=
,
,
=
1,11
Phasa V Ground = IP =
=
,
,
=
1,09
Phasa W- Ground = IP =
=
,
,
=
1,09
Phasa U Phasa V = IP =
=
,
=
1,06
Phasa V Phasa W = IP =
=
,
=1,29
Phasa W Phasa U = IP =
=
,
=
1,14
Dari perhitungan didapat hasil indeks
polaritas seperti diatas dapat dilihat dari
perhitungan tersebut, bahwa hasil indeks
polaritas dari standart yang ditetapkan oleh PLN
termasuk kondisi yang kurang baik namun
karena generator ini dioperasikan pada PLTA
yang dapat diketahui lingkungan yang sangat
lembab maka pada indeks polaritas yang sudah
bernilai 1 sudah dianggap baik karena faktor
kelembapan tadi yang membuat standart itu
dapat dianggap baik
3.3.2.1 Megger Stator
Secara garis besar megger stator sendiri
dibagi menjadi dua yaitu megger fasa ke fasa
dan fasa ke ground. Berikut adalah rangkaian
megger stator :
Gambar 6 Rangkaian megger stator
fasa ground
Gambar.7 Rangkaian megger stator
fasa fasa
Dalam pengukuran megger stator tidak
hanya dilakukan sekali saja, pengukuran megger
stator tesebut dilakukan berdasarkan tahapan dan
waktunya adalah sebagai berikut yaitu :
Megger awal stator
Megger stator sebelum penambahan resin
Megger stator setelah penambahan resin
Megger stator sebelum divarnis
Megger stator setelah rotor dimasukkan
Megger stator sebelum busbar di connect
3.3.2.2 Megger Rotor
Pada Megger rotor tegangan yang
dikenakan tidak boleh besar karena akan
merusak isolasi pada rotor, karena tegangan
yang dapat ditahan rotor terbatas menyesuaikan
tegangan eksitasinya. Pada megger rotor ini
digunakan tegangan sebesar 500 V DC.
Gambar 8 Rangkaian Megger rotor
Tabel 3 Pengujian tahanan isolasi sebelum dan
sesudah pada rotor
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
tahanan isolasi sebelum dan setelah General
Inspection mengalami kenaikan tahanan isolasi
standart yang ditentukan adalah sebesar 1KV
namun tahanan pada rotor ground masih belum
sesuai standart akan tetapi kondisi tahanan
isolasi rotor pada generator dalam kondisi baik
karena tahanan isolasi yang lainnya telah
memenuhi standart yang telah ditentukan
sebesar 1KV.
3.3.3 DC Leakage
DC Leakage adalah tipe pengukuran lain
untuk menentukan resistansi isolasi. Ini
diperoleh dengan pengujian dengan set tegangan
yang berubah - ubah dimana tegangan yang
diterapkan pada isolasi dinaikkan secara
bertahap dan arus bocor yang melewati isolasi
diukur pada masing masing tegangan
Dimana,
VDC maksimum : Tegangan dc maksimum pada
pengujian dc leakage
VAC rms : Tegangan RMS generator
3.3.4 Dissipation Factor
Pengukuran ini juga biasa disebut power
factor atau tan delta dan merupakan parameter
untuk memperlihatkan efisiensi isolasi.
Pengujian tan delta dilakukan pada lilitan stator.
disimulasikan adalah sistem isolasi yang
meliputi dua elektroda, konduktor tembaga
tegangan tinggi dan inti besi stator. Faktor daya
adalah cos , sudut antara tegangan yang
diterapkan dan total arus.
Gambar 9 Rangkaian dielektrik
dasar.
Gambar 10 Arus pengisian total
3.3.5 Balancing Voltage Rotor Test
Sebelum melakukan balancing voltage
rotor test maka dilakukan dahulu pengukuran
Impedansi Karakteristik Rotor
untuk menentukan kelinearan impedansi rotor
apabila diterapkan tegangan baik dengan
pengujian tegangan naik maupun tegangan turun
dengan tegangan AC sampai dengan tegangan
yang akan diterapkan pada pengujian balancing
tegangan rotor.
Gambar 11 Rangkaian pengukuran
impedansi karakteristik.
3.3.6 Tahanan Dalam (Rd) Rotor
Pengujian tahanan dalam atau coil
resistance test adalah pengujian untuk
mengetahui kesetidaktimbangan antar
fasa/kutup. Masalah yang timbul biasanya
adalah hubung singkat dengan rotor, hubung
singkat diantara lilitan baik antara fasa yang
sama atau berbeda, dan lepas atau rusaknya
koneksi lilitan.
3.3.7 Partial Discharge Test
Partial Discharge Test atau PD test
telah dipakai untuk mengukur kualitas isolasi,
dan kadang kadang untuk mendeteksi
penurunan isolasi yang terjadi pada peralatan
tegangan tinggi.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. PT. Indonesia Power membangkitkan
energi listrik dengan Unit
Pembangkit Listrik Tenaga Air (
PLTA )
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air Jelok
membangkit kan listrik sebesar 16
MW Terdiri dari 4 unit setiap
unitnya menghasilkan sebesar 4 MW
3. Komponen Utama Pembangkit Listrik
tenaga air
1. Turbin
2. Generator Sinkron
3. Sumber Air
4. Macam macam pengujian rotor dan
stator dalam pemeliharaan generator
sinkron adalah sebagai
berikut:
a. High Potensial Test
b. Insulation Resistance
c. DC Leakage
d. Dissipation Factor
e. Balancing Voltage Rotor Test
f. Tahanan Dalam (Rd) Rotor
g. Partial Discharge Test
5.2 Saran
1. Untuk menghindari masalah - masalah
kerusakan sistem isolasi maka seharusnya
dilakukan pemeliharaan secara berkala terhadap
semua komponen dari sistem isolasi sehingga
kita dapat mencegah masalah - masalah tersebut
sebelum terjadi.
2. Kerja sama dengan lingkungan akademis agar
lebih ditingkatkan, dengan mengadakan berbagai
macam kegiatan yang bias bermanfaat bagi
mahasiswa pada khususnya dan dunia kerja pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] C. Stone. Greg, Recent Important Changes
in IEEE Motor and Generator Winding
Insulation Diagnostic Testing Standards, IEEE
Fellow, Iris Power Engineering, 1 Westside
Drive Unit 2 Toronto, Canada, PCIC XX,
2004.
[2] Lister,Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi
keenam, Erlangga, Jakarta, 1993.
[3] Marsudi, Ir. Djiteng, Pembangkitan Energi
Listrik, Erlangga, Jakarta, 2005.
[4] Theraja. BL, Electrical Technology Volume
II, S. Chand & Company LTD, Ram Nagar,
New Delhi, 1994.
[5] www.indonesiapower.co.id
BIODATA
Nama : Herda Dwi
Cahyanova
Nim : L2F008132
Riwayat pendidikan : TK
Aissiyah 35 jakarta, SDN
04 Cipedak Jakarta,
SLTPN 131 Jakarta ,
SMU SULUH Jakarta ,
dan sekarang sedang
melaksakan program
strata satu Teknik Elektro
Universitas Diponegoro Semarang