Anda di halaman 1dari 10

KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV di PAMEKASAN

A.

1.

2.

3.

4.

KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV di PAMEKASAN


Teori Dasar Keandalan
Keandalan sistem distribusi berkaitan dengan ketersediaan dan kualitas pasokan
listrik di setiap jaringan pelanggan.Analisa dari statistic kegagalan pelanggan telah
menunjukkannya, kegagalan sistem distribusi berkontribusi sebanyak 90% terhadap
tersedianya pasokan ke beban.Hal ini menunjukkan betapa pentingnnya evaluasi
keandalan sistem distribusi diperoleh.
Keandalan menyatakan kemungkinans suatu peralatan (device) yang bekerja sesuai
standarnya dalam selang waktu dan kondisi tertentu. Analisa bentuk kegagalan
merupakan suatu analisa bagian dari sistem atau peralatan yang dapat gagal,
bentuk kegagalan yang mungkin, efek masing-masing, bentuk kegagalan dari
sistem yang komplek. Dengan demikian keandalan dapat digunakan untuk
membandingkan suatu peralatan atau sistem dengan peralatan atau sistem yang
lain. Evaluasi keandalan ada dua macam, yaitu penilaian secara qualitative dan
secara quantitative.
Keandalan dari suatu sistem distribusi ditentukan oleh keandalan dari kompoenkomponen yang membentuk suatu sistem tersebut disaat bekerja dan komponen itu
sendiri. Keandalan memiliki empat aspek penting yaitu :
Fungsi
Keandalan pada suatu sistem perlu dilihat apakah suatu sistem itu dapat melakukan
fungsinya secara baik sesuai standarnya pada jangka waktu dan kondisi
tertentu.Kegagalan fungsi dari sistem dapat disebabkan oleh perawatan yang tak
terencana (unplanned maintenance).Fungsi atau kinerja dari suatu komponen
terhadap suatu sistem mempunyai tingkatan yang berbeda-beda.
Lingkungan
Keandalan setiap peralatan dari suatu sistem sangat bergantung pada kondisi
lingkungan saat peralatan tersebut bekerja. Secara umum lingkungan tersebut
menyangkut
pemakaian,
transportasi,
penyimpanan,
instalasi,
pemakai,
ketersedian, alat-alat perawatan, debu, kimia, dan polutan lain.
Waktu
Keandalan menurun sesuai dengan pertambahan waktu.Dalam artian semakin
lamanya peralatan tersebut bekerja, maka kualitas keandalan semakin
turun.Meningkatnya waktu operasi membuat probabilitas kegagalan lebih
tinggi.Waktu operasi ini diukur tidak hanya dalam unit waktu tetapi bisa dalam jarak
operasi.
Probabilitas
Keandalan diukur sebagai probabilitas.Sehingga probabilitas yang berubah terhadap
waktu dan masuk dalam bidang statistic dan analisa statistic.

Membahas keandalantidak dapat dilepaskan dari teori kesalahan atau gangguan


yang menyebabkan kegagalan peralatan pada suatu sistem untuk bekerja sesuai
dengan standar atau fungsi yang diharapkan.
Teori Kesalahan meliputi:

1.

