A.
1.
2.
3.
4.
1.
Kegagalan
Kegagalan adalah ketidakmampuan suatu peralatan untuk melaksanakan fungsi
yang diperlukan sesuai batasan kemampuan yang dibutuhkan.
2.
Penyebab Kegagalan
Keadaan lingkungan selama desain, pembuatan atau selama proses bekerjanya
peralatan yang akan menuntun kepada kegagalan.
3.
Mode Kegagalan
Akibat yang diamati untuk mengetahui kegagalan, misalnya suatu keadaan
rangkaian terbuka atau hubung singkat.
4.
Faktor Kegagalan
Faktor kegagalan antara lain meliputi proses fisik, kimia atau proses lain yang
menyebabkan kegagalansuatu peralatan.
Kata kegagalan adalah istilah dasar yang menunjukkan berakhirnya unjuk kerja
suatu peralatan dan bagian-bagiannya, yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya dalam segala keadaan lingkungan.
Gangguan listrik pada jaringan sistem distribusi dinyatakan sebagai kerusakan dari
peralatan yang mengakibatkan sebagian atau seluruh pelayanan listrik
terganggu.Besaran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai keandalan suatu
peralatan listrik adalah besarnya suatu laju kegagalan/kecepatan kegagalan (Failure
rate) yang dinyatakan dengan simbol .
1.
Laju Kegagalan
Secara umum keandalan didefinisikan sebagai kemungkinan (Probability) peralatan
dari suatu sistem yang mampu bekerja sesuai dengan kondisi operasi tertentu
dalam jangka waktu yang ditentukan, dengan kata lain keandalan disebut juga
dengan kecukupan atau ketersediaan (availability). Keandalan memiliki sifat
non deterministic (terjadi secara kebetulan) tapi probabilistik. Banyaknya kegagalan
yang terjadi selama selang waktu t1 sampai t2 disebut laju kegagalan.Ini dapat
dinyatakan sebagai peluang bersyarat, yaitu kegagalan-kegagalan yang terjadi
dalam selang waktu t1dan t2, dimana sebelum periode t1 tidak terjadi kegagalan
dan ini merupakan awal dari selang.
Jadi laju kegagalan () adalah harga rata-rata dari jumlah kegagalan per satuan
waktu pada suatu selang waktu pengamatan (T).laju kegagalan ini dihitung dengan
satuan kegagalan per tahun. Untuk selang waktu pengamatan diperoleh :
...(1)
2.
CAIFI merupakan suatu indeks yang menyatakan banyaknya gangguan yang terjadi
dalam selang waktu tertentu (1 tahun) pada pelanggan dalam ruang lingkup yang
lebih kecil.
1.
2.
3.
4.
sistem dan operator maupun penggunan sistem tersebut. Seiring dengan semakin
akuratnya analisa evaluasi FMEA yang dilakukan, kemungkinan kegagalan dapat
dilokalisasi dan bila pada suatu sistem atau subsistem mengalami kegagalan, maka
tidak akan merembet pada sistem dan subsistem yang lain dalam proses.
Keandalan akan semakin bertambah dan waktu desain dapat banyak berkurang.
Analisa evaluasi dengan menggunakan metode FMEA dapat digunakan untuk
diagnosa prosedur persiapan, interval dan maintenance produk. FMEA dapat
digunakan pula sebagai bukti otektik sebuah dokumen keselamatan kerja , sangat
berguna untuk perhitungan asuransi. Pada FMEA worksheet termasuk didalamnya
analisa kemampuan merawat, analisa keselamatan,survivability, dan vulnerability,
analisa rencana perawatan, dan untuk deteksi dari kegagalan dan isolasi subsistem.
Secara fungsional FMEA mengasumsikan sebuah kegagalan, lalu mengidentifikasi
kegagalan tersebut, dan menganalisa bagaimana efek kegagalan tersebut.
Kegunaan FMEA :
ketika diperlukan tindakan preventive/pencegahan sebelum masalah terjadi.
ketika ingin mengetahui/mendata alat deteksi yang ada jika terjadi kegagalan.
pemakaian proses baru.
perubahan/pergantian peralatan.
D. Konsep dan Pendekatan Teknik Analisis dan Evaluasi Keandalan
FMEA (Failure Modes And Effects Analysis) adalah suatu metode terstruktur untuk
menganalisa dan mengevaluasi keandalan sistem distribusi yang didasarkan pada
bagaimana suatu kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasi sistem.
Efek atau konsekuensi dari gangguan individual peralatan secara sistematis
diidentifikasi dengan penganalisaan apa yang terjadi jika gangguan terjadi.
Kemudian masing-masing kegagalan peralatan dianalisa dari semua titik
beban/Load point.FMEA adalah suatu pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up)
yang mempertimbangkan satu mode kegagalan pada suatu waktu.
Syarat-syarat dari metode FMEA :
Topologi/konfigurasi penyulang (feeder) sistem jaringan distribusi 20 kV.
Sistem didefinisikan dalam section-section, lateral-lateral, dan titik bebannya (load
point).
Data konsumen meliputi :
- Jumlah pelanggan pada setiap titik beban
Data gangguan/pemadaman tahunan
Parameter data keandalan sistem
Asumsi metode FMEA :
Kegagalan peralatan tidak saling berhubungan, peralatan masing-masing
dapat dianalisa secara terpisah. Jika kegagalan peralatan saling dihubungkan, maka
perhitungan
keandalan
sistem
menjadi
lebih
kompleks.
Maka
untuk
menyederhanakan perhitungan tersebut dengan mengasumsikan bahwa setiap
kegagalan tidak saling berhubungan.
Jika gangguan dari peralatan dalam suatu sistem diasumsikan menjadi
independen, masing-masing keandalan load point adalah suatu fungsi minimalcut
set yang dihubungkan secara seri
Filosofi dari metode ini adalah mengevaluasi keandalan jaringan distribusi 20 kV
dengan menghitung indeks-indeks keandalan setiap titik bebannya. Jika gangguan
dari peralatan dalam suatu sistem diasumsikan menjadi independen, masingmasing keandalan load point adalah suatu fungsi minimalcut set yang dihibungkan
secara seri. Karenanya, minimal cut set terdiri dari semua peralatan yang
mempunyai pengaruh pada ketersedian / avaibility load point/titikbeban. Dari
indeks-indeks keandalan tersebut dapat diketahui titik beban-titik beban mana yang
perlu diperbaiki keandalannya.Indeks keandalan yang dihitung adalah indeks
indeks titik beban (load point) dan indeks-indeks sistem secara keseluruhan.
Indeks load point antara lain :
Frekuensi kegagalan (Failure rate) untuk setiap load point LP, merupakan
penjumlahan laju kegagalan semua peralatan yang berpengaruh terhadapLoad
point, dengan persamaan :
Dimana :
i = laju kegagalan untuk peralatan K
K = Minimal cut set
Lama / durasi gangguan tahunan rata-rata untuk load point ULP, dengan
persamaan :
Dimana :
rj = waktu perbaikan/switching time/reclosing time
Berdasarkan indeks-indeks load point ini, didapat sejumlah indeks keandalan untuk
sistem secara keseluruhan yang dapat dievaluasi dan bisa didapatkan lengkap
mengenai kinerja sistem. Indeks-indeks ini adalah frekwensi atau lama pemadaman
rata-rata tahunan. Indeks-indeks keandalan sistem secara keseluruhan yang sering
dipakai pada sistem distribusi antara lain :
Dimana :
NLP = jumlah konsumen pada titik beban (load point)
N = jumlah konsumen pada penyulang
SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
Persamaannya adalah :
Dimana :
CAIDIfed = CAIDI rata-rata pada penyulang
CAIDILP = CAIDI pada load point
Kemudian :
- Jika indeks relatif CAIDI =1, maka konsumen pada load point mempunyai nilai
keandalan rata-rata
- Jika indeks relatif CAIDI <1, maka konsumen pada load point mempunyai nilai
keandalan dibawah rata-rata
- Jika indeks relatif CAIDI >1, maka konsumen pada load point mempunyai nilai
keandalan diatas rata-rata
Dimana :
NLP = jumlah konsumen pada titik beban (load point)
N = jumlah konsumen pada penyulang
ini merupakan contoh perhitungan yang akan menunjukkan nilai SAIFI pada setiap
beban. Pada lump098 diketahui sebelumnya pada table 3.2 nilai dari = 0.64.
Untuk jumlah konsumen pada titik beban ini sebanyak 75 pelanggan dari seluruh
beban sebanyak 746 pelanggan.Sehingga perhitungannya sebagai berikut.
.
kali/pelanggan/tahun
SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
Persamaannya adalah :
Di bawah ini merupakan contoh perhitungan yang akan menunjukkan nilai SAIDI
pada setiap beban. Pada tabel 3.2 diketahui sebelumnya pada lump098 nilai
dari u = 1.92. Untuk jumlah konsumen padatitik beban ini sebanyak 75 pelanggan
dari seluruh beban sebanyak 746 pelanggan.Sehingga perhitungannya sebagai
berikut.
jam/pelanggan/tahun
Di bawah ini merupakan contoh perhitungan yang akan menunjukkan nilai CAIDI
pada setiap beban. Disini akan diambil contoh pada sebuah beban, yaitu lump098
dimana nilai SAIFI = 0.064343 dan nilai SAIDI = 0.193029. Sehingga
perhitungannya sebagai berikut.