Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISA KEANDALAN GENERATOR PADA GEDUNG FIAI


SEBAGAI PENYEDIA CADANGAN DAYA

Disusun oleh:

Muhammad Miftakhul Aziz

16524060

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta

2019
i
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan listrik di Indonesia menjadi masalah yang setiap tahunnya terus menerus terjadi,
terutama pada lingkungan yang sangat membutuhkan suplai daya listrik seperti gedung
perkuliahan. Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan keandalan sistem operasi
pembangkit dalam menghasilkan energi listrik. Salah satu komponen yang penting dalam sistem
tenaga adalah generator, karena perananya sebagai sumber utama listrik. Energi listrik dihasilkan
dari daya mekanis dalam generator yang berasal dari turbin kemudian mengalami perubahan
menjadi energi listrik.

Dalam kerjanya, sebuah generator harus memiliki kemampuan dan keandalan dalam
melayani kebutuhan konsumen. Keandalan (reliability) merupakan kemampuan suatu benda agar
dapat berfungsi dengan baik selama periode waktu tertentu dengan suatu kondisi operasi tertentu,
maka keandalan sebuah generator adalah kemampuan generator dalam bekerja sesuai dengan
prediksi beban yang akan disuplai. Terdapat beberapa parameter agar sebuah generator dikatakan
andal seperti sistem eksitasi generator, pengaruh perubahan beban terhadap kinerja generator,
getaran yang dihasilkan generator, proteksi panas pada generator, proteksi kecepatan berlebih pada
generator, dll.

Pada penelitian kali ini akan dibahas mengenai beberapa parameter untuk keandalan sebuah
generator yang akan diimplementasikan dalam generator sinkron yang terdapat di gedung Fakultas
Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana sebuah sistem proteksi dapat mempengaruhi keandalan generator?


b. Bagaimana pengaruh parameter suhu terhadap kinerja generator?
c. Bagaimana pengaruh parameter getaran terhadap kinerja generator?
d. Bagaimana pengaruh parameter perubahan beban terhadap kinerja generator?
e. Bagaimana pengaruh parameter sistem eksitasi terhadap kinerja generator?
f. Bagaimana pengaruh parameter kecepatan dalam kinerja generator?
g. Bagaimana pengaruh parameter konsumsi bahan bakar terhadap kinerja generator?

1
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Dapat mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keandalan
generator.
b. Dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap kinjerja generator.
c. Dapat mengetahui pengaruh getaran terhadap kinjerja generator.
d. Dapat mengetahui pengaruh perubahan beban terhadap kinjerja generator.
e. Dapat mengetahui pengaruh sistem eksitasi terhadap kinjerja generator.
f. Dapat mengetahui pengaruh kecepatan terhadap kinjerja generator.
g. Dapat mengetahui pengaruh konsumsi bahan bakar terhadap kinjerja generator.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang saya lakukan agar kita dapat mengetahui bagaimana keandalan
sebuah generator guna menunjang kinerja generator tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur

2.1.1 Analysis Modelling and Design Considerators for the Excitation Systems of
Synchronous Generator.
Pada studi literatur kali ini saya mengambil jurnal [1] yang meneliti tentang
permasalahan pada generator sinkron yaitu penurunan tegangan yang diakibatkan
oleh proses pergantian jembatan diode yang pada umumnya tidak terkontrol dan
mengakibatkan tegangan yang diperbaiki di terminal rotor generator utama tidak
dapat mencapai tegangan yang diharapkan. Dalam makalah ini memfokuskan pada
sebuah generator sinkron yang memiliki daya menengah dengan nilai 400 kVA dan
sistem eksitasi brushless 5.35 kVA. Pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu. Pertama, melakuakan evaluasi
induktansi fase mesin dengan basis rangkaian ekivalen dan divalidasi terhadap
kesalahan yang terjadi dan pada tahap ini kesalahan maksimum yang didapat sebesar
8,2%. Model yang telah divalidasi sebelumnya kemudian divalidasi kembali
terhadap data hasil eksperimen yang tersedia untuk mesin generator dan hasilnya

2
adalah terjadi penurunan tegangan sebesar 30% yang ditemukan di terminal
generator.
Kedua, melakukan desain alat yang berbasis GA (Genetik Algorithm) yang
bertujuan untuk menawarkan metodologi untuk desain GenSets atau generator yang
lebih efisien. Kemudian, terjadi perbaikan dari penurunan tegangan dari 30%
menjadi 28% dan peningkatan output arus pada terminal motor sebesar 5,64% yang
akan meningkatkan efisiensi generator.
2.1.2 Analisis Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Fasa.