Kegagalan
Kegagalan adalah ketidakmampuan suatu peralatan untuk melaksanakan fungsi
yang diperlukan sesuai batasan kemampuan yang dibutuhkan.
2.
Penyebab Kegagalan
Keadaan lingkungan selama desain, pembuatan atau selama proses bekerjanya
peralatan yang akan menuntun kepada kegagalan.
3.
Mode Kegagalan
Akibat yang diamati untuk mengetahui kegagalan, misalnya suatu keadaan
rangkaian terbuka atau hubung singkat.
4.
Faktor Kegagalan
Faktor kegagalan antara lain meliputi proses fisik, kimia atau proses lain yang
menyebabkan kegagalansuatu peralatan.
Kata kegagalan adalah istilah dasar yang menunjukkan berakhirnya unjuk kerja
suatu peralatan dan bagian-bagiannya, yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya dalam segala keadaan lingkungan.
Gangguan listrik pada jaringan sistem distribusi dinyatakan sebagai kerusakan dari
peralatan yang mengakibatkan sebagian atau seluruh pelayanan listrik
terganggu.Besaran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai keandalan suatu
peralatan listrik adalah besarnya suatu laju kegagalan/kecepatan kegagalan (Failure
rate) yang dinyatakan dengan simbol .
1.
Laju Kegagalan
Secara umum keandalan didefinisikan sebagai kemungkinan (Probability) peralatan
dari suatu sistem yang mampu bekerja sesuai dengan kondisi operasi tertentu
dalam jangka waktu yang ditentukan, dengan kata lain keandalan disebut juga
dengan kecukupan atau ketersediaan (availability). Keandalan memiliki sifat
non deterministic (terjadi secara kebetulan) tapi probabilistik. Banyaknya kegagalan
yang terjadi selama selang waktu t1 sampai t2 disebut laju kegagalan.Ini dapat
dinyatakan sebagai peluang bersyarat, yaitu kegagalan-kegagalan yang terjadi
dalam selang waktu t1dan t2, dimana sebelum periode t1 tidak terjadi kegagalan
dan ini merupakan awal dari selang.
Jadi laju kegagalan () adalah harga rata-rata dari jumlah kegagalan per satuan
waktu pada suatu selang waktu pengamatan (T).laju kegagalan ini dihitung dengan
satuan kegagalan per tahun. Untuk selang waktu pengamatan diperoleh :
...(1)

= Laju kegagalan konstan (kegagalan/tahun)


d = banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu
T = jumlah selang waktu pengamatan (tahun)
Indeks keandalan suatu sistem distribusi digunakan untuk mengukur tingkat
keandalan dari tiap-tiap titik beban/load point. Yang merupakan indeks-indeks
keandalan dasar antara lain :
= Laju kegagalan konstan (kegagalan/tahun)
r = lama terputusnya pasokan listrik rata-rata (jam/kegagalan)
U = lama/durasi terputusnya pasokan listrik tahunan rata-rata (jam/tahun)
Nilai laju kegagalan akan berubah sesuai dengan umur dari sistem atau peralatan
listrik selama beroperasi. Grafik antara laju kegagalan dengan unsur suatu sistem
atau peralatan listrik secara ideal dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Kurva Laju Kegagalan Terhadap Waktu


Dari gambar diatas terdapat tiga macam daerah kegagalan, seperti berikut ini :
a.
Daerah kegagalan awal
Pada periode ini angka kegagalan berkurang secara cepat dibandingkan periode
berikutnya.Pada daerah kegagalan awal ini, kegagalan dapat disebabkan oleh
karena kesalahan pada perencanaan dan pemasangan peralatan listrik. Nilai laju
kegagalan pada daerah ini sangat besar dan akan semakin mengecil dengan
bertambahnya waktu.
b.
Daerah kegagalan normal
Periode dimana kegagalan terjadi pada angka kecepatan yang hampir sama yang
mendekati uniform. Pada daerah kegagalan normal ini, laju kegagalan dapat
dianggap konstan. Hal ini disebabkan oleh karena sistem suatu peralatan listrik
sudah beroperasi dengan stabil sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan pada
setiap waktu adalah sama. Pada pembahasan selanjutnya, laju kegagalan yang
akan digunakan adalah laju kegagalan normal ini saja. Karena sistem atau peralatan
listrik bekerja pada daerah ini.
c.
Daerah kegagalan akhir
Periode dimana kegagalan terjadi pada angka kegagalan bertambah secara cepat
dibanding dengan periode sebelumnya.Pada daerah kegagalan akhir ini, laju
kegagalan semakin besar dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan oleh
karena dengan semakin tuanya peralatan listrik, maka kegagalan yang terjadi akan
semakin banyak.
B.

Indeks Gangguan Tambahan


Indeks keandalan yang telah diperhitungkan kembali adalah laju kegagalan ratarata, lamanya gangguan rata-rata dan waktu kegagalan tahunan.
Indeks Berorientasikan Pelanggan
1.
System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)
SAIFI merupakan indeks yang menyatakan banyaknya gangguan (pemadaman)
yang terjadi dalam selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalam suatu
sistem secara keseluruhan.

2.

Costumer Average Interruption Frequency Index (CAIFI)

CAIFI merupakan suatu indeks yang menyatakan banyaknya gangguan yang terjadi
dalam selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalam ruang lingkup yang
lebih kecil.

