Pengelolaan HSE Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi Melalui Penyusunan Form Checklist
Inspeksi/Audit HSE
Oleh:
DEDY SETIA NANDA
1808/DS-SBY/63/S1-SIP/03321
9619090OJT
Dengan ini menyatakan bahwa Telaah Staf saya yang berjudul “PENGELOLAAN HSE PADA
TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI MELALUI PENYUSUNAN FORM CHECKLIST
INSPEKSI/AUDIT HSE” adalah merupakan tulisan yang baru dan belum pernah dibuat
sebelumnya di Unit/Divisi/Bidang terkait. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-
benarnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala nikmat, rahmat, serta karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Telaah Staf yang berjudul “PENGELOLAAN HSE
PADA TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI MELALUI PENYUSUNAN FORM CHECKLIST
INSPEKSI/AUDIT HSE”. Penyusunan laporan telaah staf ini dibuat guna memenuhi syarat
untuk lulus program On The Job Training (OJT) di PT. Pembangkitan Jawa Bali. Penulis ingin
mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................................................... x
1.3 Tujuan................................................................................................................................ 2
2.3.2 Proyek Add On PLTGU Muara Tawar Blok 2,3 dan 4 ........................................................ 6
2.3.2.2 Proyek Add On PLTGU Muara Tawar Blok 2,3 dan 4 ................................................... 6
v
2.8 Usulan Solusi dan Timeline Rencana Implementasi (bisa disertakan hasil implementasi
apabila sudah dilaksanakan) ........................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................................................ 14
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tabel Forum Grup Diskusi terkait permasalahan dan solusi perbaikan ................. 12
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan isu utama dalam perkembangan industri. Salah
satu masalah yang selalu muncul terkait keselamatan dan kesehatan kerja adalah terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat menimbulkan masalah besar bagi
perusahaan. PT PJB senantiasa memperhatikan dan mematuhi berbagai ketentuan yang
berlaku terkait pelaksanaan K3 di lingkungan perusahaan. PT PJB juga memiliki kebijakan
internal terkait pengelolaan K3 yaitu Surat Keputusan Direksi No.029.K/020/DIR/2018 tentang
kebijakan sistem manajemen. Menurut data statistik kecelakaan kerja di PT PJB tahun 2015 –
2018, berdasarkan jumlah korban maka kecelakaan kerja dari kontraktor masih cukup tinggi.
Dimana salah satu proyek konstruksi yang sedang ditangani oleh Divisi Konstruksi Pembangkit
ialah proyek Add on PLTGU Muara Tawar blok 2, 3 dan 4 dengan jumlah pekerja sebesar + 915
pekerja. Dengan semakin banyaknya jumlah pekerja ini juga memperbesar potensi kecelakaan
kerja yang terjadi di proyek.
Dengan masih adanya potensi kecelakaan kerja di proyek konstruksi maka dilakukan analisa
masalah menggunakan metode Root Cause Problem Solving (RCPS) untuk mengetahui akar
permasalahannya. Setelah diketahui akar permasalahannya maka diusulkanlah beberapa
solusi terkait permasalahan yang ada yang kemudian dilakukan forum grup diskusi untuk
menentukan usulan solusi mana yang paling mudah dan sangat berdampat dalam mengatasi
permasalahan yang ada. Untuk memonitoring kontraktor dan meminimalisir kecelakaan kerja
agar tidak menghambat pekerjaan konstruksi dan dampak yang lainnya terutama pada tahap
pelaksanaan, maka dibutuhkan tools yang digunakan untuk memudahkan pengendalian HSE
Kontraktor berupa form checklist Inspeksi/Audit HSE.
Dalam Telaah Staf ini, penulis mengusulkan solusi berupa pembuatan form checklist
Inspeksi/Audit HSE untuk memonitoring kontraktor dan meminimalisir kecelakaan kerja agar
tidak menghambat pekerjaan konstruksi dan dampak yang lainnya terutama pada tahap
pelaksanaan konstruksi. Form checklist Inspeksi/Audit HSE terdiri dari 3 form checklist
diantaranya form checklist Work Practice, form checklist HSE Program dan form evaluasi
pencapaian HSE Performance Indicator.
Kata Kunci : Keselamatan dan kesehatan kerja, Kecelakaan, Pengendalian, Form Checklist
x
BAB I
PENDAHULUAN
Siswa Pra-Jabatan terhitung mulai mengikuti masa On the Job Training terhitung tanggal
28 Maret 2019, dengan agenda pengenalan Proses Bisnis PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Pengenalan proses bisnis ini dilaksanakan selama enam hari kerja bertempat di Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur.
1
1.2 Isu Strategis (Latar Belakang)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan isu utama dalam perkembangan industri.
Salah satu masalah yang selalu muncul terkait keselamatan dan kesehatan kerja adalah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat menimbulkan masalah besar
bagi perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi, namun lebih
dari itu adalah timbulnya korban jiwa. Kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian
yang sangat besar karena manusia adalah satu – satunya sumber daya yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi apapun.
PT PJB senantiasa memperhatikan dan mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku
terkait pelaksanaan K3 di lingkungan perusahaan. PT PJB juga memiliki kebijakan internal
terkait pengelolaan K3 yaitu Surat Keputusan Direksi No.029.K/020/DIR/2018 tentang
kebijakan sistem manajemen. Menurut data statistik kecelakaan kerja di PT PJB tahun 2015 –
2018, berdasarkan jumlah korban maka kecelakaan kerja dari kontraktor masih cukup tinggi.
Maka dalam hal ini, setiap kontraktor maupun subkontrakor yang menjalin kerjasama dengan
setiap mitra kerjanya harus mendapatkan perhatian serius, karena kinerjanya dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan maupun citra suatu perusahaan.
Oleh karena itu, berdasarkan Perdir PJB nomor 015.P/019/DIR/2018 tentang Penetapan
Organisasi dan BSJ Kantor Pusat pada tanggal 29 juni 2018, PJB membentuk divisi baru yaitu
Divisi Konstruksi Pembangkit, dibawah Direktorat Pengembangan & Niaga. Adapun tujuan
dibentuknya divisi tersebut adalah sebagai pembina hal-hal strategis terkait konstruksi
pembangkit listrik baik untuk IPP maupun non IPP. Salah satu proyek yang ditangani oleh Divisi
Konstruksi Pembangkit adalah Proyek Add On PLTGU Muara Tawar Blok 2, 3 dan 4 dimana
terdapat + 915 pekerja pada bulan juli 2019. Dengan semakin banyaknya jumlah pekerja ini
juga memperbesar potensi kecelakaan kerja yang terjadi di proyek. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja pada pelaksanaan proyek, maka dibutuhkanlah suatu
pengendalian terhadap kontraktor terkait managemen HSE kontraktor tersebut. Untuk
melakukan pengendalian/pengelolaan HSE Kontraktor, maka dibutuhkan tools yang
digunakan untuk memudahkan pengendalian HSE Kontraktor.
Oleh karena itu, penulis mengambil judul Pengelolaan HSE pada Tahap Pelaksanaan
Konstruksi melalui Penyusunan Form Checklist Inspeksi/Audit HSE. Untuk memonitoring
kontraktor dan meminimalisir kecelakaan kerja agar tidak menghambat pekerjaan konstruksi
dan dampak yang lainnya terutama pada tahap pelaksanaan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, berikut merupakan tujuan dari
telaah staf ini yaitu:
1. Dapat mengendalikan HSE Kontraktor pada pelaksanaan konstruksi proyek;
2. Menyusun Tools yang digunakan untuk membantu pengendalian HSE Kontraktor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari permasalahan diatas maka dapat diambil rumusan masalah terkait bagaimana
tools yang digunakan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengendalian HSE Kontraktor
pada tahap pelaksanaan?
Agar Telaah Staf ini lebih terarah, terfokus dan menghindari pembahsan yang terlalu
luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam Telaah Staf ini adalah
sebagai berikut :
1. Proyek konstruksi yang digunakan sebagai studi kasus adalah Proyek Add On
PLTGU Muara Tawar Blok 2, 3, dan 4.
2. Pengambilan data untuk monitoring dilakukan hanya pada rentang waktu penulis
melakukan OJT.
3. Pengendalian HSE hanya pada kontraktor utama.
5
2.3.2 Proyek Add On PLTGU Muara Tawar Blok 2,3 dan 4
2.3.2.1 Pengertian Proyek EPC
Proyek EPC merupakan proyek dengan lingkup pekerjaan yang meliputi rekayasa,
pabrikasi, pengadaan, pasokan, shot testing, erection, pemasangan, jaminan dan
pengujian.
1. Engineering
Tahap Engineering dilaksanakan dari tahap konseptual, basic Engineering
sampai tahap detail Engineering. Fase Engineering memiliki pengaruh yang tinggi
dalam pelaksanaan proyek, banyak keputusan penting yang dibuat selama proses
perencanaan yang menentukan jumlah dana dan sumberdaya yang diperlukan,
merumuskan permasalahan dalam studi kelayakan serta data teknis yang
diperlukan dalam proses desain
2. Procurement
Kegiatan pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material
dan peralatan dan atau jasa (sub kontraktor) dari pihak luar untuk proyek. Kegiatan
pengadaan atau pembelian dapat dilakukan setelah lingkup proyek ditentukan dan
dijabarkan pada detail engineering sehingga akan terlihat jenis dan jumlah material
serta peralatan yang diperlukan untuk pembangunan proyek. Untuk pengadaan
jasa meliputi kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti pemaketan pekerjaan,
proses pemilihan sampai penunjukan, perencanaan pekerjaan, serta koordinasi
dan pengendalian pekerjaan sub kontraktor.
3. Construction
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan mendirikan atau membangun instalasi
dengan efisien, berdasarkan atas segala sesuatu yang diputuskan pada tahap
Engineering. Pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah pekerjaan survey lokasi,
kegiatan pengambilan keputusan, mendirikan fasilitas fabrikasi, instalasi
komponen pembangkit, serta melakukan testing, uji coba dan start-up. Terdiri dari
pekerjaan civil, mechanical, electrical dan instrument.
6
Proyek Add On PLTGU Muara Tawar Blok 2, 3 dan 4 dikerjakan oleh konsorsium
Doosan Heavy Industry – PT Hutama Karya dengan kapasitas 650 MW dengan rincian
sebagai berikut :
Blok 2 (150 MW)
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) : 2 Unit
Steam Turbine : 1 Unit
Blok 3 (250 MW)
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) : 3 Unit
Steam Turbine : 1 Unit
Blok 4 (250 MW)
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) : 3 Unit
Steam Turbine : 1 Unit
7
3. Persyaratan HSE kontraktor
Pada tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa kontraktor yang terpilih
telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku terkait HSE. Beberapa hal
yang dilakukan diantaranya :
Klausul aspek safety secara umum;
Persyaratan pemenuhan kualifikasi HSE kontraktor terpilih;
Klausul enforcement hingga sanksi/denda atas ketidakpatuhan pemenuhan
aspek safety serta kualifikasi HSE kontraktor.
Inspeksi HSE
Inspeksi HSE merupakan suatu proses untuk menemukan potensi bahaya yang ada
ditempat kerja untuk mencegah terjadinya kerugian maupun kecelakaan di tempat kerja
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Tahapan pelaksanaan
inspeksi dilakukan dengan konsep managemen PDCA (Plan - Do - Check - Action).
8
1. Plan
Perencanaan Inspeksi dengan membuat persiapan – persiapan inspeksi
seperti frekuensi inspeksi, lokasi/ area tempat kerja, dan formulir inspeksi
(Inspection checklist).
2. Do
Pelaksanaan Inspeksi, berfokus pada area yang telah ditentukan dan
periksa bahwa seluruh isi checklist inspeksi telah diperiksa.
3. Check
Pelaporan Inspeksi dilakukan melalui suatu alat atau sarana yang dapat
digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi yang efektif.
4. Action
Tindak lanjut dengan membuat upaya – upaya perbaikan yang harus dikerjakan
dan memantau program perbaikan dan anggaran biaya hingga implementasi perbaikan
selesai.
Audit HSE
9
3. Laporan Bulanan HSE Kontraktor
Laporan ini merupakan laporan bulanan dari kontraktor terkait kinerja HSE saat
pelaksanaan proyek berlangsung. Pada laporan ini penulis meninjau beberapa data
terkait HSE Performance yang menjadi data pendukung dalam pembuatan form
evaluasi pencapaian HSE Performance Indicator.
10
Membuat form Checklist
Belum adanya Inspeksi/Audit HSE
tools yang
digunakan untuk
membantu
Pengendalian HSE Membangun sistem
Belum Pengendalian HSE
Adanya potensi optimalnya Kontraktor
Kontraktor berbasis IT
kecelakaan kerja pengendalian
pada Kontraktor Safety terhadap
Kontraktor Belum adanya Menyusun Instruksi Kerja
Instruksi Kerja yang akan digunakan
terkait sebagai pedoman dalam
Pengelolaan HSE pelaksanaan pengendalian
Kontraktor HSE Kontraktor
Dari isu masalah masih adanya potensi kecelakaan kerja pada kontraktor yang
disebabkan belum optimalnya pengendalian safety terhadap kontraktor didapatkan 2 (dua)
akar utama permasalahan diantaranya :
1. Belum adanya tools yang digunakan untuk membantu dalam pengendalian HSE
Kontraktor. Saat ini belum terdapat tools atau alat bantu yang digunakan untuk menilai
kinerja Kontraktor terkait pengelolaan HSE di lokasi proyek. Sehingga didapatkan solusi
atau inisiatif melalui penyusunan form Checklist Inspeksi/Audit untuk membantu dalam
pengendalian HSE Kontraktor dan membangun sistem pengendalian HSE Kontraktor yang
berbasis IT seperti pelaksanaan inspeksi dokumen yang berbasis online.
2. Belum belum adanya Instruksi Kerja terkait pengelolaan HSE Kontraktor. Dimana di PT PJB
Kantor pusat belum ada Instruksi Kerja terkait pengelolaan HSE Kontraktor pada
pelaksanaan Proyek Konstruksi. Sehingga didapatkan solusi atau inisiatif melalui
penyusunan Instruksi Kerja yang akan digunakan dalam pengelolaan HSE Kontraktor.
Untuk menentukan inisiatif mana yang akan dilakukan, maka penulis melakukan Forum
Grup Diskusi dengan rekan kerja dan senior staf yang dapat digambarkan melalui tabel
sebagai berikut :
11
Tabel 2. 1 Tabel Forum Grup Diskusi terkait permasalahan dan solusi perbaikan
Dari tabel diatas dapat digambarkan dalam matriks prioritas sebagai berikut :
2.8 Usulan Solusi dan Timeline Rencana Implementasi (bisa disertakan hasil
implementasi apabila sudah dilaksanakan)
2.8.1 Usulan Solusi
Berdasarkan hasil analisa masalah diatas, didapatkan solusi yang dapat dilakukan agar
terlaksananya pengendalian HSE terhadap Kontraktor ialah pada poin (1) Membuat Form
12
Checklist Inspeksi/Audit HSE karena dianggap lebih mudah dan sangat berdampak jika
dilakukan. Adapun form checklist ini bertujuan untuk :
1. Form checklist ini membantu dalam pengelolaan atau pengendalian HSE Kontraktor
pada tahap pelaksanaan konstruksi proyek;
2. Dapat menggambarkan kinerja Kontraktor dalam pengelolaan HSE yang terbagi menjadi
aspek health, safety, environment, dan Emergency Response Procedure (ERP).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang
dapat ditarik dari Telaah Staf sebagai berikut:
1. Form checklist Inspeksi/Audit HSE diperlukan sebagai alat bantu yang mempermudah
dalam pelaksanaan Inspeksi/Audit HSE.
2. Form checklist Inspeksi/Audit HSE diperlukan untuk menggambarkan kinerja
Kontraktor dalam pengelolaan HSE yang terbagi menjadi aspek health, safety,
environment, dan Emergency Response Procedure (ERP).
3. Dalam pelaksanaan inspeksi/audit yang menggunakan form checklist yang telah
disusun diharapkan dapat mengendalikan HSE Kontraktor pada pelaksanaan
konstruksi proyek.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah disampaikan, agar dapat lebih mengoptimalkan
Pengelolaan HSE Konraktor maka saran yang dapat dikemukakan untuk dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
1. Form Checklist Inspeksi/Audit HSE dapat diterapkan pada proyek konstruksi yang sama
dengan Proyek Add on PLTGU Muara tawar Blok 2,3 dan 4.
2. Perlu dikembangkan suatu sistem inspeksi/audit dokumen secara online.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN 1
AKTIVITAS SISWA OJT
April Mei Juni Juli Agustus
No Kegiatan Output
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mempelajari dokumen
Kontrak Proyek Add on
Resume
PLTGU Muara Tawar
Blok 2, 3 dan 4
2 Membuat mindmap
dokumen Kontrak
Proyek Add on PLTGU Mindmap
Muara Tawar Blok 2, 3
dan 4
3 Membantu membuat
calculation sheet Calculation
untuk monitoring Sheet
progress fisik
4 Membuat form
Form
checklist
Checklist
Inspeksi/Audit HSE
5 Membuat Bisnis Alur Bisnis
Manajemen Sistem Manajemen
CSMS Konstruksi Sistem
6 Membantu membuat
Instruksi
instruksi kerja
Kerja
Inspeksi/Audit HSE
7 Membantu membuat
laporan hasil Audit Laporan
HSE
8 Membantu Verifikasi
progres fisik terkait Lembar
Dokumen tagihan Verifikasi
Kontraktor
16
LAMPIRAN 2
FORM CHECKLIST WORK PRACTICE
17
LAMPIRAN 3
FORM CHECKLIST HSE PROGRAM
18
LAMPIRAN 4
FORM
EVALUASI PENCAPAIAN HSE PERFORMANCE INDICATOR
19
20