Pada studi literatur kali ini akan membahas tentang permasalahan perubahan
beban terhadap kinerja generator sinkron tiga fasa. Kestabilan generator dapat
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah perubahan beban. Perubahan
nilai tegangan pada terminal akibat dihubungkan ke beban akan menimbulkan
ketidakstabilan pada generator. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
melakukan percobaan pada sebuah generator tiga fasa tipe 72SA dengan daya 5 kW
dan menghasilkan tegangan terminal sebesar 440 Volt serta arus 9 Ampere.
Kemudian, sebagai penggerak mula menggunakan motor induksi tiga fasa tipe GF
130/70 dengan daya 5 kW dan tegangan 380/240 Volt serta arus sebesar 16,5 /28,5
Ampere. Kemudian, melakukan pengamatan dengan variable pengamatan seperti
tegangan terminal (Vt), daya keluaran (Pout), arus beban (Ia) dan efisiensi (ղ) yang
dikombinasikan dengan rangakain wye dan delta pada kondisi beban seimbang dan
beban tidak seimbang.
Dari penelitian ini didapatkan hasil pengaturan nilai tegangan generator
sinkron hubung wye pada beban seimbang sebesar 90% lebih besar dari hubung delta
sebesar 81%. Dimana semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk proses
pengaturan tegangan maka nilainya mengecil. Kemudian, untuk pengaturan nilai
tegangan dari generator sinkron hubung delta pada beban tidak seimbang nilainya
juga lebih besar dari pengaturan hubung wye, dimana hubung delta memiliki nilai
sebesar 46% dan hubung wye sebesar 18%. Kemudian untuk efisiensi generator
sinkron dengan beban seimbang, pada beban hubung wye efisiensi tertinggi yaitu
75% sedangkan pada beban hubung delta efisiensi tertinggi yaitu42%. Selanjutnya,
untuk generator dengan beban tidak seimbang. Pada generator dengan hubung wye
memiliki efisiensi tertinggi sebesar 68% dan pada hubung delta memiliki efisiensi
tertinggi sebesar 57%.

3
2.1.3 Analisis Getaran Pada Generator Magnet Permanen 1 kW Hasil Rancang Bangun
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik.
Pada studi literature ini membahas tentang permasalahan getaran pada
generator. faktor yang menyebabkan getaran di mesin putar adalah peristiwa
pembebanan dinamis dan tingkat kelonggaran. Pembebanan dinamis timbul saat
generator digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Masalah ini dapat
mempengaruhi struktur bagian mesin putar lainnya misalnya, pondasi mesin karena
posisi dari pondasi ikut menentukan tingkat getaran yang akan diterima oleh mesin
tersebut. Bahkan jika generator melakukan pembebanan secara rutin maka pengaruh
bentuk dan posisi ikatan pengunci generator dengan tanah memiliki peranan penting
dalam menanggulangi getaran yang terjadi [2].
Kemudian saat menentukan desain alat dibutuhkan tingkat kelonggaran
yang minim agar tiap komponen menjadi presisi. Menurut studi yang dilakuakn,
bahwa tingkat kelonggaran bantalan merupakan salah satu penyebab kerusakan pada
motor induksi [2]. Getaran yang terjadi pada generator merupakan faktor yang
penting dalam menentukan detail desain. Untuk mengetahui karakteristik getaran
yang terjadi, dilakukan pengukuran menggunakan vibratometer. Tujuan makalah ini
adalah untuk mengetahui batasan getaran yang sesuai dengan standar IEC 34-14 dan
DIN EN 60034-14. Metode yang dilakukan adalah melakukan pengujian dan
hasilnya dalah percepatan dan kecepatan yang diukur secara analitik sehingga dapat
memberikan nilai yang dapat digunakan sebagai pembanding antara nilai hasil
pengujian dengan nilai pada standar IEC 34-14 dan DIN EN 60034-14.
Menurut [2] hasil yang didapatkan adalah standar getaran yang ditetapkan
oleh IEC 34-14 dan DIN EN 60034-14 pada putaran 600 rpm, kecepatan yang
diizinkan adalah 1,8 mm/s, sehingga hasil pengujian getaranpada generator tanpa
beban, nilai kecepatan yang paling besar adalah 3,5 mm/s, menunjukkan bahwa
dalam kondisi tanpa pembebanan generator tersebut belum memenuhi klasifikasi
yang ditentukan oleh IEC 34-14.
2.1.4 Proteksi Panas Lebih Pada Generator Berbasiskan Smart Relay.
Menurut studi literature ini akan membahas tentang permasalahan
perlindungan generator dari panas berlebih. Salah satu kondisi abnormal yang
mungkin terjadi saat mengoperasikan generator sinkron adalah pemansan berlebih
pada gulungan angker. Oleh karena itu, kondisi ini diperlukan untuk diatasi guna