3. System Average Interruption Duration Index (SAIDI)


SAIDI merupakan suatu indek yang menyatakan lamanya gangguan (pemadaman)
yang terjadi dalam selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalan suatu
sistem secara keseluruhan.

4. Costumer Average Interruption Duration Index (CAIDI)


CAIDI merupakan suatu indeks yang menyatakan lamanya gangguan yang terjadi
dalam selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalam ruang lingkup yang
lebih kecil.

5. Avarage Service Availability (unvailability) Index (ASAI/ASUI)


ASAI/ASUI merupakan suatu indeks yang menyatakan kemampuan suatu sistem
untuk
menyediakan/menyuplai
suatu
sistem
dalam
jangka
waktu
1
tahun.Sedangkan ASUI merupakan indeks yang menyatakan ketidakmampuan
suatu sistem untuk menyediakan/menyuplai suatu sistem.

C. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)


FMEA adalah teknik untuk menganalisa suatu keandalan sistem keselamatan.FMEA
digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya malfungsi
atau mode kegagalan, menganalisa penyebab-penyebabnya, efek-efek yang dapat
ditimbulkan dari kegagalan tersebut.
Suatu analisa waktu tentang kapan saat yang paling tepat untuk dilakukannya
FMEA adalah ketika suatu proyek masih dalam taraf desain. FMEA sangat efektif
digunakan untuk mengevaluasi produk dan mengidentifikasi kemungkinankemungkinan mode kegagalan dari suatu sistem seiring dengan bertambahnya usia
sistem yang akan dievaluasi. Suatu analisa mode efek-efek kegagalan dapat
bervariasi pada tiap-tiap level yang dilaporkan, bergantung pada kebutuhan detail
dan ketersedian informasi yang diperlukan. Pada suatu analisa beban kritis tertentu
yang dominan, dan hingga membahayakan keselamatan, maka suatu analisa
evaluasi dengan menggunakan metode FMEA wajib dilakukan,
Kelebihan mengevaluasi keandalan menggunakan metode FMEA adalah suatu hasil
akhir produk yang benar-benar mengutamakan keselamatan, dan sistem berjalan
sesuai dengan fungsinya.FMEA membantu desainer untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan mode kegagalan yang berbahaya, meminimalkan kerusakan pada

1.
2.
3.
4.

sistem dan operator maupun penggunan sistem tersebut. Seiring dengan semakin
akuratnya analisa evaluasi FMEA yang dilakukan, kemungkinan kegagalan dapat
dilokalisasi dan bila pada suatu sistem atau subsistem mengalami kegagalan, maka
tidak akan merembet pada sistem dan subsistem yang lain dalam proses.
Keandalan akan semakin bertambah dan waktu desain dapat banyak berkurang.
Analisa evaluasi dengan menggunakan metode FMEA dapat digunakan untuk
diagnosa prosedur persiapan, interval dan maintenance produk. FMEA dapat
digunakan pula sebagai bukti otektik sebuah dokumen keselamatan kerja , sangat
berguna untuk perhitungan asuransi. Pada FMEA worksheet termasuk didalamnya
analisa kemampuan merawat, analisa keselamatan,survivability, dan vulnerability,
analisa rencana perawatan, dan untuk deteksi dari kegagalan dan isolasi subsistem.
Secara fungsional FMEA mengasumsikan sebuah kegagalan, lalu mengidentifikasi
kegagalan tersebut, dan menganalisa bagaimana efek kegagalan tersebut.
Kegunaan FMEA :
ketika diperlukan tindakan preventive/pencegahan sebelum masalah terjadi.
ketika ingin mengetahui/mendata alat deteksi yang ada jika terjadi kegagalan.
pemakaian proses baru.
perubahan/pergantian peralatan.
D. Konsep dan Pendekatan Teknik Analisis dan Evaluasi Keandalan
FMEA (Failure Modes And Effects Analysis) adalah suatu metode terstruktur untuk
menganalisa dan mengevaluasi keandalan sistem distribusi yang didasarkan pada
bagaimana suatu kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasi sistem.
Efek atau konsekuensi dari gangguan individual peralatan secara sistematis
diidentifikasi dengan penganalisaan apa yang terjadi jika gangguan terjadi.
Kemudian masing-masing kegagalan peralatan dianalisa dari semua titik
beban/Load point.FMEA adalah suatu pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up)
yang mempertimbangkan satu mode kegagalan pada suatu waktu.
Syarat-syarat dari metode FMEA :
Topologi/konfigurasi penyulang (feeder) sistem jaringan distribusi 20 kV.
Sistem didefinisikan dalam section-section, lateral-lateral, dan titik bebannya (load
point).
Data konsumen meliputi :
- Jumlah pelanggan pada setiap titik beban
Data gangguan/pemadaman tahunan
Parameter data keandalan sistem
Asumsi metode FMEA :
Kegagalan peralatan tidak saling berhubungan, peralatan masing-masing
dapat dianalisa secara terpisah. Jika kegagalan peralatan saling dihubungkan, maka
perhitungan
keandalan
sistem
menjadi
lebih
kompleks.
Maka
untuk
menyederhanakan perhitungan tersebut dengan mengasumsikan bahwa setiap
kegagalan tidak saling berhubungan.
Jika gangguan dari peralatan dalam suatu sistem diasumsikan menjadi
independen, masing-masing keandalan load point adalah suatu fungsi minimalcut
set yang dihubungkan secara seri
Filosofi dari metode ini adalah mengevaluasi keandalan jaringan distribusi 20 kV
dengan menghitung indeks-indeks keandalan setiap titik bebannya. Jika gangguan
dari peralatan dalam suatu sistem diasumsikan menjadi independen, masingmasing keandalan load point adalah suatu fungsi minimalcut set yang dihibungkan

