:

 Perhitungan secara manual menggunakan persamaan-persamaan yang

ada pada bab 2. Perhitungan dimulai dari menghitung daya nyata dan

dilanjutkan dengan menghitung cos φ

 Perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010. Lalu akan disusun

kedalam tabel.

3.3 Diagram Alir Penelitian

Keseluruhan tahapan mulai dari studi literatur, pengumpulan dan

pemodelan serta simulasi hingga kesimpulan penulisan proyek akhir ini

dapat dilihat pada gambar 3.1 diagram alir berikut ini:

23
Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data:

1. Single Line Diagram PLTD Yarmokh (Penyulang Merak)

2. Daya Aktif, Daya Reaktif dan Daya Semu (Tiap Fasa)

3. Data Tegangan Antar Fasa

4. Data Arus Tiap Fasa

5. Data Frekuensi

1. Menghitung Cos φ

2. Menghitung Kompensasi Daya Reaktif (Kvar)

3. Menghitung Arus (I2)

Analisa Dan Hasil Simulasi

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

24
DAFTAR PUSTAKA

Emmy Hosea, Ontoseno Penangsang, Algavien Tinus, “Pengaruh Capasitor Bank

Terhadap Kualitas Daya”, Jurnal Teknik Elektro Vol. 06, No. 24, Oktober-

Desember 2017.

<http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/TIK/article/viewFile/1421/1541>

Rahmad Putra Syawal, “Analisis Pengaruh Pemasangan Kapasitor Bank Terhadap

Faktor Daya (Studi Kasus Gardu Distribusi Fakultas Teknik Universitas

Halu Oleo)”, Kendari, Desember 2015.

<https://electrical17.wordpress.com/2011/03/05/247/>

Eko Nurhadi Satrio, “Daya Aktif, Reaktif dan Nyata”, 5 Maret 2011.

<https://studylibid.com/doc/694975/analisis-pengaruh-pemasangan-

kapasitor-bank-terhadap>

25

Anda mungkin juga menyukai