4
menghindari kerusakan lebih. Kemudian, pada generator dapat diterapkan sebuah
proteksi berupa smart overheating berdasarkan relay. Suhu lilitan armature adalah
sebagai input dari smart relay yang diukur mengunakan sensor LM35DZ. Kontaktor
magnetik digunakan sebagai saklar, dimana kontaktor akan terbuka ketika suhu lebih
tinggi dari batas suhu yang diatur.
Desain perlindungan overheat berhasil diimplementasikan ditempat yang
terputus generator dari sistem dengan membuka kontaktor magnetik ketika suhu
gulungan dynamo lebih dari 60 ⁰C [3]. Menurut percobaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil jika generator bekerja dalam suhu lebih dari 60 ⁰ maka sensor akan
membaca dan program yang telah dibuat akan mematikan generator [3].
2.1.5 Kalibrasi Overfrecuency Relay Pada Sistem Proteksi Generator Unit 1 PT.
Pembangkit Jawa – Bali Unit Pembangkitan Cirata.
Kalibrasi merupakan salah satu faktor penting sebelum melakukan
pengukuran agar dihasilkan pengukuran yang lebih akurat. Salah satu relay proteksi
yang digunakan pada generator adalah overfrequcncy relay yang berfungsi sebagai
pengaman kecepatan berlebih pada generator. Kalibrasi overfrequcncy relay
bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan overfrequcncy relay. Pada kalibrasi
ini zera tester dimanfaatkan sebagai simulasi dari generator yang berfungsi
menginjeksikan tegangan sesuai dengan form pengujian [4].
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil rentang
waktu batas aaman tertinggi yang diatur pada overfrequcncy relay adalah 55 Hz
sesuai dengan standar setting range overfrequcncy relay tipe FMG11 dengan waktu
kerja selama 40 detik. Rentang frekuensi tersebut dibuat untuk menghindari
terjadinya gangguan kerja akibat frekuensi lebih. Jika relay mencatat frekuensi 55
Hz maka overfrequcncy relay akan langsung mengirim sinyal ke time delay relay
yang terhubung, selanjutnya time delay relay akan menghitung waktu sesuai
pengaturannya. Hasil kalibrasi dan pengukuran overfrequcncy relay didapatkan
bahwa overfrequcncy relay tersbut memuliki presentase kesalahan 0% yang berarti
masih bekerja dalam kondisi normal [4].

5
2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Analysis Modelling and Design Considerators for the Excitation Systems of
Synchronous Generator.
A. The Considered Platfrom
Menurut makalah yang telah saya baca, sebuah generator atau GenSet harus
memiliki spesifikasi yang mumpuni agar dapat bekerja secara optimal. Dalam
tinjauan teori ini akan membahas spesifikasi ideal untuk generator 400 kVA yang
dibagi menjadi 2 bagian yaitu exciter (Sistem penguat) dan Dioda. Exciter dalam
sebuah generator memiliki fungsi untuk mensuplai arus penguat dan diode berfungsi
untuk mengubah arus AC yang dihasilkan oleh ketiga fasa generator menjadi arus
DC sehingga exciter (Sistem penguat) dapat bekerja terus menerus untuk
meningkatkan eksitasi pada rotor hingga mencapai keseimbangan.