secara seri. Karenanya, minimal cut set terdiri dari semua peralatan yang
mempunyai pengaruh pada ketersedian / avaibility load point/titikbeban. Dari
indeks-indeks keandalan tersebut dapat diketahui titik beban-titik beban mana yang
perlu diperbaiki keandalannya.Indeks keandalan yang dihitung adalah indeks
indeks titik beban (load point) dan indeks-indeks sistem secara keseluruhan.
Indeks load point antara lain :
Frekuensi kegagalan (Failure rate) untuk setiap load point LP, merupakan
penjumlahan laju kegagalan semua peralatan yang berpengaruh terhadapLoad
point, dengan persamaan :

Dimana :
i = laju kegagalan untuk peralatan K
K = Minimal cut set
Lama / durasi gangguan tahunan rata-rata untuk load point ULP, dengan
persamaan :

Dimana :
rj = waktu perbaikan/switching time/reclosing time
Berdasarkan indeks-indeks load point ini, didapat sejumlah indeks keandalan untuk
sistem secara keseluruhan yang dapat dievaluasi dan bisa didapatkan lengkap
mengenai kinerja sistem. Indeks-indeks ini adalah frekwensi atau lama pemadaman
rata-rata tahunan. Indeks-indeks keandalan sistem secara keseluruhan yang sering
dipakai pada sistem distribusi antara lain :

SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)


Persamaannya adalah :

Dimana :
NLP = jumlah konsumen pada titik beban (load point)
N = jumlah konsumen pada penyulang
SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
Persamaannya adalah :

CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index)


Persamaannya adalah :

Indeks Relatif CAIDI


Indeks relatif CAIDI membantu untuk mengidentifikasi titik beban (load point) yang
yang memerlukan peningkatan keandalan).
Indeks relatif CAIDI mempunyai persamaan :

Dimana :
CAIDIfed = CAIDI rata-rata pada penyulang
CAIDILP = CAIDI pada load point
Kemudian :
- Jika indeks relatif CAIDI =1, maka konsumen pada load point mempunyai nilai
keandalan rata-rata
- Jika indeks relatif CAIDI <1, maka konsumen pada load point mempunyai nilai
keandalan dibawah rata-rata
- Jika indeks relatif CAIDI >1, maka konsumen pada load point mempunyai nilai
keandalan diatas rata-rata

ASAI (Avarage Service Availability (unvailability) Index)


Persamaannya adalah :

Dimana 8760 merupakan jumlah jam dalam satu tahun kalender.


a. Prosedur Metode FMEA
Struktur algoritma dari metode FMEA adalah sebagai berikut :
a) Masukkan data topologi jaringan, data konsumen, data keandalan peralatan
b) Perinci topologi jaringan, dengan membagi jaringan kedalam beberapa line.
c) Pertimbangkan suatu mode kegagalan (Failure Mode), baik pada Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM), maupun pada peralatan jaringan distribusi.
d) Selanjutnya setiap mode kegagalan didaftarkan pada FMEA worksheet
e) Menentukan waktu pemulihan sistem, apakah melalui waktu perbaikan atau
switching
f) Menentukan efek (Effect Analysis) setiap mode kegagalan terhadap setiap load point
g) Menjumlahkan frekuensi kegagalan LP dan durasi gangguan ULP setiap load point
h) Dari indeks load point hitunglah indeks keandalan keseluruhan sistem
i) Menghitung nilai relatif CAIDI untuk mengetahui tingkat keandalan setiap titik beban
Dalam tugas akhir ini tidak akan membahas informasi mengenai data keandalan
peralatan. Studi ini akan terfokus pada dengan menggunakan informasi data
keandalan peralatan dapat mengevaluasi keandalan sistem berdasarkan mode
kegagalan dan efek kegagalan yang dialami oleh sistem itu sendiri. Idealnya, indeks
nilai keandalan peralatan peralatan listrik diperoleh dari data di lapangan dengan
kondisi lingkungan dan stress level yang sama. Dalam tugas akhir ini perhitungan
keandalan sistem menggunakan standart dari PLN yaitu SPLN 59 : 1985, Perkiraan
Angka Kegagalan peralatan Sistem Distribusi dan Waktu Operasi Kerja Dan
Pemulihan Pelayanan. Data tersebut sudah cukup memadai untuk menentukan nilai
keandalan suatu sistem secara kwantitatif.

E. Evaluasi Keandalan dengan Menggunakan FMEA


Umumnya, keandalan sistem tergantung pada :
1) keandalan dan pemeliharaan peralatan termasuk didalamnya kegagalan dan waktu
perbaikan distribusi, mode kegagalan dan efeknya, serta pengaruh lingkungan
2) konfigurasi atau topologi sistem
3) perilaku sistem (karakteristik operasional, prosedur switching, dan pelayanan).
Ada dua cara utama untuk memperbaiki keandalan suatu sistem tenaga listrik, cara
pertama adalah mengurangi frekuensi terjadinya gangguan, dan kedua adalah
mengurangi durasi gangguan.Untuk mengurangi jumlah gangguan maka perlu
dilakukan pemeliharaan jaringan secara preventif, sedangkan untuk mengurangi
lama/durasi gangguan, maka disadari pentingnya otomatisasi sistem distribusi.
Sebuah sistem terdapat satu atau beberapa komponen, yang saling berhubungan
sedemikian rupa sehingga sistem bisa melaksanakan sejumlah fungsi diperlukan.
Untuk mencegah kegagalan sistem, misalnya, kegagalan yang mencegah sistem itu
melakukan fungsi yang diharapkannya , maka potensial kegagalan harus
dikenali.Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu metode untuk mengevaluasi
keandalan suatu sistem tenaga listrik. Sehingga dapat diketahui tingkat keandalan
melalui nilai indeks keandalan sub sistem yang membentuk sistem.Ini dapat
dilakukan melalui berbagai metoda seperti; FMEA (fault modes effects and
analysis), Bayesian belief networks, event tree analysis and reliability
block diagrams.
Dalam tugas akhir ini menggunakan metode Failure Modes And Effects
Analysis(FMEA). Secara fungsional FMEA mengasumsikan sebuah kegagalan, lalu
mengidentifikasi kegagalan tersebut, dan menganalisa bagaimana efek kegagalan
tersebut. Suatu sistem pendekatan yang biasanya melibatkan analisa bottom-up
dimana suatu analisa mode kegagalan spesifik dari sub sistem, dilihat pengaruhnya
terhadap keseluruhan sistem. Dengan menggunakan metode ini maka dapat
diketahui
daerah-daerah
mana
pada
jaringan
yang
perlu
diperbaiki
keandalannya.Baik melalui pemeliharaan jaringan maupun otomasisasi sistem.
F. Contoh Perhitungan Indeks Keandalan Menggunakan FMEA
Berikut ini adalah contoh perhitungan indeks keandalan menggunakan FMEA secara
manual.Dibawah ini merupakan penyulang jaringan distribusi 20 kV seperti pada
gambar 3.4.Penyulang ini disupply dari gardu induk dan mempunyai tegangan 20
kV pada penyulang utama dan 0.4 kV padaload point. Penyulang ini memiliki 12
buahload point.
Data keandalan dari komponen yang ada pada sistem yang terdiri dari mode
kegagalan aktif. Perhitungan keandalan sistem ini menggunakan standart dari PLN
59 : 1985, untuk angka keluar/ indeks frekuensi gangguan dan waktu perbaikan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)/Overhead Line sebagai berikut :
Laju kegagalan (Failure rate) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) =
0.2/km/year
Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kawat penghantar udara (repair time) = 3
jam
Waktu switching, diasumsikan sebagai waktu penutupan saklar beban Load Break
Switch LBS maksimal = 0.15 jam
Menghitung nilai frekuensi kegagalan dan durasi/lama kegagalan setiapload point.
Nilai frekuensi kegagalan dan durasi/lama kegagalan dapat dilihat di bawah ini

Titik beban Lump098 dengan jumlah pelanggan 75


Titik bebanLump199 dengan jumlah pelanggan 64
Titik bebanLump038S dengan jumlah pelanggan 25
Titik bebanLump038 dengan jumlah pelanggan 69
Titik bebanLump024 dengan jumlah pelanggan 65
Titik bebanLump296 dengan jumlah pelanggan 65
Titik bebanLump226 dengan jumlah pelanggan 65
Titik bebanLump354 dengan jumlah pelanggan 56
Titik bebanLump017 dengan jumlah pelanggan 67
Titik bebanLump002 dengan jumlah pelanggan 79
Titik bebanLump024S dengan jumlah pelanggan 39
Titik bebanLump224 dengan jumlah pelanggan 77
Dengan total jumlah pelanggan = 746 dan masing-masing titik beban memiliki nilai
Indeks Keandalan Dasar = 0.64 ; r = 3 ; u = 1.92
Maka di butuhkan untuk di buat table Frekuensi Kegagalan dan Durasi
Kegagalan Load pointbeserta jumlah konsumen yang dilayanisistem.
Jumlah pelanggan merupakan banyaknya pelanggan pada setiap beban.Nilai
menunjukkan laju kegagalan (kegagalan/tahun).Nilai kegagalan tersebut bersifat
konstan. Nilai r merupakan rata-rata durasi kegagalan dan nilai u merupakan hasil
perkalian antara nilai dan nilai r. Dari setiap nilai dan nilai r menggunakan nilai
standar SPLN.
Dari indeks load point dapat dihitung indeks keandalan keseluruhan sistem
berdasarkan jumlah konsumen pada tabel 3.3 secara manual dengan menggunakan
rumus indeks keandalan berikut.
SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
Persamaannya adalah :

Dimana :
NLP = jumlah konsumen pada titik beban (load point)
N = jumlah konsumen pada penyulang
ini merupakan contoh perhitungan yang akan menunjukkan nilai SAIFI pada setiap
beban. Pada lump098 diketahui sebelumnya pada table 3.2 nilai dari = 0.64.
Untuk jumlah konsumen pada titik beban ini sebanyak 75 pelanggan dari seluruh
beban sebanyak 746 pelanggan.Sehingga perhitungannya sebagai berikut.
.

kali/pelanggan/tahun
SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
Persamaannya adalah :

Di bawah ini merupakan contoh perhitungan yang akan menunjukkan nilai SAIDI
pada setiap beban. Pada tabel 3.2 diketahui sebelumnya pada lump098 nilai
dari u = 1.92. Untuk jumlah konsumen padatitik beban ini sebanyak 75 pelanggan
dari seluruh beban sebanyak 746 pelanggan.Sehingga perhitungannya sebagai
berikut.
jam/pelanggan/tahun

CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index)


Persamaannya adalah:

Di bawah ini merupakan contoh perhitungan yang akan menunjukkan nilai CAIDI
pada setiap beban. Disini akan diambil contoh pada sebuah beban, yaitu lump098
dimana nilai SAIFI = 0.064343 dan nilai SAIDI = 0.193029. Sehingga
perhitungannya sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai