Anda di halaman 1dari 7

16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

Manajemen Proyek Indonesia


Just another WordPress site

Rumitnya Proses Proyek EPC


Posted on March 21, 2011 by budisuanda

Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) merupakan jenis proyek yang
lebih kompleks dari proyek konstruksi. Karakter jenis proyek ini memiliki perbedaan dengan
proyek konstruksi biasa. Dalam mencapai kesuksesan proyek EPC perlu diketahui proses
yang terjadi di dalamnya. Memahami rumitnya proses proyek ini akan membantu
menyelesaikan masalah kompleksitasnya.

Proyek EPC memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling ketergantungaan antar aktifitas yang ada,
fase overlaps antar masing-masing aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan
yang lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul
selama masa pelaksanaan. Kegiatan yang paling menantang dalam proyek ini adalah kegiatan dalam pembuatan
anggaran dan jadwal pelaksanaan proyek karena harus dibuat dan diketahui sebelum proyek dimulai.

Engineering

Engineering dilakukan dengan pendekatan setahap demi setahap, dimulai dari tahap konseptual, basic
engineering sampai tahap detail engineering. Fase Engineering memiliki tingkat pengaruh yang paling tinggi
pada proyek, banyak keputusan-keputusan penting yang dibuat selama proses perencanaan yang menentukan
besarnya jumlah dana dan sumberdaya lainnya yang diperlukan.

Tahap konseptual memperjelas dan merumuskan permasalahan dalam suatu studi kelayakan. Pada tahap ini
dilakukan perumusan garis besar dasar pemikiran atau gagasan teknis mengenai sistem yang akan diwujudkan,
sehingga untuk mencapai tujuan dan sasaran maka harus melakukan identifikasi potensi kebutuhan dan
mengkaji aspek-aspek mulai dari teknik, ekonomi, hukum, lingkungan, serta melakukan identifikasi sumberdaya
yang dibutuhkan.

Pada tahap basic engineering diletakkan dasar-dasar pokok desain-engineering, dilakukan pengumpulan data-
data teknis yang diperlukan dalam proses desain, dalam arti segala sifat atau fungsi pokok dari produk atau
instalasi hasil proyek sudah harus dijabarkan, termasuk menentukan proses yang akan mengatur masukan
material dan energi yang dikonversikan menjadi produk yang diinginkan. Menurut Harold Kerzner (2006), tahap
detail engineering merupakan kegiatan yang dilakukan di kantor pusat proyek. Pada tahapan detail engineering
dilakukan berbagai macam penjelasan pekerjaan, berikut ini adalah pekerjaan dari tahap detail engineering:

1. Meletakan dasar-dasar kriteria design engineering.


2. Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk design engineering.
3. Membuat spesifikasi material dan peralatan

manajemenproyekindonesia.com/?p=884 1/7
16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

4. Merancang gambar-gambar dan perekayasaan berbagai disiplin seperti


5. civil, piping, electrical, instrument, mechanical.
6. Mengevaluasi dan menyetujui usulan gambar.
7. Membuat model bagi instalasi yang hendak dibangun sesuai dengan
8. skala yang telah ditentukan.
9. Menyiapkan pengajuan keperluan material untuk kegiatan pembelian
10. Membuat perkiraan biaya proyek.
11. Membuat jadwal pelaksanaan proyek.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas desain dari pekerjaan serta keakuratan dan kelengkapan persyaratan
dari pemilik proyek (termasuk kriteria desain dan perhitungan). Tahapan dari proses fase engineering dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa tahapan proses pekerjaan fase engineering dimulai dari proses basic
engineering. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan daftar permintaan untuk keperluan
perencanaan. Setelah proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan proses detailed engineering. Pada proses ini
dilakukan persiapan dan proses tender untuk pencapaian pemilihan vendor yang terbaik. Ketika fase tahapan
engineering berjalan, fase procurement juga termasuk didalamnya, seperti pada saat pengeluaran PO
(Purchasing Order) dan pemilihan vendor. Vendor yang memenangkan tender harus kembali mengecek
spesifikasi barang atau material yang dipesan sesuai dengan detailed engineering yang masih berjalan pada fase
engineering. Setelah dilakukan pengecekan produk dari vendor dan hasilnya sesuai, dapat dilakukan penyelesaian
proses konstruksi dengan panduan produk drawing dari detailed engineering sebagai panduan.

Procurement

Kegiatan pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material dan peralatan dan atau jasa
(subkontraktor) dari pihak luar untuk proyek. Kegiatan pengadaan atau pembelian dan subkontrakting dapat
dilakukan setelah lingkup proyek ditentukan dan dijabarkan pada detail engineering sehingga akan terlihat jenis
dan jumlah material serta peralatan yang diperlukan untuk pembangunan proyek. Untuk pengadaan jasa meliputi
kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti pemaketan pekerjaan, proses pemilihan sampai penunjukan,
perencanaan pekerjaan, serta koordinasi dan pengendalian pekerjaan subkontraktor. Berikut ini tahapan proses
pekerjaan pada fase procurement.

manajemenproyekindonesia.com/?p=884 2/7
16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

Terjadinya aktifitas yang overlapping pada siklus proyek merupakan tanda terjadinya interaksi antara fase
engineering dengan fase procurement yang salah satu bentuknya adalah aktifitas vendor data. Dari gambar
dibawah ini dapat dilihat dimana engineering menghasilkan output berupa specification, data sheet, drawing,
dan MTO (Material Take-off) yang digunakan sebagai input data fase procurement (pengadaan). Fase
engineering tidak akan bisa tuntas jika vendor data dari PO (Purchasing Order) pada tahapan procurement belum
tuntas.

Construction

Kegiatan konstruksi (construction) adalah kegiatan mendirikan atau membangun instalasi dengan efisien,
berdasarkan atas segala sesuatu yang diputuskan pada tahap desain (engineering). Pekerjaan yang dilakukan
antara lain adalah pekerjaan survey lokasi, kegiatan pengambilan keputusan dan perkerjaan persiapan lain yang
diperlukan seperti gambar, material dan peralatan sehingga kegiatan proyek akan berangsur-angsur pindah ke
lokasi proyek maka pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan.

Lingkup kegiatan konstruksi secara garis besar dibagi menjadi kegiatan fisik dan kegiatan non fisik. Kegiatan fisik
meliputi pembangun fasilitas sementara untuk keperluan perkantoran sementara dan pekerjaan sipil lainnya,
melakukan pekerjaan persiapan lokasi, mempersiapkan lahan, mendirikan fasilitas fabrikasi, memasang
perpipaan, memasang instalasi listrik dan instrumentasi, memasang perlengkapan keselamatan, memasang
isolasi dan pengecatan, melakukan testing, uji coba, dan start-up, serta pekerjaan non fisik seperti merencanakan
kegiatan operasional konstruksi, mengendalikan kegiatan konstruksi, mengendalikan tenaga kerja, melakukan
inspeksi, dan pekerjaan administrasi.

Hubungan dan interaksi antara engineering dengan construction pada siklus proyek, dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

manajemenproyekindonesia.com/?p=884 3/7
16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

Gambar diatas menjelaskan engineering menyiapkan spesifikasi (specification) yang digunakan pada proyek,
desain-desain yang diperlukan dan jumlah material yang digunakan atau biasa disebut MTO (Material Take Off).
Setelah semua data yang dihasilkan oleh engineering telah siap, selanjutnya data tersebut digunakan untuk
pekerjaan konstruksi dan tim engineering mulai mengerjakan pekerjaan As Built Drawing atau gambar sesuai
yang terpasang dan setelah tahap construction selesai maka tim engineering menyelesaikan final gambar
terpasang atau biasa disebut Final As Built Drawing. Hubungan antara procurement dengan engineering dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas menggambarkan hubungan dan interaksi antara procurement dan construction yaitu tim
procurement proyek di kantor pusat (head office) membuat laporan berupa material atau alat yang sudah dikirim
ke lapangan yaitu berupa MDR (Material Delivery Report) sedangkan tim construction akan mengirimkan
laporan tentang daftar pengiriman yang belum selesai atau OSDR (Out Standing Delivery Report) dan juga
menyiapkan laporan material atau peralatan yang diterima berupa MRR (Material Receiving Report).

Dalam pekerjaan konstruksi terdapat pengkategorian periode konstruksi. Hal ini dibuat untuk mempermudah
dalam perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan controlling selama pekerjaan konstruksi berlangsung
dikarenakan pekerjaan konstruksi terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan terdapat sistem yang harus diikuti.
Pengkategorian periode konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar diatas menjelaskan bahwa pada tahap perencanaan diharapkan sudah dikerjakan sebelum proyek
dimulai secara resmi, sejak progres dimulai sampai mencapai progres 70% seluruh tim proyek diarahkan untuk
fokus pada penyelesaian pekerjaan berdasarkan pembagian area yang sudah ditetapkan (area wise). Selanjutnya
setelah progress 70%, tim proyek fokus untuk mulai menyelesaikan pekerjaan secara sistem sampai dengan test
manajemenproyekindonesia.com/?p=884 4/7
16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

individu (sistem wise) dengan orientasi mencapai selesai pekerjaan mechanical (mechanical completion readiness
oriented).

(Untuk berdiskusi dan konsultasi terkait permasalahan Project Management yang sedang dihadapi, silahkan
klik – Konsultasi. Untuk melihat lengkap seluruh judul posting, silahkan klik – Table of Content.)
Did you like this? Share it:

Tweet Suka 46 orang menyukai ini. Daftar untuk mengetahui apa yang disukai teman Anda.

This entry was posted in Manajemen Proyek, Manajemen Risiko and tagged complexity, construction, Engineering, process, procurement. Bookmark the permalink.

11 Responses to Rumitnya Proses Proyek EPC

budisuanda says:
January 29, 2012 at 1:36 am

mohon dijelaskan hal yg kurang tepat, terima kasih


Reply

franky says:
February 17, 2012 at 4:13 am

apakah terdapat perbedaan antara tahap kontruksi pada proyek EPC dengan tahap konstruksi pada proyek lainnya seperti
proyek jalan, gedung, dll yg bukan merupak proyek epc? jika ada maka hal apa yg membuat proses tahapan konstruksi pada
proyek epc memiliki perbedaan dengan proses tahap konstruksi pada proyek lainnya (bukan proyek epc)?
Reply

budisuanda says:
March 2, 2012 at 9:28 am

dari sisi tahap konstruksi tentu saja sama. EPC merupakan jenis kontrak. Bukan jenis konstruksi. Dalam EPC,
lingkup kontrak adalah termasuk perencanaan, dan procurement. Sedangkan tahapan konstruksi akan sama saja.
Reply

herdy says:
March 15, 2012 at 1:31 am

Dalam eksekusi suatu project EPC besar (misalnya oil&gas), tentunya hal yang paling krusial adalah estimasi material,
karena biasanya bisa mencapai 60-70% nilai project, sisanya terbagi kedalam services (subcontractor) dan expenses
(overhead).

Berdasarkan pengalaman mas Budi, bagaimana kita memanage change management di tengah2 project, karena perubahan
di fase eksekusi tentunya akan impact ke budget dan costnya (sering

Saya sangat setuju dengan title posting ini, memang rumit, high risk, high impact, prestise, tapi seringkali tidak high profit
jika tidak dimanage dengan baik projectnya.

manajemenproyekindonesia.com/?p=884 5/7
16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

Thanks
Reply

Muhamad Noval says:


July 3, 2012 at 6:46 am

apakah ada batasan nilai minimal agar suatu pekerjaan dapat menggunakan sistem EPC??
apakah persyaratannya sama dengan persyaratan tender biasa??
terimakasih
Reply

Adam says:
November 30, 2012 at 4:07 am

Saya masih baru di dunia EPC,


sepengetahuan saya sharing dengan senior, ada beberapa perusahaan yang hanya bergerak hanya pada fase Engineering
saja, ada yang juga membidangi fase construction.
Saya penasaran apa yang menjadi pertimbangan Perusahaan hanya mengambil scope of work Engineering saja, apakah
karena nilai proyek engineering lebih tinggi??
Kenapa tidak dilanjutkan ke scope Construction, karena mnurut saya fase ini yang menjembatani orang process design
(engineering) dengan orang process yang bergerak di bidang operation.

Terimakasih
Reply

budisuanda says:
December 12, 2012 at 2:14 pm

Sebenarnya tidak demikian. Ada perusahaan yg mengambil engineering saja hanya suatu spesialisasi. Persis seperti
konsultan perencana pada proyek biasa yg bukan EPC.
Reply

eddy hermanto says:


December 8, 2013 at 9:06 pm

berkenan dengan isinya, maka pertanyaan saya:


1. apa bedanya dengan pekerjaan kompleks?
2. apa bedanya dengan design build (db)?
Tks banyak atas penjelasannya.Salam.
Reply

budisuanda says:
December 14, 2013 at 2:10 am

1. Saya belum jelas menangkap pertanyaannya. Jika yang dimaksud adalah beda antara EPC dan pekerjaan
kompleks, maka jawabannya adalah bahwa kedua istilah tersebut tidak dapat secara langsung dibandingkan
walaupun memiliki hubungan. Hal ini karena umumnya proyek EPC adalah pekerjaan yang kompleks.
2. Jika yang dimaksud dengan beda antara EPC dan design build (maksudnya mungkin Design and Build) maka itu
adalah sama. EPC memiliki komponen (Engineering – Procurement – Construction)
Semoga sudah jelas.

manajemenproyekindonesia.com/?p=884 6/7
16/10/2019 Rumitnya Proses Proyek EPC | Manajemen Proyek Indonesia

Reply

ariya says:
June 4, 2014 at 11:21 am

Terima kasih banyak atas penjelasan yang lumayan ditail… Layak dapat bintang!
Reply

gading says:
July 18, 2014 at 6:55 pm

mohon infox literatur bahan mengenai/menyangkut EPC


Reply

Manajemen Proyek Indonesia


Proudly powered by WordPress.

manajemenproyekindonesia.com/?p=884 7/7

Anda mungkin juga menyukai