B. Analysis of The Commutation Processes in Diode Rectifiers.

Menurut makalah yang telah saya baca, sebuah generator memiliki doida
rectifier, rectifier merupakan alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus
bolak-balik (AC) menjadi sumber arus searah (DC) dan dikombinasikan dengan
diode. Jadi pada sebuah generator mengalami proses perubahan dari sumber AC
menjadi sumber DC yang dilakukan oleh doida rectifier. Kemudian, faktor yang
mempengaruhi kinerja jembatan diode adalah terjadinya keterlambatan pasokan
induktansi yang menyebabkan tumpang tindih dalam proses konduksi. Menurut [1]
untuk mengurangi masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara :

1. Mengurangi frekuensi sudut suplai ω,


2. Mengurangi induktansi pasokan L,
3. Meningkatkan tegangan pasokan AC VLL.
2.2.2 Analisis Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Fasa.
Pada umumnya proses konversi energi elektromagnetik adalah perubahan
energi mekanik menjadi energi listrik dan sebaliknya. Mesin yang dapat mengubah
mekanik menjadi energi listrik AC disebut generator. Proses pembangkitan energi
listrik awalnya diperoleh dari rotor yang berputar, kemudian terjadi peristiwa induksi
elektromagnetik pada kumparan stator dan rotor sehingga timbul energi listrik.
Kemudian, generator terdiri dari beberapa bagian, seperti stator dan rotor.
Pada generator sinkron terdapat bagian yang berfungsi untuk memisahkan
antara rotor dan stator yang disebut dengan celah udara, gunanya untuk tempat
6
induksi energi listrik dari rotor ke stator. Pengaturan tegangan pada generator sinkron
merupakan bagian penting agar generator sinkron dapat bekerja secara optimal untuk
menyuplai beban. Terdapat perbedaan cara untuk mengatur tegangan pada generator
dibagi menjadi dua yaitu pengaturan tegangan untuk mesin-mesin kecil dan
pengaturan tegangan untuk mesin-mesin besar.
Cara untuk mengatur tegangan pada mesin kecil dapat diatur secara
langsung dengan cara generator sinkron dengan kondisi berputar pada kecepatan
nominal, kemudian nilai eksitasi diatur sehingga tegangan nominal (V) saat beban
penuh dapat tercapai, selanjtnya beban dilepas agar putaran tetap konstan dan arus
eksitasi. Sedangkan, cara untuk mengatur tegangan pada mesin-mesin besar dapat
diperoleh dengan secara tidak langsung karena nilai rating kVA yang sangat tinggi.
Namun, dapat diatur dengan metode seperti :
1. Impedansi Sinkron (EMF)
2. Ampere Lilit (MMF)
3. Potier (Zero Power Faktor)
4. New ASA (American standard Association)

Kemudian, saat kenaikan beban yang dilayani generator berbanding lurus


dengan kenaikan daya aktif atau daya reaktif yang mengalir dari generator. Maka dari
itu, kenaikan beban akan meningkatkan arus saluran yang mengalir dari generator.
Kenaikan arus saluran ini juga mempengaruhi nilai teganagn terminal (Vt). Jika
beban induktif dan resistif yang diberikan, maka pertambahan beban yang diberikan
akan mengurangi nilai tegangan terminal (Vt). Sedangkan, jika beban kapasitif yang
diberikan maka tegangan terminal (Vt) cenderung membesar.

2.2.3 Analisis Getaran Pada Generator Magnet Permanen 1 kW Hasil Rancang Bangun Pusat
Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik.
Getaran pada mesin putar pada umumnya disebabkan oleh pembebanan
dinamis dan kelonggaran pada generator. Pembebanan dinamis terjadi jika generator
digunakan dalam waktu yang relatif lama. Maka peristiwa tersebut akan
mempengaruhi struktur generator lainnya misalnya, pondasi mesin karena posisi dari
pondasi akan ikut menentukan besar getaran yang akan diterima oleh generator
tersebut. Kemudian ikatan generator dengan tanah juga dapat mempengaruhi besar
tegangan yang akan diterima oleh generator [2]. Kemudian tingkat kelonggaran pada
generator juga akan menentukan desain suatu alat.

7
Menurut studi yang dilakuakan, bahwa tingkat kelonggaran pada bantalan
generator dapat menyebabkan kerusakan pada motor induksi [2]. Disamping itu,
kelonggaran bantalan juga dapat disebabkan oleh umur material akibat pergeseran
yang terjadi secara siklis. Selain itu, terdapat masalah yang timbul akibat tingginya
nilai arus yang mengalir yang dapat menyebabkan sistem mengalami gangguan.
2.2.4 Proteksi Panas Lebih Pada Generator Berbasiskan Smart Relay.
Generator sinkron dimana sinkron memiliki arti bahwa frekuensi listrik
yang dihasilkan akan disinkronkan dengan tingkat mekanik rotasi generator.
Kemudian smart relay merupakan sebuah device yang mampu menerima banyak
input-output (I/O) yang bekerja secara digital. Sistem ini menggunakan memori yang
dapat diprogarm untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menerapkan fungsi
logika, urutan, waktu dan pencacahan untuk mengatur mesin. Keunggulan sistem ini
antara lain :
1. Terdapat dua tipe smart relay yaitu tipe modular dan compact.
2. Spesifikasi yang dimiliki beragam dan proses pemrograman tidak membutuhkan
waktu yang lama dan memiliki daya kerja yang baik.
3. Pemrograman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan function
block diagram (FBD) atau contact language (ladder).
4. Untuk mengamati proses kerja smart relay dan pemrograman secara langsung,
dapat menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan tombol-tombol yang
terdapat pada smart relay yang didukung dengan adanya layar LCD. Kemudian
untuk cara selanjutnya adalah menggunakan komputer yang telah terinstall
program untuk smart relay. Kemudian, utnuk sensor yang digunakan pada smart
relay ini adalah sensor LM35DZ yang merupakan sensor suhu yang mempunyai
keluaran analog. Dibutuhkan tegangan antara 4 – 30 Volt, sensor ini juga dapat
mengukur suhu antara -55 ⁰C – 150 ⁰C. Kemudian, LM35DZ ini dapat
diaplikasikan sebagai pengatur suhu ruangan, pengatur suhu rumah kaca.
2.2.5 Kalibrasi Overfrecuency Relay Pada Sistem Proteksi Generator Unit 1 PT. Pembangkit
Jawa – Bali Unit Pembangkitan Cirata.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memanfaatkan energi dari


ketinggian (potensial) dan energi dari kecepatan (kinetik) air. Energi tersebut
diterima oleh turbin (runner) yang kemudian diteruskan ke generator dalam bentuk
energi mekanik, selanjutnya mengalami perubahan menjadi energi listrik. Pada
prinsipnya PLTA mengolah air menjadi listrik dengan memanfaatkan perubahan

8
energi, yaitu energi potensial air yang diubah menjadi energi kinetis aliran air dengan
adanya head, kemudian energi kinetis ini mengalami perubahan menjadi energi
mekanik yang ditimbulkan oleh aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi
mekanik akan berubah menjadi energi listrik melalui rotor yang berputar pada
generator. Besar energi listrik yang dibangkitkan dipengarihi oleh jarak tinggi air
(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit). Suatu pembangkit listrik
tenaga air mempunyai beberapa komponen utama yaitu:
1. Reservoir
2. Saluran air
3. Mesin pembangkit
4. Tail Race
Prinsip dasar generator sinkron yaitu menerapkan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebuah penghantar berada pada sebuah medan magnet yang
berubah-ubah, maka akan timbul gaya listrik. Pada dasarnya generator sinkron tiga
fasa sama dengan generator sinkron satu fasa. Namun, pada generator tiga fasa
memiliki tiga lilitan yang sama dan memiliki beda fasa sebesar 120° pada masing-
masing fasa lilitan stator. Kecepatan putar generator sinkron memiliki pengaruh
terhadap frekuensi yang dihasilkan generator.
Sistem proteksi merupakan suatu sistem keamanan terhadap peralatan listrik
dari gangguan teknis, alam, kesalahan operasi. Berdasarkan daerah pengamanannya
sistem proteksi dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Proteksi Generator
2. Proteksi Transformator
3. Proteksi Sistem Transmisi
4. Proteksi Sistem Distribusi
Fungsi Proteksi yaitu untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu dari
sistem lainnya agar tetap beroperasi dengan cara sebagai berikut :
1. Mendeteksi gangguan (fault detection).
2. Memisahkan bagian yang terganggu dari sistem (fault clearing).
3. Menginformasikan kepada operator jika terjadi gangguan beserta lokasinya
(announciation).

9
Pengamanan sistem dapat digunakan sistem proteksi yang terdiri dari
beberapa alat proteksi seperti berikut :
1. Relay proteksi
2. Pemutus tenaga (PMT)
3. Trafo arus/trafo tegangan
4. Battrey
Gangguan yang terjadi pada sebuah generator atau pembangkit listrik dapat
diklasifikasi menjadi seperti berikut :
1. Gangguan listrik
Gangguan ini terjadi jika terjadi peristiwa hubung singkat pada bagian-bagian
elektrik generator.
2. Gangguan mekanis
Gangguan ini diakibatkan oleh gangguan mekanik dan penas yang timbul pada
generator.
3. Gangguan sistem
Gangguan ini terjadi karena adanya gangguan yang terjadi pada sistem. Misalnya
frekuensi operasi yang tidak normal, lepas sinkron.

10
3. METODOLOGI/PERANCANGAN

Penelitian ini akan melakukan simulasi terhadap beberapa parameter-parameter kenadalan


pada generator sinkron. Pada simulasi kali ini akan melakukan beberapa percobaan pengambilan
data berdasarkan pada masing-masing parameter yang telah saya tentukan. Berikut adalah alur
penelitian yang saya lakukan yang dapat dilihat pada diagram 3.1.

Diagram 3.1 Alir Penelitian

11
Untuk melakukan penelitian ini yang dilakukan adalah mencari studi literatur dari masing-
masing parameter yang berhubungan dengan penelitian tentang parameter keandalan generator
sinkron. Setelah itu, dilakukan pengambilan data dari dari masing-masing parameter. Kemudian,
dilakukan perancangan simulasi berdasarkan data yang telah terkumpul sebelumnya. Selanjutnya,
dilakukan simulasi dari masing-masing parameter dengan data yang telah ada dan hasil yang
didapatkan akan digunakan untuk mendesain mesin generator dan dilakukan simulasi terhadap
generator sinkron.

4. JADWAL PELAKSANAAN

Berikut merupakan jadwal pelaksanaan penelitian :

2019/2020
No Deskripsi Kegiatan
9 10 11 12 1 2

1 Mencari Studi Literatur

2 Pengambilan Data

3 Perancangan Simulasi

4 Pelaksanaan Simulasi

5 Percobaan Simulasi, Desain dan Analisis

6 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Nuzzo, M. Galea, C. Gerada, dan N. Brown, “Analysis, Modeling, and Design
Considerations for the Excitation Systems of Synchronous Generators,” IEEE Transactions
on Industrial Electronics, vol. 65, no. 4, hal. 2996–3007, 2018.

[2] P. Irasari dan M. Kasim, “Analisis Getaran pada Generator Magnet Permanen 1kW Hasil
Rancang Analisis Getaran Pada Generator Magnet Permanen 1 kW Hasil Rancang Bangun
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik,” no. March, 2012.

12
[3] I. H. Rosma dan U. Riau, “Proteksi panas lebih pada generator berbasiskan smart relay,”
no. April, 2017.

[4] U. Pt et al., “Kalibrasi Overfrequency Relay Pada Sistem Proteksi Generator Kalibrasi
Overfrequency Relay Pada Sistem Proteksi Generator Unit 1 Pt . Pembangkit Jawa-Bali
Unit Pembangkitan Cirata,” no. November, 2017.

[5] T. Kinerja, G. Sinkron, T. Fasa, dan W. Maisyarah, “Analisis pengaruh perubahan beban
terhadap kinerja generator sinkron tiga fasa,” 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai